Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Jakartaku

Bimabet
aaaaa!!!!....... update nya nanggung suhu :mati:
 
Nah loh nah loh

mama tiri jadi TO

Nah loh nah loh

Jangan2 selama ini yg namanya gavin ponakan tante BeR tu emang si gege

Asik seru ni, ayo langsung dilanjut jangan pake lama om hobo
 
Part 41

"Kamu ngapain, Vin?" Tanya mama Wulan, rada tegas.
"Jalan-jalan, sama tante ini" jawab gw, shock.
"Jangan bilang, dia anak cowok yang elo cerita" kata mama Wulan ke tante BeR.
"Iya, Lan. Emang kenapa?"

"Ya ampun, Vin. kamu, tuh selalu aja bikin masalah. Sini ikut. Mama harus ngomong serius sama kamu!" Kata mama Wulan.


Mama Wulan adalah ibu tiri gw.
Dia adalah orang yang paling gw takuti di dunia ini. Walaupun gw selalu dimanja dia, di saat bersamaan, dia bisa membuat gw takut buat main sama temen-temen gw, di hari libur sekolah.
Ibu kandung gw seperti mengirimkan dia buat menghukum gw, Kalo gw punya salah.

Lalu, gw diajak ke meja lain.

"Hehehe, hai mam" kata gw.
"Masih cengengesan. Kamu tahu nggak kamu ngapain?" Tanya mama.
"Tau"
"Tahu nggak resikonya?" Tanya mama, lagi.
"Tahu"
"Terus kenapa masih dilakukan?"
"Ya, Abisnya cuma itu yang ada dipikirkan Gavin" jawab gw.
Gw nggak berani ngelawan. Kalo bapak gw, sih, ayo. Tapi Kalo mama Wulan, ohohoho, NO WAY!

"Lagian, kamu ngapain di Jakarta? Berantem, lagi?"
"Ya, gitu, deh. Tadinya mau pelarian. Eh, nggak tahunya nyari duit susah banget" jawab gw, seadanya. Kalau ini bokap gw, gw pasti punya seribu satu alasan. Tapi sekarang gw cuma bisa jujur.

"Tahu, nggak. Mama selalu punya perasaan kamu bakal terjerumus kesini. Nggak tahunya sekarang jadi kenyataan. Mama nggak rela, Vin" kata mama.
Aduh, bahaya ini.
"Maaf, mah. Abisnya mau gimana lagi" jawab gw.

"Gini ya, Vin. Apa pun, alasan kamu, mama nggak suka. Mana, bisa mama, lihat anak mama kayak gini. Kamu kan, bisa hubungi mama. Mama memang nggak sama papa kamu lagi, tapi mama sayang banget sama kamu. Kamu, tuh, udah, mama anggap anak kandung mama sendiri. Jadi tolong banget, Jangan bikin mama sedih, dong" aduh Kalo mama sampe nangis gini, gw harus mengalah.

"Maafin Gavin ya, mah" kata gw.
"Janji, ya, jangan lagi. Kalo kamu butuh apa-apa, atau butuh kerjaan ngomong ke mama. Mama pasti ada buat kamu"
Kata mama sambil meluk gw.
"Iya. Gavin janji"
Lalu gw membalas pelukannya.

Tuhkan biarpun begitu, dia selalu sayang sama gw. Walaupun udah pisah sama bapak gw.

Wait........... Pisah??

"Emang mama udah pisah sama bapak?" Tanya gw.
"Udah lama, Vin. Emang kamu nggak tahu?" Kata mama, sambil mengusap air matanya.

What??????????
Kapan?????????
Kok, gw, bisa nggak tahu?.

"Nggak tahu, ma. Sumpah!" Jawab gw.
"Lah, udah lama, Vin"
"Kok, bisa ma?" Tanya gw penasaran. Setahu gw, emak tiri gw sayang sama bokap gw. Walaupun nggak terlalu harmonis.

"Ya kamu tahulah papa kamu. Papa kamu, susah banget Kalo diajak untuk komunikasi baik-baik. Apalagi papa kamu nggak bisa move on. Bukannya, mama menyalahkan mama Sandra, ya. Nggak.
Mama, kan sayang sama kamu, sama papa kamu, tapi ya mama juga butuh balasan dari dia. Dari pada kita memaksakan kehendak masing-masing, lebih baik kita pisah, aja. Tapi setelah pisah hubungan mama sama papa kamu jauh lebih baik,kok" kata mama.
Aduh, gw kok, nggak rela, ya. Perasaan gw, gimana gitu.

"Yah, nggak asik, dong" kata gw.
"Tapi, kan, kamu masih anak mama"
Jawab dia.
"Iya, tetep aja, rasanya beda. Kan, dari kecil, udah mama yang ngurusin Gavin" untuk pertama kalinya gw menunjukkan rasa kekecewaan yang mendalam. Gimana nggak kecewa, ibu gw meninggal dari kecil. Terus gantinya harus pisah dengan bokap gw.

"Maafin mama, ya"
"Ya, mau gimana lagi mam, udah terlambat. Tapi sampai kapan pun, mama Wulan, tetep mamanya Gavin, kok" yah, mau bagaimana lagi, yang ngejalanin mereka, bukan gw.

"Maafin, ya. Tapi kamu, nggak bakal bantah mama, kan soal, hal sebelumnya?" Tanya dia.
"Nggak, kok. Janji tetap janji. Apalagi, janji dengan mama Wulan"
"Thank you, ya. Kamu ke Jakarta jadi berubah. Mama bangga sama kamu"
"Hehe, makasih mam, pujiannya"

"Ya udah, yok, balik. Biar mama yang ngomong ke tante Berlian"
Kata mama.
"Nggak usah ma, biar aku, aja. Kan, Gavin yang mulai"
"Ya udah. Mama percaya sama kamu. Yok, balik"

Kita balik kemejanya tante BeR.
Dan ternyata, mama Wulan nggak dateng sendiri. Dia dateng dengan adiknya, yang notabene adalah wanita pertama yang gw taksir
Dan nggak ada, mirip-miripnya, sama mama Wulan.

"Eh, ada tante Candice" kata gw.

"Hai, Vin apa kabar?"
"Baik, tan"

"Lan, Sorry ya. Gw nggak tahu dia anak, lo" kata tante BeR ke mama Wulan.
"Ya udah. Nggak papah. Yang penting jangan di lanjut. Udah pada makan belum?" Kata mama Wulan, mengalihkan pembicaraan. Kayaknya mama Wulan, nggak mau untuk membicarakan ini, atau memperpanjang masalah.

Gw jadi, merasa bersalah.
Maafkan anakmu, mam!

"Udah. Tadi, pas, nungguin, lo" jawab tante BeR.
"Can, lo mau makan, nggak?" Tanya mama Wulan ke tante Candice.
"Nggak, gw kenyang. Gw mau ngeliatin si Gavin, aja" jawab tante Candice.

Tante Candice ini, dari dulu suka banget ngegodain gw.

Lalu kita ngobrol-ngobrol, dan melepas rindu.
Kangen juga gw sama emak gw.

Eh, by the way, urusan pengacara.

"Mam, mama masih ada nomornya bapak?" Tanya gw.
"Masih. Papa kamukan temen bisnisnya suami mama"
Oh, mama sudah nikah lagi.

"Mama udah nikah lagi? Kok, nggak bilang-bilang?"
Ya, cerai sama bokap gw aja nggak tahu, apalagi udah nikah lagi.

"Kan, udah dikirim undangannya, udah lama, kok. Mama aja udah punya anak" jawab mama.

Wih, gw terlalu banyak ketinggalan informasi.

"Emang kamu nggak punya nomor papa kamu?" Tanya mama gw.
"Nggak. Hape Ku ketinggalan di Surabaya. Ini hape, dibeliin tante Berlian" jawab gw.
"Ah, nggak aneh Kalo kamu" jawab emak gw.

"Emang mau ngapain, Vin?" Tanya tante Candice.
"Mau nanyain pengacara, temennya bapak" jawab gw.
"Buat?"
"Temen aku"

"Oh, buat si Cathy, ya, Ge?" Tanya tante BeR.
"Iya, tan"

"Cathy, siapa?" Tanya mama Wulan.
"Temen kost Gavin, mam"
"Oh, ya udah. nih, nomornya"

Lalu, gw diberikan nomor telepon bokap, gw.

"Thank you, ya, mam" kata gw.
"Iya sama-sama. Mending jalan-jalan, yuk!" Ajak emak gw. Mungkin di mau menyejukkan hatinya.
"Iya ayo" jawab tante BeR.
"Nggak ah. Gw males. Lo berdua aja, gih. Kamu, anterin tante pulang, ya, Vin" kata tante Candice.

"Kamu mau ikut, nggak Vin?" Tanya mama Wulan.
"Ya kalo tante Candice minta dianterin pulang, Gavin pulang aja, ma" jawab gw.

"Oke, deh. Berarti, next time kita harus meluangkan waktu ibu dan anak, oke" kata mama Wulan.
"Sip, mam!"

"Oh, iya Ge, ini kunci apartemennya"
Kata tante BeR, sambil memberikan gw kunci.
"Thank you, tan"
"Buat apaan, Vin?" Ibu gw langsung curiga.
"Buat mempertemukan ibu dan anak, mam. Biasa, lagi jadi pahlawan" jawab gw.

"Terserah kamu, deh. Udah ya. Bye hati-hati di jalan" kata mama Wulan.
"Bye, ya, Ge, Can" kata tante BeR.
"Bye" jawab gw dan tante Candice.
Dan gw juga melambaikan tangan untuk pekerjaan gw. Gw sudah berjanji dengan mama Wulan.
Walaupun berat, tapi janji harus gw tepati.

Bye-bye, the most awesome job in the world. We Will never meet again.
Love you. Muach.

Lalu mereka berdua berlalu.

"Mau balik sekarang, tan?" Tanya gw.
"Ya elah, buru-buru amat, Vin. Santai dikit" jawab tante Candice sambil, genit ke gw.

Lalu dia memegang paha gw.

"Tan, jangan, deh. Aku baru aja janji sama mama Wulan. Tante jangan nambah-nambahin" kata gw.
"Kan, janji sama mama Wulan, cuma nggak akan kerja kayak dulu lagi, bukanya nggak boleh 'main-mainkan'" kata tante Candice, dengan genitnya.

Kayaknya tante BeR cerita sama tante Candice, tentang kerjaan gw. Ini orang, kan cepat nangkap masalah disekitarnya. Berbanding jauh dengan Tere.

Aduh tante Candice ini, dari dulu, selalu memberi gw cobaan.

"Aku balik, nih, tan" ancam gw.
"Jangan coba-coba, Vin. Tante bakal lapor mama kamu. Kan, kamu bilang kamu mau nganterin tante" ancam dia balik.
Kalau udah begini, gw kalah. Kalau dia sampai lapor yang nggak-nggak ke emak gw, bisa mampus gw.

"Terserah tante, deh"
"Nah, gitu dong, Say" kata tante Candice, sambil ngecup pipi gw.

Tante Candice ini, adalah wanita pertama yang gw taksir plus,
wanita yang mengambil keperjakaan gw. Begitu juga sebaliknya.
Gw adalah laki-laki yang mengambil keperawanannya.
Tepat sekali, gw dan dia pernah, ehem-ehem.
Dan nggak cuma sekali.

------------------------------------------

Kalau para suhu bertanya, kenapa ane nggak konsisten dengan penyebutan emak, mama, nyokap, ibu atau bapak, papa, bokap, itu sudah menjadi desain characternya Gege.
Jadi, nikmati aja.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd