Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kelompok rahasia di kantor yg membosankan

Chapter Finale: what happen in circle, stay in circle



Sebelum masuk ke chapter final, izinkan nubi recap orang-orang yg sudah dan akan muncul di cerita ini

Mbak Eva

Asisten sales manager, usianya sekitar 31-32. Berwajah jawa cukup manis, dengan komposisi yg sebenarnya mirip Aicha. Rambutnya Panjang sepunggung namun lebih sering dikuncir ponytail. Mbak Eva punya perawakan yg cukup tinggi, hanya selisih beberapa cm dari gw. Mungkin sekitar 165.Dada yg bulat besar membusung, dan bokong yg juga menonjol besar. Punya tattoo geometric di pangkal bawah dadanya, dan tulisan jepang kecil di tengkuk sampai ke Tengah punggungnya. Mbak Eva sudah menikah dan memiliki satu anak berumur 4 tahun.

Mbak Eva biasanya ke kantor mengenakan tanktop satin yg punya pad di dadanya, jadi ia jarang mengenakan bra. Tanktop ini ditutup blazer. Dan biasanya menggunakan rok pendek atau celana bahan ketat.




tatto semacam ini yg ada di bawah dadanya, tapi ga berwarana, hanya geometric hitam


Ci Yuri

Sales coordinator, satu Tingkat dibawah mbak Eva. Wanita Chinese Surabaya. Bertubuh kecil mungil. Tingginya hanya 155cm. Dadanya pun kecil namun padat. Ada tattoo kelinci kecil di rusuk kanannya, tepat di bawah bongkahan dada. Rambutnya saat awal cerita sih model bop sepundak dicat cokelat gelap,. mukanya sekilas mirip Jenna Dammaya tapi kurus. Badan dan logatnya mungkin seperti Catheez (agak medok surabayaan). berumur sekitar 28 tahun. Baru menikah dua tahun lalu namun belum memiliki anak.



Ci Yuri biasa menggunakan blouse putih, Cuma beda-beda motif. Karena blouse ini, seringkali bra ci Yuri menerawang.


ga segede itu dadanya, mukanya aja mirip. badannya lebih tipis dari Jena Damaya

sepertinya begini untuk badannya

Teh Nia

Orang finance, gw ga paham posisinya apa. Ia juga Yg paling tua di antara kelompok ini. Umurnya sekitar 36-38. Sudah menikah dan memiliki 2 anak, usia 9 dan 4 tahun. Punya badan paling gempal (gak gendut juga, lebih ke semok tebel aja) di antara semuanya. Kulitnya kuning langsat dengan wajah manis khas sunda. Dadanya nyaris sebesar mbak Eva, namun tidak sepadat mbak Eva, dada teh Nia besar menggantung seperti papaya.

mukanya dan posturnya emang berisi begini, ga sechubby ini sih


keknya ini yg paling mendekati dari gambaran badannya

Sabrina

Awalnya anak magang, Ketika selesai kuliah dikontrak di kantor ini. Usia paling muda, baru sekitar 22. Sabrina sendiri tadinya tim gw, tim marketing. Namun Ketika gw dipindah ke produk baru, tim kami terpisah.

Tubuh sabrina tidak terlalu tinggi, hanya terpaut beberapa cm dari ci Yuri. Kulitnya cukup putih dengan wajah melayu kental. Sabrina menggunakan kerudung dengan style pakaian stylish seperti nisa sabian. Dadanya tidak semungil ci Yuri, ternyata cukup besar untuk tubuhnya, menggelantung bebas dengan aerola besar yg menyembul dan putting berukuran mungil

dengan hijab


tanpa hijab, tapi rambut Sab bergelombang, ga lurus


gambaran dada dengan aerola yg menonjol, ini menarik bgt buat gw, jarang ngeliat yg begini

Yg laki perlu ga sih? Boleh diskip, tapi gw jabarkan juga pria selain gw

Robi

Sedikit melambai, dari geng ini gw tau Robi tidak tertarik dengan Wanita. Katanya sih masih sange ngeliat tubuh Wanita, namun gak tertarik untuk bersetubuhnya. I wont judge. Robi merupakan IT support, biasanya ngurus CCTV. Robi suka merekam “acara-acara” tertentu, namun untuk konsumsi kelompok saja. Walaupun tidak tertarik untuk menyetubuhi Wanita, penis Robi sering dijadikan korban. Dia tetap suka disepong Wanita. Badannya cukup kecil, mungkin sekitar 160an. Style pakaiannya stylish metroseksual dan suka tabrak warna.



Mas Indra

Salah satu tim dev untuk produk baru. Badannya tinggi, luar biasa tinggi, mungkin sekitar 180-190. Sekilas mungkin mirip Tomas Nawilis. Dengan kacamata kotak besar dan hobi banget make kemeja flannel. suaranya cukup ngebass



Oiya, satu momen terakhir ini akan Panjang bgt karena gw mau mencoba lebih detil, jadi gw potong 3 act, biar fokus dan ga lompat-lompat ceritanya.

Act 1: Enter the circle

Sepertinya belum ada 3 menit kami mengatur napas, pintu kamar diketok. Sabrina mempersilahkan siapapun yg mengtetuk untuk masuk. Dengan santainya Robi masuk, “ni dia nih lovebird, ganggu ga gw? Udah kelar?” tanya Robi sambil melangkah masuk santai. “pas bgt baru kelar mas” jawab sabrina masih rebahan.



Robi berjalan ke meja samping Kasur, mengambil dua lembar tissue, tangannya kemudian menyeka vagina Sabrina. “neng, kalo udah itu dilap, jangan berantakan” kata Robi sambil dengan santainya menyeka vagina Sabrina hingga bersih, ia juga mengelap cairan putih kental yg tumpah ke Kasur.

“iya iyaa, baru kelar mas, belum sempet bebersih” jawab Sabrina sambil pinggulnya bergerak seperti kegelian Ketika Robi menyeka vaginanya.



“oiya, disuruh pada ke kolam noh” Robi menambahkan sambil membuang tisu ke tong sampah.

“iya 3 menit ya, sab masih capek” jawab sabrina sambil bangkit dan mengambil lebih banyak tisu.

“yaude, buruan” jawab Robi sambil berjalan pelan keluar.

“liatin apa rob?” gw menangkap basah robi yg matanya mengarah ke selangkangan gw.

“ah enggak, mau dibersihin juga?” tanya robi iseng

“KAGA!” jawab gw ketus yg diiringi tawa robi keluar kamar.



Kami akhirnya rapi-rapi. Gw memakai celana gw, dan sabrina meminjam baju gw. Terlalu ribet make longdress katanya. Baju gw jadi lebih mirip daster di Sabrina, menutup hingga hampir menyentuh lutut. Gw menggandeng tangan Sabrina keluar.



Di gazebo pinggir kolam sudah berkumpul beberapa orang

Indra hanya mengenakan boxernya, Robi memakai celana pendek dan kaos. Mbak Eva memakai kaos putih polos yg cukup tipis menerawang. Teh Nia memakai kaos Indra.

“ci Yuri kemana?” tanya gw melihat semua sudah berkumpul kecuali ci Yuri.

“kecapekan, tidur keknya di kamar” jawab mbak Eva sambil menyalakan rokok.



“jadi, selamat datang anggota baru, akhirnya ada laki lagi setelah panjul resign, tugas gw bisa dibagi akhirnya” ucap Indra membuka pembicaraan

“laah itu ada robi, bagi-bagi lah ama dia” jawab gw bercanda

“iiih sorry yee” jawab Robi mencibir yg diiringi tawa semua orang.



Mbak Eva dan Indra bergantian menjelaskan

Indra: sekali lagi gw ingatkan, no body shaming, no size shaming, respect each other

Mbak Eva: konsen! Kalo ga mau jangan dipaksa, udah gede kan pada?

Indra: kalo ampe ada cepu, idupnya ga aman, di kantor ini dan kantor selanjutnya, di pernikahan ini, dan seluruh pernikahan selanjutnya. Ga ada toleransi untuk cepu!

Setelah beberapa lama menjelaskan aturan tak tertulis, kami Bersiap untuk cheers, sampai tetiba pandangan kami mengarah ke pintu kaca di kamar samping kolam.



“kaga nungguin gw lu pada” ci Yuri bersungut sambil berjalan seperti kecapekan. Ia masih bertelanjang, kedua tangan dan kakinya masih memakai strap yg bisa dikaitkan ke strap di Kasur

“naah lonte gw dateng, paas banget, sini” Indra berkata sambil tersenyum. Begitu sampai, Indra langsung merangkul ci Yuri, Robi membasahi tisu kering dengan aqua botol dan membersihkan sisa sperma di dada ci Yuri

“mana yg bebersih sih ini peju masih pada lengket gini” gerutu Robi sambil membersihkan dada Ci Yuri

“mana gw tau lo berdua pada nyembur Dimana aja, gw Cuma cuci muka ama rambut” jawab ci Yuri yg masih lemas. Robi kemudian membuka bajunya dan membiarkan ci Yuri menutup tubuhnya



Kami mengambil gelas plastic yg sudah diisi whiskey on the rock.

Mbak Eva: what happen in circle

Indra: stay in circle!

Kami bertujuh mengangkat gelas dan cheers.

Inisiasi gw selesai, seluruh anggota berkumpul lengkap.



Waktu menunjukan pukul 1.15, Kami melanjutkan malam dengan ngobrol dan becandaan.

“capek banget ci, keluar berapa kali?” gw Kembali membuka pertanyaan melihat ci yuri yg masih bersandar lemas ke Indra

“ga keitung, bangsat emang ni orang pada” jawab ci Yuri seadanya.

Teh Nia bangkit, menarik tangan gw “lu harus liat hasil pertempurannya”



Kami tiba di kamar sisi kiri. Gw melihat sprei sudah berantakan, tali di keempat sisi masih pada tempatnya, dan hampir setengah Kasur basah, entah berapa kali ci Yuri orgasme di Kasur ini sampe setengah Kasur bisa basah.

“bener-bener ni orang kalo udah keluar, banjir kemana-mana” teh Nia menggerutu sambil mengelap sprei yg basah menggunakan handuk. Ia membungkuk untuk mengelap Kasur hingga kaos yg dipakainya terangkat sampai setengah bokongnya, menampilkan celana dalam warna merah.



Gw meremas bokong teh Nia, “semok bgt sih teh” goda gw. The Nia tidak bereaksi, masih terus mengelap sprei seperti memberi gw lampu hijau. Kedua tangan gw langsung meremas kedua bokong teh Nia. Tidak menunggu waktu lama sepertinya teh Nia mulai merasakan rangsangan. “jangan di sini, basah banget”



teh Nia mengajak gw ke sofa ruang Tengah. Sepertinya gw belum menjelaskan, di ruang Tengah ada sofa bentuk L yg cukup Panjang, seperti tiap sisinya bisa diisi 3 orang, di tengahnya ada meja kayu pendek, di seberangnya ada tv dengan karaoke set yg dari datang ga pernah nyala. Ada satu bangku tanpa senderan juga di samping sofa.



Anyway, teh Nia langsung duduk di ujung sofa, menarik turun celana gw dan tangannya perlahan mengocok penis gw. Agak ngilu sebenernya kalo abis keluar dipaksa berdiri lagi. Rasa ngilu ini yg bikin sedikit ga nyaman Ketika dikulum teh Nia walau kulumannya memang enak.



“dah ah, bosen gw nyepongin mlu, ga lo ga robi” celetuk teh Nia, ia bangkit, mengarahkan gw tidur di sofa. Ia berdiri, membuka kaos yg dipakainya, kedua dadanya bergoyang liar Ketika kaos terbuka. Ia juga membuka celana dalamnya. saat ini kami berdua benar-benar telanjang.



Teh Nia bersimpuh di atas penis gw, mengarahkan penis gw di vaginanya, ia mengarahkan penis gw ke bibir vaginanya. Tubuhnya bergerak turun sedikit hingga kepala penis gw masuk ke vaginanya. Ia bergerak naik turun memastikan vaginanya cukup basah. Kemudian teh Nia melepas tangannya dari penis gw, kedua tangannya bertopang ke dada gw. Ia memandang gw, tersenyum menggoda, dan langsung menurunkan tubuhnya, satu hentakan keras penis gw langsung terbenam ke liang vaginanya. “aaaaaahhhhh” teh Nia melenguh Panjang.



Beberapa detik ia menikmati penis gw di dalam vaginanya. Kalo boleh jujur, vagina teh Nia tidak seketat dan semenggigit 3 perempuan lainnya, tapi bukan berarti tidak enak yaa, cirikhas milf lah. Berbeda dengan Sabrina, teh Nia lebih senang bergerak naik turun. Dadanya ikut berguncang Ketika teh Nia bergerak naik turun.



Kedua tangan gw meremas dada teh Nia yg bergoyang bebas sambil sesekali mencubit putingnya.

“aaahhh enak banget, remes terus, lebih keras” teh Nia melenguh sambil mulai bernarasi.

Pinggul gw membantu pergerakan, Ketika akan menghentak turun, gw menekan ke atas jd impactnya lebih keras.



2 menit berlalu, Indra, mbak Eva, dan Sabrina masuk. Indra sudah gontay seperti terlalu banyak minum. Indra langsung menghampiri teh Nia dan langsung melumat bibirnya. “wah mulai nih” pikir gw sambil masih menggoyangkan pinggul gw.

Dan benar saja, hanya sebentaar Indra menciumi teh Nia, ia menurunkan celananya, penis Indra langsung mencuat tegak. Melihat penis di depan wajahnya, teh Nia langsung mengulum penis Indra. Tangan teh Nia pindah Kembali berttopang di perut gw. Gerakannya sudah tidak seliar tadi, lebih pelan bergerak maju mundur, mungkin kerepotan menghadapi dua penis. Sebenarnya gw agak ga nyaman, pandangan gw yg tadinya fokus ke wajah dan dada teh Nia, sekarang harus melihat penis lain.



“Rob, titit lo ga mau masuk ke memek apa?” suara mbak Eva memecah keintiman kami.

“gamau ah gasukaa” Robi menolak tegas.

Seperti paham kode, Indra mencabut penisnya dari mulut teh Nia. Jadi, sofa ini berbentuk L, gw ada di satu sisi dengan kepala gw di Tengah sofa, di satu sisinya mbak Eva dan Robi duduk sebelahan menonton kami, dan Sabrina duduk di kursi kecil.



Indra menarik mbak Eva berdiri, kemudian mencium mbak eva sambil memeluknya. Indra langsung melingkarkan tangannya dan meremas kedua bokong mbak Eva. “fokuus” teh Nia bersungut sambil menarik kedua tangan gw ke dadanya. Kembali tangan gw meremas kedua dada teh Nia, ia juga mempercepat lagi gerakannya.



Gw bisa merasakan Robi bangkit dari sofa, dan mbak Eva tidur di sisi sofa. Sekarang gw melihat ke depan, dada teh Nia bergoyang hebat, dan Ketika gw nengok ke kiri, dada mbak Eva bergoyang setiap Indra menekan vaginanya. Namun pemandangan ini berubah buruk Ketika mbak Eva meminta Robi gabung. Robi berdiri tepat di samping gw, mbak Eva menurunkan celananya dan langsung melumat penisnya.



Gw berusaha fokus, berusaha sekuat hati fokus ke rasa basah lembut menggigit yg penis gw rasakan tanpa mempedulikan penis robi yg sekarang ada tepat di samping kepala gw. “Ga cocok nih gw begini” pikir gw. Keadaan ini jelas membuat gw turun, namun gw berusaha tidak mengecewakan teh Nia.



Teh Nia seperti paham gw ga nyaman, ia menarik tangan gw, mengubah posisi kami. Sekarang gw duduk bersandar ke tembok, teh Nia duduk di pangkuan gw, kakinya melingkar ke pinggul gw. Agak berat mengingat teh Nia punya postur cukup chubby. Di posisi ini, kami bergerak lebih cepat. Dan dengan posisi ini juga, gw bisa lebih bebas menjilati dada teh Nia sambil menggigit putingnya.



“aarrgghhhh… gigit pol” teh Nia mengerang Ketika gw menggigit putingnya. Plok plok plok suara mengecap vagina teh Nia tiap kali ia bergerak naik turun. “faaak enak banget…Febri bangsaat kenapa lo gabisa seenak ini” teh Nia meracau, melenguh kencang terus membandingkan dengan Febri, suaminya. Gw melumat bibir teh Nia karena gw rasakan dia makin meracau ga karuan “mmhhhh…mhhhh” teh Nia melenguh ditengah ciuman kami. Tangannya melingkar menahan kepala gw untuk tidak melepaskan ciuman kami. Di Tengah lenguhan teh Nia, terdengar juga lenguhan mbak Eva.



The Nia melepaskan ciuman kami dan langsung mendekap kepala gw tenggelam ke dadanya. “lebih cepet, ahhh..lebih cepet” lenguhan teh Nia makin tidak karuan, kami bergerak makin cepat, teh Nia bergerak naik turun. Tubuh teh Nia membusur, sambil tangannya memeluk gw erat. “aaaaaaaaahhhhhhh, keluaaar” teh Nia melenguh kencang, tubuhnya berhenti bergerak yg langsung gw sambut dengan menggerakan tubuh gw menghujam vagina teh Nia makin dalam. Hentakan terakhir dan tubuh teh Nia bergetar hebat. Gw rasakan liang vaginanya menggigit penis gw lebih kuat, dan tidak lama, cairan hangat membanjiri penis gw. Kami berdua terdiam, menikmati proses ini. The Nia ambruk kedepan memeluk gw. Cairan vaginanya bisa gw rasakan mengalir ke biji dan paha gw, vaginanya masih berkedut. Gw mencabut penis gw dengan mengangkat dan memposisikan teh Nia tidur di sofa. Bisa gw liat vaginanya menganga lebar, berkedut masih mengeluarkan sisa cairan hangat.



nubi lagi ngejar Act 2 dan Act 3..mohon maaf jadi dipenggal-penggal. semoga besok udah selesai biar segera update
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd