ACT II
Semakin larut restoran semakin ramai, dipenuhi orang-orang yang baru selesai dengan aktifitas hariannya, cukup beragam sebenarnya pelanggan restoran ini, seperti para pekerja yang baru pulang bekerja atau berbisnis,muda mudi yang baru saja menyelesaikan kegiatan baik di kampus maupun di sekolah.
Sementara itu Yusa semakin sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk ia masak. Yusa adalah pewaris tunggal restoran Italia, yang bernama Dio la Cucina . Yang berada di Pusat kota. Meski dia masih belajar dan berstatus asisten chef.
keringatnya mulai bercucuran, dan dengan segera ia menyekanya dengan tisue yang selalu ia siapkan di dekatnya.
"Yus, tolong lobster!" kata chef Taka.
Taka dari jepang, blasteran jepang sunda, ia lulusan sekolah memasak di italia, namun karena kecintaannya terhadap masakan Italia, membuatnya menggeluti sungguh-sungguh, hingga akhirnya dia memiliki sertifikat chef masakan Italia.
"Yus, ada apa?" Taka kembali bertanya. "ah maaf chef, aku agak keteteran nih..." Yusamenuju freezer dan mengambil salmon serta lobster yang Chef taka minta. "kamu nampak berbeda hari ini, apa kamu sakit?" Taka mengelap kedua tangannya dan memegang dahi Yusa. "astaga sepanas ini, sudah letakan saja disini" ia menunjuk sebuah meja yang terletak di samping pemanggang tepat berada di depan mereka. "Dea, tolong urus bagianku, listnya ada di tempat biasa oke... aku mau bawa Yusa dulu istirahat, sepertinya dia sakit." Dengan sigap dea mengiyakan dan segera berpindah posisi ke tempat Taka.
Chef Taka memapah Yusa, matanya agak sayu dan kantung matanya terlihat seperti panda. Segera Taka melepas apronnya, dan memerintahkan Yusa untuk beristirahat.
"bagaimana?, kau bisa saja pulang sih, lagian kau ini tuan muda, hehehe" kata Taka sambil bercanda. Yusa hanya merespon dengan mulut yang ternganga kemudian tertawa ringan. "tak usah khawatir, kan ada Dea." Taka menepuk-nepuk pundak Yusa agar ia tak begitu cemas terhadap kondisi kitchen. "Maafkan aku chef..." mimik mukanya memperlihatkan kesan menyesal yang tak dibuat-buat. Lalu Chef Taka mengantarkan Yusa keruang ganti.
Jam tepat menunjukan pukul 7 malam, Inilah puncak keramaian Resto, ada rasa sesal namun ia hanya pasrah saat fisik dan tubuhnya tak dapat sinkron karena kondisinya yang kian melemah. Chef Taka segera menelpon Ibunya Yusa, lalu menjelaskan keadaannya. Hingga keputusan akhirnya, Yusa akan langsung dibawa ke Klinik. Diantar oleh sopir pribadi sepupunya yang menjadi Manager Resto.
"De, ntar bareng mang Diman yah, ntar mang Diman yang urus-urus" katanya, "Waduh jadi ngerepotin Bang Dika nih, padahal gue juga bisa kok bang, kan ada taxi online" Yusa berusaha menolak dengan baik namun tentu saja itu ditentang oleh Dika.
"udah lagi sakit gak usah bawel, nurut ama yang tua. kalo tambah parah yang repot kita-kita juga, secara calon chef legendaris gak bisa hadir di medan perang kita, hahah" Dika berusaha memotivasi dengan candaanya itu, lalu dibalas dengan tawa renyah dari Yusa dan mang Diman.
Kemudian mereka berpamitan, dan Yusa dibawa ke Klinik terdekat, ditemani Mang Diman. Rasa kantuk semakin menyerang kemudian ia terlelap di atas mobil yang melaju dengan cepat.
Singkatnya mereka berdua telah sampai di klinik 24 jam, saat mang Diman membangunkan Yusa, ia tak respon sama sekali. Mang Diman menjadi panik, ia menepuk-nepuk Yusa namun tak ada respon. kemudian mang Diman segera menuju kedalam klinik dan menjelaskan kepada pihak klinik apa yang terjadi pada Yusa.
Perawat pun segera turun tangan, mereka menuju mobil yang terparkir di depan klinik. Perawat itu membuka mata Yusa, ternyata pupil matanya mengarah keatas, sehingga bola matanya yang putih saja yang terlihat. Yang berarti Yusa pingsan. Perawat menceritakan keadaan yang terjadi pada Yusa kepada Dokter jaga, Dokter akhirnya memutuskan untuk merujuk ke Rumah sakit agar di tangani dengan intensif.
ambulan klinik dikerahkan menuju rumah sakit, lalu mang Diman segera menghubungi majikannya dan mengikuti ambulan tersebut.
Sesampainya di Rumah sakit, Yusa langsung dibawa dengan brangkar dorong dan security serta perawat membantunya menuju IGD.
Mang Diman dengan wajah cemas dan khawatir, duduk dengan tidak tenang, kadang ia berdiri, bertanya pada petugas lalu memainkan ponselnya.
Syukurlah Ibu Yusa segera tiba, ditemani oleh Dika, tanpa tedeng aling-aling ibunya segera berbicara pada petugas, dan menuju ruangan igd.
Yusa di sarankan agar dirawat, tekanan darahnya rendah. sepertinya ia kurang istirahat.
Setelah menunggu perawat dan petugas menyiapkan administrasi dan kelengkapan lainnya, Yusa dibawa ke kamar perawatan.
Esok harinya,
Kesadaran Yusa sudah agak pulih, ia mengerjap-ngerjapkan matanya dan bangkit dari rebahnya. Menoleh dan menyisir pandangannya keseluruh ruangan. Ia mendapatkan ibunya sedang tertidur di sofa tunggu.
Ia merasa kondisinya telah membuat kerepotan orang disekitarnya, namun sebelum dia berfikir hal yang membuatnya semakin merasa bersalah, seseorang mengetuk pintu kamar. Tak lama Sosok itu masuk kedalam ruangan, Ia adalah Ayahnya Yusa. Tersenyum teduh dan mendekati Yusa lalu memeluknya, kemudian Yusa membalas pelukannya.
"kamu baik-baik aja nak?" tanya ayahnya sendu. "Iya sekarang aku udah baikan pi, maafin yusa jadi ngerepotin mami, sama papi" katanya, "sssttt... jangan bilang gitu, kamu anak papi, kamu jadi tanggung jawab papi lah.
sesaat kemudian Ibunya Yusa terbangun, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah suami dan anaknya saling berpelukan.
"ehhmmm... mami gak diajakin nih pelukannya" terdengar agak merengek, spontan ayah dan anak pun tertuju padanya, "mi maafin yusa ya, yusa gak jaga diri, banyak begadang sampe kurang tidur, ah enggak... sepertinya yusa udah gak tidur 2 hari hehe" kemudian pipi yusa dicubit gemas oleh ibunya, "Ah pasti ini gara-gara cewek-cewek yang kamu tonton di Theater FX itu ya? awas aja kalo ketemu, ntar mami labrakin satu-satu" wajah cemberut sambil berkacak pinggang. "tapi kalo baik sama cantik, mending jadiin mantu aja, biar ada yang ngurus Yusa sama Dio la Cucina, hahaha" canda ayahnya, namun Yusa membantah dan malu-malu "apa sih pi, suka aneh-aneh aja", "ooh gitu ya, nanti mami audisi deh itu member-member, kalo cocok boleh deh", "apaan sih mi, baru juga kelar kuliah 1 bulan udah disuruh nikah aja, hadeh..."
Kemudian terdengar pintu diketuk kembali, kali ini perawat dan dokter datang untuk memeriksa, setelah cukup data, katanya Yusa sudah diperbolehkan pulang, karena kondisinya sudah membaik.
Ayahnya segera menguhubungi sopirnya untuk membantu Yusa berbenah, sambil menunggu surat keluar.
2 hari kemudian Yusa sudah kembali ke restorannya, kemudian disambut oleh rekan-rekan kerjanya. Dengan seragam kebanggaannya Yusa kembali ke medan perang, namun sebelum ia masuk kitchen, salah satu pelayan bernama ezra memberikan amplop besar berwarna coklat.
"Mas ini ada paket untuk mas, kemaren sih datangnya, katanya dari JOT gitu sih, emang apaan sih JOT itu?" tanyanya penasaran. "eh, JOT itu JKT48 Operation Team kalok gak salah" katanya. "ah mas suka girlband jkt48 fans ya, hehehe" candanya. "ah eh... eh... gak gitu juga sih, tapi thanks ya er" tambahnya. "santai aja mas Yus, oh iya itu yang nganter tuh kayaknya langsung dari membernya ya? soalnya lumayan cakep sih, bukan kurir yang pasti, eh ya udah aku langsung kedepan ya mas" Ezra segera meninggalkan yusa dan berlalu.
Yusa semakin penasaran, lalu ia segera membuka amplop hitam itu, kemudian ternyata didalamnya ada sepucuk surat berwarna merah muda.
bertuliskan JKT48
Untuk Fans terpilih,
Selamat Anda mendapatkan hadiah Jackpot atas partisipasi dan keikutsertaan anda dalam mendukung JKT48. lengkapnya silahkan scan QRCODE ini
Yusa senang bukan kepalang, nampaknya ini bukan scam atau penipuan, melihat ada stemple JKT48 dan ia segera menscan QRCODE dengan ponselnya, kemudian terputar Video
"hai!! hai!! hai!! Matahari yang indah, yang akan meberikan kehangatan di setiap harinya. Panggil Aku Feni. Selamat ya... Selamat... Kamu udah terpilih sebagai Fans terbaik. hmmm... sebagai hadiahnya kamu di undang berlibur bersama aku dan ke-3 member lain untuk menghabiskan waktu bersama, mmm... makan malam romantis, sarapan bersama aku, bahkan kamu boleh minta apapun termasuk tidur bersama ku."
Ucapnya manja dan genit.
Seketika Yusa terkejut dan agak berteriak, ia kemudian menoleh kesekitar.
ia bertanya-tanya semoga saja ini bukan mimpi dan bukan hoax belaka. kemudian diakhir Video Feni menjelaskan bila ingin berpartisipasi, harap balas pesan dan 3 hari kemudian ada staf JOT yang akan menjemputnya.
Diketerangan akhir, disebutkan tidak boleh memakai alat komunikasi selama liburan, tidak boleh mengambil foto, dan tidak boleh merekam.
Tanpa banyak fikir, Yusa mengirimkan jawaban ya, kemudian muncul notifikasi registrasi selesai.
Ternyata setelah ia mengalami hal yang tidak mengenakan ia mendapat apa yang dinamakan keberuntungan.
Selepas Chek-in dan pemeriksaan sekuriti, kemudian Rino menerima boarding passnya lalu segera menunggu pada gate tujuan. Sambil duduk menunggu, ia memainkan ponselnya, sebenarnya tangannya gatal untuk membuka IGnya, tapi ia masih takut dan agak trauma, akan kecelakan saat di sirkuit.
Memang sebenarnya bukan dia lah yang mengalami nasip buruk, tapi rekannya, sekaligus rivalnya. Saat itu Rino yang melaju di belakang temanya tak sengaja menyerempet bumper Tim turner, karena kehilangan kendali sehingga Mobil Tim oleng ke samping dan secara beruntun terhantam oleh mobil-mobil di belakangnya, nahasnya mobil tim terbakar ia pun tewas seketika.
Banyak pembalap yang pro dan kontra terhadap apa yang terjadi, namun pihak yang tak menyukai Rino memanfaatkan moment ini lalu menyerang habis-habisan. "Rino sengaja menambrak bumper belakang hingga Turner hilang kendali, betapa liciknya ia, persaingan sudah tidak sehat lagi" ujar salah satu pembalap yang memang selalu kontra dengan Rino.
Tapi dalam kejuaraan kecelakaan itu sudah menjadi hal yang biasa, terlepas itu disengaja maupun tidak, seharusnya semua perserta dan team bisa menerima dengan lapang dada. Jengah dihujani hujatan maupun rasa berasalahnya Rino menjadi depresi, managernya Ronald keenan, memintanya untuk beristirahat sejenak, dengan memberinya liburan ke kampung halamannya, Indonesia.
Rino Surya Atmadja anak Konglomerat Benhur Surya Atmaja, Presiden Direktur ASTRA, Raksasa Otomotif di Indonesia. Dengan terjadinya kasus tersebut yang terus berkecamuk serta menjadi beban karena ia harus menyandang nama keluarganya.
Media internasional khususnya USA, sampai membuat tajuk yang kurang lebih menyudutkan Rino sebagai penerus Keluarga Surya Atmadja.
Sehari sebelum ia berpamitan pada teamnya, lalu ia mengobrol semalam suntuk bersama Teknisi mobilnya, mereka menghabiskan malam mereka di sebuah bar di Newyork.
"Sebenarnya, aku sudah lelah Bro" tutur Rino, James mengernyitkan dahinya " maksudmu?"
" iya sepertinya aku harus mengakhiri karirku di nascar..." Rino meneguk slokinya kemudian agak membenturkannya ke atas meja. "kau sudah terlalu mabuk man! besok kau harus pulang Ke Indonesia, mau ku antar ke Apartement?" James menawarinya sambil merangkulkan tangan di bahunya. "No... No... aku serius... lihat mataku, aku tidak mabukkan?" matanya agak sayu dan nada bicaranya sudah terdengar agak parau. "Oke, man! sudah cukup hari ini, ayo kita pulang" james mencoba mengangkatnya dan memanggil pelan, memberikan tips dan billnya. lalu mereka berpamitan.
Saat James mendudukan Rino di kursi depan, Rino sudah terlelap. Sepertinya ia sudah terlalu lelah.
Hinga paginya Rino berpamitan pada teamnya dan memberikan Surat pengunduran dirinya, semua orang yang berada di sana terkejut, terlebih lagi James yang menemaninya semalam suntuk.
"Man! aku rasa ini bukan kau yang biasa, aku tahu kau masih depresi tentang kejadian 1 bulan yang lalu, come on bro!" Kenneth team leadernya terkejut dan berusaha meyakinkan dirinya dengan pernyataan tersebut. Rino hanya tersenyum simpul " Guys, aku tahu ini terdengar mendadak, tapi jujur aku sudah memikirkan ini sejak 2 minggu yang lalu dan kemudian Ronald memberikanku waktu istirahat, mungkin ini moment yang tepat untuk mengungkapkan semuanya, Jujur aku tak bisa melupakan momen-moment berasama kalian, saat di sirkuit maupun saat kita menyusun strategi kantor, baik saat latihan maupun pertandingan. itulah momen-moment terindah sepanjang hidupku guys"
Semua yang berada disana terlalu pada moment perpisahan yang cukup menyayat hati. Kemudian satu persatu dari mereka memeluk Rino, lalu bersalaman.
"Rino 1 yang mesti selalu kau ingat, dimana pun kau berada inilah rumah mu, Rainbow Rush! jangan sungkan bila kau ingin kembali, kami selalu menerima mu kembali." pungkas Ronald, Rino hanya mengangguk kemudian tersenyum. Ia membawa Tas dan barang-barangnya kemudian berpamitan.
akhirnya Rino memberanikan diri membuka instagramnya, kemudian IG Rainbow Rush team mengunggah poto dirinya berasama Subaru WRX hitamnya, dengan caption. We'll miss you, and see you on top.
Air mata harunya mengalir, lalu ia kemudian menyekanya dan menutup aplikasi tersebut.
"Thanks all... and i'll miss you all"
Hingga akhirnya ia berangkat bersama pesawat yang ia tumpangi menuju tanah air.
Cukup nyaman dengan kelas bisnis, aku memilih maskapai yang transitnya paling sedikit, agar ia bisa cepat melepas rindu kepada keluarga dan kampung halamannya. menurut perkiraan sekitar 21Jam perjalanan, selama itu mungkin dia akan menghabiskan waktu dengan menonton film pilihan, yang tentu saja film-film pilihannya.
21 jam terasa berjalan cukup cepat, ia yang sedang asik marathon menonton film Ultraman Kesukaannya terdistraksi oleh announcement landing dari pramugari. Akhirnya tiba juga. Kepalanya agak pusing dan rasanya sangat mengantuk, Sepertinya ia mengalami jet lag.
Rino segera menelpon orangtuanya, sekedar memberi kabar bahwa ia selamat sampai bandara, dan ia akan menuju apartementnya, tentu saja apartementnya itu telah di persiapkan oleh asisten rumah tangga keluarganya. Ia kemudian memilih pulang dengan taxi bandara, sambil menahan kantuk ia melihat pemandangan jakarta yang kian banyak perubahan selama ia tinggalkan.
ntah kenapa saat ia melihat sebuah mall ingatannya kembali saat ia masih berpacaran dengan seorang member, hingga moment saa ia diputuskan oleh member itu, lalu Rino memilih pergi ke amerika dan memulai debutnya sebagai pembalap nascar disana.
5 tahun yang lalu ia tergabung kedalam fanbase sinkadorable, tapi ia malah berpacaran dengan Rona, secara bersembunyi-sembunyi, namun itu hanya masa lalu.
Setelah sampai di Apartementnya, ia disambut oleh asisten rumah tangganya, lalu Rino memohon izin agar selama sehari penuh asistennya untuk libur, namun tetap membayarnya full. Dan tentu saja dengan senang hati disanggupi oleh Asisten RTnya.
Poster dan action figur ultraman menghiasi kamarnya, dari jaman showa hingga akhir heisei 5 tahun kebelakang, ia telah mengoleksinya. Sepertinya ia mesti menambah koleksi-koleksinya.
tapi karena sudah tidak kuat menahan kantuk, Rino segera merebahkan tubuhnya diatas kasur.
suara pesan masuk terdengar pada ponselnya.
Keesokan harinya, tepat pukul 11 siang, Rino terbangun sambil mengecek jam di ponselnya, dan beberapa pesan yang belum ia baca.
Bunda:
"No, Bunda lupa motor mu yang ada di garasi rumah dulu sudah dipakai oleh adik-adikmu, gantinya kamu mau motor apa? biar nanti Pak Karyo yang antar dan urus. "
"waduh, GSX-R gue! waduh Si Dicky pasti nih, ngerayu-rayu bunda buat dapetin tuh kesayangan" pikirnya. Tanpa banyak mikir dia kemudian menelpon Bundanya. "Halo Bunda!" "eh no, tumben udah bangun lagi, gimana soal motor itu?" tanyanya. "wah bunda kok gak konfirm dulu ke aku soal GSX-R ku?" Rino cukup kecewa dengan apa yang terjadi, pasalnya motor itu sudah di boreup dan modifikasi sana-sini bersama kawan-kawannya dulu. tapi ibunya menjawab dengan enteng " lah itu motor udah lama taun 2017 sekarang udah lebih dari taun 2020 ganti aja lah No, apa susahnya, bentar lagi Pak karyo dateng, nanti kamu tinggal dateng ke showroom aja pilih ya No" "tapi Bun!" belum sempat membalas, ibunya menutup telepon.
Suara bel terdengar dan ketukan pintu menyertainya.
segera ku rapihkan penampilanku, lalu menuju pintu depan.
"Mas Rino yah?" tanya pria berseragam hitam dan di saku kemejanya tertulis JOT
"betul, darimana ya?" tanyanya, "Saya staff JOT mau kirim bingkisan dan undangan untuk mas Rino, silahkan ditandatangani dulu tanda terimanya." jelasnya "aahh... JOT ya?" Rino mengangguk-angguk dan pria berseragam itu pun ikut mengangguk lalu menyerahkan tanda terima untuk ditandatangani Rino. "tapi kenapa gak pake kurir?" tanya rino keheranan. "ini ekslusif dan pribadi serta rahasia mas, khusus staf JOT dan fans saja" jelasnya. Akhirnya pria itu berpamitan dan meninggalkan Rino.
Rino lantas membuka amplop hitam itu, dan didalamnya terdapat sepucuk surat.
bertuliskan JKT48
Untuk Fans terpilih,
Selamat Anda mendapatkan hadiah Jackpot atas partisipasi dan keikutsertaan anda dalam mendukung JKT48. lengkapnya silahkan scan QRCODE ini
"hah jackpot? makasudnya scan dengan ponsel gitu?" Rino mencoba mengambil ponselnya lalu mengaktifkan QR scannya.
dan benar saja ponselnya langsung ngelink ke video sinka.
"halo, aku akan membuat hari-hari mu lebih berwarna! aku sinka!... selamat! kamu merupakan fans terpilih. sebagai hadiahnya kamu di undang berlibur bersama aku dan ke-3 member lain untuk, melakukan banyak hal. mulai dari sarapan sampai tidur bersama ku ssttt... aku tunggu registrasinya diakhir video ini, silakan kirimkan data diri. Nantinya staf JOT akan menghubungi mu dan menjemputmu. See ya"
Rino seakan tidak percaya, tapi iya tidak menemukan kejanggalan dalam video tersebut, seperti CGI atau editan semacamnya, ia tahu benar ekspresi Sinka dan suaranya, itu memang betul-betul dia.
kemudian ia menekan tombol registrasi, dan menunggu konfirmasi telpon dari pihak JOT.