Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Istriku Artis Onlyf*ns (Cuckold & NTR)

nanti Adi melihat langsung kontensnya Ratih sedang ngewe dgn kontol gede atau cuma lihat dari laptop kerja Ratih ya...lanjut bos
 
Terima kasih respon yang luar biasa dari member semua, semoga bisa memberikan karya yang baik.
Kelanjutan cerita kali ini dengan tempo yang agak turun ya. Namun bagian ini penulis rasa tidak bisa dilewatkan dalam alur cerita.
Enjoy & keep giving me feedbacks!


ME40LMA_o.jpg

Part 2 - Kuterima Kenyataan

Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 2 pagi. Malam itu setelah ngentot dan mandi aku tidak bisa tidur. Pikiranku masih tertuju pada fakta bahwa istriku adalah konten kreator di sebuah situs dewasa. Ya, dia yang sehari-hari berkerudung menjadi sangat binal di depan kamera!
Untuk apa kau lakukan semua ini Ratih? Apakah kita sudah begitu terdesak kebutuhan sehingga engkau rela menjual dirimu meski hanya secara virtual? Ah, rasanya tidak! Penghasilan kami masih lebih dari cukup untuk membiayai semua kebutuhan.

Aku bangun dari tempat tidurku untuk mengambil segelas air minum. Setelah minum, aku duduk di sofa tamu yang menghadap ke dalam kamar. Kulihat Ratih masih pulas, dia memang tidak mudah terganggu tidurnya. Jujur aku masih sulit mencerna apa yang terjadi.

Aku pun merasakan tahapan-tahapan grief cycle.

Shock & Denial? Ah, rasanya sudah tidak bisa kusangkal lagi bahwa istriku memang jual diri di dunia maya!

Anger? Jelas aku marah dan frustasi mengetahui kenyataan ini! Namun, ternyata aku juga sange mengetahui hal ini. Buktinya aku begitu bersemangat ngentotin istriku tadi sore! Ah!

Depression? Jelas aku sangat tertekan dengan semua ini!

Mungkin saatnya aku bicarakan hal ini langsung dengan istriku! Ya, dia harus berikan penjelasan kepadaku. Entah bagaimana jawabannya dan reaksiku kemudian!

***​
Hari berganti pagi, aku terbangun dari tidur singkatku di sofa.

“Pagi sayang. Kenapa tidur di sofa?” sapa istriku sambil menyodorkan secangkir kopi.

“Ketiduran habis nonton TV semalem.” jawabku sambil menyeruput kopi buatan istriku.

Manis gulanya tak bisa menutupi pahitnya perasaanku karena perbuatanmu sayang…

Sejenak aku terdiam mengumpulkan kesadaran. Kubuka instgr*m di hape dan kubuka profil alter Ratih.

“Apakah ini kamu?” tanyaku sambil menyodorkan hape kepada istriku.

Ratih terdiam, raut wajahnya tiba-tiba pucat.

“Aku sudah tahu semuanya sayang. Aku sudah buka ruangan kerjamu dan laptopmu, semuanya. Sekarang jelaskan padaku kenapa kamu melakukan itu semua?” kataku dengan nada tegas.

“Ehm… iya sayang aku memang melakukan itu semua…” jawab Ratih lirih.

Deg, meskipun aku sudah mengantisipasinya tetap saja jawaban singkat namun jelas tersebut membuat dadaku sesak.

“Berapa yang kamu hasilkan? Apa kamu butuh duit lebih?” tanyaku memburu.
“Eh, gimana ya sayang… lumayan sih sudah ratusan juta yang masuk. Tahun lalu performa salesku jelek banget. Aku butuh duit lebih sayang, tabunganku habis ditipu arisan online.” jawab Ratih dengan nada rendah.

“Terus, hutangmu sudah lunas?” tanyaku kembali.

“Sudah sayang, tapi malah keterusan. Soalnya gampang banget cari uang online. Aku udah resign dari kerjaan juga sayang beberapa bulan lalu. Maaf ngga ngasih tahu kamu…” jawabnya lirih.

Tanganku gemetaran menggenggam cangkir kopi. Pikiranku berkecamuk, mengapa istriku yang sudah kunikahi lebih dari tiga tahun ini tega berbohong di belakangku? Apa lagi yang dia sembunyikan dariku?!

“Aku ngga pengen nyusahin kamu sayang, salahku sendiri kenapa percaya sama arisan online yang dishare teman-teman.” kata Ratih membela diri.

“Stop! The problem is not why, but how are you doing it! Kamu kira aku rela istriku jual konten telanjang di internet?” tukasku

“But you’re a cuck! You always fantasize about it since we’ve dated! Kamu yang selalu bilang suka bayangin aku sama cowok lain, at least I’m not fucking anyone else, yet!” sanggah istriku dengan nada tinggi.

Shit! I’m done! Benar aku memang sering berfantasi cuckold sejak pacaran dulu. But it was just a fantasy, or so I thought! Sejak dulu aku suka membayangkan pacar-pacarku dinikmati oleh lelaki lain. It made me so horny!

Namun, aku ngga pernah bayangin akan jadi seperti ini! Perasaanku semakin campur aduk, antara marah dan menyesal, antara kecewa dan pasrah.

Kami terdiam sekian lama dan tidak menatap satu sama lain.

Jam di hape menunjukkan pukul 07:13 wib, aku harus segera bersiap ngantor. Aku pun beranjak dan berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan kalah.

Ratih dengan muka merah berjalan masuk ke ruang kerjanya dan mengunci diri.

“You’ve done it to yourself man…” bisikku dalam hati.

***​

Dari pagi tadi aku sulit untuk fokus bekerja. Perasaanku masih hancur, sulit bagiku untuk memasang raut muka biasa.

Tiba-tiba Reza datang menghampiriku.
“Diem aja kenapa bro? Ngga dapat jatah dari Ratih ya? wkwk!” tanya Reza berseloroh.

“Mau tau aja lo bujang lapuk! hahaha!” jawabku terkekeh.

“Eh, bos minta kita ketemu klien di cafe. Kamu yang nyetir lah aku males.” ujar Reza sambil melempar kunci mobil kantor ke mejaku.

Ya sudahlah bergegas aku menyusul Reza ke arah mobil. Mungkin aku juga butuh refreshing. Lagipula ini pakai duit kantor, hehe.

Sepanjang perjalanan aku mencoba fokus nyetir. Namun perasaanku masih berkecamuk.

“Heh, turun ayo!” ujar Reza membuyarkan lamunanku. Tak kusangka sudah sampai di cafe yang dimaksud, untung tidak terjadi apa-apa di jalan.

Pertemuan kami dengan klien ternyata berlangsung cukup singkat. Namun, kami masih enggan beranjak dari cafe tersebut. Tanggung pikir kami, sekalian balik kantor nanti saja.

“Buset, seksi bener reelsnya cewek yang mirip Ratih kemaren bro!” kata Reza sambil menunjukkan video akun alter istriku itu.

Aku menghela nafas panjang. Reza adalah teman kerja dan sahabat dekatku sejak kuliah dulu. Jadi kita sangat akrab dan sering berbagi cerita dan menyimpan rahasia satu sama lain.

Fase berikutnya dalam grief cycle adalah bargaining, menyampaikan beban pikiran dan berdiskusi dengan orang lain. Jika ada orang yang kupercaya dengan cerita ini, Reza lah orangnya.

“Itu memang Ratih bro.” jawabku singkat sambil menyeruput es kopi susu.

“Eh buset?! beneran bro?!” tanya Reza terkejut.

“Yes, dia udah ngaku tadi pagi. Thanks, aku ngga bakal cari tahu yang sebenarnya kalau kamu ngga nunjukin akun IG itu kemarin. She does onlyf*ns too…” jawabku datar.

“Shit, what a discovery. Aku ngga nyangka Ratih kayak gitu beneran lho! Terus gimana perasaanmu bro?” tanya Reza dengan nada serius.

“Barely keep my shits together, but I’ll survive.” jawabku pelan.

“But will your marriage survive?” tanya Reza kembali.

Aku menatap ke luar dan menghela nafas panjang.

“Part of it was my fault, but let’s see…” jawabku menandaskan.

“Stay strong buddy, every problem will pass eventually. I’m here if you wanna talk more about it.” balas Reza sambil menepuk pundakku

Aku tersenyum kecil. Badai pasti berlalu, kuharap demikian akhirnya.

Fase terakhir dalam grief cycle adalah acceptance. Ya, pada akhirnya aku harus menerima kenyataan. Aku harus move on dari masalah ini agar hidupku bisa berjalan kembali. Aku harus bisa bersikap, mengidentifikasi opsi-opsi terbaik dan menyusun rencana ke depan.

Whether or not I accept my wife’s secrets?

Whether or not our marriage continues?

***​
Sudah seminggu berlalui sejak aku tahu rahasia istriku di dunia maya. Rumah tangga kami berjalan seperti biasa, hanya dalam suasana awkward. Kami jarang berbicara satu sama lain dan sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Beberapa hari ini aku terus memikirkan masa depan kami. Cepat atau lambat hal ini memang harus diputuskan. God, I really love her! Aku sangat berat untuk menceraikan istriku begitu saja. Pernikahan kami baru berlangsung singkat, masih banyak hal yang bisa raih bersama.

Toh, dalam hati aku juga membenarkan jawaban istriku bahwa diriku adalah seorang cuck husband! Bukankah tetap menikah dengannya adalah solusi terbaik, win-win solution? Istriku tetap mendapatkan penghasilan besar dari jualan konten seks, sedangkan aku bisa menikmati fantasi cuckold? Menyaksikan istriku jadi objek pemuas lelaki lain meski secara virtual?

Ahh… pikiran macam apa ini?!

Hari minggu pagi aku hanya ingin bermalas-malasan. Lama aku tertegun sendiri. Istriku tampak begitu cantik walau sedang membereskan rumah.

Tak lama dia selesai beres-beres dan duduk santai di sebelahku.

“You know, you’re sexy and beautiful. Tapi kualitas kontenmu masih biasa aja. Kalau kamu mau aku bantu buatin konten yang bagus. I’m good with camera and stuffs…” kataku memecah kebisuan.

“What are you talking about?” tanya istriku heran.

“I’m supporting your online sex activity, 100%. Because that’s what a cuckold husband does.” jawabku sambil mencium bibirnya.

“Ohh… wow… thank you my love…” jawab istriku sambil membalas ciumanku.

Ya, aku sudah memutuskan untuk mendukung kegiatan istriku di dunia maya. Banyak pasangan artis seks virtual yang melakukan hal serupa. Dukungan pasangan dapat membuat kualitas konten menjadi lebih baik lagi. Ditambah lagi, inilah yang aku inginkan di dalam hati.

I’m a supporting cuckold husband, at least virtually!


*** bersambung ***​
 
Terakhir diubah:
Terima kasih respon yang luar biasa dari member semua, semoga bisa memberikan karya yang baik.
Kelanjutan cerita kali ini dengan tempo yang agak turun ya. Namun bagian ini penulis rasa tidak bisa dilewatkan dalam alur cerita.
Enjoy & keep giving me feedbacks!


ME40LMA_o.jpg

Part 2 - Kuterima Kenyataan

Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 2 pagi. Malam itu setelah ngentot dan mandi aku tidak bisa tidur. Pikiranku masih tertuju pada fakta bahwa istriku adalah konten kreator di sebuah situs dewasa. Ya, dia yang sehari-hari berkerudung menjadi sangat binal di depan kamera!
Untuk apa kau lakukan semua ini Ratih? Apakah kita sudah begitu terdesak kebutuhan sehingga engkau rela menjual dirimu meski hanya secara virtual? Ah, rasanya tidak! Penghasilan kami masih lebih dari cukup untuk membiayai semua kebutuhan.

Aku bangun dari tempat tidurku untuk mengambil segelas air minum. Setelah minum, aku duduk di sofa tamu yang menghadap ke dalam kamar. Kulihat Ratih masih pulas, dia memang tidak mudah terganggu tidurnya. Jujur aku masih sulit mencerna apa yang terjadi.

Aku pun merasakan tahapan-tahapan grief cycle.

Shock & Denial? Ah, rasanya sudah tidak bisa kusangkal lagi bahwa istriku memang jual diri di dunia maya!

Anger? Jelas aku marah dan frustasi mengetahui kenyataan ini! Namun, ternyata aku juga sange mengetahui hal ini. Buktinya aku begitu bersemangat ngentotin istriku tadi sore! Ah!

Depression? Jelas aku sangat tertekan dengan semua ini!

Mungkin saatnya aku bicarakan hal ini langsung dengan istriku! Ya, dia harus berikan penjelasan kepadaku. Entah bagaimana jawabannya dan reaksiku kemudian!

***​
Hari berganti pagi, aku terbangun dari tidur singkatku di sofa.

“Pagi sayang. Kenapa tidur di sofa?” sapa istriku sambil menyodorkan secangkir kopi.

“Ketiduran habis nonton TV semalem.” jawabku sambil menyeruput kopi buatan istriku.

Manis gulanya tak bisa menutupi pahitnya perasaanku karena perbuatanmu sayang…

Sejenak aku terdiam mengumpulkan kesadaran. Kubuka instgr*m di hape dan kubuka profil alter Ratih.

“Apakah ini kamu?” tanyaku sambil menyodorkan hape kepada istriku.

Ratih terdiam, raut wajahnya tiba-tiba pucat.

“Aku sudah tahu semuanya sayang. Aku sudah buka ruangan kerjamu dan laptopmu, semuanya. Sekarang jelaskan padaku kenapa kamu melakukan itu semua?” kataku dengan nada tegas.

“Ehm… iya sayang aku memang melakukan itu semua…” jawab Ratih lirih.

Deg, meskipun aku sudah mengantisipasinya tetap saja jawaban singkat namun jelas tersebut membuat dadaku sesak.

“Berapa yang kamu hasilkan? Apa kamu butuh duit lebih?” tanyaku memburu.
“Eh, gimana ya sayang… lumayan sih sudah ratusan juta yang masuk. Tahun lalu performa salesku jelek banget. Aku butuh duit lebih sayang, tabunganku habis ditipu arisan online.” jawab Ratih dengan nada rendah.

“Terus, hutangmu sudah lunas?” tanyaku kembali.

“Sudah sayang, tapi malah keterusan. Soalnya gampang banget cari uang online. Aku udah resign dari kerjaan juga sayang beberapa bulan lalu. Maaf ngga ngasih tahu kamu…” jawabnya lirih.

Tanganku gemetaran menggenggam cangkir kopi. Pikiranku berkecamuk, mengapa istriku yang sudah kunikahi lebih dari tiga tahun ini tega berbohong di belakangku? Apa lagi yang dia sembunyikan dariku?!

“Aku ngga pengen nyusahin kamu sayang, salahku sendiri kenapa percaya sama arisan online yang dishare teman-teman.” kata Ratih membela diri.

“Stop! The problem is not why, but how are you doing it! Kamu kira aku rela istriku jual konten telanjang di internet?” tukasku

“But you’re a cuck! You always fantasize about it since we’ve dated! Kamu yang selalu bilang suka bayangin aku sama cowok lain, at least I’m not fucking anyone else, yet!” sanggah istriku dengan nada tinggi.

Shit! I’m done! Benar aku memang sering berfantasi cuckold sejak pacaran dulu. But it was just a fantasy, or so I thought! Sejak dulu aku suka membayangkan pacar-pacarku dinikmati oleh lelaki lain. It made me so horny!

Namun, aku ngga pernah bayangin akan jadi seperti ini! Perasaanku semakin campur aduk, antara marah dan menyesal, antara kecewa dan pasrah.

Kami terdiam sekian lama dan tidak menatap satu sama lain.

Jam di hape menunjukkan pukul 07:13 wib, aku harus segera bersiap ngantor. Aku pun beranjak dan berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan kalah.

Ratih dengan muka merah berjalan masuk ke ruang kerjanya dan mengunci diri.

“You’ve done it to yourself man…” bisikku dalam hati.

***​

Dari pagi tadi aku sulit untuk fokus bekerja. Perasaanku masih hancur, sulit bagiku untuk memasang raut muka biasa.

Tiba-tiba Reza datang menghampiriku.
“Diem aja kenapa bro? Ngga dapat jatah dari Ratih ya? wkwk!” tanya Reza berseloroh.

“Mau tau aja lo bujang lapuk! hahaha!” jawabku terkekeh.

“Eh, bos minta kita ketemu klien di cafe. Kamu yang nyetir lah aku males.” ujar Reza sambil melempar kunci mobil kantor ke mejaku.

Ya sudahlah bergegas aku menyusul Reza ke arah mobil. Mungkin aku juga butuh refreshing. Lagipula ini pakai duit kantor, hehe.

Sepanjang perjalanan aku mencoba fokus nyetir. Namun perasaanku masih berkecamuk.

“Heh, turun ayo!” ujar Reza membuyarkan lamunanku. Tak kusangka sudah sampai di cafe yang dimaksud, untung tidak terjadi apa-apa di jalan.

Pertemuan kami dengan klien ternyata berlangsung cukup singkat. Namun, kami masih enggan beranjak dari cafe tersebut. Tanggung pikir kami, sekalian balik kantor nanti saja.

“Buset, seksi bener reelsnya cewek yang mirip Ratih kemaren bro!” kata Reza sambil menunjukkan video akun alter istriku itu.

Aku menghela nafas panjang. Reza adalah teman kerja dan sahabat dekatku sejak kuliah dulu. Jadi kita sangat akrab dan sering berbagi cerita dan menyimpan rahasia satu sama lain.

Fase berikutnya dalam grief cycle adalah bargaining, menyampaikan beban pikiran dan berdiskusi dengan orang lain. Jika ada orang yang kupercaya dengan cerita ini, Reza lah orangnya.

“Itu memang Ratih bro.” jawabku singkat sambil menyeruput es kopi susu.

“Eh buset?! beneran bro?!” tanya Reza terkejut.

“Yes, dia udah ngaku tadi pagi. Thanks, aku ngga bakal cari tahu yang sebenarnya kalau kamu ngga nunjukin akun IG itu kemarin. She does onlyf*ns too…” jawabku datar.

“Shit, what a discovery. Aku ngga nyangka Ratih kayak gitu beneran lho! Terus gimana perasaanmu bro?” tanya Reza dengan nada serius.

“Barely keep my shits together, but I’ll survive.” jawabku pelan.

“But will your marriage survive?” tanya Reza kembali.

Aku menatap ke luar dan menghela nafas panjang.

“Part of it was my fault, but let’s see…” jawabku menandaskan.

“Stay strong buddy, every problem will pass eventually. I’m here if you wanna talk more about it.” balas Reza sambil menepuk pundakku

Aku tersenyum kecil. Badai pasti berlalu, kuharap demikian akhirnya.

Fase terakhir dalam grief cycle adalah acceptance. Ya, pada akhirnya aku harus menerima kenyataan. Aku harus move on dari masalah ini agar hidupku bisa berjalan kembali. Aku harus bisa bersikap, mengidentifikasi opsi-opsi terbaik dan menyusun rencana ke depan.

Whether or not I accept my wife’s secrets?

Whether or not our marriage continues?

***​
Sudah seminggu berlalui sejak aku tahu rahasia istriku di dunia maya. Rumah tangga kami berjalan seperti biasa, hanya dalam suasana awkward. Kami jarang berbicara satu sama lain dan sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Beberapa hari ini aku terus memikirkan masa depan kami. Cepat atau lambat hal ini memang harus diputuskan. God, I really love her! Aku sangat berat untuk menceraikan istriku begitu saja. Pernikahan kami baru berlangsung singkat, masih banyak hal yang bisa raih bersama.

Toh, dalam hati aku juga membenarkan jawaban istriku bahwa diriku adalah seorang cuck husband! Bukankah tetap menikah dengannya adalah solusi terbaik, win-win solution? Istriku tetap mendapatkan penghasilan besar dari jualan konten seks, sedangkan aku bisa menikmati fantasi cuckold? Menyaksikan istriku jadi objek pemuas lelaki lain meski secara virtual?

Ahh… pikiran macam apa ini?!

Hari minggu pagi aku hanya ingin bermalas-malasan. Lama aku tertegun sendiri. Istriku tampak begitu cantik walau sedang membereskan rumah.

Tak lama dia selesai beres-beres dan duduk santai di sebelahku.

“You know, you’re sexy and beautiful. Tapi kualitas kontenmu masih biasa aja. Kalau kamu mau aku bantu buatin konten yang bagus. I’m good with camera and stuffs…” kataku memecah kebisuan.

“What are you talking about?” tanya istriku heran.

“I’m supporting your online sex activity, 100%. Because that’s what a cuckold husband does.” jawabku sambil mencium bibirnya.

“Ohh… wow… thank you my love…” jawab istriku sambil membalas ciumanku.

Ya, aku sudah memutuskan untuk mendukung kegiatan istriku di dunia maya. Banyak pasangan artis seks virtual yang melakukan hal serupa. Dukungan pasangan dapat membuat kualitas konten menjadi lebih baik lagi. Ditambah lagi, inilah yang aku inginkan di dalam hati.

I’m a supporting cuckold husband, at least virtually!


*** bersambung ***​
Lanjut lagi gan
 
Terima kasih respon yang luar biasa dari member semua, semoga bisa memberikan karya yang baik.
Kelanjutan cerita kali ini dengan tempo yang agak turun ya. Namun bagian ini penulis rasa tidak bisa dilewatkan dalam alur cerita.
Enjoy & keep giving me feedbacks!


ME40LMA_o.jpg

Part 2 - Kuterima Kenyataan

Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 2 pagi. Malam itu setelah ngentot dan mandi aku tidak bisa tidur. Pikiranku masih tertuju pada fakta bahwa istriku adalah konten kreator di sebuah situs dewasa. Ya, dia yang sehari-hari berkerudung menjadi sangat binal di depan kamera!
Untuk apa kau lakukan semua ini Ratih? Apakah kita sudah begitu terdesak kebutuhan sehingga engkau rela menjual dirimu meski hanya secara virtual? Ah, rasanya tidak! Penghasilan kami masih lebih dari cukup untuk membiayai semua kebutuhan.

Aku bangun dari tempat tidurku untuk mengambil segelas air minum. Setelah minum, aku duduk di sofa tamu yang menghadap ke dalam kamar. Kulihat Ratih masih pulas, dia memang tidak mudah terganggu tidurnya. Jujur aku masih sulit mencerna apa yang terjadi.

Aku pun merasakan tahapan-tahapan grief cycle.

Shock & Denial? Ah, rasanya sudah tidak bisa kusangkal lagi bahwa istriku memang jual diri di dunia maya!

Anger? Jelas aku marah dan frustasi mengetahui kenyataan ini! Namun, ternyata aku juga sange mengetahui hal ini. Buktinya aku begitu bersemangat ngentotin istriku tadi sore! Ah!

Depression? Jelas aku sangat tertekan dengan semua ini!

Mungkin saatnya aku bicarakan hal ini langsung dengan istriku! Ya, dia harus berikan penjelasan kepadaku. Entah bagaimana jawabannya dan reaksiku kemudian!

***​
Hari berganti pagi, aku terbangun dari tidur singkatku di sofa.

“Pagi sayang. Kenapa tidur di sofa?” sapa istriku sambil menyodorkan secangkir kopi.

“Ketiduran habis nonton TV semalem.” jawabku sambil menyeruput kopi buatan istriku.

Manis gulanya tak bisa menutupi pahitnya perasaanku karena perbuatanmu sayang…

Sejenak aku terdiam mengumpulkan kesadaran. Kubuka instgr*m di hape dan kubuka profil alter Ratih.

“Apakah ini kamu?” tanyaku sambil menyodorkan hape kepada istriku.

Ratih terdiam, raut wajahnya tiba-tiba pucat.

“Aku sudah tahu semuanya sayang. Aku sudah buka ruangan kerjamu dan laptopmu, semuanya. Sekarang jelaskan padaku kenapa kamu melakukan itu semua?” kataku dengan nada tegas.

“Ehm… iya sayang aku memang melakukan itu semua…” jawab Ratih lirih.

Deg, meskipun aku sudah mengantisipasinya tetap saja jawaban singkat namun jelas tersebut membuat dadaku sesak.

“Berapa yang kamu hasilkan? Apa kamu butuh duit lebih?” tanyaku memburu.
“Eh, gimana ya sayang… lumayan sih sudah ratusan juta yang masuk. Tahun lalu performa salesku jelek banget. Aku butuh duit lebih sayang, tabunganku habis ditipu arisan online.” jawab Ratih dengan nada rendah.

“Terus, hutangmu sudah lunas?” tanyaku kembali.

“Sudah sayang, tapi malah keterusan. Soalnya gampang banget cari uang online. Aku udah resign dari kerjaan juga sayang beberapa bulan lalu. Maaf ngga ngasih tahu kamu…” jawabnya lirih.

Tanganku gemetaran menggenggam cangkir kopi. Pikiranku berkecamuk, mengapa istriku yang sudah kunikahi lebih dari tiga tahun ini tega berbohong di belakangku? Apa lagi yang dia sembunyikan dariku?!

“Aku ngga pengen nyusahin kamu sayang, salahku sendiri kenapa percaya sama arisan online yang dishare teman-teman.” kata Ratih membela diri.

“Stop! The problem is not why, but how are you doing it! Kamu kira aku rela istriku jual konten telanjang di internet?” tukasku

“But you’re a cuck! You always fantasize about it since we’ve dated! Kamu yang selalu bilang suka bayangin aku sama cowok lain, at least I’m not fucking anyone else, yet!” sanggah istriku dengan nada tinggi.

Shit! I’m done! Benar aku memang sering berfantasi cuckold sejak pacaran dulu. But it was just a fantasy, or so I thought! Sejak dulu aku suka membayangkan pacar-pacarku dinikmati oleh lelaki lain. It made me so horny!

Namun, aku ngga pernah bayangin akan jadi seperti ini! Perasaanku semakin campur aduk, antara marah dan menyesal, antara kecewa dan pasrah.

Kami terdiam sekian lama dan tidak menatap satu sama lain.

Jam di hape menunjukkan pukul 07:13 wib, aku harus segera bersiap ngantor. Aku pun beranjak dan berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan kalah.

Ratih dengan muka merah berjalan masuk ke ruang kerjanya dan mengunci diri.

“You’ve done it to yourself man…” bisikku dalam hati.

***​

Dari pagi tadi aku sulit untuk fokus bekerja. Perasaanku masih hancur, sulit bagiku untuk memasang raut muka biasa.

Tiba-tiba Reza datang menghampiriku.
“Diem aja kenapa bro? Ngga dapat jatah dari Ratih ya? wkwk!” tanya Reza berseloroh.

“Mau tau aja lo bujang lapuk! hahaha!” jawabku terkekeh.

“Eh, bos minta kita ketemu klien di cafe. Kamu yang nyetir lah aku males.” ujar Reza sambil melempar kunci mobil kantor ke mejaku.

Ya sudahlah bergegas aku menyusul Reza ke arah mobil. Mungkin aku juga butuh refreshing. Lagipula ini pakai duit kantor, hehe.

Sepanjang perjalanan aku mencoba fokus nyetir. Namun perasaanku masih berkecamuk.

“Heh, turun ayo!” ujar Reza membuyarkan lamunanku. Tak kusangka sudah sampai di cafe yang dimaksud, untung tidak terjadi apa-apa di jalan.

Pertemuan kami dengan klien ternyata berlangsung cukup singkat. Namun, kami masih enggan beranjak dari cafe tersebut. Tanggung pikir kami, sekalian balik kantor nanti saja.

“Buset, seksi bener reelsnya cewek yang mirip Ratih kemaren bro!” kata Reza sambil menunjukkan video akun alter istriku itu.

Aku menghela nafas panjang. Reza adalah teman kerja dan sahabat dekatku sejak kuliah dulu. Jadi kita sangat akrab dan sering berbagi cerita dan menyimpan rahasia satu sama lain.

Fase berikutnya dalam grief cycle adalah bargaining, menyampaikan beban pikiran dan berdiskusi dengan orang lain. Jika ada orang yang kupercaya dengan cerita ini, Reza lah orangnya.

“Itu memang Ratih bro.” jawabku singkat sambil menyeruput es kopi susu.

“Eh buset?! beneran bro?!” tanya Reza terkejut.

“Yes, dia udah ngaku tadi pagi. Thanks, aku ngga bakal cari tahu yang sebenarnya kalau kamu ngga nunjukin akun IG itu kemarin. She does onlyf*ns too…” jawabku datar.

“Shit, what a discovery. Aku ngga nyangka Ratih kayak gitu beneran lho! Terus gimana perasaanmu bro?” tanya Reza dengan nada serius.

“Barely keep my shits together, but I’ll survive.” jawabku pelan.

“But will your marriage survive?” tanya Reza kembali.

Aku menatap ke luar dan menghela nafas panjang.

“Part of it was my fault, but let’s see…” jawabku menandaskan.

“Stay strong buddy, every problem will pass eventually. I’m here if you wanna talk more about it.” balas Reza sambil menepuk pundakku

Aku tersenyum kecil. Badai pasti berlalu, kuharap demikian akhirnya.

Fase terakhir dalam grief cycle adalah acceptance. Ya, pada akhirnya aku harus menerima kenyataan. Aku harus move on dari masalah ini agar hidupku bisa berjalan kembali. Aku harus bisa bersikap, mengidentifikasi opsi-opsi terbaik dan menyusun rencana ke depan.

Whether or not I accept my wife’s secrets?

Whether or not our marriage continues?

***​
Sudah seminggu berlalui sejak aku tahu rahasia istriku di dunia maya. Rumah tangga kami berjalan seperti biasa, hanya dalam suasana awkward. Kami jarang berbicara satu sama lain dan sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Beberapa hari ini aku terus memikirkan masa depan kami. Cepat atau lambat hal ini memang harus diputuskan. God, I really love her! Aku sangat berat untuk menceraikan istriku begitu saja. Pernikahan kami baru berlangsung singkat, masih banyak hal yang bisa raih bersama.

Toh, dalam hati aku juga membenarkan jawaban istriku bahwa diriku adalah seorang cuck husband! Bukankah tetap menikah dengannya adalah solusi terbaik, win-win solution? Istriku tetap mendapatkan penghasilan besar dari jualan konten seks, sedangkan aku bisa menikmati fantasi cuckold? Menyaksikan istriku jadi objek pemuas lelaki lain meski secara virtual?

Ahh… pikiran macam apa ini?!

Hari minggu pagi aku hanya ingin bermalas-malasan. Lama aku tertegun sendiri. Istriku tampak begitu cantik walau sedang membereskan rumah.

Tak lama dia selesai beres-beres dan duduk santai di sebelahku.

“You know, you’re sexy and beautiful. Tapi kualitas kontenmu masih biasa aja. Kalau kamu mau aku bantu buatin konten yang bagus. I’m good with camera and stuffs…” kataku memecah kebisuan.

“What are you talking about?” tanya istriku heran.

“I’m supporting your online sex activity, 100%. Because that’s what a cuckold husband does.” jawabku sambil mencium bibirnya.

“Ohh… wow… thank you my love…” jawab istriku sambil membalas ciumanku.

Ya, aku sudah memutuskan untuk mendukung kegiatan istriku di dunia maya. Banyak pasangan artis seks virtual yang melakukan hal serupa. Dukungan pasangan dapat membuat kualitas konten menjadi lebih baik lagi. Ditambah lagi, inilah yang aku inginkan di dalam hati.

I’m a supporting cuckold husband, at least virtually!


*** bersambung ***​
mksh updatenya suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd