Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kegagahan Ayah Mertua

Makin Berani

Tujuh hari berlalu sejak istri mengalami menstruasi. Kini dia pun sudah bersih. Semalam aku sudah menggaulinya dan kutumpahkan spermaku di rahimnya. Banyak sekali spermaku yang keluar. Mungkin karena sudah berhari-hari tak dikeluarkan.

Dua hari setelahnya, malam hari aku terbangun setelah sebelum tidur aku bercinta dengan istri. Aku melihatnya tidak ada di sampingku. Tapi samar-samar aku mendengar suara rintihan dari arah dapur. Aku yakin itu pasti suara istri. Karena penasaran, aku bangkit dan menuju dapur. Benar dugaanku bahwa itu adalah suara istri yang sedang bersenggama dengan ayah. Ayah sedang duduk di kursi dan istriku duduk di atas sambil bergerak naik turun.

“Ahhh…aa…yyaahh…ssshh…ohhh…ee…naakk…” desah istriku.

“Mmmpphhhh….” Suara ayahku yang asyik melahap kedua payudara istri.

“Aahh…ahh…yyahh…ohhh…”

Mereka terus saja melakukan persenggamaan tanpa tahu aku sedang menonton. Istriku masih tampak tidak kecapean meskipun tadi sudah bercinta denganku. Justru ia kini sangat bersemangat bergerak naik turun di atas kontol ayahku.

“Mmmpphhh…” kini mereka tampak saling berciuman. Saling mengulum bibir satu sama lain.

“Ahhh…yaahh…ggaa…kkuuaatt…” istriku makin cepat melakukan gerakannya.

Sampai akhirnya aku mendengar ia melenguh panjang. “Yahhh…” sambil diikuti dengan tubuhnya yang bergetar dan memeluk erat ayahku. Rupanya dia sudah mencapai puncaknya.

Mereka lalu menghentikan permainannya. Istriku memeluk ayahku dengan posisi kontol ayah masih tertancap di memek istri.

Setelah berdiam sejenak, ayah menaikkan istriku ke meja dan menyuruhnya telentang. Bagai kerbau dicucuk hidungnya, istriku melakukannya tanpa penolakan. Ia langsung saja merebahkan diri dan mengangkangkan kakinya. Ayah yang masih dalam kondisi tegang, langsung menekan kontolnya ke memek istri.

“Aahh…” desah istri begitu kontol ayah masuk.

Perlahan ayah mulai melakukan gerakan maju mundur. Kontolnya keluar masuk di memek istri. Ayah menurunkan badannya dan mulai melahap susu istri. Mulutnya secara bergantian menikmati susu istri. Kontolku pun mulai mengeras lagi. Ternyata rasa cemburuku kini sudah kalah dengan nafsuku melihat istri digagahi oleh ayahku.

Ayah terus saja menggenjot istriku yang mengangkang di atas meja. Kini kedua tangannya yang gantian meremas kedua payudara istriku. Sementara istriku hanya telentang pasrah menerima suguhan kenikmatan dari sang mertua. Bahkan istriku tampak sangat menikmati.

“Ahh…te.***uss…yaahh…ahhh…” desah istriku seiring genjotan ayah di memeknya.

“Ahhh…yaa...ohhh…”

“Enak sayang?” tanya ayahku.

“Ii…yaaa…ohhh…”

“Ayahh…mau ngentot sama kamu tiap hari…”

“Ahh…ayyoo…yaahh…”

Mendengar percakapan mereka aku jadi makin bernafsu. Kontolku jadi makin mengeras.

Ayah makin mempercepat genjotannya. Tubuh istriku pun ikut bergoyang seiring hentakan kontol ayahku. Tangan ayah juga makin beringas meremas susu istri. Kulihat istriku hanya merem melek sambil menahan rasa nikmat yang ia rasakan.

“Ahhh…” ayah terdengar makin keras mendesah. Genjotannya juga semakin cepat.

“Yahhh…ahhh…tterruus….ohh….”

Tak lama kemudian terdengar lenguhan panjang dari istri, “Ahhh….”

Kemudian lenguhan itu disusul dengan desahan ayah yang berat dan panjang, “Ohhhh….”

Ayah membenamkan kontolnya dalam-dalam ke memek istriku. Istriku sendiri tampak menegang dan bergetar. Sepertinya mereka sama-sama mencapai klimaksnya. Ayah pun langsung ambruk dan duduk di atas kursi.

Sementara aku sendiri sudah tidak tahan. Aku kembali ke kamar dan melakukan masturbasi di sana. Setelah aku selesai, aku kembali ke dapur dan sudah tidak kutemukan ayah dan istriku di sana.

“Ke mana mereka?” gumamku.

Lalu aku mencari mereka dan kutemukan di kamar ayah. Mereka sudah tidur berdua dengan tetap bertelanjang.

“Kamu ga mau balik ke kamar?” tanya ayah.

Istriku menggelengkan kepala. “Aku mau ini lagi,” katanya sambil menggenggam kontol ayah.

Ternyata istriku sudah kecanduan berhubungan dengan ayah. Bahkan dia sudah melupakan janjinya padaku untuk tidak berhubungan dengan ayah selama masa suburnya.

“Kapan pun kamu mau, sayang,” kata ayah. “Kontol ayah sudah punyamu.”

Mereka berdua pun langsung tidur. Aku kembali ke kamar dengan perasaan tidak keruan.

Besok paginya istriku meminta maaf padaku ia tidak bisa menepati janjinya.

“Maaf, Mas,” katanya. “Aku tidak bisa menepati janji.”

“Aku cuma takut program anak kedua kita gagal.”

“Tapi ini belum masa subur kok, Mas,” jawabnya.

“Ya bisa saja kan,”

“Lagi pula orang baru berhenti program KB, biasanya belum bisa langsung hamil, Mas,”

“Jaga-jaga saja,”

Dari pembicaraan itu aku bisa menangkap bahwa istriku sudah sangat terikat dengan ayah. Ia tidak bisa berhenti begitu saja berhubungan intim. Ia pasti sudah sangat menikmati persetubuhan dengan ayah.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa.

***​

Ririn, istriku, kini sudah bagai memiliki dua suami. Ia secara bergantian melayani nafsu aku dan ayahku. Ayah sendiri sekarang juga makin berani menggoda istriku meskipun ada aku. Namun anehnya aku tidak mencegahnya. Pernah suatu kali aku menemani istriku sedang memasak, tiba-tiba ayah datang dan ia langsung memeluk istriku dari belakang.

“Wah, masak apa nih?” tanya ayah. Tangannya langsung memeluk perut istriku dari belakang.

Istriku kaget dengan kedatangannya, “Eh, ayah!”

Istriku tampak risih dengan sikap ayah yang memeluknya di depanku. Tidak pernah ia melakukan ini sebelumnya. Namun kulihat pelukan ayah cukup erat sehingga istriku tidak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan kulihat ayah mulai menciumi leher bagian belakang istriku. Ia semakin tidak memedulikan keberadaanku di dapur. Aku hanya bisa diam. Tapi aku tak bisa berbohong kalau aku bernafsu melihat adegan ayah dan istriku.

“Ayah jadi laper nih liat makanannya,” kata ayah.

“Ya sudah habis ini kita makan bareng,”

“Baiklah. Ayah tunggu ya,” lalu diakhiri dengan ciuman yang mendarat di pipi istriku.

Istriku lalu menghampiriku, “Mas, aku kaget tiba-tiba ayah bersikap seperti itu. Ini di luar dugaan.”

“Aku juga,” jawabku.

“Mas marah ya?”

“Tidak kok. Aku kan sudah berjanji. Yang penting kamu mendapat kepuasan.”

Perkataanku itu seolah seperti lampu hijau untuk istriku. Ia dan ayah semakin tidak enggan untuk bermesraan di depanku.

Suatu kali malam hari aku menonton televisi di ruang tamu. Aku juga ditemani ayah dan istri. Istri berada di antara aku dan ayahku. Saat sedang asyik menonton televisi, tiba-tiba ayah mencium bibir istriku. Mereka pun langsung berciuman tanpa memedulikanku. Bahkan kulihat tangan ayah menyelinap masuk ke dalam kaos yang dikenakan istriku.

Aku menjadi tidak konsentrasi menonton televisi. Nafasku mulai berat karena birahiku naik melihat ayah dan istriku. Tapi tidak lama kemudian, mereka menghentikannya. Lalu ayah meninggalkan kami berdua. Karena aku sudah kadung bernafsu, aku mengajak istri ke kamar dan kami pun bercinta.

Pernah juga suatu pagi aku berada di belakang rumah. Sementara istriku sedang mandi. Tiba-tiba ayah datang dengan hanya memakai sarung. Handuk ia taruh di pundak. Sepertinya ia akan mandi. Dan benar saja ia langsung mengetuk pintu kamar.

“Ririn, buka. Ayah mau mandi juga,” kata ayah.

Kukira istriku tidak akan membukanya. Tapi dugaanku salah. Istriku langsung membuka pintu dan mempersilakan ayah masuk. Melihat itu aku langsung tidak bisa berkonsentrasi. Maka aku menghampiri kamar mandi dan mulai mengintip dari luar.

Kulihat ayah sudah tidak mengenakan apa-apa. Ia menghampiri istri dan mulai memeluknya.

“Ayah ngapain kok ikut mandi?” tanya istriku.

“Bangun tidur ayah pengin dan ternyata kamu lagi mandi. Ya sudah ayah ikut saja,”

“Tapi kan ada Mas Iwan,”

“Sudahlah,” kata ayah. “Ia tidak akan marah,”

Ayah langsung meremas kedua payudara istriku dari belakang.

“Lagian aku habis ini selesai, Yah,” kata istri.

“Ya sudah mandi lagi,”

Ayah membalik badan istriku dan mereka mulai berciuman. Kulihat kontol ayah mulai menegang. Tangan istriku secara spontan memegangnya. Melihat itu kontolku juga ikut menegang.

“Sudah, yah,” kata istri mencoba menghentikan percumbuan mereka.

Tapi ayah tidak mendengarkanya. Ayah terus saja berusaha menciumnya dan memainkan kedua payudaranya.

“Yah, sudah. Nanti saja di kamar,” kata istriku.

Mendengar itu ayah langsung menghentikan ciumannya. “Nanti malam kamu tidur di kamar ayah ya?”

“Iya, Yah.”

“Baiklah.”

Istriku langsung menyelesaikan mandinya dan segera keluar dari kamar. Aku buru-buru masuk ke kamar. Dan ketika istri masuk ke kamar aku bertanya padanya, “Kenapa menolak permintaan ayah?”

“Aku sudah selesai mandi, Mas,”

“Tapi kamu tidak boleh menolak permintaan suami,”

Setelahnya aku bercinta dengan istriku. Aku tidak peduli ia sudah mandi atau belum. Aku kembali membayangkan istriku bercinta dengan ayah di kamar mandi. Membayangkan itu aku menjadi sangat bernafsu mencumbu istri…

Bersambung...
 
Mohon maap kepada para pembaca semua karena baru bisa update. Monggo yang sudah menunggu sangat lama lanjutan kisah ini. Selamat membaca. Monggo juga buat yang mikir aneh-aneh soal cerita saya ini. Semoga suhu-suhu sekalian suka dengan episode kali ini. :beer::semangat:
 
Mantap hu.....
Penantian panjang terbayarkan.
Gak sabar nunggu malam pengantin Ririn dengan ayah nya Iwan.

Terima kasih update nya hu...
Hot banget, feel nya ngena banget.
Mantap.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd