Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DIREBUT PEGAWAI BANK

4. TERBAWA SUASANA

POV ADI

Setelah menyelesaikan semua urusan kerjaan aku ingin segera pulang untuk mendengarkan hasil pertemuannya dengan Hendra tadi siang. Aku segera memacu mobilku agar segera sampai ke rumah. Sekitar 30 menit kemudian aku sudah sampai di halaman rumahku. Segera aku memasuki rumah untuk mencari keberadaan istriku.

Aku melihat istriku sedang berada di dapur membuat makan malam kami. Agar tidak mengganggunya aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Dan nanti akan aku tanyakan saat makan malam bersama agar bisa lebih santai saat bercerita. Setelah mandi dan berganti pakaian badanku terasa lebih segar dari sebelumnya. Kemudian aku melangkah ke meja makan dan menyantap makan malam bersama istriku. Aku melihat istriku cantik sekali malam ini dengan memakai daster tanpa lengan dan sepertinya juga berdandan. Dia selalu memberikan senyuman terbaiknya ketika aku pulang kerja.



"Gimana tadi hasil ketemuannya sayang?" Tanyaku membuka pembicaraan. Istriku menatap ke arahku sambil tersenyum.

"Cie.. cie yang habis ketemu pacarnya" godaku. Dan istriku semakin tersipu malu.

"Apaan sih yang. Cuma ketemuan biasa aja kok" jawabnya malu-malu

"Tadi kita ketemu di restoran jepang sayang. Kemudian aku menyetujui untuk mendaftar program tabungan yang ditawarkan" lanjut istriku.

"Setelah itu membahas apa?" Tanyaku lagi sambil mengunyah makanan. Terlihat sikap mencurigakan dari istriku. Dia seperti berfikir untuk menyampaikan sesuatu. Aku sangat paham betul bagaimana sifat istriku yang tidak bisa berbohong. Jadi kalau ada hal yang disembunyikan pasti akan terlihat dari wajahnya. Namun aku pura-pura tidak memperdulikan keanehan dari sikapnya agar dia bisa santai dalam bercerita.

"Ya kita ngobrol santai aja sayang. Dia bercerita tentang pekerjaannya" jawab istriku ragu. Aku semakin yakin ada yang coba disembunyikan dariku tentang pertemuan tadi karena dia terlihat sekali sedang menutupi sesuatu. Seharusnya aku menekannya untuk menceritakan semua namun kenapa rasa penasaranku malah membuatku horni.

"Dia lirik-lirik ke kamu gak yang?" Tanyaku lagi

" Iya yang…. Dia bahkan sering memuji cantik" jawab istriku. Aku yang mendengar itu seketika menjadi cemburu namun berusaha ku tahan.

"Pokoknya dia seperti senang lihat wajahku saya yang" lanjutnya. Aku masih diam dan mendengarkan ucapannya.

"Tapi dia asyik diajak ngobrol. Kalau saya jadi temannya boleh g sayang?" Tanyanya. Aku bingung harus menjawab apa tapi istriku sepertinya berharap aku mengizinkan.

"Boleh dong sayang, yang penting kamu bilang ke mas ya kalau mau ketemu dia. Dan jangan sampai ada yang disembunyikan ya" jawabku.

"Iya yang… makasih ya yang" ucapnya sambil beranjak untuk menyingkirkan piring bekas makan kita.

Aku masih berdiam diri memikirkan cerita istriku dan menduga bahwa cerita yang dia sampaikan tidak utuh. Ada bagian dari pertemuannya tadi yang dia sembunyikan dariku. Pikiranku menjadi semakin liar seolah membayangkan tadi siang istriku disetubuhi Hendra. Nafsuku menjadi bergejolak sambil mengamati tubuh istriku dari belakang yang sedang mencuci piring. Birahi sudah tidak terbendung lagi sehingga mendorongku untuk melangkah mendekatinya. Aku segera mendekatkan tubuhku ke posisi istriku yang sedang mencuci piring sambil berbisik.

"Aku jadi sange melihat bodimu sayang" ucapku berbisik di dekat telinga nya. Padahal sebenarnya yang membuatku sange bukan bodinya tapi imajinasi liar yang sedang mempengaruhi pikiranku. Istriku hanya tersenyum tidak menjawab apapun.

Daster yang dia kenakan aku singkap ke atas sehingga tampaklah celana dalam berenda yang dia pakai. Segera kuturunkan celana dalamnya sehingga terlihat pantat putih dan mulus istriku. Aku ingin bermain-main dulu dengan pantat istriku dan tidak ingin segera memasukkan kontolku. Pukulan ringan kulayangkan kepantatnya membuat istriku sedikit menjerit. Kemudian aku remas-remas bongkahan pantat mulusnya beberapa saat hingga istriku mulai mengerang.



"Aaaaarrgggh sayang… kamu ngapain??" Tanyanya. Aku tidak menjawab pertanyaanya dan terus melakukan remasan kepantatnya.

Setelah puas meremas pantatnya aku berjongkok di belakang istriku sehingga posisi pantatnya tepat didepan wajahku. Aku mulai menjilati pantatnya dengan brutal sehingga membuat desahan istriku semakin keras terdengar. Aku hisap-hisap lubang vaginanya dari belakang membuat vaginanya basah. Istriku bertumpu pada kitchen set di depannya agar untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.

Setelah puas bermain-main dengan pantatnya, aku menurunkan celana kolor yang aku pakai. Segera kuarahkan kontolku yang sudah berdiri masuk ke vaginanya dari belakang. Tidak perlu perjuangan keras untuk memasukkan batangku karena vagina istriku sudah basah karena jilatanku tadi.

Aku mulai memacu kontolku maju mundur dengan posisi berdiri. Kemudian tanganku juga mulai meremas-remas payudara istriku yang masih tertutup daster dan bra. Aku merasakan kenikmatan dari persetubuhan ini ditambah lagi pikiranku tentang Hendra yang sekarang mencoba mendekati istriku.



Bersetubuh dengan istri dibarengi dengan rasa marah dan cemburu memang sangat menantang. Apalagi wanita yang sekarang ini aku genjot vaginannya merupakan wanita sholehah dan lugu yang sudah nmendampingiku selama 11 tahun . Hingga dia mulai menunjukkan perubahan setelah mengenal Hendra walaupun hanya sebatas suka bersolek. Hari-harinya terlihat sangat bahagia dan keceriaan yang dulu hilang kembali lagi pada hidupnya.

Hal inilah yang semakin membuatku tidak rela sekaligus timbul ketakutan dalam hati. Aku sangat takut nanti Hendra berhasil merebut hati istriku dan membuatnya meninggalkanku. Aku takut nanti dia tidak patuh lagi terhadapku dan lebih memilih untuk tunduk kepada Hendra. Namun kalau bukan karena fantasi yang sekarang aku lakukan mungkin hubungan seksual kita masih terasa hambar seperti sebelumnya.

Aku tmasih terus memacu kontolku tanpa merubah posisi. Hingga akhirnya aku sudah tidak bisa lagi menahan sperma yang akan keluar dan akhirnya CROOOT. Spermaku keluar didalam vaginanya hingga meleleh keluar. Lagi-lagi aku melihat kekecewaan yang terpancar dari wajah istriku namun dia tidak mengungkapkannya. Aku memang selalu payah salam durasi persetubuhan. Durasi waktu hingga klimak hanya sekitar 2 menit saja sehingga sering membuat istriku tidak puas tapi istriku hanya diam.

Ingin sekali aku memeriksakan kondisiku ini kepada ahlinya namun karena kesibukanku rencana itu selalu tertunda. Setelah kami bersetubuh di dapur, aku pamit untuk tidur kepada istriku. Terlihat istriku hanya mengangguk tanpa menjawab kemudian melanjutkan mencuci piring. Dari belakang aku perhatikan sepertinya istriku sedang memikirkan sesuatu tapi entah apa yang sedang dia pikirkan.



POV DITA

Aku sudah terbiasa dengan ketidak puasan saat berhubungan badan dengan suamiku. Semalam saat mas Andi menyetubuhi di dapur aku tidak merasakan kepuasan apapun darinya karena dia mencapai klimak sebentar saja. Setelah suamiku pergi kekamar, aku merenungi apakah aku bisa bertahan dalam kondisi seperti ini terus. Untuk pasangan yang sudah menikah, kebutuhan seksual akan menjadi penting dan sangat berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga.

Semalam aku sempat berfikir kotor andai saja bisa bersetubuh dengan Hendra apakah aku bisa merasakan kepuasan? Namun hal itu segera ku tepis karena tidak mungkin aku akan bersetubuh dengan Hendra mengingat dia bukan suamiku dan aku tidak mau terjerumus kedalam perbuatan dosa besar Zina yang sangat dilarang dalam agamaku. Aku segera menyelesaikan kegiatanku dan pergi kekamar untuk tidur. Aku melihat suamiku yang sudah terlelap di ranjang kami. Wajahnya yang terlihat kelelahan setelah seharian bekerja membuatku tidak tega kalau harus menghianati suamiku yang sudah berjuang menghidupiku ini.

Aku mengawali pagiku seperti biasanya dengan menyiapkan sarapan dan pakaian untuk mas Andi sebelum berangkat kerja. Setelah mas Andi meninggalkan rumah hari ini aku akan pergi ke supermarket untuk belanja bulanan. Sudah menjadi kebiasaanku untuk membeli kebutuhan rumah sebulan sekali karena aku tipe wanita yang tidak terlalu suka belanja. Saat hendak mandi, tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.Ternyata pesan yang masuk dari Hendra.

"Selamat pagi mbak Dita. Semangat beraktifitas ya πŸ€—" tulis Hendra dipesannya. Membaca pesannya menambah kebahagiaanku pagi ini.

"Makasih mas. Mas Hendra juga semangat ya" balasku terlihat seperti menyemangati kekasih.

"Hari ini sibuk ya mbak?" Balas Hendra dengan pertanyaan singkat

"Enggak sih mas. Cuma mau belanja bulanan aja di supermarket" jawabku.

"Ikut dong mbak🫣" balasnya menggodaku.

"AyokπŸ˜€" balasku singkat. Gila.. aku mengumpat dalam hati. Kenapa aku malah mengiyakan. Kalau dia ikut beneran gimana. Aku menyalahkan diri sendiri yang terlalu gegabah.

"Canda mbakπŸ˜† kapan dong bisa nongkrong lagi mbak?" Balasnya diikuti pertanyaan. Aku lega ternyata Hendra hanya bercanda.

"Kapan ya…. Lagi sibuk kayaknyaπŸ€ͺ" balasku dengan memberikan emote mengejek

"Kayaknya harus dijemput paksa nihπŸ˜…" balasnya.


"Jemput aja kalau beraniπŸ€ͺ" aku membalas dengan candaan yang seolah menantang.

"Tunggu tanggal mainnya 😜😜😜" balasnya

Bercanda dengan Hendra pagi ini membuat pagiku terasa berbeda karena hal ini tidak pernah aku lakukan dengan suamiku. Candaan yang renyah walaupun hanya sebatas chatting saja sudah cukup membuatku senang. Entah sudah berapa lama aku dan Hendra saling berbalas pesan satu sama lain hingga akhirnya ada sebuah pesan darinya yang membuatku berimajinasi.

"Udah udah… jangan canda terus.wkwk mas Hendra kok chatting terus, emang gak kerja?" Tanyaku

" Nggak mbak. Lagi ambil cuti. Capek kerja terus hehe" jawabnya sambil bergurau.

"Waaah enak dong. Yasudah saya mau mandi dulu ya mas. Keburu siang mau belanja" aku mencoba menyudahi percakapan.

"Ikut dong mbakπŸ€—" balasnya singkat

"Ikut belanja atau mandi?πŸ˜…" Tanyaku. Aku kembali lagi melakukan kesalahan dan menurutku candaku ini sudah kelewat batas. Bagaimana mungkin aku bisa bergurau senekat ini kepadanya.

"Kalau boleh sih ikut mandi🫣" balasnya. Aku panik membaca balasan dari Hendra. Ini semua akibat ulahku yang tidak hati-hati dalam membalas pesan.

"Hisssh dosa. Udah dulu ya mas. Bye" jawabku asal ketik saja karena ingin menyudahi percakapan.

Percakapan pun akhirnya kami sudahi dan aku pun segera pergi ke kamar mandi. Saat semua pakaianku terlepas tiba-tiba chattingan Hendra yang ingin ikut mandi datang di pikiranku. Seketika tubuhku menjadi terangsang seolah Hendra ikut mandi denganku. Aku pegang kedua putingku sambil membayangkan wajah Hendra dengan lembut. Pilinan di putingku semakin membuat nafsuku memuncak.

Tangan kananku pindah ke area kewanitaanku dan mulai bermain-main di bibir vagina. Aku mulai mengocok lubang vaginaku sambil terus membayangkan wajah Hendra yang sangat ganteng. Akhirnya CREEET… Aku mengalami orgasme dengan jariku. Setidaknya orgasme ini untuk mengganti kekecewaanku saat berhubungan badan dengan mas Andi semalam. Ini pertama kalinya aku melakukan masturbasi dan ternyata bayangan Hendra lah yang membuatku berimajinasi bukan suamiku.

Selesai mandi aku bersiap-siap untuk pergi ke supermarket untuk belanja bulanan. Namun Sebelum itu Aku merias diri didepan meja riasku beberapa waktu. Sejak mengenal Hendra aku selalu menjaga penampilanku seolah-olah aku merasa bahwa aku adalah pasangannya yang harus mengimbangi ketampanannya. Pikiranku memang benar-benar sudah kacau. Mulai Dari kosmetik dan pakaian saat keluar rumah selalu aku perhatikan. Efeknya mas Andi merasa senang dengan perubahanku walaupun sebenarnya motivasiku adalah Hendra. Setelah semua persiapan selesai, aku memacu mobilku ke supermarket.

Tiba di supermarket aku mulai mencari barang-barang yang akan dibutuhkan selama sebulan. Aku berjalan mendorong troli sambil memasukkan barang-barang kedalamnya. Hingga aku dikagetkan dengan suara dibelakangku.

"Bisa saya bantu kak?" Aku segera menoleh kebelakang dan betapa kagetnya aku ternyata Hendra sudah berdiri di belakangku sambil memberikan senyuman. Hatiku seketika meleleh melihat wajah Hendra namun aku berusaha untuk tenang.

"Ngagetin aja sih mas. Mas Hendra buntuti aku ya? Tanyaku sedikit curiga.

"Iya lah mbak. Aku gak tega membiarkan bidadari belanja sendiri" jawabnya jujur sambil memujiku. Aku pun merasa tersanjung dengan pujiannya. Satu hal yang aku sukai dari Hendra yaitu dia selalu bicara jujur tanpa gengsi. Dimataku dia gentleman banget sehingga sering membuatku tersanjung.

"Ih gombal. Cuti seharusnya istirahat biar capeknya ilang. Ini malah keluar" jawabku seolah memberi nasehat kepadanya.

"Ga papa mbak. Lebih capek lagi kalau dirumah kepikiran mbak terus tanpa bisa ketemu" jawabnya enteng. Sekali lagi aku merasa terbang dibuat gombalannya.

Dia mengambil alih troli yang aku dorong dan menemaniku dengan sabar mencari barang-barang yang aku butuhkan. Kami berjalan bersampingan menyusuri rak supermarket seperti sepasang suami istri. Hendra dengan sabar mengikutiku mencari barang-barang sesekali kita berdiskusi tentang produk di supermarket ini. Setelah semua barang yang aku butuhkan sudah masuk ke troli akhirnya kami berjalan menuju kasir. Kemudian Hendra membawakan semua barangku dan memasukkan kedalam bagasi mobil.

"Tugas saya sudah selesai bu bos. Saatnya saya meminta upah" ucapnya bercanda setelah menutup bagasi mobil

"Mau upah apa?" Tanyaku penasaran sambil tersenyum.

"Anterin pulang dong" jawabnya singkat

Ternyata Hendra tidak membawa mobil ke supermarket ini. Kata dia lebih suka naik taksi online daripada harus menyetir sendiri. Dia memaksaku agar dia bisa menyetir mobilku dan menyuruhku untuk duduk di kursi samping. Disepanjang perjalanan kita mengobrol banyak dan tidak lupa dia juga sering memujiku.

"Mbak Dita ini kayak bintang ya" ucapnya membuatku bingung

"Kok bisa mas?" Tanyaku penasaran

"Karena mbak Dita Enak dilihat dan sulit digapai" jawabnya sambil ketawa. Aku sontak mencubit pinggangnya karena gemes dengan gombalannya.

Aku kaget dengan perbuatanku barusan karena baru kali ini melakukan kontak fisik dengan lawan jenis yang bukan muhrim. Hendra memang pandai memilih topik pembicaraan sehingga saat bersamanya suasana menjadi hidup. Dia seolah tahu topik pembicaraan yang aku sukai dan selalu berimprovisasi tentang topik itu.

"Mbak, masih ada ruang gak buat saya dihati mbak Dita?" Lagi-lagi pertanyaan Hendra membuatku bingung.

"Kalau sebagai teman masih banyak ruang. Tapi kalau sebagai kekasih kayaknya sudah tidak ada mas" jawabku tegas. Aku berusaha membatasi diri agar hubunganku dengan dia tidak lebih dari pertemanan biasa. Bagaimanapun aku adalah wanita yang sudah bersuami dan memegang teguh nilai-nilai agama yang selama ini aku anut.

"Kalau masih ada kata "kayaknya" berarti masih ada peluang. Yes!!" Ucap Hendra sambil mengepakan tangannya. Mengetahui hal itu aku mencubit lagi pinggangnya sehingga membuatnya kesakitan.

Kami memasuki perumahan yang terbilang masih sepi dan berhenti didepan rumah yang tertutup pagar. Suasana perumahannya sangat asri karena banyak pepohonan disekitarnya.

"Ini rumahku mbak. Ayo turun dulu" ajak hendra.

"Aku langsung balik aja ya mas. Mau ada acara soalnya" aku menolak ajakan Hendra. Jujur saja aku masih ragu untuk masuk ke rumahnya karena aku takut nanti kalau masuk ke rumahnya hanya ada aku dan Hendra saja di dalam. Tanpa menjawab, tiba-tiba hendra keluar mobil sambil membawa kunci mobilku. Aku langsung turun mengejarnya hingga masuk kerumah.

"Nah sekarang mbak Dita sudah masuk rumah. Silahkan duduk mbak" ucapnya sambil tertawa. Aku yang tidak bisa berbuat apa-apa akhirnya menuruti perintahnya. Hendra kemudian masuk ke dapur dan keluar membawa minuman untukku kemudian mempersilahkanku untuk minum.

Kami melanjutkan obrolan di ruang tamu rumah Hendra dengan santai. Awalnya aku ingin segera pulang namun Hendra bisa membuatku bertahan lebih lama karena menjadikan perbincangan kita menjadi menarik. Saat obrolan sudah berlangsung lama Tiba-tiba Hendra pindah duduk di sampingku sambil menatapku tajam. Aku merasa salah tingkah dengan perlakuan Hendra kepadaku namun aku berusaha tenang.

"Mbak Dita nyaman gak sama saya?" Tanya Hendra. Aku tidak mengira kalau Hendra tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Nyaman kok. Kalau gak nyaman mana mungkin bisa ngobrol dua jam lebih disini" jawabku sambil menatap wajahnya.

"Sebagai teman dekat, boleh gak aku peluk mbak?" Pertanyaan Hendra membuatku bingung. Aku merasa tidak enak menolak permintaanya karena Hendra yang sudah baik banget kepadaku. Namun apabila mengiyakan berarti aku akan dipeluk oleh lawan pria selain suamiku yang bukan muhrim.

"Apa harus memeluk saya mas?" Tanyaku lirih dalam kebimbangan.

"Aku sudah merasa nyaman banget sama mbak Dita. Aku hanya ingin berbagi kenyamanan sama mbak Dita. Semoga dengan pelukanku, mbak Dita juga merasa nyaman terhadapku" Hendra mencoba menjelaskan maksud dari keinginannya. Aku terpaksa menerima penjelasannya dan akhirnya dengan malu-malu aku menganggukkan kepala menandakan persetujuan.

Perlahan tubuh hendra mendekat kearah tubuhku dan dia mulai memeluk tubuhku. Jantungku berdebar sangat kencang karena ini pengalaman pertamaku dipeluk pria selain suamiku. Apalagi pria yang sekarang akan memelukku merupakan sosok yang telah membuatku terpukau karena ketampanannya. Akhirnya Hendra sudah memelukku dengan posisi sempurna kemudian suasana menjadi hening. Ingin segera ku menarik tubuhku untuk menyudahi drama ini namun Hendra menahan dengan tangannya.

"Jangan dilepas dulu mbak. Biarkan seperti ini sejenak" pintanya. Aku hanya bisa diam dan menuruti keinginannya.

"Sepertinya aku tidak bisa jauh dari mbak dita. Aku seperti menemukan seseorang yang selama ini kucari" Hendra berbisik di dekat telingaku dan membuat bulu kuduk berdiri. Area telinga menjadi area sensitif terhadap rangsangan. Gairahku tiba-tiba bangkit dan nafasku semakin tidak beraturan.

"Aku juga nyaman bersamamu mas" ucapku singkat sambil merasakan gairahku yang semakin naik. Hembusan nafas hendra di dekat telingaku sudah membuat badanku merinding. sekarang tangannya mengelus-elus lembut jilbabku sehingga menambah rangsangan terhadap tubuhku.

Tiba tiba hendra menarik pelukannya dan wajah kami berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Aku sudah tidak bisa berpikir jernih lagi karena rasa gugup yang sudah menguasai pikiranku. Wajah Hendra semakin mendekat ke arahku dan tiba-tiba bibirnya menempel di bibirku. Karena rasa gugup akhirnya sekarang aku menutup mataku seolah memberikan izin kepada Hendra untuk terus melakukan perbuatannya. Bibirnya yang hangat mulai bermain-main di bibirku sehingga membuatku mulai mendesah.

Wajah suamiku tiba-tiba terlintas di pikiranku sehingga membuatku kembali tersadar dari kenyamanan terlarang yang diberikan Hendra. Aku mendorong badan Hendra sambil meneteskan air mata dan Hendra pun terlihat sangat kaget dengan perbuatanku yang tiba-tiba. Kuambil tas dan kunci mobilku kemudian pergi meninggalkan Hendra yang masih membisu dengan tatapan kosong. Didalam mobil air mata ini tak berhenti menetes menyesali kekhilafan yang telah kuperbuat dibelakang suamiku. Selama menikah dengan Mas Andi aku berhasil menjaga kehormatanku namun kenapa ketika Hendra hadir semua prinsip hidupku mudah sekali goyah…. MAS ANDI MAAFKAN AKU!!!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd