Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU 2 ( NO SARA )

Hai hai hai...

Ane on lagi... Ane on lagi...

Hmmm... Maafkan ane yang terlalu sibuk ini...

Oke lah kita lanjut aja yaa...

Jangan lupa siapin tisu aja yaa...







" Bu-bunda..., " ucapku terkejut dan seolah-olah kedua mataku ini ingin sekali keluar dari tempatnya.

Bunda pun melihat keterkejutanku pun tersenyum dengan lembut lalu berjalan dengan pelan sampai tepat didepanku yang masih menatapnya tidak percaya.

" Sssttt... Jangan berteriak begitu, " ucap ibuku dengan wajah manisnya apalagi dengan riasan tipis yang menjadikan lebih manis dari pada sebelumnya.

Setelah ibuku berada didepanku itulah aku melihat jika dia bukanlah ibuku tetapi seorang wanita matang yang sangat berbeda.

Riasan tipisnya membuat seluruh tubuhku merinding akan ketakjuban atas kecantikan yang sangat mengagumkan, apalagi rambut bunda digulung kebelakang lalu sengaja disisakan pada bagian kiri dan kanan menjuntai kebawah tepat didepan telinganya

Ditambah saat itu ibuku hanya memakai sebuah lingerie berwarna hitam polos dengan berbagai berenda pada dadanya dan juga seutas tali tipis sebagai gantungan atas lingerie tersebut.

Dan yang lebih membuatku sedikit pusing adalah dibalik lingerie hitam itu, ibuku tidak memakai apa-apa lagi alias telanjang.

" Sayang... Kenapa melihat bunda seperti itu? " tanya ibuku sambil tersenyum.

Aku yang tersadar pun sangat malu dengan diriku sendiri lalu menundukkan kepalaku.

" Bu-bunda seksi..., " ucapku pelan namun masih bisa didengar.

" Huh, cuma seksi aja? Tidak ada yang lain? " tanya ibuku dengan senyum manisnya.

" Bu---, " ucapku terpotong oleh tangan ibuku yang langsung menutup mulutku dengan jarinya lalu menaikan kepalaku agar dirinya dapat dilihat olehku.

" Bunda ingin malam ini bunda jadi wanita lain yang telah menjadi milikmu nak... Lakukanlah sesukamu pada bunda, " ucap ibuku tersenyum.

Aku yang mendengar itu pun seketika panas dingin, entah kenapa aku merasakan sangat berbeda pada diri ibuku dan juga diriku.

Maksudku aku sangat menginginkan ibuku dan ingin memiliki seutuhnya.

Akan tetapi aku juga sadar jika itu tidak akan terjadi karrna bagaimana pun kami tetaplah ibu dan anak.

Nalar, hati dan juga nafsuku seketika bergejolak bertarung saling menjatuhkan.

Dimana hal itu membuatku semakin tidak karuan akan kewarasanku.

Jika itu orang lain maka aku tidak akan ambil pusing tapi wanita di depanku dengan berpenampilan menggoda iman seperti itu adalah ibu kandungku sendiri.

Aku juga mendengar jika ibu ingin menjadi wanita lain yang sudah menjadi miliku seutuhnya.

Aku bimbang dengan apa yang akan aku lakukan setelah ini terlebih semua itu terlihat jelas pada wajahku sehingga ibuku tersenyum melihatku.

" Tenanglah sayang, semua akan baik-baik saja... Bunda tahu kamu juga menginginkannya kan? Begitu juga dengan bunda..., " ucap ibuku.

Namun tetap saja aku semakin tidak karuan setelah mendengar hal itu dari ibuku.

Apakah aku akan memakan ibuku sendiri ataukah aku akan memilih opsi lain yaitu tetap berpegang teguh dengan prinsip awalku yaitu tetap kontrol?

Disaat ibuku mengelus kepalaku disitulah aku merasa jika aku bukanlah diriku lagi tetapi orang lain.

Aku sangat bernafsu, sangat ingin memiliki ibuku secara utuh.

Cukup lama elusan ibuku pada wajahku tapi disaat aku kembali menatap kedua mata ibuku, entah kenapa aku merasa bukan ini yang aku inginkan dan kembali menjadi diriku sendiri.

" Tidak, bukan ini yang aku inginkan..., " ucapku dalam hati.

Dengan lembut aku memegang tangan ibuku lalu mencium tangannya itu.

" Tidak bunda... Aku tidak menginginkan ini..., " ucapku dengan lembut.

Sontak saja ibuku sangat terkejut mendengar apa yang aku ucapkan.

Sebagai seorang ibu, pastilah beliau tahu apa yang aku maksudkan dibalik ucapanku itu.

Benar saja ibuku seketika memelukku dengan erat aku juga mendengar jika ibuku terisak.

" Kau sudah besar nak... Maafkan bunda... Bunda tahu maksudmu, " ucap ibuku sambil terisak.

" Bunda, " ucapku yang juga memeluk ibuku dengan erat.

Cukup lama kami berpelukan lalu ibuku melepaskannya sambil mengusap air matanya.

" Nak... Maafkan bunda, bunda kalut dan tidak bisa berfikir jernih sampai-sampai kamu sendiri ingin bunda makan, " ucap ibuku menunduk malu.

Dengan reflek yang lembut, aku mencium ubun-ubun ibuku dengan penuh perasaan.

Lalu aku berkata " Jujur bunda, aku menginginkan semuanya tapi entah kenapa aku merasa jika itu tidaklah benar... Aku ingin bunda tetaplah menjadi bunda seperti biasanya, " ucapku pelan namun cukup terdengar keras oleh ibuku.

" Maafkan bunda nak..., " ucap ibuku.

Aku mengangguk dan tersenyum sambil menatap ibuku.

" Tidur yuk bunda, aku kelonin, " ucapku sambil membaringkan ibuku lalu aku pun juga berbaring didepannya dan saling berhadapan.

Ibuku masih terdiam sambil menatapku dengan tatapan kasih sayangnya.

Aku pun langsung memeluk ibuku lalu menutup mataku guna ingin sekali tidur.

Entah kenapa aku sangat lelah serasa tubuhku lemas namun juga aku tidak kunjung tertidur walau sudah lumayan lama aku memejamkan mataku.

Hal itu dikarenakan kemaluanku yang masih saja tegang tidak kunjung tertidur dan merasa sakit karena harus terjepit dalam lipatan sarung hitamku.

Disaat aku merasakan semua itu dan yang pasti gelisah, tiba-tiba saja terasa sebuah sentuhan lembut lalu genggaman pelan pada kemaluanku.

Langsung saja aku membuka mataku dan mendapati jika ibuku juga memejamkan matanya.

" Bu-bunda, " ucapku pelan.

Ibuku masih saja memejamkan matanya namun tiba-tiba kembali berkata " Pasti sakit, lepaskan saja sarungmu nak supaya inimu terbebas dan juga lega, " ucap ibuku sambil menekan genggaman tangannya.

Jujur aku sangat menikmati dan juga senang jika kemaluanku digenggam oleh ibuku karena berbeda saja rasanya jika digenggam oleh orang lain termasuk kak Nisa.

Seperti terhipnotis, aku pun langsung membuka sarungku dan kini aku pun bertelanjang bulat didepan ibuku dan aku juga merubah posisiku menjadi terlentang.

Dengan pelan ibuku langsung menyenderkan kepalanya didadaku sebagai sebuah bantal yang nyaman untuk didinya dan aku juga sedikit terkejut saat tangan ibuku kembali menggenggam kemaluanku dengan lembut.

" Nak... Jujur bunda sangat merindukan hal ini dan juga ini mu ini nak, entah kenapa setelah kejadian awal dulu bunda selalu merindukan ini, bunda hanya bisa bertahan untuk menahan hal itu, " ucap ibuku dengan lembut.

Aku hanya merespon dengan memeluk ibuku dengan tangan kananku saja karena tidak tahu lagi apa yang akan aku katakan.

Sepertinya, ibuku memang benar-benar menginginkannya, batinku.

" Nak... Kau pernah bilang jika ini punya bunda kan? Tapi kenapa kamu pakai untuk wanita lain? Kamu berbohong dengan bunda nak, " ucap ibuku yang masih menggenggam kemaluanku tanpa melakukan hal lebih.

Aku yang mendengar itu tentu saja merasa bersalah dengan ibuku dan mengutuk diriku sendiri karena pernah bilang seperti itu bahkan kepada semua wanita yang pernah merasakan kemaluanku.

" Ma-maafkan aku bunda, " ucapku sambil mempererat pelukanku.

" Kau tahu nak, ini mu sudah kotor nak karena sudah dipakai sama wanita lain , perlu dibersihan oleh bunda dan hanya bunda saja yang bisa membersihkannya, " ucap ibuku lembut.

Aku merasa bingung oleh ucapan ibuku itu, maksudnya tidak mengerti apa yang ibuku katakan.

Lalu ibuku mengubah posisinya lalu menatapku dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Kulihat ibuku hanya terdiam sambil menatapku, seolah-olah menunggu ijin dariku untuk setuju atau tidaknya.

Cukup lama kami hanya terdiam namun aku sangat salut dengan ibuku karena dalam diamnya ibuku terus bertahan dengan keadaannya.

Tidak tega aku melihat ibuku lalu aku pun mengangguk pelan dan memberi ijin untuk ibuku.

Ibuku pun langsung tersenyum manis sampai-sampai lesung pipi di kedua pipinya dan gigi gingsulnya terlihat.

" Terima kasih nak, " ucap ibuku lembut lalu segera beliau terduduk di samping kananku, kemudian kembali menggenggam kemaluanku.

" Bunda mulai bersihkan ya, kamu rasakan dan nikmati aja ya nak, " ucap ibuku dengan manja.

Setelah itu barulah ibuku mulai menggerakkan kemaluanku naik-turun dengan pelan dan juga telaten.

Aku pun memejamkan mataku, mulai menikmati apa yang ibuku rasakan.

Dimulai dengan cara halus ibuku bermain dengan kemaluanku membuat sengatan-sengatan listrik kecil yang sangat nikmat.

Mungkin jika aku tidak mengalami kecelakaan itu dan kemaluanku dalam keadaan normal, sudah tidak terkira lagi bagaimana rasanya.

Tetapi dengan keadaanku yang tingkat kesensitifannya menurun seperti ini pun aku sudah merasakan kenikmatan surga dunia yang sangat tidak terkira lagi rasanya.

Aku juga heran bahkan para dokter yang pernah menanganiku dulu pun juga terheran, pasalnya umumnya jika seorang laki-laki telah kehilangan kedua testinya akan mengalami penurunan secara drastis pada tingkat ketegangan maupun kesensitifasnya.

Tetapi aku hanya menurun pada kesensitifannya saja tidak untuk tingkat ketegangannya, malah tingkat ketegangannya semakin keras dan juga bertahan lama.

Mungkin ini adalah anugrah yang diberikan untukku supaya aku terus bisa memuaskan seorang wanita walaupun aku sendiri sangat kesusahan untuk mencapai puncaknya.

Walaupun begitu, aku tetap mensyukuri apa yang aku alami sekarang dan tetap menjalani kehidupan seperti biasa bahkan lebih berwarna.

Ini adalah aib namun tidak semua orang mengalami hal seperti ini.

Apalagi jika seorang wanita yang kesehariannya bercadar, sopan, alim, kalem, lemah lembut dan berbagai kebaikan yang ada dalam diri wanita itu.

Tentu hal yang sedang beliau lakukan secara sadar dan dengan keinginannya sendiri akan membuat siapapun melayang sampai langit ke tujuh.

Aku terus memejamkan mataku lalu setelah beberapa saat, aku merasakan jika kemaluanku terasa sangat hangat, lembab dan juga basah.

Aku membuka mataku dan kulihat ternyata ibuku tengah memasukan kemaluanku kedalam mulut mungilnya itu.

Tentu hal tersebut membuatku semakin tersengat listrik alami dan juga terasa semakin kenikmatan.

Sruuppp...

Ummmhh...

Ssrruuupp...

Ummhh...

Ummmhh...

Tidak sampai disitu saja, lidah ibuku juga sangat terampil untuk bermain pada kepala jamur kemaluanku terlebih saat lidah itu bermain pada lubang kemaluanku.

" Uhhh... Bundaaahhhh, " erangku tanpa sadar.

Seperti mendapatkan mainan baru, ibuku tidak merespon erangan nikmatku dan terus mengulum dan bermain lidah pada kemaluanku.

Posisi seperti ini sangat aku sukai karena menurutku hal seperti ini membuat seorang wanita terlihat akan kedewasaan dan juga pengalamannya.

Apalagi ini adalah ibuku yang tengah haus akan kejantanan seorang laki-laki selama lebih dari 10 tahun.

Pasti akan semakin lihai dan juga sangat terampil hal itu dikarenakan tengah mengalami kekeringan yang cukup panjang lalu melampiaskannya kepadaku.

Telaten dan juga sabar ibuku mengulum kemaluanku lalu setelah sekitaran 10 menit, ibuku melepas kulumannya lalu menatapku sambil tersenyum manis.

" Puas bunda emutin ini sayang, " ucap ibuku sambil tersenyum.

Aku pun juga tersenyum puas " Emutin apa bunda? " tanyaku.

" KON... TOL... hihihi, " ucap ibuku dengan sedikit mendesah dan menekan kata itu.

Aku pun tersenyum mendengar ucapan ibuku yang menurutku sangat indah saat mengatakan kata itu dalam keadaan sedang dilanda nafsu syahwatnya.

" Hmm.. Bunda..., " ucapku singkat.

Ibuku yang mendengar suaraku memanggilnya itu pun tersenyum kembali lalu mengangguk mengerti apa yang aku harapkan.

Benar, dengan belahan ibuku turun dari kasurku dan juga berdiri lalu dengan berlahan pula ibuku membuka lingerie yang beliau kenakan.

Entah kenapa apa yang ibuku lakukan itu membuat jantungku semakin berdebar dan juga panas dingin.

Apalagi saat lingerie itu dengan berlahan terjatuh dari rangkainya yaitu tubuh ibuku hingga terjatuh dengan sempurna dibawah kaki putihnya.

Sontak aku dibuat pusing oleh tubuh ibuku yang sekarang.

Ternyata apa yang aku lihat didalam mimpiku beberapa waktu lalu itu nyata jika tubuh ibuku semakin padat berisi dengan sedikit lemak yang tumbuh pada tubuh ibuku.

" Eiitt... Jaga matamu sayang... Hihihi... Bunda sekarang rajin olah raga, senam bahkan yoga loh... Gimana tubuh bunda sekarang sayang? " tanya ibuku tersenyum yang masih berdiri lalu secara berlahan memutar tubuhnya sekali.

Aku langsung saja menelan tudahku dengan keras, tidak menyangka jika bunda dengan umur yang sudah mendekati setengah abad itu memiliki tubuh bak seorang model profesional, sangat seksi dan menggoda bahkan awet muda.

Dengan wajah manisnya, kulit kuning langsatnya apalagi dengan rambutnya hitamnya yang dihiasi oleh sedikit uban di beberapa bagian disanggul dan hanya didepan telinganya saja yang dibiarkan terurai seperti itu menambah kesan luar biasa manis.

Kulit kuning langsat dengan tanpa noda dan sedikit keringat yang menghiasi tubuhnya menambahkan kesan eksotis tersendiri untukku.

Ditambah dengan susu ibuku yang seperti balon ( aku baru tahu jika ada jenis payudara yang seperti balon setelah menelusuri mak ugel ) itu terlihat semakin kencang, bulat, kenyal, padat namun sangat empuk dan nyaman dari sebelumnya, apalagi dihiasi oleh kalung emas peninggalan ayahku berbentuk bunga teratai dan juga ada guratan-guratan seperti sebuah petir berwarna biru kehijauan pada susu ibuku.

Perut yang semakin rata seolah-olah tanpa lemak itu semakin terlihat kencang dengan pusar yang masuk kedalam.

Pinggul yang cukup besar yang menghiasi tubuh bawah ibuku yang sangat aku sukai.

Setelah beliau berputar membelakangiku itulah aku dapat melihat kemontokkan pantat ibuku yang semakin besar, bulat, kenyal, padat, empuk dan semakin menonggeng seolah-olah semua lemak pada ibuku berpindah ke bagian pantat ibuku.

Kemaluan ibuku yang sama sekali tidak ditumbuhi dengan bulu kemaluan dan juga terlihat sama sekali tidak ada noda hitam dari padanya dengan satu garis vertikal dengan malu-malu bersembunyi dibawah kemontokan pantat ibuku.

Paha yang semakin kencang dan padat tidak terlalu besar dan juga kecil.

Kaki mulus ibuku yang terlihat semakin ramping dan juga mulus tanpa noda yang dihiasi dengan bulu-bulu halus tipis.

Aku sangat yakin jika ada laki-laki yang hanya melihat kaki mulus ibuku maka laki-laki itu akan langsung bersyahwat kepadanya.

" Gimana sayang? " Tanya ibuku tersenyum.

Aku pun hanya mengangguk tanpa tahu apa yang akan aku katakan lagi dengan kesempurnaan dan keindahan yang aku lihat pada ibuku.

" Kedip loh sayang, kedip... Hihihi, " ucap ibuku sambil tersenyum centil.

Tak ayal jika aku yang posisinya sedang tiduran sambil melihat ibuku itu langsung saja terbangun lalu duduk menghadap ibuku.

" Bu-bunda sangat sempurna, " ucapku gugup.

Ibuku yang mendengar itu pun langsung saja duduk setengah tempoh dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya tepat didepanku lalu menoel hidungku sembari tersenyum.

" Kamu sama saja dengan ayahmu, selalu saja gugup dan malu-malu saat bunda telanjang begini, hihihi, " ucap ibuku manja.

Aku pun hanya tersenyum simpul mendengar ucapan ibuku.

Pasalnya memang benar apa yang ibuku ucapkan jika aku selalu gugup saat menghadapi wanita apalagi dalam keadaan telanjang begini.

Lalu ibuku pun meraih kepalaku lalu memajukannya sehingga kepala kami saling menempel.

" Nak... Bunda melakukan ini semua hanya untuk kamu, bunda tidak mungkin akan melakukannya kepada orang lain selain muhrim bunda, hanya ayahmu dan kamu saja yang melihat bunda dalam keadaan begini..., " ucap ibuku pelan.

" Sekarang, bunda ingin kamu seperti ayahmu... Kembalilah kedalam rumahmu ditempat bunda, puaskanlah dirimu dan juga bunda, hiasilah tubuh bunda dengan benih-benih syahwat... Sayang... Tubuh bunda adalah rumahmu dan juga milikmu, " ucap ibuku kembali.

Aku yang mendengar itu pun seketika pikiranku hanya ibuku seorang dan hanya ingin menuntaskan semuanya.

Setelah itu, dengan berlahan ibuku mulai mencium bibirku dengan pelan dan juga lembut.

Aku yang terdiam itu pun seketika membalas ciuman ibuku pada bibirku juga dengan pelan dan juga lembut.

Aku sangat tahu jika ibuku sangat menyukai kelembutan dan juga kesabaran.

Maka aku juga harus bisa pelan, telaten dan juga sabar saat menghadapi ibuku.

Umm...

Cuuppp...

Hmm...

Ahhhmm...

Emmmhh...

Desahan demi desahan kelembutan mulai terdengar mengalun syahdu siapapun yang mendengarnya, bagaikan irama instrumen yang sangat halus dan juga menenangkan tapi kali ini kesyahwatan yang terdengar.

Umm...

Ssppphhh...

Ummhh...

Hmm...

Kami terus saja saling bersiuman lembut hingga dimana lidah ibuku berusaha untuk masuk kedalam rongga mulutku.

Aku memahami akan hal itu lalu membuka sedikit mulutku dan langsung saja lidah beliau masuk kedalam rongga mulutku.

Aku pun juga tidak tinggal diam, aku juga mulai menyambut lidah ibuku dengan lidahku juga bahkan sesekali aku menghisap lembut lidah beliau.

Ahhmm...

Umm...

Deru desah manja ibuku semakin terdengar jelas dan juga terngiang memenuhi seluruh penjuru kamarku.

Nafas yang semakin memburu dan juga berat membuat suasana menjadi lebih panas.

Keringatku maupun ibuku semakin deras keluar dari pori-pori tubuh kami sampai-sampai membuat kulit kuning langsat ibuku menjadi sedikit mengkilat.

Setelah puas kami berciuman, ibuku melepaskan ciuman kami lalu memelukku sehingga kepalaku tepas di sisi kiri ibuku.

Aku pun tidak tinggal diam dan langsung mencium tengkuk ibuku dengan lembut.

Cup...

Cup...

Aahh...

Ummhh...


Aku terus menciumi tengkuk ibuku lalu berpindah ke lehernya beberapa saat hingga sampai ke telinga kirinya.

Cup...

Cup...

Setelah dua kali aku mencium telinganya, aku membisikkan sesuatu kepadanya.

" Terima kasih, bunda..., " Bisikku lembut.

Setelah itu barulah aku mencium dan menjilati telinga kiri ibuku lalu menjilatinya dengan pelan.

Sontak saja ibuku semakin belingsatan lalu mendesah dengan sedikit lebih keras.

Aaaahhh...


Ummm...


Sshhhhh....


Tidak berselang lama, aku merasakan jika tangan ibuku membelai kemaluanku dengan lembut dan juga pelan.

Bukan menggenggam hanya membelai saja, lalu ibuku kembali tersentak setelah tangan kananku mulai mengelus lembut susu kiri milik ibuku itu.

Aaahhh...

Sshhh...

Aku lalu merubah posisiku menjadi menatap ibuku namun masih mengelus lembut susu ibuku itu.

Kulihat jika ibuku juga membuka matanya dan ibuku menggigit bibir bawahnya sehingga membuat raut wajah ibuku semakin menggoda.

Ibuku mentapku sayu tanpa bersuara, lalu aku pun mulai mengecup leher ibuku lalu menjilatinya.

Aku tahu jika leher adalah salah satu titik sensitif ibuku dan itu terbukti, ibuku semakin tidak karuan desahan dan erangannya.

Puas di leher, kau pun menurunkan kepalaku pada bagian dada atas beliau.

Aku mulai menciumi dan juga menjilatinya sampai-sampai ibuku serasa merinding.

Sontak ibuku langsung menggenggam kemaluanku dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memeluk kepalaku.

Uuhhh...

Ssshhhh....

Hmm...

Terus memegangi kepalaku hingga kepalaku diturunkannya tepat pada puting bagian kirinya yang berwarna pink kecoklatan dengan puting yang terlihat mengeras.

Benar saja saat puting itu masuk kedalam mulutku, puting ibuku terasa sangat keras dan juga susunya pun menegang bersamaan dengan tubuhnya yang ikut menegang dan juga lenguhan ibuku yang semakin mengalun merdu.

" Aaahhhh... Sshhhh... Iyahh sayang... Hisap seperti itu.. Ohhhh...., " erang ibuku sambil mendesah.

Aku yang mendengar erangan dan desahan ibuku, entah kenapa menjadi lebih bergairah lagi dan juga lebih bersemangat.

Seperti mendengar seorang pemimpin yang memberikan arahan dan juga perintah kepada bawahannya.

Walaupun begitu, aku tetap menjaga tempo dan juga kelembutan atas emutanku pada puting kiri ibuku.

Jangan sampai ibuku tidak lagi merasa nyaman dan juga hilang gairahnya akibat aku terlalu bersemangat.

Dengan telaten dan juga lembut aku emut puting ibuku.

Puas dengan yang kiri, aku langsung berpindah ke yang kanan dengan tempo yang sama.


Sedangkan ibuku terus mendesah tertahan karena juga menggigit bibir bawahnya.

Nampak raut wajah ibuku yang sama sekali aku juga belum pernah melihat sebelumnya.

Begitu manis dan juga sangatlah menggoda lagi merangsang.

Mata yang sayu yang terus menatap kedua mataku yang terus menatapnya, deru nafas pendeknya, bibir mungilnya yang tergigit, sampai-sampai lesung pipinya terlihat.

Belum lagi nampak butiran-butiran kecil keringat yang mulai nampak, membuat suasana dan keadaan ini semakin memanas dengan perzinahan sedarah ini.

Puas aku melakukan semua itu, aku melepaskan emutanku lalu menatap ibuku.

" Ahh... Sshh... Azam... Bu-bunda sudah tidak kuat lagi... Hmm..., " ucap ibuku.

Langsung saja aku langsung merebahkan ibuku lalu dengan berlahan aku posisikan wajahku didepan kemaluan ibuku yang sudah nampak mengkilat oleh lendir surga miliknya.

Kemaluan ibuku pun juga nampak sangat terawat dan juga bersih dari buli kemaluannya dengan kulit kuning langsat sebagai mana kulit bawaannya bahkan sampai-sampai juga terlihat lelehan cairan surga berwarna bening yang meleleh sampai ke kasurku.

Tidak mau untuk menunggu lama, aku pun langsung saja mengecup lembut kemaluan ibuku.

Cup...

Cup...

Cupp...

" Uhhhh.... Ssshhh...., " Desah ibuku sambil meremas kedua boba balonnya.

Setelah beberapa kali aku mengecup kemaluan ibuku, aku pun dangan berlahan membuka lipatan kemaluannya menggunakan kedua jempol tanganku.

" Uhhh ampun... Memek bundaaa, " Teriakku dalam hati.

Begitu lipatan itu terbuka, pertama yang aku lihat adalah daging merah merona seperti buah semangka yang nampak sangat mengkilat karena penuh lendir surganya yang dihiasi juga dengan benjolan sebesar kacang gajah yang juga berwarna merah serta hatum semerbak daun sirih yang sangat menggoda.

Juga, semakin deras lendir surga itu keluar dari lipatan dalam yang kulihat sangatlah rapat seperti belum tersentuh dan juga termasuki oleh sesuatu.

" Bu-bunda... Cantik sekali, " ucapku sedikit gugup.

Entah kenapa setelah aku melihat kemaluan dalam ibuku, aku merasa gugup, padahal sebelumnya aku juga pernah melihatnya sekali.

" Ummhh.. Makasih nak... Bunda sengaja merawat memek bunda dengan khusus dan bunda juga rajin senam kegel sekarang, nanti kamu bisa rasakan sendiri kalau kontol kamu masuk ke memek bunda, " jelas ibuku.

Aku yang mendengar itu sangatlah bersyahwat dan juga gemetar. Entah dari mana ibuku tahu senam kegel, dan perawatan khusus kemaluannya, setahu aku ibuku tidak mengenal hal yang semacam itu.

" Ehhh... Ummm... Bu-bunda, aku jilatin ya memek semangka bunda, " ucapku meminta ijin.

" Hmm... Iya nak... Kan memek bunda udah bunda kasih ke kamu jadi terserah kamu mau apain, " ucap ibuku yang sontak membuatku pusing.

" Selain memek, semua yang ada pada bunda juga bunda kasih buat kamu nak, hanya buat kamu aja, jadi nikmatilah bunda semau kamu nak..., " imbuhnya.

Aku langsung menghela nafas panjang dan terkejut oleh penuturan ibuku.

Sampai-sampai aku sedikit linglung namun dengan segera aku fokus pada keadaan ini.

Dengan berlahan aku mencoba untuk mengecup kacang gajah berwarna merah itu dengan berlahan.

Cup...

" Aahhhhh..., " erang ibuku yang langsung memejamkan kedua matanya.

Cup..

Cupp...

Kukecup kembali kacang gajah milik ibuku yang tengah merona seakan akan seperti buah cery yang menganga merahnya.

Puas aku mengecup, kulanjutkan dengan kuluman lembut serta aku variasikan dengan jilatan-jilatan tipis-tipis pada ujung lidahku.

Kulihat ibuku semakin tidak karuan dengan apa yang aku lakukan terhadap kacang gajah paling nikmat itu.

" Aaahhhh.... Sshhhh. .. Ummmhh, " desah ibuku.

Lama aku melakukan itu barulah aku mengulum dan juga menjilati kacang gajah itu dengan seluruh ujung lidahku dengan cepat.

Namun, tiba-tiba kepalaku terjepit oleh kedua paha mulus ibuku lalu....

" Ahhh... Ssshhh... A-azam... Uuhhhh... Ssshhh... Ooohhh.... Terus... Ahhhh.. Bu-bunda bunda.... Azaammm..... Aaahhhh.... Ssshhhh.... Ooohhhhh.... Oohhhhhh.... Hmmm... Ahhhh....., " erang ibuku yang sedang mendapatkan klimaks nya.

Aku yang kepalaku terhimpit kedua paha mulus ibuku itu susah untuk bernafas namun sebelum himpitan itu mengeras aku semoat untuk mengambil nafas agar aku bisa untuk menahan nafasku lebih lama.

Setelah beberapa detik barulah kedua kaki ibuku itu terbuka dan aku pun bisa lepas dari himpitan kedua paha mulus ibuku.

" Ohhh... Ssshhh... Sayang... Lama bunda tidak keluar begini... Hahh... Hahhh..., " ucap ibuku sambil terengah engah.

Aku pun langsung mengelap mukaku dengan sarungku lalu tersenyum " Enak bunda? " tanyaku.

Bunda pun mengangguk " Banget sayang..., " ucapnya sambil tersenyum penuh kepuasan.

Setelah itu aku pun tiduran di samping ibuku dan memeluknya.

" Nak..., " ucap ibuku.

" Apa bunda? " tanyaku.

" Bunda pingin kontol kamu, " ucap ibuku memelas.

Aku pun tersenyum lalu kembali mencium bibir ibuku dan ibuku pun langsung menyambutnya.

Setelah lama kami berciuman, tiba-tiba ibuku berpindah diatasku.

Aku dapat melihat susu balon ibuku yang menggantung dengan bebas dan indah.

Lalu aku melihat wajah manis ibuku dengan penuh perasaan.

" Sekarang gantian bunda yang bikin kamu enak, " ucap ibuku yang langsung menduduki kemaluanku.

Sontak kemaluanku yang tengah tegang maksimal itu terhimpit terduduki oleh kemaluan mulus ibuku dengan sempurna.

Setelah itu ibuku menggesekan kemaluannya ke kemaluanku dengan pelan namun aku sendiri merasakan kenikmatan yang tiada tara.

Kemaluan ibuku sangatlah nikamat dan juga sangat empuk lagi kenyal.

Hangat, licin, basah dan sungguh tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

" Uhhh... Sayang... Kontol kamu memang nikmat... Ohh... Hmmm..., " erang ibuku yang terus menggesek kemaluanku dengan kemaluannya.

" Hmm... Memek bunda juga nikmat..., " ucapku yang juga mendapatkan sebuah kenikmatan duniawi dari gesekan antara kemaluan kami.

Aku sangat bersyukur jika kemaluanku menjadi seperti sekarang ini.

Walaupun aku merasa sedikit kurang sensitif akan tetapi jika untuk ketahanan dan sisi kerasnya jangan ditanya lagi.

Aku pun dengan berlahan meraih kedua susu balon yang tengah bergelantung dengan bebas itu. Lalu meremasnya dengan pelan.

" Ahhh ssshhh iya nak... Uhhh enak sekali nak... Bunda tidak tahan ahhhh.., " ucap ibuku yang menambah tempo gesekan pada kemaluannya.

" Ahhh... Sshhh.... Terus bunda... Ahhhh, " erangku yang juga merasakan semakin nikmat.

Ibuku terus menggesekan kemaluannya ke kemaluanku yang sudah sangat tegang maksimal.

Dulu aku ingat saat terakhir aku ukur kemaluanku hanya 15cm dengan diameter 5cmn tapi jika sekarang aku lihat aku merasa jika kemaluanku sedikit lebih besar dan juga panjang.

Entahlah, aku juga tidak tahu mumgkin memang perasaanku saja.

" Ahhh... Hmm.. Sayang... Bunda tidak kuat lagi... Masukin yahh... Uhhmm... Sssshhh... Ohhh...sayang...uuhhhmmm... Entotin bundaaahhh... Ahhh..., " erang ibuku yang semakin kacau racauannya.

" Ko-kontrol bunda..., " ucapku yang memang aku sendiri sangat ingin jika kemaluanku bisa menancap pada kemaluan ibuku.

Tapi aku juga selalu ingat jika aku harus kontrol dan saat ini pun aku merasakan jika kemaluan ibuku sangatlah basah dan juga sangat licin.

Ibuku mungkin sangat-sangat bersyahwat dan sangat ingin kemaluannya melahap kemaluanku.

Terus menggesek dengan cepat aku pun sesekali memejamkan mataku menikmati gesekan penuh kenikmatan surga dunia itu namun juga khawatir jikalau sampai masuk.

Sampai dimana hal yang paling aku takutkan terjadi, dimana hal yang paling aku jaga dan pantang untukku.

Ibuku semakin kencang menggesekkan kemaluannya pada kemaluanku dan aku juga merasa jika ibuku akan segera mendapatkan puncaknya.

" Ahhh... Sayang... Bu-bunda mau dapet... Ahhh... Sayang... Maafin bunda.. Kontol kamu terlalu nikmat... Ahhhhhhhhhhhhhh....., " Erang ibuku yang sudah sangat dekat dengan puncaknya.

Tapi ibuku malah dengan segera menaikan pinggulnya otomatis kemaluanku mengacung tinggi keatas dan dengan secepat kilat ibuku memasukkan kemaluanku ke dalam lobang surga miliknya.

Blesssshhhh...

" Bunda... Kon!!! Ahhhhh " ucapku terhenti karena keterlambatanku menghentikan ibuku.

" Uuaaahhhh.... Sayang.... Ahhhhhh... Ahhhhh... Bunda.... Ahhhh... Dapet.... Ahhhhh... Shhh.... Oohhhhh...., " bergetar sudah tubuh ibuku dengan hebat.

Kulihat juga kedua matanya memutih dan juga kejang-kejang.

Aku juga merasakan nikmat yang sangat luar biasa saat merasakan kemaluanku yang tergerus, memelintir dan juga menjepit dengan kuat.

Setelah beberapa detik, ibuku segera ambruk diatas tubuhku dengan nafas yang memburu dan juga penuh dengan peluh.

Bahkan hingga pasca orgasmenya pun kemaluan ibuku masih saja terus menggerus kemaluanku dengan kuat.

Aku hanya bisa pasrah dan juga terdiam.

Hening dan sunyi, hanya deru nafas kami saja yang terdengar untuk memecah kesunyian.

Entah kenapa air mataku tiba-tiba menetes dan juga sangat menyesal dengan keadaanku dan ibuku.

Sampai aku tersadar karena ucapan ibuku yang memanggilku dengan sangat lembut.

" Sayang...., " ucapnya yang sudah bisa menguasai tubuhnya namun kemaluanku masih menancap dalam didalam kemaluan ibuku yang aku merasa jika kemaluan ibuku sangatlah nikmat melebihi kemaluan Ummi dan juga Kak Hera.

" Hmm..., " hanya itu yang aku ucapkan serambi memeluk ibuki yang berada diatasku.

" Maafin bunda ya... Bunda lepas kontrol dan... Dan..., " ucap ibuku yang mungkin juga sangat menyesalinya.

" Bunda... Ini sudah terjadi... Tidak mungkin kita pungkiri juga.., " ucapku menenangkan ibuku.

Ibuku hanya mengangguk lalu membenamkan mukanya di dadaku beberapa saat lalu berkata.

" Apa kamu menyesal nak? " tanya ibuku sambil menatapku.

Aku pun tersenyum lalu mengelus pipi kirinya dengan jempol tangan kananku.

" Apapun itu, kita jalanin saja bunda... Jujur aku sangat menyesal tapi aku juga tidak bisa memungkiri jika memek bunda luar biasa nikmat, " ucapku sambil tersenyum.

" Lebih enak mana? Memek bunda atau memek Umi Rani dan wanita yang lainnya? " tanya ibuku yang belum tahu siapa saja mereka selain Umi Rani.

" Sudah jelas bunda... Memek bunda lebih enak, " ucapku sambil tersenyum.

Ibuku pun tersenyum sangat manis dan juga malu-malu lalu membenamkan lagi mukanya didadaku.

" Makasih sayang..., " ucap ibuku dengan pelan.

Setelah itu pun hening tanpa ada suatu obrolan lagi sampai dimana aku merasakan jika kemaluanku kembali menggerus kemaluanku dengan pelan namun kuat.

" Ehh.. Bunda..., " ucapku terkejut.

Ibuku yang masih membenamkan mukanya didadaku itu pun langsung menatapku sambil tersenyum.

" Ini adalah kontol kedua yang pernah bunda rasakan sayang... Kontol ini juga yang kini menikmati memek bunda... Bedanya yang sekarang menikmati memek bunda ini lebih besar dan juga panjang bahkan lebih perkasa... Jujur bunda juga sangat menikmatinya sayang, " ucap ibuku yang langsung bangkit menduduki kemaluanku yang tengah menancap sempurna di lobang surga miliknya.

" Sampai ke rahim bunda sayang... Uhhhh..., " ucap ibuku yang mulai menggerakan pinggulnya maju mundur dengan pelan.

Aku hanya tersenyum saja melihat dan mendengar semua ucapan ibuku.

Yang sangat aku herankan adalah disaat ibuku menggoyangkan pinggulnya aku merasa semakin sempit dan gerusan pada kemaluanku juga semakin kuat.

Aku hanya bisa menikmati semua itu dengan penuh perasaan.

Yang semula aku sangat khawatir dan mengontrol semua ini agar tidak sampai kebablasan namun sekarang entah kenapa aku sangat menikmatinya walaupun hatiku menolak itu semua.

" Ahhh.... Hmm... Sayang... Mau yang enak lagi gk? " tanya ibuku sambil tersenyum.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum saja untuk memberi jawaban ibuku.

Setelah itu, ibuku segera memutar badannya menjadi membelakangiku.

Saat berputarnya tubuh ibuku itulah kemaluan serasa dipelintir memutar yang sungguh aku merasakan kenikmatan yang luar biasa nikmat.

" Ahhh..., " erangku sedikit keras karena memang sangatlah nikmat kurasakan.

Tiba-tiba ibuku membungkukan badannya jadi aku hanya dapat melihat pantat ibuku yang sangat aku kagumi karena bentuknya yang besar.

Aku perhatikan sejenak lalu pantat ibuku mulai naik dan turun dengan berlahan.

Aku yang melihat itu pun menjadi semakin belingsatan karena disamping melihat pantat besar dan juga montok ibuku yang naik turun aku juga merasakan sebuah kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

" Aaahhh... Bu-bunda...., " erangku.

Ibuku tidak merespon eranganku dan hanya mendesah kecil saja.

Mungkin ibuku juga merasakan nikmat dan setelah beberapa saat sesuatu yang sangat membuatku semakin bersyahwat adalah disaat tempo naik turunnya pantat ibuku semakin cepat.

" Uuaaahhhhh, " hanya itu yang dapat aku utarakan karena benar-benar sangatlah nikmat.

Tidak hanya merasakan luar biasa nikmat aku juga dapat melihat jika pantat montok dan besar ibuku seperti sebuah bola yang memantul-memantul.

Sangat indah...

Sangat nikmat...

Sangat bersyahwat...

Aku tidak bisa menuliskan betapa nikmatnya goyangan naik turun ibuku tapi yang jelas aku benar-benar dibuat semakin tidak karuan.

Terus dengan posisi itu sampai sekitar 20 menit itupun ibuku sesekali merubah goyangannya menjadi maju mundur.

Disaat menit-menit itulah goyangan ibuku semakin kencang dan desahan ibuku semakin genjar pula.

" Ahhh... Ahhhh... Sayang.... Kontolmu... Aahhhhh bunda... Bunda.... Mau keluar.... Ahhhhh...., " erang ibuku semakin keras.

Tak ayal aku yang mendapatkan hal yang seperti itu aku juga merasakan sesuatu yang seperti ingin mendobrak pintu gerbang pertahananku.

" Aahhhh... Enak bunda... Aku... Aku juga... Aaaaaahhhhhh...., " Erangku diambang batasku.

Tiba-tiba tubuh ibuku bergetar dengan hebat, kemaluan ibuku mencemgkram kuat kemaluanku yang disertai dengan kedutan-kedutan kencang, ibuku telah mencapai puncaknya dengan sangat tinggi.

" Aaaahhh.... Sayang... Bunda..... Aaahhh.... Ssshhh... Ooohhhhh.... Immmmm.... Aaaaahhhhhh, " desah ibuku yang tengah mengalami puncaknya.

Aku pun juga tidak bisa lagi untuk menahan semua itu katena terlalu nikmat dan juga sangatlah luar biasa.

" Ahhh.... Bunda.... Aku.. Sampaiiiii.... Aaaaahhhhhh, " erangku sambil merasakan tubuhku bergetar hebat.

Aku juga merasakan jika ini adalah puncak yang sangat luar biasa nikmat yang belum pernah aku rasakan.

Semua tubuhku dilanda seperti tersengat sengatan listrik yang sangat kuat bahkan aku sendiri sempat kesusahan untuk bernafas dan mataku seperti gelap untuk sesaat.

Beberapa detik itulah baru tubuhku kembali seperti semula namun aku merasakan nafasku yang masih memburu disertai dengan keadaan yang lemas.

Semua Spermaku aku tumpahkan didalam memek ibuku, aku sendiri tidak khawatir untuk hal itu karena tidak mungkin akan menjadi bayi atau menghamili ibuku dengan kondisiku yang sekarang.

Aku lihat ibuku masih diposisi sebelumnya dengan nafas yang juga memburu dan nampak begitu lemas.

" Bu-bunda...., " ucapku sambil berusaha untuk duduk namun aku urungkan.

" Sebentar sayang, bunda lemes banget... Oohhh... Kontol kamu terlalu nikmat sayang," ucap ibuku lemah.

Barulah beberapa saat kemudian, ibuku menaikkan pantatnya yang otomatis kemaluanku yang masih tegak berdiri iru terlepas dari kemaluan ibuku.

Begitu terlepas itulah aku melihat jika spermaku mengalir dengan deras keluar dari kemaluan ibuku.

" Uhhhh... Banyak banget peju kamu sayang... Ennnngggghhh, " ucap ibuku.

Aku hanya tersenyum saja melihat hal itu karena aku juga merasa sangat banyak bahkan lebih banyak dari aku bermain dengan kak Nisa dan Kak Hera.

Setelah itu, ibuku merubah posisinya menjadi tidur terlentang disampingku.

Langsung saja aku memeluk ibuku dengan penuh kasih sayang dan juga lembut.

" Sayang... Maafkan bunda, " ucap ibuku menyesal.

Aku pun semakin erat memeluk ibuku lalu mengecup keningnya.

" Yang terpenting bagiku sekarang adalah bunda... Ini sudah terjadi dan jalani saja bunda... Sebenarnya aku juga sangat menyesal tapi aku juga menikmatinya..., " ucapku dengan lembut.

" Sayang... Terima kasih sudah memberikan semuanya kepada bunda... Bunda seneng akhirnya bisa ngerasain kontol kamu masuk ke memek bunda... Walaupun, yahh bisa dibilang bunda yang ngentotin kamu,hihihi..." ucap ibuku pelan.

" Lah... Ada-ada aja.. Emang bunda mau kalo aku gauli, aku kawini, aku kontolin sampe aku entotin? " tanyaku gemas.

" Hihihi kamu udah mulai nakal ya sayang... Hmm... Liat saja nanti... Hihihi, " Ucap ibuku.

" Tidur yuk bunda..., " ucapku dan ibuku mengangguk.

Tidak lama setelah itu aku melihat ibuku tertidur dengan pulas.

Aku tersenyum melihat ibuku tertidur.

Aku sendiri juga tidak menyangka jika hal ini akan terjadi. Hal yang sangat tabu dan diluar nalar sebagai ibu dan anak.

Namun aku juga heran karena aku yang susah mendapatkan puncak tapi ketika aku bermain dengan ibuku sangatlah cepat.

Aku melihat jam dinding dikamarku dan kulihat aku bermain dengan ibuku hanya satu setengah jam saja.

Aku merasa jika melakukan dengan orang yang sangat aku cintai dan aku sayangi akan mempercepat untukku mencapai puncak.

Tapi aku juga menyadari jika aku dan ibuku hanyalah huhungan antara ibu dan anak.

Tidak sewajarnya jika aku menyayangi dan mencintai ibuku lebih dari itu.

Walaupun aku telah bermain dengan ibuku, hal itu tidaklah bisa merubah apapun jadi aku juga harus terus menghormati ibuku selayaknya seorang ibu dan anak.

Lama aku berfikir seperti itu, aku pun mulai memejamkan mataku untukku tidur sambil memeluk ibuku yang sangat aku hormati sampai kapanpun.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd