Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Istriku Widya dan Para Preman Yang Menjadikannya Budak Seks

Part 04

Hari sudah menjelang pagi ketika Aku dan Istriku diantar oleh para preman itu ke lokasi tabrakan mobil kemarin. Aku dan Widya berada dalam keadaan telanjang di dalam mobil di bagian kursi belakang. Jilbab masih menghiasi wajah Widya. Namun jilbab itu penuh dengan noda sperma.

Semalam, kelima preman itu menyetubuhi Widya istriku, setidaknya satu orang dua kali. Aku tidak tahu, berapa kali Widya mencapai orgasme ketika diperkosa para preman itu. Tapi yang jelas lebih dari lima kali. Padahal, ia sama sekali tidak pernah mencapai puncak ketika berhubungan badan denganku.

Tubuh Widya aku lihat penuh dengan cupang. Cupang-cupang itu nampak paling jelas di bagian payudara istriku. Para preman itu solah menandai jika istriku sudah menjadi milik mereka. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami setelah ini. Mereka tidak mengancam apa-apa. Mereka juga tidak meminta uang kepada kami setelah menculik kami semalaman. Mereka hanya merekam adegan persetubuhan mereka dengan istriku. Mereka juga sempat merekam persetubuhanku dengan Widya.

“Video ini akan kami simpan buat konsumsi pribadi. Tapi kalau kamu sampai lapor polisi atas kejadian ini, video ini bisa disebar ke masyarakat umum.” Ancam Bos Parjo. Tapi anehnya ia hanya mengancamku, dan tidak sama sekali mengancam Widya.

Para preman itu menurunkan kami tepat di depan mobil kami yang bagian depannya penyok. Mereka membuang baju kami begitu saja di jalan. Bajuku lengkap, tapi pakaian dalam Widya sama sekali tak ada.

Dengan buru-buru, aku masuk ke mobil dan mengenakan kembali pakaianku. Tapi Widya nampak tidak terburu-buru. Ia ambil gaun panjang gamisnya dan ia gunakan itu di balik pintu mobil tanpa masuk. Mungkin tubuhnya sudah lunglai setelah disetubuhi para preman itu habis-habisan.

Untungnya, mobilku meskipun penyok di bagian depan, tapi mesinnya masih bisa menyala. Air bag yang ada di dasbor mobil sudah kempis. Jadi aku bisa mengemudikan mobilku.

Selama perjalanan, Widya tidak berkata apa-apa. Akupun juga diam seribu kata. Aku tak tahu harus berkata apa. Semalam, aku hanya diam saja melihat istriku diperkosa seperti itu. Mungkin Widya marah dan kecewa denganku. Seharusnya aku menolongnya, itulah tugasku sebagai suami yang harus menjaga kehormatan istrinya. Tapi yang terjadi malah, aku terangsang melihat istriku sendiri diperkosa. Bahkan aku sempat beronani sambil melihat Widya disetubuhi para preman itu.

Aku malu sebagai suami, tapi lebih malu lagi sebagai seorang laki-laki. Aku tak bisa menjaga kehormatan istriku. Malah lebih parah lagi, aku merasa terangsang melihat kehormatan istriku tercabik-cabik.

***

Satu bulan sudah terlewati sejak peristiwa di malam minggu itu. Hubunganku dan istri tidak pernah kembali normal seperti dulu lagi. Kami jarang sekali bicara, kecuali dalam hal urusan yang sangat mendesak. Aku dan istriku tidak melaporkan juga kejadian malam itu ke polisi. Dan kamipun tidak pernah membicarakan itu lagi.

Aku berfikir untuk melupakan kejadian penculikan dan pemerkosaan Widya. Dan berharap kehidupan kami kembali normal. Widya juga sudah sempat haid, itu artinya ia benar-benar tidak di masa subur waktu diperkosa kemarin dan tidak hamil.

Hari minggu itu, aku memulai hari dengan bersepeda ke sekeliling kompleks rumah. Sementara Widya di rumah untuk memasak. Pagi itu aku dan Widya sarapan bersama. Seperti biasa, tak banyak yang kami bicarakan.

Menjelang siang, aku sedang di ruang tamu, membaca sebuah buku dari tab. Tiba-tiba, suara ketukan pintu mengagetkanku. ‘Siapa tamu di siang-siang seperti ini?’ batinku. Jarang ada orang yang bertamu, kecuali kurir pengantar paket.

“Ya sebent...” Kata-kataku terhenti ketika aku melihat sosok tamu yang ada di pintu rumahku.

Sosok pria itu bertubuh kekar dengan tato di tangan. Tubuhnya nampak sedikit tambun dan lebih tinggi dariku. Dia tidak lain adalah Kusni, salah satu preman yang tempo hari menculik-ku dan memperkosa Widya. Entah kenapa ia bisa tahu alamat rumah kami. Dan yang lebih penting lagi, mau apa dia kemari?

“Halo, selamat siang, hehe, maaf saya ada janji sama istri anda.” Kata Kusni dengan santainya.

Aku cukup shock dengan kedatangan Kusni yang tiba-tiba sehingga aku tak bisa berkata apa-apa.

Aku lihat Kusni tersenyum sambil melihat ke arah dalam rumah. Dan ketika kuikuti arah pandangan matanya, aku jadi jauh lebih syok lagi. Istriku, Widya, sudah berdiri di ujung ruang tamu dengan hanya mengenakan jilbab dan pakaian dalam saja.

‘Apa yang sedang terjadi!’ Batinku.

Widya berjalan mendekati Kusni, ketika ia berada di hadapanku, ia sempat berkata. “Mas diam saja. Agar kita semua selamat.” Kata Widya.

Kusni menyambut kedatangan istriku dengan pelakukan erat. Aku masih tak percaya dengan apa yang ada di hadapanku. Seorang istri soleha seperti Widya, menyambut kedatangan preman ke rumah hanya dengan pakaian dalam serta jilbab di kepalanya. Pakaian dalam yang Widya gunakan juga yang tipe sangat sexy. Celana dalam dan bra yang ia kenakan berwarna hitam dan berenda-renda di sisi-sisinya. Dan lebih parahnya lagi, semua itu ia lakukan tepat di hadapanku, suaminya sendiri!

Kusni mencium bibir Widya hingga lidahnya masuk ke dalam mulut istriku. Air liur mereka bercampur menjadi satu. Seperti dua pasang kekasih yang sedang dimabuk asmara.

Tubuhku langsung lemas, melihat istriku sendiri digumuli orang lain tepat di hadapanku.

Ciuman Kusni terus berlanjut, bahkan hingga turun ke leher dan kemudian ke payudara Widya. Payudara istriku yang masih dibalut dengan bra warna hitam itu dilumat habis oleh Kusni.

Kusni menggandeng istriku menuju ke kamar, dan aku bisa melihat dari ruang tamu ini, mereka kembali bercumbu di dalam kamar. Raut muka istriku nampak datar, tidak menunjukan ekspresi senang, seding, atau penolakan.

Aku shock melihat pemandangan itu, suami macam apa aku ini, membiarkan istriku sendiri bercumbu dengan orang lain di kamar tidur kami. Tapi itulah yang terjadi dengan diriku, aku membiarkan tubuh Widya dilecehkan lagi oleh preman yang tempo hari memperkosa tubuhnya. Aku seharusnya menyelamatkan kehormatan istriku. Apalagi Kusni sekarang hanya sendiri, tapi tidak, aku tidak melakukannya, aku hanya diam di kamar tamu ini, duduk dan melihat siluet pergumulan istriku dan Kusni.

Kusni sekarang sudah bugil, tanpa pakaian sedikitpun. Kontolnya yang berukuran besar itu sudah nampak berdiri dengan tegak. Dengan tanpa paksaan, ia minta Widya untuk mengemut batang kontol itu. Batang kontol yang bahkan nampak sangat sulit untuk masuk ke dalam mulutnya.

Dengan masih menggunakan hijab di kepalanya, Widya mulai mengemut batang kontol Kusni. Aku merasa iri, sangat iri, karena Widya selama ini tidak pernah mau ketika aku minta untuk melakukan oral seks. Tapi, kini seorang preman yang sama sekali tidak punya hak atas tubuh Widya, merasakan nikmatnya oral seks dari mulut istriku.

“Makasih ya non, enak banget seponganmu.” Kata Kusni.

Widya tidak hanya menyepong batang kemaluan Kusni, tapi ia juga mengemut buah zakar preman itu. Kusni memang mencukur habis bulu-bulu di kemaluannya, jadi Widya bisa menjilatinya tanpa takut harus menelan bulu kemaluan.

Kusni nampak menikmati setiap detik sepongan istriku. Ia melepas ikatan bra di belakang punggung Widya sehingga sekarang payudaranya yang ranum itu nampak menggantung dengan indahnya. Kusni tidak menyia-nyiakan payudara istriku, ia remasi dan belai payudara itu dengan lembut.

Kusni mencium kembali Widya dengan lembuatnya. Lidah mereka kembali beradu dalam ciuman itu. Sembari berciuman, Kusni memelorotkan celana dalam yang Widya kenakan dan jari jemari tangannya mulai bermain di selangkangan istriku.

“Hmmph” Aku sempat mendengar lenguhan lirih Widya. Meskipun Widya berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga tatapannya agar tetap datar.

Dengan pelan, Kusni merebahkan Widya di atas kasur. Ia kemudian melepas sepenuhnya celana dalam istriku dan membuangnya ke lantai. Istriku sudah bugil sepenuhnya, kecuali jilbab yang masih menghiasi kepalanya.

Kusni menciumi selangkangan istriku, kemudian ia menjilat bibir vagina Widya. Sebuah lenguhan kecil kembali terdengar dari bibir istriku. Tangannya juga nampak mengepal, menggenggam sprei.

Kusni mengoral vagina Widya dengan mulutnya. Satu hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Tubuh Widya nampak menggeliat, merasakan jilatan demi jilatan lidah Kusni di vaginanya. Meskipun wajahnya tetap berusaha sedatar mungkin dan tak menunjukan reaksi menikmati.

Yang lebih mengejutkanku, Kusni tidak hanya menjilati bibir kemaluan istriku, tapi juga lubang duburnya. Ia tak segan memasukan lidahnya, ke dubur istriku. Sekali lagi, ini satu hal yang tidak pernah aku bayangkan untuk aku lakukan. Aku pernah ingin menjilat vagina Widya, seperti di film-film porno yang pernah aku tonton. Tapi menjilati dubur? Aku sama sekali tak pernah punya keinginan untuk itu.

“Muuaahh, oowhh!” rintih Widya.

Widya rupanya semakin tak bisa menyembunyikan rasa nikmat yang ia rasakan. Aku tahu, wajahnya mencoba untuk bersikap sedatar mungkin, tapi tubuhnya berkata lain. Selain melenguh, vagina Widya nampak mengkilap basah sekali. Tanda jika ia menikmati perbuatan Kusni atas tubuhnya.

Di saat seperti itu, tanganku seperti bergerak sendiri mengelus kemaluanku. Tak berapa lama, aku membuka celana training yang aku kenakan dan mulai mengocok batang kontolku sendiri. Kontolku sudah berdiri tegak, aku benar-benar terangsang melihat Widya digumuli oleh pria lain.

Kusni sempat melihat kearahku dan sebuah senyum terkembang di bibirnya. Ia lalu menempatkan istriku bersandar di bantal bantal kasur. Kakinya membentuk huruf M dan membuka dengan lebarnya. Memperlihatkan vagina-nya yang sekarang sudah penuh dengan cairan lubrikasi.

“Aku masukin ya non.” Kata Kusni.

Kontol Kusni yang besar itu didorong masuk ke vagina Widya. Kontol besar itu awalnya nampak kesulitan untuk masuk, padahal vagina Widya sudah sangat basah. Perlu beberapa waktu hingga kontol besar dan panjang itu bisa masuk sepenuhnya ke vagina istriku yang sempit.

“Memek Non bener-bener enak, terbaek emang non.” Puji Kusni.

Dengan gerakan yang pelan namun pasti, Kusni mulai menggenjot memek istriku. Tubuh Widya yang terbilang mungil dibandingkan dengan Kusni itu hanya bisa tersentak-sentak mengikuti irama sodokan Kusni.

Kontol Kusni masuk begitu dalam ke memek Widya. Tempat yang selama ini tidak pernah bisa dijangkau oleh kontolku yang pendek dan kecil ini. Aku melihat, ada rasa nikmat yang terpancar di wajah istriku. Meskipun ia berusaha sekeras mungkin untuk tidak menunjukkannya.

Kusni benar-benar merengkuh kenikmatan tubuh istriku semaksimal mungkin. Ia bolak-balik tubuh Widya, sesuka yang ia mau. Ia sodoki memek Widya dengan begitu bersemangat, seperti memek itu adalah milik istri sendiri. Ia terapkan juga berbagai gaya yang selama ini tidak pernah bisa aku lakukan bersama istriku.

Tapi yang membuatku sangat menyesak, Widya sama sekali tidak memberikan perlawanan. Bahkan berkali-kali aku bisa melihat di raut wajahnya jika ia turut menikmati persetubuhan itu. Widya juga tidak menolak, ketika Kusni kembali mencium bibirnya dengan mesra. Seolah mereka adalah sepasang kekasih atau suami istri yang dimadu asmara.

Kusni menyetubuhi Widya selama lebih dari 20 menit lamanya. Setelah itu, ia mencapai puncaknya dan membuang pejunya di dalam mulut istriku. Widya bukan hanya sudi menampung cairan menjijikan itu, tapi menelannya atas perintah Kusni. Satu hal yang selama ini tidak pernah ia lakukan kepadaku.

“Terimakasih ya non.” Kata Kusni sambil mengecup kening istriku. “Kamu luar biasa sekali.” Katanya.

Ada sedikit senyum tersirat di bibir istriku. Aku tak tahu makna senyuman tipis itu. Apakah Widya benar-benar ikhlas disetubuhi preman ini? Apakah ia menikmati persetubuhan tadi?

“Sini.” Kata Kusni, menyuruhku masuk ke dalam kamar.

Kondisiku sekarang benar-benar memalukan. Aku, seorang suami, justru mengocok kemaluannya sendiri ketika melihat kehormatan istrinya dicabik-cabik oleh orang yang tidak punya hak. Dan lebih memalukan lagi, aku ikut saja permintaan Kusni untuk masuk ke kamar itu.

Kusni memintaku melepas seluruh pakaian yang aku pakai. Aku tidak tahu, apakah aku ketakutan atau apa, yang jelas aku ikut saja permintaan Kusni. Tubuhku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kusni. Tubuh Kusni benar-benar kekar dan besar. Berbeda dengan tubuhku yang relatif pendek.

“Ayo non, sekarang non layanin suami non.” Kata Kusni. “Non tidak pernah sepong suami non kan? Sekarang non sepong suami non.” Kata Kusni.

Jantungku langsung berdegup dengan kencang. Widya selama ini tidak pernah mau ketika aku meminta untuk menyepong kemaluanku. Ia berkata jika kemaluan itu bagian yang kotor, dan tidak sebaiknya untuk dimasukan ke mulut.

Tapi yang terjadi sekarang, tanpa protes Widya mengeliat mendekatiku. Tubuhnya yang telanjang tapi masih berbalut jilbab itu benar-benar menggairahkan. Perlahan, Widya menjilati batang kemaluanku. Dan tak lama setelah itu, ia memasukan batang penisku ke dalam mulutnya.

‘Ohh, ini luar biasa.’ Kataku dalam hati.

Mulut istriku benar-benar nikmat, rasanya benar-benar hangat, basah, dan lembut. Ini adalah sensasi yang sudah sejak lama aku ingin rasakan. Tapi baru kali ini aku merasakannya ketika seorang preman memerintahkan istriku untuk mengoral kontolku.

“Gimana, enak?” Tanya Kusni.

Aku hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala.

“Bagus kalau begitu, adegan ini harus diabadikan. Buat kenang-kenangan kalian berdua.” Kata Kusni lagi. Ia kemudian merekam adegan aku dan istriku dengan kamera handphone miliknya.


Aku sebenarnya amat merasa risih ketika Kusni merekam kami. Tapi anehnya, Widya nampak sama sekali tidak peduli. Ia terus saja menyepong kontolku sesuai perintah Kusni.

“Pelernya juga non.” Kata Kusni

Dengan tanpa tanya lebih jauh, Widya mulai menjilati buah zakarku. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa nikmat yang aku rasakan. Ini benar-benar luar biasa. Impianku selama ini kini terwujud. Istriku mau melakukan oral seks kepadaku, bahkan menjilati buah zakarku!

Aku kira Widya hanya berani sampai di situ, ternyata aku salah. Kusni tidak hanya memerintahkan Widya untuk menjilati buah zakarku, tapi juga mengulumnya. Otomatis, tubuhku bergelinjang bukan main. Bahkan aku nyaris mengalami orgasme karena itu. Widya mengulum satu buah zakarku dan satu lagi ia remas-remas dengan tangannya.

Buah zakarku terasa hangat dan nikmat di dalam kuluman Widya. Ada sedikit rasa sakit yang aku alami. Terutama karena buah zakarku ditarik-tarik dan diremas-remas. Tapi rasa sakit itu tak seberapa dibandingkan dengan nikmatnya kuluman Widya.

“Sekarang, kamu nungging.” Perintah Kusni kepadaku.

Aku awalnya bingung dengan perintah Kusni itu.

“Nah sekarang, jilat dubur suamimu, sambil tetap non kocok titit-nya!” Perintah Kusni kepada Widya.

Aku kaget bukan main, ‘Widya menjilati duburku?’ Tidak pernah terfikir sebelumnya jika Widya akan mau melakukannya. Walaupun, aku sendiri sangat ingin jika istriku sampai bersedia melakukannya.

Benar saja, Widya menuruti kata-kata Kusni tanpa protes. Widya jilati pantat dan duburku, sambil tangannya yang lembut itu terus mengocok tititku. Sensasi yang aku rasakan benar-benar luar biasa. Nikmat tiada tara rasanya. Jilatan-jilatan lidah Widya di anusku membuatku bergidik dan merinding.

Aku lihat, Kusni masih mengabadikan adegan ini dengan kamera handphone-nya. Entah untuk apa rekaman video itu nantinya.

“Oke cukup, sekarang non nungging di kasur. Terus kamu sodok istrimu dari belakang!” Perintah Kusni.

‘Menyodok dari belakang?’ Selama ini aku dan Widya jarang melakukan seks secara doggy karena penisku tidak terlalu panjang. Akibatnya, penisku agak sulit untuk masuk ke dalam vagina istriku.

Aku berusaha memasukan penisku ke lubang vagina istriku. Tapi Kusni buru-buru menyetop. “Kayaknya lebih seru kalau kamu masukin ke lubang satunya. Belum pernah kan kamu ngentot dubur istrimu?”

Degg! ‘Aku disuruh meng-anal Widya?’

Widya hanya menoleh sejenak, tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Ia justru lebih menungging-kan pantatnya. Seperti memberi ijin kepadaku untuk menyodok lubang duburnya.

‘Anal? Aku memang dari dulu ingin mencoba anal dengan istriku. Pantatnya yang semok dan membulat indah itu selalu membuatku ingin memasukan penisku ke dalam duburnya. Tapi selama ini aku tak berani untuk meminta Widya. Aku takut kalau ia akan berfikir aku orang yang aneh.’

Tapi sekarang berbeda, istriku membuka jalan lebar. Ia mempersilahkan penisku untuk masuk ke dalam duburnya tanpa penghalang sedikit.

Perlahan, aku mulai mendekatkan kepala kontolku ke lubang dubur Widya. Aku coba memasukannya, tapi ternyata sangat sulit, tidak seperti yang aku bayangkan. Aku coba lebarkan lubang dubur Widya, hingga aku sedikit bisa melihat rectum istriku. Dan sekali lagi aku coba memasukan batang kontolku, tapi hal itu gagal.

“Ayo, semangat, kamu pasti bisa perawanin lubang bool istrimu!” Kata Kusni sambil terus merekam adegan ini.

‘Perawanin!’ Kata itu terpatri di dalam benak-ku. Aku harus bisa memerawani lubang dubur istriku. Aku harus bisa! Tapi entah kenapa penisku sulit sekali masuk.

Setelah berusaha cukup lama, perlahan kepala penisku bisa menyeruak masuk. Rasanya benar-benar lain, terasa lebih sempit dan menggigit. Aku dorong terus penisku untuk masuk. Aku bahkan tidak peduli, jika Widya merasa sakit atau tidak. Aku mendengar sedikit rintihan dari mulutnya. Tapi aku tidak mempedulikan itu.

‘Aku yakin, aku bisa memerawani dubur istriku!’ itu yang terus aku katakan di dalam hati.

Tapi pada kenyataannya, aku tiba-tiba tidak bisa menahan gelombang orgasmeku. Aku mencapai puncak, ketika baru kepala penisku yang tertancap masuk ke dalam lubang dubur Widya.

Penisku berkedut-kedut dengan kencang, dan cairan spermaku meluber memenuhi lubang dubur istriku. Cairan putih kental langsung terdorong keluar dan membasahi paha Widya. Setelah orgasme itu, penisku otomatis mengecil lagi dan menjadi lembek.

‘Aku gagal, gagal memperawani dubur istriku sendiri!’ batinku.

***

Sore itu, Kusni akhirnya pergi. Tapi ia meninggalkan sesuatu yang membuat kehidupan rumah tanggaku dengan Widya berubah selamanya. Kusni memaksa kami untuk menandatangani sebuah perjanjian, dengan ancaman akan menyebarkan video asusila ku dengan istriku kalau kami melanggar perjanjian tersebut.

Apa isi perjanjian itu?

Pertama, seluruh kunci rumah kami dipegang oleh Kusni dan kawan-kawannya. Jadi kami tidak bisa mengunci rumah dari mulai gerbang hingga kamar mandi sekalipun. Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana jika sampai ada orang yang iseng atau bahkan pencuri yang mencoba masuk ke rumah kami? Apalagi jika Widya, istriku sedang berada sendirian di rumah. Apalagi, perjanjian kedua di bawah ini.

Kedua, di dalam rumah, Widya tidak boleh mengenakan pakaian lengkap. Ia maksimal hanya boleh mengenakan celana dalam dan bra serta jilbab. Selebihnya, Widya tidak boleh mengenakan apapun. Lalu, ditambah dengan peraturan soal kunci tadi, apa jadinya jika sampai ada orang yang iseng masuk ke rumah, dan menemukan istriku dengan pakaian seadanya seperti itu? Di luar rumah, Widya memang boleh mengenakan pakaian lengkap, tapi begitu masuk rumah, ia harus melepasnya.

Ketiga, adalah peraturan yang paling membuatku mendidih. Widya tidak boleh menolak siapapun yang ingin berhubungan badan dengannya. Dan aku juga tidak boleh melarangnya. Jadi, jika sampai ada pencuri atau orang yang masuk ke rumah serta ingin memperkosa istriku. Widya sama sekali tidak boleh menolak permintaan pencuri itu. Aku juga tidak boleh mencegahnya. Tapi di perjanjian itu menyebutkan, Widya justru boleh menolak permintaanku untuk menyetubuhinya. Permintaanku, suaminya sendiri! Dan aku tidak boleh protes!
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ini yang palinga mntaaap, peraturan nomor 3 itu. Semoga update selanjutnya ada tetangga silahturahmi rame rame dan di sambut Widya dengan pakaian seksi begitu, bahkan Widya yang nawarin buat ngentot.
 
Hot ini, hati mendidih tapi bikin kepala pusing walau hanya cerita. Top buat Ceritanya
 
Anjiingg panas dingin w bacanya bro. Lancrotkan, hot banget nih ceritanya. :coli:
 
Gw agak gak suka sih sama cerita cowoknya sama sekali gak punya inisiatif balas. Maaf tor. Bukan maksud gw nilai negatif. Tapi ini perasaan pribadi aja wkkw. Minimal jadi cowok tuh bales. Anjir ceweknya diperkosa malah diem aja. Gak berguna
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd