Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE.



Setelah itu Abdur langsung melanjutkan prosesi memijatnya, dia melakukan pijatan kecil pada punggung Rani. Pijatan dari Abdur tersebut dirasakan begitu nyaman oleh Rani, dia juga merasakan tubuhnya seakan benar-benar dibuat rileks oleh pijatan Abdur tersebut. Tetapi tak lama berselang, ada hal lain yang dirasakan oleh Rani. Setelah Abdur menambahkan minyak pada punggung Rani, sentuhan kulit antara keduanya dirasakan begitu berbeda oleh Rani. Sentuhan dari Abdur tersebut seakan menggelitik urat-urat saraf di bagian punggung Rani, hal tersebut terus menjalar hingga terasa di bagian depan dadanya.



Selain itu Rani merasakan pijatan Abdur seakan menggelitik bagian depan dadanya juga, sekarang ini rani merasakan puting payudaranya seakan digelitik oleh rasa geli dari pijatan Abdur tersebut. Akibatnya Rani langsung bereaksi atas apa yang ia rasakan tersebut, badannya kini menggeliat karena menahan rasa geli tersebut.


Abdur: Kenapa sih Mbak??


Ucap Abdur setelah merasakan badan Rani yang mulai menggeliat.


Rani: Nggak tahu ihh, aneh aja rasanya.


Abdur: Aneh gimana sih Mbak?? Nyaman kan tapi pijatan aku??


Rani: Iya sih nyaman tapi kayak ada rasa yang lain gitu loh.


Abdur: Masa sih Mbak secepat itu?? Mbak terangsang ya??



Rani: Ih enak aja,,, nggak kok. Cuman rasanya lain aja, kek geli gimana gitu.


Abdur: Wah berarti nafsunya Mbak gede banget dong,,, hehehe



Rani: Ih kok kamu ngomongnya gitu sih,,, kenapa emang??


Abdur: Enggak loh mbak,, biasanya kalau masih di area punggung nih jarang lho ada yang udah ngerasain kayak gitu. Tapi ini mbak udah ngerasain aja, geli kan putingnya??


Rani: Ih kok kamu tahu sih,,, sengaja berarti ya??


Abdur: Enggak loh mbak,, biasanya itu tuh baru kerasa di sesi pijat punggung yang keduanya. Setelah full seluruh badan, baru deh nanti ada pijatan sensualnya. Yang mulanya itu dari punggung lagi kayak gini, tapi ini baru di awal Mbak udah ngerasa kayak gitu aja. Mangkanya aku bilang tadi, artinya Mbak Rani tergolong perempuan yang nafsunya gede juga. Hehehe


Mendengar ucapan dari Abdur tersebut, rani sampai tersipu malu dibuatnya. Karena memang benar apa yang dikatakan Abdur kepadanya, bahwasanya saat ini ia merasakan putingnya merasakan getaran. Dan juga Rani merasakan bahwa putingnya itu telah mengeras, karena merasakan seperti digelitik oleh rasa gelinya yang timbul.


Rani: Ah bohong,, mbak nggak percaya deh. Palingan Kamu sengaja kan bikin Mbak kayak gitu??


Abdur: Beneran Mbak aku nggak bohong loh,, kalau dari awal-awal Mbak udah ngerasa nih. Itu artinya gairah Mbak mengarah ke sana tuh, emang tinggi banget. Jujur deh aku Mbak. Emang gak salah sih tapi, badan-badan kayak mbak ini biasanya emang kayak gitu. Dan becek juga biasanya.


Rani: Ih Abdur apa sih,, kok gitu banget ngomongnya. Jangan ah Mbak nggak mau bahas yang beginian.


Abdur: Iya mbak santai kok,, nggak papa sih becek. Asal dalamannya Peret.
Hihihi.


Rani: Abdur!!! Udah deh, lanjutin aja pijatnya. Jangan bahas yang aneh-aneh.


Abdur: Siap mbak!!


Kembali Abdur melanjutkan memijat di daerah punggung Rani, kemudian saat itu Abdur meminta izin kepada Rani untuk menurunkan handuk dan juga tali BH Rani yang menghalangi tangannya untuk memijat.


Abdur: Mbak ini pijatannya mau turun sedikit ke bawah nih mengarah ke pinggang, handuknya diturun ya sama ini sekalian.


Ucap Abdur sambil menarik tali BH Rani yang melekat pada punggungnya.


Rani: Udah jangan ah,,, lepasin handuknya aja. Pengaitnya jangan dilepas deh.


Abdur: Ya udah terserah mbak deh,, lepasin deh mbak handuknya. Nanti aku tutupin kok pinggangnya ke bawah.


Setelah mendengar ucapan dari Abdur tersebut kini tampak Rani melepaskan lilitan handuk dari badannya, kemudian ia meminta Abdur untuk menutupi bagian bawah pinggangnya.


Selanjutnya Abdur kembali memijat di bagian bawah punggung Rani, kini pijatan Abdul tepat berada di bawah pengait bh Rani. Kemudian Abdur menambahkan kembali minyak pada bagian itu, kali ini Abdur menambahkan sedikit banyak dari sebelumnya. Sampai-sampai minyak tersebut mengalir mengenai payudara Rani dan Abdur pun menyekah minyak yang mengalir tersebut.


Rani: Ih kok ke sana sih Abdur,??


Ucap Rani setelah merasakan daging payudaranya bagian samping disentuh oleh Abdur.


Abdur: Biar nggak lengket Mbak, sorry ya Mbak kepegang dikit. Hehehe


Rani: Sengaja kamu tuh curi-curi kesempatan ya??


Abdur: Dikit Mbak,, empuk banget sih. Kulitnya juga halus banget.


Rani: Mesum deh ah, mijit aja yang bener dong Abdur. Jangan jahil tangannya deh.


Abdur: Iya mbak Aman kok.


Kemudian Abdur kembali melanjutkan sesi pijatnya, kali ini ia memijat dengan sungguh-sungguh pada bagian belakang tubuh Rani. Tanpa disadari oleh Rani yang kini tampak sangat menikmati pijatan Abdur, pengait BH Rani kini telah dilepaskan oleh Abdur. Sebenarnya Abdur sudah merasa bergairah semenjak melihat Rani keluar dari kamar mandi tadi, Abdur melihat sosok Rani yang begitu tampak menggoda dengan dirinya hanya berbalutkan selembar handuk saja. Ditambah lagi saat ini ia mendengar rengengkan dan sesekali desahan Rani ketika ia memijat bagian belakang tubuh Rani, rasanya saat itu Abdur ingin Segera menaiki tubuh montok wanita yang kini berbaring tengkurap di hadapannya.


Kemudian tanpa meminta izin dari Rani, abdur benar-benar melakukan hal tersebut. Kini ia naik di atas ubuh Rani yang tengah tengkurap, Abdur menduduki pelan pada bagian pantat Rani. Begitu empuk bagian itu dirasakan oleh Abdur, perbuatan dari Abdur tersebut tentu saja membuat Rani menjadi protes karenanya.


Rani: Eh ngapain sih Abdur??


Abdur: Biar diteken dikit di sini Mbak, di bagian pinggangnya ini loh. Kayaknya di sini urat-uratnya pada tegang deh, udah Mbak tenang aja kok.


" kretek.... Kretekk "


Abdur menekan bagian pinggang Rani.


Rani: Aduh,,, enak banget itu Abdur. Tapi berasa lemes jadinya.


Abdur: Nggak papa Mbak nanti Enak kok itu. Mangkanya Mbak nurut aja deh, dijamin udahnya nanti seger kok.

Rani: hhmmm... Iya dehh..

"awww....sssssttttt"


Desah Rani kemudian.


Selain itu ia merasakan Abdur menggosok dari punggung hingga mengarah ke pinggang bawahnya, terasa begitu mengenah pijatan yang diberikan Abdur pada bagian itu. Tetapi sesaat kemudian Rani mulai sadar, tentang kenapa rasa tersebut bisa menjalar dari punggung hingga menuju ke pinggangnya. Rani merasa pijatan Abdur tidak terhalang oleh sesuatu apapun, bukankah seharusnya di situ ada tali bh-nya yang menghalangi.


Pertanyaan tersebut mulai muncul di kepala Rani, kemudian Rani menoleh ke belakang untuk memastikan hal tersebut.


Rani: Kamu lepasin pengait BH Mbak??


Abdur: Biar maksimal Mbak. Hehe


Rani: Kapan lepasinnya?? Kok nggak bilang sih!!


Abdur: Tadi kok pas mijit bagian punggung mbak, kayaknya Mbak lagi menikmatin banget makanya saya langsung aja deh.


Rani: hmmmm... Kamu tuh ya dasar.


"jangan didudukin gitu dong, berat tau dur"

Ucap Rani kemudian.


Saat itu rani merasakan abdur menduduki tepat di bagian pantatnya, dan saat itu juga rani merasakan sesuatu yang mengeras di balik celana Abdur. Seperti sebuah benda yang tidak asing bagi Rani, dan jika itu benar betapa panjangnya milik Abdur tersebut. Karena saat itu Rani merasakan benda tersebut sedikit menggosok bulatan bokongnya, saat Abdur melakukan gerakan mendorong pijatannya dari pinggang menuju ke punggung.


Rani: ssshhhhh..durrr... Apa sih itu?? Kamu ngaceng ya??

Abdur: Eh kerasa ya mbak??

Rani: Iyalah,, jangan terlalu nempel kamunya.


"ahhhhh...iiiihhhhh...Abdurr... Sengaja ya???"


Saat itu Rani merasakan abdur yang semakin menekankan benda tersebut pada belahan pantatnya.


Abdur: Tenang Mbak cuman gini-gini aja nggak akan lebih, ini bagian dari pijatnya emang kok.


Rani: Tapi jangan nempel gitu lah, kerasa banget tau.


Abdur: Nanti bakal lebih kerasa kok Mbak,, hehehe

Rani: Pokoknya jangan aneh-aneh deh, mbak gak mau pokoknya.

Abdur: Iya mbak,, siap aman kok.


Kini tanpa meminta izin dari Rani, abdur membuka handuk yang menutupi bagian bokong Rani.


"Abdur kok dibuka sih?? "


Protes Rani kemudian.


" sudah waktunya pijit yang di sini mbak, pokoknya Mbak tenang aja deh
Aman kok "


"hmmmmm"

Hanya itu yang keluar dari mulut Rani kemudian.


Abdur mulai memijati bagian betis Rani, cukup lama ia memijat di bagian itu. Posisi Abdur yang kini turun dari atas badan Rani, kini ia berada tepat di bawah ujung kaki Rani. Pemandangan indah pun tidak dapat lepas dari tatapan Abdur, saat itu Abdul melihat bongkahan pantat Rani yang begitu montok dan sesekali bergetar saat menerima pijatan dari Abdur. Pemandangan tersebut tentu saja akan menggoda laki-laki manapun, termasuk saat ini Abdur yang melihat pemandangan tersebut tepat di hadapannya. Begitu bulat sedikit menungging, di tambah lagi dagingnya yang tampak kenyal dan kulitnya yang putih bersih. Tetapi pemandangan tersebut sedikit terhalang dengan adanya celana dalam Rani di sana.


Abdur merasa tidak tahan untuk segera memijit di area tersebut, dengan perlahan dan hati-hati Abdur menaikkan pijatannya mengarah ke paha rani. Ia pijat dengan pelan dan hati-hati pada bagian paha rani tersebut, abdur ingin membuat Rani merasa nyaman terlebih dahulu. Cukup lama Abdur memijat pada bagian paha rani tersebut, kemudian kembali ia tambahkan minyak pada bagian tersebut. Rasa licin yang ditimbulkan dari minyak yang dilumurkan oleh Abdur, ditambah lagi kulit Rani yang memang halus terawat. Hal tersebut membuat keduanya merasakan sentuhan yang erotis pada masing-masing diri mereka.



Rani sempat menggeliat karena pijatan Abdul pada bagian paha nya tersebut, tetapi kini tampak rani tidak lagi protes dengan apa yang dilakukan oleh Abdur pada dirinya. Sampailah kini Abdur pada bagian yang sedari tadi ia impikan, Abdur sangat bersemangat saat akan memijat pada bagian bulatan pantat Rani. Abdur sedikit memberikan remasan pada bagian itu, akibatnya Rani kembali mendesah karenanya. Tetapi lagi-lagi rani tidak memprotes perbuatan Abdur tersebut. Hal tersebut sangat dimaklumi oleh Abdur, karena kini ia mengetahui bahwasanya Rani telah hanyut dalam birahinya.


Hal tersebut sebenarnya sejak awal telah disadari oleh Abdur, bahwasanya libido wanita ini cukup tinggi. Dengan hanya dipijat pada bagian punggung saja, rani sudah merasakan getaran-getaran rangsangan yang diberikan oleh Abdur pijatannya. Maka dari itu kini Abdur semakin berani untuk melangkah lebih jauh, abdur kembali menambahkan minyak dan melumuri bagian pantat Rani. Menyadari hal tersebut, rani sedikit protes karenanya.


Rani: Abdur basah dong kalau digituin.!!


Abdur: Emang Mau dilepas aja Mbak??

Rani: Ya jangan juga lah, tapi jangan terlalu basah gitu. Takut masuk ke dalam.hihiii

Abdur: Ke dalam mana sih Mbak??

Rani: Ke dalam memek mbak dong..hahaa

Entah dalam keadaan sadar atau tidak, saat ini Rani mengucapkan kata-kata yang selama ini tidak pernah ya ucapkan. Yaitu "memek".


Akibatnya abdur semakin dibuat gemas dengan tingkah pola Rani tersebut, ternyata tepat dugaan Abdur bahwasanya wanita ini menyimpan Sisi liar di balik sosoknya yang tampak malu-malu dan tidak ingin disentuh laki-laki. Abdur menyadari bahwasanya dengan sedikit kesabaran saja malam ini ia pastikan akan dapat menikmati tubuh montok binor satu ini, tetapi Abdur tidak ingin tergesa-gesa ia ingin Rani menikmati pijatannya terlebih dahulu. kemudian barulah nanti ia akan mengambil bagian itu pada sesi akhirnya, kini Abdur kembali fokus melakukan pijatan pada tubuh Rani.
Tampak kini suasana awkard terjadi diantara mereka, baik Abdur ataupun Rani kini sama-sama terdiam setelah mendengar Rani mengucapkan hal tersebut, Abdur yang saat itu berusaha untuk mencari celah menyentuh bagian menggemaskan dari tubuh rani tersebut. Yaitu bokong rani yang montok indah itu. saat itu Abdur merasa sedikit kesulitan, Karena Rani tidak ingin dilepaskan celana dalamnya.


Selanjutnya Abdur menggesekkan dadanya yang berbulu itu dengan bagian punggung Rani, hal tersebut tentu saja membuat Rani merasa geli sekaligus semakin terangsang karenanya. Akibatnya desahan manja rani kini keluar tidak tertahankan lagi, desahan itu kini terdengar begitu Sensual dari di bibir rani.

"Aaassshhhh...mmmhhhh....ooouugghhh"

Tentu saja hal tersebut semakin membuat Abdur bergairah saja.


Dalam posisinya masih menindih tubuh Rani dari belakang, abdur kemudian memegang kedua tangan Rani. Selanjutnya ia bentangkan kedua tangan Rani tersebut menyamping agak ke depan, kemudian ia pegang dengan erat kedua tangan Rani tersebut. Hal itu tentu saja yang membuat Rani menjadi sadar tentang kondisinya saat ini, sontak saja Rani langsung membuka matanya dan menoleh ke arah Abdur. Tetapi terlambat, Abdur telah lebih cepat melakukannya daripada usaha Rani menahannya. Kini Abdur telah berhasil meletakkan Tangan Rani terlempar ke depan dua-duanya, tangan tersebut ia tahan untuk tetap berada dalam posisi demikian. Sementara kini gesekan depan dadanya dan punggung Rani terus dilakukan oleh Abdur, dan yang lebih gila lagi kini Abdur melakukannya sambil menjilati telinga Rani. Akibatnya Rani mulai sedikit berontak dan kini desahan tersebut terdengar lebih kencang, disertai dengan Rani berusaha menghentikan gerakan Abdur.


"aaawww....iiiiihhhh....Abdur...hhhhhh...jangan gitu iiiihhhhh"


"Liiiiickkkkkk....mmmmmhhhhhh"

Abdur terus melakukannya, ia terus menjilati telinga dan juga leher Rani.


Kini kedua bagian tubuh rani tersebut terus mendapatkan perlakuan mesum dari Abdur, akibatnya membuat Rani semakin merasa geli juga sangat terangsang. Gerakan badan Rani mulai melemah, kini ia tidak lagi berusaha untuk menghentikan kelakuan Abdur terhadap tubuhnya. Rani merasa sangat lemas pada tubuhnya, rasa geli yang amat sangat membuat ia serasa kehabisan tenaga. Hingga kini hanya rengekan yang keluar dari mulut Rani, sekaligus beberapa kali kembali terdengar desahan dari bibir rani. Sementara Abdur tampak terus melakukannya dengan sangat bernafsu, ia tidak lagi memperdulikan protes dari Rani. Abdur semakin Intens melakukan gerakan menggesek pada punggung Rani, sampai-sampai posisi penisnya yang tengah bergesekan dengan bulatan pantat Rani terasa semakin mengeras.


Hal tersebut juga dirasakan oleh Rani, ia merasakan batang Abdur yang menempelkan erat di sana. Sekaligus Rani juga merasakan gesekan mesra antara batang Abdur dan juga belahan daging kenyal pantatnya.


"aahhhhh....duuuuhhhhh....abduuuurrrrrr..."


Teriak Rani kemudian, kali ini sangat kencang sekali.



Saat itu Rani merasakan celana yang dikenakan Abdur turun dengan sendirinya, akibat dari gerakan Abdur yang naik turun menggesekkan dadanya dengan punggung Rani. Dan saat itu terasa oleh Rani batang Abdur yang kini menyentuh kulit pantatnya langsung, rani merasakan batang Abdul tersebut berusaha membelah dan menekan di bagian belahan pantatnya. Namun hal tersebut masih terhalang dengan celana dalam yang dikenakan oleh Rani. Merasakan sentuhan puting Abdur yang begitu Intens pada punggungnya, akhirnya membuat Rani semakin merasa terangsang dan juga tidak dapat menahan geliat gerak badannya.


Rasa geli yang dirasakan oleh Rani kini seakan menjalar di seluruh tubuhnya, tak terkecuali pada bagian vaginanya. Saat itu Rani merasakan seperti mendapatkan aliran setruman rasa geli pada vaginanya, akibatnya Rani bereaksi dengan menggerakkan pinggulnya naik turun ke atas dan sesekali ke kiri dan ke kanan. Hal tersebut tentu saja membuat penis Abdur yang kini sudah tidak tertutup celana lagi, dapat bersentuhan langsung dan juga tergesek semakin intens dengan pantat Rani yang montok itu. Prosesi tersebut tentu saja semakin menambah erotis keadaan keduanya, baik Abdur maupun rani kini sama-sama sangat menikmati prosesi tersebut.


Tidak berselang beberapa lama kemudian, abdul tampak membuat gerakan meluncur lebih jauh ke depan di atas punggung Rani. Saat Itu Abdul melepaskan pegangannya Tangan Rani, kemudian kedua tangannya bertumpu pada punggung Rani. Selanjutnya Abdur menggesekkan penisnya yang amat keras itu pada punggung Rani, tetapi hanya sekali Abdur melakukan gerakan tersebut. Kemudian ia turun dari atas punggung Rani dan mengambil posisi duduk di sebelah Rani yang tengah berbaring tengkurap, saat itu Rani masih terus memejamkan matanya hingga ia menyadari bahwasanya perlakuan Abdur terhadap tubuhnya kini telah terhenti.


Menyadari hal tersebut rani segera membuka matanya, dan saat itu ia melihat Abdur yang sudah duduk selonjoran di sebelahnya. Saat melihat Abdur dalam posisi tersebut, tak lama kemudian pandangan Rani langsung terfokus kepada batang Abdur yang tampak berdiri keras di sana. Rani yang melihat batang Abdur yang tampak berdiri tegak di hadapannya itu, spontan saja secara naluri ia mulai menilai dan mengamati batang milik Abdur.


"sepertinya lebih panjang dari milik Pak Dedi dan juga lebih besar...hmmm...lebih bersih terawat juga"


Begitulah pemikiran rani setelah kini ia melihat langsung penis Abdur di hadapannya, dan yang membuat Rani seakan semakin terkejut adalah kenampakan batang Abdur yang tidak ada bulu sedikitpun tersebut, rani melihat abdur mencukur gundul jembutnya dengan sangat bersih sekali. Rani dapat melihat hal tersebut dengan jelas karena saat ini celana Abdur yang memang masih menempel pada tubuhnya, tetapi celana tersebut kini melorot hingga ke bagian lututnya. Mengingat hal yang buruk bisa saja terjadi, Rani segera meminta Abdur untuk membenarkan kembali celananya pada posisi seharusnya.


" ih Abdur kok telanjang sih?? Pake lagi dong celananya!! "


Ucap Rani mengingatkan Abdur.


Abdur hanya tersenyum mendengar perkataan dari Rani tersebut, kemudian ia melakukan apa yang diminta oleh Rani. Abdur kembali mengenakan celananya untuk menutupi penisnya, walaupun hal tersebut sangat susah karena kondisi penis Abdur yang kini sangat tegang. Tetapi Abdur tetap berusaha memasukkan penisnya ke dalam celana, walaupun tampak celana tersebut begitu kesusahan menahan menjulangnya tegak penis Abdur.



" udah tuh Mbak,, mbak tenang aja. Aman kok aku nggak bakal aneh-aneh deh!!! "


Rani: Nggak aneh-aneh gimana sih?? Barusan Apa coba namanya??


Abdur: Ya itu sedikit aja sih Mbak,, tapi rasanya enak kan?? Dan aku nggak berbuat lebih kan mbak??


Rani: Iyalah nggak boleh Abdur,,, jangan lo ya. Mbak belum pernah kayak gitu Abdur, sama laki-laki selain suami Mbak.


Abdur: Iya mbak, aku paham kok dan aku nggak akan berbuat sesuatu yang di luar permintaan Mbak Rani deh. Mbak tenang aja, aku profesional kok.


Rani: Ya syukurlah kalau begitu,,,haaaahhh.


Jawab Rani sambil tampak menghelah nafasnya.


Saat itu Rani merasakan tubuhnya terasa sangat lemas, sehingga membuat Rani masih bertahan dalam posisi berbaring tengkurap di hadapan Abdur. Dengan sedikit rasa malas rani berusaha bangkit untuk mengambil posisi duduk sama seperti Abdur, tetapi karena ia belum menyadari dirinya sepenuhnya. Saat ia berusaha bangkit untuk mengambil posisi duduk tersebut, tanpa disadari Rani BH yang ia gunakan telah terlepas dari tubuhnya. Akibatnya kini payudara Rani terexpose bebas di hadapan Abdur, hal tersebut tentu saja karena tadi pengait BH Rani dilepaskan oleh Abdur dan Rani lupa akan hal tersebut.


Sementara itu Abdur yang melihat rani dalam keadaan bertelanjang dada di hadapannya, dibuat seakan semakin bergairah saja terhadap tubuh rani yang seksi tersebut. Tetapi sesuai dengan janjinya kepada Rani, Abdur hanya berkomentar demikian saja. Tidak melakukan hal yang lebih terhadap tubuh Rani.


Abdur: Wow gede banget sih Mbak,,, kenceng juga. Jadi takut nggak bisa nahan nih nanti pas mijit di bagian itu. Hehehe


Rani: Ih enak aja, itu mah keenakan kamu. Siapa juga yang mau dipijat di sini.


Ucap Rani sambil menutupi payudaranya dengan tangannya.


Kemudian Rani mengambil handuk yang berada di atas ranjang tersebut, rani melilitkan handuk tersebut pada tubuhnya. Tanpa ia mengenakan bh-nya terlebih dahulu, sehingga kini tubuh Rani bagian atas dalam posisi polos di balik handuk yang ia kenakan. Setelah itu rani kembali berbaring dalam posisi terlentang, ia memejamkan matanya dan kembali mengatur nafasnya. Rani meletakkan kedua tangannya di atas gundukan payudaranya, seperti berjaga-jaga agar bagian tersebut tidak disentuh dengan nakal oleh Abdur.


Sementara itu Abdur yang melihat rani Tengah berbaring terlentang di hadapannya, kini mengambil posisi yang sama. Ia juga berbaring terlentang sebelah Rani, menyadari hal tersebut rani langsung bereaksi setelahnya.


Rani: Ih kamu tuh, ganjen banget sih. Pakai ikutan tiduran segala di sebelah Mbak.


Ucap Rani sambil memukul pelan paha Abdur.


Abdur: Lemes juga lho aku Mbak, sama kayak mbak lah.


Rani: Lemes kenapa sih kamu?? Kan mbak yang dipijat!!


Abdur: Kan aku yang Mijet Mbak, lagian Mbak pikir aku nggak menahan gairah apa dari tadi.?? Udah dari awal kali Mbak aku tuh nafsu liat badan Mbak, tetapi aku tetap berusaha profesional. Mbak Tenang aja pokoknya.


Rani: Tuh kan bener!! Gerakan kamu tuh lain banget, kayak sengaja merangsang Mbak gitu deh!


Abdur: Oh kalau itu mah nggak Mbak, emang prosesi pijatnya gitu kok. Bahkan nanti kalau udah pijat bagian depan tubuhnya. Ada yang lebih hot dari itu lho Mbak.


Rani: Udah ah, cukup gini aja dulu. Mbak nggak sanggup kalau diterusin.


Abdur: Nggak sanggup Kenapa sih Mbak?? Mbak terangsang juga??


Rani: Iya sih,, parah banget kamu bikin mbak sampai kayak gitu!!


Abdur: Bagus dong Mbak, artinya mbak normal dong!!

Rani: Iya sih normal, tapi masa terangsang sama kamu sih. Bisa-bisa gawat nanti. Hahaha


Abdur: Kalau aku yakin bisa nahan kok Mbak, buktinya tadi aja bisa nahan kan?? Mbak deh Kayaknya nggak bisa nahan. Hehehe


Rani: Enak aja bilangin Mbak begitu,, kamu tuh nanti nggak bisa nahan.


Abdur: Mau dibuktiin nih??


Rani: Buktiin gimana sih??


Abdur: Kita buktiin Siapa yang nggak bisa nahan dong.. Hehehe


Rani: Udah ah enggak,, malah keenakan kamu dong.


Abdur: Kan sama-sama enak mbak,, malah lebih enakan Mbak dong sambil dipijat juga. Tapi aku yakin deh, mbak nggak bakal bisa nahan kalau udah dipijat bagian depan. Yakin aku Mbak!!

Rani: Enak aja, siapa bilang??


Abdur: Kan aku barusan bilang Mbak, tadi aja baru segitu udah bilang nggak tahan.


" apalagi Udah dipijit Yang ini "

Ucap Abdur sambil meremas payudara Rani.


" ih Abdur apaan sih, jauhin tangannya dari situ "


Ucap Rani sambil memegang tangan Abdur yang kini mendarat pada payudaranya.


Abdur: Gede banget sih Mbak?? Tapi agak kurang kenceng dikit sih, aku bisa kok mijitnya biar bisa makin kenceng mbak.


Rani: Udah pindahin dulu tangannya dari situ ah,, modus kamu aja paling bilang gitu.


Balas Rani tampak sedikit sewot.


Abdur: Beneran lho Mbak, suami Mbak pasti bakal senang. Apalagi nanti Liat payudara Mbak yang montok ini bertambah semakin kencang.


Mendengar Abdur membahas tentang suaminya, seketika pikiran Rani langsung teringat akan permasalahan yang kini dialaminya bersama suaminya.


Memikirkan hal tersebut rani menganggap bisa saja Mas Rudi kini melakukan hal yang sama dengan dirinya, bisa saja mas Rudi mencari perempuan yang lebih muda yang notabene memiliki tubuh yang lebih menarik darinya. Mempertimbangkan hal tersebut rani menjadi tertarik untuk mencoba memperkencang payudaranya, agar dirinya terlihat semakin menarik. Seperti hal yang dikatakan Abdur tadi, mungkin saja hal tersebut bisa membuat suaminya semakin betah menjamah tubuh Rani. Ia pun sempat terdiam karena memikirkan hal tersebut, sampai Rani merasakan kini jemari Abdur telah bersentuhan langsung dengan kulit payudaranya dan jemari Abdur kini memilin pelan puting payudaranya.


"ssssstttthhh abdur.... Kenapa sih??"


Ucap Rani mendesis mempertanyakan perbuatan Abdur tersebut, rani juga menyadari bahwa saat ini handuk yang ia kenakan tampak telah di lempar kesamping tubuhnya oleh Abdur.



Bersambung.....
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd