Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut ya hu...

Tapi lebih ke dramanya ya hu gpp yaa wkwkwk.....







Iyaa... Aku memang jalang... ". Gumamku.

Ada perasaan senang pada diriku ini. Aku juga merasakan merinding ketika membatin kata-kata itu.

Setelah itu aku berjalan ke kasurku dan mulai berbaring terlentang. Aku melihat langit-langit kamarku.

" Dek... Maafin kakak... ". Kataku lirih.

Setelah aku mengatakan itu aku meremas kedua susuku kembali. Membayangkan kalau adikku Azam yang meremasi kedua susuku.

" Ohh.... Hmmm... Enak dek.... Uhhh.... ". Desahku lirih.

Aku langsung melebarkan kedua pahaku. Aku sangat pasrah saat itu. Jikalau adikku masuk ke kamarku dan melihatku seperti ini aku pun tidak akan memprotesnya bahkan jika adikku melecehkanku dan memperkosaku aku tidak akan melawan. Aku hanya ingin menikmati semua ini. Ini pengalaman pertamaku yang entah kenapa aku menginginkan sesuatu yang ingin aku kejar yaitu kenikmatan.




DALAM BAYANGAN FANTASI KAK NISSA.

" Umm.... Dek.... ". Kataku lirih.

" Iya kak.... ". Kata adikku dalam bayanganku.

" Kakak milikmu.... ". Kataku.

Adikku langsung mencium keningku dalam bayanganku. Cukup lama adikku mencium keningku setelah itu adikku langsung mencium bibir mungilku yang sebelumnya belum pernah ada yang menjamah bibirku.

" Cup... Cup.... ". Suara kecupan.

Setelah itu adikku memangut bibirku yang mungil dengan lembut.

" Ummm.... Hmmm... Sslllppp.... Slllppp.... ".

Aku begitu pasrah dan menikmati bayangan fantasiku yang dicumbu oleh adikku.

Aku membalas cumbuan dari adikku dengan pelan dan lembut. Sedangkan adikku terus saja melumat bibirku yang kini aku membayangkan adikku memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Aku menyambut lidah adikku dengan membuka bibirku dan menghisapnya pelan.

" Ummhhh... Sssllppp... Sslllppp...... Uhmmm.... ".

Setelah puas aku berfantasi dengan cumbuan di bibir, aku melanjutkan kalau adikku mulai mencumbu leher mulus milikku.

" Uhhh... Iya dek... Ahhh... Ssshhhhh.... Gelliihhh.... Ohhhh.. Mmmhh.... ". Desahku lirih.

Terus saja aku membayangkan kalau adikku mencumbu leherku sampai aku puas dengan fantasi itu.

" Uhhh... Dekk.... Apa adek tidak ingin toket kakak... Hmmm.... ". Kataku lirih.

" Pingin kak.... Apa boleh aku cumbu semua tubuh kakak....? ". Kata adikku dalam bayanganku.

" U umm... Boleh dek... Cumbu semua tubuh kakak.... Kakak rela kalau sama kamu dek... ". Kataku lirih.

" Kak... Boleh tidak kalau kakak jadi lacurku... Jadi jalangku... Jadi wadah kontolku... ". Kata adikku dalam bayanganku.

Aku merinding saat aku membayangkan adikku berkata seperti itu, tapi entah kenapa aku malah semakin terangsang dengan itu.

" Nissa kamu memang jalang... ". Batinku.

Aku tersenyum dengan hatiku berkata seperti itu. Hati dan pikiranku sudah tidak sinkron. Entahlah, baru kali ini aku merasakan seperti ini.

" Dek... Bukannya kamu sudah tau jawaban kakak... Hmmm...? ". Kataku lirih sambil tersenyum.

" Kalau begitu setiap kakak terangsang bilang ya kak... Aku akan selalu puasin nafsu kakak... ". Kata adikku sambil tersenyum dalam bayanganku.

" Uhhh.... Dek..... Aaahhhhhh... ". Desahku.

Adikku langsung menjilat susu sebelah kiri milikku.

" Aahh... Geli dek.... Aaahhhh... Iyaa... Iyaaa.... Aaahhh.... Nikmati tubuh kakak dek... Puasin kakak... Puasin nafsumu di tubuh kakak.... Ohhhh.... ". Kataku lirih.

Adikku terus saja menjilati susuku bahkan sekarang kedua susuku dijilati olehnya. Aku merasakan benar-benar kalap dan sangat terangsang membayangkan itu semua.

Cukup lama aku membayangkan adikku menjilati kedua susuku, setelah itu aku membayangkan adikku mencium dan menghisap putingku sebelah kanan.

" Uu... Uhhhh.... Adek.... Ssshhh... Adek sukakk.... Aahhh... Iyaahhh sukaa... Hmmm.... Ssshhh.... ". Desahku lirih.

" Ummm... Ssslllppp.... Suka kak.... Susu kakak besar.... Hmmmm.... Enak kak...?". Kata adikku dalam bayanganku.

" Aahhh.... Iyaaa.... Kakak... Suka.... Oohh... Terus dek.... Aaahhh..... ". Desahku lirih.

Walaupun hanya dengan berfantasi seperti itu, benar-benar membuatku lupa segalanya. Aku yang seorang akhwat bercadar yang dikenal orang itu sosok yang kalem, tidak aneh-aneh, alim, tapi mempunyai fantasi syahwat yang bahkan tidak terlintas dibenak kalau berfantasi dengan adik kandungnya sendiri.

" Aahh.... Ssshhh.... Adek.... Kakak tidak kuat dek.... Ohhhh... Masukin dek... Masukin.... ". Desahku lirih.

" Hmm... Masukin apa kak.... Bilang dong kan kakak sudah jadi pelacur wadah kontol aku kak... Kakak itu PEELLAACCUUURR.... ". Kata adikku dalam bayanganku.

" Niss... Apa kamu sadar dengan apa yang kamu pikirkan....??? ". Batinku.

Aku yang sudah kalap dan tidak bisa berfikir jernih lagi maka aku mengingkari apa kata hatiku. Yang aku inginkan hanyalah menuntaskan hasratku yang bergelora dan mencapai kenikmatan yang disebut sebut sebagai kenikmatan tiada tara.

" Iyaa... Iyaaa.... Adek.... Uhhh.... Masukin dek.... Masukin.... Ko.... KONTOL kamu dek... Aahhhhg.... ". Kataku lirih.

Aku membayangkan kalau kemaluan adikku masuk ke dalam kemaluanku yang membuatku bergidik merinding.

Dalam nyatanya aku mulai menyentuh bibir kemaluanku yang sudah merekah dan becek karena cairan pelumas yang terus aku keluarkan dari kemaluanku.

" Ohhh... Adek.... Enak dek.... Uhhh.. Kontol adek.... Ahhhh... Nikmatnya.... Sshhhh..... Ooohhh..... ". Desahku lirih.

Setelah itu aku mulai meraba dan mencari titik tersembunyi dalam kemaluanku yakni klitorisku yang sebesar kacang tanah.

Begitu aku menemukannya dan menyentuhnya tubuhku seperti tersengat listrik yang kuat. Bergidik merinding disekujur tubuhku.

" Oohhhh..... Sshhhh.... Enak.... Enak.... Oohhhh..... Ssshhh.... Terus dek.... Gagahi memek kakak.... Ohhh.... Kontol kamu enak banget dek.... Aahhh... Ssshhh.... ". Kata adikku dalam bayangku.

Disamping itu aku juga meremas susu kiriku dengan tangan kiriku karena tangan kananku terus bekerja untuk memainkan klitorisku di kemaluanku.

" Aahhhh.... Tau tidak kak.... Kata orang memek pelacur itu lebar dan sudah tidak enak kalau dipakai lagi tapi.... Ohhhh..... Tapi pelacur seperti kakak ini benar-benar nikmat.... Memek kakak sangat sempit, legit, peret, aahhhh enak pokoknya kak.... Ahhhh..... ". Kata adikku dalam bayanganku.

" Oohhh.... Iya dek.... Aaahhhh.... Aaahhh... Enak..... Sodok memek kakak dek... Ohhh... Yang kencang dek.... Ahhhh.... Iyaa... Iyaaaa.... Oohhhhh..... ". Desahku lirih.

Aku semakin memperkencang permainan jariku yang terus memainkan klitorisku.

Sampai dimana aku merasakan seperti ingin pipis tapi ini sangat nikmat. Maka aku semakin cepat mempermainkan jariku pada klitorisku.

" Oohh.... Adek.... Adek... Kakak.... Mau pipis dek... Kakak... Ohhhh.... Mau dapet.... Aaahhhhh.... Ssshhh.... Adek kontolin memek kakak dek yang cepat... Ahhhh.... Ssshhhh.... ". Racauku semakin tidak karuan.

" Bilang dulu dong kak... Kalau kakak itu seorang pelacur.... ". Kata adikku dalam bayanganku.

" Ohhhh... Iya... Iyaaa... Aahhhh.... Kakak seorang pelacur... PELLLAAACCUUURRRR...... aaaaggggghhhhh.... Adeeeekkkk...... Ooohhhhhh... Ooohhhhh...... Ssshhh.... Ooohhhhhh..... Ahhhh..... Ugghh.... Oohhhh..... Ssshhhhh.... ". Racauku tertahan.

Sungguh nikmat dan sangat-sangat nikmat yang aku rasakan. Rasanya seperti disetrum listrik yang sangat kuat dan seluruh tubuhku bergetar, bahkan aku sendiri sampai tidak bisa membayangkan dan merasakan hal lain lagi selain nikmat, nikmat dan nikmat.



KEMBALI KE MASA LALU KAK NISSA.


Sungguh nikmat yang aku rasakan. Bahkan sampai beberapa menit pun masih berdiam diri sambil mengontrol nafasku yang sejak tadi terengah engah karena begitu nikmatnya mencapai puncak kenikmatan yang aku sendiri baru pertama kali merasakan itu. Bahkan terlintas didalam benakku akan melakukan hal ini yaitu masturbasi dan membayangkan kalau aku bermain dengan adik kandungku sendiri.

Aku coba untuk bergerak dan bangun dari posisiku.

Setelah aku berhasil untuk duduk karena tubuhku sangatlah lemas dan seperti tidak punya tenaga lagi untuk beraktivitas. Aku melihat kebawah dan melihat kemaluan mulusku. Aku sangat terkejut saat aku sadar dengan apa yang aku lihat. Nampak basah kemaluanku dan bahkan seprei yang aku duduki diatas kasurku itu nampak basah dan kulihat kalau basahannya lebar seperti gambar pulau yang lumayan luas. Aku belum mengerti apa yang terjadi padaku kenapa bisa seperti itu karena aku belum banyak belajar tentang apa yang aku rasakan. Ini adalah pengalaman pertamaku untuk urusan syahwat yang aku rasakan bahkan sebelum-sebelumnya tidak aku rasakan bahkan terlintas dalam pikiranku.

Setelah itu melamun untuk beberapa saat. Ketika aku tersadar kembali aku mengingat apa yang baru saja aku lakukan.

Aku menarik nafas dalam-dalam. Tersadar dengan semua yang aku saja aku lakukan, aku mulai mengeluarkan air mataku. Aku merasa sangat malu dengan diriku sendiri.

" Kenapa.... Kenapa aku menjadi seperti ini.... Astaghfirullah..... ". Gumamku.

Aku tidak memungkiri kalau apa yang baru saja aku rasakan itu sangatlah nikmat yang tidak ada tara tapi yang aku sesali adalah kenapa aku menjadi seperti ini dan kenapa aku mempunyai fantasi dengan adik kandungku sendiri.

Aku merasa sangat berdosa dan sangat malu. Bahkan sampai beberapa menit berlalu pun aku masih menangis akan semua yang sudah aku lakukan.

" Tidak.... Aku harus bangkit dan melupakan apa yang sudah aku lakukan.... ". Pikirku.

Walaupun aku mempunyai pemikiran seperti itu aku masih saja menangis, bahkan aku tidak berhenti untuk beristighfar.

Aku merebahkan lagi tubuhku ke kasurku. Aku sudah tidak peduli lagi kalau kasurku basah olehku sendiri. Aku meringkuk dalam ketelanjanganku. Aku menangis dan terus beristighfar sampai aku mulai tidak lagi mengingat apapun lagi. Aku tertidur dengan posisi menangis, meringkuk dan telanjang.

Aku terbangun saat mendengar ketukan pada pintu kamarku.

" Tok tok tok ". Suara ketukan pintu.

" Niss.... Bangun sudah hampir subuh... Bangun nak.... ". Suara ibuku.

" Uhh.... Emmhhh.... Iya bunda, nissa bangun... ". Kataku.

Aku bangun dari tidurku dan duduk dikasurku. Belum kusadari apa yang aku lakukan sebelum aku tidur tadi malam.

Setelah aku duduk dan berdiam sejenak aku melihat kebawah. Terkejut melihat apa yang aku lihat.

" Astaghfirullah... ". Kataku terkejut.

Bahkan seprei ku pun belum kering sepenuhnya yang mana masih ada bagian-bagian yang basah.

Setelah aku bangkit aku langsung menarik seprei itu yang rencana ingin aku cuci setelahku sholat subuh nanti.

Aku bergegas untuk memakai pakaianku yang tergeletak begitu saja didepan lemari bajuku. Tanpa memakai dalaman khimar dan cadarku, aku keluar dari kamarku.

" Niss... Tumben kamu tidak memakai khimar dan cadarmu? ". Tanya ibuku saat aku sudah sampai dapur dan kulihat ibuku sedang mencuci piring.

" Ehh... Gerah bunda... Lagian didalam rumah dan Nissa pengen segera mandi bunda, lengket tubuh nissa bunda... ". Jawabku.

" Yasudah cepat mandinya soalnya sebentar lagi waktu subuh.... ". Kata ibuku mengingatkanku.

" Baik bunda ". Jawabku.

Segera aku masuk ke kamar mandi untuk mandi junub.

Selesai aku mandi junub aku pun sholat subuh di masjid kampungku bersama dengan ibuku dan adikku.

Setelah semua sudah aku segera berganti seragam sekolahku karena sudah hari senin dan aku harus cepat kalau tidak akan terlambat sampai sekolah.

" Bunda, adek, kakak berangkat dulu ya... ". Kataku sembari melihat mereka didapur.

Aku berjalan kearah dapur untuk salim kepada ibuku. Kulihat saat itu jam 05.30 pagi.

" Iya Niss.... ". Jawab ibuku.

" Kakak.... ". Panggil adikku.

" Hmm.... Kenapa dek.... ". Jawabku.

" Ahh... Tidak kak... Tidak jadi kak... Sudah cepetan berangkat nanti telat loh.... ". Kata adikku.

" Lah... Iya iya.... ". Kataku.

Setelah itu aku pun langsung berangkat sekolah menggunakan sepeda motorku karena mengingat jaraknya yang jauh.


Beberapa bulan sudah berlalu setelah kejadian aku masturbasi yang berfantasikan adikku. Kini aku sedang berperang melawan soal-soal ujian nasional yang sedang berlangsung.

Sebenarnya cukup mudah bagiku mengerjakannya tanpa ada kendala sedikitpun.

Saat pengumuman kelulusan pun aku dibuat terkejut karena nilai yang aku raih hanya berbeda sedikit saja dengan sahabatku Evi.

" Subhanallah... Aku kalah.... Selamat ya Vi.... ". Kataku sambil memeluk sahabatku Evi yang berada disampingku.

Cukup lama aku memeluknya lalu aku pun menyudahi pelukan itu.

" Hanya berbeda tipis saja niss... Yang penting kita lulus.... ". Kata Evi dengan bahasa isyaratnya sembari tersenyum.

" Ahh... Iya juga ya.... Hehehe... ". Kataku dengan bahasa isyarat.

" Pulang yuk niss... Oiya jangan lupa nanti kerumah ya Niss... " Kata Evi dengan bahasa isyarat.

Aku langsung mengacungkan jempolku padanya. Dan kami pun langsung pulang.

Sore hari aku akhirnya menepati kata-kataku untuk ke rumah sahabatku evi. Setelah sampai disana aku langsung disambut hangat olehnya dan aku pun langsung masuk saja kerumah karena aku sudah biasa dengan rumah ini dan penghuninya.

" Assalamualaikum.... ". Salamku.

" Wa'alaikum salam.... ". Jawab sahabatku dengan bahasa isyarat.

" Masya Allah Evi..... Abis mandi yahh.... Duhh keliatan seger loh.... ". Kataku menggunakan bahasa isyarat.

" Alhamdulillah... Makan minum ambil sendiri yah.... Aku masak sayur orek tempe sama sambal... ". Kata sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

Aku mengacungkan jempolku sambil tersenyum.

Kulihat saat itu sahabatku Evi menggunakan gamis hitam polos tanpa khimar dan cadarnya karena kulihat rambutnya masih basah.

" Sudah selesai ya tamu nya... ". Tanyaku.

" Alhamdulillah sudah Nis... Hehehe makanya aku langsung bersuci biar nanti bisa sholat lagi.... ". Jawab sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Cantik sekali kamu vi... ". Pikirku.

Dengan rambut panjang sepunggung sama denganku yang mana berwarna hitam legam serta terlihat sangat sehat rambutnya. Kulit kuning langsat, hidung mancung alis yang lumayan tebal dan bentuknya lancip diujung alisnya, mata lebar berbentuk daun dan terlihat tajam, pupil mata berwarna hitam kecoklatan, kumis tipisnya itu loh yang membuatku gemas dengannya, bibir tipis yang berbentuk huruf M yang jika tertawa maka terlihatlah gigi gingsul dikedua taringnya yang mana sama denganku, leher yang nampak sangat mulus yang dihiasi bulu rambut yang tipis yang mana jika seorang laki-laki melihatnya akan langsung tertarik serta bersyahwat kepadanya.

" Kamu kenapa Niss.... Kenapa kamu melihatku seperti itu? ". Tanya sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Ehhh... Astaghfirullah.... Tidak vi... Hanya saja kalau aku ini laki-laki maka aku sudah jatuh cinta sama kamu vi.... Selain kamu ini cantik tapi badanmu juga sexy.... Hehehehe.... ". Jawabku menggunakan bahasa isyarat sembari tertawa menggodanya.

" Alhamdulillah.... Sama Niss... Kalau aku laki-laki yang melihatmu aku juga sama denganmu.... Yahh tidak beda jauh sih sama kamu tapi aku sangat gemas sama ini loh Niss... ". Kata sahabatku menggunakan bahasa isyarat sembari memegang kedua susuku dan meremasnya dengan lembut.

Sontak saja aku tertawa geli dengan tingkah konyolnya dan juga aku mencoba melindungi dadaku dengan kedua tanganku tapi kalah cepat dengannya karena kedua tangannya sudah berada di kedua susuku.

" Ahahahaha.... Duhh jangan vi.... Astaghfirullah..... Geli vi.... Aaaaaaarrrggghhh..... ". Kataku dengan suara lumayan keras.

" A... Aaahh.... Aaaaa..... ". Tawa sahabatku Evi dengan lisannya.

Sebenarnya sahabatku Evi itu bisa keluar suaranya tapi putus-putus, celat dan serak.

" Masya Allah vi.... Tuh kan kusut iihhhhh..... Lagian punyaku tidak jauh beda sama kamu.... Tuh lihat punyamu besar juga kan... ". Kataku dengan lisanku.

" Tapi tidak sebesar punyamu kan Niss... Ahahahaa..... ". Sanggah sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Ehh.... Benar juga.... ". Pikirku.

Lalu kami terdiam beberapa saat.

" Niss.... Kamu sudah urus beasiswa kamu untuk melanjutkan dijawa....? ". Tanya sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Alhamdulillah vi... Tinggal berkas kelulusannya saja.... ". Jawabku menggunakan bahasa isyarat.

" Alhamdulillah..... ". Kata sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

Kulihat sahabatku tampak merenung.

" Vii.... Walaupun besok kita terpisah jarak tapi kita masih sahabat kan.... ". Kataku dengan bahasa isyarat.

" Insya Allah Niss.... Kita sahabat selamanya.... Hehehhe ". Kata sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

Aku langsung mencium keningnya dan memeluknya.

Aku mendengar isakan darinya. Entah kenapa aku juga terisak saat itu. Rasanya tidak ingin aku berpisah dengannya.

Cukup lama kami berpelukan maka aku menyudahi itu.

" Daripada galau seperti ini... Temenin aku makan yukk.... ". Kata sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

Aku tersenyum dibalik cadar bandanaku dan mengangguk.

Setelah itu kami pun makan bersama yang sesudah itu kami lanjutkan dengan mengobrol dan bercanda. Aku menginap dirumahnya dan pada pagi harinya kami berangkat bersama pergi ke sekolah.

Aku sangat senang karena selesai sudah hari serah-serahan pun selesai. Banyak kenangan disekolah itu. Suka duka pun tidak luput dari kenangan disekolah itu.

" Niss... Apa rencanamu sekarang? ". Tanya sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Hmm... Yang jelas aku harus cepat vi untuk mengurus beasiswanya dan juga mungkin beberapa hari kedepan aku berangkat ke jawa vi... ". Jawabku menggunakan bahasa isyarat.

" Benar juga nis... Aku juga harus cepat... Lalu kapan kamu pulang ke kampung Niss? ". Tanya sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Mungkin lusa vi... ". Kataku menggunakan bahasa isyarat.

" Hmm... Baiklah Niss.... Oiya nanti kerumah ya Niss... Aku pengen sebelum kamu ke jawa kita barengan terus.... ". Kata sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Hmm... Insya Allah vi.... ". Kataku menggunakan bahasa isyarat.

Setelah itu kami pun pulang.

Sesampainya dirumah Abi, ternyata sangat sepi karena sepupuku pada belum pulang dari pesantren dan hanya Umi Rani dan Abi ikhsan saja dirumah, tentunya aku juga. Saat aku masuk rumah ternyata Umi sedang ada dikantornya untuk menggambar sesuatu karena Umi dan abi adalah seorang arsitek.

" Assalamualaikum.... Umi..... ". Salamku ketika masuk ke kantornya.

" Wa'alaikum salam... Nissa.... Gimana, apa sudah selesai urusanmu Niss? ". Tanya Umi Rani.

" Alhamdulillah Umi.... ". Jawabku.

Aku melihat Umi Rani seperti kelelahan karena pekerjaannya.

" Umi... Umi jangan capek-capek nanti sakit loh... ". Kataku sambil di sofa kantornya.

" Tidak sayang... Umi sudah biasa ngerjain ini jadi santai saja... Lagian Abi belum pulang kan jadi ngerjain sendiri... ". Kata Umi Rani.

" Oiya Niss... Kapan kamu pulang ke kampung? ". Tanya Umi Rani.

" Hmm.... Mungkin lusa mi... Barang-barang Nissa sudah Nissa packing kok mi tinggal bawa saja... Oiya mi... Nanti aku kerumah sahabatku ya rencana nginap disana mungkin besok pulang kok mi.... ". Ijinku.

" Hmm.... Iya sayang.... Tidak apa-apa tapi ingat... Jaga diri loh yaa... ". Kata Umi Rani.

" Tentu Mi... ". Kataku.

Lalu aku melihat Umi Rani melanjutkan pekerjaannya. Aku hanya melihat saja dangan tatapan bingung soalnya sangat rumit dan sangat rinci, benar-benar tidak faham dunia arsitek.

" Bingung ya Niss... Yaa beginilah kerjaan arsitek Niss hehehhe... ". Tanya Umi Rani.

" Ehh.... Hehehhe.... Iya Umi.... Yasudah aku istirahat dulu ya Umi... Makan juga.... Laper umi... Hehehhe.... ". Kataku sambil bangkit dari dudukku di sofa.

" Iya sayang.... ". Kata Umi Rani.

Setelah itu aku berjalan ke lantai 2 dan masuk kedalam kamarku. Saat itu aku langsung mandi karena gerah maka aku putuskan untuk mandi. Setelah mandi aku keluar dari kamar mandi yang berada didalam kamarku yang hanya selembar handuk yang menutupi tubuhku.

Saat berada didepan lemari bajuku aku menatap diriku didepan cermin. Aku teringat saat beberapa bulan lalu yang mana bermasturbasi yang berfantasi dengan adikku.

" Uhh... Tidak tidak.... Jangan lagi.... Astaghfirullah.... ". Batinku.

Lalu segera untukku menggunakan pakaianku. Aku takut kalau aku bersyahwat lagi dan melakukan hal itu lagi. Walaupun aku mengakui kalau itu rasanya sangat nikmat tapi aku menghindarinya.

Setelah aku menggunakan pakaianku lengkap dengan khimar dan cadar kesukaanku yaitu cadar bandana maka aku langsung turun ke lantai 1 untukku makan.


Sore hari aku berpamitan kepada Umi Rani karena ingin pergi ke rumah sahabatku Evi.

Singkat cerita aku sudah berada didepan rumah sahabatku Evi dan aku langsung memberi salam kepadanya.

" Assalamualaikum.... ". Salamku sambil mengetuk pintu rumahnya.

Tidak lama setelah itu pintu rumah tersebut terbuka. Kulihat sahabatku langsung memberi jawaban atas salamku dengan bahasa isyarat.

" Wa'alaikum salam.... Masuk yukk... ". Jawab sahabatku dan mempersilahkan aku untuk masuk masuk kedalam rumahnya menggunakan bahasa isyarat.

Aku pun langsung masuk kedalam rumah sahabatku.

" Seperti biasa ya Niss...makan minum ambil sendiri... Hehehehe.... ". Kata sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

Aku langsung mengacungkan jempolku. Kami pun langsung mengobrol bercerita serta diskusi bahkan debat soal agama.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pengetahuan sahabatku itu soal agama sangat luas bahkan aku sendiri pun kalah jauh pengetahuanku.

Sampai waktu jam 8 malam kami masih berdebat segala hal. Aku sangat kagum dengan sahabatku dengan pengetahuannya. Bahkan bukan cuma itu saja sahabatku pun juga menunjukan kitab-kitab yang berkaitan dengan debat kami walaupun sahabatku sendiri sudah menghafalnya.

" Subhanallah... Juara memang kamu vi... ". Batinku.

Aku juga banyak belajar dengannya bahkan aku sendiri bersedia kalau jadi murid atau santrinya.

" Udah ahh Niss debatnya sekarang waktunya istirahat... Hehehe". Kata sahabatku menggunkan bahasa isyarat.

Aku juga mengangguk dan kami langsung masuk kedalam kamar sahabatku.

" Niss... Setiap kamu menginap aku tidak pernah melihat kamu melepas cadarmu... Apa kamu sudah terbiasa seperti itu? ". Tanya sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Iya vi... Dari kecil aku hampir tidak pernah melepas cadarku kecuali mandi dan wudhu.... Bahkan tidur sekalipun aku pakai... ". Jawabku menggunakan bahasa isyarat.

" Subhanallah... Yasudah tidur yukk... ". Ajak sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

Aku pun mengangguk sembari tersenyum dibalik cadarku.

Kami pun tidur bahkan aku sangat lelap saat tidur sampai aku mendengar suara yang sedang berbicara. Saat aku lihat ternyata sahabatku sedang mengigau.

" Aa.. Uuuu.. Mmaa... Gg... Haahhaahaa.... ". Kata sahabatku mengigau.

Dengan suara yang seperti itu aku malah ngeri sendiri. Celat, serak, putus-putus dan aku juga melihat guratan senyum dipipinya yang membayang dibalik cadarnya.

Aku langsung membangunkan sahabatku itu.

" Vi... Bangun... Kamu kenapa....? ". Tanyaku.

Sahabatku langsung terbangun dari tidurnya. Saat melihatku tatapan mata tajamnya langsung mengarah kepadaku.

" Masya Allah vi... Kenapa sih....? ". Tanyaku lagi.

" Uhhh... Niss.... Aku mimpi nis... Mimpi bahagia... Hehehehe... ". Jawab sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Huh.... Apa vi....? ". Tanyaku menggunakan bahasa isyarat.

" Ehh.... Hmmm... Aku mimpi menikah Nis... Heheheh.... ". Jawab sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Masya Allah vi.... Hahahaha.... Sama siapa? ". Tanyaku menggunakan bahasa isyarat.

" Sama orang lah.... Ihhh.... Kepo.... ". Jawab sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Iss... Penasaran looohhhh..... ". Kataku menggunakan bahasa isyarat.

" Hehehe.... Udah ahh aku mau sujud malam dulu.... ". Kata sahabatku menggunakan bahasa isyarat.

" Masya Allah.... ". Kataku.

Lalu kamipun segera melaksanakan sholat malam yang saat itu aku lihat jam 2 pagi.

Hari-hari pun berlalu dan saat itu aku sudah pulang ke kampungku.

Saat malam hari entah kenapa aku sangat gelisah dan tidak bisa tidur. Tubuhku panas dingin, susuku nyeri, puting susuku gatal, kemaluanku serasa lembab.

" Astaghfirullah.... Kenapa tiba-tiba aku bersyahwat padahal tidak terjadi apa-apa tadi... ". Pikirku.

Saat aku sedang menahan gejolak syahwatku tiba-tiba pintu kamarku diketuk oleh ibuku dan langsung membukanya.

" Masya Allah niss.... Kamu kenapa... Kamu sakit? ". Tanya ibuku.

" Ti... Tidak bunda... Hanya saja tubuhku merasa aneh.... ". Jawabku.

Aku dan ibuku selalu transparan. Aku selalu cerita kepada ibuku apapun itu jadi aku tidak sungkan mau bercerita.

" Huh.... Kenapa sih... ". Tanya ibuku.

" Entah bunda... Tiba-tiba badanku panas dingin, susuku nyeri dan puting susuku gatal bunda.... ". Jawabku.

" Eh.... Terus...? ". Tanya ibuku lagi.

" Emm... Itu bunda... Ke... Kemaluanku lembab seperti basah bunda tapi beneran bunda aku tidak mikir yang aneh-aneh.... ". Kataku malu-malu.

" Ehh.... Astaghfirullah.... Ternyata kamu sudah dewasa ya sayang sepertinya baru kemarin deh kamu lahir.... Hihihi.... ". Kata ibuku.

" Maksudnya gimana bunda... Nissa tidak faham.... ". Kataku pura-pura tidak mengerti.

" Niss.... Itu tandanya kamu sedang bersyahwat dan biasanya itu sedang masa subur kamu.... Sudah sana bersihin kemaluan kamu terus ambil air wudhu dan sholat atau tadarus biar ilang syahwatnya... Kalau kamu turutin bisa bahaya kalau sampai ketagihan soalnya itu sifatnya nagih.... ". Terang ibuku.

Aku langsung saja berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluanku dan mengambil air wudhu.

Tapi setelah aku melakukan semua yang ibuku sarankan kepadaku, aku masih saja merasakan gejolak syahwat bahkan semakin besar.

Panik, gelisah, bingung itulah yang kurasakan. Aku hanya mondar mandir saja. Saat itu jam 11 malam dan adikku sudah tidur sejak jam 8 malam tadi. Ketika aku sedang mondar mandir ternyata ibuku mengetahui.

" Niss... ". Kata ibuku.

Sontak saja aku sangat terkejut mendengar suara ibuku memanggilku.

" Astaghfirullah.... Bunda.... ". Kataku terkejut.

" Ihh... Kamu kenapa sih... Mondar mandir begitu.... ". Tanya ibuku.

" Entah bunda aku bingung... Niss.... Nissaa.... ". Kataku gugup.

" Kenapa? Apa masih bersyahwat kamunya??? Hihihi ". Tanya ibuku.

" Ehh... Umm... Itu... ". Jawabku.

" Sini sayang ke kamar bunda... Yuk... ". Ajak ibuku.

Aku hanya mengekor saja dibelakang ibuku yang berjalan ke kamarnya yang semula dari ruang tv.

Setelah aku dan ibuku masuk di kamar ibuku. Kulihat ibuku membuka lemari bajunya dan mengambil sesuatu yang aku tidak tau apa itu.

Kulihat ibuku mengambil kotak kecil berwarna merah jambu.

" Niss... Apa kamu sudah melakukan saran bunda tadi? ". Tanya ibuku.

" Sudah bunda... ". Jawabku menunduk.

" Dan sekarang kamu masih merasa bersyahwat? ". Tanya ibuku.

Aku hanya mengangguk tidak tau apa yang harus aku lakukan.

" Gini niss... Ketika kamu sedang bersyahwat kamu harus dan wajib mengalihkan pikiran kamu dan tubuh kamu... Misal tadarus atau sholat bahkan berdzikir... Selama yang kamu bisa... Tapi kalau rasa itu malah semakin naik dan seperti tidak bisa dibendung.... ". Kata ibuku terpotong.

Aku bingung apa yang akan bunda katakan kepadaku.

" Apa bunda...? ". Tanyaku.

" Sepertinya kamu sangat mirip dengan bunda Nis... ". Kata ibuku sambil tersenyum.

" Maksud bunda? ". Tanyaku.

" Dulu waktu bunda seumuran kamu bunda sangat susah untuk membendung syahwat bunda... Hanya saja bedanya bunda umur 17 tahun sudah menikah jadi ada penyalurnya tapi kamu kan belum menikah.... Jadi.... Nih bunda kasih ini.... Bunda sudah tidak membutuhkannya lagi.... Itu dulu bunda beli sama ayahmu.... Hihihi..... Tapi ingat pesan bunda... Kontrol dan selagi kamu bisa bendung maka bendunglah tapi kalau tidak ya mau gimana lagi.... ". Jelas ibuku.

Aku semakin bingung dengan ibuku. Dan aku hanya menerima saja kotak kecil berwarna merah jambu yang diberikan oleh ibuku.

" Sudah bukanya dikamar kamu saja.... Jangan sampai itu terlihat orang... Simpan rapat-rapat.... Duhh.... Kamu ini yaa.... Udah sana bunda mau istirahat... Ngantuk... Oiya jangan keseringan itu sifatnya nagih.... ". Jelas ibuku.

Aku hanya mengangguk dan pergi ke kamarku.

Setelah masuk ke dalam kamarku aku langsung menutup pintu kamarku dan menguncinya. Aku penasaran kotak apa yang diberikan ibuku kepadaku.





Lanjut besok lg ya hu....


Seadanya dulu ya.......


Salam.....
Lanjut gan makin seru nih
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd