Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kegagahan Ayah Mertua

Bimabet
Maaf

Selepas menjual kerupuk, siang itu, aku tidak kembali ke pondok. Aku memilih kembali ke rumah dan meminta maaf pada istri.

“Maafin aku, ya,” kataku pada istri.

Istri memelukku dan mulai terdengar isak tangisnya. Aku mengusap-usap kepalanya. Tanpa terasa air mataku juga menetes.

“Aku juga minta maaf, Mas,”

Kami pun saling memeluk erat. Belum pernah aku merasa serindu ini pada istriku semenjak menikah. Istriku masih terus terisak.

“Mas,” kata istriku sambil melepas diri dari pelukanku. “Maaf kalo aku tidak bisa menuruti permintaamu.”

“Sudahlah,”

“Sebenarnya aku ingin melakukannya, tapi entah kenapa aku tidak bisa. Aku tidak bisa membohongi diriku bahwa ada kenikmatan yang kudapat saat bersama ayah. Apalagi saat ia mengeluarkan spermanya di rahimku.”

Meskipun saat mendengar ucapan itu hatiku terasa sedikit sakit, tapi aku hanya membalas, “Aku cuma takut nanti kamu hamil.”

Istriku lalu kembali memelukku. “Aku paham kekhawatiranmu, Mas. Aku bisa mengatur itu kok.”

“Ya sudah,” jawabku akhirnya. “Sekarang yang penting kamu bahagia. Aku membebaskanmu asal itu bisa membuatmu senang dan hubungan kita makin harmonis. Asal kamu tidak pernah menolak permintaanku untuk bercinta.”

“Iya, Mas. Makasih ya.”

Kami kembali saling memeluk. Tidak bertemu selama beberapa hari membuat pertemuan kali ini terasa sangat emosional. Tidak bisa dipungkiri sebagai laki-laki libidoku pun naik. Aku pun memulainya dengan mencium bibir istriku.

“Mpphh…”

Kami mulai saling memagut bibir satu sama lain. Istriku tampak bernafsu sekali. Mungkin karena ia sudah rindu denganku. Lidah kami juga saling beradu. Istriku berusaha menyedot-nyedot lidahku. Kurasakan kontolku perlahan mulai bangun. Perlahan kuarahkan tanganku menuju dada istriku.

Tanganku menyelinap masuk ke dalam kaos yang dikenakan istri. Tak butuh waktu lama untuk bisa meraih payudaranya. Sementara itu kami masih terus saling berpagutan.

“Mpphh…”

Tangan Mia kurasakan menggerayangi bagian selangkanganku. Ia mengelus-elus kontolku yang sedang tertidur. Itu semakin membuatku menjadi lebih bergairah.

Kuangkat kaos istriku dan perlahan melepaskannya. Tampaklah buah dada istriku yang masih terbungkus BH-nya. Tidak mau berlama-lama, aku buka pengait BH itu dan terlepaslah. Buah dadanya masih tampak menggairahkan. Buah dada inilah yang sudah dinikmati oleh ayahku berkali-kali.

Ciuman kami terhenti dan aku mulai turun ke dada istriku. Aku langsung membenamkan wajah di antara kedua gunung kembar itu. Aku nikmati setiap inchi-nya. Sampai akhirnya aku mulai memainkan puting susunya. Aku jilati puting itu dan lidahku beputar-putar di sana.

“Aahh…” istriku perlahan mendesah. Aku terus saja menyiksanya dengan memberiksan jilatan di puting susunya. Aku melakukannya secara bergantian.

Salah satu tanganku tak mau tinggal diam: aku mainkan susunya yang sebelah dengan jariku. Tangan istriku juga tak mau tinggal diam. Ia membuka resleting celanaku dan berusaha mengeluarkan isinya.

Puas dengan mencium susunya, aku beralih untuk membuka pakaian bawah istriku. Istriku membantu usahaku untuk menelanjangi dirinya hingga tak lama, tampaklah seluruh bagian tubuh istriku.

Kusentuh vaginanya yang sudah sedikit basah. Tanganku perlahan bergerak mencari itilnya. Perlahan pula aku memainkannya dan membuat istriku mendesih.

“Ssshhh…aahh…”

Aku terus memainkan jariku dan lama kelamaan mulai masuk ke lubang vaginanya. Cairan cinta yang keluar mempermudah jariku keluar masuk di sana.

“Aahhh…” desah istriku. Aku menuduk dan berusaha meraih payudaranya dengan mulutku.

“Mmpphhh…” Kulahap payudaranya secara bergantian.

“Aahh…aahh…” desah istriku semakin menjadi-jadi.

Tanganku makin cepat bergerak keluar masuk di vagina istriku. Pinggul istriku pun tanpa sadar meresponnya hingga ikut bergerak.

“Maass…aayyoo…masss…” pinta istriku. Ia berusaha menarik tubuhku untuk segera menindihnya.

Karena aku sudah tidak tahan lagi, maka segera kuturuti permintaan istriku. Aku pun menindihnya. Membuka pahanya dan langsung kuarahkan kontolku ke vaginanya.

“Aahhh…” Aku tidak membutuhkan waktu lama untuk membuatnya seluruh kontolku amblas di vaginanya.

Rasanya hangat sekali. Ah, pasti hal ini juga dirasakan oleh ayahku. Vagina ini yang sudah berkali-kali dinikmatinya. Dan berkali-kali pula Ririn, istriku ini, mengangkang dihadapan ayah mertuanya sendiri.

Perlahan aku mulai menggenjot istriku. Kontolku pun keluar masuk di vaginanya. Aku pun jadi teringat bagaimana ayahku tiap kali menggenjot istriku. Pemandangan itu menghampiri pikiran saya. Aku pun jadi tambah bernafsu membayangkan hal itu.

Aku mulai mempercepat genjotanku di vagina istriku. Istriku makin keras mendesah.

“Aahhh…Mas…aahh…”

“E…naak…?” tanyaku pada istri.

“Ii…yaa…Maass…aahh…”

“Lebihh…enaakk…siiapaa?

“Aahh…ohhh…”

“Aaa…kuu…ataau…ayaahh?” tanyaku.

“Aaa…yaaahh…Mass…”

Mendengar hal itu aku tidak lagi kecewa melainkan birahiku yang semakin memuncak. Aku makin kuat menggenjot istriku.

“Aaahh…saayyaangg…” Aku membenamkan dalam-dalam kontolku di vagina istriku sebelum akhirnya menembakkan spermaku di rahimnya. Lama tidak berhubungan dengan istri membuatku tidak kuat untuk membendung spermaku.

Aku lalu ambruk di samping tubuh Ririn. Ririn juga terasa ikut kelelahan meskipun aku tahu ia belum meraih orgasmenya. Namun, aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri hingga aku orgasme lebih dulu.

***​

Dua hari setelahnya Ririn, istriku, mengalami menstruasi. Aku bersyukur mengetahui hal itu. Itu tandanya istriku tidak hamil meskipun telah berulang kali menerima siraman sperma ayah dan aku. Tapi di sisi lain aku juga mulai khawatir. Ini kali pertama Ririn kembali ke siklus menstruasinya sejak berhenti ikut program kontrasepsi. Jika kembali ke siklus menstruasi, artinya ia sudah siap untuk membuahi sperma yang masuk ke rahimnya.

Aku mendiskusikan hal ini dengan istriku.

“Setelah ini, jangan berhubungan dengan ayah di masa-masa suburmu,” kataku pada Ririn.

“Iya, Mas.”

“Kita fokus pada program anak kedua kita.”

“Iya. Selama masa subur, aku hanya akan berhubungan dengan kamu.”

Aku mengangguk. Kemudian mencium keningnya.

Braaaakkk...

“Suara apa itu?” tanyaku mendengar benda jatuh di luar kamar.

“Entah. Mungkin tikus,”

“Iya mungkin,”

Lalu kami pun tertidur. Saat bangun di pagi hari, istriku rupanya sudah tidak ada di sampingku. Aku bangun menuju dapur. Sesampainya di sana sesuatu mengejutkanku: istriku sedang mengoral ayah.

Bersambung...
 
Kaya lagu dangdut judulnya sungguh mati aku jadi penasaran..... Gasss terus Hu jangan sampai sampah2 mengotori comen2 otak sange mereka.. Wkwkwkw
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd