Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU 2 ( NO SARA )

Bimabet
Lanjut...


Satu bulan berlalu begitu cepat.

Aku yang baru saja selesai dengan pekerjaan rumahku dan sedang beristirahat diteras belakang rumah.

Tiba-tiba ibuku memanggilku untuk sarapan karena sudah siap semua.

" Azaaammm... Ayo sarapan nak, sudah siap semua ini, " ucap ibuku sedikit berteriak.

" Iya bunda!" ucapku.

Setelah sarapan, kami pun segera membereskannya lalu aku oun kembali ke teras belakang rumah hanya untuk sekedar beristirahat.

" Azam..., " ucap ibuku sambil duduk disampingku.

" Iya bunda..., " ucapku.

" Bagaimana kerjaanmu? " tanya ibuku.

" Hmm... Alhamdulillah lancar bunda, omset toko juga stabil..., " ucapku sambil tersenyum.

" Alhamdulillah... Cobalah untuk membuka online shop siapa tahu bisa lebih maju usaha ayahmu, " ucap ibuku.

Aku yang mendengar itu pun terkejut.

" Ehh... Kenapa bunda sampai kesitu mikirnya? " tanyaku penasaran.

" Bunda kemarin melihat teman bunda yang membuka online shop dan itu sangat laris nak... Jika kita hanya mengandalkan orang yang datang ke toko itu menurut bunda kurang efisien di jaman yang sudah serba online begini, " ucap ibuku.

Aku pun merenungkan ucapan ibuku yang memang masuk akal.

" Benar juga... Tapi untuk membuka semua itu butuh kesiapan matang bunda, coba nanti aku bicarakan dengan abi, aku juga tidak mau nantinya kita sendiri yang repot jika terjadi suatu problem..., " ucapku.

" Iya nak... Yang penting jangan paksakan dirimu dan jangan terlalu berambisi toh semua itu tidak dibawa mati, " ucap ibuku.

" Siap bos! " ucapku lantang sambil hormat.

" Halah... Oh iya kamu libur kan sekarang? " tanya ibuku.

" Iya bunda... Kenapa? " tanyaku.

" Temenin bunda ke rumahnya Zaini..., " ucap ibuku.

" Huh? Mau apa bunda kesana? " tanya penasaran.

" Ambil baju bunda kan kemaren bunda anterin baju bunda yang robek, " ucap ibuku.

" Hmm... Okelah..., " ucapku setuju.

" Yasudah bunda mandi dulu ya..., " ucap ibuku sambil berlalu.

" Bareng bunda!? " ucapku asal.

" Heleh nanti gk selesai-selesai... Udah kamu nanti aja selesai bunda mandinya, " ucap ibuku.

Aku hanya terkekeh saja mendengar jawaban ibuku.

Aku juga tidak pernah mengajak ibuku atau membahas pergulatan ranjang dimasa lalu tapi entah kenapa kami jadi lebih terbuka dan lebih transparan saja.

Ibuku juga tidak pernah menggodaku begitu juga aku dan hanya hidup selayaknya ibu dan anak seperti umumnya.

" Sudah lama aku tidak bermain dengan bunda... Hmm... Astaghfirullah mikir apa aku..., " ucapku dalam hati sambil menggelengkan kepalaku.

Siang harinya setelah aku sholat jum'at dimasjid, aku yang baru saja sampai dan masuk kedalam rumah, aku melihat 2 orang wanita yang sedang mengobrol seru.

" Assalamualaikum..., " salamku.

" Waalaikum salam..., " ucap mereka menjawab salamku.

Mereka langsung saja menatapku namun salah satu dari mereka langsung berdiri lalu menghampiriku.

Setelah sampai langsung saja wanita bercadar itu menjewer kuping kananku dengan kuat.

" Ihhh dasar ponakan gk tahu diri.... Umi sudah bilang kan main kerumah malah gk datang-datang..., " ucap wanita itu yang ternyata adalah Umi Rani.

" Uaahhh... Ampun... Maaf Umi... Aaa.. Sakit-sakit.... Aduh..., " erangku kesakitan.

Setelah itu, Umi melepaskan jewerannya lalu bersedekap yang membuat dua gunung yang pernah aku daki itu lebih menonjol walau menggunakan pakaian lebar dan cadar bandana hitamnya.

" Syukurin..., " ucap Umi merajuk.

" Aduhh Umi kenapa sih... Sakit tahu..., " ucapku yang masih meringis kesakitan.

" Sudah-sudah... Azam ganti pakaianmu lalu makan siang, " ucap Umi melerai lalu berjalan kearah dapur.

" Iya bunda..., " ucapku.

Tiba-tiba Umi langsung memelukku dengan erat, aku pun terkejut dengan perlakuan Umi namun aku hanya diam saja.

" Umi kangen banget sama kamu nak... Kenapa tidak kerumah? " ucap Umi pelan yang masih memelukku.

" Hahhh... Maaf Umi aku tu sibuk banget jadi belum sempat jenguk Umi... Nantilah kalau sudah renggang aku pasti main kerumah..., " ucapku yang juga memeluk Umi.

Dapat aku rasakan juga 2 gunung yang menekan kuat dadaku sontak saja membuatku teringat akan kejadian masa lalu yang membuat kemaluanku menegang secara berlahan.

" Kamu nakal nak, " ucap Umi yang masih memelukku.

" Huh... Kenapa Umi? " tanyaku pura-pura polos.

" Kontol kamu nusuk perut bawah Umi, " ucap Umi berbisik namun Umi juga tidak merubah posisinya.

" Ma-maaf Umi, " ucapku salah tingkah.

" Tidak apa-apa nak... Sudah lama juga Umi tidak merasakan Kontol kamu di tubuh Umi, " ucap Umi berbisik lalu melepaskan pelukannya.

" Sudah sana ganti baju kamu..., " ucap Umi lalu berjalan ke arah dapur.

Aku hanya diam saja sambil memikirkan ucapan Umi yang entah kenapa membuatku merinding.

" Hiiii... Umi masih saja binal, " ucapku dalam hati sambil berjalan ke kamarku untuk berganti pakaian.

Untung saja ibuku masih didapur jika beliau melihatku maka sudah pasti akan melihat sebuah tenda pada gamisku.

Setelah makan siang, aku pun duduk di teras belakang rumah dengan santai.

Menikmati angin yang terhembus sepoi-sepoi menerpa wajah dan tubuhku.

Teringat olehku saat kejadian ' bermain ' dengan kak Hera.

Setelah kejadian itu, kak Hera sempat tutup warung selama sehari, entah kenapa aku juga tidak tahu.

Kak Hera juga tidak pernah menghubungiku walau sekedar chat basa-basi.

Pernah aku bertemu dengannya sekali dan disaat aku menyapanya, Kak Hera menghindariku dan menjauh dariku tanpa membalas sapaanku.

Aku memaklumi kelakuan kak Hera, sebagai seorang akhwat bercadar yang taat tentu sebuah khilaf yang sangat besar untuknya yang menjadi sebuah aib bagi dirinya.

Walaupun aku sendiri mengakui jika kak Hera dapat mengimbangiku dan juga sangat nikmat apalagi jepitan lobang surganya tapi semua itu hanyalah bentuk kekhilafannya saja.

" Entah apa yang akan kulakukan terhadapnya di masa depan, " gumamku sambil menghela nafas.

Beberapa saat kemudian, pundakku ditepuk oleh seseorang yang ternyata dia adalah Umi Rani.

" Kenapa nak? " tanya Umi sambil duduk disamping kiriku.

" Tidak Umi hanya saja aku merasa lelah saja, " ucapku.

" Hmm... Apakah kau membutuhkan hiburan? Sebuah permainan hangat mungkin? " tanya Umi sambil tersenyum dibalik cadar hitamnya.

Aku pun menggelengkan kepalaku " Tidak Umi... Aku hanya lelah mungkin sedikit beristirahat aku akan baikan lagi..., " ucapku.

" Tapi kalau kau membutuhkannya jangan lupa menghubungi Umi ya... Umi ada buatmu, " ucap Umi yang aku balas dengan anggukkan.

Kami hening sejenak lalu aku yang tidak ingin mengabaikan Umi begitu saja mulai bersuara.

" Oh iya Umi, gimana kabar anak-anak? " tanyaku.

" Alhamdulillah baik nak... Mereka pada nanyain kamu tapi yaahhh Umi jawab aja kalau kamu sedang sibuk, " ucap Umi.

" Alhamdulillah... Lalu gimana kerjaan Umi? tanyaku kembali.

" Hmm yaahh lagi sepi akhir-akhir ini... Maklum belum ada proyek lagi, " ucap Umi sambil sedikit tertawa.

" Hmm.. Mau gimana lagi, toh arsitek tidak selalu ada proyek kan Umi apalagi perumahan... Kalau sudah ada blue print desain rumahnya ya tetep pakai itu terus... Tapi sekali ada besar gk Umi? tanyaku.

" Alhamdulillah nak lumayan lah bisa untuk makan setahun ahahahaha, " ucap Umi sambil tertawa.

" Lah ahahahaha... Bener juga... Pantesan Umi kaya... Ahahahah, " ucapku bercanda.

" Dih siapa bilang Umi kaya... Semua itu hanya titipan nak, sewaktu-waktu semua itu diambil ya sudah, hilang semua... Yang penting gunain semua itu di jalan yang benar, " ucap Umi.

" Hehehe bener Umi..., " ucapku.

Setelah itu kami hanya mengobrol sebentar lalu Umi pamit untuk pulang.

" Nak... Ayo anterin bunda, " ucap ibuku setelah melihat mobil Umi sudah jauh.

" Ok boss..., " ucapku yang langsung mengambil motorku.

***

Malam harinya, aku yang sedang tiduran karena gabut tidak tahu mau melakukan aktifitas apa itu entah kenapa teringat dengan mantan bosku mbak Azizah.

Semenjak aku pulang kampung, aku tidak pernah untuk menghubungi beliau begitu juga dengan beliau.

Seperti hubungan kami hanyalah sebatas atasan dan bawahan saja setelah keluar tidak pernah berhubungan lagi.

Ingin aku wa mbak Azizah tapi mengingat hari sudah malam dan juga kesibukannya, aku mengurungkan niatku lalu aku mencoba untuk tidur.

Baru saja aku ingin tidur tiba-tiba pintu kamarku diketuk oleh seseorang.

Tok...

Tok...

Tok..

" Nak... Sudah tidurkah? " ucap seseorang yaitu ibuku.

Langsung saja aku jawab kalau aku belum tidur.

" Belum bunda, masuk saja, " ucapku.

Ibuku pun langsung membuka pintu kamarku lalu masuk kedalam kamarku.

Kulihat ibuku tidak menggunakan khimar dan cadarnya lalu tersenyum melihatku yang sedang tiduran.

" Ada apa bunda? " tanyaku sambil mendudukan tubuhku.

Ibuku pun langsung berjalan lalu duduk di tepi ranjangku.

" Temenin bunda nak, bunda belum bisa tidur, " ucap ibuku sambil memelas.

" Hmm... Okelah, " ucapku sambil tersenyum.

Ibuku pun terdiam dengan raut wajah yang terlihat sedih.

" Ada apa bunda? " tanyaku penasaran.

" Tidak nak, bunda hanya kangen saja sama ayahmu, " ucap ibuku sambil menunduk.

Aku yang mendengar itu langsung saja terbangun lalu memeluk ibuku.

" Besok kita ziarah yuk bunda, " ajakku.

" Iya nak, tapi gimana kerjaanmu kan kamu berangkat pagi? " tanya ibuku.

" Gampang itu bunda, nanti tinggal kasih kabar aja ke abi kalau aku masih off, " ucapku ambil melepaskan pelukanku.

" Hmm... Baiklah, lagian sudah lama kita tidak ziarah ke makam ayahmu, " ucap ibuku yang nampak senang dan tersenyum.

" Iya bunda, " ucapku tersenyum.

" Nak, " ucap ibuku.

" Hmm... Ada apa bunda? " tanyaku.

" Besok bibimu mau datang, tadi sore telpon bunda, dan skrg sudah di perjalanan, " ucap ibuku tiba-tiba.

Sontak saja aku terkejut mendengar hal tersebut. Aku juga sudah lama tidak melihat bibiku itu.

Entah sekarang bagaimana aku juga tidak tahu tapi aku merasa kasihan dan juga prihatin atas kehidupan bibi.

" Ehh... Beneran bunda? " tanyaku terkejut.

Ibuku pun mengangguk " Iya nak... Katanya dia akan menginap beberapa hari juga sekalian liburan disini, " ucapnya.

" Hmm..., " ucapku sambul mengangguk.

" Lalu usahanya gimana bunda? " tanyaku.

" Usaha bibimu itu sudah besar disana jadi semua itu sudah diurus sama orang kepercayaannya, " ucap ibuku sambil berbaring diatas kasurku.

" Sini nak, bunda ingin tidur sama kamu, " ucap ibuku.

Aku pun mengangguk lalu membaringkan tubuhku di samping ibuku.

" Nak, bunda ingin tanya sama kamu, ini serius, " ucap ibuku.

Aku pun entah kenapa merasa sangat gugup mendengar hal itu, ibuku memanglah seorang wanita yang sangat sabar dan juga kalem tapi jika sudah serius bahkan kak Nisa dan Umi saja bisa seperti seekor kucing yang sangat penurut.

" A-apa bunda? " tanyaku gugup.

" Jujur sama bunda, siapa saja yang mernah merasakan kemaluanmu?! " tanya ibuku sambil menatapku tajam.

Duar....

Seperti tersambar sebuah petir di musim panas. Tubuhku seketika panas dingin dan juga bergetar.

Aku saat itu hanya diam dan tubuhku berkeringat dingin. Gugup, terkejut dan juga takut.

" Jawablah dengan jujur, bunda lebih suka jika kamu jujur, " ucap ibuku.

Aku masih teridiam menunduk dan hanya deru nafasku saja yang terasa sangat berat.

" Aku itu ibumu nak, insting bunda sangat tajam dan jarang meleset, kamu tahu itu kan? " ucap ibuku yang terdengar marah.

Sedangkan aku hanya menunduk dan semakin ketakutan mendengar ucapan ibuku itu.

Memang benar apa yang ibu katakan jika ibu memiliki insting yang sangat tajam dan jarang meleset.

Melihat aku yang hanya diam, tiba-tiba tangan kanan ibuku mengelus rambutku dengan pelan.

" Nak, bunda tahu mungkin bukan hanya bunda saja yang pernah merasakan keperkasaan dan kejantananmu walaupun tidak sampai masuk, bunda tidak marah hanya saja bunda lebih ingin kamu jujur nak, " ucap ibuku.

Mendengar itu aku pun langsung berkata " Ti-tiga orang bu-bunda, " ucapku pelan.

Ibuku seketika berhenti mengelus rambutku lalu berkata " Termasuk Umimu? " tanyanya.

Aku mengangguk pelan.

" Jika Umimu bunda tidak heran nak karena bunda tahu jika Umimu memiliki nafsu yang sangat besar sedari dulu begitu juga dengan abimu, bunda pernah memergoki mereka yang sedang berhubungan sambil Umimu terus memanggil namamu, " ucap ibuku.

Sontak saja aku terkejut melihat semua itu lalu menatap mata ibuku.

" Lalu? " tanyaku penasaran.

" Setelah sehari ketika hanya ada bunda dan Umimu saja di rumah waktu itu bunda lagi menginap dirumah umimu, bunda bertanya tentang semua apa yang bunda dengar," ucap ibuku.

" Dari penjelasan itulah bunda tahu jika umimu memiliki fantasi bermain denganmu dan sialnya umimu juga mengakui jika bernah bermain denganmu juga, dia menjelaskan semuanya nak, " Jelas ibuku sambil kembali duduk dan meneteskan air matanya.

Sontak saja aku pun juga ikut terduduk dibelakang ibuku.

" Bunda, " ucapku pelan.

" Bunda tahu jika bunda salah dan apa yang kita perbuat itu sangat fatal tapi bunda tidak mengira jika kamu sampai sejauh itu nak, " ucap ibuku sambil menangis.

" Ma-maafkan aku bunda...., " ucapku yang langsung memeluk ibuku dari belakang.

Aku merasa sangat menyesal dengan semua yang pernah aku alami tapi aku juga tidak bisa menyalahkan ibuku karena ibukulah aku jadi seperti ini bahkan sampai kak Nisa juga aku lakukan walau hanya pintu belakang.

Kami pun hanya terdiam, larut dalam pikiran masing-masing setelah itu.

Hanya tangis dari ibuku saja yang terdengar sedangkan aku hanya terdiam penuh penyesalan.

Lalu ibuku berkata " Nak... Berjanjilah jika kamu nanti sudah menikah kamu tidak akan pernah mengulangi hal ini lagi kepada siapapun, " ucap ibuku yang sudah reda tangisnya.

Aku mengangguk " Baik bunda, aku berjanji..., " ucapku.

Lalu, ibuku pun bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari kamarku tanpa sepatah kata apapun.

Aku yang melihat ibuku meninggalkanku itu langsung menghela nafasku lalu membaringkan tubuhku kembali ke kasur sambil mengulang kembali ingatan-ingatan mesumku kepada semua yang pernah aku rasakan.

" Astaghfirullah..., " Gumamku lalu menutup mataku niat ingin tidur.

Namun setelah aku diambang tidurku, aku mendengar suara orang masuk kedalam kamarku.

Sontak aku membuka mataku lalu alangkah terkejutnya aku melihat apa yang aku lihat.

" Bu-bunda..., " ucapku terkejut.


.

.

.

.

.

Maaf seribu maaf ya suhu semua...


Siapin aja tisu soalnya abis ini ada hmm... Yahh tw lah n ane bnr2 ekstra untuk mengulas semuanya wkwkwkwk...


Dah lah... Sampai jumpa fi up up brikutnya...


Salam...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd