Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kegagahan Ayah Mertua

Kembali Pulang

Aku masih tetap tinggal di pondok sawah. Aku belum memiliki keberanian untuk kembali ke rumah. Sebenarnya aku sendiri sudah kepikiran harus tetap di sini atau memilih kembali ke rumah. Biar bagaimana pun aku harus mengakui bahwa istriku sangat menikmati bercinta dengan ayahhku sendiri. Aku saja yang masih belum mau menerima kenyataan itu. Mungkin karena ego dan cemburuku yang masih belum bisa aku kendalikan.

Tapi kalau terus menerus seperti ini, sama saja aku membiarkan ayah menyetubuhi istriku kapan saja. Ia bebas menyemprotkan spermanya dan bisa-bisa nanti istriku malah hamil. Sepertinya aku memang harus segera kembali ke rumah dan menerima kenyataan yang sebenarnya.

Sepulang dari menjual krupuk, sebelum kembali ke pondok, aku mampir ke rumah untuk menaruh motor. Rupanya tidak ada orang. Ke mana istri dan ayahku? Aku coba mencari anakku barangkali main di dekat rumah. Setelah aku menemui anakku, kutanyakan ke mana ibunya pergi.

“Tadi sama kakek pergi ke sawah,” jawab anakku.

Aku jadi berpikir untuk kembali ke pondok jika mereka masih di sawah. Bagaimana nanti kalau aku bertemu mereka? Selama beberapa hari ini kami belum saling menyapa satu sama lain. Tapi jika tidak sekarang, kapan lagi aku akan kembali. Semakin lama menunggu, ayah semakin bebas meniduri istriku. Akhirnya aku pun memilih untuk ke pondok menemui mereka.

Sesampainya di sawah aku tidak melihat istri dan ayahku. Aku mencoba mencari mereka tapi tidak kutemukan. Kulihat pintu pondok yang tertutup. Perlahan aku mendekat dan perlahan pula kudengar suara orang mengobrol.

“Kamu seneng kan main dengan ayah?” tanya ayah pada istriku.

“Kalo ga seneng, mana mungkin melakukannya berkali-kali?”

“Iya juga ya,”

“Kenapa ayah tanya gitu?”

“Ehmm…ayah…”

“Kenapa?”

“Ayah…ayah pengin jadi suami kamu,”

“Hah?” istriku tampak terkejut. “Ayah aneh-aneh aja.”

“Beneran,”

“Iya. Tapi kan aku istri dari anak ayah,”

“Ya siapa tau kamu pengin jadi istri ayah,”

Istriku berdiri dan duduk di pangkuan ayah. “Meskipun aku ga jadi istri ayah, ayah kan tetep bisa tidurin aku sepuasnya.”

“Hehehe. Iya juga sih.”

Lalu mereka berdua berciuman. Sebentar tapi terlihat mesra. Tangan ayah mulai menyelinap ke dalam baju istriku dan tak lama ia menarik ke atas baju ayah sampai terlepas. Terlihatlah payudara istriku yang terbungkus BH. Tangan ayah langsung menarik kaitan BH-nya dan terpampanglah susu istriku di hadapannya.

Ayah mulai melahap kedua payudara istriku. Sementara tanganya kulihat masuk ke dalam celana istriku. Sudah pasti ia ingin menyentuh liang senggama istriku. Istriku hanya memejamkan mata menikmati percumbuan mereka. Apalagi ketika tangan ayah mulai bergerak liar di selangkangan istriku.

“Ahh…ah….” Istriku mulai mendesah.

Ayah sendiri belum selesai melahap gunung kembar istriku. Berulang kali ia melakukan cupang dan meninggalkan bekas merah. Ayah kemudian bangkit dan membaringkan istriku. Dengan cepat ayah melepaskan pakaian yang ia kenakan dan langsung telanjang bulat. Ia juga tak lupa melepaskan celana istriku dan membuatnya telanjang pula.

Tanpa aba-aba lagi istriku langsung membuka pahanya. Ayah makin tampak bernafsu menyaksikan pemadangan menantunya yang menggoda itu. Ayah mulai menaiki tubuh istriku dan menindihnya.

“Ayah pengin kamu hamil anak ayah, mau ga?” tanya ayah tiba-tiba.

Istriku tidak menjawab. Ia langsung menarik badan ayah untuk menempel ke badannya. Mereka pun kembali berciuman. Sementara kulihat kontol ayah mulai menggesek-gesek vagina istriku. Salah satu tangan ayah meremas-remas payudara istriku.

Kemudian ciuman ayah turun ke bawah menuju payudara. Ia kembali melahapnya dengan buas. Seolah belum cukup yang sebelumnya. Puting susu istriku tak luput dari lahapannya. Lidahnya juga dengan lihai bermain di sana.

“Aahh…ahh…” istriku kembali mendesah.

“Hmmpphh…”

“Yaah…”

Sambil melahap susu, tangan ayah turun dan meraih vagina istriku. Salah satu jarinya langsung memainkan liang kenikmatan itu. Termasuk itil istriku hingga membuat istriku sesekali menggelinjang.

“Aahh…ahh…” Tangan istriku hanya bisa mengelus kepala ayah yang tenggelam di dadanya.

“Yaah…massukkiinnn…” pinta istriku yang mulai tidak kuat menahan birahinya untuk segera digagahi.

Ayah semakin membuka lebar istriku lebar-lebar. Ia sudah siap untuk melakukan penetrasi. Tapi sebelum itu ia menggesek-gesekkan kontolnya ke vagina istriku. Karena sudah tidak sabar, istriku kembali memohon agar ayah segera menuntaskannya.

“Ayyoo…Yahh…” pinta istriku. Bahkan ia mencoba menggerakkan pinggulnya untuk mengejar kontol ayah.

Akhirnya ayah mengabulkan permintaan istriku. Ia mulai menusuk vagina istriku perlahan. Istriku juga mendesah begitu kontol ayah menyibak bibir vaginanya. Perlahan ayah pun mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk.

“Ahh…” desah istriku lagi.

Badan ayah menunduk untuk meraih bibir istriku. Mereka kembali berciuman sembari ayah terus menggenjot vagina istriku. Pantat ayah mulai lebih cepat bergerak maju mundur. Kulihat istriku memeluk badan ayah sambil mengelus punggunya. Hal itu juga yang sering kali dilakukan ketika bercinta denganku.

“Mmpphhh…” Mereka terus berciuman dan kulihat istriku mulai mengimbangi Gerakan ayah. Pinggulnya kini bergerak seirama dengan genjotan ayah di vaginanya.

“Aayaahh…ee...naakk…oohh…”

Ciuman sudah dilepas. Kini bibir ayah menelusuri leher istriku. Sudah pasti istriku makin bernafsu karena itu bagian sensitifnya.

“Yaahh...”

Istriku terlihat semakin bernafsu. Gerakan pinggulnya semakin cepat. Pinggulnya terangkat makin ke atas seolah mengejar kontol ayah. Jelas agar kontol ayah makin dalam masuk ke vaginanya.

“Aa…kuu…aahh…” Kulihat istriku mendesah panjang dan badannya bergetar beberapa kali. Ia memeluk ayah dengan erat.

Ayah menghentikan genjotannya sebentar. Namun kontolnya masih tertancap di vagina istriku. Setelah melihat istriku mulai tenang, ia kembali menggenjot istriku lagi. Kini langsung dengan tempo yang cepat.

“Aahh…ahhh…” ayahku kini mendesah.

Bunyi selangkangan yang beradu mengisi kesunyian pondok. Tanpa kusadari tanganku sudah mulai mengocok kontolku yang sudah tegang sejak tadi. Aku tak bisa menahan nafsu melihat istriku kembali digagahi oleh ayahku sendiri. Mereka sudah layaknya suami istri.

“Ohh…ee…naak…” ayah meracau. Genjotannya belum berhenti. Bahkan kini mulai cepat.

Ayah menaikkan kaki istriku ke bahunya. Dengan posisi begitu pasti vagina istriku makin kuat menjepit kontol ayah. Ayah pasti tambah bernafsu.

“Aahhh…yaahh…” istriku kembali mendesah. Tapi ayah sepertinya sudah tidak peduli.

Ayah hanya terus menggenjot dengan tempo yang makin cepat. Sampai akhirnya kulihat ayah membenamkan kontolnya dalam-dalam.

“Aaahhh…” lenguhnya panjang. Ayah sudah meraih orgasmenya. Spermanya kembali memenuhi liang rahim istriku.

Mereka berdua lalu terbaring di atas kasur. Saling melepas rasa lelah sehabis berjuang meraih kenikmatan. Aku sendiri menustaskan masturbasiku. Tumpahlah spermaku di dinding pondok.

Aku kembali mengintip ke dalam dan kini kulihat ayah memeluk perut istriku sambil berkata, “Aku ingin terus meniduri kamu. Sampai kamu hamil anak ayah.”

Istriku hanya diam. Entah ia masih lelah atau justru mengiyakan ucapan ayah. Tapi mendengar kata-kata itu aku pun semakin membulatkan tekadku: aku harus kembali ke rumah.

Bersambung…
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd