Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA.




●○○Kentang warning!! ○○●




Pada malam harinya setelah sebelumnya sang suami telah berangkat bekerja, rani merasakan kelelahan yang amat sangat hari ini. Rani beranjak untuk pergi tidur setelah memastikan anak-anaknya telah tertidur lebih dahulu, Kemudian ia segera masuk ke dalam kamar dan membaringkan dirinya di atas kasur. Tak begitu lama dari situ ia merasakan getaran pada handphonenya diiringi dengan dering ponsel tersebut, dengan rasa malas Rani berusaha meraih handphone miliknya. Tampak ia seperti sudah mengetahui, siapa si penelpon tersebut.

" ternyata beneran nelpon nih orang "


Ucap Rani seraya tangannya berusaha meraih ponsel miliknya.


Saat itu Rani berpikir bahwa yang menelpon adalah Pak Dedi, tetapi ternyata salah karena saat ia melihat layar handphone miliknya penelpon tersebut adalah Ari. Melihat hal itu tampak sedikit kekecewaan di raut wajah Rani, entah dia masih marah terhadap Ari atau ia benar-benar mengharapkan Pak Dedi adalah orang yang menelponnya tersebut. Jika jika hal tersebut benar maka dari kondisi Rani saat ini sudah bisa ditarik kesimpulan. Jika Ia sampai kecewa karena yang menelpon bukanlah Pak Dedi melainkan ari, maka Kesimpulannya adalah rani juga menantikan Pak Dedi menelpon dirinya.


Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak demikian adanya, ternyata yang menelpon Rani saat itu adalah Ari. Rani yang masih marah dengan Ari pada saat itu, mendiamkan saja dan tidak menjawab panggilan dari hari tersebut. Sampai ia mendengar beberapa chat notifikasi masuk di handphone miliknya. Kemudian ia Lihat chat itu dari Ari, iya Buka chat tersebut dan tidak Ia balas. Kemudian ia diamkan kembali handphone miliknya, ia pun memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur sekarang.


Dalam kondisi tubuhnya yang benar-benar lelah saat ini, tentu saja karena petualangannya yang sangat melelahkan hari ini. Benar-benar suatu hal baru yang sangat gila dalam hidupnya, di mana hari ini ia hampir disetubuhi tiga laki-laki dalam waktu yang berbeda. Untungnya saja bagi Rani saat itu hanya dua saja yang berhasil menyetubuhinya, sementara Pak Sobri gagal pada percobaan pertama. Tetapi dua laki-laki tersebut adalah dua sosok yang sama-sama memiliki penis yang besar dan panjang, secara jujur rani mengakuinya bahwa dia merasakan kenikmatan yang amat sangat dari persetubuhan dengan keduanya. Walaupun demikian, rani tetap memiliki penilaian khusus. Tentang siapa di antara kedua laki-laki yang hari ini berhasil menyetubuhinya tersebut, yang memberikan rasa nikmat berbeda sekaligus sensasi baru baginya. Pak Dedi adalah pemenang sejatinya baginya pada hari ini, karena pak Dedi menjadi orang pertama yang berhasil mendapatkannya dari Rani pada kesempatan pertama juga.


Sebenarnya ada sosok Ari yang juga berhasil pada kesempatan pertamanya, tetapi hal tersebut dibarengi dengan sedikit ancaman dan juga sudah bermodal kedekatan yang amat dekat sebelumnya dalam hal emosional. Sehingga hal tersebut tidak terlalu sulit bagi ari, dan juga sebenarnya rani yang selama ini juga sudah merasa nyaman dan ada sedikit ketertarikan dengan sosok Ari. Maka dari itu, menurut Rani wajar saja bila mungkin ari dapat berhasil dalam kesempatan pertama menyetubuhi dirinya.


Berbeda halnya dengan Pak Dedi, pak Dedi yang notabenenya lebih lama mengenal Rani dibandingkan Ari. Karena mereka tinggal dalam satu pemukiman konflik yang sama. Tetapi selama ini Pak Dedi cenderung lebih cuek dan jarang berkomunikasi dengan Rani secara langsung, walaupun hanya sekedar obrolan singkat saja di bengkel miliknya. Hanya demikian, itupun dilakukan dengan keadaan banyak dan ramai orang yang ada di sana. Artinya obrolan intim atau kedekatan intim tidak terjadi secara langsung dalam kedekatan keduanya. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat rani menobatkan Pak Dedi sebagai pemenangnya, karena pak Dedi mampu menaklukan Rani dengan speak speak iblisnya yang tergolong natural. Sampai akhirnya Rani dibuat mengangkang pasrah dan menikmati perbuatannya.



Semua perlakuan Pak Dedi tadi siang terhadap dirinya, tentu saja malam ini membuat rani kembali terkenang dan terbawa dalam pikirannya. Sesaat sebelum ia akan pergi tidur dengan membaringkan dirinya terlebih dahulu, rani ingat betul Bagaimana tubuhnya diperlakukan oleh Pak Dedi pada saat itu, yang mana perlakuan tersebut membuat Rani sampai senyum-senyum sendiri dibuatnya, sambil rani sembari memejamkan matanya. Sebenarnya apa yang dilakukan Ari terhadap tubuhnya tidak kalah memuaskan jika dibandingkan dengan Pak Dedi, tetapi entah mengapa setelah melakukannya bersama Pak Dedi akhirnya ia merasa begitu memiliki kepuasan tersendiri saja. Rani Sempat berpikir mungkin saja hal tersebut bisa ia rasakan sedikit berbeda, karena dia bisa merasakan juga apa yang Desi rasakan selama ini.


Selama ini ia hanya bisa membayangkan bagaimana jika penis milik Pak Dedi yang besar dan panjang itu, masuk dan mengaduk vaginanya sama seperti saat penis Pak Dedi mengaduk vagina Desi.

Begitulah pikiran Rani sebelum ia bisa merasakan sensasi batang besar dan panjang milik Pak Dedi tersebut.

Betapa akan sangat menikmatinya Desi ketika merasakan pak Dedi tersebut. Dan kini ia telah merasakan juga kenikmatan yang sama, ternyata memang benar-benar valid. Apa yang disampaikan desi kepada dirinya selama ini memang benar adanya, batang besar dan panjang milik Pak Dedi ternyata benar-benar mampu memberikan Rani sensasi rasa bercinta yang berbeda. Baik saat ia bercinta dengan suaminya, ataupun dengan beberapa laki-laki lain sebelumnya. Hal tersebutlah yang membuat Rani akhirnya menobatkan Pak Dedi sebagai pemenangnya hari ini. Selain karena bisa merasakan apa yang selama ini dirasakan oleh Desi, masukkan kepuasan dan sensasi bercinta yang berbeda dari Pak Dedi.

"Rani merasa dia lebih becek, dan vaginanya lebih penuh juga terasa mentok saat digenjot oleh Pak Dedi "


Sebuah jalan pikiran yang entah datangnya dari mana, saat ini Rani merasa pikirannya sering terfokus sendiri dan tiba-tiba teralihkan kepada kejadian yang tadi siang dia alami bersama Pak Dedi.


Bahkan suatu hal lain juga muncul di kepala Rani, saat ini Rani berpikiran untuk mulai membayangkan setiap batang laki-laki yang sering ia temui. Ia sempat membayangkan beberapa sosok yang terlintas di pikirannya, mulai dari bapak-bapak yang tinggal di lingkungannya, sampai dengan rekan kerja di kantor tempat ia bekerja. Saat ini rani berpikir;


"Akankah setiap penis laki-laki itu memiliki sensasi rasa kenikmatan tersendiri??"

Membayangkan hal itu entah kenapa ia merasa kembali bergairah saat ini, pikiran tentang bagaimana ekspresi wajah para pria yang dibayangkannya tersebut ketika melihat tubuh moleknya ini dalam keadaan telanjang bulat.


" sama nggak ya kayak bapak-bapak yang lain?? Kayak terkejut gitu nggak ya tentu nya?? Tubuhku ini benar-benar bagus nggak sih?? Dan apa benar komentar mereka tentang vaginaku?? Sudah 4 orang laki-laki yang selalu memujinya dan berkata vaginaku sangatlah "Peret: dan nikmat sekali. Semua itu mereka katakan, ketika berhasil memasukkan batang mereka ke dalam vaginaku "


Tentu saja semua pikiran mesum dan tindakan untuk menjadi mesum tersebut diluar kendali diri Rani saat ini,hal tersebut sesuatu yang sangat di luar kewajaran dirinya. Memang saat sebelumnya rani cukup sering merasakan gairahnya yang sering muncul secara tiba-tiba, namun hal tersebut dapat ia kendalikan sebelum ia mengetahui rasanya. Tetapi sekarang ini dengan telah ia merasakan banyak penis laki-laki di dalam vaginanya, ia merasa rasa penasaran tersebut berubah menjadi gairah yang sulit untuk ditahan. Hal tersebut juga dibarengi dengan mulai bermunculan pikiran nakal di kepalanya, rasanya gairah tersebut semakin sulit untuk ia kendalikan saat ini.


Akibatnya, karena merasakan situasi yang demikian. Sempat pada malam itu, tanpa sadar tangan rani meraba ke arah vaginanya. Terasa kembali lembab dan bergetar di sana, saat jemarinya menyentuh bagian belahan vaginanya.


"ssssstttt ..uuummmmhhh"


Sedikit desahan keluar dari mulut Rani


Seperti rasanya, ia mengharapkan pelampiasan itu kembali dapat rasakan lagi malam ini.


" kenapa aku sampai sebergairah ini ya?? "

Pertanyaan itu muncul di kepala Rani dan tidak bisa ia jawab dengan apa yang ada pada dirinya.


Saat itu rani mulai mengingat sosok Pak Dedi, yang sejauh ini memberikan kenikmatan paling nikmat jika dibandingkan dengan yang lainnya. Memikirkan hal tersebut, sontak saja membuat Rani teringat kembali pada perkataan pak Dedi tadi siang kepada dirinya. Sedikit kekecewaan kini mulai dirasakan oleh Rani terhadap Pak Dedi. Karena ternyata menurut penilaian Rani saat ini pak Dedi hanya berucap janji Palsu saja, yang akan menelponnya lagi ketika mereka telah tiba di rumah. Padahal saat tadi siang pak Dedi telah mengetahui, bahwasanya malam ini Rudi suaminya tidak berada di rumah. Karena sedang masuk pada pekerjaan shift malamnya, tetapi ternyata hal tersebut tidak dilakukan oleh Pak Dedi.


" mungkin dia sedang menelpon Desi saat ini "


Begitulah pikiran Rani yang semakin menduga-duga tentang kemungkinan hal yang terjadi dilakukan oleh Pak Dedi.



Entah itu perasaan cemburu atau perasaan apa yang ia rasakan, yang jelas saat ini Rani menaruh kecurigaan yang tidak jelas kepada kedua sosok tersebut. Padahal sudah jelas-jelas ia mengetahui, bahwasanya Desi telah lebih dahulu menjalani hubungan bersama Pak Dedi. Entah kenapa kini ia merasa, tidak rela melihat kedekatan yang hanya mereka lakukan berdua saja.


" mungkinkah ingin dilakukan kedekatan bertiga?? Agar hubungan persahabatan Rani dan Desi semakin akrab?? Dan juga Pak Dedi bisa membagi rasa yang sama??"

Entahlah apa yang kini terjadi di dalam pikiran Rani sudah benar-benar di luar pikiran sehatnya, ia mulai membayangkan hal-hal erotis yang mungkin saja bisa terjadi. Jika desi benar-benar mengetahui kedekatannya bersama Pak Dedi. Sekarang ini bukan hanya soal kedekatan, tetapi Rani dan juga Pak Dedi telah melakukan hal yang sama. Seperti halnya apa yang dilakukan masih bersama Pak Dedi selama ini.

Saat ini Rani terus berpikiran, bahwasanya kedua sosok tersebut sedang saling menyapa lewat Saluran telepon saat ini, memikirkan hal tersebut entah kenapa rani begitu penasaran ingin mengetahui kebenarannya. Terlintas saat itu juga di kepala Rani, untuk benar-benar membuktikan kebenaran dari pikirannya tersebut. Dia kembali meraih handphone miliknya dan berkeyakinan akan membuktikannya dengan menelpon Desi saat ini juga.

"tuuuuuttttt....tuuuuuuttt"


..........................''''''''''''''.........................

Desi: Halo besti aku, ada apa nih??

Jawab Desi saat pertama kali menerima panggilan dari Rani.


Ternyata Rani salah, ternyata saat ini Pak Dedi tidak sedang menelpon Desi. Rani yang merasa sudah terlanjur menelpon Desi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pembicaraannya saja, untuk sekedar berbasa-basi dengan Desi. Tentu itu adalah hal yang lumrah Rani dan dan juga Desi lakukan dalam hubungan pertemanan mereka. Entah Rani ataupun Desi, sering saling menelpon Pada malam harinya. Walaupun hanya sekedar untuk berbicara hal-hal kecil saja. Terkadang hal yang tidak penting sama sekalipun sering menjadi topik obrolan mereka, bahkan saat Desi merasa bergairah sekalipun dan suaminya tidak berada di rumah. Desi sering menelpon Rani dan mengadukan hal tersebut. Rani hanya sering tertawa geli mendengar sahabatnya tersebut sering berbicara hal-hal yang konyol terhadap dirinya. Hal itulah yang membuat kedekatan di antara mereka semakin erat terasa, tetapi bukan hanya itu saat ini muncul ego persaingan dalam diri Rani. Entah persaingan apakah itu, yang jelas rani saat ini seperti menginginkan pak Dedi menjadi miliknya sepenuhnya.


" benar-benar sesuatu yang sudah di luar Nalar kebiasaan pikiran Rani"


Rani: Eh Halo Des, lagi apa kamu??


Desi: Nggak ada sih, lagi tiduran aja. Anak-anak udah pada tidur semua, untung kamu telepon padahal aku udah Gabut banget.


Rani: Lah,, emang Bebeb kamu nggak nelpon?? Hahaha


Desi: husssshhh siapa sih maksudmu ran?? Pak Dedi??


Rani: Lah emang ada yang lain lagi nih yang belum aku tahu?? Hihihi


Desi: Hahaha,,, apaan sih kamu ran,, ya Nggak ada lah. Cuman dia aja kok, lagian udah cukup juga. Cukup buat bikin enak... Hihihi


Rani: Ih parah deh kamu ya,,, bahas yang begituan. Kenapa nggak nelpon bebebmu itu?? Awas lo nanti diambil yang lain. Hihihi


Desi: Biarin lah ,,, kan memang bukan punya aku. Kayak yang sering kamu bilang loh. Mungkin ada baiknya aku mulai menjauh deh.


Rani: Lah kenapa gitu?? Kalian lagi marahan ya?? Hihihi


Desi: Dih enggak lah,, kayak yang kamu tahu lah Ran, kita tuh nggak sering komunikasi kok. Cuman kadang Sesekali aja.


Rani: Oh gitu, komunikasinya kalau lagi ada maunya aja ya kalian.. Hahaha


Desi: Ih kenapa sih kamu tiba-tiba bahas ginian?? Biasanya paling males..huuhhh... Apa jangan-jangan kamu mulai pengen ngerasain juga?? Hihihi

Rani: Ih mulutnya, minta ampun deh. Suka sembarang banget kalau ngomong.


Desi: Ya habisnya kamu sih nggak biasanya bahas beginian, biasanya paling nggak suka. Tapi tumben aja sih sekarang ngomong ini.


Rani: Iya nih,, nggak tahu aku lagi Gabut banget juga sama kayak kamu. Lagi sendirian juga aku pengen punya temen ngobrol aja sih, anak-anak juga udah pada tidur.


Desi: Oh gitu ya, sama lah ya berarti. Emang kamu belum tidur Ran?? Hari ini kerja kan kamu tadi??

Rani: Iya des,, ya udah deh mungkin kamu mau istirahat kali ya,, sudah malam juga


Desi: Enggak kok,, santai aja kali Ran. Aku juga lagi butuh teman ngobrol nih. Eh ngomong-ngomong aku ada cerita loh..


Rani: Cerita apa nih?? Kelakuan mesum kamu lagi?? Hahaha


Desi: Ih enggak lah ya,, tapi ini kelakuan semua orang lain Ran...hehehe... Kamu tahu si Andi nggak??
Ponakannya Pak Dedi itu loh, yang sering main di bengkel. Tahu kan??


Rani: Ya tahulah, kan sering juga aku mampir ke sana buat benerin motor kadang ketemu dia kok.


Desi: Kamu pernah merhatiin dia nggak ran??


Rani: Merhatiin gimana sih?? Cerita aja deh,, jangan bikin penasaran.


Desi: Gini tadi itu lo, tadi siang banget. Aku kan ke bengkel nih, mau ngisi angin sih rencananya. Terus nih pas aku sampai di sana, itu kan Pak Dedi lagi nggak ada, cuman dia aja yang jaga di sana. Kamu tahu nggak Ran, dia tadi siang bawa perempuan loh ke sana buat nemenin dia jaga.

Rani: Lah kenapa emangnya, mungkin pacarnya atau mungkin sepupunya. Lagian kan nggak masalah juga dong, kok kamu ribet sih. Apa jangan-jangan nih??


Desi: Jangan-jangan apa sih??

Rani: Jangan-jangan mau kamu mau embatt juga.. Hihihi.... Nggak cukup tuh Omnya aja??


Desi: Rencananya sih,,, hahaha

Rani: Dih parah deh lo ya,, masa sampai kayak gitu sih. Jangan keterlaluan lah, rusak nanti anak orang loh. Masih muda loh dia.


Desi: Kamu dengerin dulu deh, aku cerita nih ya. Gini nih, tadi kan aku ke bengkel kayak yang tadi aku bilang. Terus bengkelnya kan sepi nih, kayak yang tadi aku bilang loh si Andi itu bawa perempuan. Aku kan datangnya tiba-tiba nih, dan nggak ada orang juga sepi banget di sana. Nah pas itu aku manggil- manggil di depan bengkel Omnya. Dia tuh keluarnya dari dalam kayak agak lama gitu loh, terus pas keluar kayak lagi ngos-ngosan gitu. Dan kamu tahu nggak Ran?? celananya loh, pas dia keluar tuh kelihatan banget. Itunya lagi bangun keras juga, dia tuh berusaha buat sembunyiin sih. Tapi nggak bisa, soalnya kayaknya gede juga deh kayak punya Omnya.. Hahaha

Ucap Desi menjelaskan panjang lebar kepada Rani.


Mendengar hal tersebut, sontak saja Rani teringat tentang hal yang sama pernah IA lihat dari sosok Andi tersebut. Rani pernah melihat hal yang sama seperti Desi katakan. Rani juga pernah melihat, betapa besar dan panjangnya penis Andi tersebut. Ia pernah melihat hal itu, saat memberikan Andi sarapan beberapa waktu lalu mereka. Pesan itu ia melihat penis Andi yang tampak menggelembung dibalik celana basketnya, karena melihat penampilan Rani yang sedikit menantang pagi itu.


Sekelibat pikiran akal kembali terlintas di kepala Rani.

" tuh kan si Andi saja sampai ngaceng karena melihat aku pagi itu. Apa aku ini benar-benar menarik ya di mata laki-laki??...hihihi"


Desi: Kok diam aja sih Ran???


Rani: Eh iya sorry,,, tapi parah banget deh kamu Des,, sampai segitunya diperhatiin. Disamain dengan Omnya lagi, awas aja naksir. Hihihi... Kalau kejadian bener bisa ribut tuh om sama ponakannya.. Hehehe


Desi: Ya enggaklah ran, aku tuh cerita aja.
Jadi ini kan ya, nggak lama setelah dia keluar nih. Sekilas aku tuh melihat kayak ada perempuan jalan melintas, dari ruangan yang di tengah itu loh. Yang pas depan bengkelnya, awalnya aku belum yakin Mungkin aku salah lihat deh. Eh pas nggak lama dari itu keluar deh tuh cewek ikut ke depan juga. Makin Yakinlah Aku mereka sedang berbuat sesuatu.


Rani: Masa sih?? Dugaan kamu aja kali.

Desi: Mungkin aja sih, tapi yang namanya cuman lagi berdua nih Ran posisinya Pacaran juga. Mungkin kali ya itu pacarnya, tapi yang jadi pertanyaan aku kok itunya bisa sampai hidup gitu loh, kayaknya tegang banget deh. Berarti kan mereka aneh-aneh dong di dalam?? Masuk akal nggak??


Rani: Ya mungkin aja sih, tapi ya udahlah itu kan urusan orang Des. Kenapa sih kamu jadi ribet.


Desi: Bukan itu Masalahnya Ran, tapi ukurannya itu loh kayaknya Sama kayak punya Pak Dedi deh, tapi yang ini lebih muda dan lebih gampang dikuasai. Kamu kebayang nggak sih Ran kalau sama yang lebih mudah gitu?? Kita bakal mendominasi permainan secara penuh di atas ranjang iya kan?? Bayangin deh, kamu ngelakuinnya Sama yang lebih muda dari kamu?? hahaha.. Apa nggak kewalahan tuh dia?? Apalagi masih minim pengalaman juga, kayak si Andi Ini loh..hahaha.

Rani: Duh parah deh ya, nggak pernah kepikiran ke situ sih aku.. Masih waras kayaknya pikiranku deh, nggak kayak kamu. Hahaha


Desi: Ih apa sih, nggak ada kok aku mikir gitu awalnya. Pas udah lihat aja tuh baru kepikiran ke sana. Karena kelihatannya gede banget itu loh, jadinya penasaran deh.


Rani: Udah deh ah makin Ngaco aja jadinya,, kalau beneran kejadian kan bisa Enak tu... Hahaha


Desi: Ih dasar kamu ya,, sama aja kan pikiran kamu Ternyata,??


Rani: Ih enak aja,, kok aku di sama-samain sih?? Aku nggak ya..huuuhh

desi: Udahlah sihh rani,, kita tuh udah kenal lama kali. Sedikit banyak aku tahu deh Gimana kamu tuh. hahaaa

Rani: Tahu gimana sih??


Desi: Sangean juga lah.. Tapi dasar kamu sok aja sih.. Hahaha

Rani: Hahaha,,, kalau itu sih nggak bisa jawab aku lah ya,, tapi yang jelas nggak ke setiap laki-laki kayak kamu deh.


Desi: ran,, mau cobain nggak??

Rani : Cobain apaan sih??

Desi: Kapan-kapan ke kota yuk Ran???

Rani: Ke kota mau ngapain??

Desi: Kita cobain brondong yuk?? hahaa


Rani: Ya ampun Desi,,, parah deh kamu ya.. Segitu banget sih kesepiannya, mentang-mentang sering ditinggal pergi nih. Gini deh jadinya.. Hahaha


Desi: Ih enggak lah ya,, walaupun sering ditinggalkan,, ban serep aku tetap ada dong.. Hahaha


Rani: Iya deh iya,, memang ada kok,, dan Percaya deh.. Udah mantep juga kan ban serepnya?? Gede Panjang gitu... Hahaha


Desi: Nah itu tahu..hahaaa


Rani: Terus?? Masih mau coba yang lain??

Desi: Mau cobain brondong ran, hahaaa... Temenin dong.



Rani: Ih gila kamu ya,,, pakai ngajak aku segala.. Kalau ketahuan gimana??


Desi: Ketahuan siapa sih??


Rani: Ya suamiku lah,, siapa lagi dong.. Emang kamu takut ketahuan banyak laki-laki...hahaa... Kebanyakan simpanan sih..hahaaa


Desi: Ih enak aja.,, gini-gini aku juga pilih-pilih kali ran, jujur kok cuman Pak Dedi aja. Kalau yang ini sih cuman penasaran aja sih,, gimana sih Ran rasanya ngendaliin brondong gitu?? Kayak kita loh yang nguasain permainan.. Hahaha


Rani: Udah deh,,, makin gak jelas aja deh kamu kalau ngomong.. Udahlah aku mau tidur Udah malam nih.


Desi: Masa kamu nggak pernah kepikiran sih Ran??


Rani: Ya enggaklah,, ngapain mikir sampai kayak gitu.. Kamu aja tuh pikirannya aneh..


Desi: Masa sih?? Kayaknya ini perlu dibahas mendalam deh besok.. Hahaha


Rani: Ya udahlah aku mau tidur deh.,, kamu juga lah tidur aja Udah malam nih.


Desi: Iya deh,,, selamat tidur ya Ran... Bye..


Rani: By Desi..


Setelah menutup Telepon tersebut, rani akhirnya beranjak untuk tidur malam ini. Sempat terpikir apa yang dikatakan oleh Desi kepadanya barusan, sontak saja pikiran liar di kepalanya mulai ikut muncul juga. Karena ucapan dari Desi tersebut. Entah kenapa ucapan dari Desi tersebut seakan menjadi Trigger pemicu pikiran nakal tersebut lintas di kepalanya.


Rani membayangkan, setiap sosok laki-laki tua yang telah terbiasa dan berpengalaman dengan tubuh telanjang wanita saja, masih merasa sange tidak karuan terhadap dirinya. Belum lagi ketika para laki-laki tua itu melihat dirinya dalam keadaan telanjang, maka kelakuan para laki-laki tersebut akan semakin nakal dan liar terhadap tubuhnya. Rani berpikir bagaimana jika hal tersebut dia lakukan seperti apa yang diucapkan barusan, bersama laki-laki muda alias brondong.

" Apakah mereka akan merasakan hal yang sama?? Apakah mereka akan merasa bergairah juga terhadap tubuhku?? Tapi,, mereka lebih senang dengan sosok yang lebih muda daripada aku nggak ya?? Aku kalah menarik nggak ya?? "


Pikiran tersebut terus menghantui kepala Rani saat ini, sepertinya saat ini ia juga telah merasakan hal yang sama seperti Desi tetapi lebih tepatnya mungkin dia Hanya penasaran saja.

" mungkin para pria muda itu lebih senang dengan dengan sosok wanita yang berbadan langsing!!"


Rani mulai tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya saat ini.


Rani merasa payudaranya ini terlalu besar, walaupun menurut beberapa laki-laki yang telah menikmatinya, payudara Rani adalah payudara idaman setiap laki-laki. Karena bentuknya yang besar montok dan juga kencang. Bahkan suaminya yang setiap hari dan sudah biasa merasakan kekenyalan payudaranya, masih saja terus memuji keindahan payudaranya itu.


" mungkin saja payudaraku ini nggak akan kalah deh dari payudara anak-anak muda zaman sekarang, yang usianya masih di bawah dengan aku"

Kemudian Rani berpikir lebih jauh lagi.


" bokongku, yang bulat dan montok ini pastilah mampu mereka penasaran untuk merasakannya. Buktinya Andi saja sampai ngaceng tuh..hihiii"


Pikiran tersebut terus saja menghantui kepala Rani, sampai akhirnya ia merasa benar-benar bergairah. Dan akhirnya ia memutuskan untuk menuntaskan gairahnya tersebut.


" toh Besok adalah hari Sabtu, aku kan libur juga"

Pikiran Rani saat ia beranjak menuju lemari pakaian di kamar mereka, di sana Rani mengambil sebuah kotak pemberian suaminya. Yang mana di dalam sana terdapat dua buah penis karet yang diberikan suaminya untuk dirinya, dan beberapa kali telah pernah ia coba gunakan. Saat dia merasa kesepian dan gairahnya muncul tidak tertahankan seperti halnya malam ini.


Setelahnya Rani keluar kamar untuk membersihkan dildo tersebut, ia kembali masuk ke dalam kamar dan segera melucuti semua pakaiannya. Kini Rani sudah dalam posisi telanjang bulat, ia meremas-remas payudaranya. Dibarengi dengan ia memelintir putingnya.


"sssshhhh.....ahhhh... Kok enak sih"

Desah Rani saat itu.


Dengan cepat, ia meraih dildo yang ia telah bersihkan. ia menggosokkan dildo tersebut di belahan vaginanya, rani membuat gerakan membelah bibir vaginanya.


"uuuuhhhh...mmmhhhhh...aaaahhh"



Benar-benar posisi yang sangat menggairahkan, bagi laki-laki mana saja yang melihatnya saat itu. Bagaimana tidak, yang dalam posisi mengangkang, dengan satu tangan memilin puting payudaranya dan satu tangan lagi menggerakan dildo di vaginanya.


"bllleesssshh"

Rani mendorong masuk dildo tersebut ke dalam vaginanya.


"ahhhhhhh...hhhh"


Rani mendesah karena ulahnya sendiri tersebut.



Malam itu, rani merasa gairahnya semakin memuncak dan entah kenapa vaginanya begitu cepat menjadi becek. Dan kini banyak mengeluarkan cairan di sana, akibatnya rani semakin brutal memasukkan dildo tersebut ke dalam vaginanya. Rani membuat gerakan keluar masuk dengan cepat menggunakan dildo tersebut, dibarengi dengan kedua kakinya yang mengangkat lebar dalam posisi ia setengah berbaring. Benar-benar suatu pemandangan yang sangat akan membuat bangkit gairah laki-laki manapun, tidak terkecuali suaminya saat ini.



Sementara itu dari sisi lain, rudi yang mengamati kelakuan istrinya melalui kamera yang ia pasang di kamar mereka. Dibuat tercengang oleh kelakuan istrinya, sekarang ini ia melihat istrinya yang dalam keadaan telanjang bulat, tengah mengangkangkan lebar kedua pahanya dengan sebuah dildo tertancap di dalam vaginanya. Sebuah pemandangan yang benar-benar membuat Rudi menjadi terheran-heran, dengan liarnya dan begitu cepat istrinya membuat gerakan keluar masuk menggunakan dildo tersebut. Sementara tangan istrinya yang satu terus memilin puting payudaranya.


Rudi mulai memikirkan hal tersebut sudah benar-benar terjadi kepada istrinya, sudah dua batang laki-laki yang ia nikmati di belakang dirinya. Walaupun sebenarnya hal tersebut memang menjadi fantasi rudi selama ini, tetapi rudi tetap merasa ingin istrinya jujur mengakuinya kepada dirinya. Tentang alasan kenapa ia berpura-pura tidak mau ketika Rudi memintanya, tetapi dengan tega dan sadar dia berani melakukannya Di Belakang rudi. Dan kini akankah gairah Istrinya itu benar-benar telah sulit ya kendalikan?? Bukankah tadi siang dia baru melakukannya, lalu kenapa sekarang ia kembali menggunakan dildo tersebut.


Tetapi saat ini pikiran Rudi tidak bisa benar-benar fokus memikirkan semua hal yang dilakukan istrinya saat ia di belakang rudi . Karena saat ini Rudi merasa begitu bergairah melihat Apa yang dilakukan istrinya di kamar mereka, pemandangan yang sangat menggairahkan bagi rudi malam itu. Istrinya nampak terus saja memaminkan dengan liarnya menggunakan dildo itu di dalam vaginanya. Dan tangannya juga tidak lepas mainkan puting payudaranya, bahkan kini terlihat oleh Rudi. Rani juga meremas kencang payudaranya tersebut secara brutal.


Sebelum kemudian, Rudi melihat Rani bangkit dan meraih dildo satunya lagi yang berukuran lebih besar dari sebelumnya. Dildo itu ia beli dengan diameter yang sangat besar, Rudi sengaja membeli ukuran luar negeri. Yang memang berdiameter sangat besar dan panjang juga, Rudi mengingatnya ukuran dildo itu adalah 24 cm dan berwarna hitam gelap. Juga pada dildo tersebut tampak urat-urat yang menyembul keluar dari permukaannya, sehingga membuat kesan seram pada dildo tersebut. Itulah alasan Istrinya tidak mau menggunakannya, tidak sekalipun Ia mau saat Rudi ingin memasukkan dildo tersebut ke dalam vaginanya. Dia selalu menolak dan mengatakan merasa ngeri melihat ukurannya yang terlalu besar dan panjang tersebut.


Tetapi kini, tanpa adanya Rudi di sana ia melihat istrinya mulai meraih dildo tersebut. Sekarang istrinya berganti posisi, Rudi melihat istrinya dalam posisi berjongkok menghadap ke arah kamera yang ia pasang dan berusaha memasukkan dildo tersebut ke dalam vaginanya. Tampak saat itu istrinya sedikit meringis, memejamkan matanya dibarengi dengan ia menggigit Bibir bawahnya. Kemudian mulutnya menganga seakan menahan sesuatu, ternyata dildo tersebut telah berhasil masuk ke dalam vaginanya. Istrinya membuat Gerakan naik turun beberapa kali untuk memperlancar keluar masuknya dildo tersebut ke dalam vaginanya. Tampak saat itu istrinya sedikit meringis, memejamkan matanya dibarengi dengan ia menggigit Bibir bawahnya. Kemudian mulutnya menganga seakan menahan sesuatu, ternyata dildo tersebut telah berhasil masuk ke dalam vaginanya. Istrinya membuat Gerakan naik turun beberapa kali untuk memperlancar keluar masuknya dildo tersebut ke dalam vaginanya.


Tak lama berselang, istrinya menjatuhkan kepalanya di atas kasur. Kemudian ia menaikkan pinggulnya ke atas, istrinya mengambil posisi seperti Tengah menungging disodok dari belakang menggunakan dildo berukuran besar dan panjang tersebut. Saat ini Rudi sedikit kecewa karena tidak bisa melihat secara langsung proses keluar masuknya dildo berukuran besar tersebut di dalam vagina istrinya, dan juga karena istrinya di atas kasur sehingga aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya saat ini.


" mungkinkah ia merasa nikmat?? Sakit?? Mungkinkah vaginanya becek??"

Memikirkan hal tersebut Rudi mulai menduga-duga, dan berusaha mengamati dengan seksama. Sepertinya istrinya Tidak tengah kesakitan, karena Rudi melihat sekilas gerakan tangannya tampak begitu cepat membuat gerakan keluar masuk menggunakan dildo tersebut. Menurut penilaian Rudi saat itu artinya istrinya sangat menikmati proses tersebut. Cukup lama istrinya bertahan dalam posisi itu, kelihatnya semakin erotis saja gerakan yang dibuat oleh istrinya itu. Kadang ia menggerakkan pinggulnya dibarengi dengan tangannya yang membuat gerakan keluar masuk menggunakan dildo tersebut.


Beberapa saat kemudian, Rudi melihat istrinya mengangkat kepalanya dan sedikit mendongak. Mulutnya terbuka dan matanya terpejam, tampak istrinya terlihat agak sedikit berteriak saat itu. Rudi menyimpulkan dari mulutnya yang tampak terbuka seperti mengatakan sesuatu. Tak lama berselang dia pun Ambruk ke depan, dengan kedua tangannya yang terlempar ke depan. Sepertinya dildo tersebut masih tertancap di dalam vaginanya saat ini. Istrinya telah mencapai puncak orgasme dan cukup lama ia terdiam dalam posisi tersebut, akhirnya ia bangkit dan membereskan semua yang telah ia lakukan di dalam kamar. Istrinya keluar kamar dalam keadaan tetap tidak menggunakan pakaian sehelaipun pada tubuhnya.


Beberapa saat kemudian Rudi lihat Rani kembali masuk ke dalam kamar dengan menggunakan handuk di kepalanya, ia menatap cermin, dan seperti tengah berpose nakal di sana. Lalu ia mengambil handphonenya dan memoto dirinya yang masih dalam keadaan telanjang tersebut. Tampak seperti ia tersenyum menatap layar handphonenya, kemudian tampak yang mengetik sesuatu dengan keypad handphonenya. Entah apa yang ia lakukan saat ini.



" mungkinkah Dia mengirimkan gambar kepada seseorang?? Jika benar kepada siapakah itu?? Dan bertujuan untuk apa??"

Semua pertanyaan itu muncul di kepala Rudi tanpa ia tahu jawabannya, tentunya besok pada hari Sabtu adalah waktu yang tepat untuk Rudi menanyakan langsung kepada dirinya. Saat mereka hanya berada berdua saja di rumah dan kedua anak mereka yang biasanya akan menginap di rumah orang tuanya. Besok malam Rudi berencana menginterogasi istrinya secara terang-terangan, Rudi ingin pengakuan tersebut keluar dari mulut istrinya. Apakah ia akan berkata jujur atau tidak, Rudi berharap akan mengetahuinya besok malam.




MULUSTRASI...
309623974af5e7e29567b91cb8a9f9eeea52006b.jpg




Sedikit sajian bacaan buat malam jumat ya para suhu..! Enjoy.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd