Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

Lanjutan..

Kembali pada situasi terkini di pondok milik pak sobri. Tak banyak percakapan yang terjadi antara meraka disana, sepertinya mereka tengah sibuk dengan pikirannnya masing-masing. Pak sobri dengan pikirannya, tentu saja tengah sibuk dengan pesona yang dihadirkan wanita yang kini duduk de dekatnya. Ia merasa sangat terpikat dengan paras ayu dan kemolekan body wanita tersebut.

" Ari : Kayaknya bakal turun hujan deras deh mbak, sebelum hujan nya makin deras, apa saya sendiri aja yang berangkat ke tempat terakhir, toh ini cuman ambil dokumentasi foto aja kan ya?"



" Rani : Ehhh jangan ri tunggu hujan nya berenti dulu aja deh, nanti basah2an sakit pula kamu nya"



" Ari : Udah gak apa-apa mbak, daripada nanti mbak ikutan kesana, jadi ikutan basah deh kalau hujan nya makin deras"

"Ini gak jauh kan ya pak, rumah pak RT nya? Saya mau minta data tambahan kemarin sempat kelupaan."

Lanjut ari bertanya kepada pak sobri.

" Pak sobri : ya ya.. Mas gak jauh kok paling sekitar 5 menit dari sini"

" Ari : Baiklah kalau begitu, saya pergi kesana sebentar ya mbak, lagian dekat juga kan. Pak saya teman saya biar disini dulu sebentar gak apa-apa kan ya?"

" Pak sobri : iya gak apa-apa mas, boleh saja. Apa mau sekalian mampir kerumah saya aja? Takutnya nanti hujan deras malah jadi nya disini basah, kalau hujan nya campur ada angin nya!"

" Rani : aduh pak,, gak usah disini aja, nanti repot deh. Apa mbak ikut sekalian kamu aja ya ri?"

" Ari : terserah mbak sih, tapi nanti basah loh, aku kalau hujan nya deras banget jas hujan nya cuman ada satu di jok motor mbak"

"Rani : Duhh,, gimana ya,? Yaudah deh ya mbak disini aja, kamu jangan lama ya."

" Ari : iyaa mbak, begitu selesai langsung kemari deh, lagian cuman 5 menit doang jaraknya dari sini"


" Rani : yaudah deh ri, mbak tungguin"

" Ari : yaudah deh, pak titip ya.. saya pergi dulu mbak"


Ari berlalu pergi meninggalkan rani dan juga pak sobri yang kini berduaan di pondok milik pak sobri, kondisi pondok yang dinding nya hanya separuh itu, tentu akan basah jika hujan deras dibarengi dengan angin kencang. Mengingat letak pondok yang berada di tengah sawah, dan tanpa adanya pohon yang menghalangi angin, tentu angin akan bertiup tanpa ada nya penghalang yang berarti.

" Pak sobri : saya kira suami mbak nya mas tadi"

" Rani : Ehh bukan pak,, dia teman kantor saya, kebetulan lagi ada kerjaan bersama, jadi pergi nya berdua kemari"

"Pak sobri: ohh iyaa mbak"

Rani sebenarnya agak khawatir ditinggal berdua dengan pak sobri, karena walau bagaiamanapun ia baru pertama kali berjumpa dengan pak sobri. Tetapi semenjak ia berada di pondok itu bersama pak sobri, ia merasa rasa khawatir itu mulai reda. Karena sepanjang obrolanya bersama pak sobri, ia merasa pak sobri adalah orang yang sopan, baik dari tutur bahasanya dan juga topik pembahasannya.

Rani sempat bertanya tentang usia pak sobri dan juga keadaan keluarganya, ia sekarang telah mengetahui bahwa pak sobri di usia nya yang sekarang ternyata tinggal seorang diri dirumah nya, dan rani juga tidak menyangka pak sobri diusia nya yang kini sudah kepala 6, masih memiliki fisik yang cukup prima dan juga tidak terlihat ringkih. Rasanya tidak salah kalau mereka memilih desa ini sebagai tempat untuk meraka mengambil dokumentasi.


Saat rani dan pak sobri tengah asik dengan obrolan mereka, tidak terasa sudah hampir 10 menit Ari pergi meninggalkan mereka berdua. Langitpun kini menjadi semakin gelap dan tetes air hujan mulai membesar diiringi semilir angin yang terus berhembus.

"Pak sobri: wahh kayaknya bakal hujan besar mbak, bisa kebasan kita kalau disini, apa mau kerumah saya aja mbak? Gak jauh kok yang didepan lorong jalan mbak masuk bersama, teman mbak tadi itu rumah saya, nanti kalau temannya mau kemari tinggal tungguin disana aja, pasti masuknya lewat sana lagi"

"Rani : aduh iya pak,, kayaknya bakal beneran hujan deres deh. Boleh deh ya kayaknya.

Saat itu rani mulai merasakan tetes halus air hujan yang terbawa angin mulai mengenai tubuhnya. Maka ia memutuskan untuk mengikuti ajakan pak sobri menuju rumahnya saja. Lagi pula ia mengetahui runah yang dimaksudkan oleh pak sobri tadi, karena ia sempat melihat rumah tersebut sebelum tadi masuk kemari. Letaknya memang persis berada di lorong jalan menuju lahan sawah ini.

"Pak sobri : mari mbak, pakai topi ini saja biar gak kena air hujan, ini cuman ada satu"

"Rani : lah bapak nanti kebasahan dong gak pakai topi nya.

"Pak sobri : udah gak apa-apa nanti saya sampai rumah langsung mandi aja mbak"

"Rani : tuh kan jadi ngerepotin "

"Pak sobri : udah gak apa-apa mbak, ayo sebelum hujan nya makin besar"

Bergegas mereka berdua berjalan meninggalkan pondok tersebut menuju rumah milik pak sobri, saat itu tets air hujan terasa semakin deras jatuh dari langit. Rani yang berada di belakang pak sobri sempat tertinggal karena pak sobri yang berjalan begitu cepat.

"Rani : pak,, tungguin saya ketinggalan.

"Pak sobri: aduh maaf saya gak sempat menoleh mbak, yaudah mbak jalan duluan saja, tinggal lurus ikutin jalan ini aja kok"

Setelah bertukar posisi, pak sobri kini berada dibelakang rani yang kini berjalan di depannya. Sungguh pemandangan yang indah ia melihat bokong montok milik rani yang bergoyang indah mengikuti langkah sang pemiliknya. Pak sobri takjub dengan keindahan pantat montok wanita itu, ditambah lagi dengan semerbak harum tubuh wanita itu. Tak terasa penis miliknya terasa mulai bereaksi dengan keadaan ini.
Celaka!!!

Akhirnya mereka telah sampai dirumah milik pak sobri, rani yang menggunakan topi caping milik pak sobri, masih kebasahan kerana air hujan,. Apalagi pak sobri yang tidak menggunakan. Saat ini mereka telah tiba di teras belakang rumah milik pak sobri.

"Pak sobri : ayokk mbak mari masuk,, nanti makin basah jadinya. Sekalian kalau mau bikin teh atau minum dulu di dalam.

"Rani : iya pak,,

Rani tanpa berpikir panjang ikut masuk bersama pak sobri kedalam rumah miliknya, tidak ada perasaan khawatir sama sekali dalam dirinya. Ia merasa pak sobri adalah sosok yang sopan dan juga baik, walaupun ia baru mengenalnya ia bisa merasakan aura posisi itu. Dan juga memang pada dasarnya pak sobri memanglah orang yang baik kepada siapapun.


Mereka berdua masuk kedalam rumah, sesaat setelah masuk kedalam rumah, pak sobri segera menutup pintu belakang rumah tersebut dan mengajak rani untuk masuk menuju ruang tamu rumah tersebut, pak sobri segara membuka pintu depan rumah tersebut dan juga jendela nya. Saat itu rani merasa semakin tenang karena memang pak sobri tau cara memperlakukan tamu, terutama tamu wanita.

"Pak sobri : silahkan duduk dulu mbak, kalau mau bikin teh langsung kedapur aja, atau kalau mau saya bikinkan tunggu saya selesai mandi ya, udah basah sekali.

"Rani : gak usah pak, saya sudah minum kok diberi tempat menumpang saja sudah terimakasih pak.

"pak sobri: aduhh jangan sungkan mbak, yaudah kalau begitu saya bikin kan teh dulu ya, baru habisnya saya mandi.

"Rani : udahh pak beneran gak usah, jangan repot-repot pak.

"Pak sobri : udah gak apa-apa mbak, jangan sungkan, tunggu disini ya.

Melihat pak sobri yang sepertinya memaksa rani merasa jadi tidak enak hari, akhirnya ia yang merasa tudak ingin merepotkan pak sobri, memutuskan untuk membuat sendiri teh yang dimaksudkan oleh pak sobri.

"Rani : yaudah saya bikin sendiri aja deh pak, sekalian bapak juga,.bisa tunjukkan dimana dapurnya pak.

"pak sobri : iya makasih mbak, mari mbak ikuti saya.

Keduanya berjalan menuju dapur, rani mengikuti pak sobri belakang, posisi dapur terletak di bagian belakang rumah. Setibanya disana pak sobri menunjukkan tempat gula dan juga teh yang ia simpan, setelahnya ia pamit kepada rani untuk mengambil baju dan juga handuknya dikamar.

"Pak sobri: kalau begitu saya pamit ke kamar mbak, mau ambil handuk dan juga baju ganti, udah basah sekali ini.

"Rani: iyaa pak,, silahkan"


Pak sobri berlalu meninggalkan rani sendirian di dapur, ia Bergegas menuju kamar dan ingin segara mandi. Setelah mendapatkan apa yang ia cari ia segara keluar kamar dan menuju kearah dapur. Sebelumya ia telah melepaskan pakaiannnya dan menggantinya dengan melilitkan handuk saja di bagian bawah tubuhnya, nanum bagian atasnya ia mengankan baju, karena menyadari dirumahnya sedang ada tamu. Setallahnya ia segara berjalan keluar untuk kembali keluar lewat pintu belakang. Karena posisi kamar mandi milik pak sobri berada diluar rumah, khas dengan bangunan warga pedesaan. Saat tiba di dapur ia melihat rani yang sedang dalam posisi berjongkok tengah mengelap lantai yang sepertinya ia telah menumpahkan gula di lantai. Saat itu ia melihat bongkahan pinggul rani yang bergoyang2 mengikuti gerakan tubuhnya.

"Ahhh Sungguh sangat menggoda sekali"
Ucap pak sobri dalam harinya.

Tanpa terasa, penisnya kembali ereksi melihat kondisi rani yang demikian. Ia merasa sangat tergoda dengan kemolekan wanita ini sejak awal ia melihatnya, ditambah lagi kondisi cuaca yang saat ini sangatlah dingin, ia merasa menginginkan kehangatan itu dari wanita ini. Maka semakin mengeraslah penis miliknya itu di balik handuk miliknya. Tentu handuk tersebut menjadi tidak mampu menahan tonjolan penis milik pak sobri yang tidak mengenakan celana dalam lagi di baliknya. Kondisi penis pak sobri yang memang besar dan panjang itu tentu tidak akan mampu ditutupi dengan selembar handuk saja.

Memang soal keperkasaan di ranjang pak sobri tidak usah di ragukan lagi, dulu saat bercinta bersama istrinya ia memang memiliki kemampuan seksual yang baik, dan juga selalu mampu memuaskan istrinya, terkadang istrinya kewalahan meladeni genjotan penis milik pak sobri.

"Pak sobri: kenapa mbak? Ada yang tumpah? Udah biarin aja, biar nanti saja.

Rani sontak menoleh kebelakang kearah suara pak sobri, saat itu ia yang dalam kondisi berjongkok melihat kearah depan dan persis pandangan nya mengarah ke penis milik pak sobri. Dengan jelas ia melihat tonjolan di balik handuk itu, hatinya berdesir dan jantungnya berdegup kencang, tetapi pandangan nya tidak lepas dari situ.

Pak sobri: mbak..mbakk...

Ucap pak sobri menyadarkan rani, yang seakan terpana dengan apa yang ia lihat.

"Rani : ehhh iya pakk,, kenapaa.?"

"Pak sobri: mbak kenapa melamun?

"Rani : enggak Pak, ini gulanya tumpah, lagian bapak sihh,, gak nyadar apa itu bawahannya..hihiiii

Ucap rani sepertinya ia tidak sadar mengucapkan hal itu. Sehingga hal itu membuat pak sobri kaget.

"Pak sobri : aduhh mbak,, saya minta maaf,, maklum lah mbak, berdua bersama mbak dirumah ini yang sudah lama gak ada perempuan nya membuat saya merasa seperti muda lagi, seperti jaman masih ada istri.

Rani: maksudnya gimana sih pak.?


Ucap rani seraya tersenyum dan lanjut berdiri kembali melihat air yang ia masak di kompor. Melihat kondisi seperti itu, pak sobri semakin merasa gairahnya terbangkitkan do tambah lagi senyuman dari rani, ia menyimpulkan bahwa wanita itu menyadarinya dan tidak risih dengan apa yang ia lihat barusan. Terbesit di pikiran pak sobri untuk menerkam wanita itu dari belakang dan mencumbunya. Ia berjalan makin mendekat kearah rani. Saat sudah semakin dekat. Tiba-tiba rani menoleh kearah belakang dan pak sobri menghentikan langkahnya.

Rani: kok gak di jawab pak, pertanyaan saya?

Pak sobri: iyaa maksud saya, saya begini karena melihat seorang wanita yang cantik dan menggoda sedang bersama saya didalam rumah ini, rumah ini telah lama sepi dengan kehadiran wanita, sama seperti hidup saya. Jadi saya mohon maaf saya sejak awal tergoda dengan sosok mbak rani. Yang memang saya akui sangat menggoda gairah saya, jadinya ini saya bangun dehh.

Dengan tanpa ragu-ragu pak sobri mengungkapkan hal itu kepada rani, tentu hal itu membuat ia cukup terkejut, tetapi sebenarnya ia telah biasa mendengar ucapan tersebut, bahkan kakak iparnya saja mas bayu, bisa mengungkapkan hal yang sama kepadanya. Tetapi kali ini pak sobri mengatakan nya dengan sambil memegang penis miliknya dibalik handuk, dan genggaman itu mencetak bentuk penis milik pak sobri, yang jujur saja itu cukup menggetarkan rani, yang selama ini dalam hati dan pikirannya cukup terganggu dengan cerita desi yang mengatakan bahwa penis yang besar dan panjang itu sangat nikmat. Apalagi penis yang besar panjang dan berurat seperti milik pak dedi yang sempat rani lihat melalui video bersama desi.


"Rani : dihhh bapak, kok bisa mengarah kesana-sana sihh,, takut ni jadinya saya.

"Pak sobri : iyaa kan saya sudah minta maaf mbak, saya yang tidak mampu
mengendalikannya. Karena memang mbak begitu menggoda.


Setelah berkata demikian pak sobri berjalan makin mendekat kearah rani. Ia menempelkan tubuhnya kepada rani. Persis tonjolan penisnya itu mengenai bagian vagina rani. Gerakan Tiba-tiba dari pak sobri itu membuat rani kaget dan terdorong mundur kebelakang.

"Ranii: aduhhh pakk,,, kompornya:

Ucap rani yang khawatir terkena api kompor dibelakangnya. Ia juga merasakan tonjolan batang itu mengenai bagian depan vaginanya yang walaupun terbungkus celana nya masih bisa merasakan tonjolan dari batang tersebut. Sedangkan pak sobri yang mendengar hal itu, merasa seperti mendapatkan lampu hijau, karena rani tidak mengeluhkan perbuatan nya itu, melainkan kondisi dirinya yang takut terkena api kompor.

"Cltekk"

Pak sobri mematikan kompor, dengan posisi ia masih menempelkan tubuhnya pada tubuh rani.

Rani : sudah pakk, kenapa begini,,

Ucapnya itu tidak didengarkan oleh pak sobri. Sekarang malah ia makin aktif menyerang rani. Ia letakan tangannya pada pundak rani, dan segara ia turunkan menuju gumpalan payudara montok milik rani yang sejak awal ia sangat kagumi.

Rani:: ahhhh ... pakkk.... jangannn... tolongg... jangannn..begini..


Hal itu tidak di dengarkan oleh pak sobri ia terus aja berusaha menyerang wanita itu dengan cumbuannya. Ia sudah melupakan segala, ia ingin melampiaskan hasrat yang selama ini sudah lama tidak tersalurkan.

Pak sobri : maafkan saya mbakk... hmmmm...mmmmmhhh...mmmmmhhh.. empuk sekaliii....mmmhhhh


Lenguh pak sobri yang kini telah menempelkan wajahnya pada payudara montok milik rani..

Rani : awwww.... aduhhhmmmhh... sudah pak.. kenapa jadi begini..sudahhmm..


Lagi-lagi tanpa memperdulikan ucapan rani pak sobri terus melancarkan aksinya. Rani yang merasa sesuatu hal membahayakan dirinya berusaha untuk melepaskan dirinya, ia berusaha mendorong tubuh pak sobri dan berhasil ia terlepas dari cengkraman pak sobri dan kini ia pergi menjauh dari pak sobri.

"Pak sobri : kenapa mbakk,, tolong lah saya,, saya yang sudah tua ini sudah lama tidak merasakannya. Saya hanya ingin menikmatinya, saya berjanji tidak akan lebih dan macam-macam"

Rani: apa maksud bapak, jangan kurang ajar, saya bukan wanita murahan, saya tidak suka diperlakukan begini.

Pak sobri: saya tidak bisa mbak wanita murahan, saya hanya mengharapkan iba dari mbak dengan keadaan saya,, sayang tidak ingin berlaku kasar dan menyakiti mbak rani. Saya mohon.


Setalah mengucapkan hal tersebut, pak sobri kembali menerekam tubuh rani kali ini agak kasar dan kuat. Ia menarik tubuh rani hingga kini rani berada dalam pelukannnya, selanjutnya ia menarik tubuh rani mengikutinya masuk kedalam kamar.

Rani: tolong jangan pakk...apa salah saya.. lepaskannn....

Kini mereka berdua telah masuk di dalam kamar, pak sobri segera membaringkan rani dan menindih tubuh wanita itu.


Rani: Ammpunnn pakkk...tolong jangann...


Rani berteriak kencang, hal itu membuat pak sobri cukup khawatir. Tetapi mengingat kondisi sedang hujan ia merasa perbuatannya ia aman, dan suara yang muncul dapat tersamarkan.
Dengan cepat pak sobri membekap mulut rani dengan bibirnya nya, ia lumat mulut wanita itu, ia barengi dengan meremas payudara montok milik rani, dan tangan nya berusaha membuka kancing depan baju milik rani. Dengan lihai dan cepat ia melakukannya, namun tetap saja tangan ranj masih cukup kuat mempertahankan bajunya agar tidak berhasil dibuka oleh pak sobri.


Menyadari hal itu pak sobri segera bangkit dan kini berjongkok di depan wajah rani yang masih dalam posisi berbaring. Ia meletakkan penis nya tepat didepan muka rani. Hal itu membuat rani terkejut dan ketakutan, ia melihat penis itu mengacung tegak dan sepertinya sangat tegang. Dan ini besar sekali. Rani sampai merinding melihatnya.


" pak sobri : saya mohon mbak..


Setelah berkata demikian pak sobri mendorong penisnya untuk dimasukkan kedalam mulut rani. Dengan kondisi rani yang masih terkejut dengan apa yang ia lihat tanpa sadar penis itu sempat masuk kedalam mulut nya.

"Rani: mmmmhhhhmmmm....

Rani melenguh dan menghindar berusaha melepaskan penis milik pak sobri dari mulutnya, dan berhasil.


Pak sobri: sekali lagi saya mohon mbak, tuntaskan dengan mulut mbak rani saja, saya berjanji tidak akan lebih dan izin kan saya untuk menghisap payudara milik mbak yang sangat montok ini terellebuh dahulu.

Tanpa menunggu jawaban dari rani pak sobri kembali menenggelamkan wajahnya di permukaan payudara milik rani.

Pak sobri: mhhhhhmmmhh... indah sekali...

Lenguh pak sobri, yang telah berhasil mengeluarkan payudara milik rani dari balik bra miliknya.


Rani: ahhhh....jangan pakk.... mhhhhh....oooooohhhhhhgghhhggghhh.

Rani merasakan payudaranya tekah berhasil terbuka dan kini dihisap dengan gemas oleh pak sobri..

"Mmmhhhh.mm....hhhhhhh...:

Hanya itu yang keluar dari mulut pak sobri. Ia seakan tidak ingin melepaskan kenyataannya pada payudara montok dan indah ini. Tangan miliknya juga tidak tinggal diam, terus saja mempermainkan payudara rani yang satunya.

Rani: mmmhhhh.m...hhh.. ahhhhhahhh.... sudah pak ... lenguh rani yang payudaranya diserang oleh pak sobri..

Merasa tidak ingin kehilangan moment pak sobri kembali berjongkok dan mengarahkan penisnya ke depan wajah rani.

" pak sobri : saya mohon mbak, jangan tolak semuanya, ini sudah terlanjur sayang tidak akan mundur lagi, mbak paham kan?

Ucap pak sobri penuh intimidas kepada rani. Menyadari hal itu rani merasa harus segera mengambil keputusan.

Rani: tolong jangan pak,, saya tidak bisa , ini salah dan terlalu jauh saya sudah punya suami pak.


Pak sobri: saya tidak akan lebih..


"Cuppllhhhh"

Suara pak sobri, mengecup kembali puting indah payudara rani.

Pak sobri: besar, montok dan kencang sekali mbak, putingnya juga besar dan bagus"

Pak sobri mengomentari payudara milik rani.

Pak sobri: saya akan sangat senang jika mbak rani tidak melakukan ti dakan yang dapat membuat saya berlaku lebih jauh. Saya hanya ingin mbak melakukannya dengan payudara dan mulut mbak rani saja.


Rani: tidak pak,, saya tidak bisa, tolong jangan perlakuan saya begini.

Pak sobri: semuanya tekah terjadi mbak, penis saya sudah sempat masuk ke dalam mulut mbak rani, dan saya juga sudah melihat dan merasakan keindahan payudara milik mbak rani. Lalu apalagi? Saya hanya ingin semua ini di tuntaskan, saya tidak akan berlaku lebih jauh, dan tidak akan menyentuh bagian ini.

Rani: awhhhh jangann pakk..

Rani terpekik, karena pak sobri meremas bagian depan celana di depan vagina nya.

pak sobri: saya berjanji tidak akan menyentuhnya, tetapi semua tergantung mbak rani yang memutuskan, agar saya tidak berubah pikiran.

Rani: apa yang bapak inginkan dari saya?

Pak sobri: seperti yang tadi saya katakan, tuntuaskan dengan mulut dan payudara milik mbak rani saja,, saya mohon.

Rani; tidak..tidakk,, bapak tuntaskan sendiri, biar saya liatin saja, dan jangan di tawar bapak saya perbolehkan melakukannya sambil melihat payudara saya. Titik

Tegas rani meyakinkan pak sobri, hal itu membuat pak sobri seperti tengah memikirkan sesuatu.

Rani: jika bapak mau, anggap ini karena rasa iba saya, dan cukup begitu saja, menurut saya itu sudah terlalu jauh saya melakukannya.


Pak sobri: baiklah,, tapi.. sya minta satu hal.. mbak rani saya minta bertelanjang dada bagian atas dan janga. Mengenakan apapun agar kita sama-sama di tengah penawaran ini.

Rani: tidak cukup begini saja pak, ini sudah terbuka.

"Ahhhwhhhhwwwhhh...mhhhhhh....janganpakk.."

Kembali pak sobri menyerang payudara rani dan melumatnya dengan gemas dan ganas sekali.

"Ahhhhhh....aduhhhh...bapak....udahhh...oooowwhhhhgghhgghh... cukup pakk jangan kesitu..."

Rani melenguh kencang saat ia merasakan tangan pak sobri merangsang bagian vaginanya. Namun pak sobri tetap tidak berhenti melakukannya.


Rani: iyaaa...ahhhhh...ampunnn pakk...aduhh...iyaa akan saya penuhi tapi ja.***nn..ngannn kesitu..uuuhhh"

mendengar hal itu pak sobri tersenyum dan segara bangkit dari tubuh rani.

Pak sobri: silahkan mbak buka baju nya sendiri, biar saya keluar dulu memastikan situasi aman dan teman mbak belum datang kemari.


Setelah berkata demikian pak sobri segar keluar dan meninggalkan rani sendirian dikamar. Rani sangat bingung dengan apa yang saat ini terjadi menimpa dirinya, jujur saja ia merasa merinding dan tergoda dengan batang besar milik pak sobri, tetapi ada kehormatan yang harus ia jaga agar tidak dianggap wanita murahan tetapi gairah itu muncul dari dalam dirinya, sungguh sangat membuat bimbang dirinya.

Akhirnya ia putuskan untuk memenuhi kesepakatan mereka, ia melepaskan baju dan bra bagian atas tubuhnya. Kini ia telah polos dan terlihat sangat menggairahkan, ia saja merasa bergairah melihat kondisi tubuhnya yang kini bagian atas tanpa penutup apapun lagi, bagiamana nanti jika pak sobri berubah pikiran setelah melihat ia begini, tetapi bagaiamana jika ia tidak memenuhi ya, ia takut pak sobri berbuat nekat.


Saat itu ia melihat handuk yang tergelatak di lantai dan segera ia lilitkan di tubuhnya, setidaknya agar lebih tertutup. Berselang kemudian pak sobri segera masuk kembali kedalam kamar, dan kini wajahnya sangat semeringah melihat wanita didalam kamar itu begitu indah mempesona dengan bagian atas tubuhnya hanya dililitkan handuk tanpa adanya tali bra yang menggantung disana, artinya dalam nya telah polos.


Seakan lupa dengan kesepakatan meraka, karena melihat kondisi rani yang sangat menggoda itu, tanpa bisa dikendalikan pak sobri segera bersimpuh berbaring dan merangkul tubuh rani, ia baringkan tubuh rani dalam pelukannya dan ia tarik handuk itu untuk mengeluarkan payudara indah miliknya.


Mulustrasi...
3081666341d04f378e1dd5943893434613c7ce65.jpg


Rani : ihhhh bapakk tadi janji nya gak gini,,, batal lohh ini saya...mmhh...






G
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd