Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut ya....





Aku : " Emm... Ummi... Apa Ummi ingin melihat punya Azam? ". Tanyaku.

Ummi : " Ehhh.... Eee... Itu... Emm... ". Jawab Ummi yang cukup terkejut karena pertanyaanku.

Aku semakin gemas dengan kelakuan Ummi yang malu-malu begitu.

Aku : " Hmm... Yasudah kalau Ummi tidak mau juga tidak apa-apa, tapi jangan salahkan Azam kalau Ummi nanti pena... ". Kataku yang terpotong oleh kata-kata Ummi.

Ummi : " Iyaa... Ummi mau melihatnya... ". Kata Ummi.

Aku yang saat itu juga terkejut juga sempat ragu tapi aku melihat Ummi yang entah kenapa nafasnya seperti orang yang sedang menarik nafas panjang.

Lalu aku buka sarungku, setelah aku buka maka terlihatlah kemaluanku yang mengeras dan sangat tegang. Sedangkan Ummi langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

Aku : " Sudah tidak penasaran lagi kan Ummi? Hmm... Aku tutup lagi yaa Ummi soalnya punya Azam kedinginan kalau terbuka seperti ini terus Ummi ". Kataku sambil ingin menutup lagi tapi tiba-tiba tangan Ummi memegang tanganku dan menatap mataku. Aku heran kenapa tatapan Ummi jadi tajam tapi sayu seperti itu.

Ummi : " Kalau punya Azam ini kedinginan maka Ummi yang akan menghangatkannya ". Kata Ummi.

Aku tidak menyangka dengan apa yang sedang Ummi lakukan karena Ummi tiba-tiba menundukan kepalanya dan menyingkap cadarnya lalu.... Happp.... Ahhh..... Enaaaaakkkkk, batinku.

Saat itu Ummi langsung melahap kemaluanku. Dikulumnya, dikocok pakai mulutnya, dan tangannya menahan badannya. Mungkin merasa kurang nyaman lalu Ummi melepas emutannya dan berkata.

Ummi : " Azam... Kontol kamu sangat enak dan tidak bau apalagi bersih begini, berbeda dengan kontol Abi. Azam kamu tiduran saja yaa... Ummi akan menghangatkan kontol kamu, pasti kontol kamu suka ". Kata Ummi.

Aku langsung saja tiduran dilincak sedangkan Ummi melanjutkan mengemut kemaluanku lagi.

Aku : " Ahhh... Ummi... Enak Ummi... Jadikan fantasi Ummi jadi kenyataan Ummi ". Kataku.

Ummi langsung melepaskan kemaluanku dari mulutnya dan berkata yang membuatku merinding.

Ummi : " Azam... Ummi ingin kontol ini.... Buat Ummi ya sayang... Ummi sudah tidak kuat lagi menahannya sayang... Buat Ummi yaa.... ". Rengek Ummi.

Aku : " Iya Ummi lampiasin semua fantasi Ummi kepada Azam.... ". Kataku sambil tersenyum.

Tanpa aku duga saat itu Ummi langsung naik diatas lincak lalu menarik gamisnya sampai pahanya lalu menurunkan tubuhnya dan kemaluanku seperti menempel pada sesuatu yang sangat hangat basah dan licin lalu Ummi menggerakan pinggulnya maju-mundur.

" Ahhh..... ". Suara erangan kami.

Ummi terus menggesekan kemaluannya ke kemaluanku dengan cepat.

Ummi : " Ahhh.... Ssshhhh. .. Sayang... Ahhh.... Enak.... Oohhh.... Baru... Diginiin saja... Ummi keenakan.... Oohhhh.... Ssshhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Ahhh... Iya... Ummi... Terus Ummi... Ahhh.... ". Erangku.

Ummi : " Ahhh... Iya sayang... Ummi dapet.... Ummi dapet.... Aaahhhh.... Ummi.... Aaahhhhhhh". Erang Ummi yang langsung ambruk diatasku dengan nafas ngos-ngosan.

Aku merasakan seperti ada air hangat yang mengalir dikemaluanku. Sedangkan Ummi masih ngos-ngosan di atasku. Aku langsung memeluk Ummi dan mengelus punggungnya. Saat itu Ummi langsung menoleh kearah wajahku dan tersenyum. Aku langsung mencium kening Ummi dengan penuh kasih sayang. Lalu Ummi memajukan pinggulnya sedikit keatas lalu memundurkannya lagi dan tanpa ada halangan lagi kemaluanku memasuki lobang surga milik Ummi.

" Ahhh... Sshhhh... ". Erang kami.

Ummi : " Uuhhh... Sayang kontol kamu masuk ke memek Ummi... Rasanya penuh sekali sayang... ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi... Memek Ummi sempit sekali... ". Kataku.

Ummi : " Hmmm.... Bukan sempit sayang tapi kontol kamu yang kegedean... Aahhhh... Enaknyaaa kontol kamu sayang... Ahhhh... ". Erang Ummi saat menggerakan pinggulnya.

Aku : " Ahhh... Iya... Ummi... Uuhhh.... Memek Ummi juga sangat enak.... Ahhhh.... ". Erangku.

Ummi : " Aahhh... Sssshhhh... Sayang... Ohhh.... Ummi... Mau... Kok ja... Ahhhhh... Wadah... Kontol... Kamu.... Ahhhh... Enak.... ". Erang Ummi yang mulai lepas kendali.

Aku yang gemas dengan kata-kata binal Ummi langsung saja menggenjot kencang cari bawah.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Gitu... Ahhh.... Ahhhhh..... Ssshhhhh.... Oohhhh.... Sayang... Ini en.... Aaakkk.... Aaahhhhh.... Ssssshhhhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Ahhhh.... Enak... Kann... Ummi... Ummi... Mau kan... Dientot Azam.... Terus.... Uhhhh.... Pokoknya.... Azam pengen.... Ummi jadi wadah kontol Azam.... Dan Abi..... Ahhhh.... ". Erangku.

Ummi : " Aahhhh.... Ssshhhh.... Iyyaaa... Ummi... Mau.. Jadi... Wadah... Kontol... Kamu... Dan Abi... Aahhhh.... Memek Ummi... Keenakan... Ahhhhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Ahhh... Tapi Ummi itu... Ustadzah lho... Kok mau... Sihhh... Dikontolin begini... Ohhhh ". Erangku.

Ummi : " Aaahhhh.... Sayang... Eennnaaakkk.... Ummi... Ustadzah binal.... Ahhh... Ustadzah.... Lacur... Lonte.... Buat... Azam... Dan abi.... Aahhhh... Ummi... Ummi.... Aaaaaahhhhhh.... Azaaaaaammmm ". Erang Ummi yang seluruh badannya menegang dan bergetar hebat saat itu.

Kemaluanku seperti tersiram oleh air hangat lagi. Kemaluan Ummi seperti meremas remas kemaluanku. Rasanya sangat nikmat dan bikin nagih.

Aku : " Gimana Ummi? Sudah keluar yaa.... Enakkah? ". Tanyaku.

Ummi : " Hah... Hah.... Ummi... Tidak pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya sayang tapi kamu belum keluar yaa.... Kok lama banget ". Tanya Ummi.

Aku : " Belum Ummi... Azam belum merasakan tanda-tanda untuk keluar, entahlah Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Iihhh kok gitu... Padahal Ummi sudah 2 kali loh.... Kuat banget kamu sayang ". Kata Ummi sambil menoel hidungku dan tersenyum.

Aku : " Aku juga tidak tau Ummi... Emmm.... Ummi kecapekan... Secara tadi sudah sama Abi juga kan... Sudah Ummi istirahat juga... Kasihan Abi tidur sendirian di kamar ". Kataku.

Ummi : " Tapi kamu gimana sayang.... Sebenernya Ummi pengen banget sampai kamu juga keluar tapi badan Ummi sudah tidak kuat secara sudah 3 kali ummi keluar.... Maaf yaa sayang ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi.... Istirahat sana ". Kataku.

Ummi : " Iya sayang... Uhhh ". Kata Ummi sambil melepaskan kemaluanku dan kemaluannya. Setelah itu Ummi berdiri dan mencium keningku sambil tersenyum dan mencium kepala kemaluanku.

Ummi : " Besok lagi yaa ngontolin memekku... Memekku pasti suka kalau dikontolin kamu lagi, hihihi". Kata Ummi.

Lalu Ummi masuk ke dalam rumah sedangkan aku masih tidak menyangka kalau aku sampai bermain dengan Ummi Rani yaitu bibiku sendiri, dan melepas keperjakaanku dengannya yang aku mengira aku akan melepasnya dengan ibuku atau Kak Nissa. Sedangkan hujan masih mengguyur deras dan lebat. Tidak ada yang mendengar erangan-erangan kami karena tersamar suara hujan. Malam itu aku yang belum keluar memutuskan untuk tidur saja dilincak teras belakang rumah. Tak lama setelah itu aku tertidur pulas.

Karena hari itu adalah hari jumaat maka toko tutup. Aku, ibuku, Kak Nissa, Abi dan Ummi memutuskan untuk berlibur dikota. Karena di kota tidak ada tempat wisata maka kami memutuskan untuk pergi ke mall menggunakan mobil Abi. Diperjalanan kami mengobrol ngalor ngidul dan bercerita mengingat perjalanan yang lumayan jauh. Lalu abi bertanya mengenai asetku.

Abi : " Gimana Zam... Apa asetmu belum bisa bangun? ". Tanya Abi.

Aku yang sempat tekejut oleh pertanyaan abi menjawab dengan gugup.

Aku : " Ehhh.... Ummm... Su... Sudah kok bi ". Jawabku singkat.

Abi : " Ahahahah tidak usah gugup begitu Zam, disini sudah pada dewasa semua kok, lagipula bagus dong kalau sudah bisa bangun lagi ". Kata Abi.

Aku hanya tersenyum saja menjawab Abi. Karena tidak mungkin juga aku mengatakan kalau semalam aku bermain dengan istrinya kan.

Setelah perjalanan yang lumayan lama akhirnya kami sampai juga dimall yang kami tuju. Kami keluar dari mobil milik Abi. Lalu berjalan kedalam mall tersebut. Saat itu Abi menggandeng tangan istrinya sedangkan aku diapit oleh ibu dan Kak Nissa di kanan kiriku. Kami bekeliling di dalam mall. Sempat juga kami bermain di time zone. Aku ingat saat itu aku berjalan dengan Abi dan mengobrol ringan, kami tiba-tiba seperti tersadar kalau Ummi, ibuku dan Kak Nissa menghilang entah kemana.

Abi : " Astaghfirullah.... Azam ini pada kemana sihh ". Tanya Abi.

Aku : " Azam juga tidak tau Bi... Mungkin juga mereka pergi ke toko pakaian atau apa gitu Bi ". Jawabku.

Lalu Abi menelfon istrinya. Setelah selesai menelfon ternyata benar kalau mereka pergi ke toko pakaian yang laki-laki tidak boleh masuk. Lalu kami memutuskan untuk menunggu mereka di Qu*** resto tempat dimana dulu aku menunggu ibuku saat ibuku masuk ditoko pakaian itu.

Kami langsung memilih tempat duduk dan memesan makanan dan teh hangat. Karena aku lapar jadi aku pesan nasi goreng ayam 2 porsi, heehehhe. Abi juga memesan nasi goreng ayam seporsi dan teh hangat. Tidak lama setelah itu pesanan kami datang dan akupun langsung makan dengan lahap begitu juga dengan Abi karena menurutku nasi goreng disini itu enak rasanya. Sampai kami selesai makan pun mereka belum juga kembali dari toko pakaian itu. Padahal kami sudah memberi tahu mereka kalau kami tunggu disini.

Abi : " Itu sebenarnya toko pakaian apa sih Zam kok laki-laki tidak boleh masuk? ". Tanya Abi.

Aku : " Azam kurang tau bi soalnya Azam juga belum pernah masuk... Tapi kalau kata bunda yang sudah pernah masuk itu toko pakaian dalam wanita bi ". Jawabku.

Aku melihat Abi tersenyum, entah karena apa aku juga tidak tau.

Aku : " Kenapa bi? ". Tanyaku.

Abi : " Ahh.... Tidak apa-apa Zam.... Apa mereka sedang beli pakaian dalam? ". Jawab Abi.

Aku : " Mungkin bi... Memang kenapa sih bi? Kok senyum-senyum aneh begitu? ". Tanyaku.

Abi : " Ahhh tidak Zam... Ya biasalah Zam... Kamu nanti juga tau sendiri kalau sudah menikah... ". Jawab Abi.

Aku : " Iya bi ". Kataku singkat.

Walau bagaimanapun aku tidak memberitahukan kejadian semalam dengan Abi karena bisa perang dunia. Walaupun aku belum tau seperti apa tubuh Ummi tapi paling tidak aku pernah merasakan enaknya jepitan merahnya, hehehehe.

Setelah kami mengobrol lama akhirnya mereka menyusul kami.

Ummi : " Maaf ya bi lama... Oiya abi sama azam sudah makan? ". Tanya Ummi.

Abi : " Sudah ummi... Tinggal kalian saja yang belum makan jadi kalian pesan sendiri saja ya ". Jawab Abi.

Lalu mereka memesan makanan dan minuman. Tapi tidak dengan Kak Nissa. Malahan Kak Nissa mengajakku ke toko buku untuk membeli buku yang ingin dibeli.

Kak Nissa : " Temenin sebentar ya disini kakak gabut kalau sendirian ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Memang kakak mau beli buku apaan sih, bukanya makan malah kesini ". Kataku.

Kak Nissa : " Hehehe mau nyari buku ini ni dek, sudah lama kakak pengen buku ini ". Kata Kak Nissa.

Sambil memperlihatkan buku filosofi apalah itu aku tidak terlalu menggubrisnya.

Aku : " Oooo... Ehh... Kak kenapa tadi lama sekali sih ditoko pakaian itu... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Hihihi... Penasaran yaaaa.... Nanti ya dirumah kakak kasih lihat... Ummm... Bunda beli juga loh dek hihihi katanya bunda beli buat kamu dek, hihihi". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Hahhhhhh..... Serah kakak saja lah ". Kataku.

Lalu setelah kami membeli buku itu aku dan Kak Nissa kembali ke resto, katanya Kak Nissa laper. Dasar wanita, umpatku.

Setelah kami semua kenyang kami segera membayar pesanan kami dan keluar dari mall. Seharian kami berkeliling didalam mall membuatku capek juga. Dan kami memutuskan untuk kembali kerumah. Abi dan Ummi mengantarkan kami sampai rumah dan mereka langsung pulang mengingat rumah mereka cukup jauh.

Setelah melaksanakan sholat isya di masjid aku bertemu teman masa kecilku. Dan disitu kami mengobrol lumayan lama sampai temanku bernama Abdul mengatakan sesuatu yang membuatku terkejut karena dia berniat untuk taaruf dengan Kak Nissa. Aku yang saat itu merasakan cemburu tapi aku mencoba untuk menahannya.

Abdul : " Gimana Zam... Kira-kira kakakmu mau terima tidak ya Zam ". Tanya Abdul.

Aku : " Gini Dul bukanya aku mau menghalangimu tapi lebih baik kamu bertanya sendiri dengan kakak, kalau soal diterima atau tidaknya aku tidak tau karena aku sangat tau bagaimana kakak itu... Dan bukannya gimana mana Dul tapi memangnya kamu sudah hafal berapa Juzz dan berapa ribu Hadist ". Jawabku.

Dan saat itu Abdul hanya menunduk, aku sebenarnya tidak tega tapi itu harus aku lakukan mengingat aku ingin kalau Kak Nissa mendapatkan laki-laki yang benar-benar bisa untuk menjadi imamnya dan mendidiknya seperti sosok ayahku dulu, tegas tapi lembut, keras tapi penyayang. Itulah yang selama ini aku pegang dari ayah. Lagipula aku mengatakan itu agar Abdul juga ada motivasi dari kata-kataku.

Setelah itu aku pamit dengannya dan kembali kerumah. Setelah itu aku berganti pakaianku dengan hanya menggunakan sarung saja yang melekat ditubuhku. Setelah itu aku membuka ponselku ternyata ada wattip dari Ummi.

Ummi : " Assalamualaikum nak... ". Salam Ummi.

Aku : " Waalaikum salam Ummi ". Jawabku.

Tak lama setelah aku membalas salam Ummi, Ummi membalas lagi.

Ummi : " Lagi apa nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Tiduran aja Ummi, capek seharian jalan-jalan Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Duhh kasihan... Tapi punya Ummi tidak apa-apakan? ". Tanya Ummi.

Aku terkejut saat membaca chat Ummi saat itu. Kenapa Ummi jadi binal seperti ini? Apa Ummi lupa kalau Ummi itu seorang ustadzah? Entahlah.

Aku : " Iya tidak apa-apa Ummi, inget Ummi itu Ustadzah lho ". Jawabku sambil menggodanya.

Ummi : " Hihihi.... Iya yaa.... Tapi Ummi kan lonte nya Azam sama Abi jadi tidak apa-apa dong kalau Ummi bilang kayak gini, hihihi ". Jawab Ummi.

Edan, pikirku. Kemaluanku pun juga ikut terpengaruh oleh kata-kata Ummi. Duhh, mana keras lagi, pikirku.

Aku : " Ihhh... Kok gitu Mi.... Awas nanti Abi curiga lho Mi ". Kataku.

Ummi : " Hihihi, tenang saja sayang.... Abi sudah tidur kok.... Kecapekan nyetir dia ". Kata Ummi.

Aku membaca chat ummi menjadi lega tapi juga khawatir.

Aku : " Duhh ummi... Awas saja besok kalau ketemu lagi aku bikin ummi tidak bisa berjalan lagi ". Godaku.

Ummi : " Uhhh... Mau dong... Hihihi". Jawab ummi.

Ini ustadzah benar-benar liar, pikirku. Lalu aku tidak membalasnya lagi karena aku juga merasakan capek dan tertidur.

Aku terbangun karena Kak Nissa membangunkanku dan kulihat saat itu pukul 22.20 WIB.

Aku : " Duhhh.... Kenapa sih kak... Ganggu orang tidur aja... ". Umpatku.

Kak Nissa : " Ihhh adek.... Cepetan bangun.... ". Kata Kak Nissa sambil menggoyangkan tubuhku.

Aku : " Duh... Iyaa.... Iyaaa.... ". Kataku sambil duduk.

Kak Nissa : " Umm.... Dek... Temenin kakak yuk.... Kakak tidak bisa tidur dek ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kirain ada apa kak... Kenapa tidak bisa tidur kak... Perasaan tadi kakak pulang dari mall langsung masuk kamar... Azam kira kakak tidur ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Iya sih dek tapi kakak kebangun dek.... Laper.... Yuk temenin kakak makan dek.... Ayok dek ayok... ". Jawab Kak Nissa sambil menggandeng tanganku kedapur.

Begitu sampai kedapur ternyata lupa kalau masak cuma buat sarapan saja dan makan terakhir juga di mall. Aku juga melihat kalau tidak ada apa-apa untuk dimakan. Duhh mana aku juga tiba-tiba jadi lapar lagi, batinku.

Kak Nissa : " Astaghfirullah dek kakak lupa kalau tadi masak cuma buat sarapan aja dan tadi juga makan di mall... Gimana ya dek... Kakaklaper banget dek... ". Kata Kak Nissa sambil duduk di dapur.

Aku : " Umm... Kak kalau gitu aku beli makanan saja ya diluar siapa tahu ada warung yang masih buka walaupun itu mie instan kak ". Kataku.

Kak Nissa : " Tapi ini sudah malam dek... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Tidak apa-apa kak.... Bentar yaa... ". Kataku.

Aku langsung mengambil jaketku dan langsung mencari warung yang masih buka dengan motorku. Saat itu aku berkeliling kampung dan tidak menemukan adanya warung yang masih buka. Sampai dikampung sebelah pun juga sama. Lalu aku putuskan untuk pulang saja mengingat sudah malam. Aku sangat ingat waktu hendak pulang aku dicegat oleh seseorang yang aku kenal, dan orang itu adalah mas Hamid. Mas Hamid ini adalah suami Kak Hera yang punya warung bakso langgananku.

Aku : " Assalamualaikum mas... ". Salamku.

Mas Hamid : " Waalaikum salam... Ehhh... Zam... Masya Allah lama tidak bertemu ". Jawab Mas Hamid.

Aku : " Iya mas... Kapan pulangnya mas ". Tanyaku.

Mas Hamid : " Iya Zam tadi pagi Zam... Ini mau kemana malam-malam begini? ". Tanya mas Hamid.

Aku : " Ini mas mau cari warung yang masih buka mas siapa tau ada.... Cari mie instan mas hehehehe laper ". Jawabku.

Mas Hamid : " Masya Allah... Kenapa tidak bilang dari tadi, sudah yuk masuk kebetulan baksonya masih ada yuk Zam ". Ajak mas Hamid masuk kerumahnya.

Kebetulan warung dan rumahnya jadi satu jadi aku masuk ke dalam rumahnya. Baru kali ini aku masuk kerumah mas Hamid ternyata sangat rapi dan bersih.

Lalu mas Hamid memanggil istrinya Kak Hera.

Mas Hamid : " Dek.... Bisa bungkusin bakso sayang... Ini ada Azam cari-cari warung yang masih buka tapi sudah pada tutup semua ". Kata mas Hamid.

Kak Hera : " Iya mas sebentar ". Jawab Kak Hera.

Mas Hamid : " Gimana Zam kabar bunda dan kakakmu... ". Tanya mas Hamid.

Aku : " Alhamdulillah mas baik semua... ". Jawabku.

Aku dan mas Hamid mengobrol sampai Kak Hera menemui kami sambil menyerahkan bungkusan bakso kepada mas Hamid.

Kak Hera : " Ini mas... Maaf ya Zam lama... Ini nanti kamu panasin dulu ya soalnya sudah dingin ". Kata Kak Hera.

Aku sempet terkejut sebentar karena Kak Hera tidak memakai cadarnya menemui kami dan hanya memakai gamis biasa yang lumayan tipis dan kerudung pendek biasa yang tidak sampai menutupi dada. Aku melihat kalau Kak Hera tidak memakai bra karena tercetak jelas puting susunya menonjol dibalik gamisnya. Wajah Kak Hera ternyata cantik dengan alis yang tebal hidung yang mancung serta bibir yang tipis. Duhh kemaluanku jangan bangun dulu, batinku.

Mas Hamid : " Ini Zam... Jangan lupa pesan kakakmu Hera ya tadi jangan asal makan aja.... ". Kata mas Hamid sambil tertawa.

Aku : " Ehh... Iya mas... Kalau begitu ini berapa ya mas ". Tanyaku.

Mas Hamid : " Udah bawa aja lagian warung juga udah tutup ngapain bayar ". Jawab Mas Hamid.

Kak Hera : " Iya Zam bawa aja yaa kan bisa buat sarapan besok juga ". Kata Kak Hera.

Aku : " Umm.... Iya deh... Makasih banyak ya mas... Kak... ". Kataku.

" Iya... ". Kata mereka.

Lalu aku keluar dari rumah mereka dan menyalakan motorku.

Aku : " Assalamualaikum... ". Salamku.

" Waalaikum salam... ". Jawab mereka.

Aku langsung saja pulang kerumah. Setelah sampai rumah aku langsung ke dapur untuk memanaskan baksonya. Aku terkejut tiba-tiba ibuku memanggilku.

Bunda : " Azam kamu ngapain? ". Tanya ibuku.

Aku : " Astaghfirullah bunda.... Duhh... Kaget... ". Jawabku yang terkejut oleh suara ibuku dan pakaiannya.

Saat itu ibuku hanya memakai daster tanpa lengan berwarna ungu ada motif bunga-bunganya berwarna merah. Daster ibuku hanya sampai setengah pahanya saja. Dengan kulit yang kuning langsat tanpa noda jadi sangat kontras dengan daster yang sedang dipakai ibuku.

Bunda : " Malah bengong.... Kenapa nak? ". Tanya ibuku sambil duduk lesehan yang otomatis dasternya sedikit tersingkap karena ibuku duduk bersila.

Aku : " Ehhh... Tidak bunda.... Ini bunda Azam sedang manasin bakso bunda ". Jawabku.

Bunda : " Bakso? Dapat dari mana Zam? ". Tanya ibuku.

Aku : " Emm.... Jadi gini bunda tadi Azam kebangun bunda karena lapar begitu juga dengan kakak tapi Azam lihat di dapur tidak ada makanan jadi Azam keluar bunda siapa tau ada warung yang masih buka tapi ternyata sudah tutup semua sampai kampung sebelah, dan saat pulang Azam bertemu mas Hamid dan diberi bakso ini bunda mana banyak begini ". Jelasku.

Bunda : " Masya Allah nak.... Maaf yaa nak tadi bunda juga capek jadi bunda langsung tidur tidak sempat masak ". Kata ibuku.

Aku : " Tidak apa-apa bunda... ". Kataku.

Aku : " Bunda... Kenapa pakai daster bunda? ". Tanyaku.

Bunda : " Ohh... Iya nak... Pengen aja bunda pakai ini, hihihi gimana sayang? Bagus tidak? ". Jawab ibuku.

Aku : " Bagus sih bunda tapi aneh aja bunda... Selama ini Azam liat bunda selalu tertutup bahkan memakai cadar tapi kali ini... ". Kataku menggantung.

Bunda : " Hihihi.... Iya sayang... Emm... Kali ini kenapa sayang? ". Tanya ibuku.

Aku : " Umm.... Terlihat... Sexy... Ups.. Maaf bunda ". Jawabku gugup.

Bunda : " Hihihi.... Tidak apa-apa sayang, oiya sudah panas belum sayang? Kamu bangunin kakakmu saja sana nanti bunda siapin ". Kata ibuku.

Aku : " Belum bunda... Baik bunda ". Kataku.

Lalu aku berjalan ke kamar Kak Nissa. Disaat sampai ternyata pintu kamarnya tidak dikunci, lalu aku membuka pintu kamar Kak Nissa. Aku mendapati Kak Nissa sedang tertidur di kasurnya. Ingin sekali aku membangunkannya tapi aku melihat tidurnya sangat pulas jadi aku biarkan saja Kak Nissa tertidur.

Aku kembali ke dapur dan mengatakan kepada ibuku kalau Kak Nissa sudah tidur pulas.

Bunda : " Yasudah sini bunda temenin kamu makan yaa... Bunda lapar juga, hihihi". Kata ibuku.

Aku : " Baik bunda ". Jawabku singkat.

Lalu aku makan dengan ibuku. Bakso buatan Kak Hera benar-benar enak. Tetapi aku juga makan sambil melihat ibuku yang berpakaian seperti itu menjadikan kemaluanku terbangun. Aku makan tapi tidak fokus makan tetapi malah fokus melihat ibuku.

Bunda : " Makan dulu nak... Jangan lihatin yang lain ". Kata ibuku.

Aku langsung saja fokus makan. Setelah selesai dan mencuci semua piring dan teman-temannya, aku ke teras belakang rumah karena aku sangat gerah apalagi habis makan, keringatan.

Sangat damai kalau malam-malam begini di teras belakang rumah, apalagi cuaca malam itu dingin tapi tidak hujan dan langit hanya mendung saja. Melihat pohon-pohon dan bunga-bunga yang ditanam ibuku dan ayahku dulu. Kebun yang lumayan luas menambah rasa damai dan tentram. Angin yang sepoi-sepoi, suara alam yang saling bersahutan, ahh.... Tenangnyaa.... Pikirku.

Tidak lama aku merasa tenang ibu menyusulku duduk dilincak.

Bunda : " Adem banget ya sayang suasananya.... ". Tanya ibuku.

Aku : " Iya bunda ". Jawabku.

Bunda : " Dulu ayah kamu kalau malam-malam begini pasti duduk disini... Bunda jadi ingat itu nak ". Kata ibuku.

Aku : " Iya kah bunda? ". Tanyaku.

Bunda : " Iya sayang... Dulu dibawah pohon rambutan itu ada seperti gubuk nak, dulu kalau waktu siang ayahmu sering duduk disitu kalau hari libur, karena pohon itu kan sangat rindang kan makanya ayahmu buat gubuk kecil disitu ". Jawab ibuku.

Aku : " Tapi kenapa sekarang tidak ada bunda? ". Tanyaku lagi.

Bunda : " Dibongkar sayang karena sudah lapuk takutnya kalau kamu atau kakakmu main disana bisa keruntuhan kan bahaya ". Jawab ibuku sambil tersenyum.

Lalu kepala ibuku menyender di bahu kiriku. Aku sempat melirik ibuku dan melihat belahan dada ibuku. Lalu tangan kiriku digenggam oleh ibuku lalu mencium bahu tanganku. Aku yang saat itu merasakan merinding dan kemaluanku terbangun. Lalu aku memeluk ibuku dengan tangan kiriku yang ibuku cium tadi dan mencium ubun-ubun ibuku. Lalu ibuku melihat kearahku sambil tersenyum sangat manis.

Setelah itu tangan kiri ibuku meraih kepalaku dan menundukanku dan bibirku pun menyentuh bibir ibuku. Lalu aku melepaskan ciumanku ke bibir ibuku. Dan ibuku pun tersenyum lagi.

Aku : " Bunda kenapa? ". Tanyaku dengan nada lembut.

Bunda : " Tidak apa-apa sayang ". Jawab ibuku sambil mengelus-elus pipi kananku dengan tangan kirinya.

Lalu aku mencium bibir ibuku lagi. Ibuku pun langsung memejamkan matanya dan membalas ciuman dariku. Dan kali ini aku memberanikan diri untuk melumat bibirnya dan ternyata ibuku membalas lumatanku. Kami saling melumat dan lidahku pun aku masukan ke mulut ibuku dan disambut oleh ibuku dan menghisap lidahku, begitu juga dengan ku membalas hisapan lidah ibuku. Saat itu kami berciuman dengan sangat panas.

" Cupp.... Ummhhh... Ssslllpppp.. Sssppppp.. Aahhhhh... Ummmm.... Sssshhhh..... ". Suara kami berciuman.

Setelah beberapa menit aku melepas lumatanku dari bibir ibuku.

Bunda : " Sayang... ". Kata ibuku dengan suara pelan dan tatapan mata yang sayu.

Aku : " Hmm... ". Kataku.

Lalu ibuku memelukku erat.

Bunda : " Sayang... Ada yang ingin bunda tunjukan.... Yukk ikut ke kamar bunda ". Ajak ibuku sambil menggandeng tanganku.

Kami berjalan ke kamar ibuku tapi tepat setelah sampai didepan kamar ibuku, ibuku melarangku untuk masuk.

Bunda : " Stop... Kamu jangan masuk dulu ya sayang... Tunggu bunda panggil dulu baru kamu boleh masuk ". Perintah ibuku.

Yaa ampun bunda......




Huaahhhh.... Maaf ya suhu kalau melenceng incerannya tapi mau bagai mana lagi yang memang kejadiannya seperti itu....

Udah ahh ngantuk aku ngelonin istri dulu yaa....

Update udah aku siapin buat besok wahahahahaha jadi aman kok....

Byee byeee....

Salam.....
 
Lanjut ya....





Aku : " Emm... Ummi... Apa Ummi ingin melihat punya Azam? ". Tanyaku.

Ummi : " Ehhh.... Eee... Itu... Emm... ". Jawab Ummi yang cukup terkejut karena pertanyaanku.

Aku semakin gemas dengan kelakuan Ummi yang malu-malu begitu.

Aku : " Hmm... Yasudah kalau Ummi tidak mau juga tidak apa-apa, tapi jangan salahkan Azam kalau Ummi nanti pena... ". Kataku yang terpotong oleh kata-kata Ummi.

Ummi : " Iyaa... Ummi mau melihatnya... ". Kata Ummi.

Aku yang saat itu juga terkejut juga sempat ragu tapi aku melihat Ummi yang entah kenapa nafasnya seperti orang yang sedang menarik nafas panjang.

Lalu aku buka sarungku, setelah aku buka maka terlihatlah kemaluanku yang mengeras dan sangat tegang. Sedangkan Ummi langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

Aku : " Sudah tidak penasaran lagi kan Ummi? Hmm... Aku tutup lagi yaa Ummi soalnya punya Azam kedinginan kalau terbuka seperti ini terus Ummi ". Kataku sambil ingin menutup lagi tapi tiba-tiba tangan Ummi memegang tanganku dan menatap mataku. Aku heran kenapa tatapan Ummi jadi tajam tapi sayu seperti itu.

Ummi : " Kalau punya Azam ini kedinginan maka Ummi yang akan menghangatkannya ". Kata Ummi.

Aku tidak menyangka dengan apa yang sedang Ummi lakukan karena Ummi tiba-tiba menundukan kepalanya dan menyingkap cadarnya lalu.... Happp.... Ahhh..... Enaaaaakkkkk, batinku.

Saat itu Ummi langsung melahap kemaluanku. Dikulumnya, dikocok pakai mulutnya, dan tangannya menahan badannya. Mungkin merasa kurang nyaman lalu Ummi melepas emutannya dan berkata.

Ummi : " Azam... Kontol kamu sangat enak dan tidak bau apalagi bersih begini, berbeda dengan kontol Abi. Azam kamu tiduran saja yaa... Ummi akan menghangatkan kontol kamu, pasti kontol kamu suka ". Kata Ummi.

Aku langsung saja tiduran dilincak sedangkan Ummi melanjutkan mengemut kemaluanku lagi.

Aku : " Ahhh... Ummi... Enak Ummi... Jadikan fantasi Ummi jadi kenyataan Ummi ". Kataku.

Ummi langsung melepaskan kemaluanku dari mulutnya dan berkata yang membuatku merinding.

Ummi : " Azam... Ummi ingin kontol ini.... Buat Ummi ya sayang... Ummi sudah tidak kuat lagi menahannya sayang... Buat Ummi yaa.... ". Rengek Ummi.

Aku : " Iya Ummi lampiasin semua fantasi Ummi kepada Azam.... ". Kataku sambil tersenyum.

Tanpa aku duga saat itu Ummi langsung naik diatas lincak lalu menarik gamisnya sampai pahanya lalu menurunkan tubuhnya dan kemaluanku seperti menempel pada sesuatu yang sangat hangat basah dan licin lalu Ummi menggerakan pinggulnya maju-mundur.

" Ahhh..... ". Suara erangan kami.

Ummi terus menggesekan kemaluannya ke kemaluanku dengan cepat.

Ummi : " Ahhh.... Ssshhhh. .. Sayang... Ahhh.... Enak.... Oohhh.... Baru... Diginiin saja... Ummi keenakan.... Oohhhh.... Ssshhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Ahhh... Iya... Ummi... Terus Ummi... Ahhh.... ". Erangku.

Ummi : " Ahhh... Iya sayang... Ummi dapet.... Ummi dapet.... Aaahhhh.... Ummi.... Aaahhhhhhh". Erang Ummi yang langsung ambruk diatasku dengan nafas ngos-ngosan.

Aku merasakan seperti ada air hangat yang mengalir dikemaluanku. Sedangkan Ummi masih ngos-ngosan di atasku. Aku langsung memeluk Ummi dan mengelus punggungnya. Saat itu Ummi langsung menoleh kearah wajahku dan tersenyum. Aku langsung mencium kening Ummi dengan penuh kasih sayang. Lalu Ummi memajukan pinggulnya sedikit keatas lalu memundurkannya lagi dan tanpa ada halangan lagi kemaluanku memasuki lobang surga milik Ummi.

" Ahhh... Sshhhh... ". Erang kami.

Ummi : " Uuhhh... Sayang kontol kamu masuk ke memek Ummi... Rasanya penuh sekali sayang... ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi... Memek Ummi sempit sekali... ". Kataku.

Ummi : " Hmmm.... Bukan sempit sayang tapi kontol kamu yang kegedean... Aahhhh... Enaknyaaa kontol kamu sayang... Ahhhh... ". Erang Ummi saat menggerakan pinggulnya.

Aku : " Ahhh... Iya... Ummi... Uuhhh.... Memek Ummi juga sangat enak.... Ahhhh.... ". Erangku.

Ummi : " Aahhh... Sssshhhh... Sayang... Ohhh.... Ummi... Mau... Kok ja... Ahhhhh... Wadah... Kontol... Kamu.... Ahhhh... Enak.... ". Erang Ummi yang mulai lepas kendali.

Aku yang gemas dengan kata-kata binal Ummi langsung saja menggenjot kencang cari bawah.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Gitu... Ahhh.... Ahhhhh..... Ssshhhhh.... Oohhhh.... Sayang... Ini en.... Aaakkk.... Aaahhhhh.... Ssssshhhhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Ahhhh.... Enak... Kann... Ummi... Ummi... Mau kan... Dientot Azam.... Terus.... Uhhhh.... Pokoknya.... Azam pengen.... Ummi jadi wadah kontol Azam.... Dan Abi..... Ahhhh.... ". Erangku.

Ummi : " Aahhhh.... Ssshhhh.... Iyyaaa... Ummi... Mau.. Jadi... Wadah... Kontol... Kamu... Dan Abi... Aahhhh.... Memek Ummi... Keenakan... Ahhhhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Ahhh... Tapi Ummi itu... Ustadzah lho... Kok mau... Sihhh... Dikontolin begini... Ohhhh ". Erangku.

Ummi : " Aaahhhh.... Sayang... Eennnaaakkk.... Ummi... Ustadzah binal.... Ahhh... Ustadzah.... Lacur... Lonte.... Buat... Azam... Dan abi.... Aahhhh... Ummi... Ummi.... Aaaaaahhhhhh.... Azaaaaaammmm ". Erang Ummi yang seluruh badannya menegang dan bergetar hebat saat itu.

Kemaluanku seperti tersiram oleh air hangat lagi. Kemaluan Ummi seperti meremas remas kemaluanku. Rasanya sangat nikmat dan bikin nagih.

Aku : " Gimana Ummi? Sudah keluar yaa.... Enakkah? ". Tanyaku.

Ummi : " Hah... Hah.... Ummi... Tidak pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya sayang tapi kamu belum keluar yaa.... Kok lama banget ". Tanya Ummi.

Aku : " Belum Ummi... Azam belum merasakan tanda-tanda untuk keluar, entahlah Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Iihhh kok gitu... Padahal Ummi sudah 2 kali loh.... Kuat banget kamu sayang ". Kata Ummi sambil menoel hidungku dan tersenyum.

Aku : " Aku juga tidak tau Ummi... Emmm.... Ummi kecapekan... Secara tadi sudah sama Abi juga kan... Sudah Ummi istirahat juga... Kasihan Abi tidur sendirian di kamar ". Kataku.

Ummi : " Tapi kamu gimana sayang.... Sebenernya Ummi pengen banget sampai kamu juga keluar tapi badan Ummi sudah tidak kuat secara sudah 3 kali ummi keluar.... Maaf yaa sayang ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi.... Istirahat sana ". Kataku.

Ummi : " Iya sayang... Uhhh ". Kata Ummi sambil melepaskan kemaluanku dan kemaluannya. Setelah itu Ummi berdiri dan mencium keningku sambil tersenyum dan mencium kepala kemaluanku.

Ummi : " Besok lagi yaa ngontolin memekku... Memekku pasti suka kalau dikontolin kamu lagi, hihihi". Kata Ummi.

Lalu Ummi masuk ke dalam rumah sedangkan aku masih tidak menyangka kalau aku sampai bermain dengan Ummi Rani yaitu bibiku sendiri, dan melepas keperjakaanku dengannya yang aku mengira aku akan melepasnya dengan ibuku atau Kak Nissa. Sedangkan hujan masih mengguyur deras dan lebat. Tidak ada yang mendengar erangan-erangan kami karena tersamar suara hujan. Malam itu aku yang belum keluar memutuskan untuk tidur saja dilincak teras belakang rumah. Tak lama setelah itu aku tertidur pulas.

Karena hari itu adalah hari jumaat maka toko tutup. Aku, ibuku, Kak Nissa, Abi dan Ummi memutuskan untuk berlibur dikota. Karena di kota tidak ada tempat wisata maka kami memutuskan untuk pergi ke mall menggunakan mobil Abi. Diperjalanan kami mengobrol ngalor ngidul dan bercerita mengingat perjalanan yang lumayan jauh. Lalu abi bertanya mengenai asetku.

Abi : " Gimana Zam... Apa asetmu belum bisa bangun? ". Tanya Abi.

Aku yang sempat tekejut oleh pertanyaan abi menjawab dengan gugup.

Aku : " Ehhh.... Ummm... Su... Sudah kok bi ". Jawabku singkat.

Abi : " Ahahahah tidak usah gugup begitu Zam, disini sudah pada dewasa semua kok, lagipula bagus dong kalau sudah bisa bangun lagi ". Kata Abi.

Aku hanya tersenyum saja menjawab Abi. Karena tidak mungkin juga aku mengatakan kalau semalam aku bermain dengan istrinya kan.

Setelah perjalanan yang lumayan lama akhirnya kami sampai juga dimall yang kami tuju. Kami keluar dari mobil milik Abi. Lalu berjalan kedalam mall tersebut. Saat itu Abi menggandeng tangan istrinya sedangkan aku diapit oleh ibu dan Kak Nissa di kanan kiriku. Kami bekeliling di dalam mall. Sempat juga kami bermain di time zone. Aku ingat saat itu aku berjalan dengan Abi dan mengobrol ringan, kami tiba-tiba seperti tersadar kalau Ummi, ibuku dan Kak Nissa menghilang entah kemana.

Abi : " Astaghfirullah.... Azam ini pada kemana sihh ". Tanya Abi.

Aku : " Azam juga tidak tau Bi... Mungkin juga mereka pergi ke toko pakaian atau apa gitu Bi ". Jawabku.

Lalu Abi menelfon istrinya. Setelah selesai menelfon ternyata benar kalau mereka pergi ke toko pakaian yang laki-laki tidak boleh masuk. Lalu kami memutuskan untuk menunggu mereka di Qu*** resto tempat dimana dulu aku menunggu ibuku saat ibuku masuk ditoko pakaian itu.

Kami langsung memilih tempat duduk dan memesan makanan dan teh hangat. Karena aku lapar jadi aku pesan nasi goreng ayam 2 porsi, heehehhe. Abi juga memesan nasi goreng ayam seporsi dan teh hangat. Tidak lama setelah itu pesanan kami datang dan akupun langsung makan dengan lahap begitu juga dengan Abi karena menurutku nasi goreng disini itu enak rasanya. Sampai kami selesai makan pun mereka belum juga kembali dari toko pakaian itu. Padahal kami sudah memberi tahu mereka kalau kami tunggu disini.

Abi : " Itu sebenarnya toko pakaian apa sih Zam kok laki-laki tidak boleh masuk? ". Tanya Abi.

Aku : " Azam kurang tau bi soalnya Azam juga belum pernah masuk... Tapi kalau kata bunda yang sudah pernah masuk itu toko pakaian dalam wanita bi ". Jawabku.

Aku melihat Abi tersenyum, entah karena apa aku juga tidak tau.

Aku : " Kenapa bi? ". Tanyaku.

Abi : " Ahh.... Tidak apa-apa Zam.... Apa mereka sedang beli pakaian dalam? ". Jawab Abi.

Aku : " Mungkin bi... Memang kenapa sih bi? Kok senyum-senyum aneh begitu? ". Tanyaku.

Abi : " Ahhh tidak Zam... Ya biasalah Zam... Kamu nanti juga tau sendiri kalau sudah menikah... ". Jawab Abi.

Aku : " Iya bi ". Kataku singkat.

Walau bagaimanapun aku tidak memberitahukan kejadian semalam dengan Abi karena bisa perang dunia. Walaupun aku belum tau seperti apa tubuh Ummi tapi paling tidak aku pernah merasakan enaknya jepitan merahnya, hehehehe.

Setelah kami mengobrol lama akhirnya mereka menyusul kami.

Ummi : " Maaf ya bi lama... Oiya abi sama azam sudah makan? ". Tanya Ummi.

Abi : " Sudah ummi... Tinggal kalian saja yang belum makan jadi kalian pesan sendiri saja ya ". Jawab Abi.

Lalu mereka memesan makanan dan minuman. Tapi tidak dengan Kak Nissa. Malahan Kak Nissa mengajakku ke toko buku untuk membeli buku yang ingin dibeli.

Kak Nissa : " Temenin sebentar ya disini kakak gabut kalau sendirian ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Memang kakak mau beli buku apaan sih, bukanya makan malah kesini ". Kataku.

Kak Nissa : " Hehehe mau nyari buku ini ni dek, sudah lama kakak pengen buku ini ". Kata Kak Nissa.

Sambil memperlihatkan buku filosofi apalah itu aku tidak terlalu menggubrisnya.

Aku : " Oooo... Ehh... Kak kenapa tadi lama sekali sih ditoko pakaian itu... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Hihihi... Penasaran yaaaa.... Nanti ya dirumah kakak kasih lihat... Ummm... Bunda beli juga loh dek hihihi katanya bunda beli buat kamu dek, hihihi". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Hahhhhhh..... Serah kakak saja lah ". Kataku.

Lalu setelah kami membeli buku itu aku dan Kak Nissa kembali ke resto, katanya Kak Nissa laper. Dasar wanita, umpatku.

Setelah kami semua kenyang kami segera membayar pesanan kami dan keluar dari mall. Seharian kami berkeliling didalam mall membuatku capek juga. Dan kami memutuskan untuk kembali kerumah. Abi dan Ummi mengantarkan kami sampai rumah dan mereka langsung pulang mengingat rumah mereka cukup jauh.

Setelah melaksanakan sholat isya di masjid aku bertemu teman masa kecilku. Dan disitu kami mengobrol lumayan lama sampai temanku bernama Abdul mengatakan sesuatu yang membuatku terkejut karena dia berniat untuk taaruf dengan Kak Nissa. Aku yang saat itu merasakan cemburu tapi aku mencoba untuk menahannya.

Abdul : " Gimana Zam... Kira-kira kakakmu mau terima tidak ya Zam ". Tanya Abdul.

Aku : " Gini Dul bukanya aku mau menghalangimu tapi lebih baik kamu bertanya sendiri dengan kakak, kalau soal diterima atau tidaknya aku tidak tau karena aku sangat tau bagaimana kakak itu... Dan bukannya gimana mana Dul tapi memangnya kamu sudah hafal berapa Juzz dan berapa ribu Hadist ". Jawabku.

Dan saat itu Abdul hanya menunduk, aku sebenarnya tidak tega tapi itu harus aku lakukan mengingat aku ingin kalau Kak Nissa mendapatkan laki-laki yang benar-benar bisa untuk menjadi imamnya dan mendidiknya seperti sosok ayahku dulu, tegas tapi lembut, keras tapi penyayang. Itulah yang selama ini aku pegang dari ayah. Lagipula aku mengatakan itu agar Abdul juga ada motivasi dari kata-kataku.

Setelah itu aku pamit dengannya dan kembali kerumah. Setelah itu aku berganti pakaianku dengan hanya menggunakan sarung saja yang melekat ditubuhku. Setelah itu aku membuka ponselku ternyata ada wattip dari Ummi.

Ummi : " Assalamualaikum nak... ". Salam Ummi.

Aku : " Waalaikum salam Ummi ". Jawabku.

Tak lama setelah aku membalas salam Ummi, Ummi membalas lagi.

Ummi : " Lagi apa nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Tiduran aja Ummi, capek seharian jalan-jalan Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Duhh kasihan... Tapi punya Ummi tidak apa-apakan? ". Tanya Ummi.

Aku terkejut saat membaca chat Ummi saat itu. Kenapa Ummi jadi binal seperti ini? Apa Ummi lupa kalau Ummi itu seorang ustadzah? Entahlah.

Aku : " Iya tidak apa-apa Ummi, inget Ummi itu Ustadzah lho ". Jawabku sambil menggodanya.

Ummi : " Hihihi.... Iya yaa.... Tapi Ummi kan lonte nya Azam sama Abi jadi tidak apa-apa dong kalau Ummi bilang kayak gini, hihihi ". Jawab Ummi.

Edan, pikirku. Kemaluanku pun juga ikut terpengaruh oleh kata-kata Ummi. Duhh, mana keras lagi, pikirku.

Aku : " Ihhh... Kok gitu Mi.... Awas nanti Abi curiga lho Mi ". Kataku.

Ummi : " Hihihi, tenang saja sayang.... Abi sudah tidur kok.... Kecapekan nyetir dia ". Kata Ummi.

Aku membaca chat ummi menjadi lega tapi juga khawatir.

Aku : " Duhh ummi... Awas saja besok kalau ketemu lagi aku bikin ummi tidak bisa berjalan lagi ". Godaku.

Ummi : " Uhhh... Mau dong... Hihihi". Jawab ummi.

Ini ustadzah benar-benar liar, pikirku. Lalu aku tidak membalasnya lagi karena aku juga merasakan capek dan tertidur.

Aku terbangun karena Kak Nissa membangunkanku dan kulihat saat itu pukul 22.20 WIB.

Aku : " Duhhh.... Kenapa sih kak... Ganggu orang tidur aja... ". Umpatku.

Kak Nissa : " Ihhh adek.... Cepetan bangun.... ". Kata Kak Nissa sambil menggoyangkan tubuhku.

Aku : " Duh... Iyaa.... Iyaaa.... ". Kataku sambil duduk.

Kak Nissa : " Umm.... Dek... Temenin kakak yuk.... Kakak tidak bisa tidur dek ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kirain ada apa kak... Kenapa tidak bisa tidur kak... Perasaan tadi kakak pulang dari mall langsung masuk kamar... Azam kira kakak tidur ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Iya sih dek tapi kakak kebangun dek.... Laper.... Yuk temenin kakak makan dek.... Ayok dek ayok... ". Jawab Kak Nissa sambil menggandeng tanganku kedapur.

Begitu sampai kedapur ternyata lupa kalau masak cuma buat sarapan saja dan makan terakhir juga di mall. Aku juga melihat kalau tidak ada apa-apa untuk dimakan. Duhh mana aku juga tiba-tiba jadi lapar lagi, batinku.

Kak Nissa : " Astaghfirullah dek kakak lupa kalau tadi masak cuma buat sarapan aja dan tadi juga makan di mall... Gimana ya dek... Kakaklaper banget dek... ". Kata Kak Nissa sambil duduk di dapur.

Aku : " Umm... Kak kalau gitu aku beli makanan saja ya diluar siapa tahu ada warung yang masih buka walaupun itu mie instan kak ". Kataku.

Kak Nissa : " Tapi ini sudah malam dek... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Tidak apa-apa kak.... Bentar yaa... ". Kataku.

Aku langsung mengambil jaketku dan langsung mencari warung yang masih buka dengan motorku. Saat itu aku berkeliling kampung dan tidak menemukan adanya warung yang masih buka. Sampai dikampung sebelah pun juga sama. Lalu aku putuskan untuk pulang saja mengingat sudah malam. Aku sangat ingat waktu hendak pulang aku dicegat oleh seseorang yang aku kenal, dan orang itu adalah mas Hamid. Mas Hamid ini adalah suami Kak Hera yang punya warung bakso langgananku.

Aku : " Assalamualaikum mas... ". Salamku.

Mas Hamid : " Waalaikum salam... Ehhh... Zam... Masya Allah lama tidak bertemu ". Jawab Mas Hamid.

Aku : " Iya mas... Kapan pulangnya mas ". Tanyaku.

Mas Hamid : " Iya Zam tadi pagi Zam... Ini mau kemana malam-malam begini? ". Tanya mas Hamid.

Aku : " Ini mas mau cari warung yang masih buka mas siapa tau ada.... Cari mie instan mas hehehehe laper ". Jawabku.

Mas Hamid : " Masya Allah... Kenapa tidak bilang dari tadi, sudah yuk masuk kebetulan baksonya masih ada yuk Zam ". Ajak mas Hamid masuk kerumahnya.

Kebetulan warung dan rumahnya jadi satu jadi aku masuk ke dalam rumahnya. Baru kali ini aku masuk kerumah mas Hamid ternyata sangat rapi dan bersih.

Lalu mas Hamid memanggil istrinya Kak Hera.

Mas Hamid : " Dek.... Bisa bungkusin bakso sayang... Ini ada Azam cari-cari warung yang masih buka tapi sudah pada tutup semua ". Kata mas Hamid.

Kak Hera : " Iya mas sebentar ". Jawab Kak Hera.

Mas Hamid : " Gimana Zam kabar bunda dan kakakmu... ". Tanya mas Hamid.

Aku : " Alhamdulillah mas baik semua... ". Jawabku.

Aku dan mas Hamid mengobrol sampai Kak Hera menemui kami sambil menyerahkan bungkusan bakso kepada mas Hamid.

Kak Hera : " Ini mas... Maaf ya Zam lama... Ini nanti kamu panasin dulu ya soalnya sudah dingin ". Kata Kak Hera.

Aku sempet terkejut sebentar karena Kak Hera tidak memakai cadarnya menemui kami dan hanya memakai gamis biasa yang lumayan tipis dan kerudung pendek biasa yang tidak sampai menutupi dada. Aku melihat kalau Kak Hera tidak memakai bra karena tercetak jelas puting susunya menonjol dibalik gamisnya. Wajah Kak Hera ternyata cantik dengan alis yang tebal hidung yang mancung serta bibir yang tipis. Duhh kemaluanku jangan bangun dulu, batinku.

Mas Hamid : " Ini Zam... Jangan lupa pesan kakakmu Hera ya tadi jangan asal makan aja.... ". Kata mas Hamid sambil tertawa.

Aku : " Ehh... Iya mas... Kalau begitu ini berapa ya mas ". Tanyaku.

Mas Hamid : " Udah bawa aja lagian warung juga udah tutup ngapain bayar ". Jawab Mas Hamid.

Kak Hera : " Iya Zam bawa aja yaa kan bisa buat sarapan besok juga ". Kata Kak Hera.

Aku : " Umm.... Iya deh... Makasih banyak ya mas... Kak... ". Kataku.

" Iya... ". Kata mereka.

Lalu aku keluar dari rumah mereka dan menyalakan motorku.

Aku : " Assalamualaikum... ". Salamku.

" Waalaikum salam... ". Jawab mereka.

Aku langsung saja pulang kerumah. Setelah sampai rumah aku langsung ke dapur untuk memanaskan baksonya. Aku terkejut tiba-tiba ibuku memanggilku.

Bunda : " Azam kamu ngapain? ". Tanya ibuku.

Aku : " Astaghfirullah bunda.... Duhh... Kaget... ". Jawabku yang terkejut oleh suara ibuku dan pakaiannya.

Saat itu ibuku hanya memakai daster tanpa lengan berwarna ungu ada motif bunga-bunganya berwarna merah. Daster ibuku hanya sampai setengah pahanya saja. Dengan kulit yang kuning langsat tanpa noda jadi sangat kontras dengan daster yang sedang dipakai ibuku.

Bunda : " Malah bengong.... Kenapa nak? ". Tanya ibuku sambil duduk lesehan yang otomatis dasternya sedikit tersingkap karena ibuku duduk bersila.

Aku : " Ehhh... Tidak bunda.... Ini bunda Azam sedang manasin bakso bunda ". Jawabku.

Bunda : " Bakso? Dapat dari mana Zam? ". Tanya ibuku.

Aku : " Emm.... Jadi gini bunda tadi Azam kebangun bunda karena lapar begitu juga dengan kakak tapi Azam lihat di dapur tidak ada makanan jadi Azam keluar bunda siapa tau ada warung yang masih buka tapi ternyata sudah tutup semua sampai kampung sebelah, dan saat pulang Azam bertemu mas Hamid dan diberi bakso ini bunda mana banyak begini ". Jelasku.

Bunda : " Masya Allah nak.... Maaf yaa nak tadi bunda juga capek jadi bunda langsung tidur tidak sempat masak ". Kata ibuku.

Aku : " Tidak apa-apa bunda... ". Kataku.

Aku : " Bunda... Kenapa pakai daster bunda? ". Tanyaku.

Bunda : " Ohh... Iya nak... Pengen aja bunda pakai ini, hihihi gimana sayang? Bagus tidak? ". Jawab ibuku.

Aku : " Bagus sih bunda tapi aneh aja bunda... Selama ini Azam liat bunda selalu tertutup bahkan memakai cadar tapi kali ini... ". Kataku menggantung.

Bunda : " Hihihi.... Iya sayang... Emm... Kali ini kenapa sayang? ". Tanya ibuku.

Aku : " Umm.... Terlihat... Sexy... Ups.. Maaf bunda ". Jawabku gugup.

Bunda : " Hihihi.... Tidak apa-apa sayang, oiya sudah panas belum sayang? Kamu bangunin kakakmu saja sana nanti bunda siapin ". Kata ibuku.

Aku : " Belum bunda... Baik bunda ". Kataku.

Lalu aku berjalan ke kamar Kak Nissa. Disaat sampai ternyata pintu kamarnya tidak dikunci, lalu aku membuka pintu kamar Kak Nissa. Aku mendapati Kak Nissa sedang tertidur di kasurnya. Ingin sekali aku membangunkannya tapi aku melihat tidurnya sangat pulas jadi aku biarkan saja Kak Nissa tertidur.

Aku kembali ke dapur dan mengatakan kepada ibuku kalau Kak Nissa sudah tidur pulas.

Bunda : " Yasudah sini bunda temenin kamu makan yaa... Bunda lapar juga, hihihi". Kata ibuku.

Aku : " Baik bunda ". Jawabku singkat.

Lalu aku makan dengan ibuku. Bakso buatan Kak Hera benar-benar enak. Tetapi aku juga makan sambil melihat ibuku yang berpakaian seperti itu menjadikan kemaluanku terbangun. Aku makan tapi tidak fokus makan tetapi malah fokus melihat ibuku.

Bunda : " Makan dulu nak... Jangan lihatin yang lain ". Kata ibuku.

Aku langsung saja fokus makan. Setelah selesai dan mencuci semua piring dan teman-temannya, aku ke teras belakang rumah karena aku sangat gerah apalagi habis makan, keringatan.

Sangat damai kalau malam-malam begini di teras belakang rumah, apalagi cuaca malam itu dingin tapi tidak hujan dan langit hanya mendung saja. Melihat pohon-pohon dan bunga-bunga yang ditanam ibuku dan ayahku dulu. Kebun yang lumayan luas menambah rasa damai dan tentram. Angin yang sepoi-sepoi, suara alam yang saling bersahutan, ahh.... Tenangnyaa.... Pikirku.

Tidak lama aku merasa tenang ibu menyusulku duduk dilincak.

Bunda : " Adem banget ya sayang suasananya.... ". Tanya ibuku.

Aku : " Iya bunda ". Jawabku.

Bunda : " Dulu ayah kamu kalau malam-malam begini pasti duduk disini... Bunda jadi ingat itu nak ". Kata ibuku.

Aku : " Iya kah bunda? ". Tanyaku.

Bunda : " Iya sayang... Dulu dibawah pohon rambutan itu ada seperti gubuk nak, dulu kalau waktu siang ayahmu sering duduk disitu kalau hari libur, karena pohon itu kan sangat rindang kan makanya ayahmu buat gubuk kecil disitu ". Jawab ibuku.

Aku : " Tapi kenapa sekarang tidak ada bunda? ". Tanyaku lagi.

Bunda : " Dibongkar sayang karena sudah lapuk takutnya kalau kamu atau kakakmu main disana bisa keruntuhan kan bahaya ". Jawab ibuku sambil tersenyum.

Lalu kepala ibuku menyender di bahu kiriku. Aku sempat melirik ibuku dan melihat belahan dada ibuku. Lalu tangan kiriku digenggam oleh ibuku lalu mencium bahu tanganku. Aku yang saat itu merasakan merinding dan kemaluanku terbangun. Lalu aku memeluk ibuku dengan tangan kiriku yang ibuku cium tadi dan mencium ubun-ubun ibuku. Lalu ibuku melihat kearahku sambil tersenyum sangat manis.

Setelah itu tangan kiri ibuku meraih kepalaku dan menundukanku dan bibirku pun menyentuh bibir ibuku. Lalu aku melepaskan ciumanku ke bibir ibuku. Dan ibuku pun tersenyum lagi.

Aku : " Bunda kenapa? ". Tanyaku dengan nada lembut.

Bunda : " Tidak apa-apa sayang ". Jawab ibuku sambil mengelus-elus pipi kananku dengan tangan kirinya.

Lalu aku mencium bibir ibuku lagi. Ibuku pun langsung memejamkan matanya dan membalas ciuman dariku. Dan kali ini aku memberanikan diri untuk melumat bibirnya dan ternyata ibuku membalas lumatanku. Kami saling melumat dan lidahku pun aku masukan ke mulut ibuku dan disambut oleh ibuku dan menghisap lidahku, begitu juga dengan ku membalas hisapan lidah ibuku. Saat itu kami berciuman dengan sangat panas.

" Cupp.... Ummhhh... Ssslllpppp.. Sssppppp.. Aahhhhh... Ummmm.... Sssshhhh..... ". Suara kami berciuman.

Setelah beberapa menit aku melepas lumatanku dari bibir ibuku.

Bunda : " Sayang... ". Kata ibuku dengan suara pelan dan tatapan mata yang sayu.

Aku : " Hmm... ". Kataku.

Lalu ibuku memelukku erat.

Bunda : " Sayang... Ada yang ingin bunda tunjukan.... Yukk ikut ke kamar bunda ". Ajak ibuku sambil menggandeng tanganku.

Kami berjalan ke kamar ibuku tapi tepat setelah sampai didepan kamar ibuku, ibuku melarangku untuk masuk.

Bunda : " Stop... Kamu jangan masuk dulu ya sayang... Tunggu bunda panggil dulu baru kamu boleh masuk ". Perintah ibuku.

Yaa ampun bunda......




Huaahhhh.... Maaf ya suhu kalau melenceng incerannya tapi mau bagai mana lagi yang memang kejadiannya seperti itu....

Udah ahh ngantuk aku ngelonin istri dulu yaa....

Update udah aku siapin buat besok wahahahahaha jadi aman kok....

Byee byeee....

Salam.....
Heran....kalau sama yang lain aja lancar jaya ,giliran sama bunda apa kakak nissa ada aja skip nya.Emang begitu ya real nya?? Btw ngelonin istri ini kakak nissa apa bunda
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd