Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kegagahan Ayah Mertua

Akhirnya...semprotan pertama ayah ke memek ririn tercipta juga...betapa sel telur sangat menantikan milyaran mani ayah ini mencumbuinya hingga mereka berbuah hahaha.. duhh..momen pertama gitu mustinya ada detail dialog2 serah terima yg dramatis beserta lenguh desah mereka sih..biar greget hehe..tapi yasudah lah..

Kalo arahnya ke cuckold ntah napa krasa kurang mnarik, lebih senengnya kalo NTR an, yg mereka diam2 berkawin & benih cinta serta benih janin mereka bersamaan tumbuh berkembang. Kalo seks gerilya gitu, mani yg termuncratkan biasanya kian meledak2 sih.. birahi bersamaan pacu adrenalin yg bikin dag dig dug cruoot..wqwq.. Tapi ya smua tetep terserah suhu sih.. tetp smangat berkaryalah suhu..seperti ayah yg kian rajin memupuk rahim ririn dgn maninya.. wiu wiu wiu..
 
Akhirnya...semprotan pertama ayah ke memek ririn tercipta juga...betapa sel telur sangat menantikan milyaran mani ayah ini mencumbuinya hingga mereka berbuah hahaha.. duhh..momen pertama gitu mustinya ada detail dialog2 serah terima yg dramatis beserta lenguh desah mereka sih..biar greget hehe..tapi yasudah lah..

Kalo arahnya ke cuckold ntah napa krasa kurang mnarik, lebih senengnya kalo NTR an, yg mereka diam2 berkawin & benih cinta serta benih janin mereka bersamaan tumbuh berkembang. Kalo seks gerilya gitu, mani yg termuncratkan biasanya kian meledak2 sih.. birahi bersamaan pacu adrenalin yg bikin dag dig dug cruoot..wqwq.. Tapi ya smua tetep terserah suhu sih.. tetp smangat berkaryalah suhu..seperti ayah yg kian rajin memupuk rahim ririn dgn maninya.. wiu wiu wiu..
Makasih sarannya, Hu....
 
Nafsu

Aku menceritakan pada ayah tentang pengakuan Mas Iwan padaku. Ayah tampak senang mendengar kabar dariku itu.

“Berarti sebentar lagi kita bisa bebas tanpa khawatir akan ketahuan,” kata ayah.

“Kenapa gitu, Yah?”

“Iya. Bukankah Iwan suka kalo kamu sama ayah?”

“Iya, Yah.”

Sebenarnya aku sendiri bingung dengan pengakuan suamiku itu. Di satu sisi aku berpikir kenapa ia tidak marah kalau istrinya ‘bersama’ dengan orang lain. Apalagi dengan ayah kandungnya sendiri. Tapi di sisi lain, aku senang karena bisa bersama ayah tanpa khawatir dengan Mas Iwan. Biar bagaimana pun aku sudah berulang kali berhubungan dengan ayah dan membiarkannya melepas spermanya di rahimku itu. Itu semua sudah menggambarkan bagaimana perasaanku pada ayah mertuaku.

Semenjak kejadian itu pula, kurasakan ada yang berubah pada Mas Iwan. Entah kenapa sekarang ia jadi lebih bernafsu setiap kali berhubungan intim.

Suatu malam tiba-tiba ia menggerayangi badanku dan membuatku terbangun dari tidurku. Tangannya bergerilya dari pahaku. Tangan itu menyelinap dari paha menuju selangkangan. Sementara bibir Mas Iwan mulai menyambar bibirku. Aku membalasnya. Jadilah kita saling melumat satu sama lain.

Puas meraba pahaku, kini tangannya menyelinap ke dalam celana dalam. Kurasakan jarinya mulai bermain di memekku. Karena merasa kesusahan, ia melepas celana dalamku dan menaikkan dasterku ke atas. Jadilah bagian selangkanganku terpampang di hadapannya.

“Mmphhh…” aku mendesah saat jari Mas Iwan memainkan klitorisku.

Tangaku tidak tinggal diam. Kuraih selangkangan Mas Iwan dan kutemukan kontolnya sudah tegang. Tanganku menyelinap masuk ke dalam celana pendeknya. Rupanya ia sudah tidak mengenakan CD. Mas Iwan langsung berinisiatif melepas celananya dan kini bagian bawahnya sudah bertelanjang.

Mas Iwan juga memintaku untuk melepas dasterku. Aku menurutinya. Aku juga melepas BH-ku. Jadilah aku kini bertelanjang.

Kurasakan Mas Iwan tampak lebih bernafsu. Ia melahap kedua payudaraku dengan buasnya. Sebelumnya ia tidak pernah seperti ini. Melihatnya demikian aku pun juga ikut bernafsu. Apalagi tangan Mas Iwan sambil memainkan klitorisku. Aku jadi semakin bernafsu.

“Aahh…masss…” desahku. Mas Iwan dengan lihainya memaikan lidahnya di puting susuku.

Kurasakan jari Mas Iwan makin masuk ke dalam lubang memekku. Perlahan jari itu mulai keluar masuk.

“Aahh…” aku terus saja mendesah. “…e..naakk….mass…ahhh…”

Makin lama aku makin tidak. Aku meminta Mas Iwan untuk mengakhiri dan segera memasukkan kontolnya.

“Aayooo…masss…”

Mungkin karena Mas Iwan juga tidak tahan, ia langsung membuka pahaku lebar-lebar dan mulai melakukan penetrasi. Tidak butuh waktu lama untuk membuat kontol Mas Iwan masuk seluruhnya di memekku. Mas Iwan pun langsung memajumundurkan pantatnya dan membuat kontolnya keluar masuk di memekku.

“Aahh…ahh…” aku mendesah karena rasa nikmat.

“Aahhh…” Mas Iwan juga turut mendesah seiring genjotannya di memekku.

Kian lama, genjotan Mas Iwan makin cepat. Mas Iwan kembali melahap kedua bibirku. Kini aku digenjot sambil saling melumat bibir.

“Aahh…ahh…” desahan Mas Iwan terdengar makin berat. Genjotannya juga semakin bertambah cepat sampai akhirnya badannya terasa menegang.

“Ahhhhh….” desahannya panjang dan kontolnya ia benamkan dalam-dalam. Kurasa kontolnya juga berkedut beberapa kali: menyemburkan sperma.

Kemudian ia berbaring lemas di sampingku. Aku sendiri masih belum mencapai orgasmeku. Tapi rupanya Mas Iwan harus lebih sampai duluan. Aku hanya bisa memendam sisa sisa nafsuku yang tidak bisa terlampiaskan. Akhirnya Mas Iwan, setelah mengenakan pakaiannya, akhirnya tertidur. Sebenarnya aku ingin menghampiri ayah tapi kurasa situasinya tidak tepat. Akhirnya aku pun juga tertidur.

Dini hari hampir menjelang subuh, tiba-tiba kurasakan ada yang meraba dadaku. Saat aku membuka mata ternyata suamiku. Posisinya kini sudah menindih tubuhku. Tubuhnya juga sudah tidak mengenakan apa pun. Kulihat juga kontolnya juga sudah menegang.

“Mas…” gumamku.

Mas Iwan langsung membuka dasterku dan melepaskannya. Aku sudah tidak mengenakan apapun di balik dasterku itu. Akhirnya dengan sekejap aku langsung telanjang.

Payudaraku langsung dilahap oleh Mas Iwan. Ia lahap dengan buas keduanya secara bergantian. Tak pernah sebelumnya Mas Iwan seperti ini. Biasanya setelah berhubungan intim Mas Iwan akan tidur sampai pagi. Tapi beda dengan kali ini. Ia tampak bernafsu sekali. Bahkan tak lama setelah melahap kedua payudaraku, Mas Iwan langsung membuka pahaku dan kontolnya menusuk memekku.

“Aahh…” desahku pelan.

Mas Iwan mulai memajumundurkan pantatnya. Ia mulai menggenjotku. Aku yang sebelumnya masih mengantuk langsung menegang gara-gara nafsuku yang juga mulai bangkit.

“Aahh…mass…” aku terus mendesah seiring genjotan Mas Iwan.

Mas Iwan kudengar juga mendesah. “Aahh….ohh…”

Mas Iwan menurunkan badannya dan meraih bibirku. Kami mulai berciuman. Bibir kami saling melumat. Sementara genjotan Mas Iwan masih terus berlanjut. Bahkan makin lama genjotan itu makin cepat.

“Mas…aahhh…” desahku terus.

Mas Iwan makin mempercepat tusukannya di memekku. Bunyi benturan selangkangan kami mengisi keheningan suasana dini hari itu. Sampai akhirnya Mas Iwan membenamkan dalam-dalam kontolnya di memekku.

“Aahhh…..” lenguhnya panjang. Kontolnya berkedut-kedut menyemburkan spermanya.

Setelah itu ia menarik kontolnya keluar. Ia langsung duduk di sampingku.

“Tumben mas bangun dan minta lagi?” tanyaku.

“Ga tau,” jawab Mas Iwan. “Bangun-bangun sudah langsung ngaceng.”

“Tapi aku rasa Mas Iwan sekarang makin nafsu deh,” sahutku. “Kenapa, Mas?”

Mas Iwan terdiam sambil memejamkan matanya. “Gara-gara kejadian kamu dan ayah kemarin.”

“Mas Iwan makin beneran makin bernafsu lihat aku sama ayah?” tanyaku memastikan.

Suamiku menganggukkan kepalanya.

“Mas Iwan aneh deh,”

“Aneh kenapa?”

“Kenapa bisa suka istrinya sama laki-laki lain? Dan ayah kandung pula?”

“Aku juga ga ngerti kenapa,” jawab ayah. “Tapi aku juga lihat kamu senang kok, jadi tidak ada alasan aku bohong sama diri sendiri.”

Aku terdiam. Perkataan Mas Iwan juga ada benarnya. Aku juga senang saat berhubungan dengan ayah. Jadi aku hanya bisa diam dan tak menjawabnya.

“Lagipula, kamu juga tidak selalu puas saat bercinta denganku kan?” tanya Mas Iwan.

Aku bingung harus menjawab bagaimana. Tidak mungkin aku jujur kalau sebenarnya aku memang kadang tidak puas dengan pelayanan suamiku.

“Maka dari itu, aku juga pengin membuat kamu puas dan senang,” kata Mas Iwan. “Dan kamu juga tidak berhubungan dengan orang lain. Dia masih ayahku.”

Meskipun kalimat terakhirnya kudengar agak aneh, tapi aku tidak menolak pernyataannya. Bagaimana aku bisa menolak jika aku memang ingin kepuasan dari ayah? Ayah memang selalu mampu membuatku senang dan puas.

“Apakah kamu barusan puas?” tanya Mas Iwan tiba-tiba.

Aku menoleh ke arahnya. “Kok tanya gitu sih? Puas lah.”

“Jangan bohong. Aku tau kok.”

Lagi-lagi aku tidak bisa menjawabnya. Maka aku hanya diam saja. Dan mungkin Mas Iwan bisa menebak maksud dari sikap diamku itu. Ia tahu bahwa aku memang sebernarnya belum bisa meraih orgasmeku. Aku belum puas.

“Bagaimana kalo kamu sekarang ke kamar ayah?” tanya Mas Iwan mengagetkanku.

“Ngapain?”

“Supaya kamu dapat kepuasan.”

“Ngga!” aku menolak.

“Kenapa?”

“Lagi tidak pengin,”

“Kalau besok malam kamu tidur sama ayah mau ga?” tanya Mas Iwan.

“Sebelum aku jawab, apa Mas siap kalo ayah benar-benar menyetubuhiku?”

Tanpa ragu Mas Iwan menganggukkan kepalanya.

***​

Hari itu aku langsung menyampaikan pada ayah. Ayah tampak senang sekali.

“Bener kata ayah, kan? Iwan pasti mengijinkan kita untuk bersama.”

“Iya, Yah.”

Aku juga tidak bisa membohongi perasaanku. Akhirnya aku bisa bebas berhubungan dengan ayah. Apalagi Mas Iwan justru mengijinkannya. Jadi sudah tidak ada kekhawatiran dalam diriku saat bersama ayah.

“Berarti besok kamu akan tidur bareng ayah?” tanya ayah.

Aku mengangguk.

Tersimpul senyum di bibirku membayangkan kejadian besok. Apalagi saat membayangkan Mas Iwan akan mengintip kami bercinta. Hal itu makin membuatku bernafsu dan tidak sabar.

Bersambung….
 
Si Iwan udah jujur apa adanya dan mengizinkan nya untuk selingkuh sekarang giliran si Ririn apakah dia mau jujur apa adanya dan blak blakan ke si Iwan? jangan jual mahal mulu sikapnya padahal dia juga kepengen.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd