Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU 2 ( NO SARA )

Bimabet
Astaga sudah pag 14 trnyata...

Maaf2 suhu ane bener sibuk ini....

Ok2 lah lanjut...














Setelah seminggu aku berada dirumah aku juga sudah bosan karena tidak ada kerjaan maka aku putuskan untukku bekerja lagi ditoko. Kehadiranku disambut oleh Abi dan para kariyawan yang lainnya.

Sampai dimana waktu malam itu sekitar jam 8 malam setelah aku pulang untuk bekerja aku yang sedang duduk dibelakang rumah dengan santai tiba-tiba ibuku menyusulku dan duduk disamping kiriku.

" Adem ya nak... Cerah juga langitnya.... ". Kata ibuku membuka obrolan.

" Iya bunda... ". Kataku.

Saat itu ibuku menggunakan gamis warna army polos beserta khimar dan cadar talinya.

" Bunda kangen saat-saat seperti ini nak... " Kata ibuku.

Tiba-tiba kepala ibuku bersender di pundak kananku. Aku yang sempat terkejut dengan ibuku menjadi sedikit gugup.

" I-iya bunda... Aku juga... ". Kataku sambil mencoba merangkul ibuku menggunakan tangan kiriku.

" Nak... Kalau nanti kamu sudah menikah dengan evi jangan semau kamu sendiri ya... ". Kata ibuku.

" Maksudnya bunda? ". Tanyaku yang tidak faham perkataanya.

" Maksudnya jangan pernah aneh-aneh lagi... Kamu harus bisa meninggalkan semua egomu apalagi pikiran-pikiran untuk merepotkannya... Kamu harus bisa menjadi suami yang baik, pengertian, tanggung jawab, mengerti satu sama lain, dan jadilah suami yang bisa diandalkan dalam segala hal walaupun itu berat tapi kamu tetap lakukan, jangan pernah melihat dari hasilnya tapi lihatlah laku perjuanganmu karena hasil tidak akan pernah mengingkari perjuanganmu.... ". Kata ibuku memberi nasihat yang berharga.

Aku termenung sejenak memikirkan apa kata ibuku.

" Segitukah bunda ingin melihatku untuk menikah...? ". Tanyaku.

" Tidak nak.... Hanya saja bunda ingin kamu juga merasakan kebahagiaan bersama dengan pendamping hidupmu... ". Jawab ibuku.

" Bunda... Aku sudah bahagia bunda... Aku juga ada bunda lagi pula aku ingin bahagiakan bunda dulu.... ". Kataku.

" Sampai kapan nak? Apa sampai bunda pulang nanti? Jangan sampai kamu menyesal setelah itu nak.... ". Kata ibuku menasehatiku.

Aku yang mendengar ibuku berkata seperti itu membuatku terenyuh. Ketulusan dan kasih sayang seorang ibu pada anaknya benar-benar tidak bisa dibalas dengan apapun.

Aku langsung memeluk ibuku dengan erat.

" Makasih bunda.... Makasih... ". Kataku.

Ibuku tidak lagi bersuara dan hanya membalas pelukanku dengan erat.

Setelah itu ibuku melepaskan pelukannya.

" Tidur yuk nak... Bunda ingin tidur sambil dipeluk sama kamu.... ". Kata ibuku sambil tersenyum dibalik cadarnya.

Aku hanya mengangguk saja saat itu dan tangan kananku pun dipegang oleh bunda sambil berdiri dan aku melakukan hal yang sama. Kami berjalan sampai masuk ke kamar ibuku setelah aku menutup pintu dapur.

" Tidur dikamar bunda saja yaa.... ". Kata ibuku sambil menutup pintu kamarnya.

" Iya bunda... ". Kataku.

Saat itu kulihat ibuku membuka cadarnya dan khimarnya. Nampak rambut panjangnya yang terikat ekor kuda. Ibuku tersenyum melihatku yang masih berdiri didepan pintu kamar sambil melihat ibuku membuka cadar dan khimarnya.

Lalu ibuku berjalan ke ranjangnya dan duduk disana.

" Nak... Sini tidur sama bunda.... ". Kata ibuku sambil merebahkan tubuhnya.

Aku pun mengangguk dan segera menyusul ibuku yang sudah bergeser mepet ke tembok sebelah kirinya sedangkan aku langsung berbaring disisi kanannya.

" Peluk bunda nak ". Kata ibuku sambil menghadap kearahku.

Aku langsung berpaling dan melakukan apa yang ibuku minta dan aku pun mencoba untuk tidur tapi mukaku malah ditiup tiup oleh ibuku.

" Masya Allah... Bunda... Kenapa sih... Tiupin mukaku... Aku mau tidur lho bunda... ". Kataku.

Sebenarnya aku hanya ingin melupakan kejadian bermainku dengan ibuku karena aku kembali teringat kejadian itu. Ingatan itu juga yang membuat kemaluanku mengeras. Bahkan tubuhku pun sampai menghangat yang terpacu oleh syahwat.

" Hihihi.... Kamu tampan banget sayang... Hihihi... Bunda tambah sayang sama kamu.... ". Kata ibuku sambil tersenyum.

" Alhamdulillah.... Tapi udahlah bunda aku mau tidur loh.... ". Kataku.

" Hihihi mau tidur apa inget waktu itu...? ". Tanya ibuku.

" Duh... Ketahuan.... ". Pikirku.

Aku pun hanya diam dan memejamkan mataku mencoba menghiraukan ibuku. Tapi mau segimana pun ibuku terus saja meniup mukaku setiap kali aku memejamkan mataku.

" Astaghfirullah bunda.... ". Kataku sambil merubah posisiku menjadi terlentang.

" Hihihi... Sayang kenapa sih... Marah ya sama bunda? ". Tanya ibuku sambil cemberut.

" Duh... Tidak bunda... Aku tu ha.... ". Kataku terpotong oleh ibuku.

" Yasudah lah.... Azam kalau mau tidur yasudah tidur saja sana... ". Kata ibuku sambil merubah posisinya menjadi membelakangiku.

" Astaghfirullah.... Apalagi ini.... ". Batinku.

Aku yang melihat ibuku seperti itu langsung saja merubah lagi posisiku menjadi memeluk ibuku dari belakang.

" Maafin aku bunda.... ". Kataku sambil memeluk ibuku.

" Kamu katanya mau tidur yasudah sana tidur.... ". Kata ibuku sambil menepis tangan kananku yang memeluk tubuhnya dari belakang.

" Bunda.... Maafin aku bunda.... Iya... Iyaaa aku temenin sampai bunda tidur yaa.... ". Kataku yang kembali memeluk pinggang ibuku.

" Bunda itu kangen banget sama kamu sayang... Tapi kamunya malah begitu... Tidak peka sama bunda.... ". Kata ibuku.

" Astaghfirullah... Kok malah jadi kayak anak kecil begini sih bunda.... ". Pikirku.

" Iya bunda... Yasudah aku peluk ya bunda.... Hmm.... ". Kataku sambil mempererat pelukanku pada pinggang ibuku dan tubuhku pun aku dekatkan dengan tubuh ibuku sampai mepet.

Lama kami pun terdiam lalu ibuku kembali membuka suara.

" Sayang... Itu kamu nyodok pantat bunda... ". Kata ibuku.

Namun aku tidak menghiraukan itu karena mataku sudah 2 watt dan sudah diambang antara sadar dan tidak sadar.

Dan leeeeppppp....


Tapi....

Memang benar apa yang ibuku bilang saat itu kemaluanku sudah sangat keras mengingat tubuh ibuku yang nampak dari luar selalu menggunakan pakaian yang longgar dan syar'i bahkan bercadar tapi memiliki tubuh yang sangat seksi dan montok, apalagi payudara yang besar dan pantatnya yang nonggeng itu.

" Uh... Maaf bunda.... Aku... Aku.... ". Kataku gugup.

" Tidak apa-apa sayang.... Bunda ngerti kok.... Ummm.... Sudah keras banget ya sayang.... ". Kata ibuku sambil merubah posisinya menghadap kearahku.

" Maaf bunda.... ". Kataku menunduk tidak berani untuk menatap wajah manisnya itu padahal sedang tersenyum sampai lesung pipi dan gigi gingsulnya terlihat.

" Hihihi.... ' cupp '.... ". Tawa ibuku lirih sambil mencium keningku.

Aku yang saat itu tidak tau lagi harus bagaimana dan hanya terdiam saja.

" Sayang kenapa tidak kamu lepaskan saja supaya bisa bernapas dengan lega... Hmmm.... ". Kata ibuku.

Derrrrr.....

Seketika tubuhku dibuat panas dingin lagi oleh ibuku. Keringatku pun keluar dari tubuhku. Aku menjadi sangat gugup saat itu.

" Ehh... Jangan bilang kalau ibuku juga merasakan apa yang aku rasakan ". Pikirku.

" Lepasin saja sayang... Tidak apa-apa kok... Apa bunda yang lepasin dari sarung kamu itu.... ". Kata ibuku.

" Ehhh... I-itu... A-aku.... ". Kataku sangat gugup.

Tanpa berlama lama lagi ibuku langsung meraih sarungku dan menariknya sampai sarungku terlepas dan dilempar sembarang tempat. Dari situlah kemaluanku yang sangat tegang langsung terbebas dan nampak karena aku tidak memakai apa-apa lagi dibalik sarungku yang bahkan aku juga tidak memakai kaos saat itu yang secara otomatis aku langsung telanjang didepan ibuku yang kesehariannya bercadar itu.

" Sayang... Gagah banget... Hmmm.... ". Kata ibu yang langsung melihat kemaluanku yang sudah sangat tegang dan mengeras.

" Ehh... I-iya bunda.... ". Kataku.

Aku melihat mata ibuku langsung terlihat sayu bahkan nafasnya pun memberat dan tangannya bergetar.

" Sayang... Sudah lama bunda tidak melihat ini... Bunda kira semakin besar dan panjang saja... ". Kata ibuku.

" Masa sih bunda...? ". Tanyaku.

" Iya sayang... Umm.... ". Jawab ibuku.

Aku yang melihat ibuku seperti menahan sesuatu menjadi gemas.

Aku pun langsung bangkit duduk menghadap ke ibuku.

" Sebenarnya bunda mau apa...? ". Tanyaku.

" Bu-bunda sebenarnya kangen kita berduaan seperti ini sayang.... Bunda... ". Kata ibuku yang terpotong olehku.

" Kenapa bunda tidak minta saja sama aku... Kenapa malah malu-malu seperti ini... ". Kataku.

" Entah kenapa bunda gugup sayang setelah melihat itu yang bunda kira semakin besar dan panjang.... ". Jawab ibuku sambil menahan nafas.

" Itu? Itu apa bunda.... ". Tanyaku.

" Itu sayang.... ". Jawab ibuku.

" Itu apaan sih bunda... ". Tanyaku lagi.

Mungkin karena gemas atau apa ibuku menatapku tajam.

" KONTOL.... puas kamu... ". Kata ibuku sambil menekan kata kontol pada suaranya.

Aku yang mendengar itu pun tersenyum.

" Kenapa tidak bilang daritadi malah ita itu ita itu.... Bunda aku kan sudah bilang kan kontol aku itu punya bunda jadi bunda tinggal minta saja sama aku... ". Kataku sambil mengelus pipi kiri ibuku.

Ibuku langsung memejamkan matanya merasakan elusanku pada pipi kirinya.

" Bunda semakin cantik kalau lagi begini... ". Pikirku.

Mungkin merasa lebih nyaman dengan elusan tanganku dipipi kirinya ibuku membuka matanya.

" Sayang... Ingat kan pesan bunda dulu....? ". Tanya ibuku.

" Iya bunda... Aku selalu ingat.... ". Jawabku sambil tersenyum.

Ibuku pun juga tersenyum saat itu dan dengan sigap ibuku meloloskan semua pakaian yang dikenakannya. Mulai dari gamisnya, tanktopnya, celana legingnya, bra dan cd nya. Setelah itu aku bisa melihat tubuh ibuku yang super seksi itu dengan jelas tanpa penghalang apapun alias telanjang.

" Bunda semakin seksi.... ". Kataku sambil tersenyum.

Memang benar saat itu tubuh ibuku semakin seksi, semakin padat dan kencang apalagi susunya yang besar itu saat itu terlihat sangat kencang perut yang rata malahan pantatnya semakin besar dan nonggeng seolah olah lemak ditubuhnya berpindah ke pantat ibuku itu.

" Hihihi... Bunda sekarang rajin olah raga lho sayang bahkan senam juga makanya tubuh bunda kayak gini sekarang... Hihihi.... Gimana bagus tidak sayang....? ". Tanya ibuku sambil berdiri dan berputar secara berlahan agar semua inci dari tubuhnya yang sekarang terlihat dengan jelas oleh mataku.

Aku yang melihat itu semakin pening kepala atas bawahku.

" Hihihi... Kenapa sayang kok bengong.... ". Tanya ibuku yang melihatku takjub dan terpesona oleh tubuh ibuku.

" Uh.... Iya bunda.... Semakin mantap saja tubuh bunda... ". Jawabku.

" Kenapa hampir sama dengan tubuh Kak Nissa bedanya hanya pantat bunda lebih besar saja.... ". Batinku.

Lalu ibuku duduk timpuh didepanku dan tersenyum.

" Sudah gitu doang...? Cuma dilihatin aja nih...? Tidak mau lakuin sesuatu sama bunda....? ". Kata ibuku dengan gemasnya.

" Ehhh... Maaf bunda... Tapi bunda mau diapain sama aku.... ". Kataku yang terus menerus untuk menahan diriku supaya tidak lepas kontrol.

" Bunda mau dibajak sawah bunda sama cangkul kamu.... Hihihi... ". Kata ibuku dengan berbisik menggoda.

Setelah aku mendengar ibuku berkata seperti ibu seketika juga aku melumat bibir seksinya itu.

" Cupp..... Ummm.... Hmmmm.... Ummmmhhh.... ".

Ibuku pun juga menyambut lumatanku dengan lembutnya.

" Ummm.... Sssppppo.... Hhhmmmm.... Ullmmm..... ".

Saling melumat yang bahkan ibuku berinisiatif untuk memasukan lidahnya ke dalam mulutku. Aku yang diperlakukan seperti itu oleh ibuku tentunya aku menyambutnya dengan hangat dan lembut.

Lidah ibuku aku hisap-hisap dengan lembut yang terkadang aku sentakkan dalam menghisap lidah ibuku yang terus menggelitiki rongga mulutku dan juga lidahku.

" Ummm.... Sllllppp.... Ummm.... Aahhhh.... Sssppppp.... Hmmmmm... Ahhh..... ".

Cukup lama kami saling beradu lidah saling menghisap lidah ibuku menghentikan aksinya.

" Sayang... Bunda ingin di masukin.... ". Kata ibuku lirih sambil melihatku dengan tatapan sayu.

Melihat ekpresi ibuku yang sudah sangat terangsang aku mengelus pipi kiri ibuku dengan tangan kananku.

" Dimasukin apa bunda.... ". Tanyaku menggoda ibuku.

" Dimasukin kontol kamu sayang.... ". Jawab ibuku.

" Kontrol bunda.... ". Kataku mengingatkan.

" Ennnnnhhh... Ggghhh.... Sayang.... ". Kata ibu mengerang dengan manja.

" Duhh... Erangan bunda benar-benar membuatku hampir lupa untuk tetap kontrol... ".batinku.

Tiba-tiba ibuku mendorong tubuhku sampai aku terlentang. Setelah itu ibuku menggenggam kemaluanku yang sudah sangat tegang itu dengan tangan kanannya.

" Nikmati ya sayang.... Bunda emut-emut kontol kamu... ". Kata ibuku samnil tersenyum manja.

Langsung saja ibiku menjilat jilat kepala kemaluanku dengan ujung lidahnya berpular putar serta menekan nekan lobang kemaluanku.

Aku yang merasakan permainan ibuku yang seperti itu membuatku merinding. Bahkan tidak sadar aku pun mengerang karena saking nikmatnya permainan lidah ibuku pada kemaluanku.

" Ahhh.... Bunda..... Enak.... Uhhh...... ". Desahku.

Mungkin tidak semua wanita bercadar itu melakukan apa yang ibuku lakukan saat bermain akan tetapi semua kembali kepada individu seorang wanitanya.

Ibuku terus melakukan itu bahkan sampai didaerah paling sensitif pada kemaluan seorang laki-laki yaitu pada bagian bawah lobang kemaluan. Sensasi dan juga rasa dari semua itu sangatlah nikmat dan juga nagih.

" Uhhh.... Ssshhh.... Enak bunda...... Uhhhh...... ". Erangku merasakan kenikmatan dunia yang memabukan.

Cukup lama ibuku melakukan itu karena ibuku tau kalau aku susah untuk mencapai orgasmeku maka entah disengaja atau tidak sepertinya ibuku melampiaskan semuanya dan mengeluarkan semua kemampuannya untuk memberi tahuku kalau ibuku sangat mampu memuaskan seorang laki-laki walau usianya lebih dari 40 tahun.

Setelah ibuku puas melakukan gelitikan ujung lidahnya pada kemaluanku maka setelah itu ibuku langsung memasukan kepala kemaluanku pada mulutnya.

Dihisap hisap kelapa kemaluanku yang terkadang pelan dan lembut tapi juga sesekali ibu mengisap kuat seolah olah disentak sentakan. Dengan perlakuan ibuku yang seperti itu pada kepala kemaluanku, itu membuatku semakin belingsatan akan kenikmatan dunia yang diberikan ibuku padaku tepatnya pada kepala kemaluanku.

" Oohhn.... Bunda..... Sssshhh..... Nikmat bundaa..... Ohhh.... Ssshhh..... ". Desahku.

Ibuku langsung melirikku dengan tatapan menggodanya yang saat itu ibuku menambahkan hal lain juga pada kepala kemaluanku yaitu lidah ibuku ikut bermain. Lidah ibuku menggelitik bawah lobang kemaluanku dan juga terkadang menusuk nusuk lobang kemaluanku yang disertai dengan hisapan-hisapan mautnya pada kepala kemaluanku.

Setelah ibuku puas melakukan itu yang menurutku cukup lama yang bahkan aku sendiri pun heran karena diusianya yang kepala empat tapi masih kuat untuk melakukan hal itu. Ibuku pun melepaskan kemaluanku dari mulutnya dan tersenyum melihatku.

" Uhhhmmppp.... Pppuuaaahhhh..... Hahhh.... Sayang.... Puas bunda emut-emut.... Hihihi.... Gimana kontolmu sayang... Kontol kamu menikmatinya kan.... Keenakan kan... Hihihi.... Kuat banget sih.... Bunda jadi ketagihan... ". Kata ibuku.

" Uhhh.... Bunda aku tidak bisa berkata kata lagi.... Terlalu nikmat bunda.... Hmmm..... ". Kataku.

Ibuku hanya tersenyum manja saat aku mengatakan itu. Lalu aku pun bangkit dan duduk didepan ibuku.

" Sekarang bunda yang aku buat enak.... ". Kataku sambil tersenyum.

" Huuuwwwww.... Bunda maaauuuuuuu..... ". Kata ibuku sambil tersenyum manja.

Aku pun langsung melumat bibir ibuku sebentar lalu menidurkannya. Setelah itu aku langsung merangkak diatas ibuku yang posisinya sudah pasrah untuk bermain.

" Sayang... Yang lembut yaahhh.... Hhggghhh..... ". Kata ibuku sambil menahan nafas karena ternga kanan ibuku aku ciumin.

" Cuppp.... Cuuppp.... Cuppp... ".

Setelah itu aku menjilati telinga kanan ibuku yang mana ibuku langsung memeluk kepalaku dengan kedua tangannya.

" Ssslllpppp.... Sssslllppp.... Ummmmm..... Hmmmmm ".

" Uhhhh.... Ssshhhh.... Sayang...... ". Desah ibuku keenakan.

Aku terus melakukan jilatan pada telinga kanan ibuku yang terkadang aku hisap juga daun telinganya itu.

Posisiku yang diatas ibuku membuat ibuku belingsatan dengan apa yang aku lakukan bahkan pinggulnya yang seksi itu pun naik turun.

Setelah puas aku bermain di telinga ibuku yang bahkan telinga kirinya aku garap juga maka aku berpindah ke leher ibuku yang sangat mulus itu yang mana dihiasi oleh bulu-bulu pendek tipis.

Aku cium serta jilat leher ibuku itu kanan dan kiri. Ibuku semakin tidak karuan oleh perlakuanku dan desahannya semakin kencang sat aku menjilati leher itu.

" Oohhh.... Ssshhhh.... Sayang..... Hmmmm..... Ssshhhh..... ". Desah ibuku sambil tangannya meremas remas rambutku.

Aku terus menjilati leher ibuku dengan penuh kelembutan yang mana ibuku suka kalau diperlakukan dengan lembut dan tidak terburu-buru.

Puas dengan itu aku langsung saja pindah ke susu ibuku yang sangat memggiurkan. Bentuknya yang bulat seperti balon dengan kulit yang sangat mulus dan wangi bau badannya serta kencang dan sintal dihiasi dengan puting yang mungil berwarna pink kecoklatan.

Aku julurkan ujung lidahku pada puting yang sudah mengeras itu. Begitu ujung lidahku sampai pada tujuannya betapa nikmatnya sensasi yang aku dapatkan saat itu. Bahkan ibuku pun sampai menengadah keatas wajahnya serta memejamkan matanya.

Sebenarnya aku ingin berlama lama menjilati puting mungil itu dengan ujung lidahku akan tetapi dengan cepat kedua tangan ibuku langsung memeluk kepalaku dan menekannya. Secara otomatis mau tidak mau mukaku terbenam pada susu sebelah kiri milik ibuku itu dan disaat itu juga aku membuka mulutku dan masuklah puting milik ibuku itu kedalam mulutku.

Hisapan-hisapan nan lembut serta gigitan yang lembut aku lakukan yang membuat ibuku semakin tidak karuan apalagi tangan kiriku aku aktifkan meremas remas manja susu sebelah kanan milik ibuku itu.

" Eennnnhhh..... Sssshh.... Sa... Sayang.... Uuhhhh.... Bu... Bundaaa.... Tidak.... Kuat.... Ohhhhh..... Ennnhhh..... ". Erang ibuku.

Aku tidak menghiraukan erangan-erangan ibuku yang terus meracau nikmat yang ibuku dapatkan ketika aku bermain di kedua susunya.

Puas dengan susu kiri ibuku aku pun berpindah ke sebelah kanan yang mana tangan kiriku langsung meremas daging kenyal nan besar seperti balon itu.

" Uuuhhh.... Sayang.... Enak... Sayang.... Ernnnhhh..... Hhmmmm..... ". Erang ibuku.

Setelah beberapa saat aku puas dengan susu milik ibuku aku langsung menurunkan kepalaku sampai pada pusar ibuku.

Terlihat dengan jelas perut yang rata yang dihiasi oleh pusar yang nampak dalam. Seketika itu langsung saja aku mencium dan menjilati pusar itu dengan gemas bahkan aku hisap-hisap.

" Ennn... Geli... Sayang.... Hmmm..... ". Erang ibuku.

Tidak lama aku melakukan jilatan dipusar ibuku. Aku langsung menurunkan lagi kepalaku tepat dimana disitu terdapat sebuah pintu surga yang semua wanita memilikinya. Aku memperhatikan kemaluan ibuku itu sesaat. Nampak cairan yang merembes keluar dari pintu surga dunia itu. Terlihat juga betapa terawatnya kemaluan ibuku tersebut. Tidak ada bulu kemaluan sama sekali yang mana mungkin diberi cairan oles yang sama dengan punya Kak Nissa yang mana tidak bisa lagi untuk bulu kemaluan tumbuh dan itu kata Kak Nissa permanen.

" Cantik banget memek bunda.... Sama seperti orangnya.... ". Gumamku.

" Sayang... Jangan diliatin terus bunda malu..... ". Kata ibuku sambil mencoba untuk menutupi kemaluannya namun aku halangi.

" Bunda.... Cantik banget memek bunda
... ". Kataku sambil melihat ke arah ibuku.

Aku melihat ibuku hanya tersenyum malu-malu.

" Memek bunda punya aku kan bunda.... ". Tanyaku.

Ibuku hanya mengangguk sambil tersenyum malu-malu untuk memberi jawaban atas pertanyaanku.

Setelah itu aku langsung tersenyum dan mencium pintu surga milik ibuku yang sangat menggodaku seolah olah memanggilku untuk segera mengeksekusinya.

" Cup.... Cuppp..... ".

Aku pun langsung menjilat pintu surga milik ibuku itu tanpa aku buka terlebih dahulu. Karena surga milik ibuku itu tembam maka walaupun ibuku merenggangkan kakinya lebar-lebar pintu surga milik ibuku tidak akan terbuka kecuali dibuka sendiri oleh jari.

Cukup lama aku menjilat pintu surga milik ibuku itu dengan jantung yang terus berdetak kencang aku memasangkan kedua jempol tanganku di samping kana dan kiri pintu surga milik ibuku yang berniat untuk membukanya.

Terlihat sangat basah oleh ludahku dan juga cairan pelumas ibuku yang terus saja mengalir. Aku tersenyum melihat itu.

" Bunda.... Aku buka yahhh.... ". Kataku samnil melihat ekpresi ibuku yang sangat terangsang.

" Bukalah sayang.... Nikmatilah... Memek bunda sudah bunda kasihkan ke kamu sayang... ". Kata ibuku yang melihatku sambil tersenyum manja.

Dengan tangan yang sedikit bergetar aku pun membuka pintu surga milik ibuku dengan kedua jari jempolku. Aku membuka pintu surga milik ibuku dengan perlahan lahan.

" Sangat indah.... ". Gumamku saat pintu surga milik ibuku terbuka lebar oleh jari jempolku.

Tercium juga aroma daun sirih yang sangat harum masuk kedalam hidungku.

Terlihat sudah lipatan daging pintu surga milik ibuku itu yang berwarna merah seperti buah semangka dan juga kacang gajah yang kulihat sudah siap untukku eksekusi. Tidak ada warna lain selain merah serta aku juga dapat melihat lelehan cairan surga yang mengalir bahkan menetes padahal kulihat saat itu seperti tidak ada lobang pada surga dunia milik ibuku itu.

" Ahhh..... ". Erangan ibuku saat kemaluannya terbuka oleh kedua jari jempolku.

Aku juga menghirup dalam-dalam aroma daun sirih yang memabukan itu.

Setelah puas aku menghirup aroma daun sirih di kemaluan ibuku, aku memajukan kepalaku tepat pada kemaluan ibuku yang berwarna merah bak buah semangka itu.

Secara perlahan bibirku menyentuh kacang gajah berwarna merah yang terlihat sudah basah oleh cairan surga.

" Cup... Cuppp.... Happ... Ssssspppphhh.... Hmmmmm..... ".

Aku pun mencium dan juga memasukan kacang gajah milik ibuku tersebut kedalam mulutku yang mana lidahku menggelitik kacang gajah tersebut.

" Eennnnnhhhh..... Ssshhhhh..... Oohhhh..... Hhhmmm..... Sayang.... Aaahhhhhh...... ". Erang ibuku sambil mengelus pelan rambutku.

Sedikit asin rasanya tapi aku menyukainya bahkan aku ingin berlama-lama untuk terus menghisap pelan kacang gajah itu.

Aku terus melakukan itu selama beberapa menit. Setelah puas aku menurunkan lagi lidahku pada lobang surgawi ibuku.

" Hugggghhhh..... Sayang... Bunda... Tidak kuat.... Ohhhh...... Oohhhh.... Shhhh.... " Erang ibuku.

Tidak lupa aku memasukan lidahku ke lobang surgawi itu. Aku sengaja mengorek orek lobang surgawi itu sedalam yang bisa aku jangkau dari lidahku.

Ibuku terus saja mengerang dengan keras bahkan pinggulnya pun ikut naik turun karena ulahku.

" Ahh... Aahhh.... Azam... Ohhhhh... Sudah... Sudahh... Aaahhhh... Keluar.... Kelu....... Aaaahhhh... Oooohhhh... Sshhh... Ohhhh... Ooohhhh, " Erang ibuku yang telah mendapatkan pucak pertama dari kenikmatan surga dunia.


Setelah itu, dengan berlahan aku bangkit dan mencium kening ibuku dengan penuh perasaan.

" Hahh.... Sayang... Bunda benar-benar enak, " Ucap ibuku dengan senyum kepuasan.

Aku hanya tersenyum sambil berbaring disamping kanannya.

" Uuuhhhh... Sayang, memek bunda kedut-kedut, hihihihi...., " ucap ibuku sambil bercanda dan sedikit tertawa.

" Eh... Masak bunda? " tanyaku penasaran.

" Iya sayang... Kalau pas begini, uuuuhhh.... Enak banget kalau langsung dimasukin, ngilu-ngilu nikmat.... Hihihi, " ucap ibuku.

" Kok bunda jadi binal begini ya? " tanyaku dalam hati tapi aku tidak berani untuk mengatakannya dengan lidan, takut ibuku marah.

Tiba-tiba ibuku bangkit lalu menindihku dengan kemaluan kami saling topang tindih.

" Uhh... Sayaaang... Enak tidak? Uhhh..., " ucap ibuku menggoda sambil memaju mundurkan pinggulnya secara berlahan sehingga kemaluan kami yang saling menempel itu saling bergesekan.

" Aaahhh... Bu-bunda..., " erangku yang merasakan kenikmatan tiada tara.

" Sssshhh.... Gimana sayang.... Enak kan? Sshh... Mau yang lebih enak lg tidak? " tanya ibuku yang masih melakukan hal yang sama.

" Aarrhh... Bu-bundaa... Su-sudah bunda... Oohhh... Nanti lepas kontrol.... Aaahhh, " erangku yang memang sedang dilema antara nikmat dan khawatir, antara lepas atau tidak.

Sedangkan ibuku sendiri masih memaju mundurkan pinggulnya sepanjang ukuran kontolku.

Aku yang merasakan semua itu pun merasakan merinding luar biasa karena aku merasakan permainan ibuku sangatlah nikmat.

" Oouuhhh, ssshhh..... Hmmm..., " Erang ibuku yang semakin membuatku gila.

Aku yang dilema pun semakin lama semakin terkuasai oleh nafsuku dan melupakan titah ibuku supaya terus kontrol.

Aku pun langsung meraih kedua susu ibuku dan meremasnya dengan lembut namun bertenaga.

Sontak saja ibuku langsung mengeluh dengan erangan-erangan kenikmatan.

" Ooohhh.... Sayang... Iya sayang... Ssshhhh.... Sayang..., " Erang ibuku yang semakin menjadi-jadi.

Gesekan kemaluan kami pun semakin lama semakin kencang.

Entah itu sengaja atau tidak, ibuku yang terus menggesekkan kemaluannya di kemaluanku membuat pertahanan batasan tabu semakin menipis.

Terus dengan gesekan maut ibuku, aku merasakan jika kepala kontolku masuk ke dalam kemaluan ibuku beberapa centi lalu keluar lagi dan masuk lagi dan keluar lagi.

Terus seperti itu sampai beberapa menit, hingga sesuatu yang paling aku takutkan terjadi dimana aku melihat ibuku seperti bukan ibuku lagi, namun wanita lain.

" Aaahhhh sayang bunda tidak kuat... Masukin aaaahhhhhhh...., " ucap ibuku yang langsung menekan pinggulnya.


Blesss....


" Uuuuoooooggghhhh..... "


Plakkkk.....


" Zam... Azam... Bangun nak..., "

" Ehhh... Mi-mimpi?"

Aku pun terbangun dan langsung terduduk dengan posisi kebingungan dan juga merasakan panas dipipiku itu merasa sangat linglung.

" Mimpi? Tapi kenapa terasa sangat nyata dan sejak kapan aku tidur?" gumamku dalam hati.

" Astaghfirullah nak... Kamu mimpi apaan sih? Ahh ohh ah oh..., " tanya ibuku sambil menatapku dengan heran.

" Ehhh... Hehhehe tidak bunda..., " ucapku sambil nyengir malu.

" Kamu mimpi itu kan? Astaghfirullah.... Udah sana bersih-bersih! Mandi sekalian sana! Sebentar lagi subuh...," ucap Ibuku.

" Ehh.... Hehehhee baik bunda...., " ucapku yang langsung beranjak dari ranjang ibuku dan segera ke kamar mandi.

" Bisa-bisanya kamu mimpi itu lho sayaang... Orang kamu lho begitu naik kasur langsung tidur, " ucap Ibuku.

" Untung mimpi... Kalau beneran bisa gawat! " gumamku dalam hati.

" Ehh... Hehehehe iyalah bunda, " ucapku sambil berjalan.

Namun, walaupun seperti itu aku merasa sangat nyata apalagi saat kemaluanku yang masuk kedalam seperti kedalam kemaluan.

Aku sempat menoleh kebelakang melihat ibuku yang masih duduk di ranjangnya dan yang aku heran adalah ibuku menatapku dengan tatapan sayu dan senyum-senyum sendiri.

Aku yang sebenarnya penasaran itu tidak menghiraukan dan tidak memikirkan hal itu karena mengejar subuh supaya tidak terlambat di masjid.


.

.

.

.

.


Sekali lagi maaf banget suhu2...

Mumpung ada sedikit renggang ane up walaupun ane sendiri belum koreksi lagi soalnya klo ane koreksi lagi nanti lama lagi up nya....


Klo ada kritik dan sarannya dalam coretan2 ane ini bilang aja ya ane senang kalau ada yang ngritik atau kasih saran....


Ane sebenarnya juga nulis di sebelah juga tapi bukan crita ss lho ya dan itu juga sama lama gk up wkwkwkwkwk


Salam...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd