Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut ya mumpung lagi sedikit senggang hehehehe.....




Setelah 1 minggu dan itu hari jumat karena toko tutup maka aku dan Kak Nissa ingin sekali menjenguk Kak Evi dirumah sakit MP.

Kak Nissa : " Ihh... Adek... Ayok cepat kakak sudah siap nih ". Kata Kak Nissa.

Aku yang tinggal memakai jaketku pun segera menemui Kak Nissa yang sudah menunggu di ruang tamu.

Aku melihat Kak Nissa memakai gamis khimar dan cadar bandana nya berwarna hitam. Duhh... Kak mau pakai apa saja kakak tetap anggun, pikirku.

Kak Nissa : " Ihhh... Malah bengong... Astaghfirullah... Adek.... Iihhhh.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ih... Apaan sih kak... Ayo.... Bunda berangkat dulu yaa.... ". Kataku pamit kepada ibuku yang juga duduk di ruang tamu.

Kak Nissa : " Bunda berangkat dulu ya... ". Kata Kak Nissa.

Bunda : " Iya nak... Azam jaga kakakmu jangan sampai kurang loh ya ". Kata ibuku.

" Ihh... Apaan sih bunda... ". Kataku dan Kak Nissa barengan.

Lalu aku dan Kak Nissa saling berpandangan.

Bunda : " Hihihi... ". Tawa ibuku.

" Assalamualaikum.... ". Salamku dan Kak Nissa barengan lagi.

Bunda : " Waalaikum salam.... ". Jawab ibuku.

Setelah itu aku dan Kak Nissa mulai perjalanan ke rumah sakit MP.

Saat diperjalanan kami tidak mengobrol hanya fokus pada pikiran kami masing-masing. Entah apa yang dipikirkan Kak Nissa aku juga tidak tau sedangkan aku fokus menyetir motorku.

Setelah perjalanan yang cukup jauh akhirnya kami sampai di rumah sakit MP. Kami langsung saja masuk dan mencari bangsal dimana kamar Kak Evi dirawat. Sebelumnya aku sudah menghubungi Ustadz Pawan untuk bertanya letak bangsal yang menjadi kamar Kak Evi dirawat.

Akhirnya kami menemukan bangsal tersebut dan Kak Nissa mengetuk pintu kamar itu.

Kak Nissa : " Assalamualaikum... ". Salam Kak Nissa sambil membuka pintu kamar bangsal.

Kulihat disana hanya ada Ustadzah Mina dan Kak Evi sedangkan Ustadz Pawan entah dimana.

Ustadzah Mina : " Waalaikum salam... Ehh Nissa, Azam... Sini masuk ". Kata Ustadzah Mina.

Kami langsung saja masuk dan kulihat Kak Evi sedang makan dan.... Deg.... Jantungku langsung berdetak kencang, tubuhku serasa panas dingin dan mengeluarkan keringat dingin.

Aku melihat kalau Kak Evi sedang berbaring dan kasurnya ditekuk jadi terlihat seperti orang sedang duduk bersandar. Kak Evi saat itu menggunakan pakaian rumah sakit seperti pakaian tidur dengan lengan panjang berwarna biru dan menggunakan khimar berwarna hitam dan yang membuatku memalingkan mukaku karena saat itu dia tidak menggunakan cadarnya karena dia masih menggunakan selang oksigen yang dipasangkan di hidungnya.

Saat itu aku benar-benar terpana dengan wajahnya yang sangat manis dan itu 11:12 dengan Kak Nissa. Saat sebelum aku memalingkan wajahku Kak Evi melihatku dan saat mata kami saling memandang disitu aku melihat kalau Kak Evi tersenyum kepadaku dan senyuman itu adalah senyuman paling indah yang pernah aku lihat kecuali Kak Nissa dan Ibuku.

Dengan wajah oval dan sedikit cubby di pipinya, kulit kuning langsat serta aku juga melihat seperti ada guratan urat-urat yang nampak membayang berwarna biru kehijauan serta sedikit kemerah-merahan nampak dipipinya, alis yang membentuk dan tidak tebal dan tidak tipis serta menyatu diantara kedua alisnya, hidung yang mancung, mata yang nampak jernih yang indah saat dipandang dan tajam bila melihat sesuatu, bibir mungil berwarna sedikit kemerah-merahan yang tidak tebal dan tidak juga tipis, janggutnya yang sedikit lancip seperti Kak Nissa dan ibuku, dan apa yang Kak Nissa katakan dulu benar kalau Kak Evi memiliki gingsul dikedua gigi taringnya.

Aku benar-benar terpana oleh wajah manisnya saat itu. Maka dari itu aku memalingkan mukaku karena aku saat itu juga sangat malu dengannya. Dan sialnya Kak Nissa mengetahui hal ini maka aku dapat melihat alis Kak Nissa naik turun seperti menggodaku dan guratan senyum mengejek dimatanya.

Kak Nissa : " Masya Allah Evi.... ". Kata Kak Nissa langsung memeluk Kak Evi setelah itu mencium kening Kak Evi dan Kak Evi pun juga langsung membalas pelukan Kak Nissa serta tersenyum saat setelah keningnya dicium oleh Kak Nissa.

Saat itu aku melihatnya sekilas dan memalingkan mukaku lagi ke arah kananku dan melihat Ustadzah Mina yang tersenyum dibalik cadarnya saat aku melihatnya. Entah beliau tau atau tidak aku tidak tau. Sepertinya Usradzah Mina mengetahui maksudku memalingkan mukaku. Aku juga melihat kalau tangan Ustadzah Mina berbicara menggunakan bahasa isyarat kalau beliau mengatakan " Tetapkan hatimu dan jangan pernah ragu, Insya Allah dia tulang rusukmu ". Aku yang saat itu mengerti maksud ustadzah Mina langsung menundukan wajahku serta berfikir. Kenapa Ustadzah Mina tau apa yang aku rasakan dan kenapa bisa tau sedetail ini? Apa mungkin Kak Nissa dan ibuku pernah membicarakan masalah ini?, pikirku.

Entahlah... Yang jelas saat itu aku benar-benar dibuat bingung dan sangat sungkan. Aku hanya bisa duduk diam selagi melihat Kak Nissa, Kak Evi serta Ustadzah Mina mengobrol dengan bahasa isyarat mereka dan tertawa saling menghibur diri.

Entah berapa lama mereka mengobrol saat itu Ustadz Pawan datang sambil membawa makanan yang cukup banyak karena beliau tau kalau aku dan Kak Nissa mau datang menjenguk.

Ustadz Pawan : " Assalamualaikum.... Wah sudah datang ya... ". Salam Ustadz Pawan.

" Waalaikum salam... ". Kami semua menjawab salam Ustadz Pawan yang baru datang.

Ustadzah Mina : " Subhanallah.... Bi... Itu kenapa banyak banget bawa makanan.... ". Tanya Ustadzah Mina kepada Ustadz Pawan.

Ustad Pawan : " Iya mi... Kan Azam sama Nissa datang kan menjenguk Evi, makanya Abi bawa banyak makanan apalagi Azam kan makannya banyak ". Jawab Ustadz Pawan.

Aku yang saat itu sedang duduk di kursi langsung menutup mukaku menggunakan kedua telapak tanganku karena malu. Rasanya seperti disambar petir..... Duarrrr...... Tapi memang benar sih kalau aku terkenal dengan makan banyak tapi tidak gemuk-gemuk bahkan sampai sekarang. Ahahahaha.....

Otomatis pada tertawa semua orang-orang yang ada disana. Sungguh malu aku saat itu.

Setelah itu kami mengobrol untuk sekedar saling menghibur Kak Evi. Akan tetapi aku tidak berani untuk menatap e arah wajah Kak Evi. Entahlah saat itu aku benar-benar dibuat sangat sungkan dengannya. Padahal Kak Evi juga sepertinya biasa saja. Kak Nissa juga sepertinya sangat senang bisa menjenguk sahabat lamanya begitu juga dengan Ustadz Pawan dan istrinya.

Setelah lama aku dan Kak Nissa disana dan hari juga sudah siang maka kami memutuskan untuk pulang. Setelah kami berpamitan kami segera keluar dari rumah sakit dan melakukan perjalanan kembali untuk pulang.

Saat dijalan Kak Evi bercerita tentang Kak Evi. Karena saat aku disana aku banyak mengobrol dengan Ustadz Pawan.

Kak Nissa : " Dek... Kakak senang melihat kondisi Evi sekarang... Sudah lebih baik tapi juga sedih melihat kondisinya yang sekarang... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Aku juga kak... Tapi aku sangat khawatir dengan kondisi mentalnya kak kalau Kak Evi mengetahui soal rahimnya ". Kataku.

Kak Nissa : " Iya sih dek... Kakak juga bisa melihat kondisinya dek... Dan sebenarnya dia sedang drop dek mentalnya karena dia sudah mengetahui soal itu ". Kata Kak Nissa.

Aku saat itu terkejut sampai aku sedikit oleng menyetir motorku.

Kak Nissa : " Astaghfirullah adek... Hati-hati dong dek... Masya Allah... ". Kata Kak Nissa panik.

Aku : " Ehh.. Astaghfirullah.... Maaf kak... Aku kaget kak.... Maaf.... Tapi beneran kak kalau Kak Evi sudah tau semuanya? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Ihhh adek.... Hmm.... Iya dek... Tadi dia sempat menangis kan.... Tapi dia bilang ingin mengikhlaskannya dek... Walau bagaimanapun itu sudah tidak bisa dirubah lagi kan... Tadi kakak juga cerita tentang kamu juga dek kalau kamu senasib sama dia dan dia mengerti hal itu... Maaf ya dek kakak tadi cerita tentang kamu juga ". Jelas Kak Nissa.

Aku yang saat itu merasa sedikit jengkel tapi aku juga berfikir kalau itu juga bisa buat memotivasi Kak Evi untuk lebih semangat lagi dalam menjalani hidup.

Aku : " Hah... Yasudah kak tidak apa-apa... Yang penting dia sembuh ". Kataku.

Kak Nissa : " Hmmm... Dek... Kakak mau tanya... Apa kamu masih ragu dengan evi? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Hmm... Aku sebenarnya bukannya ragu kak tapi entah kenapa seperti belum siap saja kak ". Jawabku.

Kak Nissa : " Belum siap apanya dek... ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Kak... Bukankah aku sudah bilang aku tidak mau melangkahi kakak? Memang benar itu tidak ada sangkut pautnya tapi aku hanya ingin melakukan apa yang sudah ayah katakan kepadaku... ". Jawabku.

Kak Nissa hanya terdiam saat itu. Lalu entah kenapa aku merasa kasihan kepada Kak Nissa. Mungkin Kak Nissa menganggap beban tapi aku sama sekali tidak berfikiran seperti itu.

Kak Nissa : " Dek... Maafin kakak ya... ". Kata Kak Nissa.

Lalu Kak Nissa mengeratkan pelukannya. Tidak tau yang ada difikiran Kak Nissa yang jelas itu.... Itu..... Ahhhh nyamannyaa..... Empuk..... Kenyal.... Ohhhh..... Pikirku.

Aku tidak menyaut omongan Kak Nissa lagi karena perjalanan masih lumayan jauh maka aku fokus menyetir sambil merasakan dan menikmati gencetan empuk-empuk dipunggungku.


Setelah perjalanan yang lumayan jauh akhirnya kami sampai rumah. Aku langsung masuk kekamarku begitu juga dengan Kak Nissa. Segera aku mengganti pakaianku dengan sarung tanpa celana dalam dan kaos biasa.

Malam hari sekitar jam 20.20 WIB aku sedang menonton tv bersama dengan ibuku. Sedangkan Kak Nissa dikamarnya entah apa yang dikerjakannya aku tidak tau.

Bunda : " Azam... Itu kakakmu kok dari abis maghrib tidak keluar kamar kenapa... Coba kamu lihat... Bunda takut kalau kakakmu sakit... Soalnya tidak biasanya kakakmu begitu ". Kata ibuku.

Aku : " Ehh.... Hmm... Baiklah bunda ". Kataku.

Memang benar tidak biasanya Kak Nissa begitu soalnya biasanya kalau jam segini pasti ikut nonton tv bersama sambil ngemil. Akhir-akhir ini Kak Nissa memang suka ngemil makanya badannya sedikit berisi.

Lantas aku beranjak dan berjalan ke kamar Kak Nissa. Disaat sampai didepan pintu kamarnya aku coba untuk membuka pintu tersebut. Ternyata tidak dikunci. Langsung saja aku masuk dan kulihat Kak Nissa sedang tiduran sambil main hp nya. Saat itu Kak Nissa menggunakan gamis merah marun khimar abu-abu dan cadar bandana hitam.

Kak Nissa begitu melihatku masuk langsung menyapaku.

Kak Nissa : " Kenapa dek... ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Tidak kak... Tumben aja kakak tidak nonton tv... Kakak lagi ngapain sih kayaknya sibuk banget ". Jawabku.

Kak Nissa : " Hehehe kakak lagi main game dek.... Eh.. Dek sini deh... Seru lho kakak main game ini ". Kata Kak Nissa.

Lantas aku berjalan ke kasur Kak Nissa dan duduk disamping Kak Nissa. Kulihat ternyata Kak Nissa sedang main game Mobile Legend dan rank nya sudah MG. Aku langsung menaikan alisku karena terkejut rank Kak Nissa sudah setinggi itu.

Aku : " Ihh... Kak kenapa kakak tidak bilang kalau main game itu mana rank nya udah MG pula... ". Kataku.

Kak Nissa : " Lah... Memang kenapa dek... Kamu juga main game ini? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Hehe iya kak tapi masih Legend hehehe... Jarang main soalnya kak ". Jawabku.

Kak Nissa : " Kakak juga kok dek... Lagi pengen main aja... Oiya dek... Bunda dimana dek ? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Itu nonton tv kak.... Makanya tadi bunda nanyain kakak kok tumben jam segini tidak keluar kamar soalnya tidak biasanya kakak seperti ini kan.... Bunda khawatir kalau kakak sakit ". Jawabku.

Kak Nissa : " Hihihi... Alhamdulillah kakak baik-baik saja dek... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Yasudah kak aku mau nemenin bunda dulu kasihan kalau sendirian nonton tv nya ". Kataku sambil beranjak dari dudukku.

Kak Nissa : " Ehhh... Bentar dek ". Kata Kak Nissa.

Saat itu Kak Nissa ikut berdiri. Aku menoleh ke belakang karena Kak Nissa dibelakangku.

Aku : " Kenap.... ". Kataku terpotong oleh Kak Nissa.

Saat itu Kak Nissa langsung merangkul kepalaku dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menyibakkan cadarnya lalu.... Cup.... Kak Nissa langsung mencium bibirku dan memangutnya. Aku terkejut dengan kelakuan Kak Nissa karena posisinya aku tidak siap saat itu tapi aku mencoba untuk mengikuti naluriku dan membalas ciuman dan pangutan Kak Nissa.

" Ummm... Cuuppp... Ssspppp.. Hmmmm... Ahhmmm... Ummmm... Ehhmmm.... Hmmmm ". Suara ciuman kami.

Setelah beberapa detik aku melepaskan ciuman kami. Kulihat Kak Nissa melihatku dengan senyuman diwajahnya.

Aku : " Kak... Ada bunda lho... Lagian kenapa kakak tiba-tiba menciumku ". Kataku berbisik.

Kak Nissa : " Kakak kangen kamu dek ". Kata Kak Nissa yang langsung memelukku.

Akupun juga langsung membalas pelukan Kak Nissa. Sambil mengelus punggungnya.

Setelah beberapa lama aku melepaskan pelukanku dan tersenyum dan kembali menyusul ibuku yang sedang menonton tv. Tak lama Kak Nissa pun menyusul ikut menonton tv juga.

Aku yang duduk diam sambil menonton tv tiba-tiba ibuku menyenderkan kepalanya ke bahu kananku. Aku langsung menoleh kearah ibuku dan kulihat ibuku hanya fokus dengan acara tv nya maka aku biarkan saja saat itu. Karena posisiku ditengah maka sebelah kiriku ada Kak Nissa yang fokus menonton tv juga.

Tidak lama setelah itu Kak Nissa menoleh kearahku dan mengetahui kalau ibuku menyenderkan kepalanya dibahu kananku maka Kak Nissa tersenyum dan melakukan hal yang sama dengan ibuku menyenderkan kepalanya di bahu kiriku. Saat itu aku hanya memaklumi kelakuan mereka dan tidak berpikiran yang aneh-aneh.

Karena lama-lama aku juga merasa pegal maka aku memundurkan badanku ke tembok dan sekarang posisi tubuhku menyender ke tembok yang otomatis ibuku dan Kak Nissa menoleh kearahku lalu mereka duduk seperti biasa.

Aku mengira kalau mereka tau kalau aku merasa pegal. Setelah beberapa menit mereka duduk seperti biasa lalu ibuku tiduran dan bahaku yang dijadikan bantalnya dan begitu juga dengan Kak Nissa.

Aku yang posisinya saat itu heran dan bingung dengan kelakuan mereka llu bertanya.

Aku : " Bunda sama kakak ini kenapa sih... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Udah deh dek kamu diem aja kakak lagi pewe nih udah nonton tv aja jangan ribut ". Jawab Kak Nissa.

Bunda : " Hihihi iya lho Zam... Udah kamu diam saja ya... ". Jawab ibuku.

Aku : " Hah.... Terserah kalian saja lah ". Kataku.

Maka setelah itu kami diam dan hanya suara tv saja. Karena posisiku duduk bersila dan paha kanan kiriku dijadikan bantal aku merasakan kesemutan tapi aku tahan untuk mereka yang sedang pewe.

Lama dengan posisi itu tiba-tiba ibuku meraih tangan kananku dan setelah itu tangan kananku diletakan diatas dadanya dan ibuku juga menutupi telapak tangan kananku dengan cadarnya. Aku hanya diam saja saat itu karena aku tidak pikiran yang macam-macam.

Aku bisa merasakan kalau jantung ibuku berdetak kencang dan juga aku merasakan empuk dan kenyal saat itu. Lalu ibuku menaikkan telapak tanganku dan tepat saat jari telunjukku menyentuh bibir ibuku lalu ibuku mencium jari telunjukku lalu setelah itu aku merasakan merinding. Tiba-tiba ibuku memasukan jari telunjukku kedalam mulutnya dan mengemutnya. Dihisap hisap jari telunjukku dan yang membuat aku semakin merinding ternyata lidah ibuku menggelitiki jari telunjukku.

Ohh... Rasanya benar-benar campur aduk antara senang, geli, enak, nikmat, merinding tapi takut karena Kak Nissa juga sedang tiduran berbantalkan paha kiriku. Takut kalau Kak Nissa mengetahui kelakuan ibuku dan marah atas kelakuan ibuku.

Saat itu aku hanya menikmati apa yang ibuku lakukan saja tanpa bergerak dan sialnya kemaluanku semakin lama semakin terbangun juga dan yang membuatku benar-benar salah tingkah kemaluanku menyundul kepala Kak Nissa karena Kak Nissa posisi kepalanya sedikit keatas.

Hal yang aku takutkan pun terjadi. Kak Nissa saat itu sadar kalau kemaluanku yang sedang bangun menyundul kepalanya. Lalu Kak Nissa menoleh kearahku dan posisi badannya telentang dan sialnya lagi kemaluanku menyundul matanya. Aku saat itu sangat takut kalau Kak Nissa marah atau apalah tapi aku melihat Kak Nissa hanya diam saja. Entah apa yang dipikirkannya aku tidak tau.

Lalu Kak Nissa mengangkat kedua tangannya dan berbicara menggunakan bahasa isyarat.

Kak Nissa : " Ihh... Adek... Ini nya dek... Nyodok-nyodok kakak ". Kata Kak Nissa menggunakan bahasa isyarat.

Aku yang saat itu membalas bahasa isyarat Kak Nissa tapi tangan kananku sedang dimainin oleh ibuku jadi aku hanya menggunakan tangan kiriku saja.

Aku : " Ma... Maaf... Ka... Kak... ". Kataku menggunakan bahasa isyarat.

Lalu aku melihat kalau Kak Nissa tersenyum dibalik cadarnya. Lalu mengatakan dalam bahasa isyarat.

Kak Nissa : " Tidak apa-apa dek... Kakak tidak marah kok... Hihihi ". Kata Kak Nissa.

Syukurlah kalau Kak Nissa tidak marah. Setelah Kak Nissa mengatakan itu Kak Nissa kembali menghadap ke arah tv dan menonton tv dan menarik tangan kiriku dan memasukannya kedalam cadarnya serta jari telunjukku dicium cium. Setelah cukup lama Kak Nissa menciumi jari telunjuk tangan kiriku lalu Kak Nissa memasukan jari telunjukku kedalam mulutnya. Mengemut, menghisap, menjilati.

Ampun sudah.... Ini kenapa bunda dan kakak jadi begini sih.... Pikirku.

Aku saat itu hanya menikmati acara pengemutan jari telunjuk saja dan tidak konsen di acara tv dan anehnya kulihat mereka tetap fokus pada layar tv.

Kemaluanku pun juga tidak mau tidur dan malah benar-benar terbangun.

Ahhh.... Seandainya aku melakukannya dengan mereka seperti apa yang sudah aku lakukan kepada Ummi Rani... Ahhh.... Tidak-tidak.... Mereka ibu dan kakak kandungku... Tidak boleh.... Tapi acara pengemutan jari ini benar-benar sangat nikmat.... Emutan mereka sangat halus.... Penuh penghayatan.... Penuh perasaan sampai-sampai sangat terasa dikemaluanku.... Ahh... Tidaaaaaaaakkkk..... Aku harus kontrol.... Kontrol.... Jangan lebih jangan lebih.... Kontrol..... Saat itu aku benar-benar dibuat dilema.

Akhirnya aku hanya menikmati saja kelakuan mereka. Bukannya aku tidak bisa untuk agresif atau memulai suatu pergulatan dengan mereka, hanya saja aku sebisa mungkin untuk kontrol. Walau bagaimanapun juga mereka ibu dan kakak kandungku.

Cukup lama aku dibuat panas dingin oleh ibuku dan Kak Nissa. Setelah acara tv mereka selesai mereka menyudahi acara emut-emut jari jari telunjukku dan mereka duduk.

Kak Nissa : " Bunda... Adek... Nissa ngantuk.... Nissa tidur dulu yaa.... ". Kata Kak Nissa sambil beranjak dari duduknya lalu berjalan ke arah kamarnya.

Setelah itu terdengar suara pintu ditutup dan dikunci. Hanya tinggal aku dan ibuku saja yang masih druang tv. Saat itu ibuku berpindah duduknya disamping kananku serta ikut menyenderkan badannya ke tembok.

Aku : " Bunda kenapa... ". Tanyaku.

Bunda : " Tidak apa-apa sayang.... ". Jawab ibuku.

Saat itu ibuku melirik ke kemaluanku dan melihat tenda pada sarungku.

Bunda : " Sayang.... Kenapa ininya bangun? ". Tanya ibuku.

Aku : " Ihhhh... Bunda kan yang buat bangun kan bunda ". Jawabku.

Bunda : " Ehhh... Kok bunda.... ". Tanya ibuku.

Aku : " Iya bunda.... Tadi kenapa juga bunda emutin jariku.... Kan jadi bangun bunda.... Abisnya rasanya enak sampe ke sini ". Jawabku sambil menunjuk ke tenda pada sarungku.

Bunda : " Hihihi.... Masa cuma digituin sampai bangun sih sayang... Hihihi bunda cuma iseng aja syg.... ". Kata ibuku.

Aku : " Hah... Iseng kok begitu sih bunda... ". Kataku.

Saat itu ibuku tidak menjawab lagi dan malah beranjak dan berjalan ke kamarnya. Aku yang sendirian diruang tv juga bosan. Acara tv juga jelek-jelek saat itu. Akhirnya aku mematikan tv dan berjalan untuk mematikan semua lampu dirumahku kecuali lampu teras.

Setelah selesai aku masuk ke kamarku dan meletakkan tubuhku dikasurku. Saat itu hanya tiduran saja karena aku belum merasa mengantuk. Tiba-tiba terdengar suara tanda chat dihapeku. Maka aku mengambilnya dan membuka pesan chat itu.

? : " Assamualaikum... ". Salamnya.

Aku yang saat itu malas sekali untuk membalas chat dari orang yang tidak aku kenal dan nomor asing maka aku diamkan saja. Aku hanya membalas salamnya lewat lisanku.

Tanpa terasa aku tertidur. Aku terbangun karena kasurku terasa sempit seperti ada yang sedang tidur disampingku. Perlahan aku membuka mataku dan melihat siapa yang tidur disampingku. Ternyata yang tidur disampingku adalah ibuku.

Aku terkejut melihat ibuku tidur dikamarku bahkan memelukku. Saking kagetnya sampai aku bersuara yang membangunkan ibuku.






Lanjut kalau senggang lagi ya....


Salam.....

Jari oh jari enaknya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd