- Daftar
- 4 Oct 1988
- Post
- ★
- Like diterima
- 9.144
Ditahun tahun penuh luka.
Aku yang sayapnya patah sebelah ini.
Masih coba terbang sendirian.
Meski terbangku jatuh-jatuhan.
Jiwaku habis-habisan.
Dan rasanya gak karuan.
Di ujung awal tahun ini hanya bisa bilang.
"Sudahlah mungkin ini yang terbaik"
Semakin dewasa kalimat itu jadi sering kita ucapkan.
Kita sudah berusaha sebaik mungkin.
Tapi memang bukan kita yang menentukan hasil.
Tahun lalu memang banyak sedihnya.
Banyak orang yang singgah dan memberi harapan kosong.
Banyak datang cuma permisi.
Banyak yang mengetuk tapi tanpa maksud.
Seperti orang - orang ini hanya penasaran.
Dengan rumahku yang dari luar nampak megah.
Namun setelah masuk,
Ruang tamunya saja berantakan...
Bagaimana tidak,
Tahun lalu badainya sangat kencang.
Tidur ku tidak lelap.
lariku terlalu jauh.
Pergi ku tak kunjung pulang...
LaLu bagaimana sempet aku merapikan ruang tamu.
Sedang aku sendiri saja kepayahan,
Dihajar oleh cinta dan semesta.
Dipatahkan oleh rasa percaya.
Dan di habisi oleh rasa kecewa...
Membuatku menilai jika Dunia ini sudah gak ramah...
Kata ibu dewasa itu menyenangkan.
Kataku dewasa ini menyebalkan.
Jika aku tahu mencintai rasanya serumit ini.
Aku tak ingin menaruh hati kepada satu orang di bumi ini....
Jika aku tahu kecewa sesakit ini..
Aku tak akan pernah percaya sama siapapun orang di hidup ini ...
Semua cerita tentang mu sudah habis kutamatkan.
Semua hal baik dari mu sudah selesai ku pelajari...
Terimakasih untuk semua yang pernah hadir di hidupku di tahun ini...
Meski datang dan pergi silih berganti..
Hingga yang hilang tidak kembali...
Semuanya punya cerita masing masing.
Tapi tetep saja di akhir cerita ,semuanya pergi...
Dan ternyata begini ya rasanya gagal..
Menerima bagian terdalam dari sebuah kehilangan...
Melewati banyak perjalanan,
malah bikin aku mati rasa sekarang..
Maaf,untuk sesuatu yang dipaksakan.
Maaf,kita dan dibalik cerita virtual kita.
Maaf,untuk segala ucapan.
Maaf,untuk kata maaf yang belum terucap.
Aku yang sayapnya patah sebelah ini.
Masih coba terbang sendirian.
Meski terbangku jatuh-jatuhan.
Jiwaku habis-habisan.
Dan rasanya gak karuan.
Di ujung awal tahun ini hanya bisa bilang.
"Sudahlah mungkin ini yang terbaik"
Semakin dewasa kalimat itu jadi sering kita ucapkan.
Kita sudah berusaha sebaik mungkin.
Tapi memang bukan kita yang menentukan hasil.
Tahun lalu memang banyak sedihnya.
Banyak orang yang singgah dan memberi harapan kosong.
Banyak datang cuma permisi.
Banyak yang mengetuk tapi tanpa maksud.
Seperti orang - orang ini hanya penasaran.
Dengan rumahku yang dari luar nampak megah.
Namun setelah masuk,
Ruang tamunya saja berantakan...
Bagaimana tidak,
Tahun lalu badainya sangat kencang.
Tidur ku tidak lelap.
lariku terlalu jauh.
Pergi ku tak kunjung pulang...
LaLu bagaimana sempet aku merapikan ruang tamu.
Sedang aku sendiri saja kepayahan,
Dihajar oleh cinta dan semesta.
Dipatahkan oleh rasa percaya.
Dan di habisi oleh rasa kecewa...
Membuatku menilai jika Dunia ini sudah gak ramah...
Kata ibu dewasa itu menyenangkan.
Kataku dewasa ini menyebalkan.
Jika aku tahu mencintai rasanya serumit ini.
Aku tak ingin menaruh hati kepada satu orang di bumi ini....
Jika aku tahu kecewa sesakit ini..
Aku tak akan pernah percaya sama siapapun orang di hidup ini ...
Semua cerita tentang mu sudah habis kutamatkan.
Semua hal baik dari mu sudah selesai ku pelajari...
Terimakasih untuk semua yang pernah hadir di hidupku di tahun ini...
Meski datang dan pergi silih berganti..
Hingga yang hilang tidak kembali...
Semuanya punya cerita masing masing.
Tapi tetep saja di akhir cerita ,semuanya pergi...
Dan ternyata begini ya rasanya gagal..
Menerima bagian terdalam dari sebuah kehilangan...
Melewati banyak perjalanan,
malah bikin aku mati rasa sekarang..
Maaf,untuk sesuatu yang dipaksakan.
Maaf,kita dan dibalik cerita virtual kita.
Maaf,untuk segala ucapan.
Maaf,untuk kata maaf yang belum terucap.
