Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jauzan (Kehidupan dalam menggapai cita-cita)

Bimabet
Intro yg menjanjikan. Ikut mengawal hingga tamat
 
Bagian 2

Petang itu dua orang keluar dari tempat makan

“ Anjing masih sakit perut urang di tendang si bangsat, makan pun ga enak” .

“ Tenang Vin ga sia doang kok yang sakit, perut urang juga sakit”.

“ Iyaa sih, yah udah lah dah biasa sebenernya urang di tempat latihan malah lebih keneng tendangannya”.

“ Yah udah, kita langsung balik ke kosan aja, besok satu hari lagi kita ospek”.

Saat Jauzan dan Kevin berjalan, di kejauhan mereka melihat Gea berjalan berdua dengan seorang wanita mengarah ke arah mereka

“ ehhh Gea mau kemana? Lu kok bisa sama tuh orang?” ujar Jauzan sambil menatap sinis kearah Alya.

“ Eh lu jan, iya nih gw mau beli makan, eh iyaa dia kaka gw makannya gw bisa bareng sama dia”.

“ Oh kaka lu, yah udah gw duluan yah Ge, duluan Teh” dengan penekanan pada kata “Teh” ujar Jauzan masih dengan tatapan sinisnya ke arah Alya.

Mereka pun berpisah, setelah sampai di kosan mereka mendatangi kaka tingkat mereka yang sedang berkumpul, dan disana sudah ada Dewa, Kang Boy, Mas Safiq, Kang Aldi, dan Kang Eja.

“ Deleu adi maneh mah meuli dahar teh teu bebeja Wa, cik basa basi edek nitip atau moal, ieu mah balik balik jol warareg kitu katingalina ge”. Kata kang Aldi Sambil melihat Jauzan.

“ Heeh ajig nyaho kitu mah tadi urang nitip pas maneh indit”. Dilanjutkan Kang Eja.

“ Hehehe maaf akang akang yang saya hormati saya di sini bukan babu kalian dan kalian masih pada sehat dan muda-muda jadi bisa jalan kaki ke rumah makan sebelah atau bisa lewat aplikasi delivery”. Jawab Jauzan sambil cengegesan.

“ Heeh becanda kita mah Jan, udah pada makan tadi kita kok, sini Jan, Vin” ujar Mas Safiq.

“ Gimana acara ospek tadi siang?, katanya kalian kena tendang panitia keamanan ya? Kata saya juga jangan macem-macem dulu waktu ospek mah” ujar Boy sambil melihat Jauzan dan Kevin.

“ Heeh kang, da gimana pahang ini mulut, kalau udah makan tapi teu udud teh, ora udud ora smile cenah kan kang”.

“ Ah sia mah jan sok gagayaan, geus dibejaan teh malah ngahajakeun” Ujar Dewa sambil mentoyor kepala Jauzan

“ hehehe enya A moal deui engke mah” Ujar Jauzan.

“ Udah-udah yang penting besok jangan sampe di hukum lagi, kalau sekali lagi kalian kena hukuman biar saya yang tendang kalian. Sekarang waktunya minum nih, Kevin kamu bagian muter ya” Mas Safiq sambil memberikan gelas dan sebotol Amer ukuran besar.

Mas safiq merupakan bagian dari panitia kemananan tetapi dia lebih ditugaskan untuk mengawasi bagian panitia, karena dia merupakan angkatan koboy kampus yang seharusnya tahun kemarin sudah lulus.

Tak terasi puteran demi puteran minuman sudah menghabiskan 6 botol amer, dan jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Jauzan dan Kevin dengan muka tidak karuan karena mereka mabuk, mereka meninggalkan kaka angkatannya yang sudah tepar di ruang tamu menuju kamar masing-masing.

POV Alya setelah bertemu dengan Jauzan dan Kevin

“ De temenmu itu kenapa sih sebegitu keselnya ke kaka sambil natap sinis kaka kek gitu?”.

“ yah salah lu jadi panitia keamanan kali”.

“ Lah kan emang tugas kaka buat ngehukum orang yang melanggar peraturan”.

“ Yah intinya salah lu”. Ketus Gea.

“ Kaka kasih hukuman lagi kalau besok dia melanggar peraturan, biar kaka yang urus dia pokoknya”.

“ Terserah lu kak, awas aja lu hukum dia karena lu suka karena dia ganteng, walaupun botak gw yakin dia ganteng loh kak “.

“ Ga lah, mana mungkin kaka suka sama orang yang bermasalah gitu sih de”.

“ Yah udah kalau lu ga mau biar gw yang deketin dia yaaa”. Ujar Gea.

“ Jangan de, ga liat dia orangnya ga bener gitu, kaka ga setuju kalau kamu deket sama dia. Kalau temenan silahkan karena kalian satu jurusan tapi jangan deh kalau deket banget gitu”.

“ Kok ngatur-ngatur hidup gw sih, dah ah gw makan dulu laper”. Sambil menyupkan nasi remes kesukaaanya”

Alya hanya memandang adiknya, kadang Alya berpikir kenapa sih ade gw gini amat sama gw. walaupun mereka mirip dan berbeda hanya 2 tahun, tetapi sifat mereka berlawanan, tetapi Alya tetap berusaha untuk mengakrabkan diri dengan adiknya itu.



PAGINYA

POV Jauzan


“ Anjing... telat ini mah, bangsat gara-gara kemaren urang minum jadi ga kebangun sama alarm” sambil melirik jam di hpnya yang menunjukan setengah 6 pagi sedangkan mahasiswa baru harus sudah ada di kampus jam 6 kurang lima belas.

“ Ga dulu deh mandi, nyikat gigi sama cuci muka doang aja deh, ga keliatan ini urang pasti tetep ganteng di mata orang-orang”.

Sebelum dia masuk ke kamar mandi, dia memanggil Kevin untuk memastikan Kevin sudah bangun, tapi ternyata Kevin pun baru bangun saat Jauzan memanggil dia.

“ Vin ga usah mandi lah, nanti kita kesiangan, cuci muka sama nyikat gigi aja udah”

“ anjing... kenapa sih aing malah ikut mabok segala, masih pusing ini, aing ga akan ospek aja lah”.

“ Ih najis lemah, cepet cuci muka anjing, temenin urang pokokna “.

“ Heuhhhh, yah udah urang cuci muka dulu”. Ujar kevin sambil jalan merem ke arah kamar mandinnya.

Keduanya siap-siap dan segera pergi dari kosannya, hingga sampai lokasi pemberhentian bagi mahasiswa yang di antar Jauzan merasa ada yang tertinggal. Saat memegang dadanya dia menyadari bahwa nametagnya tertinggal di kosan.

“ Bangsat... anjing dah kenapa sampe lupa bawa nametag yang segede gaban sih, Vin gimana nih, masa gw harus balik lagi sih..”. dengan lesu.

“ Udah lah ga usah, jauh lagi sia kalau ke kosan lagi, sok bae lah ku urang baturan.” Sambil membuang nametag dia ke arah aliran pembuangan.

“ Lah tolol anjing malah dibuang, sia hayang di hukum oge, aing mah boga babaturan mikir pondok kieu euy”. Sambil mentoyor kepala Kevin

“ Bae atuh setia kawan aing mah brodiee”. Ujar kevin dengan bangganya.

“ Heugg kumaha sia weh”.

Mereka pun di suruh menuju arah kampus, dan setelah sampai kampus mereka langsung berhadapan dengan Alya.

“ Beak fix aing ku nene lampir “ ujar Jauzan dalam hati.

Alya berteriak ke arah barisan kelompok Jauzan.

“ Kalian berdua maju kedepan!”.

“ Kalian ga ada kapoknya yah, kalian berdua ikuti saya!”

Jauzan mengikuti Alya dan dia tidak lepas pandangannya dari pantat Alya yang nyeplak pada jeans yang Alya gunakan.

“ Sini kalian baris, kenapa sih kalian selalu melanggar peraturan!?”.

Mereka berdua hanya menundukan kepala. Tiba-tiba dari arah belakang mereka di tendang hingga tersungkur, dan ternyata yang menendang mereka yaitu Mas Safiq.

“ Kurang ajar kalian, sampe lupa bawa nametag!, padahal itu jelas-jelas harusnya menggantung di leher kalian!”

“ Huuhh... maaf kang kami salah, kami lupa kang” ujuar mereka berdua

“ Lupa-lupa kalian niat ikut ospek ? kelakuan kalian ini sudah dibilang kalian ga niat ikut ospek! Berdiri kalian!” teriak Mas Safiq.

Tak lama setelah mereka berdiri mereka di tendang lagi dari arah depan beberapa kali oleh Mas Safiq secara bergantian.

“ Sudah sana pergi dari sini, Teh tolong anter mereka ke lapangan” Ujar Mas Safiq ke Alya.

Dengan susah payah mereka berdiri dan mengikuti Alya dari belakang, dalam keadaan lelah mereka masih saja memandang pantat Alya.

“ Kalian kembali kebarisan kalian masing-masing” ujar Alya sambil memandang sinis Jauzan dan mata mereka pun bertemu saling memandang. Alya pun berlalu meninggalkan mereka berdua.

Acara pun berjalan dengan lancar, dengan beberapa kegiatan materi-materi disampaikan oleh dosen-dosen, mulai dari pentingnya mengikuti organisasi kampus, sampai prospek kerja ketika mereka lulus nanti. Jauzan dan Kevin duduk sambil tertidur disana karena bosen mendengarkan pemateri yang cukup monoton dalam penyampaiannya. Tak lama MC menginfokan bahwa acara ospek akan memasuki acara penutupan, dimana acara penutupan akan dilangsungkan malam ini dimana acara tersebut merupakan acara pentas seni dan akan ada bintang tamu yang mengisi acara tersebut, dimana acara tersebut mewajibkan tiap kelompok mengirimkan perwakilannya untuk tampil di acara tersebut.

Suasana pun menjadi tidak kondusif karena mereka saling menyuruh teman sekelompoknya untuk nanti tampil di malam puncak, akhirnya datanglah panitia keamanan dan menegur mereka semua untuk diam. Dan menyuruh segera ketua kelompok masing-masing untuk segera memberikan nama-nama yang akan mewakilkan kelompoknya untuk tampil di acara puncak nanti.

Jauzan lebih memilih mengajukan namanya dan Kevin sebagai perwakilan kelompoknya, dia akan bernyanyi sebuah lagu dan akan di temani Kevin sebagai gitarisnya.

“ Oke Jauzan sama Kevin yah, aku percayain ke kalian untuk mewakili kelompok ini” Ujar Septi dengan tersenyum ke arah Jauzan.

“ Karena semua kelompok sudah memberikan nama-nama perwakilannya kalian boleh pulang, silahkan berdiri dan keluar dengan kondusif dimulai dari barisan paling kanan di ikuti barisan selanjutnya”. Ujar MC acara.

Malam harinya

“ Jan bangsat yah bawa-bawa urang untuk ikut tampil bareng sia”. Ujar Kevin

“ Hehe ga apa-apa lah temenin urang tampil Vin, cuman ngegitar doang kan, SMA urang lihat maneh tampil juga pas acara perpisahan makannya urang nunjuk maneh buat nemenin urang”.

“ heeuhhh yah udah lah gimana lagi, padahal urang males pisan”.

Acara malam pentas pun berlangsung di mulai dari kelompok 1 dengan puisi garing dari seorang laki-laki, kelompok 2 dengan Band yang ga jelas lagunya seperti apa, dan kelompok 3 akhirnya di panggil untuk maju kedepan. Jauzan dan Kevin pun menaiki panggung.

“Ehmmm.. Selamat malam semuanya, aku di sini akan menyanyikan lagu spesial buat seseorang yang sudah 2 hari ini menemaniku selama ospek di kampus kita tercinta ini”


“Oh, manusia berisik

Bermulut satu dan bicaranya lantang

Lidah tertutup gigi, tapi bagai terpampang

Oh, manusia berisik

Berakal budi, tapi terkadang lupa

Kalau hidup di dunia hanya bertamu saja

Bicaralah secukupnya

Tak semua harus terucap, hmm

Oh, manusia berisik

Punya hati, tapi tak hati-hati

Beralaskan logika

Sering merasa benar

Bicaralah secukupnya

Tak semua harus terucap, hmm

Du-du (du-du)

Du-du-du-du-du-du-du

Du-du (du-du, du-du)

Du-du-du-du-du-du-du

Du-du, yeah, yea-ih

Aku manusia berisik

Kutulis lagu ini bukan karena aku

Merasa paling benar, tapi karena kurasa

Kadang ku juga lupa 'tuk bicara secukupnya”



Setelah bernyanyi Jauzan memandang Alya dengan menyeringai. Mereka bertatapan cukup lama, lalu Jauzan berkata “ Terimakasih Akang dan Teteh yang telah mendidik kami dalam masa ospek ini, semoga ilmu yang akang teteh sampaikan bisa bermanfaat bagi kami”

Semua penonton pun bersorak sorak terutama mahasiswa baru karena suara mereka diwakilkan oleh Jauzan. Sedangkan kaka tingkat hanya geleng-geleng kepala, berbeda dengan Alya lebih memilih meninggalkan lapangan. Setelah turun dari panggung Jauzan izin meninggalkan teman-temannya, karena Jauzan melihat Alya pergi dari lapangan sebelum dia turun dari panggung.

Jauzan mengikuti arah Alya dari kejauhan sampai Alya sadar.

“ Kenapa lu ngikutin gw, maksud lu apa bawa lagu itu? Lu nyindir gw hah ?!”. Kesal Alya

“ Lah lu ngerasa? Padahal gw nyanyi karena emang gw suka lagu itu aja, hanya embel embel doang perihal spesial buat seseorang” hardik Jauzan.

“ Terus maksud lu apa ngikutin gw?”.

Jauzan tidak menjawab, tetapi jalan mendekat kearah Alya, semakin mendekat Alya semakin mundur hingga terpojokan

“ Hey! Lu mau apa? Menjauh sana, kalau ga gw teriak!”

“ Jangan dong sayang, gw ga akan apa-apain lu asal lu diem aja”. Sambil menyeringai

“ Ga.. Ga.. awas gaa !” panik ALya.

Tiba-tiba Jauzan mencium mulut Alya dengan beringas, Alya berusaha mendorong badan Jauzan dengan sekuat tenaga, tetapi karena kalah dari segi fisik hanya sia-sia dorongan Alya.

“ hmmmppp stop plis maafin gw”

Jauzan tidak menggubris Alya malah tangan dia menyambar salah satu dada Alya, dan meremasnya dengan cukup kencang. Alya tersentak karena baru pertama kalinya dada dia di remas oleh seseorang, karena selama pacaran dengan mantan-mantanya paling hanya bergadengan tangan dan berciuman. Ada aliran listrik yang menjalar di tubuh dia, membuat dengkul dia lemas, mulai ada perasaan yang belum pernah dia rasakan.

“ Ahhh... lepasin Jauzan plis, gw salah gw ga mauu gini ahh..”.

Jauzan malah semakin menggila dengan berusaha menyelipkan tangannya lewat celah kemeja yang Alya gunakan, dengan keahlian dia yang sudah terbiasa melakukan itu Jauzan dengan mudahnya meremas secara langsung payudara Alya. Alya merasa dia ingin marah, tetapi dia tidak bisa apa-apa, hanya bisa membayangkan kejadian selanjutnya sambil meneteskan air mata.

Lambat laun Alya merasakan kenikmatan ketika dadanya di remas oleh Jauzan, dia pun mulai membalas ciuman Jauzan.

“ Ahh Jauzan.. stop plis gue ga mau kek gini”.

“ Stop tapi lu bales ciuman gw, hahaha”.

Sambil tetap meremas dada Alya saling bergantian, Jauzan membuka satu persatu kancing Alya tanpa sepengetahuan yang punya. Setelah kemejanya sudah tidak terkancing lagi, Jauzan melepas ciumannya membuat Alya bingung. Secara cepat Jauzan berpindah ke leher Alya yang membuat Alya tersentak.

“ Ahhhh... hmmmmm.... stopp Jauzan pliss...”

Sambil mencium leher Alya Jauzan mengangkat pelindung bagian atas Alya, lalu dia berpindah dari leher ke arah payudara Alya dan menyedotnya dengan kencangnya, membuat Alya merasakan kenikmatan.

“ Ahhhhh.... enakk... Teruss sedot.. ughhh..” tanpa dia sadari dia menekan kepala Jazuan untuk terus menyedot pentil dia. Jauzan secara bergantian menyedot toket Alya, ketika dia menyedot sebelah kanan tangan nya meremas yang sebelah kiri, begitu sebaliknya.

Cukup lama Jauzan memainkan dada Alya hingga Alya merasakan ingin pipis

“ Ahhhh... gw pengen kencing stop udah udah Ahhhh...”.

Tetapi sebelum Alya mencapai puncaknya Jauzan melepaskan mulutnya dari dada Alya, dan dia memandang Alya dan berkata “ Maaf teh aku harus pergi temen-temen aku udah nungguin aku hehehe”. Jauzan pun pergi tanpa perlu menunggu jawaban Alya.

Alya hanya bisa menjatuhkan badannya dan terduduk sambil memandang punggung Jauzan, dan tak lama itu air mengalir kepipinya. “ Apa yang sudah aku lakukan, aku sudah melakukan yang seharusnya ga aku lakuin, maafkan aku ibu.. ayah.. ga bisa jaga diri aku, maafkan aku de aku ga bisa jadi contoh buat ade” Alya berusaha mengkancingkan kembali kemejanya dan berusaha berdiri. Dia masih merasakan dadanya serasa masih di remas oleh seseorang yang sangat dia benci, tetapi dari situ dia merasakan hal yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Selesai Bagian 2
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd