Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT JALAK v3

Selama ini, siapakah tokoh antagonis yang bikin suhu-suhu di sini geregetan dan emosi?

  • Ki Juru Martani

    Votes: 149 33,3%
  • om Janu

    Votes: 82 18,3%
  • Bambang Jenggo

    Votes: 91 20,3%
  • Joko Gunar

    Votes: 6 1,3%
  • Reynaldi

    Votes: 187 41,7%
  • Rama

    Votes: 25 5,6%
  • Rahu Kala

    Votes: 7 1,6%
  • Darsono

    Votes: 3 0,7%
  • Mox

    Votes: 3 0,7%
  • Tokoh antagonis lain

    Votes: 3 0,7%

  • Total voters
    448
  • Poll closed .
BAGIAN 18.1
BUKAN RAHASIA




Langit semakin gelap, seperti biru yang dicat di atas biru,
satu pukulan pada satu denting waktu,
menjelma menjadi nuansa malam yang semakin lama semakin dalam.

- Haruki Murakami







Bintoro Muji Wiguno – nama yang kerap disingkat dengan sebutan BMW, adalah nama sang pengibar panji kelompok berjuluk Dinasti Baru di wilayah tengah kota. Kelompok dan wilayah yang menjadi pembelah antara dua kekuatan besar – QZK di Utara dan JXG di selatan. Dinasti Baru sendiri terbagi menjadi dua sayap lebar yang sama kuatnya yaitu kelompok slayer biru dan kelompok slayer merah yang menguasai wilayah tengah barat dan tengah timur. Dua sayap yang mengepak dahsyat untuk menyebarkan pengaruh luas kelompok. Meskipun usianya terbilang jauh lebih muda dari QZK dan JXG, namun Dinasti Baru mampu mensejajarkan diri dengan kedua kelompok itu secara cepat.

Ia kini tengah tersenyum di sebuah kedai kopi yang tak jauh jaraknya dari gerbang perpindahan wilayah kabupaten yang disebut batas kota, sebuah kedai di jalan kecil yang berada di samping sebuah SMA khusus pria terpopuler di seantero kota – sebuah sekolah yang namanya bahkan amat populer hingga ke seluruh pelosok negeri. Sekolah yang membiarkan para siswanya mengekspresikan diri mereka, namun harus menunjukkan timbal balik berupa prestasi secara kontinyu dan presisi. Edan yo ben seng penting otake moncer.

“Jadi apa maksud kalian?” om BMW tersenyum sembari meletakkan kopi hangatnya di meja. Meski bias senyum sang preman tua terlihat melebar, namun wajahnya menunjukkan keseriusan dalam menanggapi laporan situasi terkini yang sedang dikemukakan oleh dua pria yang sedang duduk di hadapannya, “aku harus segera mengambil keputusan karena laporan kalian, begitu?”

Dua pria di hadapan om BMW mengangguk.

“Bukankah itu hal yang absurd?”

Kedua pria itu saling berpandangan. Mereka berdua kebingungan. Absurd? Apanya yang absurd?

“Lucu banget lho kalian ini. Kalian berdua jelas-jelas anggota geng musuh. Datang padaku tanpa babibu, nggruduk kafe tempatku beristirahat, lalu bercerita panjang lebar mengenai situasi dan kondisi kota yang menurut kalian sedang berada di titik terendah. Kalian bilang kota dalam bahaya karena pergerakan kelompok kalian yang begitu cermat bergerak untuk mengeliminasi keberadaan kelompok-kelompok lain.” Om BMW kali ini tertawa, dia menggeleng kepala. “lucu banget lho kalian ini… menurut kalian jika kalian berada di sini sebagai diriku… apakah akan percaya mentah-mentah terhadap informasi semacam itu? Wahahahahaha! Lucu sekali! Mana ada yang begitu! Yang benar saja! Tidak mungkin aku mempercayai kalian semudah itu! Bisa saja kalian sedang memancingku untuk mempercayai kalian, lalu ternyata kalian hanya berbohong hanya demi terciptanya perang besar. Pada akhirnya, kelompok lain akan menyalahkan Dinasti Baru karena peperangan dimulai olehku!”

Kedua pria di hadapan om BMW adalah dua kapten yang berasal dari QZK, Jun dan X. Itu sebabnya logika sang pimpinan Dinasti Baru bisa diterima oleh akal sehat. Kedatangan mereka mencurigakan sekaligus mengejutkan.

Njenengan tidak perlu percaya kepada kami. Njenengan hanya tinggal menunggu waktu untuk mendengar kabar yang sama seperti yang kami sampaikan sekarang ini, QZK sedang menabuh genderang perang – pertama bersekutu dengan KRAd, kedua dengan menghancurkan markas Aliansi, ketiga dengan mendukung KRAd dalam Pertarungan Antar Wakil dengan JXG, keempat dengan menghancurkan Trah Watulanang keluarga Nanto. Para pimpinan kelompok sudah dipastikan absen. Pak Zein ditahan, Si Bengal entah bagaimana nasibnya.” ujar Jun dengan wajah tegang. Ia sangat berharap pada om BMW. “Kami datang tidak dengan pasukan, kami datang dengan diam-diam, dan menemui njenengan di tempat yang tersembunyi seperti sekarang ini karena kami tidak ingin QZK tahu kami menemui njenengan.”

Om BMW tersenyum, “Posisimu dalam bahaya tah? Hanya orang-orang yang sedang ketiban apes yang datang menemui pimpinan kelompok lain secara sembunyi-sembunyi begini.”

“Bisa dibilang demikian. Sebenarnya hanya saya saja yang dalam bahaya, X tidak…”

“Saya akan menemani Jun. Kami sering bertengkar, tapi dia adalah sahabat sejati. Kemana dia pergi, ke sana saya akan melangkah.”

Jun sebenarnya agak kaget, tidak menduga X akan memiliki rasa setiakawan sebesar ini. Dia mengira setelah mengantarkannya ke Dinasti Baru, X akan kembali menempati posnya sebagai kapten di QZK.

“Persahabatan bagai kepompong yah. Hahahahaha.” Om BMW tertawa, “Kalau memang benar apa yang kamu sampaikan itu, maka mau tidak mau Dinasti Baru harus mengambil sikap sebelum diterjang oleh badai QZK dan KRAd. Bukan demikian?”

Jun mengangguk.

“Memang luar biasa, baik KRAd dan QZK sama-sama punya pasukan yang berani mati dengan kemampuan kanuragan tingkat tinggi, mereka jelas sedang di atas angin. JXG mulai kempes, Dinasti Baru belum turun, dan Aliansi babak belur.”

“Betul sekali. Semuanya telah direncanakan selama bertahun-tahun, tapi selama ini kami berdua hanya meraba-raba apa sebenarnya rencana besar bos Janu.”

“Lantas bagaimana nasib kalian setelah ini?”

“Kami tidak tahu… Bos Janu pasti mengejar kami hidup atau mati karena telah membocorkan rahasia dapur. Pertama pada Nanto, kedua pada njenengan,” ujar Jun. “Kami tidak mungkin lagi bergabung dengan QZK. Itu sama saja mencari mati. Bagaimana kalau…”

“Stop.” Om BMW meringis sembari membuka kelima jarinya di depan wajah Jun. “Kalau kamu ingin bergabung dengan Dinasti Baru, aku tidak akan mengijinkanmu. Aku tidak menginginkan kalian sejengkal pun di dalam tubuh Dinasti Baru. Aku tidak peduli seberapa besar kemampuan kalian, tapi aku tidak ingin menjadikan hubunganku dengan bos Janu kalian menjadi berantakan sejak awal.”

Jun dan X saling berpandangan. Kini mereka benar-benar pasrah, tidak ada kelompok yang akan menerima mereka lagi.

“…tapi aku juga tidak akan meninggalkan kalian begitu saja.”

Jun dan X menatap om BMW.

“Kalian berdua adalah aset. Kalian punya knowledge tentang QZK yang kelompoknya sedikit tertutup itu. Kalian berdua tahu di mana saja markasnya, bagaimana menyusupinya, dan bagaimana menghancurkannya. Itu informasi yang sangat berharga dan bisa kalian jadikan barter dengan kami. Jadi aku sarankan… kalian bergabung untuk sementara waktu dengan Aliansi.”

“Aliansi?”

“Ya. Aliansi. Jika markas mereka memang sedang dihancurkan oleh QZK as we speak. Maka mereka punya dendam yang harus dituntaskan. Jika kalian bergabung dengan mereka, kekuatan Aliansi akan bertambah dan mereka akan dapat merepotkan QZK di wilayahnya sendiri. Bahkan jika mampu, Aliansi akan berusaha merebut wilayah utara dari QZK!”

“Bagaimana?” tanya Jun pada X. “Ke Aliansi?”

X hanya mendengus, “Dicoba saja.”

Om BMW terkekeh ringan, “Pimpinan sementara Aliansi adalah mantan tangan kananku. Kalian tidak akan pernah salah melangkah di bawah bimbingannya. Pastikan saja dia bisa membedakan mana urusan kelompok dan mana masalah pribadi.”

Sudah pasti Jun dan X pernah mendengar nama besar Amar Barok.

“Baiklah kalau begitu.” Jun dan X berdiri. Si rambut perak langsung menyalami om BMW, “terima kasih atas masukannya. Kami harus segera menemui pimpinan Aliansi.”

Om BMW mengangguk. Dia kembali mengangkat gelas kopi dan menyeruputnya dengan nikmat sementara X dan Jun meninggalkan kedai kopi tempatnya berada sekarang. Denting kelontang lonceng bel sapi terdengar, pertanda pintu sudah ditutup. Om BMW melirik ke jendela, mengawasi kepergian kedua sahabat dengan motor mereka.

Seorang pria datang untuk kemudian berdiri di samping om BMW. Pria bertubuh tinggi besar dengan kacamata hitam dan slayer warna hijau. Pria berambut panjang yang dandanannya serba jeans itu bernama Mardiyono, salah satu penjaga khusus om BMW. Julukannya Cannon Striker alias Yono sang Penembak Meriam.

“Yon…”

Nggih.”

“Awasi kedua anak itu – terutama yang tinggi besar yang namanya X. Entah kenapa aku punya firasat buruk tentang bocah satu itu. Sampaikan juga pada Amar Barok untuk berhati-hati pada mereka.”

Sendhiko.” Yono seperti tercekat, “Hanya saja…”

“Hanya saja? Hanya saja apa?”

“Hanya saja ditengarai markas Aliansi sudah hancur lebur menjadi debu. Korban jiwa karena peristiwa mengerikan ini diperkirakan cukup banyak. Apakah akan tetap menyarankan pada mereka untuk bergabung dengan Aliansi?”

Kampret. Ternyata benar apa yang dibilang si bocah biadab tadi! QZK benar-benar menginvasi dan menginjak semua lawan-lawannya! Kalau satu berita benar, yang lain pasti juga benar.” om BMW menepuk meja dan berdiri. “Tidak masalah, Yon! Ikuti mereka terus! Siagakan juga seluruh pasukan dari bawah sampai atas! Panggil kedua pimpinan sayap, panggil Jebe dan Empat Belati! Temui aku di sanggar malam ini juga! Ada sesuatu yang harus kita bicarakan dalam satu rapat besar!”

Sendhiko.”

“Ada sesuatu juga yang harus aku lakukan terlebih dahulu, kita nanti akan bertemu di sanggar.”

Sendhiko.”

Mengetahui tingkat keseriusan sang bos, Yono bergegas pergi meninggalkan om BMW sendirian di dalam kedai untuk mengejar X dan Jun. Bos Dinasti Baru itu tersenyum sembari menatap kaca.

“Sudah dimulai ya, Bos-bos besar? Bagus. Dinasti Baru tidak akan ketinggalan. Aku juga akan segera memperkuat amunisiku. Tunggu saja siapa yang pada akhirnya akan merebut dan berkuasa di kota ini!” batin om BMW dalam hati, “sudah saatnya memilih afiliasi. Dinasti Baru tidak mungkin bekerja sendiri.”

Satu hal yang pasti.

Kamu jual, kita beli. Let the war begin.





.::..::..::..::..::.





Di bawah sinar rembulan separuh, Om BMW berdiri di tengah sebuah hamparan bebatuan yang membentuk bujur sangkar dengan luas sekitar 200 meter persegi lebih. Tempat ini lokasinya agak menjauh dari pusat keramaian, masuk ke area persawahan, tersembunyi di belakang sebuah perkampungan – sebuah tempat yang dijuluki Candi Kidangan. Tempat yang secara situs purbakala ditemukan oleh seorang petani saat menggarap petak sawahnya.

Tapi om BMW sebenarnya sudah tahu siapa pendiri candi itu dan apa fungsinya. Pria itu duduk bersila di tengah-tengah, memejamkan mata, dan mulai memancarkan aura. Dia fokus pada angin semilir yang berhembus. Apakah mereka membawa kabar dan berita?

Om BMW berbisik perlahan sembari menitipkan tenaga Ki ke dalam setiap ucapannya.

“Nyai Dorogapit. Aku Bintoro sekali lagi datang menemuimu dengan penuh kerendahan hati. Mohon maaf jika kehadiranku mengganggu ketenanganmu, tapi aku datang untuk sekali lagi untuk meminta pertolongan darimu supaya berlaku adil dan bijak.”

Bisikan balasan terdengar sayup-sayup, seperti suara bisikan dari suatu tempat nan jauh, terpencil, dan dingin. Luar biasa sekali ilmu kanuragan yang mampu menitipkan suara pada angin seperti ini. Suara balasan itu terkesan seperti suara seorang nenek-nenek.

Kami sudah tidak peduli apalagi berhubungan dengan kaum dari dunia luar. Untuk apa kami harus menemuimu? Pergilah dan jalani hidupmu dengan baik!

“Nah itulah masalah utamanya, Nyai. Kondisi di kota saat ini tidak memungkinkan kami untuk menjalani hidup dengan baik. Kami membutuhkanmu untuk sekali lagi turun tangan, Nyai. Atau setidaknya… kirimkan murid-muridmu dari Perguruan Kuburan Kuno ini untuk membantu kami menghadapi lawan yang sangat berat. Jika kami gagal, maka kota akan jatuh ke lawan kami yang sangat-sangat kuat ini.”

Kami tidak peduli. Kami sudah hidup dengan tenang.” Suara itu terdengar malas-malasan menjawab semua pertanyaan dan pernyataan dari om BMW. “Jika kamu diam saja, maka perguruanku akan perlahan-lahan lenyap dari muka bumi ini… dan itu tujuan utama Perguruan Kuburan Kuno. Kami mengolah ilmu kanuragan untuk kesehatan dan ketenangan, bukan untuk beradu dengan lawan. Untuk apa melawan orang-orang yang kemampuan tidak setinggi kami?

“Nyai Dorogapit. Jangan lupa kalau njenengan berhutang budi pada saya dan pada Dinasti Baru. Kalau tanpa campur tangan kami, akan semakin banyak orang datang ke tempat ini dan melakukan penelitian besar. Jika Candi Kidangan diekspos ke publik, rahasia Perguruan Kuburan Kuno tidak akan menjadi rahasia lagi. Apa njenengan mau itu terjadi?”

Tidak terdengar jawaban apapun. Om BMW tetap melanjutkan kalimatnya.

“Kami membutuhkan kalian untuk membalikkan keadaan. Mereka pasti akan terkejut dengan kemampuan kalian yang di atas rata-rata. Kini di ambang perang besar yang akan terjadi di kota, sudah saatnya nama besar Perguruan Kuburan Kuno kembali dikenal oleh masyarakat ramai – meskipun tetap merahasiakan di mana lokasi sebenarnya dari tempat peristirahatan kalian. Tawaranku adalah, kita akan berdiri bersama menghentikan angkara murka merebut kota.”

Kamu pun bukan orang yang bersih.” kembali jawaban terdengar.

“Memang. Aku licik, aku buas, aku brutal, dan aku keji. Singkat cerita, aku bukan orang baik. Tapi aku adalah orang yang setia kawan dan setia pada perkataan. Aku tidak menawarkan surga pada kalian, yang aku tawarkan adalah neraka. Tapi jika kalian ikut berdiri berjajar bersama kami, nama kalian akan harum sebagai kelompok besar dan sudah pasti akan disegani.”

CUKUP!!

Tiba-tiba saja sebuah batu besar di tanah yang ada di depan om BMW tergeser, membuka lebar sebuah lorong bertangga ke bawah tanah. Sesuatu yang bahkan seorang peneliti purbakala pun tak akan menduga. Tapi tempat ini bukanlah candi yang baru saja dibangun. Tempat ini sudah berusia ratusan tahun. Sebuah peninggalan bersejarah yang tak diketahui asal usul dan siapa pembangunnya. Sungguh tak dinyana bahwa tempat ini sesungguhnya adalah rumah – atau tempat peristirahatan dari sebuah kelompok rahasia yang bersembunyi dari publik hingga ratusan tahun lamanya.

Entah bagaimana om BMW dapat menemukan mereka.

Tercium bau busuk dari dalam tanah menyeruak ke atas, bau kotoran manusia berjuta-juta. Mereka yang tidak kuat pasti akan langsung muntah-muntah begitu pintu batu itu terbuka. Bau itu memang menandakan adanya sedikit racun yang ditebarkan di pintu masuk gua. Diharapkan mereka yang datang lantas enggan untuk masuk.

Tapi nyatanya, om BMW tetap duduk bersila dengan mata terpejam – menahan semua serangan bau itu dengan Ki-nya, Prana Pasopati.

Bagus sekali perkembangan kemampuanmu, Bintoro. Kamu mampu menahan gas beracun yang keluar dari dalam gua dengan bertindak cekatan.”

“Terima kasih, Nyai Dorogapit.”

Kamu tidak kabur dan kamu tidak mengumpat seperti yang lain. Hal tersebut menunjukkan ketulusan sikap dan keinginanmu. Aku tidak bisa berkata tidak karena berhutang budi kepadamu. Aku memang tidak akan turun sendiri, tapi aku akan membantumu melalui ketiga genduk-ku, ketiga murid kesayanganku akan membantumu.”

Bau busuk berubah menjadi bau wangi harum semerbak yang seakan-akan keluar dari jutaan bunga.

Tiga bayangan kuning berkelebat dengan cepat, melesat keluar dari mulut gua yang terbuka dengan kecepatan tinggi. Ketiga kelebat kuning itu melewat sang pimpinan Dinasti Baru, namun bahkan ia pun tidak dapat melihat siapa yang berkelebat dan seperti apa wajah mereka. Sudah jelas mereka memiliki ilmu kanuragan tingkat tinggi. Ketiga kelebat kuning itu menghilang secepat mereka datang.

“Kemana mereka pergi, Nyai?” tanya om BMW.

Ke tempat aman yang sudah kuperintahkan. Kamu tidak akan dapat menemukan mereka. Mereka yang akan datang menemuimu di saat-saat yang tepat. Ceritakan saja apa masalah-masalah yang kamu hadapi di sini dan aku yang akan membagikan tugas pada mereka.”

Pintu batu yang tadi terbuka perlahan tergeser kembali untuk menutup.

“Baiklah. Saya ucapkan banyak terima kasih, Nyai Dorogapit. Saya tidak akan…”

Sebelum pintu batu tertutup, satu kelebat berwarna emas melesat keluar dengan kecepatan tinggi. Sama seperti sebelumnya, om BMW tetap tidak dapat melihat apapun. Karena kecepatan itu begitu tinggi. Beberapa pepohonan bergoyang kencang karena kuatnya tenaga yang baru saja melesat keluar dari dalam gua.

“Oh, ada empat orang yang diutus, Nyai?” tanya om BMW polos. “Saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan Nyai dan Perguruan Kuburan Kuno. Dengan begini, kami akan dapat mengimbangi kekuatan lawan yang sungguh sangat mengerikan…”

Tentu saja ucapan dari om BMW itu adalah ungkapan basa-basi. Tapi sesaat kemudian, pintu batu yang tadinya sudah tergeser hampir menutup kini kembali terbuka! Seseorang dengan tiba-tiba saja melompat dari dalam gua dan berdiri dengan terengah-engah di hadapan om BMW.

Orang Itu adalah seorang nenek-nenek yang badannya menunduk seperti udang, dengan wajah keriput kehitaman, terutama di sekitar mata, dan memegang sebuah tongkat besi dengan banyak lubang. Ia mengenakan baju kebaya khas nenek-nenek berwarna hitam. Yang cukup menyeramkan adalah matanya yang tak memiliki kornea – hanya putih seutuhnya.

Wajah nenek itu benar-benar pucat dan menyeramkan.

“Nyai Dorogapit?” Om BMW berusaha mengenali orang yang selama ini tidak pernah ia temui itu.

“Celaka! Aku lengah! Aku membiarkan pintu terbuka terlalu lama! Kita harus mengejar dan membawanya kembali pulang! Bodoh sekali! Kenapa aku terlambat menutup pintu yang terbuka!!” Nenek itu menggerutu sembari mengetuk-ngetukkan tongkat besinya ke lantai batu, menyalahkan dirinya sendiri. Ia lalu menatap om BMW. “Berjanjilah padaku! Kalian harus menemukannya dan membawanya kembali kemari!!”

“Tidak masalah, aku akan membantu mencarinya,” kata om BMW. “Tapi dia itu siapa? Aku bahkan tidak tahu siapa yang harus aku cari, Nyai. Siapa yang harus dibawa kembali!? Aku akan mengerahkan segenap pasukan untuk mencarinya.”

Kanjeng Putri!” Nyai Dorogapit menatap om BMW dengan tatapan bola mata putihnya yang menyeramkan. Mulutnya tak terbuka, tapi bisikan itu tersampaikan. Ibarat kata yang dititipkan pada aura yang menjalar. “Cepat! Kita harus segera mencari dan membawanya kembali kemari! Kita harus mendapatkan kembali Kanjeng Putri! Beliau adalah pewaris tahta terakhir Perguruan Kuburan Kuno.”

“Hah? Kanjeng Putri?”

Waduh.

Masalah apalagi ini?

Kok ya ada-ada saja.









BAGIAN 18.1 SELESAI.
BERSAMBUNG KE BAGIAN 18.2




Karena untuk beberapa saat ke depan TS akan disibukkan oleh RL ditambah kesehatan yang menurun, maka post Jalak untuk beberapa episode mendatang akan dipotong pendek-pendek tidak sepanjang biasanya. Mirip seperti episode kali ini. 18.1, lalu entah kapan berikutnya akan ada 18.2 dan seterusnya. Tidak apa-apa ya? Yang penting tetap dilanjutkan. Update masih tetap tidak teratur, harap maklum karena TS hanya dapat mengerjakan post Jalak di sela-sela RL saja, dan itu akhir-akhir ini sangat terbatas.

This episode is a special tribute to ROCH & KDDP
 
Terakhir diubah:

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd