Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Izinkan Aku Memilih

Karakter Wanita Favorit

  • Winda

    Votes: 248 41,2%
  • Zahra

    Votes: 64 10,6%
  • Hani

    Votes: 34 5,6%
  • Zakiyah

    Votes: 37 6,1%
  • Devi

    Votes: 2 0,3%
  • Mira

    Votes: 20 3,3%
  • Yanti

    Votes: 8 1,3%
  • Kintan

    Votes: 31 5,1%
  • Nayla

    Votes: 58 9,6%
  • Rina

    Votes: 46 7,6%
  • Sandra

    Votes: 15 2,5%
  • Novi

    Votes: 9 1,5%
  • Fatma

    Votes: 14 2,3%
  • Angel

    Votes: 16 2,7%

  • Total voters
    602
  • Poll closed .
Part 22
Rina:
Putri_Oktarina_3.jpg


Fatma:
Rania_Fatma_3.jpg


Novi:
Noviani_Putri_1.jpg


Sandra:
Dea_Sandra_3.jpg


Angel:
36161352_1858805434180782_7555929023738544128_n.jpg


“David, Boni yang benerr dooong latiannyaa”

“Faza jugaa… jangan cengengesan terusss”

“bla bla bla bla bla”

Ya begitulah kondisi saat ini. Saat ini atau lebih tepatnya malam ini merupakan malam sebelum kami melaksanakan program kami yang terakhir yaitu membuat acara dengan tujuan perpisahan KKN ke desa kami. Kondisi di posko benar-benar kacau dan ramai sekali karena kami masing-masing akan tampil sesuai dengan kemampuan. Ada drama, menyanyi, membaca puisi dan lain-lain. Untungnya kegiatan ini mendapat dukungan dari karang taruna desa tersebut sehingga panggung, konsumsi dan segala macamnya sudah diurus oleh mereka. Kami hanya fokus ke penampilan kami.

“fyuuuhhhh. Yaampuuunn capek amat yaakk” ucapku meluruskan kakiku di depan TV.

Sudah 3 jam lamanya lebih tepatnya sudah dalam seminggu kebelakang kami latihan di teras dan di ruang tamu rumah ini untuk mempersiapkan penampilan kami. Dari banyak anak-anak yang nonton hingga tersisa para remaja karang taruna yang ingin memastikan beberapa hal kepada kami.

“zaa. Sini bentaarrr” teriak Rina dari teras rumah.

Aku langsung bangkit dan segera menuju sumber suara.

“ini zaa. Ada mas Jarwo”

“oohh iyaa mas. gimana mas?”

“gini mas Faza. untuk urusan panggung dan konsumsi kemarin saya udah mastiin dan sekarang udah jadi. Nah yang jadi permasalahan adalah uang mas Faza. Kemarin mas Faza sama sekali belum ngasih uang ke kami”

“oohhh iyaa ya mas? maaf maaf. Iyaa mas sebentar”

Aku masuk ke dalam rumah dan segera menghampiri Novi selaku bendaharaku. Aku meminta uang jatah untuk keperluan ini dan langsung kembali ke teras rumah untuk memberikan uang ini kepada Mas Jarwo.

“ini mas uangnya. Cukup kan ya?” ucapku sambil memberikan beberapa lembar uang berwarna merah itu.

“oohh makasih mas. cukup cukup. Oke mas makasih ya mas. semoga acara besok lancar”

“iyaa mas amiin. Makasih ya mas”

Mas Jarwo hanya menunjukkan jempolnya kemudian berlalu dari hadapan kami.

“besok jangan beli gorengan, biar suaramu gak keganggu” ucap Rina.

“iyaa iyaaa. Tapi aku gugup rin haha. Gapernah aku nyanyi di depan banyak orang”

“udah sante aja, suaramu bagus”

Ada kesunyian sejenak menghampiri kami. Bukan kesunyian sebenernya karena dari dalam rumah masih sangat ribut karena Boni dan Ahmad bikin ulah.

“rin, mau liat panggung ga?” ajakku.

“emang keliatan kalo malem?”

“ya kan besok kita tampilnya malem, kalo gak keliatan percuma dong?”

“yeee besok kan pasti dikasih lampu-lampu”

“naah makanyaa. Aku mau liat bentuknya kayak apa.. mau ikut ga?”

“yaa boleh dehh zaaa”

Rina masuk ke dalam rumah dan kemudian keluar membawa jaket. Bukan hanya jaketnya saja yang ia bawa namun juga jaketku ikut ia bawa. Ia lalu melemparkan jaketku dan mengenai wajahku. Ia hanya cekikan saja melihat ekspresiku yang sebal terhadap dirinya. Aku lalu memakai jaket itu.

Kami berjalan menyusuri jalan setapak menuju halaman balai desa karena acara besok bertempat di halaman balai desa yang cukup lebar. Sepanjang perjalanan kami sibuk menghafalkan lirik karena aku akan berduet dengan Rina sebanyak 3 lagu. Gugup sekali rasanya. Terkadang Rina mengaetkan tangannya ke tanganku. Dingin katanya.

Sesampainya di halaman balai desa, kami berdua dikejutkan dengan panggung yang akan kami gunakan esok hari. Besar sekali. Ya walaupun tidak sebesar panggung-panggung yang ada di acara televisi. Namun ukuran panggungnya termasuk besar bagi kami. Atau khususnya bagiku yang belum pernah naik ke atas panggung. Aku dengan isengnya menyalakan semua lampu yang terpasang di sana.

Aku lalu memfoto panggung dari berbagai sudut pandang dan aku mengirimkannya ke sebuah grup KKN ku. Untungnya sinyal seluler jika di area terbuka seperti ini penuh sehingga aliran data lancar dan kencang.

Beberapa menit kemudian, saat aku dan Rina melakukan gladi kotor berdua, teman-teman yang lain menyusul dan mereka juga terlihat terkejut melihat panggung ini.

“edaaan eehhh. Gedeneee” ucap Fatma.

“waaduuuhhh. Aku sekarang sakit nihh gabisa tampil besok” ucap Boni.

“iyaaa niiihhh” ucap Ahmad.

Berbagai alasan dilontarkan oleh teman-temanku karena merasa gugup karena panggung yang akan kami naiki ini berukuran cukup besar.

“heeehh sembarangan pada sakit. Ayo gladi resik kayak Faza sama Rina. Jangan mau kalah dooong” ucap Sandra mengikutiku dan Rina naik ke atas panggung.

Kami akhirnya melakukan gladi yang tidak direncakan ini. Cukup lama kami melaksanakan gladi dadakan ini hingga jam menunjukkan pukul 12 malam lebih. Setelah semua paham dengan posisi masing-masing dan mengetahui seluk beluk panggung, aku kembali mematikan lampu yang menerangi panggung itu dan kami pulang ke posko kami.

*****
Malam hari. Malam terakhir kami di desa ini. Kehadiran kami di desa ini akan kami tutup dengan persembahan yang semoga tidak dapat dilupakan bagi desa KKN kami dan juga bagi kami.

Siang harinya dosen pembimbing lapanganku datang untuk menemui kepala desa untuk urusan penilaian. Kami juga diperintahkan untuk menilai teman kami. Cukup mudah menilai mereka karena sejujurnya aku cukup enjoy hidup bersama mereka dua bulan terakhir. Benar-benar pengalaman yang sulit dilupakan. Setelah selesai, beliau pergi meninggalkan kami dan siap menyambut kami saat sudah sampai kampus.

Saat ini kami sudah siap dengan penampilan kami. Walaupun dari diri kami sudah siap, namun kondisi rumah sangat berantakan karena segala persiapan yang kami lakukan. Kami membuat sebuah bucket bunga untuk bapak, ibu kepala desa, untuk karang taruna dan juga untuk perwakilan tokoh masyarakat yang sering membantu kami sehingga kegiatan yang kami susun berjalan lancar.

Kami lalu berdoa dengan posisi melingkar kemudian setelah selesai kami melakukan tos sambil berteriak agar semangat.

Kami lalu berangkat menuju halaman balai desa dan sesampainya disana, kami sudah disambut oleh para warga yang terlihat antusias karena KKN tahun ini mereka nilai berhasil. Ya syukurlah kami berhasil membuat para warga disini senang dengan kehadiran kami.

Acara tinggal 15 menit lagi terlaksana dan saat ini aku sedang menghafalkan sebuah teks yang nantinya aku sampaikan untuk melakukan sambutan sebagai coordinator mahasiswa tingkat desa.

Acara dibuka oleh Sandra dan Boni selaku MC. Kami memilih mereka karena yang perempuan sifatnya bawel sedangkan yang laki-laki memiliki otak paling jenaka di kelompok kami. Kami berharap para warga tidak ada yang bosan melihat kami.

Acara kemudian dilanjutkan oleh sambutan-sambutan dan yang pertama kali melakukan sambutan adalah diriku selaku kormades. Syukur aku tidak terlalu gugup saat sudah diatas panggung. Mulutku dengan sendirinya mengeluarkan semua kalimat yang sudah disusun oleh otakku dengan lancar. Setelah itu, ada sambutan dari ketua karang taruna kemudian dilanjutkan oleh ibu kepala desa, bapak kepala desa dan sambutan ditutup oleh salah satu tokoh masyarakat yang masih cukup aktif di desa ini.

Acara dilanjutkan oleh penyerahan bucket bunga dari kami kepada seluruh lapisan masyarakat yang diwakilkan oleh bapak kepala desa, ibu kepala desa, ketua karang taruna dan salah satu tokoh masyarakat di desa itu.

Acara selanjutnya sekaligus acara terakhir adalah hiburan serta menyantap hidangan yang sudah disiapkan.

Acara hiburan dibuka oleh suara Rina yang sangat merdu. Rina cukup memukau dengan penampilannya dan aku masuk ke panggung dan kami berduet. Riuh penonton sangat tinggi saat aku dan Rina memeragakan gerakan seperti ingin berciuman karena memang koreografinya seperti itu. Menyesuaikan lagu (haha).

Penampilan selanjutnya adalah pembacaan puisi oleh Angel dan Fatma yang diiringi oleh Ahmad menggunakan gitar agar feel dari puisi itu lebih tersampaikan. Penampilan yang cukup memukau dengan penghayatan yang baik. Puisi itu langsung dilanjutkan oleh lagu seolah musikalisasi puisi yang sekali lagi aku dan Rina yang menyanyikannya.

Penampilan selanjutnya sekaligus penampilan terakhir adalah sebuah drama komedi setengah horror setengah musical dan setengah yang lain. Ya memang tidak jelas genre drama yang kami buat ini. Semua genre kami masukkan. Naskah yang dialognya terkadang ada yang nyeleneh dan lain-lain. Saat latihan kami tidak bisa menahan tawa kami saat ada seseorang yang berdialog nyeleneh itu.

Namun untungnya, para warga terhibur dan banyak sekali gelak tawa yang tercipta. Apalagi saat trio Boni, Ahmad dan Arif mulai berceloteh ngelantur di panggung.

Syukurlah acara yang kami buat bisa dibilang sukses dan acara ditutup oleh doa.

Saat acara selesai, para ibu-ibu PKK mendekati kami dan memeluk para wanita kami. Kami juga diberi hadiah oleh kelompok ibu-ibu PKK Ada beberapa diantara mereka menangis karena akan ditinggal oleh tim KKN kami. Kami berjanji jika ada waktu kosong, kami akan bermain kesini. Para anak-anak juga yang masih terjaga menambah suasana haru.

Setelah semua tamu undangan kembali ke rumahnya masing-masing, hanya tersisa kami dan para karang taruna yang membantu kami membersihkan sisa sisa sampah di kawasan itu.

“mass. Makasih yaa. panggungnya bagus banget”

“yooo maass. Kami juga makasih. Gara-gara mas-mas dan mba-mba ini, karang taruna juga udah dapet kepercayaan lagi dari desa. Ini mas ada hadiah dari kami, walaupun gak seberapa. Biar pada inget sama kita disini hehe” ucap Mas Jarwo.

“iyooo mas makasih ya mas...” Aku memeluk Mas Jarwo.

Setelah itu para karang taruna juga kembali kerumah masing-masing dan lapangan hanya menyisakan kami.

Kami sangat senang dan akhirnya kami saling berpelukan di lapangan itu. Kami berpelukan layaknya teletubies karena saking senang dan bahagianya kami saat ini. Kami juga sedikit merasa sedih karena selepas ini kami akan mulai sibuk untuk mengurusi tugas akhir karena kami juga ingin lulus dan mendapat gelar sarjana.

Setelah puas berpelukan kami berjalan menuju posko untuk beristirahat karena besok kami akan kembali ke kampus kami. Sepanjang perjalanan kami, Arif dan Boni sudah memberi kode bahwa kita akan melakukannya saat sampai di posko. Jujur saja, aku tidak tega melakukannya ke Rina. Bukan karena aku tidak mau, siapa juga yang tidak melakukan itu bersama Rina. Namun ada perasaan sayang jika harus berakhir seperti ini. Aku akhirnya memutuskan melakukannya dengan caraku sendiri.

Sesamapainya kami di posko, para wanita tidak langsung masuk ke dalam kamar namun kami berkumpul di ruang tengah. Tujuannya yaitu membuka hadiah pemberian dari para warga.

“iiihhh lucuuuu” ucap Rina saat membuka hadiah dari ibu-ibu PKK.

Hadiah itu berupa sebuah sebuah cangkir yang terdapat gambar kami di salah satu kegiatan kami. Selain itu juga ada boneka dengan bordiran masing-masing nama kami. Kami sangat beruntung.

“wuihhh mantap meennn haha” teriak Ahmad saat membuka hadiah yang diberikan karang taruna.

Sebuah karikatur tim kami yang disajikan di 3 lembar kertas dan di dalam masing-masing adalah gambar kami saat acara 17 agustus. Baik sekali mereka. Pasti membutuhkan waktu lama dalam proses pembuatannya.

“zaa. Ada kata-kata terakhir ga nihh. kan ini malam terakhir haha” ucap Sandra.

“hadeuuhhh lupa nyiapin euuyy hahaha” ucapku

“huu Rina gimana sih masa ga ngingetin hahaha” ucap Fatma yang diikuti oleh riuh yang lain.

“sssttt udah udah. Yaudah yaa. ehheemm eheeemmm. Sebelumnya aku ucapkan terimakasih kepada teman-teman semua karena teman-teman disini bisa menurunkan ego masing-masing. Bisa peka terhadap satu sama lain. Hal itu yang bikin tim ini kompak. Aku sebenrnya cuman bisa ngomong itu doang sih karena selama aku mimpin kalian gaada kendala berarti dan seandainya ada kendala, dibilangin sedikit ya langsung bener lagi. Mungkin dari yang lain laah haha”

Mereka lalu satu-satu menyampaikan unek-uneknya selama 2 bulan ini. Unek-unek ini bisa dibilang bercanda karena isinya adalah sebagian dengkuran para lelaki yang di permasalahkan oleh para wanita. Kami para lelaki hanya cengengesan saja.

Setelah semua menyampaikan hal yang ingin disampaikan, kami berpelukan lagi dan tidak tau kenapa, beberapa saat setelah kami berpelukan, para lelaki melepaskan diri sesuai dengan pasangannya. Aku yang sadar langsung menggiring Rina menuju pintu keluar dan kami keluar dari rumah.

“loh za kenapa kita keluar?” ucap Rina.

“gapapa rin. aku gamau kamu disini haha” aku membuka pintu depan.

Rina bingung karena tingkahku, menoleh ke belakang dan akhirnya Rina mendapati bahwa masing-masing dari laki-laki maupun perempuan sudah mulai berpagutan satu sama lain sesuai dengan pasangannya. Boni dengan Fatma, Ahmad dengan Sandra, Arif dengan Novi dan David dengan Angel. Rina nampaknya sedikit terkejut karena adegan itu bukan merupakan ciuman biasa, namun ciuman yang saling mempermainkan lidah hingga terdengar suara saat mereka berciuman.

Rina geleng-geleng kepala melihat adegan itu. Aku dengan cepat menarik tangan Rina sehingga kami keluar dari rumah itu. Aku langsung menutup pintu itu dari luar dan kami berjalan menjauhi rumah itu sambil bergandengan tangan.

“gila ya za mereka. Ngatain kita tapi sendirinya kayak gitu haha”

“hmmm bukan itu rin masalahnya. Tapi…..” ucapku terbata-bata.

“tapi apa?”

“kamu tau laah”

“gatau za aku. Beneran deh. apasih maksudnya?”

“mau gituan mereka rin. dan niatnya mau tuker tukeran gitu. aku gamau kalo kamu ikutan”

Rina menghentikan jalannya dan melepaskan tanganku yang menggandeng tangannya.

“zaa… mereka semua masih virgin. Apa apaan sih?”

“iyaa rin. aku tau…. Cuma ituu…….”

“Cuma apa? Emang yaa laki-laki tuh pikirannya selalu deh kearah sana”

“engga riin. Lebih baik kita pergi dulu agak jauhan dulu deh”

“gamau! Aku mau balik. Gamau aku kalian memperlakukan wanita kayak gitu”

Rina langsung berbalik arah dengan raut wajah marahnya. Tangannya segera aku tarik sehingga kini tubuh Rina menempel di dadaku. Ia terus meronta ingin dilepaskan namun aku akhirnya memutuskan untuk memeluknya karena jika tidak diseperti inikan maka Rina akan segera lolos dan dia akan melihat pemandangan yang mungkin tidak ia inginkan.

“LEPASIN!!! Kamu juga dasar mesum”

“diem rin. diem. Kalo kamu kesana, yang ada kamu digarap sama mereka. Aku gabisa ngebayangin kamu dimainin sama mereka. Makanya aku ajak kamu keluar”

Rina masih saja meronta. Untungnya di sekitar kami benar-benar sepi tidak ada satu wargapun yang melewati kami sehingga perbuatan kami tidak terlihat oleh warga. Beberapa menit berlalu akhirnya Rina menyerah dan akhirnya menyender di dadaku.

“yuk rin. pergi dari sini” ucapku menggandeng tangannya lagi. Kami lalu berjalan ke arah tempat dimana kami tampil.

Kita masuk ke dalam rumah.

Saat ini Fatma sedang berada di dalam kamar para wanita biasa tidur. Fatma yang meminta Boni untuk masuk ke dalam kamar itu setelah puas berciuman. Boni memulai dengan melepas jilbab yang dikenakan oleh Fatma dan tergerailah rambut sepundaknya.Setelah melepas jilbabnya, Boni sekali lagi mencium bibir Fatma namun kali ini lebih lembut. Tidak kasar seperti saat pertama mereka berciuman.

“gapapa kan fat?” Boni melepas kancing pakaian yang digunakan Fatma. Fatma hanya mengangguk dan wajahnya sedikit memerah.

Tangan Boni tidak henti-hentinya meremas payudara Fatma saat ia selesai melepas pakaian paling luarnya. Boni menciumi payudara itu walaupun masih terbungkus bra dan tangannya bergerak ke bagian punggung Fatma untuk melepas pengait bra-nya.

Fatma yang mungkin masih malu-malu, menutup bagian dadanya menggunakan tangannya dan sedikit mendorong Boni menjauh dari payudaranya. Boni yang memang sudah tidak sabar, sedikit menarik tangan yang menutupi dada Fatma dan membuat Fatma sedikit berteriak.

Mata Boni terlihat bersinar-sinar saat melihat payudara Fatma yang bulat sempurna walaupun ukurannya tidak terlalu besar. Tangan Boni mulai meraba-raba payudara dan Fatma sedikit mendesah saat putingnya tersentuh oleh Boni. Mereka berciuman kembali dengan tangan Boni yang memainkan payudara Fatma.

Boni sedikit mendorong tubuh Fatma sehingga kini posisi Fatma sudah rebahan. Boni melepas ciuamannya dan kini ia menarik celana yang digunakan oleh Fatma. Ada sedikit penolakan dari Fatma namun Boni yang nafsunya sudah mulai naik, tidak menghiraukannya dan menarik celana itu beserta celana dalam yang digunakan Fatma.

Sekali lagi Boni dibuat terkagum dengan keindahan vagina Fatma. Rambut-rambut tipis menghiasi daerah vaginanya. Boni langsung melahap vagina itu dan membuat Fatma mengejang menahan geli.

Lidah Boni menyapu bibir vagina Fatma membuat Fatma hanya bisa mendesah dan menjambak rambut Boni untuk menahan sensasi geli yang mendera vaginanya. Sapuan lidah Boni kini naik menuju perut Fatma, kemudian menuju dada, lalu ke leher, hingga akhirnya mereka berciuman kembali.

Selagi mereka berciuman, Boni melepas celana yang digunakannya. Boni lalu melepas ciumannya lalu menatap mata Fatma. Tangan kanannya mulai sedikit mengurut penisnya agar semakin tegak berdiri. Boni lalu mengarahkan penisnya ke bibir vagina Fatma dan menggesek-gesekkan penisnya di bibir vagina Fatma. Hal itu membuat Fatma sekali lagi mendesah. Boni memantapkan diri untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina Fatma dan dengan sekali dorongan, masuklah seluruh penis Boni ke dalam vagina Fatma. Fatma berteriak karena penis Boni adalah benda asing pertama yang masuk ke dalam vaginanya. Fatma bahkan mengeluarkan air matanya dan meminta Boni untuk mengeluarkan penisnya karena rasanya sakit sekali. Boni tidak menghiraukannya dan dia memulai proses pompaannya di dalam vagina Fatma.

Kita ke pasangan lain yang berada di ruangan tempat para laki-laki tidur.

Angel saat ini berada di tempat dimana para lelaki tidur. Ia sedang bersama David yang sedang menciumi lehernya dan kondisinya saat ini mereka berdua sudah melepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuh mereka. Selagi David menciumi lehernya, Angel mengocok penis David dan mengarahkannya ke bibir vaginanya. Ciuman David kini turun dari leher menuju dada Angel dan lidahnya dengan lincahnya menari di atas payudara Angel yang berukuran normal. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Putting payudaranya yang berwarna coklat muda merupakan santapan lezat bagi David. David menjilat, menggigit kecil dan mengulum putting payudara Angel. Angel hanya bisa mendesis kecil diperlakukan seperti itu oleh David sambil memeluk tubuh David.

Setelah puas bermain dengan payudara, David memutar tubuhnya untuk menikmati vagina Angel yang bersih tidak ada satu helai rambut pun yang ada di sekitar vaginanya. Angel hanya bisa mendesah saat lidah David menyapu bibir vaginanya dan bahkan masuk ke dalam vaginanya. Tangan Angel menggenggam penis David dan memasukkan penis itu ke dalam mulutnya.

David benar-benar mempermainkan vagina Angel dan membuat Angel sesekali berteriak dengan penis yang masih berada di dalam mulutnya. Hal itu juga memberi sensasi tersendiri bagi David sehingga ia terus melakukan hal itu.

Setelah puas dan vagina Angel sudah cukup basah oleh air liurnya, David sedikit memaksa Angel untuk melepas penisnya dari mulutnya dan ia lalu membuka paha Angel cukup lebar. Ia mengocok penisnya sebentar lalu menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibir vagina Angel. Diperlakukan seperti itu, Angel kian tidak berdaya dan dia memejamkan matanya sambil terus mendesah.

David sudah siap untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina milik Angel dan sekali dorongan, penisnya tenggelam di vagina Angel. Angel berteriak sekencang ia bisa karena penis David merobek sesuatu yang ada di dalam vaginanya. David mendiamkan sejenak penisnya di dalam vagina dan beberapa saat kemudian ia mulai memompa vagina Angel.

Sementara itu di ruang tengah sudah ada dua wanita yang sedang mengulum penis pasangannya.

“oohhhh” desah Arif dan Ahmad kompak saat spermanya keluar di dalam mulut ke dua wanita itu.

Sandra dan Novi yang tidak siap, terbatuk-batuk dan membuat wajahnya sangat merah.

Setelah menyemprotkan spermanya hingga tetes terakhir, Ahmad menarik kaus yang dipakai oleh Sandra dan bra yang berwarna sama dengan warna kulit Sandra tetap menempel di tubuh Sandra. Sedangkan Arif menarik tubuh Novi untuk memisahkan diri dari pasangan satunya menuju ruang tamu dan mereka duduk di sebuah sofa yang berada di ruangan itu. Novi dituntun untuk duduk di paha Arif dan mereka kembali berciuman.

Kondisi Sandra saat ini sudah telanjang bulat dan kini payudaranya sedang dipermainkan oleh Ahmad dengan posisi terlentang. Tangan Ahmad turun menuju vagina Sandra dan jemarinya lincah menari di bibir vagina Sandra. Hal itu membuat Sandra hanya bisa mendesah dan tangannya meraih segala sesuatu di sekitarnya untuk menahan sensasi geli.

Tidak perlu banyak waktu yang dibutuhkan Ahmad untuk membuat lawan mainnya mencapai orgasmenya yang pertama. Jemarinya yang lincah memainkan klitoris sembari beberapa kali ia masukkan ke dalam vagina, sudah cukup membuat Sandra tak berdaya menahan rangsangan-rangsangan yang dibuat oleh Ahmad.

“mantap san haha” Ahmad mencabut jarinya dari dalam vagina Sandra dan membasuh cairan vagina Sandra diantara payudaranya.

Ahmad lalu membuka pakaian bagian atasnya lalu memposisikan diri di atas tubuh Sandra yang masih lemah karena paska orgasmenya. Sama seperti teman-temannya yang lain, Ahmad menggesek-gesekkan kepala penisnya di bagian bibir vagina Sandra hingga akhirnya Ahmad mendorong penisnya untuk bisa masuk ke dalam vagina Sandra. Saat penis Ahmad masuk ke dalam vaginanya, Sandra menarik tubuh Ahmad hingga bisa ia peluk dan jarinya mencakar bagian punggung Ahmad karena menahan rasa sakit yang mendera bagian selangkangannya. Ahmad langsung memompa vagina Sandra tanpa masa adaptasi dan hal itu membuat Sandra berteriak saat penisnya bergerak maju mundur di dalam vaginanya.

Posisi Novi saat ini masih berada di atas tubuh Arif yang duduk di sebuah sofa di ruangan itu. Berbeda dengan kondisi beberapa saat yang lalu, saat ini pakaian bagian bawah Novi sudah tanggal dan kini persis di depan vagina Novi sudah berdiri tegak penis Arif.

“kalo kamu keluarin di dalem, awas kamu ya rif! Aku belum mau putus sama pacarku yang sekarang. kalo aku hamil awas aja kamu!” ucap Novi menggenggam penis Arif.

“iyaa nov tenang haha”

“awas aja pokoknya”

Arif hanya tersenyum. Novi kini mengangkat tubuhnya sedikit hingga penis Ahmad berada di bawah vaginanya. Ia lalu mengarahkan penis Arif ke lubang vaginanya dan saat tubuh Novi turun, masuklah penis itu ke dalam vaginanya. Novi lalu bergerak naik turun dan gerakkan itu menghasilkan suara khas kedua alat kelamin bertemu.

Kita pergi lagi ke pasangan yang berada di luar rumah ini.

Suasana masih hening dan kami akhirnya kembali ke tempat kami tampil tadi. Panggung masih megah namun yang kurang adalah penerangannya. Mungkin beberapa sudah dicicil di lepas agar meringankan beban esok hari. Aku menyalakan lampu itu lagi. Walaupun tidak menerangi seperti semula, namun suasana remang-remang ini dirasa cukup bagiku.

“zaaa. Kalian beneran ngelakuin itu?” pandangan Rina masih kosong melihatku. Jujur aku takut melihatnya seperti itu.

“eeemmmm gimana ya riinnn”

“kenapa?”

Merasa tidak punya pilihan, aku akhirnya memutuskan untuk menceritakan ini dari awal. Dari proses menyelamatkan Zahra lalu dilanjutkan oleh hasrat Boni yang satu-satunya masih perjaka di kelompok kami.

Rina lalu menamparku cukup keras setelah selesai bercerita.

Ia berhak menamparku sebanyak yang ia mau. Aku tidak berusaha menghentikannya karena ini memang bukan hal yang bisa dimaklumi.

“kenapaa siiihhhhh. Cowok tuh otaknya isinya gituan semuaaaa. Sebeell akuuu” Rina cemberut sambil menangis.

Rina lalu memukul mukul pundakku dengan satu tangan sedangkan tangan satunya lagi ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

“zaaa jawaaabbb kenapaaaaa. Kenapa cowok otaknya isinya gituan teruuussss”

“gak semua riiinnn”

“buktinya?”

“kalo semua cowok kayak gitu, harusnya kamu ada di dalam rumah dan mungkin sekarang aku sudah udah gituin kamu”

Seketika itu juga aku ditamparnya lagi dengan keras.

“kamu juga pasti pernah kan mikir aku kayak gitu”

“iya pernah riin. Tapi sekarang kan buktinya engga. Aku sayang sama kamu”

“halaaah sayang sayang. Kalo cuman pengen tubuhku namanya bukan sayang. Tapi nafsu” tangisannya semakin keras

Aku hanya menggelengkan kepala. Beberapa menit kami terdiam Rina yang berusaha menahan tangisannya, aku yang bingung harus berbuat apa agar bisa menenangkan Rina.

“yaudah deh riin. Aku balik yaa ke posko. Aku juga mau ngerasain Sandra, Fatma, Novi sama Angel. Kamu disini aja. Nanti kalo kamu balik, pasti mereka nyerbu kamu. Aku gatega kalo liat kamu dimainin sama mereka” Aku beranjak. Sengaja aku berjalan pelan-pelan dan BINGGO!

Tanganku ditarik oleh Rina yang masih tertunduk.

“disini aja kamu! Ngapain kesana!”

“kan dibilang aku mau ngerasain. Masa mereka doang yang ngerasain aku engga”

“hhiiihhhhh. Udah disini ajaa. Kalo kamu yang kesana, aku yang gatega bayangin kamu mainin mereka. Lagipula mereka udah berpasangan, kalo kamu masuk, ada yang nganggur. Ujung-ujungnya ya aku bakal kena juga” Rina menarikku dan kami duduk di panggung itu.

“engga dooong kan bikin video”

“HHHHH DASARRRRR” Rina meremas tanganku kasar sekali.

Aku hanya berpura-pura itu sakit sehingga ia puas.

“zaaa, beneran kamu sama sekali gamau gituin aku?”

“gituin apa sih riin?”

“iiihhh ituu. Yang dilakuin sama cowo-cowo di posko”

“oooohhh. kamu mau engga sama aku? Kalo kamu mau ya aku mah ayo aja hahah”

Seketika aku ditampar oleh Rina. Tamparan itu sebenarnya pelan namun aku sekali lagi berpura-pura kesakitan.

“kamu tuhh yaaa” Rina sudah mulai tenang dan kini kami hanya menikmati pemandangan gelap yang tersaji di depan mata kami.

Kami hanya berdiam beberapa saat.

“riinn. Emmm”

“apa?”

“boleh aku cium kamu?”

“buat apa?”

“buattt…..”

“buat apa za? Tuhkan kamu juga mikir gitu ke aku”

Aku tidak bisa menanggapi perkataannya. Bodoh sekali aku ini malah meminta hal yang tidak-tidak.

“kamu mau ciuman sama aku?” ucap Rina sedikit membuatku terkejut.

“kalo kamu gamau ya gapapa rin”

“aku mau. Tapi ciuman aja. Jangan nyari kesempatan lain”

Aku tersenyum lalu memegang dagunya itu. Ia sudah menutup matanya dan aku memajukan bibirku dan kami berciuman. Berciuman di tengah malam di luar ruangan. Sensasi dingin yang baru bagiku (haha).

Cukup dengan dramanya, kita kembali ke adegan panas yang tersaji di dalam rumah.

Boni terus bermain dengan payudara Fatma sambil terus memompa vaginanya. Tangan Fatma bergerak ke segala arah untuk mencari sesuatu yang bisa dijadikan pelarian dari rangsangan yang diberikan oleh Boni. Boni semakin cepat memompa vagina Fatma hingga payudara Fatma memantul-mantul dengan cukup keras. Membuat erangan Fatma kian keras.

“booonn aaahhh. Udaahaann doongg. Sakiiitt aaahhhh” Fatma mencakar punggung Boni untuk menahan rangsangan yang ada di dirinya.

Boni tidak merespon perkataan Fatma. Ia semakin mempercepat gerakannya hingga suara khas dua alat kelamin saling bertubrukan terdengar.

“keluarhhh bareengg faatt hhhhh” Boni memandang wajah Fatma yang bergerak ke kanan kiri menahan rasa nikmat yang diberikan.

Tangan Fatma menarik sprei kasur itu hingga terlepas dari kasurnya dan tubuhnya seketika mengejang hebat. Orgasme pertama dalam hidupnya melanda. Boni segera mencabut penisnya dari vagina Fatma lalu mengocoknya di depan wajah Fatma. Beberapa saat kemudian sperma keluar dari penis Boni dan mengenai wajah Fatma. Boni ambruk di atas tubuh Fatma.

.

“aahhhh davee aahhhh. Pelaaaannnhhh aahhh”

Angel kini sedang dipompa dengan kecepatan super oleh David. Kedua tangannya digenggam oleh David sehingga ia hanya bisa meremas tangan David untuk mengalihkan rangsangan yang diberikan oleh David. Payudaranya memantul-mantul dengan sangat keras dan Angel sedikit kesakitan karenanya.

“aaahhhh daveee ooohhhhhh”

Angel menggerekkan kepalanya ke kanan ke kiri karena tidak kuat dengan perlakuan David terhadapnya. David hanya tersenyum sambil terus memompa vagina Angel dengan cepat. David menurunkan kepalanya untuk mencium pasangannya itu dengan tujuan mengurangi beban yang dideritanya.

Air liur mereka berdua merembes melewati celah antara kedua mulut mereka. Bahkan terkadang Angel menggingit kecil lidah David yang masuk ke dalam mulutnya. David tidak peduli dan terus saja mempermainkan lidahnya di dalam mulut Angel.

“daveee ooohhhhhhhh” Angel berhasil melepas ciuman David dan beberapa saat kemudian tubuhnya mengejang menandakan ia sudah mencapai klimaksnya.

Penis David terasa disiram oleh sebuah cairan dari dalam vagina Angel namun itu tidak menurunkan kecepatan pompaannya. Angel terus mengerang minta ampun dan berhenti sejenak namun David masih terus memompa penisnya. Angel sudah meremas tangan David dengan keras dan akhirnya orgasmenya yang kedua melanda dan kali ini cairan yang keluar lebih banyak.

“davee. Pleaseee aaahhh. Berhentii duluuu aahhh”

Ucapan Angel benar-benar tidak di hiraukan oleh David. Ia masih terus memompa vagina Angel hingga akhirnya ia merasa ingin mengeluarkan spermanya dan ia langsung mencabut penis itu dan tak lama setelah penis itu keluar, sperma menyemprot keluar dan mengenai daerah selangkangan Angel. Angel masih sangat terengah-engah namun David langsung ambruk di atas tubuhnya. Lebih tepanya kepala David berada di atas payudanya Angel dan lidahnya menciumi payudara itu.

.

.

Sandra kini sedang berada di atas tubuh Ahmad dan posisi mereka saling menempel. Satu tangan Ahmad memainkan payudaranya Sandra, tangannya yang satunya lagi membantu Sandra untuk terus bergerak naik turun dan bibirnya sedang mencium bibir Sandra. Tangan Sandra sibuk menjambaki rambut Ahmad untuk menahan rangsangan yang diberikan oleh Ahmad.

Beberapa saat kemudian, Ahmad memutuskan untuk mempercepat sodokannya ke dalam vagina Sandra. Ia lalu menggerakkan pinggulnya naik turun seirama dengan gerakan Sandra.

“mmmhhh maaddd. Sakiittt jangaannn gituu hhhhhhh”

Ahmad menghentikan gerakannya dan ia bangkit tanpa mengeluarkan penisnya dari dalam vagina Sandra. Mereka bertukar posisi menjadi Ahmad yang berada di atas. Wajah Sandra sudah benar-benar merah dan mimiknya wajahnya sudah terlihat lelah.

“siap-siap ya san” Ahmad memegang pinggang Sandra.

Ahmad langsung memompa vagina Sandra dengan kecepatan maksimal membuat payudara Sandra memantul-mantul menggiurkan siapa saja yang melihatnya. Ahmad masih terus memandangi Sandra yang terus mendesah meminta untuk menurunkan kecepatannya. Hal itu memang tidak diindahkan oleh Ahmad namun Ahmad mencium bibir Sandra untuk mengurangi bebannya.

Beberapa saat kemudian, bibir Ahmad digigit oleh Sandra dan tubuhnya mengejang hebat. Ahmad buru-buru mencabut penisnya dan ia langsung melihat ada cairan yang deras keluar dari dalam vagina Sandra. Sandra hanya bisa mengerang dan menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

“lagi ya san haha” Ahmad memasukkan lagi penisnya. Kali ini lebih mudah karena cairan itu bisa digunakan sebagai pelumas bagi penisnya untuk masuk ke dalam vagina.

“ahhh maadd. Udah dooonggg hhhmmmmm”

“belum selesai san. Malam ini masih panjang haha” Ahmad mulai memompa penisnya lagi namun tidak secepat sebelumnya.

Sandra kian mendesah dan ruangan penuh dengan raungan desahan Sandra.

.

.

Tubuh Novi kini bertumpu di sofa yang ada di ruangan itu. Dari belakang sudah masuk penis Arif yang dipompa cukup cepat oleh pemiliknya. Payudaranya yang menggantung dan bergoyang sudah menjadi santapan lezat bagi kedua tangan Arif dan putingnya sudah menjadi menu utama bagi jari-jemari Arif.

“aahhh riiifff” tangan Novi mencengkram kuat kulit sofa itu.

“udah longgar ya nov haha”

“tititmu yang kekecilan”

“sialan haha”

Arif mencabut penisnya dan membuat Novi menolehkan kepalanya kebelakang. Ke arah Arif. Kini Arif sedang mengurut penisnya dan menggesek-gesekkan penisnya di bagian selangkangan Novi. Novi yang belum sadar akan apa yang akan terjadi, hanya mendesah dan menolehkan lagi kepalanya ke depan. Pemandangan di depan Novi adalah Sandra yang sedang di garap oleh Ahmad dan Sandra tidak henti-hentinya mengeluarkan desahan.

Sedang asyiknya Novi memperhatikan Sandra yang kewalahan menghadapi Ahmad, tubuhnya tiba-tiba terdorong ke depan dan ia merakan rasa sakit yang amat sangat di bagian pantatnya. Seketika itu mulut Novi membentuk huruf “O” dan berteriak sekencang-kencangnya.

“hhhhh naaah ini kan seret. Enak” Arif sengaja mendiamkan penisnya di dalam anus Novi sedikit lebih lama.

“riifff. Aaahhhh tegaaa bangeet siihhhh hhhhhh aaahhhhh” tangan Novi memukul-mukul pinggang Arif yang menempel di pantatnya.

“kamu tadi berani bilang titit aku kecil nov haha. Memek mu tuh yang keseringan dipakai haha”

Novi sedikit mengeluarkan air mata karena rasa pedih yang dideritanya di bagian pantatnya. Novi kembali mencengkram kulit sofa itu untuk menahan rasa sakitnya. Beberapa saat kemudian, Arif memulai pompaannya terhadap anus Novi dan itu membuat Novi mengerang karena rasa sakitnya langsung menjalar ke seluruh tubuhnya. Tubuh Novi tegang dan pori-porinya membesar menandakan seluruh tubuhnya menahan rasa sakit.

“riffff sakiitttt aaahhhhh. Iyaaa. Iyaaa emang memek aku yang keseringan dipakai sama pacarku bukan tititmu yang kecil hhhhaahhhhh riiiffff. Aku minta maaffff haaahhhh” Novi menempelkan kepalanya di kulit sofa karena tidak tahan dengan rasa sakitnya. Kulit sofa itu akhirnya sedikit sobek karena kuku jari Novi yang mencengkramnya dengan kuat.

Arif tidak mengindahkan perkataan Novi dan meningkatkan kecepatan pompaannya terhadap anus Novi. Teriakan Novi benar-benar menggema di seluruh ruangan dan mungkin rumah itu.

Mendengar teriakan Novi, Boni yang memang baru saja mencapai orgasmenya, serta David yang sudah puas dengan tubuh Angel segera bangkit dan keluar dari dalam kamarnya masing-masing. Ahmad menghentikan gerakannya terhadap tubuh Sandra dan bangkit menonton Arif yang menyiksa Novi kemudian disusul oleh Boni dan David.

“gila arif” ucap Ahmad.

“iyaa gila banget dia. Ceweknya udah nangis-nangis itu” ucap Boni.

David hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengasihani Novi yang sangat tersiksa.

Beberapa menit kemudian para wanita yaitu Fatma dan Angel keluar dari dalam kamarnya masing-masing masih dengan kondisi telanjangnya. Mereka menyusul para lelaki yang masih menonton pertunjukkan antara Novi dengan Arif.

“san, pada kenapa itu?” ucap Fatma

Sandra yang masih terbaring lemas menarik tubuh Fatma dan meminta tolong untuk dibangunkan. Setelah bangun, Sandra lalu menceritakan semua yang dia tau dan dia dengar. Kondisi Sandra masih sangat lemas karena total sudah 3 kali dia dibuat orgasme oleh Ahmad, sedangkan Ahmad belum sama sekali mencapai klimaksnya.

Beberapa saat kemudian Arif mengeluarkan erangan yang menandakan dia sudah akan mencapai orgasmenya. Arif semakin mempercepat gerakannya dan Novi semakin berteriak minta tolong.

Para lelaki dan wanita di depannya hanya menonton adegan Arif mengeluarkan spermanya di dalam anus Novi dan setelah itu ia langsung mencabut penisnya. Novi langsung ambruk di sofa dengan keaada tubuh meringkuk dan air mata yang membanjiri wajahnya.

“siapa lagi nih? Haha” ucap Arif yang sontak membuat para wanita bergidik ngeri.

Ahmad lalu mendekati Arif. “lu parah rif, anak orang lu bikin kayak gitu”

“dia duluan yang ngatain titit gue kecil. Ya gue ga terima laah”

Ahmad sekali lagi hanya bisa menggeleng dengan tingkah Arif.

Novi masih menangis sesenggukan di atas sofa dan tubuhnya semakin ia ringkukkan. Arif lalu sedikit menarik tubuh Novi lalu ia membopong tubuh Novi menuju tempat para wanita berkumpul. Ia lalu membaringkan tubuh Novi persis di sebelah Sandra yang masih terbaring lemas.

“ini si faza mana sih?” ucap Arif.

“tadi dia keluar bawa rina. gatau kemana juga” ucap Ahmad.

“cupu banget sih haha” ucap Arif.

“kan lu tau, dia suka sama rina, dan gamau memeknya di pake sama kita-kita haha”

“yaudah lah terserah dia, yang penting kita juga enak haha. Ini mau tukeran ga?” Arif berkata di depan para laki-laki.

“kasian novi” ucap David.

Di ruangan seketika hening dan para wanita hanya memperhatikan para lelaki yang memperhatikan mereka. Mereka saling memperhatikan satu sama lain.

“tunggu novi sebentar, abis itu kita main lagi haha. Gue belum keluar nih gila” ucap Ahmad.

Para wanita terlihat terkejut terlebih Sandra yang sudah sangat lemas dan Novi yang masih menahan kesakitan. Beruntung bagi Fatma dan Angel yang sebelumnya hanya mencapai orgasmen hanya sekali.

Selagi menunggu Novi, lebih baik kita pergi ke luar rumah. Ke pasangan yang penuh drama (haha).

Aku dan Rina masih terus berciuman. Sudah sekitar 10, 15, 20 menit atau lebih? Bahkan kini posisi Rina sedang dipangku diatas pahaku. Awalnya kami hanya menempelkan bibir masing-masing. Lupa siapa yang memulainya, lidah kami kini saling beradu, saling melilitkan diri. Terkadang tanganku juga berusaha meremas payudaranya. Jujur aku juga penasaran dengan ukurannya. Namun tanganku selalu ditepis olehnya walaupun kami masih terus berciuman. Tapi setidaknya aku berhasil mengetahui ukurannya walaupun tidak sempat meremasnya. Ukurannya ku taksir lebih besar sedikit dari Winda. Kenapa aku kepikiran Winda? Oh maafkan aku Winda…

“udah zaa. udahhh” Rina melepas ciumanku. “tangannya nakal kaan huuhh” lanjutnya sambil menepis tanganku yang menempel di dadanya.

“maaf riin maaff” Aku membelai kepalanya. Rina menyamankan diri duduk di pangkuanku.

“tangannya nakal banget sihhh” Rina memonyongkan bibirnya. Dia melakukan itu dengan jarak wajah diantara kami hanya beberapa belas sentimeter. Ingin rasanya kusosor lagi bibir itu namun segera kuurungkan niat itu.

Beberapa saat kami diam, saling memperhatikan satu sama lain. Aku dengan lamat-lamat memandangi jauh ke dalam matanya dan mungkin Rina melakukan hal yang sama kepadaku.

“kira-kira mereka udah selese belum yaa. dingin diluar” Rina memeluk dirinya sendiri.

Aku dengan isengnya ikut memeluk dirinya.

“iihhhh apaansih zaaa hahaha. jangan nyari kesempatan. Aku tonjok kamu haha” ucapnya sedikit mendorong tubuhku.

“sombong yaaa. Kemarin aja tiba-tiba nyender dipundak, sekarang aku mau peluk malah pengen ditonjok”

“hehehehe”

Keheningan mendatangi kami.

“zaa. Eemmm jujur ya. Sebenernya kamu udah pernah gituan?”

“gituan maksudnya?”

“hiiihhh gausah sok polos laah sebel. Itu yang lagi mereka lakuin di posko”

“oohh ituu. Udah dooong hahaha”

“diih kok bangga -_-“

“hehehe”

“bukannya sakit ya za?”

“kalo pertama kali biasanya sakit. Apalagi kalo buat cewe. Wong yang cowok dorong anu nya biar tembus aja susah”

“kamu pernah?”

“pernah apa?”

“sampe keluar darah?”

“akunya?”

“bukaaaan. Ceweknyaaa”

“iyaaa pernah”

Keheningan sekali lagi menghampiri kami.

“kalo kamu?”

“pernah” Rina tertunduk.

“eehhh maaaff deehhh” ucapku karena sadar bahwa mungkin omongan David tempo hari benar.

“apaasih zaa. Kok minta maaf” ucapnya masih tertunduk.

“siapa tau itu pengalaman buruk”

Kami diam sejenak.

“zaaa, menurutmu kehilangan kehormatan karena dipaksa sakit ga?”

“pasti……..”

“trus kenapa kalian para cowok ngelakuin itu…. sekarang lagi….”

Aku hanya diam melihat Rina seperti itu. Aku sadar. Aku salah membawa arah obrolan ini dan aku juga mengetahui bahwa fakta tentang Rina yang diperkosa itu benar.

“maaff maaaff”

“kenapa minta maaf ke aku? Minta maaf ke Sandra, Fatma, Novi, sama Angel laaah”

Aku kembali terdiam.

“nurutin nafsu itu gaada abisnya zaaa”

Aku kembali terdiam. Kenapa aku yang diceramahi? Harusnya ia menceramahi mereka yang ada di posko, sedangkan aku kan hanya berciuman dengannya. Itu jg karena persetujuannya. Tidak ada paksaan kan?

Rina hanya menghela nafasnya sambil terus melihat ke dalam mataku. Aku serasa ditusuk karena tatapannya itu.

“zaa balik yuukkk. Udah malem dinginnn”

“kalo mereka belum selese gimana?”

“kita paksa biar selese” Rina menarik tanganku dan kami berjalan menuju posko.

Aku sengaja melambatkan diri agar lama sampai ke rumah. Hal ini kulakukan karena menghindari pemandangan yang mungkin membuat Rina sedih. Pemandangan yang mungkin saja mengingatkannya ke masa lalu yang cukup pahit baginya. Karena aku yakin, mereka para lelaki memperlakukan para wanita dengan cukup ganas.

Sesampainya di teras rumah itu, kami mendengar ada suara desahan-desahan yang cukup keras dari dalam. Raut wajah Rina semakin tidak karuan dan ia memutuskan untuk mengintip ke dalam melalui sebuah jendela panjang yang sedikit gordyn-nya sedikit tersingkap. Betapa terkejutnya Rina saat melihat sesuatu di dalam rumah itu. Bahkan Rina bergerak mundur sambil menutup mulutnya menggunakan salah satu tangannya. Ia terus berjalan mundur hingga akhirnya menabrak tubuhnya.

“zaaaaaaaaaaaaaa” Rina mengeluarkan air matanya. Tubuhnya berbalik dan memeluk diriku.

“tuhkan, apa aku bilang. Jangan pulang dulu. Mereka pasti belum selesai” aku membelai kepala Rina. Rina menangis sesenggukan di dadaku.

Selagi menunggu Rina menenangkan diri, masuk ke dalam rumah yuk (haha)

Para wanita sedang dipompa dari belakang oleh para laki-laki. Mereka saling bertukar pasangan. Saat ini adalah Fatma-Ahmad, Angel-Arif, Sandra-Boni, Novi-David. Posisi mereka berjejer dari kiri ke kanan. Mereka sudah saling bertukar pasangan tiap kali para wanita mencapai orgasmenya. Total yang sudah mencapai klimaksnya adalah Sandra paling banyak yaitu 5 kali, Fatma dan Angel 4 kali dan Novi 3 kali. Kali ini para laki-laki taruhan kepada para wanita jika yang mencapai kilmaks lebih dulu maka akan mendapat hukuman berupa malam ini akan tidur di ruangan para laki-laki sambil telanjang dan mau diperlakukan apapun oleh para laki-laki.

Desahan para wanita menggema di seluruh ruangan dan memang musibah bagi Fatma, ia mencapai orgasme pertama dibanding teman-temannya yang lain. Ahmad yang mendapatinya langsung beteriak dan para laki-laki saling menepukkan tangan satu sama lain.

Ahmad yang memang belum merasakan orgasme sama sekali semakin meningkatkan pompaannya sehingga membuat Fatma mengerang tidak karuan.

Orgasme selanjutnya di dera oleh pasangan Boni-Sandra. Mereka berdua mencapai klimaks secara bersamaan dan Boni menyemprotkan spermanya di punggung Sandra dan Sandra ambruk ditambah Boni juga ambruk menindih Sandra.

“wohhhhh. Gilaa KKN GILAAA HAHAHA” teriak Boni di atas tubuh Sandra yang masih lemah.

Selanjutnya Novi mengalami orgasme dan Novi langsung menarik diri dari David dan ia langsung mengoral penis David hingga akhirnya David menyemprotkan spermanya di dalam mulut Novi.

“lu jablay juga nov haha” ucap David.

“enak aja. Pantatku masih sakit. Mending gini” ucap Novi sambil membersihkan mulutnya yang belepotan sperma David. David dengan sengaja menjatuhkan diri menimpa tubuh Novi.

Angel mengerang dengan kerasnya saat ia mencapai orgasmenya. Sama seperti Ahmad, Arif masih terus memompa Angel namun Arif tidak sekuat Ahmad sehingga ia mencapai orgasme duluan dan sperma nya ia semprotkan di bagian belakang kepala Angel sehingga spermanya mengenai rambut Angel. Tak berapa lama, tubuh Angel ambruk dan Arif pun menindih tubuh Angel.

Terakhir yaitu Ahmad baru saja akan mencapai orgasmenya, ia sengaja mencabut penisnya karena memang Fatma sudah mencapai orgasmenya lagi. Ia membalikkan tubuh Fatma dan ia memasukkan penisnya ke dalam mulut Fatma. Ahmad memompa penisnya di dalam mulut Fatma membuat Fatma gelagapan.

Pemandangan itulah yang dilihat oleh Rina saat ia mengintip. Mengingatkan sesuatu kejadian yang sangat buruk bagi Rina.

Beberapa saat kemudian, Ahmad menyemprotkan spermanya di dalam mulut Fatma. Jahat bagi Fatma, ia tidak segera mencabut penisnya dari dalam mulut Fatma melainkan mendiamkannya di dalam mulut hingga semua spermanya harus ditelan oleh Fatma. Fatma yang sadar akan hal itu langsung menelan semua sperma itu dan segera mencabut penis itu dari mulutnya. Fatma terbatuk-batuk sangat keras dan Ahmad memberikannya ia minuman. Untung saja tempat minum tidak begitu jauh dari tempatnya.

“yeesss. Berarti Fatma nih yang tidur bareng kita? Hahaha” ucap Arif.

Ahmad mengangguk sambil tersenyum puas. Boni dan David hanya mengacungkan jempolnya namun tubuh mereka masih diatas tubuh wanita.

*TOKTOKTOK*

Suara ketukan dari luar rumah. Seketika itu juga para laki-laki sedikit panik dan membopong tubuh para wanita masuk ke dalam kamr. Setelah itu dilakukan, mereka langsung memakai pakaian sekenanya dan Ahmad yang maju membukakan pintu.

“hai mad. Gimana udah selesai?” ucapku.

Seketika itu juga kepalaku ditempeleng oleh Ahmad. Dia misuh-misuh “kirain siapaa. Kita panik tadi”

“udah selesai kan?”

“udah. Kemana aja lo? Rina mana?”

“ke panggung lagi tadi gue. Nyari angin haha. Ini Rina dibelakang gue. Takut sama kalian haha”

“hai rinaa. Gausah takut. Kita udah puas kok haha” Ahmad melongokkan kepalanya ke belakangku.

Rina semakin menguatkan cengkramannya terhadap pakaian yang aku kenakan. Ia juga seperti menutupi Ahmad menggunakan tubuhku.

“jangan macem-macem ya sama dia haha” ucapku.

“siap bos haha. Gue ada kejutan haha”

Aku tidak begitu memperdulikan kata-kata itu dan aku langsung menarik tangan Rina untuk masuk ke dalam rumah. Aku menuntun Rina menuju kamarnya. Pemandangan itu diperhatikan oleh para laki-laki seolah berkata “apa yang terjadi?” saat aku berjalan di depannya. Aku membalas pandangan mereka dengan kode “nanti gue akan cerita”

Rina membuka pintu kamar yang sudah berisikan para wanita yang masih telanjang dan terbaring lemas. Kecuali Novi, ia berdiri sambil memegangi pantatnya dan dia melompat-lompat namun dengan rintihan. Rina langsung menutup pintu itu mencegah aku melihat semua pemandangan yang tersaji di kamar itu.

Tubuhku langsung ditarik keluar oleh Arif. Mungkin dia meminta penjelasan. Semua lelaki sudah duduk bersila di teras.

“gimana tadi? Pada keluar berapa kali cewek-ceweknya haha” ucapku membuka obrolan.

“rame za, lu parah gaikutan haha” ucap Boni.

“Sandra paling tersiksa kayaknya haha. Sama gue aja dua kali” ucap Ahmad.

“ni orang gila ini nganal Novi” ucap David menunjuk Arif.

“loh loh. Dia ngatain titit gue kecil hahaha” bela Arif.

Beberapa menit kami semua tertawa bahkan akhirnya meledek ukuran penis Arif.

“kalian jangan macem-macem sama rina ya. Dia beneran korban pemerkosaan. Makanya tadi aku gaberani ngelakuin itu ke Rina. pengen memastikan aja sebenernya, eh ternyata bener” ucapku saat semua sudah hening. “dia nangis terus daritadi. Aku paksa buat pergi agak jauh akhirnya”

“tapi tadi lu gak ngapa-ngapain rina za?” ucap Ahmad.

“ciuman sama grepe-grepe doang sih. Itu gue ****** sih tadi haha. Kelepasan aja. Tapi untungnya dia gapapa. Tapi….. pas tadi dia balik dan ngintip jendela, dia nangis lagi. Gue gatau dia ngeliat siapa yang lagi digarap, cuman abis dari situ dia nangis lagi. Takut sama kalian jadinya” ucapku.

“waduh. Parah juga ya berarti” ucap David.

Aku hanya mengangguk.

“tadi ada kejutan apaan mad?” ucapku.

“haha. Inget juga. tadi si Fatma kalah taruhan, dia bakal tidur di kamar kita malem ini”

“seriusan lu?”

Ahmad hanya mengangguk.

Sementara itu di kamar wanita. Rina menangis sejadi-jadinya di pelukan Novi. Novi hanya bisa menengkannya karena hanya dialah yang tau kondisi Rina yang sebenarnya. Novi juga merupakan korban yang sama seperti Rina namun berbeda oknum dan Novi legowo dengan kondisinya tidak seperti Rina yang sangat terpukul karena hal itu.

Kondisi mereka masih sama seperti sebelumnya yaitu masih belum menggunakan pakaiannya. Mereka memutuskan untuk berbaring saja di kasur memulihkan energi Rina dan Novi berdiri sambil masih berpelukan.

“rinnn. Udah laaah. Gausah nangis terus. Kondisi kita sekarang sama” ucap Sandra masih sedikit terengah-engah

Rina sedikit terkejut dengan pernyataan Sandra. Dia melepaskan pelukan Novi.

“aku udah tau semuanya kok. Makanya kalo ada beban jangan dipendem sendiri” ucap Sandra akhirnya bisa bangkit dan memeluk Rina. “ya mau gimana lagi. Kita semua disini udah jebol dan gaada yang bisa ngembaliin itu kan?” lanjutnya.

“iyaa rin. apalagi aku ini mau lanjut tidur bareng cowok” timpal Fatma. “udahlaah riin. Gapapaa. Ya anggep aja bonus buat mereka. Toh mungkin aja kita pernah berbuat salah makanya kita dikasih hukuman kayak gini” lanjutnya.

Rina sedikit tertegun oleh pernyataan Fatma barusan. Rina lalu digiring ke kasur dan mereka terbaring di atas kasur bersama-sama. Novi pun ikut menyusul para wanita di kasur.

“kalian kenapa gak pake baju dulu sih? Mau pamer? Haha. Mentang-mentang punyaku kecil hahaha” ucap Rina yang tertawa namun masih ada air mata di matanya.

“sini-sini aku gedein ahahaha” ucap Novi meremas payudara Rina yang masih terbungkus rapi oleh pakaiannya.

Rina hanya mengerang dan mendesah selagi payudaranya diremas-remas oleh Novi. Sandra bergeser ke belakang tubuh Rina. Ia lalu mengangkat tangan Rina dan memeganginya cukup kuat. Rina meronta-ronta sambil berteriak kecil dan ada sedikit tawa di dalamnya.

Novi lalu membuka satu per satu kancing kemeja Rina hingga bra yang berwarna senada dengan kulitnya yang kuning langsat itu terlihat. Rina semakin meronta dan akibatnya Novi sedikit tertendang olehnya. Melihat hal itu, Fatma berinisiatif untuk menahan kaki Rina sehingga kini tangan dan kakinya sudah ditahan oleh Sandra dan Fatma. Novi berhasil bangkit dan kembali melakukan remasan terhadap payudaranya Rina yang masih terbungkus bra-nya.

“gapapa ya rin. biar kamu seenggaknya ngerasain apa yang kita rasain malam ini haha” ucap Novi membuka bra milik Rina dan menyingkapnya. Terlihatlah putting berwarna merah muda pucat dan putting itu menjadi mainan baru oleh jemari Novi.

Rina kian meronta namun tubuhnya benar-benar tidak bisa digerakkan sama sekali karena Sandra dan Fatma menahan tubuhnya cukup kuat. Angel masuk ke permainan dan meminta Fatma sedikit minggir dan mengintruksikan Novi untuk sedikit maju. Dengan satu kali tarikan, Angel berhasil melepaskan celana yang dipakai oleh Rina beserta celana dalamnya. Vagina putih bersih dengan warna merah merekah di bibir vaginanya muncul menyambut dunia luar. Rina benar-benar meronta kali ini dan sudah tidak ada tawa lagi yang menghiasi rontaan Rina. raut wajahnya sudah berubah menjadi khawatir.

Novi yang paham akhirnya melepaskan remasannnya terhadap payudara Rina lalu mengacungkan jari tengahnya ke Rina.

“pleaseee novv jangaannn hhhhhhhhaaahhhh” desah Rina saat jari tengah Novi masuk ke dalam vaginanya.

Angel sudah diposisi di depan payudara Rina dan bersiap mengulum payudara Rina. Sandra dan Fatma kini hanya tinggal menahan tangan dan kaki Rina agar tidak berontak.

“kalo kamu gamau sama laki-laki. Yaudah sama kita-kita aja hahah” ucap Novi memaju-mundurkan jarinya di vagina Rina.

Rina hanya bisa meronta dan sesekali mengeluarkan desahan. Sandra dan Fatma dibuat kewalahan menahan tubuh Rina karena rontaannya kian kuat. Beberapa menit berselang, Novi semakin mempercepat gerakan jarinya dan tangan satunya menyentuh-sentuh klitoris Rina yang muncul ke permukaan. Rina semakin kelonjotan dibuatnya dan beberapa saat kemudian tubuh Rina mengejang hebat dan Novi sedikit berteriak karena di semprot oleh cairan yang keluar dari vagina Rina. Rina kelelahan paska orgasmenya dan Sandra, Angel, Fatma, dan Novi melepaskan tubuh Rina. memberi kesempatan Rina untuk mencari nafas, mengumpulkan energy.

“enak kan rin? haha” ucap Novi.

“aku gamau novv hhhh” ucap Rina menahan sisa orgasmenya

“cerita dong tadi ngapain aja sama faza?” Angel menyenderkan diri di tembok yang menempel di kasur itu.

“iyaa iyaaa. Penasaran aku” ucap Fatma.

Rina menghela nafas dan akhirnya ia menceritakan semuanya saat bersama Faza beberapa saat lalu. Tentang tangisannya, tentang ciumannya, tentang remasan ke payudaranya, semua hal ia ceritakan.

Beberapa saat keheningan muncul di ruangan itu. Semuanya bingung bagaimana menanggapi cerita dari Rina.

“faza kayaknya masih shock ya ditinggal sama mantannya” ucap Rina.

“loh kok ngomong gitu rin?” timpal Novi.

“gatau, tp aku tadi ngerasa ngobrol sama dia kayak bukan dia ngobrol sama aku, tp kayak dia ngobrol sama orang lain tapi wujudnya aku”

“mungkin kamu mirip kali sama mantannya”

“mungkin juga sih. Cuman kan aku bingung jadinya”

“cieeee. Akhirnya ngaku juga nih kalo cinta sama Faza” timpal Fatma.

“dia tadi juga bilang sayang ke aku” Rina hanya memanyunkan bibirnya. Satu ruangan tertawa lepas karena pernyataan Rina barusan.

Mereka semua memang sudah paham bahwa Rina sudah jatuh cinta kepada Faza namun memang dari pihak laki-lakinya saja yang kurang peka dan belum sepenuhnya melupakan cinta lamanya.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar mereka di ketuk dari luar dan Fatma menghela nafasnya. Kondisi para wanita masih sama yaitu masih telanjang tidak terkecuali Rina. Fatma meminta doanya agar kuat menghadapi para lelaki malam ini dan ia membuka pintu kamar itu.

Saat membuka pintu itu, sudah ada Ahmad yang menagih janji dan ia langsung menggaet tangan Fatma dan langsung membawanya ke tempat para laki-laki.

Sesampainya disana, hampir semua laki-laki sudah melepaskan celananya tak terkecuali diriku. Hanya tinggal Ahmad yang bertugas menjemputnya yang masih menggunakan pakaian lengkap. Fatma lalu didorong oleh Ahmad dan posisi Fatma benar-benar persis di tengah-tengah kami. Aku diberi kehormatan untuk menikmati tubuh Fatma terlebih dahulu. Hadiah karena sudah menjadi ketua yang baik katanya. Aku sebenarnya sedikit sungkan untuk melakukannya namun karena dipaksa dan dari Fatmanya sudah menunjukkan kesiapan. Maka aku melakukannya.

Aku mulai dari penisku aku masukkan ke dalam mulut Fatma dan beberapa saat kemudian aku lepas. Aku gunakan air liur Fatma sebagai pelumas untuk penisku. Aku membaringkan tubuh Fatma dan aku langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Fatma.

Aku langsung mempercepat pompaanku dan desahan serta erangan Fatma menggema di ruangan itu. Kulihat Boni, David, Ahmad maupun Arif hanya melihatku sambil mengocok penisnya masing-masing. Aku tidak perduli dengan tingkah mereka yang penting aku kini sedang bersetubuh dengan Fatma. Payudaranya yang memantul-mantul menggiurkan menjadi santapan lezat bagi lidahku. Aku ciumi payudaranya kiri dan kanan tidak ketinggalan juga putingnya yang sudah mengeras.

Beberapa menit kemudian, tubuh Fatma mengejang dan aku langsung menarik penisku. Aku masukkan kembali ke mulut Fatma dan aku suruh Fatma untuk mengulum penisku. Tak butuh waktu lama, spermaku keluar di dalam mulut Fatma. Aku langsung mencabut penisku dari mulut Fatma dan aku sedikit menjauhi tubuh Fatma. Fatma hanya bisa terangah-engah dan mempehatikan kami semua.

Malam itu mungkin bisa dikatakan sebagai malam yang malang bagi Fatma. Tubuhnya penuh dengan bekas sperma dari kita semua. Total ia sudah orgasme belasan kali malam itu. denganku, Boni, David, Ahmad, Arif. Tubuhnya yang putih itu dihiasi oleh rona-rona merah bekas cupangan-cupangan dari kami, khususnya bagian payudaranya dan daerah vaginanya. Kami baru selesai menggarap Fatma mungkin jam 3 pagi dan kami langsung terkapar dengan kondisi kami semua yang berada di ruangan itu telanjang.

Bersambung​
 
Terakhir diubah:
Update kali ini disponsori oleh mie goreng spesial pake telor ditambah kornet yang sangat mengenyangkan haha.
SUDAH UPDATE!!
Semoga pada suka dan puas sama update kali ini. Yang nungguin puncaknya KKN semoga puas kalo bisa pake banget haha
Kalo ada komen atau saran kritik segala macem silahkan coret-coret biar tulisan ane makin bagus.
ENJOY!​
 
harapannya tadi sih untuk scene gangbang nya dibuat lebih detail gan @dragoace soalnya ss yg diatasnya dideskripsikan secara umum :papi:
overall good :jempol:
 
Thx updatenya om

Gak takut digerebek warga tuh?
Kirain eksekusinya nunggu balik ke kota :aduh:
jarak antar rumah memang agak jauh om makanya berani haha
harapannya tadi sih untuk scene gangbang nya dibuat lebih detail gan @dragoace soalnya ss yg diatasnya dideskripsikan secara umum :papi:
overall good :jempol:
pengennya gitu, cuman nanti banyak banget buat part ini haha. kebanting sama part2 sebelumnya yg palingan mentok 4k kata haha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd