Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut ya....

Monggo...

Aku sangat gembira waktu itu dan dengan semangat untuk bekerja. Sampai waktu sudah malam dan toko pun tutup aku bersiap untuk pulang. Baru saja aku menyalakan motorku ternyata hujan deras dan petir. Maka aku urungkan niatku untuk pulang. Aku memberi kabar ibuku kalau aku tidak pulang karena hujan lebat dan petir.

Karena ditoko ada kamarnya maka akupun tidur disana. Tapi sampai pukul 22.30 WIB aku belum bisa tidur juga maka aku membuka layar hp ku niatku untuk wattipan dengan Kak Nissa tapi aku urungkan karna aku ingin bertemu dengannya bukan melalui pesan chat. Lalu timbul niat isengku untuk membuka forum. ( yaa saat itu aku sudah mengenal forum ini heehehe ). Maka aku membaca cerita-cerita dari salah satu suhu diforum ini.

Tanpa terasa aku mengantuk dan tertidur juga. Aku terbangun saat terdengar adzan subuh berkumandang saat kulihat jam itu puku 04.35 WIB maka cepat-cepat aku mengambil air wudhu dan melaksanakan ibadah sholat subuh.

Singkat cerita aku bekerja dengan semangat waktu itu. Rasanya senang sekali entah karena akan bertemu dengan Kak Nissa atau bagaimana aku tidak tau. Sampai pada saat aku melihat ada seorang akhwat bercadar masuk kedalam toko. Kulihat dia bingung sepertinya dia baru datang ke tokoku. Akupun langsung menyambutnya dibalik meja etalase yang terbuat dari kaca dan almunium.

Aku : " Assalamualaikum kak... Mau cari kitab atau busana muslim? ". Tanyaku.

Dia langsung menoleh kearahku dan mendekatiku serta menyerahkan selembar kertas yang kulihat ada judul kitab yang dia ingin beli. ( aku lupa kitab apa waktu itu tapi kitab itu begitu populer sampai sekarang ). Aku cukup terkejut waktu itu dan aku bertanya kepada akhwat bercadar itu.

Aku : " Maaf kak, apa kakak... ". Kataku sambil aku lanjutkan dengan bahasa isyarat.

Saat itu aku sedikit faham dengan bahasa isyarat karena pernah belajar dengan Kak Nissa.

Aku melihat dia tersenyum dibalik cadarnya dan mengangguk. Maka aku pun juga tersenyum dan langsung mengambilkan kitab yang dia cari. Setelah menemukan kitab tersebut aku langsung membungkusnya dan memberikannya kepada akhwat bercadar itu.

Aku : " Ini kak kitab yang kakak cari ". Kataku tapi dengan bahasa isyarat.

Akhwat : " Iya kak makasih, kalau begitu berapa ya kak harganya? ". Tanyanya tentunya dengan bahasa isyarat juga.

Aku : " Sekian kak ". Jawabku dengan bahasa isyarat.

Lalu dia mengambil dompetnya dari dalam ransel yang dia bawa lalu mengeluarkan sejumlah uang yang aku sebutkan tadi lalu menyerahkannya padaku.

Akhwat : " Ini kak uangnya dan kembaliannya ambil saja kak, kalau begitu aku permisi kak, assalamualaikum ". Katanya. Tentu dengan bahasa isyarat juga.

Aku : " Iya kak terima kasih, datang lagi ya... Waalaikumsalam ". Kataku dengan bahasa isyarat juga.

Lalu dia pun berjalan keluar toko dan menghilang dari pandanganku. Aku sangat ingat waktu itu dia memakai gamis abu-abu, menggunakan khimar yang sampai ke mata kaki di bagian belakang berwarna hitam dan cadar bandana berwarna abu-abu.

Entah kenapa aku merasa nyaman dengan dia dan nyambung saja dengan dia walaupun dia tuna wicara tapi aku merasakan berbeda dihatiku. Ahhh entahlahh, kerja-kerja dan kerja jangan mikir macam-macam, pikirku.

Tanpa terasa waktunya tutup toko. Aku pun bergegas untuk menyelesaikan pekerjaanku karena besok hari jumat maka toko tutup. Setelah selesai aku langsung menyalakan motorku dan pulang.

Sesampainya dirumah ternyata sudah pukul 21.30 WIB dan sangat sepi. Aku putuskan untuk segera mandi lalu istirahat karena lelahnya aktifitas hari ini. Saat itu aku malah lupa dengan Kak Nissa, yang ada malah teringat akhwat bercadar tadi. Entah kenapa aku kepikiran terus dengan dia. Apalagi tatapan matanya yang tajam itu.

Ahhh tau ahhh pusing, batinku. Lalu aku mencoba untuk tidur.

Sampai aku merasa ada yang memukul kakiku dengan cukup keras lalu aku terbangun dari tidurku. Aku kira saat itu adalah ibuku tapi ternyata....

Kak Nissa : " Hehhh tukang tidur cepat bangun sudah jam berapa ini sebentar lagi adzan subuh, cepat bangun ". Kata Kak Nissa.

Kulihat Kak Nissa memakai mukenanya dan cadar tali bersiap untuk pergi kemasjid. Dengan spontan aku bangun dari kasurku dan memeluk Kak Nissa dengan erat.

Aku : " Kakak... ". Kataku. Sambil memeluknya.

Kak Nissa : " Hmm... Iya dek... Ini kakak... Kakak kangen banget sama kamu dek ". Kata Kak Nissa sambil membalas pelukanku dan meneteskan air mata.

Aku hanya menangis dan tidak tau harus berbuat apa.

Kak Nissa : " Sudah dek sudah... Sekarang ke masjid dulu yuk, bunda sudah nungguin tuhh didepan kamar kamu tuh liat ". Kata Kak Nissa menunjukkan keberadaan ibuku.

Bunda : " Sudah sudah dilanjut nanti lagi sekarang ke masjid dulu yukk, sudah waktunya adzan subuh loh ". Kata ibuku.

" Baik bunda ". Kataku dan Kak Nissa berbarengan.

Tanpa aba-aba lagi aku mengganti sarungku dengan gamisku dan mengambil kopiah dan sajadahku lalu pergi ke masjid bersama Kak Nissa dan ibuku.

Setelah sekembalinya kami dari masjid untuk melaksanakan sholat subuh aku mengerjakan tugasku seperti biasa sedangkan Kak Nissa membantu ibuku mengurus dapur. Aku sempat melihat mereka sebentar, kulihat mereka sedang sibuk dengan aktifitas mereka. Aku segera menyelesaikan tugasku. Setelah selesai aku bergabung dengan mereka. Kulihat ibuku memakai pakaian serba hitamnya sedangkan Kak Nissa memakai gamis abu-abu khimar hitam dan cadar bandana berwarna hitam. Aku melihat Kak Nissa jadi teringat dengan akhwat bercadar kemarin saat membeli kitab. Tanpa sadar aku melamun teringat itu lalu dikagetkan dengan lemparan potongan wortel oleh Kak Nissa.

Kak Nissa : " Astaghfirullah dek pagi-pagi sudah melamun, melamunin apaan sih sampai dipanggil-panggil gk dijawab ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehh... Gk... Gk kok kak hanya saja badanku sedikit gk enak kak ". Kataku.

Bunda : " Kecapekan kali kamu Azam, secara kamu kerja terus dan hari jumat saat libur pun kamu pergi ketoko untuk mengurusi pembukuan kan, udah sana istirahat saja daripada kamu sakit lg ". Kata ibuku.

Aku : " Hmm... Tidak apa-apa bunda, Azam disini saja, heheheh ". Kataku.

Bunda : " Yasudah ". Jawab ibuku.

Kak Nissa : " Ehh dek kamu libur kan? Nanti temenin kakak ya ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Memang kakak mau kemana? ". Aku bertanya kembali.

Kak Nissa : " Dirumah lah memang mau kemana? Kan bunda habis ini pergi sama ustadzah Mina di kota P pulang mungkin sore ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Lohh beneran bunda? Kok aku tidak diberi tau sih ". Tanyaku kepada ibuku.

Bunda : " Iya sayang, subuh tadi Ustadzah Mina ngajak bunda waktu dimasjid ". Jawab ibuku.

Aku : " Oh gitu, okelah bunda ". Kataku.

Bunda : " Kamu temenin kakakmu saja dirumah ". Perintah ibuku.

Aku : " Baik bunda ". Jawabku.

Kak Nissa : " Yasudah sekarang sarapan dulu habis itu bunda pamit ya, baik-baik lho ya dirumah, jangan bertengkar lagi ". Perintah ibuku.

"Baik bunda ". Jawabku dan Kak Nissa berbarengan.

Setelah itu kami saparan dengan nasi lauk telur dadar dan orak arik tempe. Setelah sarapan selesai kami kembali membantu merapikan dapur.

Tanpa terasa sudah puku 09.03 WIB saat itu. Aku yang bingung karena tidak ada pekerjaan lagi aku putuskan untuk tiduran saja dikamar.

Baru saja aku meletakkan tubuh ini ke kasur Kak Nissa memanggil.

Kak Nissa : " Adek ". Panggil Kak Nissa.

Aku : " Iya kak, aku dikamar ". Jawabku.

Kak Nissa : " Elaahh ini anak jam segini malah tiduran mana dikasur pula ". Protes Kak Nissa yang sudah didepan kamarku.

Lalu Kak Nissa masuk ke kamarku dan duduk disebelahku. Saat itu Kak Nissa menggunakan gamis berwarna merah gelap, khimar berwarna hitam dan cadar bandana. Tapi ada yang berbeda dari Kak Nissa yaitu dia memakai sofline berwarna biru. Duhh jadi tambah cantik saja kakakku ini, pikirku.

Aku yang saat itu hanya berpakaian kaus warna abu-abu dan sarung berwarna putih polos tanpa celana dalam. Aku berpindah posisi dari posisi miring kekiri menghadap tembok menjadi telentang.

Aku : " Mau ngapain lagi sih kak, orang rumah juga sudah bersih semua gk ada kerjaan lagi kan ". Kataku.

Kak Nissa : " Iya sih dek, kakak biasanya jam segini dikampus sekarang dirumah saja ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ohh jadi kakak pengen kuliah lagi? Yasudah sana kak ambil saja itu beasiswa S2 nya kak, adek tidak apa-apa kok dirumah sama bunda ". Kataku jengkel.

Baru kemarin sampai rumah Kak Nissa malah pengen pergi lagi, mana jauh pula di Turkey. Aku langsung saja beranjak dari tempat tidurku ingin sekali meninggalkan Kak Nissa di kamarku. Tapi baru saja berjalan dua langkah Kak Nissa memelukku dari belakang.

Kak Nissa : " Bukan seperti itu dek kakak kangen banget sama kamu dek ". Kata Kak Nissa sambil kepalanya ditempelkan dipunggungku.

Otomatis tubuh Kak Nissa menempel ke tubuhku. Aku juga bisa merasakan susunya menempel juga di punggungku karna posisinya sama-sama berdiri.

Aku : " Kak bukannya gimana-gimana... Tapi aku ingin kakak nemenin aku dan bunda disini, karena secara kemarin empat tahun kakak tidak pulang sama sekali dan sekarang kakak ingin pergi lagi? Tapi aku juga tidak mau melarang kakak mengejar mimpi kakak, semua terserah sama kakak saja ". Kataku panjang lebar.

Kak Nissa semakin memeluku erat dibelakangku.

Kak Nissa : " Tidak dek kakak tidak jadi ambil beasiswa itu dek sekarang kakak hanya ingin disini sama kamu dan bunda.... Hiks... Hikss.. ". Kata Kak Nissa sambil menangis.

Lalu aku melepaskan pelukan Kak Nissa dan membalikan tubuhku. Sekarang didepanku ada seorang akhwat bercadar yang sedang menangis sampai cadarnya basah oleh air matanya.

Aku lalu memeluk Kak Nissa dengan erat dan Kak Nissa membalas pelukanku. Setelah beberapa lama aku melepaskan pelukanku.

Aku : " Terima kasih kak terima kasih ". Kataku sambil mencium kening Kak Nissa.

Kak Nissa hanya diam saja aku cium keningnya. Lalu aku menghapus air matanya.

Aku : " Yasudah kak sekarang kakak mau apa insya allah aku turutin ". Tanyaku kepada Kak Nissa.

Kak Nissa : " Kakak ingin menagih janjimu dek, saat kita video call dulu adek bilang kalau kakak pulang adek akan mencium semua wajah kakak kan? ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Ehh... Emm... Iya kak... ". Kataku gelagapan.

Kak Nissa lalu menggandeng tanganku dan menuntunku ke kasurku kembali. Sekarang kami sama-sama duduk diatas kasurku.

Aku : " Kak ". Kataku.

Kak Nissa : " Hmm... Iya dek... Sebentar ya kakak buka cadar kakak ". Kata Kak Nissa.

Kak Nissa mulai membuka cadarnya. Setelah terbuka maka terlihatlah wajah manis Kak Nissa yang malu-malu. Duhh kak aku ingin menikahimu, batinku. Tapi tetap tidak akan bisa karena kami adalah saudara sedarah.

Aku : " Kak... Jika para bidadari disurga melihat wajah kakak pasti mereka akan sangat iri dengan kecantikan kakak ". Kataku tulus.

Mungkin kakakku tau kalau aku tulus mengatakan itu dan secara Kak Nissa adalah sarjana psikologi pasti sangat tau. Saat itu Kak Nissa tersenyum dan menunduk malu.

Aku lalu memegang dagu Kak Nissa dan mencium keningnya lama. Setelah keningnya aku mencium kedua matanya, kedua pipinya, hidungnya, dagunya, lalu aku ingin mencium bibirnya tapi ragu. Dan sepertinya Kak Nissa mengetahui keraguanku.

Kak Nissa : " Dek jangan ragu, kakak tidak apa-apa kok ". Kata Kak Nissa sambil menyentuh pipiku dengan tangan kanannya.

Maka aku memajukan kepalaku dan Kak Nissa pun memejamkan matanya. Saat bibirku dan bibir Kak Nissa bersentuhan aku melepaskannya sebentar lalu aku mencium bibir Kak Nissa lagi. Dan saat yang ketiga kalinya aku mengulangi hal itu aku mencium bibir Kak Nissa kembali tapi tidak aku lepaskan. Cukup lama aku melakukan itu entah terbawa suasana atau apa aku mulai memangut bibir Kak Nissa pelan dan yang membuat aku sedikit terkejut Kak Nissa membalas pangutanku. Lalu bibir kami saling memangut dan kedua tangan Kak Nissa memeluk kepalaku. Kami berciuman mesra saat itu. Setelah beberapa lama kami saling memangut aku memberanikan diri untuk memasukan lidahku kemulut Kak Nissa dan Kak Nissa pun menerimanya jadi lidah kami saling menjilat lidah. Setelah itu lidahku dihisap-hisap oleh Kak Nissa. Rasanya saat itu benar-benar merinding saat Kak Nissa menghisap lidahku bahkan ibuku saja belum pernah.

Aku sebenarnya sangat terangsang saat itu dan ingin sekali menyentuh susu milik Kak Nissa tapi aku urungkan niatku, aku takut kalau gara-gara itu Kak Nissa bakalan marah kepadaku dan aktifitas berciuman kami berhenti. Maka aku ikuti alur dari Kak Nissa saja karena sepertinya Kak Nissa sedang bersemangat untuk berciuman.

"Ssrruuppp.... Ssslllppp... Ummmhh... Eemmm... Ssslllppp... ". Bunyi ciuman kami saat itu.

Kami bergantian menghisap lidah kami. Dan Kak Nissa melepaskan ciuman kami.

Kak Nissa : " Hahh... Uummm... Dek... Kakak.... Tidak nyangka kalau kamu sampai buat kakak jadi begini ". Kata Kak Nissa mengatur nafasnya.

Aku : " Ahhh... Hmm... Kakak juga... Hmmm... Kak Apa Kakak pernah berciuman karena kakak sepertinya sudah lancar ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Belum... Dek... Ini pengalaman pertama kakak... Mungkin insting kakak dek.... ". Jawab kak Nissa.

Aku : " Hmm... Aku juga kak... Ini pengalaman pertamaku... Hufftt.... ". Kataku.

Kak Nissa : " Dek... Umm... Mulut kamu enak dek.... Manis dan tidak bau nafas kamu... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kakak juga... ". Kataku.

Setelah itu suasana menjadi sunyi karena kami sama-sama terdiam larut dengan fikiran kami masing-masing. Aku juga merasakan kemaluanku tegang setegang tegangnya. Alhamdulillah kemaluanku on lagi, sudah lama sekali sejak terjadinya kecelakaan itu kemaluanku tidak tegang, batinku.

Saat itu aku tidak menyadari kalau sedari tadi Kak Nissa melihat kemaluanku yang sedang tegang, karna aku memakai sarung putih polos dan sampai membuat tenda walaupun posisiku sedang duduk jadi terlihat membayang.

Kak Nissa : " Dek... Ummm... Kamu tegang ya sampai-sampai itu kamu begitu ". Tanya Kak Nissa malu-malu.

Aku : " Ehh.... Umm... Maaf kak.... ". Jawabku malu.

Kak Nissa : " Hmm... Wajar kok dek... Emmm.... ". Kata Kak Nissa.

Aku yang saat itu langsung iseng saja menggoda Kak Nissa.

Aku : " Kenapa kak? ". Tanyaku.

Kak Nissa : ehh... Umm... ". Jawab Kak Nissa terpotong karna aku gemas dengannya aku langsung mencium bibirnya kembali dan Kak Nissa pun membalas ciumanku.

Lama aku mencium bibir Kak Nissa lalu aku melepaskan ciumanku.

Kak Nissa : " Iiihhh adek kenapa tiba-tiba gi.... ". Protes Kak Nissa terpotong lagi dengan ciumanku.

" Uumm... Sssllppp... Ssspppp... Uhhmmm... Mmmmhh ". Suara ciuman kami.

Aku melepas ciumanku kembali. Aku melihat mata Kak Nissa sangat sayu dan sepertinya Kak Nissa terangsang juga.

Aku : " Kak main yuk kemana gitu... Emm... Kalau tidak ikut aku yuk beli bakso diwarungnya Kak Hera... Udah buka loh jam segini ". Ajakku kepada Kak Nissa yang saat itu Kak Nissa hanya terbengong melihat tingkahku yang sengaja aku buat random. Karena walau bagaimanapun juga Kak Nissa adalah Kakak Kandungku jadi sebisa mungkin kontrol.

Kak Nissa : " Ehh.. Umm... Dek.. ". Kata Kak Nissa saat melihatku bangkit dan berdiri didepannya yang sedang duduk dikasurku.

Otomatis saat aku berdiri kemaluanku tepat berada didepan wajahnya hanya berjarak beberapa centimeter saja. Saat itu kemaluanku sangat tegang jadi sangat nampak tenda disarungku.

Hihihi enak juga ngerjain Kak Nissa walaupun aku juga menginginkan lebih tapi aku selalu kontrol jangan sampai lepas kontrol.

Lalu aku berjalan kearah pintu dan mengambil jaketku dibalik pintu kamarku dan berjalan keluar rumah sambil menyalakan motorku menunggu Kak Nissa keluar.

Setelah beberapa menit Kak Nissa keluar rumah tapi dengan gamis yang berbeda. Sekarang Kak Nissa menggunakan serba hitam.

Kak Nissa : " Jahat banget sihh dek ninggalin kakak ". Protes Kak Nissa.

Lalu Kak Nissa membonceng dibelakangku dan akupun mulai melajukan motorku. Saat dijalan aku bertanya kepada Kak Nissa.

Aku : " Kak kenapa kakak ganti pakaian kakak jadi seba hitam begini? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Iiihhh adek... kakak ganti pakaian kakak juga karena kamu ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Lah kok aku kak, memangnya aku salah apa ". Tanyaku penasaran.

Kak Nissa : " Kakak basah dek dan itu sampai tembus ke gamis kakak dan itu gara-gara kamu ". Jawab Kak Nissa dengan jengkel.

Dalam hati aku tertawa terbahak-bahak. Kasihan Kak Nissa jadi kentang, batinku.

Aku : " Lahh yang basah kakak kenapa aku yang disalahin sih, apa hubungannya juga kak sama aku ". Tanyaku sambil menahan tawa.

Kak Nissa : " Iihhh udah ahhh dek... Awas nanti kalau sudah sampai rumah ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Hahahaha.... Iya iya kak maaf tapi aku laper kak heheheh ". Kataku.

Kak Nissa : " Dek... Umm... Nanti lagi yukk? ". Ajak Kak Nissa.

Aku : " Lagi? Apaan kak? Aku gk faham kak ". Kataku pura-pura polos.

Kak Nissa : " Iihhhh adek... Udah ahhh terserah ". Kata Kak Nissa jengkel.

Aku : " Ahahahahaha..... Iya kakaku yang manis, Azam punya Kakak kok, jadi terserah kakak aja ". Kataku.

Kak Nissa tidak menjawabnya lagi akupun juga mulai fokus untuk menyetir motorku. Setelah beberapa meter akhirnya sampai di warung bakso milik Kak Hera. Aku langsung memesan bakso jumbo dan esteh lalu Kak Nissa memesan bakso kerikil dan teh hangat.

Kulihat Kak Hera memakai gamis berwarna coklat senada dengan khimar dan cadar bandana nya.

Kak Hera : " Eehhh Nissa kan? Apa kabar Niss, lama tidak ketemu yahh ". Tanya Kak Hera.

Jadi Kak Hera itu temannya Kak Nissa tapi dia sudah menikah dan sudah diberi momongan umur 2 tahun. Dan suaminya bekerja di kota jadi seminggu sekali pulang.

Dan mereka pun mengobrol ala ala cewek lah yang aku sendiri tidak mau tau.

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya pesanan kami datang juga.

Kak Hera : " Aduhh Azam maaf ya lama... Sudah laper banget ya, hihihi". Tanya Kak Hera.

Aku : " Tidak kok kak, makasih Kak Hera ". Jawabku.

Lalu aku makan bakso dengan lahap dan nambah satu mangkok bakso jumbo lagi sampai Kak Nissa geleng-geleng kepala.

Setelah kenyang begitu pun juga Kak Nissa aku membayar pesanan kami dan meninggalkan warung bakso milik Kak Hera. Aku tidak langsung pulang kerumah tapi aku jalan-jalan dulu dengan Kak Nissa. Saat berboncengan pun Kak Nissa memelukku dari belakang sampai terasa sangat empuk dipunggungku. Aku sangat menikmati saat kami muter-muter kampung. Saling memberi salam kepada orang-orang.

Tidak usah heran kalau kalian berkunjung dikampungku karena mayoritas dikampungku itu orang-orang salaf jadi kalau kalian ingin melihat wanita sexy atau berpakaian terbuka itu mustahil yang ada malah bercadar semua, hehehe.

Setelah bosan maka kami memutuskan untuk pulang karena mengingat hari jumat maka sebentar lagi pasti ramai sekali di masjid untuk melaksanakan sholat jumaat.

Setelah sampai rumah aku segera mandi junub mengingat kejadian ciuman tadi karena walau bagaimanapun aku ingin suci kalau sedang beribadah.

Setelah melaksanakan sholat jumaat aku tiduran dikamarku, entah kenapa aku teringat akhwat tuna wicara itu. Sebenarnya dia itu siapa? Kenapa aku jadi teringat terus dengan dia. Apakah ada kaitannya denganku dikehidupanku kelak? Aaahhhh pusing, batinku.

Kak Nissa : " Adeeeekkkkkkk....... ". Teriak Kak Nissa memanggilku.

Duh.... Kenapa lagi.....


Sekian dulu yaa....
Yang jelas gimciknya menyusul wkwkwkwk.....

Salam....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd