Kutetesi lagi lotion ke anusnya, kemudian jari telunjuk, tengah dan manisku kucoba melesakkan ke dalamnya. Ekspresi muka nya tampak kesakitan sekali, “sakit banget ya, berhenti ya gak kulanjutin.” tanyaku padanya.”sakit bang tapi jangan berhenti, sakitnya enak. Video tadi kayaknya bener, sakit2 tapi enak bang” jawabnya membuatku makin bergairah. Belahan mememknya pun mulai berkilat karena cairan, tanda dia sudah terangsang. Aku tak sabar lagi menikmati lubang ini. “punyaku kumasukin ya ke lubang eekmu” aku pastikan dia menyetujui, tampak dia mengangguk sambil menatap melas kepadaku. Dengan posisi dia tengkurap kuarahkan batangku mendekat ke lubang anusnya. Kucoba menekan batangku untuk menembus anus sempitnya. Kulihat dia menggigit bibirnya sambil mengernyitkan dahi saat kutekan. “kalo sakit ngomong ya, nanti abang biar berhenti” kataku. “emhhh. gapapa bang, aku bisa nahan aduuuh. emhh” jawabnya.
Setelah dengan susah payah, akhirnya kepala penisku bisa masuk ke lubang anusnya. Kutetesi dengan lotion kemudian kucoba memasukan lebih dalam. Terasa lebih mudah walaupun kesat saat memasukan lebih dalam. “emh, udah bang jangan dalam2” katanya. Kuberi kesempatan dia untuk beradaptasi dengan benda asing yang menancap di lubang anusnya. “gimana D, enak gak?” tanyaku. “enak bang, tapi sebenarnya agak sakit” jawabnya. “berhenti ya kalo sakit,” sambil kucabut sedikit batangku. “coba masukin lagi cabut dikit masukin lagi deh bang” aku kaget mendengar perkataanya. “kenapa emangnya?” tanyaku. “enak bang waktu digituikn kayaknya” jawabnya. Kemudian dengan perlahan kucoba mengikuti arahanya. Kugerakan pinggulku untuk melaksanakan apa yang dia inginkan.
Kupegang pinggangnya sebagai tumpuan, sehingga ritma gerakan maju dari pinggulku beriringan dengan bokongnya mengarah ke arahku. “emh…emh…auwh…emh…eeehm” desahan lembutnya saat ku coba menggoyang pinggulnya. “plakkk” suara tepukanku ke bokong nya, aku tak tahan Melihat bokong mulus dihadapanku. “emh…. jangan gitu bang, sakit emmhh. Jangan di pukul emhh…emhhhh” katanya. Makin lama ku goyang, makin lancar dan cepat ritme nya kemudian kucabut penisku dari anusnya. Kuperhatikan tampak lebih longgar dari awal tadi lubang anusnya.
“kenapa berhenti bang?”tanyanya. “gapapa kok, coba kamu telentang!” perintahku. Tanpa banyak bicara dia pun telentang. Kucoba melebarkan kakinya dan mengganjalnya dengan bantal, agasr anusnya mudah kujamah. Kutetesi kembali lubangnya, lalu kumasukan btangku kedalamnya. Walaupun sempit tapi tak sesusah awal tadi kucoba memperawani lubang eeknya. Kemudian kugerakan pinggulku maju mundur, tampak jelas dibalik ekspresi sakitnya dia merasakan kenikmatan. “lubang eekmu enak banget” kupuji dia. Dia tersenyum kecil kemudian menikmati kembali goyanganku.
Kuvariasikan gerakan ini dengan memainkan kewanitaanya, kupilih langsung untuk menstimulasi kacang kenikmatan yang dia miliki. Tangan kiriku sedikit membuka bibir kewanitaanya, sedangkan Dengan telunjukku kananku, kutowel2 klitorisnya. “eeemmmhh, aahhh….., ssshhhh…. ehmmmm….ssshhh….aaahhh”desahanya menjadi2. anusnya pun tiba2 terasa mencengkeram kuat batangku “AAAhhhh ….AAAHHHH….aaHHHH….” tiba2 dia berteriak, tubuhnya berguncang menggelinjang. seketika itu pula kuliahat lubang mememknya merembes dengan deras cairan bening lengket. Batangku yang terasa kuat tercengkerampun tak tahan juga, dan akhirnya ikut ejakulasi didalam anusnya.
Setelah dia berhenti merasakan nikmatnya orgasme ketifgganya dan aku mulai bisa menguasai diri setelah ejakulasi. Kemudian kucabut penisku. Tampak lelehan sperma sedikit demi sedikit keluar. Lalu kumasukan telunjukku ke dalam anusnya, kubantu mengeluarkan sisa2 lendir di dalam tubuhnya. Sperma pun berceceran di atas linen putih kasur itu. Kulihat senyum puas namun lemah dari wajah miss D. ku ambbil tissue dan ku seka lendir di anus dan memeknya hingga kering, serta kubersihkan batangku dari sisa2 sperma yang tadi kumuntahkan.
Setelah itu ku berbaring disampingnya, kupeluk dia hingga tak sadar tertidur dan bangun agak siangan. Kukecup keningnya dan dia pun terbangun sambil tersenyum. Kemudian dia bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Kulihat jalanya agak sedikit aneh. Trus kutanya “kamu gapapa kan? Kok jalannya gitu”. “gpapa bang, lubang eeknya agak aneh rasanya. Tapi gapapa kok” jawabnya sambil menoleh dan tersenyum. Mendengar dia mandi kucoba eksploarasi kopernya untuk melihat CDnya yang lain. Kemudian kufoto sebagai kenang2an.
Setelah meninggalkan hotel dan selesai tanda tangan kontrak, akhirnya aku bisa kembali ke jakarta. Dari kota tersebut hingga menuju bandara sekitar satu jam meliweati perbukuitan di tepi pantai. Tak kudengar suara merdu darinya, Kulihat dia dibelakang tertidur tampak kelelahan. Mungkin akibat pertempuran semalam yang membuatnya begitu.
Kuakui, aku tak mampu menikmati keperawanannya, aku hormati keiinginanya untuk memberi kado istimewa bagi suaminya kelak. Namun, palinng tidak akulah laki-laki pertama yang menikmati tubuhnya. Akulah yang pertama kali menjamah setiap jengkal tubuhnya. Mungkin juga aku lelaki pertama yang mengisi hatinya. Tapi perlu waktu untuk mengetahuinya. Yang jelas, Maafkan aku telah mengajarkan hal yang tak sepantasnya kau dapatkan Miss D.
TAMMAT
Base on True Story (5-12 Okt 2018, DC/Dajjal City)