Konco_arek
Guru Semprot
- Daftar
- 23 Aug 2016
- Post
- 715
- Like diterima
- 853
Ini Thread perdana ane, mohon maaf jika agak berantakan, soalnya ceritanya sedikit pengalaman hidup ditambah dengan beberapa kisah yang menambah dramanya kisah ini. Semua nama, rupa karakter hanya mulustrasi. Doakan ane lancar nulisnya, dan berkenan ya agan-agan sekalian.
Prolog
"Sebenarnya gua salut sama lu men. Bisa mengesampingkan ego lu demi mereka. sampai-sampai kerja lu kebablasan."
"Gua hanya bisa jalanin men."
"Trus mimpi-mimpi lu dulu gimana? Lu kubur gitu aja?"
"Udaaaahhh.. gua malas bahas gini men. gua jalani aja. itu aja yang bisa gua lakuin kan?"
"Hmmmm.... gua doain jalan ini terbaik ya."
Perbincanganku bersama Andre sahabatku sesaat coffie time. Ya. kami membahas diriku. kehidupanku sekarang.
Lama sudah tak kulihat
Kau yang dulu ku mau
kadang ingat kadang tidaak
bagaimana dirimu...
Daftar Isi :
Update 1
Update 2
Update 3
Update 4
Update 5
Update 6
Update 7
Update 8
Update 9
Update 10
Update 11
Update 12
Update 13
Update 14
Update 15
Update 16
Update 17
Update 18
Update 19
Update 20
Update 21
Update 22
Update 23
Update 24
Update 25
Update 26
Update 27
Update 28
Update 29
Update 30
Update 31
Update 32
Update 33
Update 34
Update 35
Update 36
Update 37
Update 38
Update 39
Update 40
Update 41
Update 42
Update 43
Update 44
Update 45
Update 46
Update 47
EPILOG <<<< BARU !
UPDATE 1
Ade Indra Putra
Rosi Wahyuni
Dimas Andre
"Kenapa setiap lagu itu lo matiin sih, men?" Tanya Andre
"Gak kuat dengarnya men, bayangan itu masih aja datang." Timpaku
"Maaf men, gua sekarang gak bisa comment yah, udah ribuan kali gua bilang itu masa lalu, tapi lo masih nganggap lain" Sangkal Andre lagi.
"Udah, comment gak comment pun, gak ngaruh buat gua kok" Jawabku
Walau dilandasi dengan kegelauan hati beberapa saat, rutinitas ini tetap selesai. Ya, setiap dengar lagunya Lobow itu, seakan akan memberhentikan waktu sejenak. Membuat apapun aktivitas disekitarku tak berarti. Membuat apapun yang kulakukan pun tak berarti.
"PING!"
"Bg, jangan lupa jemput rosi. Jangan sampai telat!"
"Hufffttttt"
"Kenapa semakin lama aku berhubungan dengan Rosi Wahyuni, semakin lama juga aku mengingat itu ya? Apa ini karma ?" Batinku mulai lagi bergejolak.
"Lo gak pulang men? Kan kerjaan lo udah di acc sama pak Afdal? Atau jangan-jangan ......"
"Iya.." Jawabku
"Terkadang gua juga heran sama lo men, lo keren, baik, mudah bergaul, lumayan berada juga, tapi kok lo tahan sama dia sih?" Tanya sahabatku lagi. Walau pertanyaannya tak terhitung sudah berapa kali ditanyakan kepadaku. Dan tak sedikit yang aku jawab hanya gelengan ataupun diam terpaku seperti sekarang.
"Dia suruh jemput lagi? Atau malah minta ini itu?" Tanyanya lagi.
Dan lagi kujawab dengan diam terpaku memperhatikan BBMnya seakan bingung merangkai kata apa yang akan kubalas.
"Lo gak tw sih, gw bertahan dengannya hanya berlandaskan Bella bro. gak ada sedikitpun cinta lagi" Batinku menjawab sambil aku bergegas siap siap untuk meninggalkan kantor dan sahabatku itu.
"Gua doain lah yang terbaik buat lo ya men. Hati-hati!"
"Makasih banyak ya men!
Setelah sampai di parkiran dengan detak jantung yang cepat. Ya, aku sedikit berlari untuk mencapai parkiran tersebut. Kubuka box motorku mengambil jacket kesayanganku, disaat itu pula aku terdiam. Helm itu, ya helm itu. Entah kenapa aku gak mau menggantinya, walau setiap aku melihat benda itu aku terpaku seperti para malaikat sedang memukulku kedasar pijakanku.
"Eh, Bang Ade, mau jemput rosi ya?"
"Hahaha.. nampaknya rutinitasku diikuti banyak orang ya Vi?"
"Iya bang, emang gak mono bang? Kegiatan abang itu aja setiap hari?" Tanyanya lagi.
"Mau gimana lagi Vi.."
"Iyalah, namanya cinta bang. Via duluan ya bang."
"Iya hati-hati, si var*o mah sering mencatatkan namanya di catatan kepolisian lalu lintas"
"Jangan didoakan lah bang, emang mau Via kenapa-napa bang?"
"Gak lah vi, namanya canda. Hati hati ya, salam buat mama."
"Iya... mama nanyain abang mulu, katanya abang gak sayang lagi sama papa. Via pergi dulu bang. Hati hati juga ya bang"
Setelah Via benar benar meninggalkanku, aku masih terdiam, enggak, sekarang terdiam dan terpaku, tambah runyam saja. Dipikiranku bukan hanya sedikit kejenuhan bersama Rosi, dan yang baru dikatakan oleh Via Wulandari benar. Walau Papa pernah membuat aku drop, tapi bagaimana pun, dia Ayah Kandungku.
"PING!"
"Bg, rosi udah hamper kelar kelasnya, jangan sampai abg telat ya!"
Prolog
"Sebenarnya gua salut sama lu men. Bisa mengesampingkan ego lu demi mereka. sampai-sampai kerja lu kebablasan."
"Gua hanya bisa jalanin men."
"Trus mimpi-mimpi lu dulu gimana? Lu kubur gitu aja?"
"Udaaaahhh.. gua malas bahas gini men. gua jalani aja. itu aja yang bisa gua lakuin kan?"
"Hmmmm.... gua doain jalan ini terbaik ya."
Perbincanganku bersama Andre sahabatku sesaat coffie time. Ya. kami membahas diriku. kehidupanku sekarang.
Lama sudah tak kulihat
Kau yang dulu ku mau
kadang ingat kadang tidaak
bagaimana dirimu...
Daftar Isi :
Update 1
Update 2
Update 3
Update 4
Update 5
Update 6
Update 7
Update 8
Update 9
Update 10
Update 11
Update 12
Update 13
Update 14
Update 15
Update 16
Update 17
Update 18
Update 19
Update 20
Update 21
Update 22
Update 23
Update 24
Update 25
Update 26
Update 27
Update 28
Update 29
Update 30
Update 31
Update 32
Update 33
Update 34
Update 35
Update 36
Update 37
Update 38
Update 39
Update 40
Update 41
Update 42
Update 43
Update 44
Update 45
Update 46
Update 47
EPILOG <<<< BARU !
UPDATE 1
Ade Indra Putra
Rosi Wahyuni
Dimas Andre
"Kau Cantik Hari Ini
Dan Aku Suka
Kau Lain Sekali
Dan Aku Suka
Entah Ada Angin Apa
Kau Berdiri Disana"
Dan Aku Suka
Kau Lain Sekali
Dan Aku Suka
Entah Ada Angin Apa
Kau Berdiri Disana"
"Kenapa setiap lagu itu lo matiin sih, men?" Tanya Andre
"Gak kuat dengarnya men, bayangan itu masih aja datang." Timpaku
"Maaf men, gua sekarang gak bisa comment yah, udah ribuan kali gua bilang itu masa lalu, tapi lo masih nganggap lain" Sangkal Andre lagi.
"Udah, comment gak comment pun, gak ngaruh buat gua kok" Jawabku
Walau dilandasi dengan kegelauan hati beberapa saat, rutinitas ini tetap selesai. Ya, setiap dengar lagunya Lobow itu, seakan akan memberhentikan waktu sejenak. Membuat apapun aktivitas disekitarku tak berarti. Membuat apapun yang kulakukan pun tak berarti.
"PING!"
"Bg, jangan lupa jemput rosi. Jangan sampai telat!"
"Hufffttttt"
"Kenapa semakin lama aku berhubungan dengan Rosi Wahyuni, semakin lama juga aku mengingat itu ya? Apa ini karma ?" Batinku mulai lagi bergejolak.
"Lo gak pulang men? Kan kerjaan lo udah di acc sama pak Afdal? Atau jangan-jangan ......"
"Iya.." Jawabku
"Terkadang gua juga heran sama lo men, lo keren, baik, mudah bergaul, lumayan berada juga, tapi kok lo tahan sama dia sih?" Tanya sahabatku lagi. Walau pertanyaannya tak terhitung sudah berapa kali ditanyakan kepadaku. Dan tak sedikit yang aku jawab hanya gelengan ataupun diam terpaku seperti sekarang.
"Dia suruh jemput lagi? Atau malah minta ini itu?" Tanyanya lagi.
Dan lagi kujawab dengan diam terpaku memperhatikan BBMnya seakan bingung merangkai kata apa yang akan kubalas.
"Lo gak tw sih, gw bertahan dengannya hanya berlandaskan Bella bro. gak ada sedikitpun cinta lagi" Batinku menjawab sambil aku bergegas siap siap untuk meninggalkan kantor dan sahabatku itu.
"Gua doain lah yang terbaik buat lo ya men. Hati-hati!"
"Makasih banyak ya men!
Setelah sampai di parkiran dengan detak jantung yang cepat. Ya, aku sedikit berlari untuk mencapai parkiran tersebut. Kubuka box motorku mengambil jacket kesayanganku, disaat itu pula aku terdiam. Helm itu, ya helm itu. Entah kenapa aku gak mau menggantinya, walau setiap aku melihat benda itu aku terpaku seperti para malaikat sedang memukulku kedasar pijakanku.
"Eh, Bang Ade, mau jemput rosi ya?"
"Hahaha.. nampaknya rutinitasku diikuti banyak orang ya Vi?"
"Iya bang, emang gak mono bang? Kegiatan abang itu aja setiap hari?" Tanyanya lagi.
"Mau gimana lagi Vi.."
"Iyalah, namanya cinta bang. Via duluan ya bang."
"Iya hati-hati, si var*o mah sering mencatatkan namanya di catatan kepolisian lalu lintas"
"Jangan didoakan lah bang, emang mau Via kenapa-napa bang?"
"Gak lah vi, namanya canda. Hati hati ya, salam buat mama."
"Iya... mama nanyain abang mulu, katanya abang gak sayang lagi sama papa. Via pergi dulu bang. Hati hati juga ya bang"
Setelah Via benar benar meninggalkanku, aku masih terdiam, enggak, sekarang terdiam dan terpaku, tambah runyam saja. Dipikiranku bukan hanya sedikit kejenuhan bersama Rosi, dan yang baru dikatakan oleh Via Wulandari benar. Walau Papa pernah membuat aku drop, tapi bagaimana pun, dia Ayah Kandungku.
"PING!"
"Bg, rosi udah hamper kelar kelasnya, jangan sampai abg telat ya!"
Terakhir diubah: