Cuplikan sambungan...
Part 4.1 : Oh ibu: Indah Tubuhmu, Malang Takdirmu
Aku tak tahu berapa lama mereka menyiksaku. Terakhir, yg aku ingat Saiful menusuk jantung Mas Tomo dengan tombak laknatnya ketika ia sedang berejakulasi..... Biadab.
Kepalaku pusing. Ada darah yg sudah mengering di tengkukku. Mungkin salah satu bangsat itu memukulku dan mengira aku sudah mampus. Mereka salah. Salah besar!
Aku kenal tempat ini. Ini hutan di pinggir selatan desa. Bodoh, mereka mengira sudah membunuhku. Dasar bajingan, aku akan balas kalian semua!!!!
"....hmmppphh....hmmmmppp....hmmppphh....shh....mmhshhh...."
Suara apa itu?
Ah, ibu?
Kulihat ibuku tanpa kain secatikpun. Wajahnya cantik memelas. Rambut panjangnya tidak karuan. Lalu kulihat susu ibuku yang bulat sempurna, dengan dua pentil merah yang menggemaskan. Lucu. Mungil.
Di tempiknya ada bulu jembut yg indah. Rapi tertata. Abdul sering meminta ibu mencukurnya.
Ternyata setelah menggangbangnya, mereka menyumpal mulut ibuku dan mengikat kaki tangannya jadi satu. Syukurlah kau masih hidup, ibu.
"Ibu.....ibuuuuu..."
Aku menghampiri ibuku. Kulihat bibir merahnya, kulit putihnya dan tempiknya yg lucu namun terbukti sangat nikmat.
Tiba-tiba muncul gejolak dalam diriku. Jantungku terasa berdetak kencang. Terbayang wajah-wajah nikmat puluhan pria dan bocah yg mengkentu ibuku semalaman. Aku belum sempat merasakan tempiknya, apalagi duburnya yg tersohor kelezatannya itu.
Ibu, haruskah.....
Duh suhu, bingung nih. Lanjutannya gimana ya? Apakah :
a) Wira mengentot ibunya yg sedang dalam keadaan tersumpal dan terikat.
b) Wira berhasil mengalahkan nafsu binatangnya seperti Hartov ayahnya?
Mohon bantuan para suhu untuk memilih.