Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Keep It As Secret! (Part 23 updated) [Tamat]

Status
Please reply by conversation.
wah perjalanannya masih panjang ini Daniel, bisa jadi ada lika liku selama antar jemput kegiatan ditambah di rumah belum aman ...
alias kentang rebus kentang goreng kentang bakar kentang sekali
 
Gak kentang. Sabar-sabar emang mau di pisah scene nya. Tenang okey kalem jangan ngegas santuy sabar
 
"Kata Kumle kalo di apotik nanti di tanya-tanya"

Padahal kalo menurut pengalaman saya pribadi lebih aman di apotik daripada minimarket... Kalo apotik, orangnya "udah paham". Kalo minimarket, suka ditatap aneh2 ama kasirnya :D
 
"Kata Kumle kalo di apotik nanti di tanya-tanya"

Padahal kalo menurut pengalaman saya pribadi lebih aman di apotik daripada minimarket... Kalo apotik, orangnya "udah paham". Kalo minimarket, suka ditatap aneh2 ama kasirnya :D
Wkwk saya pernah di apotik dan minimarket, aman aman aja dua duanya :hammer:
 
Part 10.5 : Dering.


Aku memperhatikan tubuh gadis dibawahku, tubuhnya yang putih terbungkus oleh handuk yang sedikit tersingkap di bagian bawah sedangkan daging payudaranya mengintip sedikit dari celah handuknya. Aku menelan ludah melihat pemandangan di hadapanku.

"Ku buka ya?" Tanyaku padanya sambil memegang ujung handuknya.
"Iya…" balasnya tersenyum.

Aku membuka handuk yang melilit di tubuhnya perlahan, seperti membuka sebuah harta karun. Aku terpana melihat apa yang ada di baliknya. Payudara Ariel yang sudah tak terhalang apapun serta vaginanya yang sedikit berbulu menjadi pemandangan indah didepan mataku. Mataku memperhatikan setiap bagian tubuhnya yang kembuat Ariel tersipu malu.

"Badan kamu bagus banget…" pujiku pada Ariel.
"Kamu kan udah pernah liat!" Ia berkata dengan wajah malu.
"Tapi belom pernah semuanya gini…" kataku tanpa berkedip sama sekali.
"Kamu buka juga dong…" kata Ariel manja.
"Tenang, jangan disuruh!" Balasku langsung melucuti pakaianku sendiri.

Kami berdua telah sama-sama telanjang. Tak ada lagi sehelai benang pun yang menghalangi kami berdua. Penisku yang berdiri kokoh tak lepas dari pangan Ariel, begitu juga dengan tubuh sintal Ariel yang menjadi santapan mataku.

"Hihi udah gitu aja punya kamu" Ariel tertawa kecil melihat penisku yang mengacung.
"Belum maksimal ini…" kataku bangga.
"Biar maksimal diapain tuh?" Ariel mengedipkan sebelah matanya.

Tangan Ariel bergerak meraba pahaku, sedangkan tubuhku mendekatinya. Jarak kami berdua semakin mengecil. Kukecup bibirnya yang langsung mendapatkan balasan. Sedangkan tangannya mulai mengocok penisku lembut membuat darahku berdesir. Ciumanku berpindah menuju telinga kirinya, mengecupi setiap bagian wajahnya yang kulewati saat menuju telinganya. Lidahku menyapu bagian belakang telinganya, menggigit kecil daun telinganya.

"Ngghh…" Ariel mengerang menerima rangsanganku.

Bibirku kini mencumbu lehernya, memberikan kecupan lembut diselingi gigitan kecil di tengkuknya. Ariel kembali mengerang hingga memejamkan matanya, ia mengangkat sedikit kepalanya memberikanku ruang untuk memberinya kenikmatan. Ariel mendekap tubuhku, kini tubuhnya berada diatas pangkuanku. Kubalas dekapannya itu dengan dekapan lembut membuat dadaku dan payudaranya saling menekan. Kedua alat kelamin kami saling bersentuhan di bawah sana, memberikan gesekan singkat yang membuat kami bergidik. Tangan kami berdua saling mengelus punggung dan rambut masing-masing. Bibir dan lidahku tak henti mencumbu setiap bagian lehernya, membuat Ariel mendekap lebih erat.

"Nghhh… sayang…" ia mendesah di samping telingaku, membuat birahiku semakin memuncak.
"I love you, Ariella" bisikku lembut di telinganya.
"Ngh… I love you too Daniel…" balasnya di telingaku.

Kurebahkan tubuhku menindih tubuhnya. Tanganku bergerak meraba punggungnya hingga ke payudaranya yang menggoda, kami kembali berciuman singkat saat tanganku mulai memegang payudaranya dari bawah. Ariel bergetar saat kedua tanganku mulai bergerak di dadanya.

"Mmmph…" ia mendesah menerima perlakuanku di dadanya.

Desahannya membuatku semakin bersemangat untuk mengerjai kedua payudaranya. Ariel menggeliat ketika dadanya ku remas dari bawah dengan sedikit gerakan memutar berulang. Gadis yang memiliki dada besar memang sensitif saat seperti ini.

"Nieell…. Aaaahhhh…" Ariel mengerang di sela remasanku.

Aku terus merangsang dadanya dengan gerakan yang lembut, namun sesekali kuberi remasan kuat pada kedua payudaranya. Tangannya mencengkram punggungku, meresapi setiap rangsangan yang kuberikan padanya. Desahan yang indah mulai memenuhi ruangan ini, saling beradu kencang dengan suara televisi yang sengaja kami kencangkan.

"Itu… nghh putingnya… gatel Nieeel…" Ariel menatap mataku sayu, memintaku untuk segera memberikan rangsangan lebih.

Namun aku tak menghiraukannya, sebaliknya aku terus meremasi payudaranya. Daging empuk itu terus-terusan kutekan dan remas, gerakan ku seperti sedang mengadon dadanya gemas. Ariel belingsatan karena perbuatanku itu.

"Nghhhhhhh Nieeeel!!" Tubuh Ariel terangkat saat mulutku tiba-tiba melahap putingnya.

Ariel mencapai orgasme pertamanya. Nafasnya tersengal-sengal menikmati orgasmenya. Aku tersenyum melihat gadisku yang tampak begitu menikmati, ia memejamkan matanya sambil mengatur nafasnya kembali.

"Hhhhh dasaar…." Ia tersenyum kesal kearahku yang kubalas dengan menjulurkan lidah meledek.

Aku kembali menghisap puting kanannya, sedangkan puting kirinya kupilin keluar membuat putingnya semakin mengacung mengeras. Lidahku menyentil-nyentil puting kirinya di dalam mulutku, sesekali menekannya keatas dengan lidah. Mulutku terus menghisap putingnya seperti bayi yang sedang menyusu membuat Ariel menggeliat kegelian. Puting kanannya juga tak luput dari permainan lidahku. Ariel meremas rambutku akibat rangsangan yang tak henti kuberikan.

"Sayang… dia juga mau…" kataku saat menghentikan permainanku.

Ariel yang mengerti maksudku langsung menggenggam penisku yang mengacung bebas, ia mengocoknya dengan lembut. Membuatku mengerang nikmat. Ariel yang menungging dihadapanku mulai fokus dengan penisku, sesekali ia mengangkat kepalanya menatapku sayu seakan bertanya apakah ia sudah benar melakukannya. Aku mulai memejamkan mataku saat kocokannya mulai berubah menjadi belaian halus. Ariel mengecup kepala penisku, mengecup batang bagian depan dan belakangnya, pangkal penisku dan kedua kemihku. Tubuhku berdesir bersama dengan eranganku disetiap kecupannya. Aku menatap Ariel kembali, ia menyelipkan rambutnya kebalik telinga sebelum membuka mulutnya dan mulai melahap kepala penisku.

"Aaahhh Riel…" desahku saat mulutnya mulai menghisap penisku.

Mulutnya yang basah dan hangat memberikan sensai luar biasa pada penisku. Kepalanya mulai naik turun menghisap penisku, tangannya mengocok sebagian penisku yang tak berhasil masuk ke mulutnya. Lidahnya membelit penisku didalam mulutnya, memberikan sensasi tekanan antara lidah dengan rongga mulutnya yang terus bergerak. Ariel melepaskan hisapan pada penisku, namun tangannya terus memberikan usapan lembut disana.

"Enak gak Niel?" Tanyanya sambil tersenyum.
"Banget! Salah-salah malah keluar ini saking enaknya… nanti batal hehe" kataku memujinya.
"Mesum kamu! Wleee" ledeknya padaku, namun lidahnya yang meledekku langsung ia sapukan pada kepala penisku.
"Aaaaahhh sayang!!" Aku mengerang menahan rangsangan yang begitu nikmat darinya.

Ariel melumuri penisku dengan liurnya dan meratakannya di penisku. Aku mendorong tubuhnya tertidur telentang di depanku. Kubuka kedua pahanya agar vaginanya terpampang di hadapanku, vagina yang memerah dan sudah cukup basah itu benar-benar menggiurkan. Aku menelan ludah melihatnya. Kuarahkan penisku menggosok-gosok bibir vaginanya.

"Pake dulu Niel!" Ariel mengingatkanku untuk memakai kondom yang telah kami beli.

Aku mengambil kotak kecil itu dari kantung plastik. Ariel melihatku membuka kotak itu dengan wajah penasaran. Aku mengeluarkan benda itu dari dalam kotak, kami berdua membaca cara pakainya bersama.

"Kayak balon ya?" Kata Ariel padaku.
"Baunya wangi banget" tambahku.
"Jadi disini katanya si cewek yang pakaikan biar lebih romantis" kata Ariel lalu membantuku memakainya.
"Pelan-pelan Riel megangnya!" Kataku sambil sedikit merintih saat Ariel menggenggam penisku terlalu kuat untuk memakaikan kondom itu.

Ariel membantuku menggunakannya, kami berdua sama-sama tertawa saat Ariel hampir salah memainkannya. Setelah kami rasa sudah benar. Aku membuang kotak itu sembarangan, agar sedikit aneh rasanya karena penisku seperti terbungkus dan sedikit tertekan. Namun lebih baik seperti ini daripada kami menyesal nantinya. Aku memindahkan tubuh Ariel dan meletakan kepalanya diatas bantal agar ia nyaman. Ariel menggigit bibir bawahnya.

"Yakin?" Tanyaku padanya memastikan, ia hanya memberikan anggukan kecil padaku.

Meskipun telah mendapat izin, aku tak ingin terburu-buru. Aku tak ingin membuatnya tak nyaman dan sakit. Kukecup bibirnya kembali yang langsung ia balas, tanganku kembali meremas dadanya agar nafsu kami tak menurun. Saat kurasa cukup, aku mulai menggesekan kepala penisku di bibir vaginanya. Ariel mengerang pelan, tangannya menggenggam tanganku kuat yang langsung kubalas dengan genggaman lembut.

"Tahan ya sayang. Nghhh….!!" kataku sambil mendorong pinggulku.
"NGGGHHH….!!!" Ariel mengerang kencang saat kepala penisku menerobos masuk kelobang vaginanya yang begitu sempit.

Aku melihat Ariel yang nampak kesakitan. Ia tak melepaskan genggamannya, matanya terpejam menahan perih. Aku tak tega melihatnya, namun aku tak mungkin berhenti sekarang. Saat kurasa rasa sakit yang ia rasakan telah mereda, aku kembali mencoba memasukan penisku. Perlahan kudorong masuk hingga kepala penisku menyentuh sesuatu yang menghalangi.

"Kamu benar-benar yakin?" Tanyaku kembali.

Ariel mengecup bibirku lembut kemudian memberiku anggukan.

"Aku yakin Niel" katanya padaku.
"Tahan!!" Aku memberinya aba-aba.
"AAAAAAARRRGGGHHH DANIEEEELLLL!!" Ariel berteriak kesakitan.

Aku telah mengambil keperawanan Ariel. darah segar mengalir sedikit keluar dari vaginanya, yang langsung kubersihkan dengan tissue agar tidak menjadi bercak.

"Niel... Sakit... " air mata mengalir dari tepi mata Ariel.
"Tahan sebentar ya Riel..." balasku sambil mengusap air matanya.

Ariel memejamkan matanya. dia menggigit bibirnya menahan perih, air matanya mulai membanjiri pipinya. Sedikit kasihan, aku membiarkan penisku terbenam tanpa menggerakkannya. Ku dekatkan wajahku kemudian ku kecup bibir Ariel lembut.

"maaf ya..." ucapku pelan.

Ariel menatapku sambil tersenyum sayu, ia tampak lebih tenang sekarang. cengkraman tangannya mengendur. Ku berikan rangsangan kembali dengan memainkan putingnya dengan jariku agar rasa sakitnya teralihkan.

“nghhhh….” Ariel mengerang pelan, sepertinya rasa sakitnya mulai menghilang.
"Pelan pelan" ujarnya kemudian.

Aku mengangguk, menarik pinggulku perlahan kemudian mendorongnya kembali. Kurasakan penisku menyeruak masuk kedalam lubang vagina Ariel, dapat kurasakan dinding dinding dalam vagina Ariel menjepit ku dengan erat dan menyedot batang penisku untuk masuk lebih dalam.

"Aaahhhhhhh....." desah Ariel.

Kupompa perlahan vagina Ariel, membiarkannya terbiasa dengan penis yang pertama kali ia rasakan.

"aku gerakin ya, kalo sakit bilang..." kataku padanya meyakinkan, Ariel menjulurkan kedua tangannya keatas.

Aku menerima ajakannya dan memeluk tubuhnya, aku tau Ariel ingin senyaman mungkin untuk pengalaman pertamanya. Aku dengan sabar menggenjot vaginanya dengan tempo lambat. Desahan demi desahan keluar dari mulut Ariel, dengan penisku aku terus menggaruk-garuk dinding vaginanya. Aku mulai bergerak dengan pelan dan teratur, agar ia merasa nyaman dan enak. Pinggulku mulai bergerak maju mundur membuatku keluar masuk vaginanya, ia masih memejamkan matanya dan sesekali menggigit bibirnya sendiri dengan sangat seksi menahan perih yang mungkin masih terasa. Tubuh telanjangnya yang dipenuhi peluh membuat birahiku semakin meninggi.

And she will be loved, and she will be loved
And she will be loved, and she will be loved


Aku mendengar suara dering handphoneku namun ku hiraukan. Namun aku tak peduli lagi dengan apapun saat ini.

"aaaahhh ahhh aaahhhh aaahh" desahan mulai keluar dari mulutnya tanda bahwa sakitnya mulai berubah menjadi nikmat.
"enak?" tanyaku mulai menaikan tempo.
"aaaaaaahh enaaak aaahh terus… ahhhh" kuangkat tubuhku agar lebih mudah menggoyang pinggulku, aku dapat melihat Ariel yang sedang menatapku sayu.

Kugerakan pinggulku pelan, lenguhan-lenguhan Ariel benar-benar menaikan birahiku. Dia kini memejamkan matanya pasrah, Tubuhnya bergoyang-goyang lemah seiring hujaman penisku pada vaginanya. Rangsangan pada setiap titik sensitifnya yang tergesek terus menerus membuatnya semakin merasa tak berdaya. Aku terus memompa dan memberi rangsangan kenikmatan yang tidak dapat ia tolak. Tubuhnya bergetar, gerakan penisku perlahan mulai menaikan temponya. Gadis itu sedikit mengerang saat tubuhnya menerima pompaan penisku di vaginanya. Membuat buah dada kencang gadis itu berayun makin kuat. Membuat Ariel tak bisa menahan desahan yang keluar dari bibirnya. Desahan kenikmatan itu keluar begitu saja akibat gesekan kuat dan kencang pada dinding-dinding vaginanya. Gerakan pinggulku semakin kencang membuat tubuh Ariel terhentak-hentak.

“Aaaahhhh…. Teruuus….. Enaaaakkkk……” Ariel mendesah menikmati hujaman penisku di Vaginanya yg semakin gatal.

And she will be loved, and she will be loved
And she will be loved, and she will be loved


Kembali lagi kudengar handphone ku berdering namun ku hiraukan, Ku terus memaju mundurkan pinggul dengan cepat. Dengan tetap menjaga irama permainan cepat, menikmati setiap gesekan demi gesekan yang terasa di penisku yang terus menaikan birahi. Vagina milik Ariel berdenyut-denyut, mencengkeram milikku. Terasa beberapa kali Ariel mengejankan dinding-dinding vaginanya, menahan rasa nikmat dari gerakan penisku yg bergerak keluar masuk itu. Membuat penisku semakin gatal karena bagian dalam vagina Ariel menjadi semakin keras menjepit penisku. Ariel pun terlihat menikmati permainanku, hasratnya semakin meningkat seiring keluar desahan-desahan erotis dari mulutnya.

“Ahhhh…. Nieeel…. Nghhhhh….” Desah Ariel.

Keringat kami bercucuran. Kurasakan vagina yang nikmat ini, memijat-mijat penisku dan penisku rasanya mengobok-obok di dalam vaginanya. Kurasakan gerakan kami berdua lebih cepat dan ganas. Aku merasakan kenikmatan yang sangat ketika dinding vagina Ariel menekan rapat dan memijat batangku yang tegang sempurna. Ku peluk erat tubuh Ariel, Ariel langsung menyambar bibirku dan kami bercumbuan ganas. Lenguhan Ariel menghipnotisku. Suara patah-patah Ariel dengan nafasnya yang tersengal sengal memenuhi telingaku.

"Nieeeeel aku mau keluaaar….!!!!!!” Ariel meneriakkan namaku menandakan orgasmenya yang sebentar lagi sampai.
“Bareeeng!!” balasku sambil menaikan intensitas goyanganku.
“AAAHHH Nieeeeel…!!! Gak kuaaaat!!!” Ariel kembali mengerang panjang, ia mencengkram punggungku menahan orgasmenya agar tak buru-buru keluar.

goyangan pinggulku semakin menggila, desahan Ariel menggema seirama dengan bunyi peraduan pinggul kami.

“DANIEEEEELLLLL!!!! AAAAAAAHHHHHHH!!!!!!” Ariel mendesah panjang saat akhirnya orgasmenya tak lagi terbendung.

Ariel mencapai orgasmenya yang kedua. Cairan dari vaginanya langsung menerjang keluar di sela-sela vaginanya yang masih dipenuhi batang penis milikku. Pada saat yang bersamaan, aku pun kehilangan kontrol. Satu tanganku mencengkeram erat sprei dan tanganku satu lagi memeluk tubuhnya erat saat denyutan dinding vagina Ariel membuatku mencapai klimaks.

“ARIEEEEL ARRRRGH!!!!” aku meneriakan namanya saat orgasmeku sampai, semburan demi semburan keluar tanpa henti dari dalam penisku.

Penetrasiku terhenti, tubuhku jatuh tergeletak di samping tubuh Ariel yang masih tersengal-sengal. Ariel meletakan tangannya di dahi untuk meresapi kenikmatan yang ia rasakan. Orgasme tadi membuat tubuhku lemas, penisku menyusut bersamaan dengan keluarnya seluruh spermaku.

“Riel… enak banget…!” kataku padanya.
“hhhh iya… capek…” Ariel membalasku, ia menolehkan kepalanya kesamping menghadapku.
“Makasih ya sayang…” kataku sambil mencium keningnya lembut.
“makasih juga sayang…” balasnya, Ariel kembali masuk kedalam dekapanku.

Kudekap tubuhnya yang dipenuhi peluh akibat permainan kami. Rasa lemas dan lelah menjalar di seluruh tubuh kami, nafas kami masih memburu karena tenaga yang terkuras akibat persetubuhan ini.

“itu, buang dulu hehe” Ariel menunjuk kearah penisku.
“oh iya hehe…” balasku mengerti maksudnya.

Aku mencabut kondomku yang penuh dengan spermaku lalu mengikat unjungnya sesuai instruksi pada kotak dan membuangnya ke tempat sampah. Kembali kurebahkan tubuhku disebelah kekasihku yang telah menungguku. Ia tersenyum sangat manis saat tubuh kami berdua kembali bersentuhan. Wajahnya yang gemas dengan rambut lepek akibat keringat membuatku tak tahan. Kukecup kembali bibirnya yang merekah itu, tak ada penolakan darinya malahan ia langsung mengimbangi ciumanku.

“Love you Ariel” kataku setelah menghentikan ciumanku.
“love you too Daniel” balasnya padaku.

Kami berdua memejamkan mata untuk beristirahat setelah menikmati malam yang indah ini bersama. Menjadi sepasang kekasih yang telah mencapai tahap yang lebih jauh. Belajar sesuatu yang terlarang dari hubungan yang terlarang. Sudah tak ada kata berhenti dan mundur bagi hubungan kami, kami tak peduli apa yang akan terjadi nantinya. Saat ini yang terpenting adalah kami berdua saling mencintai satu sama lain dan tak ada yang bisa menghentikannya.
_________________________________________________________________________

*Alarm Ringing*

Aku terbangun mendengar suara alarm yang berbunyi dari HPku. Dengan tubuh yang masih lemas aku berjalan menuju meja kecil di samping televisi tempatku dan Ariel menaruh handphone, ternyata ada 4 panggilan tak terjawab dari Sinka. Aku mencoba melakukan panggilan suara padanya namun tak ada jawaban, beberapa kali kucoba hingga aku memilih untuk menghentikannya. Mungkin ia masih tidur saat ini. aku mengambil cemilan yang berada diatas meja dan berjalan kembali keatas kasur, mendapati Ariel yang tertidur dengan tenangnya. tubuhnya terbungkus selimut dan hanya memperlihatkan sebagian pundaknya.

“sayang, bangun…” aku mencoba membangunkan Ariel.

Nafasnya yang teratur saat tidur dengan bibir yang sedikit terbuka menjadi pemandangan baru buatku. Ini pertama kalinya aku melihat Ariel saat tertidur, ia benar-benar cantik sekali dengan wajah polosnya ini. Seorang malaikat tertidur disebelahku yang membuatku tak tega membangunkannya, namun ia harus segera di bangunkan karena ada jadwal latihan yang menunggunya.

“sayang… latihan…” aku mengguncang bahunya sedikit.
“iya mi… sebentar lagi ya…” ia membalasku tanpa membuka matanya.
“hei bangun…” kucoba kembali membangunkannya.
“2 menit mi…” balasnya sambil memutar tubuhnya membelakangiku.

Lucu sekali melihatnya menyangka bahwa aku adalah Tante Lisa yang sedang mencoba membangunkannya. Mungkin dia tidak sadar kita berdua sedang berada dimana saat ini.

“sayang, udah jam 9 loh” kataku membangunkannya lagi.
“IYA MI ARIEL BANGUN.... YAAMPUN MEPET!” Ariel terlonjak bangun dalam posisi duduk dari tidurnya.

Selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh kebawah memperlihatkan bagian atas tubuhnya yang masih telanjang. Ariel melihat kesekitar ruangan beberapa kali, matanya yang masih menyipit karena bangun tidur berusaha meyakinkan dirinya sendiri sedang berada dimana. Pandangannya berpindah kearahku dan langsung terkejut saat melihatku yang sedang duduk disebelahnya.

“HEH KOK ADA KAMU DI KAMARKU?!” tanya Ariel terkejut.
“Riel... “ Aku menggeleng melihat tingkahnya.

Ariel diam sejenak, ia nampak mulai mengembalikannya nyawanya dari dunia mimpi. Wajahnya tiba-tiba memerah lalu menoleh kearahku yang kubalas dengan senyuman lembut. Sepertinya ia telah mengingat semuanya saat ini.

“hehe pagi sayang…” Ariel mengucapkan selamat pagi padaku dengan lembut.
“haha udah sadar nih? pagi sayang.” balasku.
“aku mandi dulu ya, abis itu kamu mandi lalu kita berangkat latihan.” kataku sambil bangkit dari tempat tidur, mengambil handuk yang menggantung.

Aku menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhku yang terasa begitu lengket dipenuhi peluh. kubuka pintu kamar mandi itu, kugantungkan handuk lalu menyalakan showernya dengan air hangat. Air yang menyirami tubuhku terasa begitu menyegarkan, tubuhku mulai kembali terasa ringan dan segar. ditengah-tengah mandi, aku merasakan sesuatu yang kenyal menyentuh punggungku. Saat aku menoleh ternyata Ariel sedang mendekap tubuhku dan mulai memainkan penisku dengan usapan lembut.

“mau bareng?” tanyaku padanya, Ariel balas mengangguk mengiyakan.

Kami berdua mandi bersama, saling membersihkan dan mengusap tubuh kami berdua. Tanpa sadar kami telah kembali saling menikmati tubuh masing-masing. tubuhku kembali merasakan hangat tubuhnya, penisku kembali merasakan sempit vaginanya.

“AAAAHHHHH DANIEEEELLLL!!! KELUAAAAR!!!” Ariel melenguh panjang saat hujaman penisku yang cepat dari belakang membuat orgasmenya datang.

tubuhnya yang tertekan ke dinding kamar mandi tersentak beberapa kali lalu rubuh bertumpu pada lututnya, penisku yang telah tercabut dari vaginanya ku kocok dengan cepat di depan wajahnya yang mengadah keatas menatapku menunggu semburan sperma dari penisku. sesaat kemudian penisku telah menyemburkan sperma ke wajah Ariel yang mengenai dahi, hidung, pipi dan rambutnya.

"Rghhhhhh Riel!" desahku saat orgasme yang begitu nikmat kembali menghampiriku.
“aduh kena mata haha” Ariel tertawa kecil saat ada sedikit tembakan spermaku yang jatuh ke matanya.

kami berdua melanjutkan mandi kami yang teralihkan dan kembali membersihkan tubuh kami hingga bersih. Setelah merapikan barang bawaan, kami berdua menuju ke bawah menuju restaurant hotel untuk sarapan lalu menuju rumah latihan.

“Aku turun disini aja, biar gak ketauan” kata Ariel padaku, aku menurunkannya di tempat yang agak tersembunyi tak jauh dari rumah latihan.
“iya, aku juga harus kemana dulu baru dateng kesini pura-pura jemput kamu setelah acara kampus hehe” balasku mengerti.
“oke, bye sayang.” kata Ariel sambil mencium pipiku.
“bye!” balasku lalu melajukan motorku meninggalkannya.

-Bersambung-
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd