mohon maaf baru update, biar sekalian 2 chapter deh...
Chapter 3. Setiap orang punya fetishnya
Seminggu berlalu, bang Jack memberi kabar bahwa pak pro setuju dengan Kerjasama dan siap untuk tanda tangan kontrak. Bukan hanya pak Pro, Eva melakukan hal yg sama ke 3 calon klien lainnya, dan dari 4 proses ini, 3 setuju untuk menjalin Kerjasama. Bulan berganti, karier Eva aman. Closing 3 klien sudah lebih dari cukup untuk mengamankan posisinya. Walau nilai kontraknya tidak terlalu besar, tapi bonus yg didapatkan sudah lebih dari cukup. Apakah Eva menepati janji untuk prosesi setelah kontrak? Belum, Eva punya rencana lain.
Seminggu sebelumnya bang Jack berdiskusi dengan Eva, sudah saatnya Eva step up the game, bang Jack meminta Eva membeli beberapa pakaian yg lebih menggoda, seperti rok, atasan, bahkan g-string. Menurut bang Jack, beberapa petugas kanvasing menunjukan beberapa Perusahaan cukup besar yg bahkan bang Jack belum tau sales manager maupun GM nya. Ia meminta Eva mulai membaca keadaan, tidak terus Bersama bang Jack.
Rabu cerah sekitar jam 10, seluruh sales sudah pergi, tersisa tim eva dan beberapa admin. Bang Jack meminta Eva menghadapnya, meminta hasil “diskusi” mereka. Eva masuk ke ruang meeting sales membawa dua paperbag besar. Bang jack kemudian mengunci ruang meeting tersebut. Memang Eva Ketika ke kantor masih tetap menggunakan busana longgar, biasanya ia ganti di kantor atau di tempat klien.
Bang jack mengeluarkan seluruh isi paperbag Eva, berbagai jenis pakaian terhampar di meja. Bang jack melihat pakaian tersebut, kemudian melihat tubuh eva setiap sentinya. Sejujurnya Eva mulai risih dengan bang jack, namun ia masih membutuhkannya. Menurut Eva, kalo ia harus “service” klien, ada timbal balik, ada bonus yg diharapkan. Tapi setiap kali Eva “service” klien, bang jack minta jatah terus. Ia seperti menikmati tubuh eva dengan Cuma-Cuma, “kok gw jadi pereknya si jack, perek mah dibayar, ini gw ga dapet apa-apa, dia bebas maininin memek” pikir Eva. Tapi di titik ini, ia masih butuh, perlu beberapa waktu lagi sampai Eva bisa menjalankan rencananya. Sekarang, ia hanya bisa mengikuti. Ia menikmati bonusnya, ia menikmati pendapatan terbesarnya seumur hidup di bulan ini.
Bang Jack mengangkat sepasang bh dengan kait di depan dan g string berwarna merah menyala. “ini lucu juga, coba Va” pinta bang Jack. Eva dari tadinya malu, jijik, kesal, mungkin sekarang sudah mati rasa. Ia tau bang jack memulai dari pakaian paling dalam, agar bisa melihat dirinya telanjang. Bukan pertama dan kedua eva bertelanjang di ruangan ini, ia mulai terbiasa seperetinya. Eva melepaskan blazernya, lalu membuka kancing satu persatu. Kemeja dihempaskan ke senderan kursi, menyisakan bra berwarna cokelat. Eva kemudian melepaskan kait branya dan menghempaskan ke kursi. Dadanya berguncang bebas di hadapan bang Jack. Eva kemudian mengambil bra merah yg tadi diberikan bang Jack. Ketika memegang bra tersebut, tangan Eva ditahan bang jack. “buka semua baru dicoba semua, biar afdooool” goda bang jack.
Tua bangka ini memang menyebalkan, namun ini jelas sekali ditebak Eva. Tanpa menjawab ia melucuti celananya. Hanya beberapa detik eva sudah bertelanjang bulat, berdiri di hadapan bang Jack. Bukan yg pertama juga bang jack melihat tubuh Eva tanpa busana, namun bang jack tetap menelan ludah, takjub melihat tubuh eva. Tanpa menunggu instruksi lebih lanjut, eva mengenakan bra dan g-string merah tersebut. “coba Va muter” pinta bang jack. Eva yg hanya menggunakan busana sangat minim ini seperti pelacur red light yg sedang dipilih-pilih oleh pelanggannya.
G string merah ini jelas tidak menutup bokong eva sama sekali dan hanya menutup garis vaginanya, bulu-bulu halus vagina Eva menginitp dari kedua sisi g-stringnya. Bang jack meminta eva mencoba seluruh set pakaian dalam yg dibelinya. Sebenarnya semua sama, Eva menyisakan satu yg berbeda di laci mejanya. Eva tau ini hanya akal-akalan bang Jack agar Eva bisa telanjang.
“bang udah mau istirahat, ini rame nanti, coba blousenya kapan?” tanya Eva mulai jengkel karena ia hanya diminta mencoba set pakaian dalamnya. ini set terakhir, eva membuka Kembali g-stringnya dengan jengkel dan mau mengambil Kembali pakaian dalam biasanya. Bang jack bangkit, tertawa kecil “kalo luaran gw percaya selera lo, gw Cuma perlu liat yg dalam”. Ia beranjak berjalan keluar, tepat Ketika mereka bersampingan, tangan bang Jack memegang vagina Eva. Kaget? Sedikit, seperti sudah sangat biasa vaginanya dipegang sembarang oleh tua bangka ini. “yg penting ini cukur Va, masa udah seksi, jembutnya kemana-mana” pesan bang Jack sambil tangannya mengusap vagina eva. Bang jack keluar dari ruang meeting, menyisakan Eva sendirian dan masih telanjang. Entah berapa lama lagi Eva harus bertahan dengan orang tua mesum ini.
Setelah membereskan pakaiannya, Eva mengajak Rendra makan siang, meminta beberapa data. Eva ingin bisa maju sendiri, tanpa tua bangka satu itu. Eva menemukan satu Perusahaan yg dipimpin WNA India, nilai kontraknya cukup tinggi, namun bukan paket tertinggi. Perusahaan ini ga punya cukup Account Executive untuk mengcover seluruh klien, jadi kalo ada yg ganti paket, sales yg bertanggung jawab, bagusnya, nilai baru kontraknya menjadi perhitungan bonus. Mungkin regulasi ini membuat sales makin gencar jualan.
Sebutlah pak Manish, salah satu C-level yg taken kontrak. Eva mulai menghubunginya, menanyakan kabar dan basa basi, yg tentu disambut hangat pak Manish. Beberapa kali Eva bertemu dengan Manish, berusaha entertainment dan menjalin hubungan lebih erat. Dari informasi yg dicari didapatkan, Manish ini berusa 46, namun tubuhnya masih tegap. Istri dan ketiga anaknya tidak di Indonesia, ia tinggal di apartement di bilangan jaksel.
Percakapan selanjutnya sebenarnya make Bahasa inggris, namun langsung gw translate biar gampang
Beberapa kali “entertainment”, akhirnya Eva bisa masuk ke sisi pribadi Manish. Kamis malam, Eva mengajak makan malam. Perbincangan ini dari persoalan bisnis hingga ke sex. Manish juga mulai mengelus paha Eva walaupun Eva berpakaian cukup sopan. Manish berusaha defensive setiap muncul pertanyaan bisnis, Eva sampai harus mengalihkan ke pertanyaan tentang seks yg malah dijawab antusias.
“lo tau di mana gw bisa dapet LO di Jakarta?” tanya Manish di Tengah date mereka. LO di sini tentu saja maksudnya pelacur. “tipe seperti apa?” tanya Eva Kembali. Tentu saja Eva tidak tahu masalah ini.
“seperti kamu” jawab Manish menggoda sambil tangannya merangkul Eva.
“budget berapa? Kalo cocok kenapa ga gw aja?” goda Eva. Entah siapa yg terjebak oleh jebakan siapa, tapi ini seperti gayung bersambut.
Manish akhirnya meminta Eva ke apartment’nya. Eva memasuki apartment satu kamar. Ada ruang keluarga besar dengan sofa merah dan tv besar. Bau dupa menyeruak kuat. Mereka berbincang lebih mendalam, tentu masalah seks ini.
Negosiasi Kembali terjadi, masih sengit sebenarnya, namun hasil sementara, Manish setuju untuk one night stand, NAMUN jika manish tidak puas, manish akan membayar Eva seperti pelacur. Jika puas, maka ia setuju naik paket. Manish meminta Eva untuk mandi terlebih dahulu yg tentu disetujui. Walau tidak keramas, Eva menyabuni tiap senti tubuhnya, namun ia lupa satu hal, bulu vaginanya belum dicukur, sudah cukup tebal. Ia tidak menyangka malam ini kejadiannya. Sialnya lagi, tidak ada cukuran apapun di kamar mandinya. “yasudahlah, kalopun gagal paket, paling enggak jadi pelacur semalam cukup menghasilkan” pikir Eva. Manish tidak menyediakan handuk, hanya kimono berbahan handuk. Eva keluar kamar mandi mengenakan kimono tersebut, tanpa menggunakan apapun di baliknya.
Manish duduk di sofa, hanya mengenakan boxer spandex. Badannya terbilang bagus, namun penuh bulu, seperti manusia karpet. “sini duduk” ajak Manish. Eva duduk di samping Manish, mengangkat gelas wine yg sudah disediakan. “cheers untuk malam ini” ajak Manish. “gw harus akui, gw punya fetish aneh, kalo lo ga cocok lo bisa stop. Gw tetep akan bayar penuh, karena gw tau fetish gw aneh” kata Manish namun tidak memberi tahu fetish apa yg dibicarakan.
“yuk mulai?” goda Eva sambil tangannya menurunkan boxer Manish. Eva berekspektasi ukuran penis WNA lebih besar dari yg biasa ia jamah, ternyata tidak berbeda jauh. Bahkan menurut Eva, penis Rian suaminya lebih besar. Karena deal mereka untuk sekali keluar, Eva berusaha bermain cepat. Manish membiarkan Eva membuka boxernya dan menjilati penisnya. Trik eva yg terbukti efektif Kembali digunakan, dari penis eva turun menjilati biji Manish kiri kanan. Eva bisa merasakan Manish mulai melenguh. Manish merangkul Eva, tangannya berusaha meremas dada Eva. Baru kali ini Eva merasakan dadanya diremas lembut, bukan asal-asalan seperti tua bangka lainnya.
Manish memberi kode berhenti, ia kemudian meminta Eva bersandar ke sandaran sofa, seperti posisi doggy. Kimono ini cukup Panjang untuk menutup seluruh bokong Eva. Eva mulai deg-degan, mengingat ia lupa mencukur vaginanya. Manish menyibak kimono eva, membuat kedua bokongnya terpampang. “wooow bagus banget” puji Manish. Kedua tangannya meremas pelan bokong eva sambil pipinya ditempelkan ke bokong Eva. Hidung Manish menyapu tiap senti bokong Eva. Bukan menjilati, manish mengendus seluruh selangkangan Eva. Lidahnya baru kemudian sangat amat perlahan menyapu bokong Eva, dari sisi atas sampai ke lobang bokongnya. Manish kemudian menjilati lobang bokong dan vagina Eva. Perasaan aneh namun sangat merangsang. Baru kali ini pantatnya dijilati. Jari Manish memainkan lobang bokong Eva sambil menjilati vaginanya.
“kalo mau keluar bilang ya” pinta Manish, eva menjawab pelan ditengah lenguhannya. perasaan aneh berkecamuk. Eva tidak pernah menyangka ia bisa se-horny ini Ketika lobang bokongnya dijilati. Cukup lama Manish menjilati bokong Eva, akhirnya 2 jari Manish masuk ke vagina Eva. Eva melenguh, jari ini lebih besar dari biasanya si jack tua keparat itu.
“louder!” pinta Manish sambil tangannya mengocok lebih cepat. Eva melenguh sepuasnya, ia tidak peduli ada yg dengar. Eva mengeluarkan seluruh perasaannya. Ada keanehan lain karena setelah beberapa lama mengocok, Manish melumuri lobang bokong Eva. Sekian detik kemudian, jari Tengah dan telunjuk Manish Kembali merangsek ke vagina Eva, dan jempolnya berusaha masuk ke lobang vagina Eva. Eva berteriak, dan tangan kiri manish mencekik leher Eva.
Sakit namun nikmat luar biasa, baru pertama kali Eva merasakan sensasi ini. Manish mengocok bokong dan vagina Eva dengan cepat sambil perlahan tangan satunya melucuti kimono Eva. “bilang kalo mau keluar” perintah manish.
“aahhhh yesss… harderr…yesss” Eva melenguh, menjerit, meracau di Tengah sunyi malam. Tidak ada yg peduli jika kamar sebelah bisa mendengar, yg penting mereka menikmati adegan ini. Manish melepas permainannya, meminta Eva bangkit.
Manish kemudian berbaring di sofa sambil meminta Eva duduk di wajahnya. Eva duduk di wajah Manish seperti akan posisi 69. Manish menjilati Kembali vagina Eva. Tangan Manish mendorong punggung Eva, mengisyaratkan untuk posisi 69. Eva dengan buas mengulum penis Manish, sementara lidah manish cukup Panjang untuk menyeruak ke dalam vagina eva sambil sesekali menjilati klitorisnya. Kedua tangan mansih meremas dan menampar bokong Eva. Kedua tangan Manish kemudian meregangkan bokong Eva, kedua jari Tengah tangan kanan dan kiri Manish berusaha masuk ke dalam bokong Eva.
“mmmhhhhhhhhhhhhhhh” Eva menjerit sambil penis Manish masih memenuhi seluruh mulutnya. Manish menggoyangkan pinggangnya, menyodok penisnya lebih dalam, sambil satu jari Tengah manish berhasil masuk ke dalam vaginanya sampai ke pangkal jarinya. 2 jari lain Kembali masuk ke vagina Eva.
Sebenarnya Eva merasakan kesakitan, bokongnya nyut-nyutan dengan semua perlakuan ini, namun ia harus tahan, karena ada sisi enaknya walaupun sedikit. 3 menit berlalu, tubuh eva mulai bergetar. “I coomeee…ahhhhhhhhhh” jerit Eva melepas kulumannya. Eva berusaha bangkit namun Manish malah menahan pinggang Eva, melekatkan vagina Eva ke mulutnya. Eva meregang, tubuhnya bergetar, dilanjutkan dengan vaginanya menyemprotkan cairan kenikmatan tepat ke mulut dan wajah Manish. Bahkan beberapa detik setelah Eva terkulai lemas, Manish masih menjilati seluruh vagina Eva, baru kemudian meminta Eva bangkit.
“sial gw kalah, dia bahkan belum keluar, gimana ini” pikir Eva pasrah. Badannya lemas dan ia berusaha bangkit berdiri. Eva melihat wajah manish basah, cairan vagina Eva membasahi seluruh wajah Manish. Manish bangkit duduk dan tersenyum.
“gila lo keren banget” puji Manish sambil merangkul Eva. “tapi lo belum keluar” jawab Eva lemas sambil tangannya masih berusaha mengocok penis Manish.
“ga masalah, gw puas. Gw suka memek berbulu gini, bikin makin gemes” puji Manish sambil memainkan vagina Eva.
Kami berusaha mengatur napas. Tetiba pintu diketuk. Eva kaget dan mencari kimono untuk menutup tubuhnya. “yoo sebentar” jawab Manish sambil berkata ke Eva “gapapa itu temen gw”. Eva makin panik.
“gw suka banget badan lo, memek lo wangi, cairan memek lo juga enak banget. Lo mau kontraknya?” Eva bingung, Manish bangkit dan berjalan ke arah pintu. Ia membuka pintu dan muncul 2 orang WNA lainnya. satu agak gemuk, satu tinggi besar. Eva juga baru sadar Manish sudah mengenakan kimono yg tadi ia pakai, membiarkan Eva telanjang di sofa. Eva berusaha menutup tubuhnya dengan bantal sofa. Mereka bertiga bicara dengan Bahasa asli mereka, diiringi tawa sambil Manish sesekali menunjuk Eva.
Manish menghampiri Eva, sambil memberi deal pada Eva. “setelah kami bertiga keluar, lo dapet kontrak baru, dan cash yg gw janjiin. Gimana?” tanya Manish tetiba. Ini beda dengan persetujuan awal. Eva bingung tapi semua sudah kepalang tanggung. Ia telanjang di antara 2 WNA yg bahkan ia belum kenal, bagaimana ia bisa melayani semuanya? Semua pikiran berkecamuk. Ia membayangkan nilai kontrak yg bisa didapat, bahkan nilainya mirip 3 kontrak sekaligus, artinya melayani 3 orang, namun satu waktu, lebih efisien. Udah kepalang tanggung dan akhirnya Eva setuju.
2 orang WNA itu langsung menuju kamar, Eva meminta izin untuk minum dulu. Manish menunjuk dapurnya dan berjalan masuk ke kamar. Menghela nafas Panjang, Eva Bersiap malam Panjang yg akan dilaluinya. Eva membuka pintu kamar, mereka bertiga sudah duduk sambil mengobrol di tepi ranjang. Eva berjalan sambil tangannya menutup dada dan vaginanya.
Manish berjalan ke belakang Eva, ia kemudian menarik tangan Eva ke belakang tubuhnya. “see, badannya bagus banget” pamer Manish ke kedua temannya yg dilanjut decak kagum mereka berdua. Manish kemudian menuntun Eva tidur telentang di Tengah Kasur.
“lo tau setengah fetish gw, setelah semua keluar lo akan tau semua. Kami keluar, lo dapet kontrak. Win win. Oke?” brief Manish kepada Eva yg hanya dijawab anggukan pelan. Manish mengangkat kedua kaki Eva, menyanggah bokong Eva dengan bantal lalu membenamkan kepalanya ke vagina Eva. Baru tangan Eva menjambak rambut Manish, kedua tangannya ditarik ke atas oleh kedua temannya. Si gemuk di sisi kanan, si tinggi di sisi kiri. Mereka berdua mulai menjilati dada Eva.
5 menit berlalu tubuh eva dijilati 3 orang ini. Manish masih dengan lahap menyesap dan menjilati vagina hingga lobang bokong Eva. Kedua temannya benar-benar menjilati tubuh eva. Bukan hanya dada, sampai ketiak, lengan, perut, telinga, leher, dan pusar. Eva seperti dimandikan oleh 3 lidah pria ini. Tangan Eva ditahan di samping kepalanya. Eva menikmati permainan ini. Biasanya ia harus melayani, sekarang ia tinggal telentang, dan seluruh tubuhnya dijilati. Bahkan Manish menjilati jari kaki Eva.
Sudah 15 menit Eva seperti permen, seluruh tubuhnya basah dijilati, kecuali punggung dan wajah, tidak ada satu senti pun yg lolos dari lidah mereka bertiga. Dan seperti Binatang, mereka punya area masing-masing. Bukan hanya dijilati, seluruh tubuh Eva juga dicupang. Mungkin tubuhnya terlihat seperti macan tutul karena banyak sekali spot merah bekas cupang di seluruh dada hingga pahanya.
Baru beberapa menit Eva memejamkan mata, menikmati seluruh jilatan ini, vaginanya terasa dihujam benda tumpul. “aaaaaaaahhhhhhhhhh!” Eva melengking Ketika Manish membenamkan seluruh penisnya ke dalam Vagina Eva. “haaaahh…haaaaahhhh…haaaahhh” Eva mengerang Ketika Manish semakin mempercepat gerakannya.
Si tinggi membuka celananya, dan mencuat penis yg baru pertama kali dilihat Eva. Penis terbesar dan terpanjang yg pernah ia lihat. Penis ini juga masih tertutup kulupnya. Si tinggi menyodorkan penisnya ke mulut Eva. Eva ragu apakah muat, namun belum sempat mengukur, si jangkung memegang kepala Eva dan langsung menyodok penis ke mulutnya. Eva tersedak dan batuk namun si tinggi malah ketawa sambil pelan mendorong kepala Eva.
Manish mencabut penisnya, meminta Eva berbalik ke posisi doggy. Si jangkung berlutut di wajah Eva, Manish memposisikan penisnya di bibir vagina Eva yg basah menganga. Mereka mulai berhitung, dan hitungan ketiga Manish dan si tinggi menyodok penis mereka masing-masing. Mulut dan vagina Eva dipenuhi dua penis pria. Mereka bergoyang seirama. Keduanya menarik, keduanya mendorong. Erangan Eva sudah tak terkontrol, tubuhnya mulai berkeringat melayani penis-penis ini.
Ternyata bukan hanya sisi depan, punggung Eva tak meleset jadi korban. Si gemuk menjilati dada, perlahan ke arah punggung Eva. Si gemuk Nampak sangat menikmati menjilati Eva yg berkeringat. 10 menit Manish mengerang. Eva merasakan 5 semprotan bersarang di vaginanya. Manish benar-benar memastikan seluruh muatannya keluar, barulah ia mencabut penisnya. Eva dibiarkan menungging, si Tinggi bergerak ke arah vagina Eva. Sebenarnya ini juga yg ditunggu Eva. Ia membayangkan penis besar yg tidak muat masuk mulutnya ini bersarang di vaginanya.
Si gemuk berpindah ke posisi si tinggi tadi. Ia sudah mencopot celananya, penisnya paling kecil di antara ketiga orang ini. Dari penis si tinggi yg ga muat, si gemuk ini mudah untuk ditangani. Si tinggi memainkan penisnya di bibir vagina Eva sambil perlahan memasukan kepalanya. Satu tusukan kencang dan seluruh penis si tinggi bersarang di vagina Eva, begitu Panjang hingga Eva merasakan penisnya mentok di dalam vaginanya. “aaaaaaaaaaaammmhhhh” Eva mengerang Ketika vaginanya ditusuk penis Panjang tersebut, dan Ketika Eva membuka mulutnya, si gemuk menyodokkan penisnya ke mulut Eva. Dua orang ini Nampak seperti tidak berirama seperti sebelumnya. Vagina Eva terus berkedut menerima hujaman penis besar si tinggi. Eva akhirnya ambil alih pola permainan, ia mengocok penis si gemuk, menjilati bijinya. Eva menarik napas Panjang, dan ia menjilat lurus dari tepat di atas lobang bokong si gemuk ke bijinya. Si gemuk mengerang.
5 menit berselang, eva merasakan vaginanya mulai berkedut, sudah mencapai puncaknya. Si tinggi mengerang, mencengkeram bokong Eva sambil goyangannya semakin cepat. “I come.. I come…!” si tinggi mengerang sambil tetap melenguh. Vagina Eva juga berkedut makin cepat. Ia melepas kulumannya, “I come too…aaaaaaaahhhh” Eva melenguh kencang. Beberapa detik si gemuk juga berteriak hal yg sama. Satu tarikan napas Panjang, Eva menjilat buas lobang bokong si gemuk, naik ke biji dan langsung mengulum sambil tangan eva meremas kedua bijinya. Tubuh si gemuk bergidik, 3 semprotan bersarang ke mulut Eva, bersamaan dengan tubuhnya bergetar hebat dan cairan deras keluar dari vaginanya, bersamaan dengan erangan si tinggi sambil mendorong seluruh penisnya ke vagina Eva. Kami bertiga keluar bersamaan. Eva terkulai lemas, ia tidur telentang mengangkang di paha si gemuk. Eva melihat ke wajah si gemuk, membuka mulutnya memperlihatkan seluruh sperma yg memenuhi mulutnya. Di sisi lain vaginanya menganga lebar, mengeluarkan campuran sperma dan cairan vaginanya.
Perlu beberapa menit untuk kami berempat mengatur nafas. Waktu menunjukan pukul 2.15. terlalu malam untuk pulang. Manish memberi ide untuk Eva menginap semalam, daripada pulang jam segini berbahaya. Eva yg lemas mau tak mau setuju. Ia mulai bangkit, melihat tubuhnya di cermin, menyadari tubuhnya penuh cupangan. Bagaimana jelasin ke rian?
Setelah break merokok dan saling ngobrol, dua orang ini pamit pulang. Si gemuk Nampak kecewa karena satu-satunya yg tidak merasakan vagina Eva, ya salah sendiri cepet banget keluar. Eva yg kelelahan terlelap hanya beberapa menit setelah dua orang itu pamit. Eva tepar tertidur di Kasur Manish, masih telanjang bulat. Tubuhnya mulai terasa lengket dari jilatan 3 orang ini.
Waktu menunjukan jam 7.42, Cahaya matahari membangunkan Eva. Ia bangkit keluar dari kamar, Manish sudah berpakaian lengkap siap untuk pergi kerja. Eva masuk ke kamar mandi, membasuh seluruh tubuhnya yg lengket dengan liur 3 orang semalam sambil membasuh mukanya. Setelah mandi sekitar 15 menit ia baru menyadari pakaiannya yg semalam digantung di kamar mandi sudah tidak ada. Tersisa handuk yg baru terlipat, dan selembar kaos putih. Eva keluar kamar mandi menggunakan kaos putih tersebut. Karena cukup besar, sebenarnya kaos ini cukup menutup hingga paha Eva.
“baju gw kemana?” tanya Eva ketus. Manish mengangkat sebuah string bag, menunjuk kalo pakaian Eva ada di dalamnya. Eva berusaha mengambil string bag tersebut.
“sekali lagi, gw balikin, udah ada uangnya juga di sini.” Pinta Manish. Eva merasa Manish terus menerus memaksanya, tapi gimana lagi, ia terpaksa setuju. Mereka berdua keluar dari kamar, turun ke lobi apartment. Baju yg dipakai Eva memang tidak terlalu tipis, namun putingnya jelas nyeplak di kaosnya, dan Ketika terkena matahari, semua bisa melihat menerawang seluruh tubuh Eva. Di depan lobi sudah ada Alphard silver dengan pintu Tengah terbuka. Manish masuk duluan ke bangku Tengah sisi kanan yg sudah dimundurkan jauh. Eva duduk di sisi kiri. Alphard ini berbeda dengan kantornya, ada semacam tirai hitam yg membatasi supir dan area Tengah.
Begitu pintu tertutup dan mobil melaju, Kembali manish memuji tubuh Eva yg menurutnya sangat bagus. Manish janji mengantar kemanapun Eva mau, dan begitu sampai ke titiknya, eva bisa berpakaian dan keluar. Bukan kantor maupun rumah, Eva memilih kosan temannya sebagai tujuan walau lebih jauh dari kedua titik lainnya. Manish setuju dan mobil melaju ke Alamat yg diberikan Eva. Manish meminta Eva mengulum penisnya, Eva sedikit menungging sambil berlutut karena Manish bangkunya terlalu pendek jika Eva bersimpuh tepat di depan Manish.
“new girl sir?” tanya suara dari kursi sopir. Manish menjawab dengan Bahasa aslinya. Si supir kemudian bertanya sesuatu dalam Bahasa asli Manish yg juga dijawab dengan Bahasa aslinya. Eva masih sibuk menjilati penis manish Ketika tetiba tangan asing mengelus vaginanya. Eva kaget, ingin menjerit, Manish menekan kepala Eva ke penisnya.
“inget kontrak, lo mau sejauh ini kehilangan kontrak?” bisik Manish menenangkan. Tangan itu menggerayangi bokong Eva, mengelus vaginanya, hingga perlahan Eva merasakan jari masuk ke liang vaginanya. Eva hanya bisa pasrah, kesal, marah, berasa dipermainkan. Ia bersumpah kalo Manish tidak menepati janjinya ia akan menusuk Manish di apartment nya.
Jari asing ini terus memainkan vaginanya dengan kasar. Vagina eva mungkin tidak terlalu basah, bahkan cenderung kering. Tapi si supir ini masih memaksakan jarinya masuk, bahkan ia melumasi jarinya sendiri dengan ludahnya. Jakarta pagi itu macet, dan jarak ke titik yg dituju Eva cukup jauh. Perjalanan hampir sejam Eva harus menahan dirinya tidak meludahi wajah Manish, karena tangan supir itu benar-benar menggerayangi. Dari vagina Eva, hingga meremas dadanya. Dan parahnya Eva sama sekali tidak bisa melihat siapa yg menggerayangi tubuhnya. Semua dari balik tirai. Sampai titik yg dituju, Manish menepati janjinya. Eva yg sudah muak hanya mengenakan dressnya, tanpa bra dan celana dalam, ia kemudian keluar mobil tidak peduli siapa tangan yg memainkan vaginanya sesuka hati selama di jalan.
Teman Eva ini memang sedang tidak bekerja. Eva tidak menceritakan seluruh kejadian, hanya bilang ga enak badan dan meminta izin istirahat. Eva melihat sisa barang di string bag, bra, celana dalam, dan satu gepok 100rb baru lengkap dengan labelnya. Apakah harga mimpi buruk ini hanya 10 juta? Eva jelas merasa menyesal