Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karma.Masa Lalu

Chapter 1 : Salah Sangka

Satria masuk, matanga melotot melihat tubuh bugil Wulan yang yang melihat ke arahnya.

"Ich....!" Wulan berteriak begitu menyadari keadaan yang sedang bugil. Reflek keduaa tangannya menutupi payudara dan vagina dari pandangannya.

"Kutang ajar kamu..!" teriak seorang gadis yang tiba tiba masuk.

Belum sempat Satria tersadar dari pesona keindahan tubuh Wulan yang.polos, sebuah pukulan keras menghantam wajahnya. Pukulan itu datang bertubi tubi tanpa sempat dihindarinya. Reflek tangannya berusaha melindungi kepala dan wajahnya dari pukulan yang datang bertubi tubi. Kepalanya matanya terasa berkunang kunang kunang.

"Jangan, Din. Satria gak salah." Wulan berusaha melindungi Satria dengan menariknya ke dalam dekapan tubuh Wulan yang masih polos. Hati satria bergetar saat kulitnya bersentuhan dengan kulit wulat yang halus, lembut dan hangat.

"Wulan,...!" gadis yang memukulinya berteriak kaget melihat Satria jatuh dalam dekapan Wulan yang masih dalam keadaan bugil.

Seperti menyadari keadaanya yang bugil karena teriakan gadis yang baru saja memukulinya, Wulan mendorong tubuhnya hingga terjatuh ke ata
s spring bed yang empuk. Satria melihat Wulan bergerak cepat mengambil piyama handuk yang tergeletak di sampingnya.

Wulan memakai piyamanya dengan tergesa gesa menutupi tubuh indahnya dari pandangan mata Satria yang sangat terpesona dengan keindahan tubuhnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Dina.

Ternyata gadis yang baru saja memukulinya adalah Dina yang sering datang dan menraktir Satria dan teman temanya yang bekerja di tokonya Wulan. Satria tahu gadis ini adalah sahabat karib bosnya. Dan Satria sering melihatnya memandanginya diam diam.

"Tadi aku lagi abis mandi, Satria dateng manggil mau ngasih bon bon kiriman barang yang kemaren. Aku lupa lagi gak pake baju, aku suruh dia masuk. " Wulan menjelaskan dengan wajah bersemu merah karena malu.

"Gila lu!" Dina menggelengkan kepala merasa aneh dengan kelakuan sahabatnya.

"Ya udah, kalian keluar dulu, aku mau pake baju.!" Wulan menyuruh Satria dan Dina keluar.

Satria akan memunguti bon bon yang berserakan di lantai karena terlepas dari pegangannya saat berusaha melindungi kepalanya dari serangan Dina yang beringas. Niatnya batal saat Wulan melarangnya. Sudah seharusnya Wulan melarangnya membereskan bon bon yang bertebaran di lantai. Bukan salahnya masuk kamar Wulan dan melihatnya bugil. Dalam lubuk hatinya merasa bersukur bisa melihat keindahan tubuh bugil Wulan yang sexy dan menggiurkan bahkan Satria sempat merasakan kekenyalan payudara jumbo Wulan dan menyentuh kulitnya yang halus. Sungguh bencana yang membawa nikmat.

"Enak ya bisa liat body telanjang Wulan, abis gitu dapet pelukan lagi." sindir Dina saat Satria akan turun ke bawah.

"Aku gak salah." Satria berusaha membela diri. Wajahnya masih terasa sakit terkena pukulan Dina yang sangat keras. Entah mmemukul wajahnya dengan menggunakan apa sampai sampai wajah dan tangannya terasa sakit sampai sekarang.

"Jangan turun dulu, bibir kamu berdarah harus segera diobati." Belum sempat Satria menolak, Dina sudah menariknya duduk di kursi tamu.

Satria hanya manut, sudah sewajarnya Dina bertanggung jawab atas luka dan memar di wajahnya akibat pukulan bertubi tubi yang dilakukan Dina. Satria merasa berhak meminta pertanggung jawaban gadis cantik itu.

"Duduk..!" suara Dina mulai terdengar lembut dan tidak seketus tadi. Dina kembali ke kamar Wulab, ternyata menanyakan di mana Wulan menyimpan kapas dan alkohol buat membersihkan luka di bibir Satria.

Tidak begitu lama Dina kembali dengan membawa kotak kecil berisi obat obatan dan juga es batu. Satria mengulurka tangan mengambil kotak yang dibawa Dina, tapi Dina menepiskan tangannga.

"Kamu rebahan aja, kan aku yang mukulin kamu sampe babak belur begini" Dina mendorong Satria agar menyender di kursi yang empuk.

Dina mengeluarkan kapas dan botol berisi alkohol untuk membersihkan lula di bibir dan dahi Satria. Kapas yang sudah basah olehh alkohol dioleskan ke luka di dahi dan bibir Satria yang langsung meringis menahan perih.

"Aduh, perih Teh." Satria sengaja membuat wajahnya sememelas mungkin untuk menggoda gadis cantik yang terlihat merasa sangat bersalah karena memukulinya dengan tas yang berisi buku buku tebal sehingga wajahnya terluka.

"Maafin Dina ya, Sat. Dina pikir kamu mau merkosa Wulan."

Satria hampir tidak mampu menahan tawanya melihat wajah Dina yang hampir menangis melihat penderitaan Satria. Padahal bagi Satria luka di wajahnya tidak ada artinya dibandingkan saat dia berkelahi karena ejekan teman temannya yang mengatainya anak haram. Satria sudah biasa berkelahi sejak kecil. Kalau tadi dia tidak bisa menghindar dari pukulan bertubi tubi yang dilakukan Dina, karena saat itu Satria terpesona oleh keindahan tubuh polos Wulan sehingga kewaspadaan dan refleknya berkurang jauh.

"Aduh muka kamu sampe bengep begitu, Sat!" Wulan muncul dengan pakaian lengkap, memakai celana jeans ketat dan tank top sehingga payudaranya yang besar terlihat belahannya.

Satria memejamkan matanya saat melihat Dina melototinya karena melihat matanya yang tidak berkedip melihat payudara jumbo Wulan. Siapa juga lelaki yang tidak tertarik melihat ukuran payudara Wulan yang besar, hanya lelaki abnormal yang tidak menyukainya.

"Gak apa apa, nanti juga sembuh." kata Satria merasa iba melihat Dina yang tiba tiba menitipkan air mata karena merasa bersalah atas perbuatannya. Mata Dina yang bulat dan besar terlihat merah karena berusaha menahan tangisnya.

Satria berusaha menunjukkan dirinya yang kuat, saat Wulan mengambil alih tugas Dina membersihkan lukanya dengan kapas yang suxah dibasahi alkohol. Inilah karektar asli Satria yang tidak menunjukkan ekspresi kesakitan seperti saat ibunya membersihkan luka lukanya sehabis berkelahi dengan orang yang mengejeknya sebagai anak haram.

Setelah lukanya bersih, Wulan mengompres wajahnya yang bengkak menggunakan es batu sehingga rasa nyeri di wajahnya jauh berkurang dibandingkan tadi. Satria merasa nyaman dengan perlakuan kedua gadis cantik itu, matanya terasa menjadi berat. Dengan sekuat tenaga dia berusaha bertahan untuk tidak tertidur seperti yang selalu terjadi saat ibunya membersihkan luka di wajahnya dan mengompres wajahnya yang memar.

******

"Loh kok malah tidur!" Dina melihat ke arah Wulan yang begitu serius mengompres wajah Satria.

"Biarin aja biar istirahat. Kamu gak kuliah?" tanya Wulan kepada saudara sepupu dan juga sahabat karibnya.

Ketika Ibunya meninggal dalam sebuah kecelakaan, orang tua Dina menawarinya untuk tinggal bersama mereka. Wulan menolaknya karena sejak kecil sudah di didik untuk menjadi mandiri. Sebagai seorang single parant, ibunya harus berjuang mencari uang sendiri, meninggalkan Wulan bersama seorang ART. Wulan tumbuh menjadi sosok yang tidak tergantung dengan orang.

"Iya, ini mau berangkat." Jawab Dina.

"Yuk aku antar kamu ke bawah, sekalian mau meriksa toko." Wulan menggandeng tangan Dina.

"Kamu mau ke Toko pake baju sexy gitu?" tanya Dina heran.

"Ya gaklah.!" Wulan tertawa sambil mengambil jaket jeans yang tergantung di tembok dekat tangga. Wulan memakainya .menurut tubuh sexynya yang akan membuat setiap pria lupa diri.

Wulan mengantar sahabatnya turun ke tokonya yang mulai didatangi para pembeli. Ada 4 orang yang bekerja pada tokonya dan Satria satu satunya pria yang bekerja di toko bertugas mengatur ketersediaan stock barang. Semua dijalankan dengan baik.

"Teh Wulan, stock barang xxx habis. Satrianya mana, kok belom turun?" Sri pegawai tertuanya melapor tentang barang xxx yang sudah habis di raknya.

"Satria sakit, aku suruh istirahat di atas. Coba kamu cari sendiri di gudang." Wulan mengatakan hal sebenarnya tentang kondisi Satria, hanya tidak mengatakan penyebab kenapa Satria tiba tiba jatuh sakit. Kan gak lucu kalau pegawainya tahu Satria dipukuli Dina gara gara melihatnya telanjang.

Wulan berjalan mengikuti Sri ke gudang karena cuma dia dan Satria yang tahu di mana setiap benda disimpan. Satria sudah menatanya dengan sangat baik sehingga saat membutuhkan akan mudah mengambilnya.

Wulan tersenyum mengingat kejadian tadi, begitu besar pesona Satria sehingga lupa dengan keadaannya yang sedang bugil dengan cerobohnya menyuruh Satria masuk kamar. Telanjang di depan seorang pria bukan hal baru bagi Wulan yang sudah sering bertelanjang dan berpacu dalam birahi dengan mantan mantan pacarnya sejak berusia 15 tahun. Kalau saja Dina tidak datang, kejadiannya pasti akan menjadi lain.

Semuanya sudah direncanakan untuk Satria jatuh dalam lautan birahi. Nafsunya yang besar sudah lama tidak tersalurkan. Hanya sebuah dildo yang tidak mampu mencumbu setiap lekuk tubuhnya saat nafsunya memuncak tidak tertahankan. Wulan membutuhkan seorang pria yang mampu membuatnya menggelinjang dan berteriak mencapai puncak orgasme yang dahsyat.

Wulan kembali ke lantai atas yang berfungsi menjadi rumah tinggalnya untuk melihat kondisi Satria, semoga lukanya tidak serius. Pukulan tas yang berisi buku tebal bisa saja berakibat fatal dan Wulan tidak menginginkan itu terjadi. Wulan merasa bertanggung jawab atas apa yang menimpa Satria, kalau perlu dia akan membawanya ke RS terdekat memastikan Satria tidak mengalami cedera serius.

Wulan membaca pesan WW yang masuk dari Dina menayakan keadaan Satria. Wulan memasukkan HP ke dalam kantong celana tanpa membalasnya. Wulan sendiri belum tahu komdisi Satria, baru saja dia mau melihat kondisi Satria. Nanti saja setelah melihat kondisi Satria Wulan membalas pesan WA Dina.

Wulan membuka jaket jeans dan menggantungnya di tembok berjejer dengan beberapa jaket. Tidak ada orang yang akan melihatnya hanya memakai tank top ketat yang memperliharkan belahan dadanya yang putih mulus. Kecuali Satria yang masih tidur dan itu bukan masalah, toh pemuda itu sudah melihatnya dalam keadaan telanjang.

Wulan melihat Satria masih tertidur atau jangan jangan pingsan. Wulan agak panik memikirkan hal ini, tangannya meraba dahi Satria, normal. Lalu meletakkan jari telunjuk di bawah hidunh, nafasnya teratur. Meraba denyut nadi di leher juga sepertinya normal. Apa yang tidak normal?

Sepertinya Wulan melihat sesuatu yang tidak normal, celana di bagian selangkangan terlihat mengembung besar, jangan jangan Satria mempunyai penyakit penyakit hernia yang menyebabkan biji pelernya membesar. Wulan merabanya dan menemukan sesuatu yang besar dan panjang masih dalam keadaan tertidur. Gila, gede banget padahal masih tidur apa lagi kalau sudah bangun. Tanpa dapat dicegah sekujur bulu di tubuhnya bangun dan vaginanya berdenyut basah.

*******

Satria terbangun, matanya melihat jam dinding. Gila dia tertidur. Kenapa Wulan membiarkannya tidur sedangkan pekerjaannya lagi banyak. Hari ini akan ada kiriman barang jam 10. Satria melihat jam di dinding, baru jam 9 masih ada waktu satu jam lagi. Satria bangun. Wajahnya masih terasa sakit walau rasa sakitnya sudah jauh berkurang. Untuk memastikan kondisi wajahnya Satria mengambil hp dan berkaca lewat hp. Dahinya lebam dan benjol pasti akan menarik perhatian teman temannya. Biarlah yang penting pekerjaannya selesai, mengenai memar di wajahnya adalah hal yang sudah sering terjadi. Nanti juga sembuh.

Satria mendengar langkah kaki mendekati. Keisengannya timbul, Satria kembali berpura pura tidur. Suara langkah kaki semakin dekat dan berhenti tepat di sampingnya. Satria tahu yang datang pasti Wulan yang akan membangunkannya untuk mulai bekerja. Dugaannya salah, Wulan meraba dahinya, lalu bawah hidung kemudian beralih meraba urat nadi yang berada di lehernya. Satria berusaha mengatur nafasnya sehalus mungkin agar Wulan tidak curiga sedang dipermainkan.

Satria berusaha keras agar tidak tersenyum karena berhasil mempermainkan Bosnya yang masih muda, mungkin seumuran. Jantung berdegup keras menunggu apa yang akan dilakukan bos yang sangat perhatian terhadap anak buahnya. Bos yang sempat dilihat tubuh telanjangnya. Masih terbayang jelas payudaranya yang besar dengan puting berwarna coklat kehitaman sangat serasi dengan kulitnya yang putih mulus, perutnya rata dan selangkangannya tanpa bulu. Tanpa dapat dicegah kontolnya bergerak mulai mengeras.

Satria berteriak kaget saat kontolnya diraba. Sekuat tenaga Satria bertahan pura pura tidur, ingin tahu apa yang akan dilakukan Wulan terhadap dirinya. Apa mungkin Wulan akan memperkosanya? Tapi biasanya yang merkosa cowok dan belum pernah terdengar ada cewek merkosa cowok. Apa dia akan menjadi korban pertama yang masuk berita di TV bahkan mungkin akan menjadi viral di medsos karena menjadi pria pertama yang diperkosa seorang wanita.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd