Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Karyawan pabrik nikmat 3

Sandalbekas

Adik Semprot
Daftar
11 May 2015
Post
145
Like diterima
60
Bimabet
Karyawan pabrik nikmat 1
https://www.semprot.com/threads/1124312?-Karyawan-Pabrik-Nikmat

Karyawan pabrik nikmat2
https://www.semprot.com/threads/1124566?-karyawan-pabrik-nikmat-2


Memang nenekku bilang practice make perfect yang katanya berati latihan membuat tahan lama???. Begitu juga denganku. Setelah beberapa kali melakukan perselingkuhan, aku sudah tidak canggung lagi untuk mengulanginya. Ga nyambung ya..?

Simak aja cerita lainku dengan karyawan bawahan berikut..

Akhirnya hubunganku dengan Bu Erni berlanjut. Kami kadang mengulangi perselingkuhan tersebut. Kadang di rumah Bu Erni, tentunya saat sepi. Atau kami menyewa motel kecil secara sort time. Dengan beralasan berangkat kerja, namun kami berdua sering tidak sampai pabrik melainkan pergi berdua untuk saling memuaskan hasrat sex kami. Atau jika mendesak kami juga pernah melakukanya di kamar mandi karyawan, tentunya saat kondisi mendukung pas sepi2nya. Biasanya secara quickly sex hanya untuk sekedar melepaskan keinginan untuk saling memuaskan

Sudah hampir tiga bulan hubunganku dengan Bu Erni aman-aman saja. Tidak terdengar kabar miring atau apapun yang membuat karyawan lain dan istriku serta Suami Bu Erni curiga.

Namun, hari itu aku menerima sms yang cukup mengguncang ketenanganku.
'' Mas..aku tau hubunganmu dengan Bu Erni'' kurang lebih begitulah bunyi smsnya.

Aku curiga dari karakternya bahwa pengirim sms itu kemungkinan salah satu karyawan pabrik dan tidak mungkin istriku. Kenapa dia mesti repot repot sms? Apa dia menginginkan sesuatu? Bisa mati aku jika istriku sampai tau.

Kuceritakan hal itu pada Bu Erni siapa tau dia mengenali nomer pengirim. Dia sempat shock, namun dia juga tidak mengetahui siapa si pengirim sms.

Setelah tanya sana sini, ternyata ada satu karyawan yang mengenalinya. Memang si pengirim baru saja berganti nomer dikarenakan nomr yang lama hilang beserta hpnya.

Ternyata pemilik nomer itu adalah Mbak Naning atau yang sering kupanggil Mbak Ning. Dia juga salah satu karyawan bagian produksi. Mbak Ning adalah teman akrab Bu Erni. Kebetulan hari itu dia tidak masuk. Ijinnya mau mengantar ambil raport sekolah anaknya.

Gambaran mengenai Mbak Ning. Mbak Ning berumur sekitar 35an. Dia memang tidak terlalu cantik dan langsing seperti BuErni, tapi tubuhnya kalau menurutku bisa dibilang montok dan cukup menggairahkan. Dengan tinggi sekitar 160an dan pinggul yang besar cukup lumayan jika dipadukan dengan ukuran payudaranya yang menantang. Rambut sebahu lurus dan kulit putih bersih. Dia juga seorang ibu2 dengan 2 anak, namun anaknya yang sulung baru lulus SMA dan sudah bekerja ikut bapaknya di Kalimantan. Sehingga dia dirumah hanya tinggal berdua dengan putri bungsunya yang masih berumur sekitar 10th atau baru kelas 6 SD.

Sudah bukan rahasia lagi, mbak Ning adalah seorang yang cukup nakal. Saat ditinggal suaminya kerja ke Kalimantan, dia sudah sering menjalin hubungan dengan beberapa karyawan, dan hampir semua karyawan mengetahui. Tapi semua diam saja seolah itu hal yang wajar selama tidak mengganggu kepentingan masing masing. Hal itu juga bukan masalah buatku selama tidak berpengaruh terhadap kinerjanya di pabrik.

Mengetahui identitas si pengirim, waktu itu amarahku langsung. Tak habis pikirku untuk apa Mbak Ning mengirim sms macam itu padaku. Langsung saja kutanyakan apa maunya.
'' Aku tau ini nomer Mbak Naning.. Sebenarnya Mbak pingin apa.? To the poin aja.'' sms ku kirim padanya.

Sedikit ragu sebelum kukirimkan sms tersebut. Tapi aku tau dia tidak akan menceritakannya pada istriku. Karena aku tau siapa Mbak Naning dan bagaimana tingkahnya. Kemungkinan terburuk hanya orang orang pabrik yang nantinya akan tau. Atau lebih buruk. Pak Anam suami Bu Erni tau dan aku bisa dibunuhnya.

Lama dia tidak membalas. Kuhubungi pun hp tidak diangkatnya. Sedikit jengah kukirim lagi sebuah sms padanya.

'' Aku tau Mbak Ning mengetahui hubunganku dengan Bu Erny. Tapi aku juga tau siapa mbak, dan bagaimana hubungan mbak dengan Mas Imam dan Mas joko waktu dulu. Mbak tidak ingin Pak Robi tau kan?'' sms kukirim padanya.

Pak Robi adalah suami Mbak Naning yang kebetulan aku sedikit akrab denganya dulu saat dia di rumah. Sedangkan Mas Imam adalah selingkuhan Mbak Ning yang dulu. Serta Mas Joko adalah selingkuhan Mbak Ning yang saat itu masih berjalan.

Akhirnya hari itu tidak ada sms masuk di hpku. Namun setelah hari itu Mbak Ning tidak masuk untuk bekerja. Bahkan sampai tiga hari tanpa kabar dan tanpa ijin. Aku yang memikirkannya sampai tidak bisa tidur dan kelimpungan dibuatnya..

************

Sudah tiga hari Mbak Ning tidak masuk kerja. Sedikit bersalah juga setelah menginngat sms yang ku kirim padanya. Tapi aku juga takut jika hubunganku dan Bu Erni tersebar ke orang lain. Apalagi setelah mengetahui hal itu Bu Erni jadi bersikap lain terhadapku.
Ingin segera kuakhiri masalah ini, kuputuskan untuk mampir kerumah Mbak Ning Sore harinya..

Sore saat sampai dirumah Mbak Naning. Aku bertamu seperti layaknya atasan pada bawahannya. Hari itu Mbak Ning mengenakan daster selutut yang berpadu dengan sesuatu yang mirip kaos bertali sebagai atasanya. Kulihat dia muncul dari kamarnya dengan wajah yang cukup kusut. Mungkin saja dia baru bangun tidur.

Dengan ramah dia mempersilahkanku masuk seolah tidak ada masalah antara kami. Sebenarnya sedikit sungkan aku membahas masalah tempo hari. Tapi semua harus selsai hari itu juga. Kumulai dengan basa-basi hingga akhirnya aku menanyakan ketidak hadiranya di pbrik selama 3 hari ini.

'' Maaf mas saya belum bisa masuk kerja. Saya sedikit tidak enak badan'' alasannya.
'' iya ga pa2. Saya ke sini cuman mau tanya masalah sms mbak kemarin. Darimana mbak bisa tau.?''tanyaku.
'' Saya menyesal mas. Saya ndak mengira mas bisa tau itu nomer saya. Saya pernah liat mas keluar dari kamar mandi hampir barengan dengan bu Erni.. Hingga akhirnya saya berkesimpulan mas ada apa-apa dengan beliau. Tolong jangan beritahu Pak Robbi mas..'' jawabnya sambil menunduk.

Wajahnya yang putih menjadi merah entah menahan tangis karena takut atau malu kepadaku.

Suasana menjadi hening sejenak. Kupandangi Mbak Ning yang ketakutan. Sedikit kasihan aku melihatnya. Kemarahanku yang awalnya tinggi kini sedikit mereda. Justru seperti ada sesuatu yang mebisikiku. Setan yang bernama nafsu mulai merassuki pikiranku..
' Apa dia sms bermaksud menjebakku?
' Apa mungkin Mbak Ning ingin juga melakukannya denganku.?' batinku.

Lucu...Sambil mengamati tubuh Mbak Ning yang ada di sampingku mataku menerawang seakan-akan melihatnya tanpa busana. Sebenarnya tidak buruk juga untuk ukuran ibu2 yang sudah mempunyai 2 anak. Kulitnya putih walau ada sedikit keriput di wajahnya. Badanya sedikit montok dan payudaranya cukup besar. Aku jadi membayangkan bagaimana tingkah dia bila seandainya bercinta denganku.

Disamping itu sejak kejadian dengan Mbak Aan, justru aku jadi ketagihan dan menikmati bercinta dengan wanita setengah baya yang lebih berpengalaman. Kenikmatanya sungguh berbeda jika dibandingkan saat aku bercinta dengan istriku. Malahan aku banyak belajar dari hubunganku dangan Mbak Aan dan Bu Erni yang selanjutnya kupraktekkan dengan istriku.

Memikirkan hal itu membuat kontolku sedikit mengembang. Rasa geli terasa di selangkangku seiring bergeraknya kontolku dalam CDku.

Sedikit berani kudekati posisi duduk Mbak Ning dan ku pegang tangannya. Anehnya Mbak ning tidak menolak. Dia hanya tetap menunduk dan wajahnya memerah, entah karena malu atau takut terhadapku.

'' Sekarang Mbak Ning tau bagaimana aku sebenarnya. Mbak Ning tenang saja selama kita sama sama tutup mulut Saya harap hanya kita saja yang tau.'' kataku untuk menenangkannya.

Mbak Ning mengangguk dan perlahan-lahan mulai berani menatapku. Matanya merah sedikit menahan tangis. Aku hanya tersenyum untuk meyakinkan bahwa semuanya akan aman aman saja. Selama kami tetap menutup mulut tentunya.

Obrolanpun berlanjut. Apa saja kami bicarakan, dari hal ringan sampai hal berbau ranjang. Mbak Ning sudah tidak canggung lagi terhadapku. Kami mulai saling terbuka. Bahkan Mbak Ning juga berani bercerita padaku bagaimana dulu mas Imam diranjang hingga sekarang mas Joko yang ternyata mulai jarang memberikan nafkah batin padanya. Mungkin istri sahnya mulai curiga katanya. Sedangkan Pak Robbi suami sahnya hanya pulang satu tahun sekali, itupun tak lebih dari dua minggu. Rasanya aku mulai mengerti, apa sebabnya Mbak Ning mengirim sms tersebut padaku.

Mbak Ning duduk semakin merapat kearahku. Kami seperti dua orang yang sedang pacaran, bercanda dan saling cubit. Hingga pada saat tertentu kuberanikan merangkul pundaknya dan kutarik kearahku. Dia tidak menolak dan hanya tersenyum melihat kearahku. Perlahan-lahan kupegang dagunya dan kutarik wajahnya menengadah serta kucium bibir Mbak Ning dengan sangat lembut. Diluar dugaanku Mbak Ning membalasnya dengan sangat bernafsu. Dia melumat bibirku dan menyedot-nyedot lidahku dengan ganasnya. Lidahku dimainkanya dalam mulutnya. Tangannyapun turun dan mengelus-ngelus kontol yang kini sudah berdiri sempurna dari luar celana yang kupakai. Akupun tak mau kalah, tanganku meremas-remas payudara Mbak Ning dari luar kaosnya sambil tetap merangkulnya. Sungguh lembut dan empuk payudara Mbak Ning. Kami berpangutan dan salin bermain lidah dalam rongga mulut kami.

Suatu keberuntungan buatku, tempat ruang tamu di rumah itu tidak sampai terlihat dari luar. Sedang Andine, putri mbakning katanya sedang bemain keluar dan biasanya hanya pulang jika waktu sudah menjelang maghrib. Jadi inilah kesempatanku menikmati tubuh Mbak Ning dan membantunya memenuhi nafkah batinya.

Kesempatan itu tampaknya tidak ingin disia-siakan Mbak Ning. Dia menarik tanganku masuk ke arah kamarnya. Kuikuti saja dia dari belakang. Begitu didalam kamar dan mengunci pintu kembali kami berciuman sambil berdiri. Sedang tangannya masih saja menggosok-gasok kontolku dari luar.

Dengan cepat dia melepaskan ciumanya dan mengangkat dan melepas baju yang kukenakan. Akupun membantunya melepaskan celanaku beserta CDku hingga aku telanjang dihadapanya. Dia sedikit tersenyum melihat kontolku yang berdiri mengacung. Entah apa maksudnya.

Selanjutnya aku didudukan di tempat tidur dan Mbak Ning berjongkok di depan selakanganku. Rupanya dia ingin mengoralku.

'' Ahh....'' aku menengadah merasakan geli disekujur tubuhku saat mbak Ning mulai menjilati kepala kontolku.
Dijilatinya seluruh bagian kontolku sebelum dimasukkan selurunya kedalam mulutnya.
'Sroup..sroup..prup.. Suara yang ditimbulkan oleh sedotan bibir Mbak Ning pada kontolku. Rasanya sedikit ngilu tapi tak sebanding dengan nikmat yang dirasakan seluruh tubuhku. Apalagi saat kepala kontolku dalam mulutnya dan dia memainkan lidahnya dalam lubang kencingku. Waohhh... Nikmat sekali. Mbak Ning mengoral sambil melirik kearahku. Wajahnya tampak sangat menggairahkan.

Kemudian Mbak Ning melepaskan mulutnya dan berdiri mundur kebelakang. Dengan sedikit menari dan berlenggak lenggok dia meloloskan satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya. Sungguh pemandangan erotis yang mendebarkan untukku.

Sambil tersenyum dia meliuk-liuk melepas daster hingga dalaman yang dia kenakan. BH putih dan Cd tipisnya secara perlahan menggodaku untuk segera mendekapnya. Tapi aku tetap berusaha bertahan menanti apa yang selanjutnya akan Mbak Ning lakukan. Yang justru membuat kontolku ngilu karena ereksi sangat keras serasa mau meledak.

Mbak Ning kini telah telanjang bulat dihadapanku. Dia tetap meliuk-liuk menarikan tarian erotisnya sambil perlahan mendekatiku. Saat tubuh kami sudah sangat dekat, dipegang dan disodorkan kedua payudaranya yang sudah mulai kendor itu kearah mukaku. Ingin segera kuremas dan kukenyot payudara besar Mbak Ning. Tapi belum sempat tanganku menjamahnya dia meggoyangkan tubuhnya kekiri dan kekanan sehingga aku seperti ditampar dengan kedua payudara Mbak Ning. Ditekan dan diremasnya payudaranya ke mukaku. Tanganya kini justru menarik mukaku kearah payudaranya memintaku menyedot puting payudaranya yang telah membulat dan mengacung sempurna dengan keras.

Kusedot dan kugigit2 puting payudara Mbak Ning dengan bernafsu.
'' Akh... Terus mas.. Yang kuat... Iya itu...'' rancau Mbak Ning sambil tetap menarik kepalaku.

Seperti anak yang menyusu pada ibunya justru aku yang disuguhkan susu oleh Mbak Ning. Bergantian kiri dan kanan seraya terus merintih-rintih kenikmatan dan tetap mengarahkan kepalaku untuk menikmati kedua payudaranya.

Kembali kami berciuman. Tangan kami saling raba dan mencoba mencari serta merangsang untuk memuaskan masing-masing.

Kutarik tubuh Mbak Ning dan kutidurkan di atas tempat tidurnya. Sekarang saatnya aku ganti merasakan vagina perempuan separuh baya tersebut. Aku tak ingin terburu-buru. Kumulai dengan mencium seluruh wajah Mbak Ning bibirnya, matanya, telinganya. Hingga merambat turun kearah belahan dadanya. Sambil meremas kucium dan kusedot kedua payudara Mbak Ning secara bergantian. Lalu kembali turun merambat kearah perut dan akhirnya sampai ke vagina Mbak Ning.

'' Egh.. Ah...'' rintihmya tertahan, tetapi gerak tubuhnya menggelinjang seperti cacing kepanasan karena perlakuanku tersebut.

Mulai tercium aroma khas vagina wanita. Memang sedikit apek dan tidak seharum vagina Bu Erni atau Istriku. Tapi itu tidak menyurutkan niatku untuk memuaskannya.
Mulai kujilati pinggir2 lubangnya hingga kumasukkan sedikit lidahku kedalam lubang vagina Mbak Ning.
'' Srup..sroup..srup..'' nikmat kusedot dan kumainkan butiran daging kecil yang ada di ujung lubang vaginanya.
Bersamaan dengan itu cairan asin mulai merembes keluar dari lubang kenikmatan Mbak Ning. Rasanya asin dan becek tapi itu membuatku semakin bergairah.

'' Udah mas.. Ayo cepet masukin.. Aku sudah ga tahan.....''
Rintihnya..

Kuturuti kemauannya dan aku naik keatas bersimpuh diantara kedua kakinya. Kuarahkan kontolku dan setelah kugesek-gesekkan ke vaginanya mulai kutekan memasuki tubuh Mbak Ning.
'' Aohhh... '' mata Mbak Ning membelalak menerima batang keras memasuki vaginanya. Tapi selanjutnya menunjukkan dia sangat menikmatinya. Terbukti dia sudah mulai menggoyang pinggulnya tidak sabar untuk dikocok olehku.

Mulai kupacu tubuh bugil Mbak Ning. Maju mundur dan berputar2.. Dengan berpegang serta sambil meremas remas kedua payudara MbakNing aku mencoba untuk menikmati tubuh bawahanku ini senikmat mungkin.

'' HHHhhhh ahhhh... Ahhhh... Uh...'' nafasnya memburu dan mulutnya tak henti hentinya merintih kenikmatan.

Lama dalam posisi tersebut badanku mula terasa panas. Keringan mula mengucur dari tubuh kami berdua. Tubuh licin dan aroma menyengat tubuh kami membuatku semakin bergairah menggumuli Mbak Ning.

Hingga akhirnya Mbak Ning minta ganti posisi diatasku.
Aku berbaring terlentang dang Mbakning mengangkang diatas kontolku. Dengan tangannya diarahkannya kontolku memasuki lubang vaginanya. Terasa hangat dan licin saat kontolku mulai memasuki vagina mbak ning.
Dia terdiam sejenak, tapi kusadari didalam vaginanya, kontolku serasa dipijit pijit dinding vagina Mbak Ning. Vagina Mbak ning serasa menyedot nyedot kontolku dan dipijit seluruh permukaannya.

'' Aduuuuh Mbaaakk.... Enaaaaak bangett... Mbak..'' kataku disela kenikmatan yang sedang kurasakan.
Mbak Ning hanya tersenyum..

Akhirnya dia mulai bergerak naik turun diatas kontolku. Sungguh nikmat vagina Mbak Ning. Biarpun sudah tidak muda dan beranak 2, tapi aku merasakan vaginanya terasa sangat sempit. Seakan akan vagina Mbak Ning hidup dan menghisap hisap kontolku. Aku hanya bisa bergerak mengimbangi keganasanya sambil meremas remas kedua payudara Mbak Ning yang menggantung dihadapanku.

Mbak Ning bergerak semakin cepat. Naik dan turun, maju dan mundur.. Hingga tiba-tiba dia mengangkat tubuhnya melepaskan kontolku dari vaginanya. Dia berjongkok merangkak diatasku lalu..
Suuurrrrrrrr..........!!!!!!?? Keluar seperti air kencing dari vaginanya membasahi perutku

'' Ahhhmmm....'' desahannya saat dia mengeluarkan air dari vaginanya. Matanya terpejam mulutnya tersenyum menikmati squrtingnya. Tanganya mamegangi vaginanya, tapi jelas tak mampu menahan banyaknya air yang sedang mengucur dari vaginanya.

Terasa panas....cairan vagina Mbak Ning mengalir membasahi perutku dan kemudian mengalir kebawahku membasahi tempat tidur.

'' Enak mbak...?'' kutarik dan kucium lembut bibirnya.

Mbak Ning tidak menjawab hanya tersenyum sambil mengangguk melihatku.

Setelah dilapnya perutku dengan selimut yang ada diatas tempat tidur itu, kembali dimasukkannya kontolku kedalam vaginanya, namun tiba-tiba terdengar suara dari luar kamar. Seperti ada seseorang membuka pintu dan kemudian menyalakan tv. Hal itu langsung membuatku terhenyak.

'' Andine....??'' teriak Mbak Ning sambil tetap berada diatasku.
''..Ya..?'' jawaban dari luar kamar. Rupanya Andine putri bungsu Mbak Ning baru saja pulang main. Aku sedikit
gentar memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
'' Cepat mandi... Jangan hanya lansung tv..'' perintah Mbak Ning sambil sedikit berteriak.
'' Iya...'' jawab Andine dari luar kamar. Kebetulan kamar tempat kami bersetubuh tepat berada disamping ruang tv.

Kembali Mbak Ning memacu tubuhnya diatasku. Bukanya menghentikanya Mbak Ning semakin liar bergerak diatasku.
' Plak...Plak...plak...plak.. Berulangkali suara peraduan kelamin kami terdengar sangat keras yang aku yakin juga terdengar sampai keluar kamar.

Aku sedikit memberi kode dengan mataku untuk menurunkan tempo permainan Mbak Ning. Tapi Mbak Ning hanya tersenyum dan kemudian berbisik ditelingaku.

'' Udah.. Cuek aja... Anak anak ngerti kok kebutuhan ibunya.... Kita nikmatin aja kesempatan ini sampai puas..''

Sungguh gila..!! Aku memang pernah mendengar anak Mbak Naning diam saja mengetahui perselingkuhan ibunya. Bahkan terkesan melindungi saat dihadapan ayahnya. Tapi aku tidak mengira sampai separah ini, dan aku sendiri yang mengalaminya.

Gerakan Mbak Ning semakin beringas dan desahan yang keluar dari mulutnya semakin keras. Berulang kali Mbak Ning mengeluarkan air vaginanya diatas perutku. Mungkin sudah lima kali lebih.. Hingga akhirnya dia terkapar diatasku.

Aku yang belum apa apa beringsut dan menyuruhnya untuk menungging. Kumasukkan kontolku dari belakang mulai kepacu dengan cepat tubuh Mbak Ning.. Sungguh beda rasanya jika dilakukan dengan gaya ini. Vagina Mbak Ning terasa semakin sempit dan nikmat semakin mendera di sekujur tubuhku. Akupun sudah tak perduli dengan suara yang mungkin didengarkan putri Mbak Ning dari luar kamar.

Tak lama mulai kurasakan hampir klimaks.. Kembali kuminta Mbak Ning terlentang dan kupacu dengan menindih tubuh montoknya.

'' Akh....ah.....ah........ah..... '' dengan cepat kugerakkan tubuhku diatas tubuh Mbak Ning. Mbak Ning juga bergerak cepat memutar mutar pingulnya dibawahku dalam pelukanku.

Semakin cepat dan cepat, sangat cepat hingga..
Crooootttt.........crot.... Kami berpelukan sangat erat.
'' Agh.......'' Mbak Ning ikut berteriak bersamaan dengan kakinya menekan pinggangku semakin menancapkan kontolkiu dalam dalam kearah tubuhnya.
Kami mencapai puncak kenikmatan hampir berbarengan.
Kutumpahkan semua spermaku di dalam tubuh Mbak Ning.

Akhirnya kami berdua tergeletak masih dalam keadaan saling tindih dan kemaluan kami masih menyatu. Kucium lembut dahi Mbak Ning sebelum kami kembali berpangutan menggunakan lidah kami.

*********

Setelah selesai kami saling membersihkan dengan tisu yang tersedia di kamar itu. Aku berpakain dan keluar dari kamar.

Kulihat Andine puri Mbak Naing duduk dikursi panjang didepan tv sambil memperhatikan acara kartun di layar tv. Dia menoleh sebentar kearahku dan tersenyum sebelum akhirnya kembali mengalihkan kembali pandangannya ke arah layar kaca. Entah apa yang dipikirkan anak sekecil ini tentang ibunya.

Kuhampiri dirinya lalu kuelus rambut panjangnya sambil kuselipkan selembar uang duapuluh ribuan ketangannya.
'' Ini buat uang saku kamu.. Yang rajin belajar ya...'' kataku.
'' Terima kasih Pak..'' kembali dia menoleh kearahku dan tersenyum. Tampaknya Andine senang menerimanya.

Rupanya dari tadi Mbak Ning memperhatikan apa yang aku lakukan. Dia bersandar di daun pintu dalam kedaan masih telanjang. Hanya selimut lebar yang tadi sempat digunakan untuk lap vaginanya dia gunakan untuk menutupi payudara dan bagian sensitif lainya.

Dia tampak tersenyum.. Aku menghampirinya dan mencium keningnya.
'' Aku pulang dulu ya Mbak.....'' kataku.
Mbak Ning mengangguk dan tersenyum melepas tanganku. Dia tidak mengantarku sampai pintu depan hanya melihatku meninggalkannya. Sampai aku pergi dari rumahnya dengan sepeda motorku.

Aku sempat berpikir.. Keluarga macam apa tempat Andine dibesarkan..? Dan bagaimana Andine menjalani hidupnya jika besar kelak..? Pikiranku buntu..
Silahkan para semproters pikirkan sendiri....

TAMaT.
 
Lanjut exe Andin Gan.... Trus threesome sama Mbak Ning... Trus Mbak Ning dianal.... Waaah... Unlimited banget deh....
 
Lanjut exe Andin Gan.... Trus threesome sama Mbak Ning... Trus Mbak Ning dianal.... Waaah... Unlimited banget deh....

Hahahai..sayangnya ane ga nafsu ma anaknya gan (ga tau besok2 klw udah gedhe) kasian masih kcil. Ama nyokapnya aja udah kuwalahan..haha..
Emang bener.. Kenyataan ga bisa seindah seperti yg ane baca disini.(apa emang gua aja ya yg gampang loyo?)
 
Besok besok terornya ga lewat sms om, tapi berupa secarik kertas ditempel dimeja mungkin wkwkwkwkw

Mantab ceritanya...
Nungguin kisah selanjutnya aaahh....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ditunggu karyawan ke 4, 5, dst ya Suhu .... Mamang keramas dulu nih .....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd