Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istri mu sungguh nikmat

Gadist Muanizt

Semprot Baru
Daftar
15 Jan 2016
Post
34
Like diterima
820
Bimabet
GAMBARAN DOANG TENTANG MBAK RENI





Haloo para pembaca...salam croot. Sebenarnya aku malu untuk menceritakan hal yang ku anggap rahasia ini untuk kalian semua tapi aku harus becerita agar pengalaman ku bisa menjadikan pembaca sekalian pengalaman yang menarik, aku memiliki banyak kisah syur untuk pembaca semua tapi saat ini aku pilih cerita ini sebagai cerita pertama yang aku posting.
Yang jelas tunggu kisah ku yang lain ya! maaf aku tak pandai untuk membuka cerita...hehehe

Namaku Doni umur 30 aku seorang yang telah beranak serta beristri, tinggiku 165cm berat badanku 62 kg, mukaku lumayan cakep lah tu kata istri ku. Singkat cerita aku punya sodara di Mgl tepatnya di desa g*nd*l, kl*p* Mgl. Sodaraku itu adalah anak pakdhe Jiman mas Agus namanya dia juga sudah beristri namanya Reni tingginya ku tafsir 158 dengan berat badan mungkin 40 kg mereka memiliki seorang anak yang berusia kurang dari 1 tahun, dan disini lah awal kisah ku dengan Mbak Reni yang tak kan kulupakan.
Di setiap kali aku pulang kampung untuk menemui sodara maupun ibu angkat ku di Mgl aku selalu mampir kerumah pakdhe Jiman untuk bersilaturahmi. Seperti biasa aku memilih waktu mampir ke tempat pakdhe pasti setiap habis maghrib sekitar pukul 18:30 dimana dirumah pakdhe hanya ada Mbak Reni dan budhe saja, karena suami Mbak Reni masih beraktifitas maklum kerja mas Agus sebagai pembuat jalan raya dan pulangnya larut malam sedangkan pakdhe masih berada di mushola hingga jam 21:00.
((Thok..thok...)) “Assalamualaikum” kataku di depan pintu pakdhe
“Wa’alaikumsalam” jawab seseorang di balik pintu itu, aku yakin yang menjawab salam itu adalah Mbak Reni, sedetik kemudian pintu pun terbuka
“eh, Dek Doni...sini masuk” kata Mbak Reni yang hanya terlihat kepalanya di balik pintu rumah
“oh iya, kulonuwun yo mbak” sahutku, lalu aku pun masuk ke ruang tamu. Saat ku masuk aku sempat mencuri pandang kepada Mbak Reni yang saat itu menggunakan bebidoll (pakaian tidur) yang sangat tertutup maksudku dengan atasan kaos dan celana panjang, warnanya pink cukup sopan
“duduk dek, nah gitu maen kesini “ katanya
“hehhe,,,iya mbak, loh mas agus kemana ?” tanyaku
“biasa dek masuk kerja kan lagi ada proyek bikin jalan di secang” tambahnya
“hla pakdhe ?’ tanyaku lagi
“biasa lagi di mushola” jawabnya
“wah ditinggal terus ya mbak?” sahutku
“ya begitulah” katanya lagi
Kemudian tak lama budhe datang dari arah ruang tengah sambil membetulkan ikatan rambut yang dipakainya, aku mengira budhe habis shalat.
“eh Dek Doni, sama siapa kesini?” tanya budhe sambil menghempaskan pantatnya ke sofa hijau
“sendiri budhe” jawabku singkat
Kami bertiga akhirnya larut dalam suasana hangat karena ngobrol dan saling berbagi cerita, tapi mataku tak henti-hentinya menatap Mbak Reni yang memang malam itu terlihat cantik.
“eh lupa bikin teh ni Dek Doni, bentar budhe tak bikin teh dulu. Keasyikan ngobrol jadi lupa” katanya
“wah gak usah repot2 budhe cman bentar kok” kataku
Tanpa basa basi budhe pun pergi ke dapur untuk membuatkan aku segelas teh panas, saat budhe telah beranjak pergi perasaan hatiku jadi gak karuan, tatkala melihat Mbak Reni mulai merubah posisi duduknya yang tadinya sopan dengan kaki rapat kini kakinya diangkat ke sofa hingga mirip orang ngangkang tapi dengan posisi duduk, alasannya menghindari nyamuk. Aku hanya menelan ludahku melihat pemandangan seperti itu.
Dalam posisi duduk seperti itu dia melipat celana ke bagian atas hingga sampai di dengkulnya dan menggaruk karena gigitan serangga, aku mengagumi kemulusan kulitnya meski jarak kami hanya 1,5 meter saja. Mataku menatap tajam di bagian area wanitanya dan membayangkan bagaimana nikmatnya area itu tapi segera lamunan ku buyar karena budhe datang sambil membawakan aku segelas teh panas dan meletakannya di meja tapi setelah itu budhe tak melanjutkan duduk lagi tapi dia minta ijin untuk menunaikan shalat isya
Entah dari mana awal mulanya Mbak Reni kini membuat kaos yang dipakainya menjadi sangat seksi dimana belahan dada Mbak Reni kini terlihat oleh ku. Mataku tak mau tinggal diam segera saja aku menatap belahan dada Mbak Reni yang aku kira masih padat dan kenyal. Pembicaraan kami pun mulai kearah yang erotis dari posisi bercinta hingga durasi bercinta, sialnya adik kecilku bangun dan ingin mencari sarang yang ditinggal penghuninya
“aduh perihhhh” kata Mbak Reni
“kenapa mbak” kataku panik
“kulitku, tercakar kukuku sendiri nih dek” rintihnya manja
“mungkin mbak garuknya kekerasan” sahutku...“sini ku lihat mbak” lanjutku
“aduhhhh” rintihnya lagi
Akupun melangkahkan kaki untuk berpindah duduk di dekat Mbak Reni, tapi karena tergesa-gesa aku tersandung karpet di ruang tamu dan terhuyung-huyung jatuh tepat di depan Mbak Reni yang posisi duduknya seperti yang aku ceritakan tadi. Adik kecilku yang sedari tegang oleh pembicaraan dan seringnya mataku melihat belahan dada Mbak Reni kini menempel tepat di area milik Mbak Reni, bibirku pun tak sengaja mencium kening Mbak Reni
Saat itu jantung dan nafasku tak karuan, mungkin yang dirasakan Mbak Reni pun sama tapi entah dorongan nafsu atau bisikan setan yang jelas aku memberanikan diri untuk mencium pipinya dengan posisi seperti itu dimana tanganku ku jadikan tumpuan untuk menahan berat badanku. Mbak Reni kulihat memejamkan mata seolah menikmati ciumanku, aku melanjutkan mencium pipi yang sebelah kiri hingga akhirnya aku pun mencium bibir Mbak Reni
(mmmmhhccppz) begitulah kira kira bunyi bibirku dan bibirnya saling beradu. Aku mencoba mengajaknya french kiss dan dia pun membalasnya, bibir kami saling mengulum satu sama lain dan tak pikir lama aku juga mengesek-gesekan adik kecilku yang masih menempel di daerah miss v nya. Mungkin hal itu berlangsung 3 menit
Aku merubah posisi ku agar nyaman, kini aku bersimpuh sambil terus melakukan kuluman di bibirnya. Tanganku yang tadinya menjadi tumpuan kini sudah leluasa untuk meraba tubuh Mbak Reni, tanganku aktif meremas bagian dada yang kenyal itu dengan masih terus saling mengulum bibir. Karena nafasku yang terasa habis aku menyudahi ciuman itu
“maaf mbak kalo aku jatuh trus mencium mbak” kataku sambil terengah engah
“ah sengaja ya Dek Doni” sahutnya genit
Tanpa di komando kami melanjutkan aksi panas kami, kembali aku mencium bibirnya tapi tak ku kulum kerana aku ingin mencium bagian tubuh Mbak Reni yang lain. Dia sengaja passrah dan tetap tak mengubah posisi duduknya. Ciuman ku menyusuri lehernya sekarang di sana aku mulai menjulurkan lidah ku di leher Mbak Reni yang jenjang
“mmmhhh,,,ahhh” desah Mbak Reni
Tanganku juga masih meremas remass mesra ke dada Mbak Reni yang kemudian menyusup masuk mencari buah dadanya melalui bagian bawah kausnya, tanganku pun telah sampe ke bagian buah dadanya yang masi terbalut bh. Mbak Reni pun tak tinggal diam dia melakukan rabaan pada punggungkku kadang juga menjambak rambutku. Sejurus kemudian Mbak Reni agak mengankat kaos bebidoll nya keatas dan terlihatlah sepasang buah dada yang tertutup bh
“Dek Doni mo nenen?” katanya
“mana mbak ren, aku pngen ngrasain” jawabku cepat
Dengan tangan kanannya dia menyelipkan ke buah dada sebelah kiri dan diangkatnya sehingga terlihat oleh ku sebuah puting coklat yang mengkilap, aku langsung melahap puting itu ku jilat, kukulum , bahkah aku giggit dan akhirnya aku kenyot, ada rasa manis asam yang kukecap di lidah ku dan ternyata rasa itu timbul karena asi dari buah dada Mbak Reni karena Mbak Reni memang masi menyusui anaknya. Aku terus melakukan itu mbak Reni menarik bh yang sebelahnya kini kedua buah dada itu terlihat aku menafsir ukuran ya 34 b
“dek don, sebelahnya juga dong biar adil” katanya sambil mencium ubun-ubunku
“emhhhh,,,slllrrpp,,,iiyya,,,ssllrppzz,,,mbakkk” kataku dengan masih menyedot puting susunya
Secara bergantian aku menikmati buah dada Mbak Reni, dia mendesah lirih dan selalu menengadah keatas mungkin karena terangsang hebat. Adik ku berontak di dalam sempak tanganku memeluk pinggang Mbak Reni dan mencoba masuk di celananya di bagian pantat nya dan berhasil karena bahan celana yang tidak terlalu ketat alias kolor, di sana kedua tanganku merasakan kehangatan dari pantat Mbak Reni dan meraskan ada celana dalam, aku melanjutkan aksi tangan ku aku mencoba masuk di celan dalamnya dan sukses lalu kuremas ke dua pantat Mbak Reni
Tubuh Mbak Reni terhentak dan dia menurunkan kedua kakinya kelantai yang kemudian menjepit pinggangku dengan tangannya menjambak rambutku. Ingin aku menanggalkan pakaian Mbak Reni bagian atas tapi kerena situasi dan kondisi yang tak layak akupun tak melanjutkan niat ku itu, setelah puas mengulum puting aku kembali mencium bibir Mbak Reni
“mmmccchhhppz” “mbak aku boleh nggak jilat memek mbak” kataku yang sudah terangsang berat
“eh Dek Doni, jangan ah, bahaya ada ibu(budhe) blum lagi abis ini bapak (pakdhe) pulang” katanya
“oh iya deh, tapi kapan? Jujur mbak aku sudah terangsang” sahutku
“sama Dek Doni. Mbak juga sabar ya” katanya genit sambil mencubit pipiku
Aku yang merasa kecewa lalu mencabut kedua tangan ku yang beradda di pantat Mbak Reni dan menurunkan kaos Mbak Reni tanpa membetulkan bhnya lalu kembali duduk dengan wajah bete aku menatap Mbak Reni yang membetulkan posisi bh nya sambil menjulurkan lidah padaku dan mengedipkan mata sebelah kirinya. Kemudian budhe datang. Entah beliau tau atau tidak yang jelas aku gugup
“ loh kok ndak diminum tehnya” kata budhe
“oh iya lupa, keenakan liat tv budhe” kataku beralibi, memang saat itu tv dirumah budhe sedang menyala jadi aku bisa beralasan dan Mbak Reni pun menambahi agar meyakinkan budhe
“iya buk film nya bagus” tambahnya
“Dek Doni nggak sholat isya dulu” kata budhe
“ oh iya budhe” jawab ku singkat, aku menghela nafas dan meminum teh yang telah dingin tadi kemudian berdiri dan menuju kamar mandi
“permisi budhe mo kemar mandi” kataku sambil membungku karena melewati budhe yang sedang duduk
“oh ya, sudah tau kamar mandinya kan?” gurau budhe
“hehehe” aku hanya terkekeh, dan melanjtkan ke kamar mandi
Sesampainya di kamar mandi aku membuka resleting celana dan kaitan celanaku lalu aku tanggalkan lalu ku kaitkan ke gantungan baju di kamar mandi yang remang-remang itu maklum kamar mandi desa jadi penerangannya di hemat, lalu aku bediri dan mengeluarkan adik kecilku untuk kencing. Aku masih merasa terangsang saat itu dan adik ku pun setengah berdiri alias setengah tegang, diasaat ak menyudahi kencingku dan berniat cebok tiba tiba aku di peluk dari belakang.
Aku memalingkan wajah ku untuk mengetahui siaapa orang yang memelukku itu dan ternyata Mbak Reni, tanganku pun meraih tubuh Mbak Reni ke belakang, mataku terpejam untuk menikmati hangatnya tubuh Mbak Reni. Kemudian aku membalikan tubuhku, ku kecup kening Mbak Reni yang ada di depanku itu, Mbak Reni semaikin erat memelukku
“loh mbak kok masuk sini to?” tanyaku
“ssstttt,,,jangan keras keras ntar ibu denger, lagian pintu gak di tutup ya aku masuk” jawabnya
“hihihii,,,aku lupa kebiasaan di rumah sih mbak” sahutku
Mbak Reni melepaskan pelukannya dan berjongkok di bawah lutut ku, aku terkejut dan bertanya mau apa Mbak Reni ini, aku tambah terperanjat ketika Mbak Reni tanpa iji sudah memegang kontol ku dengan tangan tangan kanannya dan mulai mengocok kontol ku secara perlahan aku melihat daun pintu kamar mandi ternyata sudah ditutp dan di kunci
“mbak budhe gimana?” tanyaku disela menikmati kocokan Mbak Reni
“budhe ngelonin gea (anak Mbak Reni)” katanya
“oh gitu,,, ahhhhh,,,ooohhhh” jawabku dan desahku
“dek ngemut kontol tu rasanya gimana sih” tanyanya
“ahhhhh,,,hmmmhhh, emang Mbak Reni blum pernah?” jawabku
“belum, mas agus gak mau ku emut kok dek?”
“ ya emut punyaku saja kalo begitu” pintaku
Tanpa di paksa Mbak Reni membuka mulutnya dan memasukkan kontolku di mulutnya, aku hanya bisa memejamkan mata seraya menikmati kuluman nya aku merasa terbang melayang di langit magelang saat itu dan merasakan perbedaan antara kuluman Mbak Reni dan istriku. Tak kusangka Mbak Reni pandai mengulum kontol
“ahhhh,,,mbak ren, enak banget mbak ren terus mbak ren” kataku
“mmmhhh,,,crrrlluuppss,,,crrulllpzss,,enyak ko (enak to)” katanya
Karena tak kuat dengan kuluman Mbak Reni aku mengangkat tubuhnya dan segera kupeluk da kukulum bibir mungilnya itu dengan ganas, tanganku mencoba mengangkat kaos Mbak Reni tapi dia menggelengkan kepalanya aku mengakhiri ciumanku
“gak usah di lepas dek” katanya “kita lakukan ini secara cepat aja” imbuhnya
Aku cuman bengong saja lalu mb reni menyerbu bibirku lagi, kami berpagutan lama sejurus kemudian Mbak Reni kulihat melorotkan celananya hingga lutut dan melepas pagutan kami kemu dian berbalik badan dan sedikit membungkuk dengan kedua tangan bertumpu pada bibir sumur di dalam lamar mandi itu
“ayo Dek Doni, masukin kontolmu sekarang” katanya lirih
Aku tak terburu buru aku ingin merasakan aroma tempek mbak rina dulu maka dari itu bukanya langsung menancapkan kontolku tapi malah aku berjongkok dan segela mencium pantat serta menjilat kedua bongkahan nan indah itu, tak berhenti di situ lidahku juga menyeka seluruh bagiannya dari anusnya hingga tempeknya
“aaaahhhhh,,,dek kenapa di gituin,,,oowwwwhhhh” desahnya
Aku tak menggubrisnya aku tetap melakukan hal itu, lidahku tak hentinya keluar masuk tempek dan naik turun menyapu anus hingga tempeknya lagi,rasa asin dan gurih mulai ku kecap tanda bahwa Mbak Reni telah terangsang hebat setelah ku rasa cukup aku berdiri dan mengarahkan kontol ku ke tempek Mbak Reni yang sangat basah itu dan BLESHHHHZZZ kontolku masuk dengan mudahnya
Dengan irama lambat aku mulai melakukan efek maju mundur kontolku mulai seperti dipijit oleh tempek Mbak Reni akupun segera menambah tempo efek tadi dia mendesah sesekali menutup desahanya dengan tangan kirinya, tanganku tak diam begitusaja kedua tanganku itu aktif mencari buah dada Mbak Reni dan berhasil ternyata Mbak Reni tak memakai bh aku meremas kedua susunya sambil terus menyodoknya dari belakang
“aawhhhh,,,owhhhh,,, terus Dek Doni enak sekali kontolmu beda banget dengan mas agus” katanya
Aku malah mngerutkan dahi ku dengan tetap menggoyang Mbak Reni, aku mempercepat irama sodokan Mbak Reni tak tahan sambil terus menutup bibirnya dengan tangan kirinya itu lebih rapat, suara kecipak tempeknya kian terdengar indah di telingaku entah sudah berapa lama aku menyodoknya dengan kontolku, aku mulai ingin memuntahkan pejuhku
“oouwwwhhh,,,mbak aku mau keluar” bisikku
“mmmmmmhhhh,,,,sama, ya sudah keluarin saja bareng dek” desahnya
“ohh,,,ohhh,,,ohhhh dimana mbak ren” tambahku
“eemmmmhhh,,,aaahhhh,,,di dalam dong Dek Doni sayang” imbuhnya
Aku yang sudah berada di level ini sudah tak bisa berpikir untuk menimbang bagaimana kalo Mbak Reni hamil yang jelas aku semakin mempercepat sodokan di tempeknya, tempek Mbak Reni kian memijit da n seperti berkedut-kedut dan akhirnya akupun menumpahkan pejuhku did alam tempek Mbak Reni yang memang lebih nikmat dari istriku
“uuuaaahhhh,,,ooohhhh,,,oohhhh, aku keluaaaarrrr mbak rennnn” lenguhku panjang
“eeemmmmmhhhh,,,,anget bangeetttt Dek Doniiiii” desahnya
Aku tak segera mancabut kontolku dari dalam tempek Mbak Reni. Kurasakan kontolku berkedut dan tempek Mbak Reni pun juga demikian, 7 kali crot pejuhku di dalam tempeknya lalu Mbak Reni melapas ttempeknya dengan memajukan badan dan kembali berdiri seperti semula, kulihat Mbak Reni menyeka tempeknya dengan jari nya
“banyak sekali pejuhmu dek, hangat lagi, wah sedang subur pasti” kaytanya
“hihihi,,,” kekehku “hla mbak kalo hamil gimana tuh?” tambahku
“tenang mabak KB kok” jawabnya
Dia pun berjongkok untuk cebok aku masih berdiri sambil memeras sisa pejuhku dengan kontol yang masih tegang, memang kontolku tak langsung kempes karena seringnya minum jamu dan rajin olahraga dan lagi setiap ML bersama istri aku selalu nambah hingga 3 kali dalam sekali ML. Setelah dia selesai cebok diapin bangkit dan langsung memakai celananya deperti sediiakala lago dan membalikkan badanya
“loh masih ngaceng dek” katanya sambil melotot melihat kontolku
“ masih dong mbak, yuk lagi” kataku
“hebat ya,,,kok beda sih dengan mas agus” sambil memegang kontolku
“ayo Mbak Reni lagi, biasanya 3 kali kok” tambahku
“hahhh???,,,waduh di tahan ya bentar lagi pakdhe pulang kok” katanya
Diapun melepas pegangan kontol dan mencium bibirku lalu segera keluar dari kamar mandi dengan perlahan, aku masih tegang tapi aku segera membasuh kontolku denagn setelah itu aku memakai celanaku dan keluar dari kamar mandi dan kembali ke ruang tamu, aku sanagt terkejut karean pakdhe sudah pulang dari mushola
“weeehh ada kamu toh, dari mana?” tanya pakdhe
“dari shalat pakdhe” jawabku dengan gugup rapi pasti
Kulihat pakdhe jiman menyulut batang rokoknya dan akupun duduk ditempat ku lagi, kami mengobrol panjang lebar, saat kami mengobrol budhe dan mabak reni pun ikut keluar dan ikut larut dalam obrolan, waktu kulihat suda jam 21:30 aku mengambil inisiatif untuk pamit kembali ke rumah ibu angkatku yang letaknya hanya 5 langkah dari rumah pakdhe jiman
“ya sudah saya pamit, mau tidur pakdhe”
“masih jam segini kok tidur, kan masi sore” canda pakdhe
“maklum kecapekan ya dek” tambah budhe
“hahaha,,,iya ini” kataku
Aku pun berdiri dan menjabat tangan pakdhe dan budhe, Mbak Reni mengantarku ke luar rumah pintu ku buka dan aku menncari sendalku karena Mbak Reni beralasan untuk mengambil sandal dia ikut keluar rumah berbarengan dengan pintu rumah yang menutup dengan sendirinya. Dia memelukku dari belakang dilanjutkan memegang kontolku.
“iihh masi ngaceng”
“iya lah, mbak ren sih gak mau ku sodok”
“lain kali ya, trus itu gimana” katanya
“ya tak buat tidur saja biar gak ngaceng”
Aku membalikan badan dan segera aku mengecup keningnya seperti aku mencium istriku sendiri. Mbak Reni memeluk erat sekali tubuhku kemudian melepasnya aku pun melangkahkan kaki untuk kembali masuk rumah orang tuaku di sebelah, aku pun langsung menuju kamarku dan langsung merebahkan tubuh dan membayangkan kejadian tadi hingga akhirnya tertidur,,, (masih bersambung)
Mungkin ini lah cerita pengalaman ku ngentot sodara sepeupu, semoga cerita ini membuat paara pembaca senang, tapi kisah- kisah ku bukan hanya ini loh masi banyak lagi yang lain yang jelas tunggu postingan saya karena kisah TERGODA ISTRI SEPUPU masih ada bagian kedua nya
Terima kasih dan salam CROOTTT untuk semuanya.
 
Pertamax :haha:

Baca dulu
 
#aduh ini copas yah gan.
Ga jelas titik koma nya.
Saya bingung berhenti di mana membacanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd