Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karma.Masa Lalu

Wah lilis mati, berkurang kekuatan jalu setengah nih, dan soal kematian lilis mudahan di update selanjutnya bisa lebih di mainkan emosi jalu gan. Semoga lastri mau jadi istri jalu , dan wah desi kejam juga ya ibu ny eko di buang ke pelosok, semoga cepat terungkap eko anaknya jalu biar bisa di rem sedikit dendam eko ke desi.
Desi yg membunuh, maybe yes maybe no.
WWah anak ratna agak geser otaknya sedikit, adik perkosa kakak, Haha...
Di tunggu next ny gan, semoga sampai tamat gan ceritanya..
 
Chapter 26

"Apa yang terjadi?" tanya Jalu lemah, kemungkinan terburuk sudah ada di depan matanya. Kehilangan Lilis adalah kerugian terbesar dalam hidupnya. Belum lagi mendapatkan jawaban, dokter keluar dari ruang bedah. Itu artinya nyawa Lilis tidak terselamatkan.

"Pak Jalu?" tanya dokter itu dengan suara dingin sedingin wajahnya, seolah kabar yang dibawanya bukanlah hal penting dan menganggap itu biasa. Kematian baginya adalah sesuatu yang akrab dan biasa.

"Saya.... dok..!" kata Jalu dengan suara tercekik. Jantungnya serasa berhenti berdenyut.

"Maaf, kami tidak bisa berbuat banyak...! Mungkin anda mau bicara terahir kalinya.?"" kata dokter membuat sekujur tubuh Jalu bergetar menahan tangis. Tangannya terkepal siap menerkam lawan lawannya kalau mereka berada di dekatnya.

"Terimakasih, dok atas kerja kerasnya. Maut hanyalah ahir dari hidup. Tidak akan ada mahluk yang selamat darinya." kata Jalu berusaha menghibur dirinya dengan kalimat yang dihcapkannya. Kalian yang sebenarnya dutujukan untuk dirinya sendiri.

Untuk pertama kalinya dokter tersenyum kagum dengan ketabahan Jalu. Senyum yang membuat Jalu semakin terpuruk.

"Aa, Teh Lilis..!" Ningsih memanggilnya dengan suara terisak. Tangisan yang menusuk kesadarannya bahwa masih ada wanita lain yang sangat membutuhkannya untuk bisa melewati semuanya. Melewati masa masa paling sulit.

"Iya.. Sabar ya Sayang..!" kata Jalu memeluk Ningsih yang berdiri di sampingnya dengan dipapah oleh Dina. Tangis kembali meledak membuat suasana semakin mencekam. Aroma maut begitu terasa di ruangan ini. Ruangan yang menjadi saksi bisu puluhan, ratusan bahkan ribuan kematian ditempat ini sejak berdiri.

Jalu memegang bahu Ningsih agar tidak terjatuh saat jenazah Lilis keluar dari ruang bedah. Jalu berusaha mengendalikan dirinya agar tidak melepaskan rangkulannya dari pundak Ningsih. Jangan sampai Ningsih jatuh pingsan seperti saat ayahnya meninggal karena sakit.

"Teh Lilis....!" benar saja, Ningsih melepaskan diri dari rangkulannya dan memeluk jenazah Lilis yang pucat. Diciuminya wajah Lilis sambil menangis memanggil manggil nama Lilis.

Ketegaran Jalupun goyah melihat jasad Lilis. Dipeluknya Lilis dan air matanya tidak mampu lagi bertahan. Jalu menangisa jasad wanita yang dinikahinya 23 tahun yang lalu. Wanita yang telah mengantarkannya pada posisi sekarang. Diciuminya wajah cantik yang sudah menjadi mayat. Wajah yang selalu tersenyum penuh cinta.

******

"Budhe Lilis meninggal..!" kata Wulan begitu masuk kamar tempat Satria dirawat. Sisa sisa air mata masih membekas di pipinya halus. Matanya merah setelah menangis.

"Istri Padhe Jalu?" tanya Satria berempati. Kabar duka pada pagi hari bukanlah sesuatu yang enak untuk didengar. Pantas sejak semalam Wulan tidak berada di kamar saat dia bangun mau kencing. Untung suster cabul segera datang membantunya ke kamar mandi. Bahkan suster cabul pula yang membersihkan kontolnya dengan lidahnya.

"Iya, Wulan mau minta tolong ibu buat jagain kamu. Wulan harus nemanin Pakdhe." kata Wulan suaranya lirih. Bukan kematian Lilis yang menohok jiwanya, tapi melihat Jalu yang terpuruk membuat Wulan ikut berduka. Dia pernah merasakan kehilangan orang yang paling dicintainya, perlu waktu lama untuk kembali bangkit menata hidupnya

"Kamu temenin Pakdhe dulu aja, aku gak apa apa ditimggal sendirian. Kan malo ada apa apa aku bisa manggil Suster.!" suster cabul, pikir Satria. Goyangannya benar benar dahsyat sedahsyat oralnya.

"Makasih, Say...!" kata Wulan sambil mencium bibir Satria dengan mesra.

Satria menatap kepergian Wulan. Kondisi tubuhnya tidak memungkinkannya untuk membantu. Satria merasa bosan seharian berbaring di kamar tidak tahu apa yang harus dikerjakannya.

Syifa, kenapa Satria berpikir untuk membalas WA darinya. Perlahan Satria mengambil hpnya, baru dia sadar hpnya lebih bagus dari hp miliknya yang hancur. Hp yang lebih canggih dan pastinya lebih mahal.

"Aku dirawat di RS karena tanganku terluka." agak lama Satria ragu untuk mengirim pesan ke Syifa. Bagaimana kalau Wulan membacanya lagi. Tapi dia kan tidak macam macam hanya mengabarkan dirinya berada di RS. Satria membulatkan tekadnya dan mengirim pesan yang sudah ditulisnya.

Sarria gelisah menunggu jawaban dari Syifa, berulang kali dia melihat ke arah pintu, bisa saja Wupan datang tanpa pemberitahuan dan kembali membaca chatting dari Syifa, persoalannya akan menjadi lebih rumit dari pada semalam. Satria buru buru membuka hpnya begitu terdengar bunyi pesan masuk.

"Kamu sudah nikah, kenapa gak ngasih kabar? Istri kamu cantik sekali." jawaban yang terasa menohok. Dari mana Syifa tahu kalau dia sudah menikah. Pasti dari Wulan. Satria segera menghapus riwayat obrolan. Tidak ada niatnya untuk membalas pesan dari Syifa.

Sudah nasib cintanya bertepuk tangan, tapi dia sudah mendapatkan ganti yang jauh lebih baik. Satria berusaha menghibur dirinya dan membandingkan Syifa dan Wulan siapa yang lebih cantik. Walau bagaimanapun Satria harus mengakui Syifa lebih cantik dan anggun dibandingkan Wulan, kecantikannya cenderung binal.

Sebuah pesan masuk dari Wulan mengabarkan dia berada di rumah Jalu untuk bantu bantu menerima kehadiran jenazah.Lilis dari RS. Bertepatan denvan peasan yang datang dari Syifa menanyakan di RS mana Satria dirawat. Dua pesan yang langsung dibalasnya.

Ketukan di pimtu membuyarkan lamunan Satria, seorang Suster masuk, sayangnya bukan Suster cabul yang semalam. Padahal Satria berharap Suster cabul itu yang datang, setidaknya Suster itu akan mampu meredakan ketegangannya. Tentu saja Suster itu tidak akan datang setelah semalam piket.

"Kondisinya semakin bagus saja. Tinggal nunggu pemeriksaan dokter." kata Suster yang usianya lebih muda dari Suster cabul semalam. Wajahnyapun lebih manis dengan senyumnya yang menawan. Tangannya begitu terampil melepas selang tranfusi darah.

Satria asik memperhatikan wajah Suster itu sehingga kejadian semalam kembali terbayang jelas. Saat Suster cabul memblow job kontolnya. Apakah Suster ini secabul Suster yang semalam? Pikir Satria membuat kontolnya bergerak bangun.

"Ich.....apaan itu..!" teriak Suster kaget melihat tonjolan di celana Satria. Seperti ada sebuah tonggak kayu di dalamnya.

*******

Di sebuah kantor kepolisian, Ipda Eko masuk ke ruang kerja atasannya, seorang perwira menengah dengan reputasi yang sangat gemilang. Berderet penghargaan pernah diraih karena prestasinya. Seorang wanita brilian di antara sedikit wanita di kepolisian. Wanita ini pulalah yang berhasil menyingkirkan ibunya terlempar dan ditempatkan di pelosok jawa tengah jauh dari pusat, bahkan pangkat ibunya mandek, bukan hanya mandek, ibunya kena sanksi sehingga pangkatnya diturunkan satu tingkat menjadi AKP dan menjadi seorang kapolsek di suatu tempat terpencil. Sebuah kekalahan yang sangat menyakitkan. Reputasi ibunya sebagai seorang reserse yang gemilang hancur dalam sekejab karena wanita ini. Dan sekarang wanita ini duduk sebagai atasannya.

Wanita ini pula yang membuat Ipda Eko menolak di tempatkan di Mabes Polri. Dia sendiri yang meminta di tempatkan sebagai bawahan wanita ini. Ada sebuah misi yang diembannya. Misi yang sangat rahasia.

"Lapor, Dan. Penyelidikan sudah dilakukan berkaitan dengan kematian Bu Lilis. Tidak ada petunjuk apapun kecuali sebuah pisau belati yang menembus hatinya. Sebuah kematian yang menyakitkan untuk wanita secantik dia." kata Ipda Eko melaporkar hasil penyelidikannga dan menyerahkan berkas berkas hasil investigasinya di TKP yang sudah ditanda tanganinya

"Bagus, selidiki terus siapa yang mempunyai motif membunuh Bu Lilis." kata Kompol Desy setelah membaca berkas laporan darinya..

"Sesuai prosedur, apa saya juga bisa menanyai anda, Bu?" tanya Ipda Eko, tatapannya begitu tajam menatap wanita yang menjadi komandannya.

"Tentu saja selama kamu melihat aku mempunyai motif melakukan pembunuhan itu." kata Kompol Desy tenang. Matanya menentang tatapan tajam Ipda Eko. Sesaat mereka saling bertatapan seakan saling mengukur kemampuan orang yang berada di hadapannya.

"Terima kasih Bu, sepertinya anda tidak mungkin melakukan hal itu. Kalau begitu saya permisi.!" kata Ipda Eko, sebelum keluar kamar dia mwmberi hormat.

Wanita yang hebat dan tidak merasa tertekan saat dia mengatakan bahwa wanita itu juga mempunyai motif. Pembunuhan biasanya dilakukan oleh orang orang terdekat atau orang yang mengenal si korban.

Kompol Desy adalah saudara sepupu Jalu dan dia pernah mengikuti Kompol Desy sampai di sebuah penginapan, tidak lama kemudian Jalu datang. Ipda Eko sengaja menunggu mereka keluar dari penginapan hingga semalaman dia harus menunggu. Dan ke dua orang itu tidak dilihatnya keluar dari penginapan sampai ahirnya Ipda Eko menyerah meninggalkan penginapan itu.

Atasannya mempunyai motif kuat untuk melenyapkan Bu Lilis, Ipda Eko tau itu. Sebuah pesan WA masuk, hmm dari Buliknya Lastri yang mengabarkan Satria masuk RS. Ipda Eko langsung menelpon bibinya.

"Hallo, Le..! Sejak kapan Satria masuk RS? Penyebabnya apa?" tanya Ipda Eko cemaa. Wajar dia merasa cemas karena mereka adalah satu satunya famili yang dimilikinya.

"Adikmu terlibat perkelahian di Stasion Bogor hingga terluka parah dan dirawat di RS xxxx sejak dua hari lalu." kata Lastri dari seberang telpon.

"Ko baru ngasih tahu sekarang?" tanya Eko jengkel. Seharusnya buliknya memberi tahunya begitu Satria masuk RS. "Sekarang Bulik di mana?" tanya Eko lagi.

"Bulik di rumah Pak Jalu bantu bantu. Kamu kalau sudah pupang kerja, tolong ke tempat adikmu." kata Lastri yang langsung menutup telpon sebelum Eko menyanggupi permintaannya.

********

Dina masuk kamar tempat Satria dirawat. Dina tidak bisa menolak permintaan Wulan untuk sementara menjaga Satria. Karena jujur, dia sangat ketakutan berdekatan atau ada di tempat orang meninggal, itu terjadi sejak Dina masih kecil.

Satria terlihat tidur dengan nyenyak. Pria tampan yang sudah membuatnya jatuh cinta dan kini sudah menjadi suami saudara sepupunya. Rasa marah bercampur cemburu msmbuatnya gelap mata. Mustahil bisa memiliki Satria karena kemungkinan Satria adalah anak ayahnya walau ayahnya belum mengakuinya. Tapi dari cara ayahnya berusaha menjauhkannya dengan Satria, kemungkinan besar dan hampir bisa dipastikan, benar Satria adalah anak ayahnya dari wanita lain. Mungkin saja ibu Satria adalah selingkuhan ayahnya yang tidak pernah dinikahinya.

Ini semua gara gara ayahnya yang bikin anak di mana mana sehingga dia tidak bisa memiliki pria yang dicintainya. Pria yang seharusnya bisa menjadi suaminya. Tidak bisa memiliki Satria sebagai suami bukan berarti dia tidak bisa memiliki anak dari Satria. Sinting, pikiran gila apa yang tiba tiba melintas di pikirannya sehingga berharap mendapatkan anak dari Satria.

Dina terkejut dengan pikiran liarnya, apakah harga dirinya sudah serendah itu sehingga mau menyerahkan keperawanannya sebagai tumbal dari ego dan kemarahannya sehingga membutakan akal sehatnya. Atau karena rasa cinta dan cemburunya sudah membutakan akal sehatnya. Atau juga dia terlalu marah kepada ayahnya yang selalu mengumbar nafsunga kepada setiap wanita. Dina tidak akan merasa heran kalau suatu hari nanti akan mumcul Satria Satria lainnya yang adalah anak ayahnya.

Ayahnya harus diberi pelajaran agar menjadi jera sehingga tidak sembarangan menanam benihnya di rahim setiap wanita. Ayahnya pasti akan terpukul kalau tahu dirinya hamil oleh Satria, hamil oleh kakaknya sendiri. Pikiran gila itu betul betul membutakan pikiran Dina yang langsung mengunci pintu kamar, mecegah orang masuk tiba tiba.

Dina berjalan perlahan, mengusap wajah Satria untuk memastikan pemuda itu tidur nyenyak. Dina masih punya harga diri dan tidak berani terang terangan meminta Satria menyetubuhinya. Dia yang akan memperkosa Satria saat pemuda itu tidur. Satria tidak terbangun saat Dina mengusap wajahnya bahkan saat Dina mengulum bibir Satria. Detak jantungnya berdetak sangat kencang. Rasa tegang yang dialaminya membuatnya sulit bernafas.

Dina menghentikan aksinya, tanganya menurunkan celana dalamnya. Ya, dia sengaja hanya memakai rok lebar untuk memudahkan aksinya. Tekadnya sudah bulat untuk mengahiri masa perawannya dan menyerahkahnya ke Satria. Ini juga sebagai cara untuk memberi ayahnya pelajaran. Pelajaran yang akan diingatnya seumur hidupnya.

Perlahan Dina meraba kontol Satria yang hanya terbungkus celan tidur yang tipis. Masih dalam keadaan lemas, tapi terlihat tonjolannya terlihat besar. Tangannya gemetar meraba kontol Satria karena ini pengalaman pertamanya. Pengalaman yang tidak akan pernah dilupakannya. Pengalaman gila dan mungkin belum pernah dialami wanita manapun. Bagaimana mungkin ada seorang wanita melepas perawannya dengan cara memperkosa. Ini akan menjadi viral kalau saja dijadikan video dan disebarkan di medsos.

Tangannya sdmakin gemetar saat menurunkan celana dan celana dalam Satria sehingga kontol pemuda itu terbebas. Dina menahan nafas, untuk pertama kali dia melihat bentuk kontol bukan cuma dari BF. Sebesar inikah saat tertidur? Akan sebesar apa saat terbangun.? Lalu bagaimana membangunkannya sedangkan pemiliknya saat ini sedang tidur. Pikir Dina bingung tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk membangunkan kontol Satria. Ternyata memperkosa seorang pria lebih sulit, berbeda kalau dia yang diperkosa, si pria tinggal memasukkan kontolnya ke dalam lobang memek yang sudah tersedia.

Dina memneranikan diri mencium kontol Satria, baunya terasa aneh namun kenapa dia sangat menyukainya. Mungkin dengan cara menjilatnya kontol Satria akan bangun dan mengeras. Dina mulai menjilati sekujur batang kontol Satria yang terasa asin. Kontol Satria menunjukkan reaksi, mulai mengeras. Dina bersorak kegirangan. Mungkin kontol Satria akan lebih cepat keras kalau dikulum. Dan perkiraan Dina tepat. Kontol Satria semakin membesar dan keras. Sehingga Dina harus membuka mulutnya lebih lebar lagi. Ukuran kontol Satria bertambah menjadi dua atau mungkin tiga kali lipat dari pada tadi.

Dina ketakutan sendiri melihat ukuran kontol Satria saat tegang sempurna. Gila, ini seperti kontol bintang porno eropa. Pasti akan terasa sangat sakit saat memeknya diterobos kontol Satria. Untuk sesaat Dina ragu dengan keputusannya. Ragu dengan keberaniannya yang tadi begitu menggebu gebu. Keringat dingin mulai membasahi keningnya. Tangannya meraba memek perawannya yang belum terjamah pria.

Bersambung


sedih.. ditinggal lilisssss...
 
Bimabet
Wah lilis mati, berkurang kekuatan jalu setengah nih, dan soal kematian lilis mudahan di update selanjutnya bisa lebih di mainkan emosi jalu gan. Semoga lastri mau jadi istri jalu , dan wah desi kejam juga ya ibu ny eko di buang ke pelosok, semoga cepat terungkap eko anaknya jalu biar bisa di rem sedikit dendam eko ke desi.
Desi yg membunuh, maybe yes maybe no.
WWah anak ratna agak geser otaknya sedikit, adik perkosa kakak, Haha...
Di tunggu next ny gan, semoga sampai tamat gan ceritanya..
iya nich, si dina agak koplak
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd