Sebelumnya Saya Newbie Disini Ini merupakan hasil karya tulisan saya secara spontan alias nulis sambil ngehayal
Aku hanya seorang janda anak satu, meskipun aku janda anak satu aku selalu merawat tubuhku ini memakai perawatan tradisional yang sudah turun temurun dari nenek buyutku,
banyak orang orang yang selalu memandangku seperti matanya melotot melihat payudara ku yang seakan ingin memakan payudara ku, Nama ku Dera janda anak satu yang bernama zaki umurku sekarang 32 yang menikah di umur 15 thun, zaki sekarang telah memasuki umur 15 tahun karena dia lahir 2 tahun sesudah aku meningkah dengan ayahnya, ayahnya meninggal karena sakit jantung, dan ayahnya meninggalkan hartanya dan juga tanah yang luas untukku dan juga anakku,
Entah awal cerita ini harus di mulai dari mana, semenjak ayahnya zaki meninggal aku jadi kesepian karena sudah 3 tahun aku belum melakukan hubungan intim lagi di karenakan ayah zaki meninggal,
Meskipun harta berlimpah aku tetap melakukan aktivitas di kebun untuk bisa mempunyai kegiatan yang bisa menghilangkan kesedihanku atas sepeninggalnya suami ku Azki,
Untungnya ada Zaki, Kaka ku yang bernama Lita yang umurnya hanya terpaut 2 tahun denganku berarti umurnya 34 tahun yang kini sudah meningkah dengan seorang pelayaran dan juga adiku yang bernama Riri yang umurnya 25 thun yang terpaut jauh yaitu 7 tahun denganku yang kini masi melajang entah kenapa dia belum kunjung meningkah, selain mereka Ayah dan Ibu ku juga kadang berkunjung ke rumahku, kalau mertuaku dulu sering berkunjung tapi setelah suamiku mas Azki ayahnya Zaki meninggal sudah jarang kerumah meskipun begitu setahun sekali iya nengokin cucunya Zaki bahkan jika mereka tak sering kesini Zaki yang ke rumah mertuaku atau nenek dan kakeknya zaki,
Pada Saat sore hari itu dengan matahari yang semakin padam berlarut warna senja yang terlukis indah, ku lihat dia masih bermain bola bersama anak seusianya, namun ini sudah sore waktunya untuk istirahat,
"Zaki pulang nak, udah sore besok lagi mainnya" ucapku,
"Yah ibu aku masih mau main sama temen temen" ucap zaki merengek
"Zaki udah mainnya yah, buruan pulang trus mandi lalu makan yah" ucap ku mengajak pulang
"Iya iya zaki pulang tapi nanti masakin telor ceplok setengah mateng ya bu" ucap zaki yang diamana anak itu suka sekali dengan makan telor cepok,
"iya iya, ntar ibu masakin tapi sekarang kamu pulang terus mandi okey" ucapku menjelaskannya lagi,
"iya iya siap bu" ucap zaki sambil berjalan di sampingku,
Zaki merupakan anak yang ganteng seperti ayahnya Azki, anak juga penurut dan tak banyak menuntut padahal jika dia ingin beli mainan ini itu dia bisa beli karena suamiku sudah membagikan harta untukku dan juga zaki,
" Aku pulang " ucap zaki yang terbiasa pulang selalu berucap seperti itu
"Zaki buruan mandi, ntar ibu masakin telor ceplok buat kamu mata sapi" ucapku menyurunya mandi,
"siap ibuku yang cantik dan bawel" ucap zaki yang membuatku tersenyum dan mencubit hidungnya,
"ii kamu yah masih kecil udah bisa bilang gitu" ucapku sambil mencubit pipinya,
"eh eh ibu sakit taau" ucapnya yang kesakitan
"udah sana kamu mandi ih" ucapku yang menyurunya mandi,
"iya iya ibu ku sayang hihi" ucapnya sembari lari menuju kamar mandi,
entah kenapa aku merasa suka dengan pujian yang terlontar dari anakku Zaki, hemm aku tidak tau kenapa merasa ada yang aneh, semenjak itu dia selalu seperti itu bahkan dia suka memujiku berlebihan,
Akhirnya pada saat malam hari pukul 07:36 saat kita sedang nonton tv bersama, aku bertanya ke dia terhadap sikapnya yang selalu seperti itu kepadaku,
"nak zaki kenapa si makin hari kamu makin aneh saja nak" ucapku bertanya kepadanya,
"aneh kenapa ibu cantik" ucapnya sembari memujiku lagi,
"ituloh nak kamu tuh gak boleh memuji ibumu ini seperti itu karena gak pantas loh anak memuji ibunya seperti itu" ucapku menasehatinya,
"iya bu ibu memang cantik teman teman ku juga bilang seperti itu bu" ucapnya memberi tahu kepadaku atas ucapannya teman temannya,
"tapi nak, kamu tidak boleh memuji ibu seperti itu" ucapku kepadanya
"ibu gimana si teman teman ku aja memuji ibu masa aku gak boleh" ucapnya yang kesal kepadaku,
"iya iya deh kalau itu mau kamu hadeuh kamu ini nak, ibu udah tua juga di bilang cantik" ucapku yang seakan menghela nafas,
"beneran iya bu, aku boleh memuuji ibuku yang cantik ini hehe" ucapnya sembari cengengesan,
"iya iya tidak apa apa" ucapku yang dari awal aku tak keberatan dengan pujiannya itu,
Dan sejak saat itu dia selalu memujiku dimana pun tempatnya, aku yang kini di buai pujiannya seakan aku seperti waktu sama mas Azki karena dia mirip mas Azki, seolahnya aku telah larut, hingga di suatu hari dia ingin tidur bersama ku dan akupun tak merasa keberatan karena fikiran ku Zaki itu masih anak kecil yang masih kolokan kepada ibunya,
"ibu ibu ibu" panggil zaki membangunkanku tetapi ku pura pura tetap tertidur saja, ku dengar suara pintu terbuka, aku rasa dia pergi ke wc buat buang air kecil, beberapa menit aku ketiduran lagi, entah kenapa aku merasa ada yang meremas remas payudara ku, rasanya aku melayang di buai remasan itu mungkin karena aku kekurangan sentuhan dari seorang pria, dan aku sedikit membukakan mata , ternyata aku kaget dalam hati, ternyata zaki yang meremas payudaraku, aku tak menyangka itu dan aku tetap membiarkan itu biar aku lihat sampai mana dia bermain, karena penasaran apa yang dia akan lakukan pada diriku ini sebagai ibunya, dan tentunya aku merasakan remasan yang begitu merangsang,
karena waktu itu aku tidak menggunakan bh karena kebiasaanku kalau tidur pasti ku buka karena sesek di dadaku, dia begitu mudahnya menemukan pentil tetek yang dulu dia netek,
" bu aku netek lagi ya kaya waktu dulu" ucapnya yang bertanya pelan dan aku tak menghiraukannya hanya dengan pura pura tidur ku sambil mengulat sedikit,
(crupp crupp cupss cupss) suara kecupannya makin keras aku merasa gejolak yang luar biasa uhhh rasanya nikmat sekali, tetapi aku tidak mau terbangun yang ada aku membuatnya merasa malu, dan mungkin bisa merenggangkan hubungan kita sebagai ibu dan anak,
aku lihat dengan mataku yang sedikit ku buka, ternyata dia sambil mengocok penisnya ohh tak kusangka penis anak ku yang seumur 15 tahun sudah mempunyai penis yang termasuk besar untuk ukuran penis anak seumuran dia,
"Arh ahh ibuku sayang aarhh kamu cantik sekali" erangnya pelan sambil meremas teteku sambil mengocok penisnya alias kontolnya,
sudah 20 menit dia mengocok tetapi belum keluar juga, ke 30 menitnya dia keluar begitu banyaknya di perut ku,
"Ibu ku sayang, aku mau keluaarr aaarhhh sshhh" erangnya ketika keluar juga pejuh anakku,
oh tidak anakku satu satunya sudah terobsesi olehku, harus bagaimana ini aku tak menyangka dia anakku satu satunya bisa seperti ini,
ku lihat dengan sedikit membuka mata ku melihat mengelap perutku dengan tisu yang ada di mejaku, aku tak menyangka anakku terobsesi olehku,
SUDAH SEGITU DULU PARA SUHU TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACANYA SAMPAI AKHIR TUNGGU CHAPTER SELANJUTNYA YA GAN,
Aku hanya seorang janda anak satu, meskipun aku janda anak satu aku selalu merawat tubuhku ini memakai perawatan tradisional yang sudah turun temurun dari nenek buyutku,
banyak orang orang yang selalu memandangku seperti matanya melotot melihat payudara ku yang seakan ingin memakan payudara ku, Nama ku Dera janda anak satu yang bernama zaki umurku sekarang 32 yang menikah di umur 15 thun, zaki sekarang telah memasuki umur 15 tahun karena dia lahir 2 tahun sesudah aku meningkah dengan ayahnya, ayahnya meninggal karena sakit jantung, dan ayahnya meninggalkan hartanya dan juga tanah yang luas untukku dan juga anakku,
Entah awal cerita ini harus di mulai dari mana, semenjak ayahnya zaki meninggal aku jadi kesepian karena sudah 3 tahun aku belum melakukan hubungan intim lagi di karenakan ayah zaki meninggal,
Meskipun harta berlimpah aku tetap melakukan aktivitas di kebun untuk bisa mempunyai kegiatan yang bisa menghilangkan kesedihanku atas sepeninggalnya suami ku Azki,
Untungnya ada Zaki, Kaka ku yang bernama Lita yang umurnya hanya terpaut 2 tahun denganku berarti umurnya 34 tahun yang kini sudah meningkah dengan seorang pelayaran dan juga adiku yang bernama Riri yang umurnya 25 thun yang terpaut jauh yaitu 7 tahun denganku yang kini masi melajang entah kenapa dia belum kunjung meningkah, selain mereka Ayah dan Ibu ku juga kadang berkunjung ke rumahku, kalau mertuaku dulu sering berkunjung tapi setelah suamiku mas Azki ayahnya Zaki meninggal sudah jarang kerumah meskipun begitu setahun sekali iya nengokin cucunya Zaki bahkan jika mereka tak sering kesini Zaki yang ke rumah mertuaku atau nenek dan kakeknya zaki,
Pada Saat sore hari itu dengan matahari yang semakin padam berlarut warna senja yang terlukis indah, ku lihat dia masih bermain bola bersama anak seusianya, namun ini sudah sore waktunya untuk istirahat,
"Zaki pulang nak, udah sore besok lagi mainnya" ucapku,
"Yah ibu aku masih mau main sama temen temen" ucap zaki merengek
"Zaki udah mainnya yah, buruan pulang trus mandi lalu makan yah" ucap ku mengajak pulang
"Iya iya zaki pulang tapi nanti masakin telor ceplok setengah mateng ya bu" ucap zaki yang diamana anak itu suka sekali dengan makan telor cepok,
"iya iya, ntar ibu masakin tapi sekarang kamu pulang terus mandi okey" ucapku menjelaskannya lagi,
"iya iya siap bu" ucap zaki sambil berjalan di sampingku,
Zaki merupakan anak yang ganteng seperti ayahnya Azki, anak juga penurut dan tak banyak menuntut padahal jika dia ingin beli mainan ini itu dia bisa beli karena suamiku sudah membagikan harta untukku dan juga zaki,
" Aku pulang " ucap zaki yang terbiasa pulang selalu berucap seperti itu
"Zaki buruan mandi, ntar ibu masakin telor ceplok buat kamu mata sapi" ucapku menyurunya mandi,
"siap ibuku yang cantik dan bawel" ucap zaki yang membuatku tersenyum dan mencubit hidungnya,
"ii kamu yah masih kecil udah bisa bilang gitu" ucapku sambil mencubit pipinya,
"eh eh ibu sakit taau" ucapnya yang kesakitan
"udah sana kamu mandi ih" ucapku yang menyurunya mandi,
"iya iya ibu ku sayang hihi" ucapnya sembari lari menuju kamar mandi,
entah kenapa aku merasa suka dengan pujian yang terlontar dari anakku Zaki, hemm aku tidak tau kenapa merasa ada yang aneh, semenjak itu dia selalu seperti itu bahkan dia suka memujiku berlebihan,
Akhirnya pada saat malam hari pukul 07:36 saat kita sedang nonton tv bersama, aku bertanya ke dia terhadap sikapnya yang selalu seperti itu kepadaku,
"nak zaki kenapa si makin hari kamu makin aneh saja nak" ucapku bertanya kepadanya,
"aneh kenapa ibu cantik" ucapnya sembari memujiku lagi,
"ituloh nak kamu tuh gak boleh memuji ibumu ini seperti itu karena gak pantas loh anak memuji ibunya seperti itu" ucapku menasehatinya,
"iya bu ibu memang cantik teman teman ku juga bilang seperti itu bu" ucapnya memberi tahu kepadaku atas ucapannya teman temannya,
"tapi nak, kamu tidak boleh memuji ibu seperti itu" ucapku kepadanya
"ibu gimana si teman teman ku aja memuji ibu masa aku gak boleh" ucapnya yang kesal kepadaku,
"iya iya deh kalau itu mau kamu hadeuh kamu ini nak, ibu udah tua juga di bilang cantik" ucapku yang seakan menghela nafas,
"beneran iya bu, aku boleh memuuji ibuku yang cantik ini hehe" ucapnya sembari cengengesan,
"iya iya tidak apa apa" ucapku yang dari awal aku tak keberatan dengan pujiannya itu,
Dan sejak saat itu dia selalu memujiku dimana pun tempatnya, aku yang kini di buai pujiannya seakan aku seperti waktu sama mas Azki karena dia mirip mas Azki, seolahnya aku telah larut, hingga di suatu hari dia ingin tidur bersama ku dan akupun tak merasa keberatan karena fikiran ku Zaki itu masih anak kecil yang masih kolokan kepada ibunya,
"ibu ibu ibu" panggil zaki membangunkanku tetapi ku pura pura tetap tertidur saja, ku dengar suara pintu terbuka, aku rasa dia pergi ke wc buat buang air kecil, beberapa menit aku ketiduran lagi, entah kenapa aku merasa ada yang meremas remas payudara ku, rasanya aku melayang di buai remasan itu mungkin karena aku kekurangan sentuhan dari seorang pria, dan aku sedikit membukakan mata , ternyata aku kaget dalam hati, ternyata zaki yang meremas payudaraku, aku tak menyangka itu dan aku tetap membiarkan itu biar aku lihat sampai mana dia bermain, karena penasaran apa yang dia akan lakukan pada diriku ini sebagai ibunya, dan tentunya aku merasakan remasan yang begitu merangsang,
karena waktu itu aku tidak menggunakan bh karena kebiasaanku kalau tidur pasti ku buka karena sesek di dadaku, dia begitu mudahnya menemukan pentil tetek yang dulu dia netek,
" bu aku netek lagi ya kaya waktu dulu" ucapnya yang bertanya pelan dan aku tak menghiraukannya hanya dengan pura pura tidur ku sambil mengulat sedikit,
(crupp crupp cupss cupss) suara kecupannya makin keras aku merasa gejolak yang luar biasa uhhh rasanya nikmat sekali, tetapi aku tidak mau terbangun yang ada aku membuatnya merasa malu, dan mungkin bisa merenggangkan hubungan kita sebagai ibu dan anak,
aku lihat dengan mataku yang sedikit ku buka, ternyata dia sambil mengocok penisnya ohh tak kusangka penis anak ku yang seumur 15 tahun sudah mempunyai penis yang termasuk besar untuk ukuran penis anak seumuran dia,
"Arh ahh ibuku sayang aarhh kamu cantik sekali" erangnya pelan sambil meremas teteku sambil mengocok penisnya alias kontolnya,
sudah 20 menit dia mengocok tetapi belum keluar juga, ke 30 menitnya dia keluar begitu banyaknya di perut ku,
"Ibu ku sayang, aku mau keluaarr aaarhhh sshhh" erangnya ketika keluar juga pejuh anakku,
oh tidak anakku satu satunya sudah terobsesi olehku, harus bagaimana ini aku tak menyangka dia anakku satu satunya bisa seperti ini,
ku lihat dengan sedikit membuka mata ku melihat mengelap perutku dengan tisu yang ada di mejaku, aku tak menyangka anakku terobsesi olehku,
SUDAH SEGITU DULU PARA SUHU TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACANYA SAMPAI AKHIR TUNGGU CHAPTER SELANJUTNYA YA GAN,