Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Izinkan Aku Memilih

Karakter Wanita Favorit

  • Winda

    Votes: 248 41,2%
  • Zahra

    Votes: 64 10,6%
  • Hani

    Votes: 34 5,6%
  • Zakiyah

    Votes: 37 6,1%
  • Devi

    Votes: 2 0,3%
  • Mira

    Votes: 20 3,3%
  • Yanti

    Votes: 8 1,3%
  • Kintan

    Votes: 31 5,1%
  • Nayla

    Votes: 58 9,6%
  • Rina

    Votes: 46 7,6%
  • Sandra

    Votes: 15 2,5%
  • Novi

    Votes: 9 1,5%
  • Fatma

    Votes: 14 2,3%
  • Angel

    Votes: 16 2,7%

  • Total voters
    602
  • Poll closed .
Bimabet
Tetap semangat berkarya hu
makasih om haha
Oh iya Hu, ane kepikiran... Dulu pas Faza pertama kali memeperkosa Winda kan keganggu Sm Tama tuh,terus akhirnya Faza kentang akhirnya dikocokin dan disepongin sm Winda, nah itu kenapa Winda kok bisa langsung binal ya Hu? Apakah krna Winda udh sadar shg pasrah aja, atau dulunya pernah ngoral mantan2nya? Tolong penjelasannya Hu... Kena mengingat Winda yg dr awal itu alim kok pas stelah diperkosa langsung bisa inisiatif nyepong tanpa jijik... Hahaha
dulu sih ane mikirnya cuman Winda kasian liat Faza coli, makanya dibantuin. dan namanya pemula gak langsung jago kok ane gambarin bahwa kocokan sama kulumannya masih parah hahaha. Gaada alasan lain selain Windanya kasian sama Faza haha
Nah suhu, gimana nih dengan pertanyaan ini ?
Winda dah pernah menjamah kah ?
beluum pernah dijamahhh. kan sama Faza pertama kalinya Winda hehehe
 
Part 16

Winda:
20398479_1942892912592570_2990915796441497600_n.jpg


Hani:
Hanifah_Mutiara_3.jpg


Temen-temen KKN
Rina:
Putri_Oktarina_3.jpg


Sandra:
Dea_Sandra_3.jpg


Novi:
Noviani_Putri_2.jpg


Fatma:
20180112_180512_0394.jpg


Angel:
Angelina_Novina_4.jpg
Beberapa minggu setelah aku terpilih menjadi ketua umum organisasiku, aku mulai membuat susunan kabinet kepengurusanku diantaranya yaitu Virzha aku plot sebagai wakilku dan Zakiyah sebagai bendahara. Dan teman-temanku yang lain mengisi divisi-divisi yang lainnya. Virzha dibantu oleh Andi dan Galih sedangkan Zakiyah dibantu oleh Nadya dan Wati dalam tugasnya. Aku mulai meng-agendakan rapat rutin dan kami menyusun program kerja untuk satu tahun kedepan. Setelah semua tersusun dengan baik, kami memaparkannya ke anggota-anggota sehingga semua kegiatan kami bisa diikuti oleh seluruh anggota baik menjadi panitia ataupun menjadi peserta kegiatan. Oke cukup dengan hal itu.

Hari ini merupakan hari terakhir ku ujian tengah semester. Tak kusangka semester ini sangat cepat berlalu. Hubunganku dengan Winda masih sama yaitu tetap romantic. Apalagi ia sangat senang dan sedikit sedih saat tau aku menjadi seorang ketua di organisasiku. Senang karena pacarnya merupakan ketua, sehingga namanya pun pasti akan lebih dikenal dibandingkan sebelumnya, sedih karena pasti aku akan mengurangi waktuku untuknya, karena tanggung jawabku pasti akan bertambah.

“zaaa, udah mulai rapat-rapat sama temen KKN?” ucap Winda saat kami selesai mengerjakan soal dan segera meninggalkan ruangan ujian.

“beluum nihh. aku aja gatau sama siapa aja haha. Maklum, belajar syif”

“halah banyak gaya kamu za haha. Emang belum diinvite ke grup chat gitu?”

“engga… nanti deh aku cek cek lagi. Seminggu ini beneran aku gabisa mainan HP. Pusing sendiri aku”

“cieee ketua. Semangat dooongg. Tenang zaa. Ada aku kokk haha”

“iyaa tau kookk” Aku mengelus kepalanya yang masih terbungkus jilbab itu sambil kami berjalan menuju kantin. Winda hanya terlihat tersenyum sambil kepalanya mendusel ke lenganku.

Sesampainya kami di kantin, suasanya ramai sekali. Kami mencari tempat duduk dengan cukup lama karena saking ramainya.

Setelah mendapatkan tempat duduk, Winda seperti biasa memesankan makanan. Ia sudah hafal betul makanan yang akan aku pesan. Setelah memesan Winda duduk di depanku sambil memasang wajah yang cukup sedih.

“zaa, nanti malem aku temu perdana nih sama kelompokku. Anterin sama tungguin aku yaa?”

“iyaa syifaa. Kenapa mukamu sedih gitu sih?”

“yak an ini berarti sebulan lebih aku bakal jauh dari kamu. Dan hari-hariku bakal diisi sama cowok lain selain kamu”

“yaampuunn syifaaa. Aku terharu looh. Tapi ya gak gitu jugaa. Kan nanti bisa telfonan”

“ya kalau sinyalnya kuat. Biasanya kan kalo KKN gitu pasti sinyalnya jelek”

“nanti aku usahain bisa terus komunikasi sama kamu”

“lagian, kamu sih ngapain jauh-jauh”

“yaa gapapa. Aku bosen ajaa kalo deket-deket sini. Apalagi kan organisasiku juga udah pernah kalo yg deket-deket. Kalo di kamu sih kayaknya sinyalnya bagus. Pernah soalnya aku disana kemarin”

“eeeemmmmm zaaa”

“kenapaa?”

Ia hanya mengembungkan pipinya. Gemas sekali. Aku jahil sedikit mencubit pipinya itu. Ajaibnya dia tidak protes atau menepis tanganku saat aku mencubit pipinya. Padahal biasanya langsung ditepis atau di protes olehnya.

“dimana win temu perdananya?”

“di cafe zaa”

“waaah begayaan sekali di café haha”

“iyaa tuhh. Itu yang aku gak suka. Padahal kan ya kalo mau sambil makan ya di tempat makan yang lebih sederhana kan bisa, gausah ke tempat kayak gitu. Pasti isinya orang-orang yang suka hedon deehh”

“udah tau kan siapa-siapanya di chat? Coba liat profilenyaa. Tampangnya kayak orang hedon apa engga”

“udah zaa. Kalo yg ceweknya sih ada satu doang yang tampangnya kayak gitu. cowok-cowoknya sih keliatan alim-alim”

“Alhamdulillah. Seenggaknya aku gak perlu khawatir pacarku ini bakal digodain haha”

“huhh dasar kamu. Kamu yang godain cewek-cewek nanti”

“engga yaampuun hahaha”

Pesanan kami pun datang. Kami makan dengan lahap karena cukup lapar karena energy kami terkuras karena menjawab soal ujian tadi.

“aku ngajak Dimas sama Tama ya?” ucapku sambil memasukkan makanan ke dalam mulutku.

“mereka pasti bawa pacarnya zaa”

“ya gapapa”

“gapapa kamu jadi nyamuk?”

“yaa daripada nungguin kamu sendirian, gaada yang ngajak ngobrol, mending jadi obat nyamuk. Lagipula pacarnya Tama kan Zakiyah, temen baikku juga ya gapapa lah”

“yaudah terserah kamu deeh. Yang penting kamu temenin dan nungguin aku nanti”

“siaapp”

Kami menyelesaikan makan kami lalu kami bersiap untuk segera meninggalkan kantin ini.

Setelah membayar makanan, minuman, serta jajanan kami langsung berjalan menuju sepeda motorku yang terparkir di halaman parkir kampus.

“zaa. Jalan-jalan dulu yuk zaa. Masih siang..” ajaknya saat sudah naik ke atas motorku.

“mau kemana emangnya?”

“eemmm. Ke Venus aja yuk zaa. Belanja gitu haha. Mau beli tas sama kerudung sih kalo ada”

“perasaan tas sama kerudungmu udah banyak deh win…”

“ya gapapa sih zaa. Kan pengen yang baru gitu haha”

“yaudah-yaudah. Aku jg mau beli tas. Udah lama pengen beli tas tapi gak jadi-jadi haha”

Aku langsung menyalakan mesin motorku dan langsung melesat menuju sebuah pusat perbelanjaan yang sudah disepakati.

Sesampainya di pusat perbelanjaan yang dimaksud, kami langsung menuju bagian-bagian fashion untuk mencari barang yang diinginkan.

“win, cocok ga?” Aku bergaya melampirkan tas yang ingin ku beli.

“kok win sih za hahaha”

“eh iyaa syiff”

“udahlah zaaa. Panggil Winda aja kayak biasa”

“iyaa iya. Heee inii cocok apa engga??”

“warnanya cari yang lebih gelap lagi deh zaa. Coklat gapapa. Cuman lebih gelap”

“kenapa gitu?”

“kamu kan sukanya warna gelap za -_-“

“ohh iya dinggg” aku meletakkan kembali tas ke raknya semula.

Aku mencari kembali tas yang dirasa cocok dan pas denganku. Setelah mendapatkannya dan berkonsultasi dengan Winda, aku langsung membayarnya.

“zaa zaa. Cocok gaa?” Winda melampirkan sebuah kain di kepalanya.

“ya mana keliatan win, kan belum dipake”

“ihhh engga. Maksudnya tuhh warnanya cocok apa engga….”

“emmm coklat ya? Jarang sih aku liat kamu pake baju coklat. Coba cari warna yang soft lagi deh. coklat muda kan cocok dipake in sama apa aja”

“ohh iyaa bener juga”

Winda terus mencari beberapa jilbab dan akhirnya menemukan beberapa yang kami rasa cocok. Ia juga sebenernya mencari tas, namun modelnya kali ini tidak ada yang cocok bagi Winda sehingga ia memutuskan mencarinya lain kali.

“zaa, makan eskrim yuukk”

“hayuu”

Kami berjalan menuju sebuah kedai eskrim yang cukup terkenal di kota itu. Kedai itu terkenal karena selain rasanya yang enak, juga harga yang dipatok tidak terlalu mahal dan sangat pas dengan kantung mahasiswa (haha).

“kok beli dua win?” ucapku saat kami mendapatkan tempat duduk di kedai tersebut.

“ehehehe. dulu kalo sama Hani belinya dua”

“perasaan kamu abis makan deeh -_-“

“gapapalaah. Memanjakan tubuh sesekali gapapa” ucapnya sambil memakan ice creamnya.

“jadi kangen Hani aku za kalo makan disini. Dulu tuh sering kita kesini”

“iyaaa. Hani dulu jg udah cerita”

“maksudnya?”

“dulu lohh wiin. Pas si Hani down gara-gara foto-fotonya aku sebar. Aku ajak ke sini. Ehh dia belinya dua juga. Aku tanyain katanya kalo sama kamu belinya dua”

“ohh yaa yaa”

Kami sibuk dengan ice cream kami masing-masing.

Aku lalu merasakan sebuah getaran di saku celananku. Aku lalu segera memeriksa HP-ku barangkali ada sesuatu yang penting.

“Assalamualaikum Faza, KKN banjar kan? kita sekelompok. Kalo kumpul besok abis isya bisa ga? terimakasih” isi pesan itu.

“waah win. Aku diundang nih kumpul haha”

“kapan zaa?”

“besok malam win” ucapku sambil menulis pesan kesanggupan dan bertanya tempat kumpulnya ke akun yang mengirimiku pesan.

“dimana za?”

“belum tau nih, gak dikasih tau”

Winda hanya ber oh ria dan tiba-tiba matanya melihat seseorang yang sangat ia kenal. Seseorang yang dahulunya merupakan sahabat baiknya itu. Seseorang yang kini sikapnya bak air es jika papasan.

“zaaa ada Hani”

Kulihat matanya seperti berkaca-kaca.

“dimana?”

Winda hanya diam saja namun pandangannya terpaku ke suatu arah. Aku lalu mengikuti arah pandangan Winda dan mendapati seorang wanita yang sedang berjalan bersama dengan seorang laki-laki. Teman sekelasku juga. Sedang antri di kedai ice cream.

“kita panggil aja gimana win?”

“emmm aku bingung mau ngomong apa nanti”

“udaaah. Gapapa. Improve aja haha”

Aku akhirnya memperhatikan Hani dan laki-laki yang menemaninya itu. Sampai akhirnya sang laki-laki menoleh kearah kami saat mereka selesai memesan ice cream dan membawanya untuk makan di kedai itu. Laki-laki tersebut lalu melambaikan tangan dan kemudian menarik tangan Hani menuju ke arah kami. Waktu yang sangat tepat kupikir.

“hei zaaa, wiin. Disini juga” ucap laki-laki itu.

“iyaa nih. Sat. sama Hani sekarang?”

Aku melirik ke arah Hani. Seperti yang sudah kuduga, ia memalingkan pandangan. Ingin sekali kuteriakan “WOY KEMARIN AJA LO BILANG KANGEN SAMA KONTOL GUE. SEKARANG SOMBONG BANGET!” namun kuurungkan karena saat ini kami ada di tempat umum dan aku sedang bersama Winda.

Aku mengajak ngobrol Satya dan sesekali aku melirik ke arah Hani maupun Winda dan mereka seperti terjebak dalam kondisi canggung. Aku lalu sedikit menyenggol kaki Winda menggunakan kakiku saat Hani mulai ribut sendiri dan ingin pergi bersama Satya.

“ayoo saat, nanti keburu kemelemaan dan blablabla”

Hanya itu yang kudengar dari Hani. Aku membujuk Winda agar mengajak ngobrol Hani atau paling tidak menyapanya. Winda masih dengan wajah yang khawatir dan bingung.

Aku masih terus mengulur waktu sambil terus mengajak Satya untuk mengobrol dan membuat Hani semakin gelisah.

Aku mulai kehabisan bahan obrolan dengan Satya dan aku beberapa kali melirik Winda masih dengan wajah bingungnya dan Hani yang terus meronta ingin segera pergi.

Akhirnya aku benar-benar kehabisan bahan obrolan dan Satya segera pergi meninggalkanku. Aku langsung duduk dan tertunduk dan segera menoleh ke hadapan Winda. Alangkah terkejutnya aku, tak ada Winda disampingku. Aku langsung berdiri dan menyapukan pandanganku ke sekelilingku dan akhirnya mendapati Winda sedang memeluk seseorang hingga ice cream yang ada di tangannya tumpah. Winda sedang memeluk dengan sangat erat Hani. Aku langsung menghampiri mereka dan sedikit menjelaskan kepada Satya apa yang terjadi.

“mereka lagi selek sat biasa cewe haha” jelasku pada Satya.

Ia hanya ber-oh ria dan memanggil petugas kebersihan untuk membersihkan ice cream yang tumpah itu.

Aku sedikit lega karena mereka berpelukan dengan cukup lama dan kuperhatikan tubuh Winda bergetar menandakan ia menangis cukup keras. Awalnya Hani tidak membalas pelukan Winda, namun lama-kelamaan ia membalasnya dengan merangkulkan tangannya ke leher Winda.

“Haniiii. Aku kangeeennnn. Maafinn akuuu huuuhuuu” bisik Winda sambil menangis yang masih bisa kudengar.

Aku lalu perhatikan kepala Hani menenggelamkan diri di kepala Winda dan kulihat tubuhnya juga bergetar.

“aku juga kangen wiiin”

Mereka berpelukan sambil menangis. Lega sekali melihatnya. Aku lalu memberi kode untuk Satya agar melerai mereka dan kembali ke tempat duduk lagi. Hal ini kulakukan karena mulai banyak orang yang memperhatikan kami. Aku sedikit risih akibatnya (haha).

“hai kaliaaan. Udah yuukk. Lanjutin ngobrolnya di tempat duduk yuukk” ucapku

Aku hanya melihat mereka menggelengkan kepala dan akupun dibuat geleng kepala karenanya.

“heii kalian ga malu apa diliatin sama orang”

Mereka sekali lagi menggeleng masih sambil berpelukan.

Aku lalu melirik ke arah Satya, namun ia juga sama bingungnya denganku.

“sat, duduk yuk biarin mereka kayak gitu”

“hahaha yaudah za”

Aku dan Satya kembali ke tempat dudukku semula. Aku memperhatikan mereka dari jauh.

Akhirnya setelah sekian lama, mereka melepaskan pelukannya dan terlihat kebingungan karena mencari aku dan Satya tidak ada di samping mereka. Kulihat Hani dan Winda menyapukan pandangannya ke arah manapun dan Winda melihat kami sedang duduk di tempat semula.

“huuu ninggalin” ucap Winda saat mereka menghampiri kami di tempat duduk.

“lah tadi gamau diajak ke sini. Tanya aja Satya”

Winda hanya ber-ehehehe ria dan ia duduk di sebelahku dan Hani duduk di sebelah Satya.

“win, nanti ganti ya eskrimku” ucap Hani. “dua lohh tadi jatuh haha”

“eehh iya yaa aku jatuhin tadi. Maaf ya haan. Hayu hayu beli lagi” ucap Winda lalu berdiri dan menggenggam tangan Hani dan menyeretnya ke kedai ice cream.

Aku hanya melihat mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan. Lucu sekali melihatnya.

“za. Mereka tuh berantem kenapa?”

“biasa lah masalah cewe. kenapa emang sat?”

“ya gapapa, sih.. cuman beberapa minggu kemarin, dia tuh susah banget disuruh makan, mukanya lesu terus. Aku bingung sama dia haha. Ini aja akhirnya aku bisa ngajak dia jalan gara-gara aku bilang mau beli ice cream disini”

“aku jg udah nyuruh Winda biar ketemu sama Hani terus. Biar selese kan masalahnya, cuman Winda nya gamau terus. Takut katanya. Untung aja tadi Winda ngajak ke sini dan ketemu sama Hani”

“masalah hati ya?”

“iyaa”

“Hani naksir cowo za?”

“duhh. Gini deh sat haha. Jadi gini. Maaf ya sat. oiya udah lama sama Hani?”

“belum jadi sih. Cuman ya gitu deehh. Mau bilang takut dia nya jauhin haha”

“oohh oke oke. Sorry ya sat. Jadi awalnya tuh, aku deket sama Hani naah. Singkatnya, tau tau aku jadiannya sama Winda. Ya mereka berantem doong. Diem dieman gitu laah. Aku bahkan didiemin juga. tapi kemarin aku maksa ke kosannya dan akhirnya bisa ngobrol lagi. Dan ya Hani cuman minta ketemu sama Winda doang.. syukur udah kesampean dan mereka baikan”

“ohh gitu. iya sih dulu pernah liat lo sama Hani disini haha”

“ehh kapan tuh?”

“itu loohh setelah ada yang nyebar fotonya dia di grup kelas”

“oohh iyaa. aku harus nenangin dia soalnya haha”

Kami akhirnya terdiam dan kulihat wajah Satya sangat lega karena penjelasanku. Syukurlah Hani sudah ada teman untuk bercerita dan sudah ada yang mengisi hari-hari nya.

“hei ngobrolin apa kalian?” ucap Hani sambil membawa dua gelas ice cream.

“yaampuun Hani, beli dua lagi” ucap Satya.

“laah tadi kan dijatuhin sama Winda” ucap Hani memposisikan duduk di sebelah Satya.

“kalian tuh kalo emang beli ice cream disini selalu dua ya?” ucapku.

“eheheheh. Iyaa za enak soalnya. Cuman ini harganya udah naik. Jadi 13.000 padahal dulu cuman 9.000” ucap Winda dan Hani hampir bersamaan.

“dulu nya kapan deh?”

“dua tahun lalu apa ya?” ucap Hani.

“ya jelas naik lah yaa -_-“

Hani hanya ber-hehe ria sambil memakan ice creamnya. Winda juga melanjutkan memakan ice cream nya yang sempat tertunda tadi. Aku mengecek HP-ku dan terdapat sebuah pesan dari orang yang tadi memberitahuku untuk rapat perdana tim KKN-ku.

“di shushi ya. Di venus” isi pesan tersebut.

Aku langsung menjawab “OK” lalu meletakkan HP ku di meja.

“win aku di shushi besok rapatnya”

“ehhh. Disebelah dong” ucap Winda sambil tangannya menunjuk sebuah restoran shushi yang persis di sebelah kedai ini.

“oohh iyaa”

“gausah aku temenin kan za? Ehehehe”

“giliran kamu aja minta ditemenin hmmm”

“yaudah dehh iyaa. aku temenin”

“hahaha becanda wiiin. Gapapa kok. Kamu lanjutin nonton goblin aja. Ahjusii ahjusii ahaha”

Winda menjewer telingaku saat aku menirukan karakter utama drama korea tersebut. Kulirik Hani dan Satya hanya senyum-senyum saja dan sesekali Hani menyendokan ice cream nya dan menyuapi Satya.

“kamu dimana za KKN?” ucap Hani sambil menyendokan ice cream nya dan memasukannya ke dalam mulutnya.

“di banjar han”

“sama kayak Satya dong”

“ehh iyaa sat? udah kumpul?”

“iyaa zaa. Nyari yang dingin haha. Chat nya sih nanti malem mau kumpul”

“kamu dimana han?” ucap Winda.

“aku mah yang deket-deket sini aja. Ngapain jauh-jauh. Kalo bolak-balik capek”

“tuhhkan bener. Emang mereka aja nih yang suka jauh-jauh. Pasti mau macem-macem dehh”

“ampun deh win -_-. Gaakaaann” ucapku.

Kami lalu melanjutkan obrolan dan tanpa terasa sudah jam 4 sore dan kami belum melaksanakan ibadah sore. Kami lalu pergi ke musholla yang ada di pusat perbelanjaan itu. Setelah itu, kami pamit karena Winda ada agenda lain saat malam dan kami pulang menuju kosan.

*****
Malam harinya, aku mengantar Winda ke tempat kumpul tim KKN-nya dan aku juga mengajak Tama dan Dimas untuk sekedar menemaniku. Secara kebetulan, Tim KKN Zakiyah dan Tia juga berkumpul di tempat yang sama walaupun tempat KKN mereka berbeda.

“woe zaa. Winda kenapa sih?” ucap Tama di sebuah tempat duduk tak jauh dari tim KKN Winda.

“ehh kenapa emang? Baik baik aja kok”

“Winda keliatan seneng banget hari ini ya gak dim?” ucap Tama yang mendapat anggukan dari Dimas.

“oohh. Dia udah baikan sama Hani tadi siang. Seneng gue juga haha”

“waah keren emang ya lu za haha” ucap Dimas.

Kami terus mengobrol masalah penting seperti kejadian Toni dan Mamat hingga ke masalah yang tidak penting seperti kontrakan Dimas yang tidak pernah di grebek padahal pemilik rumah dan warga sekitar sudah tau bahwa rumah itu hanya berisikan dua orang yang berbeda jenis kelamin dan belum menikah. Heran aku dibuatnya. Padahal beberapa hari kemarin aku mendengar bahwa ada orang yang di grebek di kosannya. Padahal sang pria hanya menemani sang wanita mengerjakan tugasnya. Saat ditangkap pun mereka masih menggunakan pakaian lengkap dan sedang sibuk dengan urusannya masing-masing (wanita: mengerjakan tugas, pria: memainkan HP-nya) tapi masih saja di grebek dan diarak keliling kompleks dimana kosan itu berada.

Tanpa terasa Zakiyah lebih dahulu yang menghampiri kami kemudian disusul oleh Tia dan terakhir Winda. Winda kulihat sangat capek karena hal itu.

“kenapa win, kok capek banget? Bukannya cuman ngumpul yaa?”

Winda duduk di sebelahku dan menyenderkan kepalanya di pundakku.

“aku jadi sekretaris coba zaa. Sebeeeeelll” Winda mengusel ngusel kepalanya di pundakku.

“udaaahh udaaaah. Ya gapapaa. Bagus dooong dikasih amanah berarti kamu dipercaya sama temen-temenmu”

“tapi kan capeeek pasti jadi sekretaris”

Aku memutuskan untuk tidak menanggapi Winda dan hanya mengusap kepalanya dengan lembut.

Zakiyah dan Tia kulihat juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama seperti Winda dan kulirik mereka berdua hanya cekikikan meledek kami. Aku hanya tertawa dan sedikit mencak mencak dengan nada bercanda ke mereka.

Kami semua lalu bangkit dari tempat duduk kami dan langsung menuju tempat parkir dan kami kembali ke kosan masing-masing.

*****
Keesokan harinya, giliran aku yang berkumpul dengan tim KKN ku. Siang harinya aku memutuskan untuk mengadakan rapat kepungurusan untuk membahas agenda mengenai penerimaan anggota baru yang akan dilaksanakan awal semester depan.

Agenda rapat hanya membahas mengenai susuan kepanitiaan. Kami sibuk menimbang-nimbang siapa yang dijadikan ketua panitia untuk acara kali ini.

Beberapa saat kemudian, kami sudah mendapatkan nama ketua panitia untuk acara ini dan kami selanjutnya menyusun formasi keapanitiaan.

Setelah semua nya berakhir, aku mengecek HP-ku dan mendapati sebuah pesan perngingat yang berasal dari teman satu tim KKN-ku. Aku jg melihat jam dan mendapati sudah pukul 18.00. Aku langsung bergegas pergi menuju kosanku untuk sekedar membersihkan diri.

“wiiin, aku berangkat yaaa” ucap ku melalui pesan setelah aku menyelesaikan mandi.

“iyaa zaa. Beneran nih gamau ditemenenin?” jawabnya tak berapa lama

“iyaa gausah kookk. Gapapaa. Kamu lanjutin nonton drama aja haha”

“hiiihhh yaudah deehhh za. Oiya nanti malem kamu nginep sini yaaa. Nanti kamu masuk aja. Pintunya gak aku kunci”

“loohh kan rame win. Gapapa?”

“engga kookk. Lagi pada pulang. Gapapalaah hehe”

“okedeehh”

Aku lalu menggunakan kaos-ku dan celana panjang berbahan katun. Kemudian aku menyalakan mesin motor lalu menaikinya dan aku meluncur ke tempat yang sudah disebutkan.

Sesampainya di tempat yang dimaksud, aku menyapukan pandanganku ke meja-meja yang ada di tempat itu. Aku lalu membuka HP-ku dengan tujuan melihat foto profil sang pengirim pesan. Aku sedikit kecewa karena hasilnya nihil. Aku baru sadar sang pengirim pesan tidak menggunakan foto profilnya dengan foto sendiri, melainkan menggunakan aktris Hollywood yang cukup terkenal.

Aku memutuskan untuk mengiriminya pesan untuk menanyakan dimana tempatnya.

“eehh, kamu udah datang za? Hehehe. Aku baru mau jalan niihh. Yaudah coba tanya pelayannya, aku udah booking atas nama Sandra” ucap pesan yang kuterima.

“okedeh” aku jawab singkat.

Aku lalu menuju sebuah meja yang ditempati oleh salah satu pelayan. Setelah berbincang-bincang, pelayan tersebut mengarahkan ke sebuah ruangan kecil yang berada di bagian belakang restoran itu. Kemudian pelayan itu membukakan pintu dan mempersilahkan masuk. Tak lupa juga pelayan tersebut menawarkan menu namun aku tolak dengan alasan teman-teman yang lain belum datang. Pelayan tersebut lalu memberikanku sebuah daftar menu kemudian ia berlalu meninggalkanku. Aku kemudian duduk lesehan dan membuka HP-ku.

“san, kenapa ga bikin grup dulu sih?” ucapku di pesan.

Pesan itu tidak ia jawab dan tak lama kemudian, datanglah seorang laki-laki yang tubuhnya cukup tegap.

“hei. KKN banjar?” ucapnya.

“oohh iyaaa” Aku kemudian bangkit dan menjabat tangannya.

“Faza”

“Boni”

Kami duduk lagi dan melanjutkan obrolan mengenai asal fakultas hingga asal daerah.

Tak lama kemudian, datang sepasang orang. Keduanya perempuan. Kami bangkit lagi dan berkenalan dengan mereka. Kedua wanita itu bernama Novi, dan Fatma. Mereka berasal dari fakultas yang sama namun berbeda jurusan.

Kami melanjutkan duduk lagi dan aku melanjutkan obrolanku bersama Boni. Kedua wanita itu cukup kalem cenderung pendiam dari kesan pertama aku bertemu mereka. Karena selama aku mengobrol bersama Boni, mereka sama sekali tidak menimpali dan sibuk sendiri dengan HP-nya masing-masing.

“HEEEIII SEMUANYAAAA. MAAF MAAF AKU TELAT” ucap seorang wanita yang tiba-tiba membuka pintu lalu berteriak-teriak.

Seketika itu juga aku dengan reflek menutupi wajahku dengan salah satu tanganku. “duuhh apa sih ini orang” batinku.

Wanita itu lalu duduk kemudian bersalaman dengan semua orang yang ada disana.

“siapa aja nih yang belum dateng?? Bentar-bentar aku cek” ucapnya sambil mengeluarkan HP-nya.

“namamu siapa?” ucap Boni dengan nada yang terkesan kurang friendly.

“oohh iyaaaa hehe. Aku Sandra. Kamu Boni kan? Kamu Faza, Novi, Fatma” ucapnya sambil menunjuk satu-satu orang-orang yang ada disana. “oohh zaa. Kamu nge-chat yaa? maaf aku lagi dijalan tadi hehe”

Yaampun riweh sekali orang ini. Sejujurnya aku tak terbiasa dengan orang apalagi wanita yang bawel. Temanku hanya Zakiyah saja yang memiliki sifat itu. Tapi masih bisa ditoleransi ke-bawelannya. Tidak dengan orang ini.

“kurang Rina, Ahmad, David, Arif, sama Angel. Coba aku telfonin deh yaa” Sandra lalu meletakkan HP nya di telinga nya dan tak berapa lama kemudian, ia terlihat seperti bercakap-cakap dengan seseorang di seberang telefon.

Aku yang melihatnya seperti itu dibuat geleng-geleng. Suasana ruangan yang awalnya sejuk dan adem karena sepi, seketika berubah menjadi ribut hanya gara-gara satu orang. Ya baik sih mencairkan suasana, hanya telingaku tidak terbiasa saja dengan suara perempuan berceloteh banyak hal (haha).

Kulihat Novi dan Fatma hanya senyum-senyum saja melihat kelakuan Sandra.

“kenapa nov?” ucapku.

“eehh gapapa zaa. Lucu aja liat Sandra kayak gitu” ucap Novi yang diamini oleh Fatma.

“bon, ni cewek ribet asli haha” ucapku sambil menunjuk ibu jari ke arah Sandra yang masih asik menelfon”

“iya zaa. Gapapalaah. Jadi rame juga kan”

“Ahmad katanya telat ada kuliah pengganti katanya, kalo Angel sama Arif udah di depan. Tinggal David sama Rina nihh kemana” ucapnya saat kembali dari kesibukan menelfonnya.

Aku hanya memperhatikan dia berkata sendiri yang kemudian diladeni oleh Boni. Tiba-tiba aku merasakan HP-ku bergetar.

“assalamualaikum ini Faza yang KKN di banjar bukan? Boleh minta jemput ga? motorku lagi bermasalah dan temen-temen kosanku lagi pada pergi” ucap pesan yang masuk ke dalam HP-ku.

Aku sedikit terkejut. Dari mana dia tau kontakku.

“okee kosan dimana rin?” balasku.

Ia lalu membalas pesanku dan memberitahukan lokasi kosannya. Aku lalu meminta izin kepada semuanya untuk menjemput Rina dan kuberi tahu alasannya. Aku lalu keluar dari ruangan dan mendapati sepasang orang lagi. Ku tebak itu adalah Angel dan Arif yang baru datang. Aku hanya bersalaman sekilas dengan mereka lalu langsung menuju halaman parkir. Aku lalu menaiki sepeda motorku dan langsung menuju ke alamat yang sudah di tunjukan Rina.

Sesampainya di alamat yang disebutkan, aku melihat sesosok wanita berada di depan sebuah gerbang kosan.

“heeii Rina ya?” ucapku saat berhenti persis di depannya.

“iyaa. Faza yaa?”

“iyaa ayo naik. Udah pada kumpul tadi”

“hehehe. Iyaaa”

Rina naik ke sepeda motorku dan aku langsung menarik tuas dan melaju ke tempat berkumpul sekali lagi.

“tau kontakku dari mana?” ucapku di tengah perjalanan.

“tau dari Mira. Almira. Satu fakultas kan sama kamu?”

“oohh Mira. Iyaa satu fakultas. Kok bisa kenal?”

“satu kosaan zaa haha”

“oalaaah oke oke. Aku baru tau kosannya di situ”

Tak terasa kami sudah sampai di tempat tujuan dan kami langsung menuju ruangan tadi.

Sesampainya di ruangan itu, ternyata sudah berkumpul semua orangnya. Total ada 10 orang dengan komposisi 50:50

Setelah itu kami hanya saling diam dan menunggu siapa yang memulai acara kumpul perdana ini.

“ini yang mau mulai siapa nihh? haha” ucap seorang pria yang kutebak bernama David karena dia lah satu-satunya pria yang baru kutemui.

“yang nge chat siapa ya namanya? Kayaknya mending dia deh haha” ucap Angel dengan nada menyindir.

Orang yang dimaksud seketika menjadi diam. Aku tersenyum karenanya. “dasar bawel doang. Tapi kalo suruh ngomong di depan gamau” batinku.

“faza aja deh yang mulai. Denger-denger dia ketua umum di UKM nya” Sandra tiba-tiba buka suara.

Aku sedikit terkejut dengan pernyataannya. Dari mana dia tahu? Aku bahkan belum berurusan dengan pihak luar fakultas untuk keperluan organisasiku.

“ooohh Faza ketua. Pantesan gaya bicaranya kayak beda gitu” ucap Boni memanas-manasi.

“sial” batinku. “yaudah-yaudah. Aku buka dulu yaaa. Selamat malam semuanya. Terimakasih sudah menyempatkan waktu temen-temen untuk berkumpul pada malam hari ini untuk kumpul perdana tim KKN kita. Terimakasih juga kepada saudari Sandra yang sudah menyiapkan tempat yang cukup baik ini. tepuk tangan untuk Sandra” ucapku sambil menepukkan tangan dan sambil tertawa. Kemudian diikuti oleh teman-temanku yang lain juga sambil tertawa.

“apasih zaa ahaha” ucap Sandra sambil tertawa.

Aku lalu melanjutkan perkumpulan ini dengan bahasan yang cukup banyak diantaranya adalah: pemilihan kormades dan bawahannya serta pembagian bidang untuk melancarkan program kerja. Mencatat semua keperluan yang harus disiapkan selama pra hingga paska KKN.

Sebelumnya kami berkenalan lagi dengan semuanya agar lebih akrab. Akhirnya aku tau, orang yang menyeletuk di awal bukanlah David, namun Ahmad.

Pemilihan kormades terasa tidak adil karena aku sekali lagi dipilih dengan alasan “sekalian aja. Kan yang udah buka acara”. Aku sedikit mendengus kesal karenanya. Tapi tak apalah toh ini juga bisa jadi arena aku berlatih untuk memimpin keluargaku kelak.

Kemudian, aku memilih Rina sebagai sekretarisku tanpa alasan (haha) dan Novi sebagai bendahara karena ia yang memintanya. Aku merasa cocok dengan Rina dan dia terlihat seperti orang yang tidak neko-neko dan yang kutahu orang yang memiliki sifat itu akan mudah diajak kerjasama. Ia juga sesekali membantuku menjelaskan apa-apa saja yang dibutuhkan dan sebagainya.

Sandra kemudian memberi usul untuk memesan makanan yang diamini oleh Boni dan para pria lain. Aku lalu memperbolehkan semuanya memesan makan terlebih dahulu.

Setelah semuanya siap kembali, aku lalu melanjutkan agenda.

*****
Tak terasa acara kumpul perdana tim KKN-ku telah selesai. Ku melihat jam sudah pukul 10 malam. Aku juga cukup senang dengan tim-ku karena ternyata orangnya jenaka semua dan yang aku suka adalah celotehan-celotehan kolaborasi antara Boni, Arif dan Ahmad. Hanya David yang kulihat masih kaku dengan kami atau memang dia orangnya seperti itu. Novi dan Fatma yang kupikir pendiam, rame juga ternyata. Rina dengan kharismanya dan Sandra serta Angel berperan menjadi nenek sihir karena kecerewetannya.

Kami lalu kembali ke kosan masing-masing dan aku sekali lagi mengantar Rina ke kosannya.

“makasih yaa zaa” ucapnya saat turun dari sepeda motorku.

“iyaa. sama sama. Oiya besok info pembekalan KKN tolong di share ke temen-temen yaa sama jangan lupa kita bikin grup di WA aja biar gampang haha”

“okedeh zaa”

“udah dapet nomer HP temen-temen yang lain kan yaa?”

“iyaa udah. Tadi dari Sandra”

Aku lalu berpamitan ke Rina dan langsung mengarahkan motorku ke kosanku.

Sesampainya dikosanku, aku memarkirkan motorku di tempat biasa dan aku langung menuju kosan pacar tercintaku. Aku langsung masuk saja dan mendapati Winda sudah tertidur namun laptopnya masih menyala.

Aku mematikan laptopnya dan juga bersiap-siap untuk tidur dengan melepas celana panjangku yang menyisakkan celana pendek dan aku langsung tidur di sebelah Winda.

Bersambung​
 
Terakhir diubah:
Thats the last update before lebaran (hahaha)

Semoga pada seneng dan suka. Maaf belum ada adegan SS-nya dalam menutup waktu menulis untuk libur lebaran ini.

Padahal ane janjinya kan beberapa hari setelah hari senin ya tp ini hari senin aja belum haha. Ane juga gatau pas nulis part ini berasa cepet banget jadinya bisa langsung ane update aja.

Kalo ada yang perlu ditanyakan atau di diskusikan terkait cerita ini bisa coret dibawah ini dan sampe ketemu di update selanjutnya setelah lebaran yaa. ane juga pengen pulang kampung biar ketemu sanak saudara haha

Mohon Maaf lahir batin dari ane karena updatenya sering ngaret haha

ENJOY!!
 
Hu windanya boleh saya bungkus dan bawa pulang gak? Lucu banget sih itu winda di updatean kali ini:panlok3:
 
dulu sih ane mikirnya cuman Winda kasian liat Faza coli, makanya dibantuin. dan namanya pemula gak langsung jago kok ane gambarin bahwa kocokan sama kulumannya masih parah hahaha. Gaada alasan lain selain Windanya kasian sama Faza haha

Oh gt alasannya, hmmm, okelah. semangat Suhu!!!

Nggak sabar nih baca kelanjutannya apalagi pas KKN, kyknya bakal menang banyak nih Faza hahaha, oh iya kalau boleh order, Winda jangan diapa2in ya, cukup Faza aja yg nakal, krn kn dia tokoh utamanya Hahahaha

Dan kalau boleh saran lagi,sebelum mulai sequel yg KKN, semoga urusannya dgn Wahyu kelar dulu, biar nanti dia nggak iseng pas KKN dan nggak menambah konflik, sehingga pas KKN Faza fokus ngurusin kelompok KKNnya ambil ngerjain cwe2nya hahahaha, sehingga pembaca juga nyaman bacanya...

Hanya saran dan harapan ya Hu, silahkan kalau Suhu udh punya alur tersendiri karena ini dunianya Suhu... hehehe

Selamat bermudik-ria Suhu....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd