Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut....




KEMBALI KE AZAM.

Aku mendengar Kak Nissa bercerita semua pengalamannya saat masih duduk dibangku sekolah sampai lulus kuliah dengan perasaan campur aduk. Susah senang nya Kak Nissa bercerita tentang pengalamannya yang selama ini digelutinya menjadi sebuah lakon yang sangat epic menurutku. Semua pengalamannya dia ceritakan bahkan sampai pengalaman birahi sekalipun ikut serta dalam sebuah ceritanya.

Sebenarnya masih banyak dan panjang jika aku ceritakan tetapi cukup aku ringkas saja untukku tulis dalam suatu cerita.

Malam itu aku mendengarkan semua cerita pengalaman Kak Nissa dengan seksama dan fokus. Jarang sekali aku menyela atau hanya sekedar bertanya. Yang jelas aku sudah mengetahui semua tentang Kak Nissa.

" Dek... Masihkah kamu sayang sama kakak? Masihkah kamu mencintai kakak? Kamu sekarang sudah tau semua tentang kakak bahkan aib sekali pun kakak ceritakan.... ". Tanya Kak Nissa.

" Mana mungkin aku tidak sayang dan cinta sama kakak... Justru dengan adanya kakak ceritakan semua, entah kenapa aku jadi lega dan semakin sayang dan cinta sama kakak.... Apalagi kakak sudah berusaha membuatku klimaks tadi yang bahkan aku sendiri sudah lupa akan rasanya dan putus asa... Kak... Maafin aku yaa... Banyak sekali kesalahan yang aku perbuat dengan kakak apa lagi tadi hehehhee si otong nancap di anal kakak.... Hehehehe..... ". Kataku sambil melihat langit-langit kamar dan tertawa.

" Dasar mesum.... Iyaa dek... Kakak juga yaa.... Kalau soal nancap sih memang kemauan kakak.... Ahahahhaaa..... Tapi kakak bersyukur dek dan maaf dek hanya itu yang bisa kakak lakuin untuk membantumu.... ". Kata Kak Nissa sambil tertawa.

Aku mendengar penuturan Kak Nissa menjadi sangat terharu.

" Kak... Kalau kakak sudah menikah kelak apa aku boleh nancepin si otong lagi tidak....? ". Tanyaku asal sambil cengengesan.

" Dihhhh.... Maunyaaaa..... Tidak mau lah kakak... Ahahahahaaa.... Kan sudah bukan punya adek hihihi.... Oiya dek... Sekarang jam berapa? ". Kata Kak Nissa.

" Ahaha.... Mana tau kan boleh... Hihihi.... Hmmm hampir jam 12 malam kak.... ". Kataku sambil melihat jam pada hapeku.

" Sudah malam dek... Bobok yuk... Besok jam 6 kita cek out.... " Kata Kak Nissa sambil memelukku dalam selimut.

Aku pun juga merasa lelah dan mengantuk karena pertarungan tadi, aku mulai memejamkan mataku. Walaupun Kak Nissa memelukku sambil bertelanjang begitu juga denganku dibalik selimut yang kami gunakan tapi rasa lelah dan kantuk tidak bisa kami tahan lagi dan aku pun mulai terlelap dalam tidurku.

Selama 2 hari kedepan tidak ada aktifitas syahwat yang kami lakukan. Kami sibuk dengan jalan-jalan. Banyak sekali tempat wisata yang kami kunjungi dan juga wisata kuliner. Kota ini benar-benar istimewa menurutku. Bukan cuma budaya dan pendidikannya tapi wisata dan kelestarian alamnya juga masih cukup terjaga walaupun termasuk kota yang padat. Jujur saja selama aku berada dikota ini aku tidak pernah pergi-pergi bahkan untuk sekedar refreshing saja. Hanya kerja-kerja dan kerja saja yang aku lakukan. Banyak alasan kenapa aku melakukan itu salah satunya karena syahwatku yang tinggi jadi aku tidak mau untuk melakukan hal-hal yang menurutku membuatku naik syahwat termasuk juga colay.

Saat Kak Nissa hendak pulang ke tanah kelahirannya aku merasa sangat kesepian. Aku mengantarkan Kak Nissa sampai ke bandara.

" Adek... Jaga diri baik-baik... Jangan aneh-aneh dan sembrono... Tidak lama lagi kakak juga pulang ke kota ini kok... Insya Allah.... ". Kata Kak Nissa sambil tersenyum dibalik cadarnya.

" Ehhh... Iyaa kak... Aku tau... Paling kalau kakak pulang kekota ini aku pulang kak.... ". Kataku sambil menahan air mataku.

" Harus dek... Kalau tidak bunda sama siapa...? ". Kata Kak Nissa.

" Iya Kak.... ". Kataku.

" Yasudah kakak masuk ya dek... Makasih sudah buat kakak senang selama disini dek.... ". Kata Kak Nissa.

Aku hanya mengangguk saja saat itu. Ingin sekali aku melarang Kak Nissa untuk pulang tapi mau gimana lagi, ibuku sendirian dirumah.

Saat aku sedang melamun Kak Nissa langsung memelukku dan menangis. Aku pun juga memeluknya dengan erat.

Tidak lama setelah itu Kak Nissa mengucapkan salam kepadaku.

" Assalamualaikum... ". Salam Kak Nissa sambil mengelus pipi kiriku dengan tangan kanannya.

" Waalaikum salam.... ". Jawabku.

Kulihat Kak Nissa mulai berjalan masuk kedalam bandara. Aku yang saat itu tidak mau terlarut dalam kesedihanku karena ditinggal Kak Nissa akupun langsung berbalik dan bergegas pulang.

Beberapa hari kedepan aku mulai aktifitasku seperti biasanya. Kerja dan kerja yang bisa aku lakukan.

Hari senin saat itu kalau tidak salah pada saat aku hendak pulang ke kost tiba-tiba Mbak Azizah memanggilku.

" Azam.... Ikut mbak sebentar.... ". Kata Mbak Azizah.

Aku hanya mengangguk saja saat itu. Aku mengikuti Mbak Azizah dari bekalang. Sampai saat itu masuk kedalam rumahnya akupun dipersilahkan untuk duduk.

Usaha dan rumah Mbak Azizah itu masih satu lingkungan rumah yang mana bagian depan rumahnya itu dibangun untuk usahanya dan rumahnya ada pada bagian belakang tempat usahanya.

" Baik Mbak... ". Kataku sambil duduk disofa ruang tamu.

Sebenarnya aku sering untuk masuk kedalam rumahnya yang hanya sekedar memberikan laporan dan juga mengambil barang untuk usahanya.

Mbak Azizah pun mengambil teh kotak pada show chase yang mana terletak pada ruang tamu dipojok kanan dibawah tangga untuk naik ke atas yang mana aku belum pernah untuk aku kunjungi.

" Nah... Diminum Zam... ". Kata Mbak Azizah sambil duduk didepanku.

" Baik Mbak... Tapi ada apa ya Mbak? ". Tanyaku.

" Hmm... Tidak ada Zam hanya ingin ngobrol saja.... ". Jawab Mbak Azizah.

Aku melihat Mbak Azizah melihatku dengan tajam. Itu yang membuatku kikuk dan tidak enak mengingat Mbak Azizah itu sarjana Psikolog yang mana masih 1 kelas dengan Kak Nissa yang membuatku gugup takut kalau Mbak Azizah mengetahui sesuatu antara aku dan Kak Nissa yang sudah kami lakukan.

" Haaahhhh.... Azam.... Mbak tau kalau Nissa sudah ceritakan semuanya... Mbak hanya mohon sama kamu untuk tidak menceritakan tentang masa lalu Mbak... ". Kata Mbak Azizah.

Deg....

Seperti disambar petir disore hari. Seketika aku langsung keringat dingin karena Mbak Azizah mengetahui kalau masa lalu nya diketahui olehku.

" Tidak usah gugup atau merasa tidak enak Zam... Sebelumnya kakakmu Nissa sudah memberitahu Mbak kalau mau cerita semua pengalamannya selama kuliah disini dan tidak mungkin kalau tidak cerita tentangku yang mana Mbak dan kakakmu Nissa itu lebih dari sekedar sahabat... Bahkan sudah seperti saudara sendiri... ". Sambung Mbak Azizah.

" Ehhh... I-itu.... Ummm.... I-iyaa Mbak.... ". Kataku gugup.

Entah kenapa saat itu mulutku susah mau digerakkan.

" Mbak juga tau semuanya tentangmu... Semua yang kamu lakukan selama ini mbak tau semuanya.... Haaahhhhh.... Aneh ya Zam.... Seperti kutukan saja tapi yaahhh kita hanyalah manusia biasa Zam yang tidak luput dari kekhilafan... ". Kata Mbak Azizah.

Aku mendengar itu pun langsung terkejut. Kepalaku penuh dengan pertanyaan yang ingin aku tanyakan tapi susah untuk melakukannya.

" Tidak usah takut Zam.... Santai saja... Oiya gimana rasanya Zam.... Hihihi.... Selamat ya sudah bisa klimaks lagi... Hihihi.... ". Kata Mbak Azizah sambil cengengesan.

" A-ahhh... I-iituu.... ". Kataku terkejut.

" Ahahaha.... Azam.... Azam.... Kakakmu sudah ceritakan semuanya... Sebelum kakakmu ke sini kakakmu sudah ceritakan semua rencananya sama mbak Zam.... Tadinya mbak menentang dan takut kalau akan kebablasan tapi mbak bersyukur itu tidak terjadi... Kamu memang laki-laki Zam.... Coba bayangkan kalau sampai kebablasan seperti mbak.... Kan bisa bahaya Zam bahkan entah calon suaminya itu mau menerima kakakmu atau tidak mengingat statusnya itu.... Tapi kamu melakukan yang terbaik Zam... Tidak mementingkan egomu dan mengerti akan suasananya.... ". Kata Mbak Azizah.

" Memang ngeri ini Mbak Azizah sama Kak Nissa.... ". Pikirku.

Benar juga mengingat status calon suaminya itu. Aku sangat bersyukur atas apa yang sudah aku lakukan itu tepat tanpa merusak sesuatu yaahhh walaupun segel belakang sudah aku jebol sihh.

" Iya mbak... Aku juga tidak mau hanya gara-gara aku kakak jadi kehilangan harapan.... ". Kataku.

" Kamu itu nyindir atau gimana sih.... ". Kata Mbak Azizah sambil cemberut.

" Eehhhh.... Tidak mbaaakkkk... Serius.... ". Kataku salah tingkah.

Memang sih Mbak Azizah itu aku akui kalau dia itu cantik apalagi saat cemberut begitu yang membuatku gemas dengannya.

" Ahahahaa.... Santai saja.... Sekarang lebih baik kamu pulang trus mandi karena nanti habis maghrib akan ada acara dirumahmu.... Kakakmu sudah kasih tau mbak.... Cepet sana pulang... ". Kata Mbak Azizah sambil berdiri.

" Huhh... Acara apaan yaa.... Kenapa kakak tidak memberitahu aku.... ". Pikirku.

" Apaan mbak.... ". Tanyaku.

" Huh.... Belum bilang ya.... Hmmm.... Lihat saja nanti.... Sana pulang.... ". Jawab Mbak Azizah.

" Huh.... Yasudah mbak aku pulang... Assalamualaikum.... ". Salamku.

" Waalaikum salam.... ". Jawab Mbak Azizah.

Aku pun bergegas untuk pulang ke kost dan sesampainya dikost aku baru ingat kalau hari ini calon suami Kak Nissa datang ke rumah untuk melamar Kak Nissa.

" Duhhh... Bodohnya aku ni.... Kenapa baru ingat.... Pantaslah Mbak Azizah suruh cepat pulang mengingat sebentar lagi maghrib... ". Batinku.

Aku pun bergegas untuk mandi dan tidak lama setelah aku selesai mandi terdengar suara Adzan maghrib. Tanpa menunggu lama lagi aku langsung saja sujud maghrib saat itu.

Setelah melakukan semuanya pikiranku tidak tenang. Entah kenapa aku sangat gugup saat itu. Sampai-sampai kerongkonganku kering dan berkeringat.

" Ya Tuhan semoga berjalan dengan baik dan lancar ". Doaku untuk Kak Nissa.

Sampai jam 6.30 tiba-tiba hapeku berbunyi saat kulihat ternyata Kak Nissa menelfonku dengan via video call maka segera aku angkat video call Kak Nissa.

" Assalamualaikum Kak.... ". Salamku.

" Waalaikum salam... Dekk... Doain kakak yaa semoga lancar.... Ehhh ada Evi lohh dek.... Viiii ini Azam.... ". Kata Kak Nissa sambil memanggil kak Evi.

Saat itu kulihat kalau Kak Nissa sangat cantik walaupun dengan cadarnya. Kulihat memakai khimar berwarna ungu dan cadar bandana ungu juga serta gamis berwarna ungu pula.

" Duhh kak... Betapa sedihnya aku kalau kakak tau perasaanku sekarang.... ". Batinku.

Kulihat layar di hapeku dipegang oleh Kak Evi.

" Assalamualaikum.... ". Kataku menggunakan lisanku.

Kulihat saat itu kak Evi juga tifak kalah cantik dengan Kak Nissa. Saat itu Kak Evi menggunakan serba hitamnya dengan cadar bandana hitam.

" Duhhh... Mata itu.... Kenapa aku jadi sangat kangen dengan pemilik mata tajam itu.... ". Pikirku.

" Waalaikum salam.... Gimana kabarnya Zam.... ". Kata Kak Evi menggunakan bahasa isyaratnya.

" Alhamdulillah baik... Kakak gimana.... Sudah sehat kah....? ". Kataku.

Kulihat mata Kak Evi melihatku sangat tajam. Aku lupa kalau Kak Evi tidak mau dipanggil kakak olehku.

" Duhhh... Salah omong akuu...... ". Pikirku.

Tiba-tiba layar hapeku berpindah ke Kak Nissa lagi.

" Lohhh... Kenapa vii...? ". Kata Kak Nissa.

" Ellaaahhh.... Kamu sih dek.... Marah itu evi sampai keluar kamar kakak.... Entah nangis kayaknya... Kenapa sih.... ". Tanya Kak Nissa.

" Eehhh... Anu kak... Aku lupa kalau kak evi tidak mau aku panggil kak evi maunya evi saja.... Hehehe.... ". Jawabku cengengesan.

" Dihhhh.... Dasar.... Kasihan tau dek... Nunggu kamu lama banget sampai sembuh loh dia... Malah sudah mengajar sekarang... Cepet pulang trus nikahin evi.... ". Kata Kak Nissa.

" Yeee.... Sabar lah kak.... Aku pengen kakak dulu yang nikah baru akunya... Oiya kak sudah mulai acaranya? Trus bunda mana.... ". Kataku.

" Bunda lagi didepan dek... Ramai disini bahkan sampai bibi sarah datang loh dari medan hihihi.... Ada abi, umi, keluarga ustadz Pawan juga trus ada pak RT pak RW.... Ramai pokoknya... ". Kata Kak Nissa.

" Lahhh... Banyak amaaattt..... ". Kataku.

Aku terkejut saat itu ternyata banyak yang diundang oleh ibuku bahkan Bibi Sarah juga datang.

Bibi Sarah itu kakaknya ibuku, beliau tinggal dimedan ikut suaminya tapi sampai serang belum diberi keturunan karena setelah menikah dengan suaminya selang beberapa hari setelah menikah dan pindah ke medan suaminya meninggal karena sakit jantung yang beliau derita sejak lama. Maka dari itu sekarang Bibi Sarah menjanda sampai sekarang tidak mau menikah lagi karena cintanya dengan almarhum suaminya sangat dalam.

Lalu aku mendengar suara Bunda memanggil Kak Nissa dari depan pintu kamar Kak Nissa.

" Nissa.... Yukk kedepan... Sudah ditunggu... " Kata ibuku.

" Iya bunda... ". Kata Kak Nissa.

" Dekk jangan dimatiin sampai acara selesai yaa... Nanti kamu tau apa yang kakak mau dan kakak mau buat kejutan untuk calon kakak iparmu.... Hehehee.... ". Kata Kak Nissa.

Bahagia... Itulah yang aku lihat dari Kak Nissa. Pancaran kebahagiaan yang belum pernah aku lihat saat itu. Aku yang melihat itu pun seolah olah ikut merasakan apa yang Kak Nissa rasakan.

" Iya iyaa... Apaan sih.... ". Kataku.

Setelah itu Hape Kak Nissa diberikan ke Kak Evi yang mana Kak Evi langsung memindahkan cameranya menjadi camera belakang. Aku bisa melihat begitu ramainya dirumah saat itu.

Aku melihat Kak Nissa sudah duduk didepan yang kutebak itu calon suaminya.

" Hmm... Selera kakak benar-benar tinggi... ". Pikirku.

Kulihat memang tampan orang itu yang saat itu memakai gamis putih polos serta memakai kopiah putih juga.

Aku hanya diam dan menyimak acara itu yang mana aki sudah memakai headset supaya terdengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan.

Setelah perkenalan yang mereka lakukan kulihat setelah itu giliran Kak Nissa yang berbicara.

" Sebelumnya saya meminta maaf kepada pak kyai dan ibu nyai serta gus azmi dan juga seluruhnya yang hadir di acara ini tapi saya tidak akan menerima lamaran ini dan tidak akan membuka cadar yang saya kenakan ini.... ". Kata Kak Nissa dengan tegas.

" Astaghfirullah.... Apa yang dipikirkan kakak.... Duhhh.... ". Batinku.

Aku yang melihat walaupun menggunakan layar hapeku dan mendengar Kak Nissa berbicara menjadi syok dan jengkel.

Secara sudah jauh-jauh datang dan setelah sampai langsung melamar dan lamarannya ditolak mentah-mentah oleh Kak Nissa.

" Kak.... Ohhhh.... Astghfirullah.... Apa-apaan ini.... ". Kataku terkejut.

" Evi apa sih yang dipikirkan Kak Nissa.... Masya Allah.... ". Kataku kepada Kak Evi karena aku tau kalau yang pegang hape Kak Nissa adalah Kak Evi.

Tapi tidak Ada jawaban oleh Kak Evi.

" Ya ampun.... ". Kataku.

Lalu aku coba untuk mendengarkan lagi Kak Nissa berbicara.

Aku juga melihat kalau yang hadir dalam acara tersebut terkejut juga dengan apa yang Kak Nissa bicarakan kecuali ibuku yang nampak sangat tenang.

" Masya Allah... Apa saya boleh tau kenapa wening menolak lamaran ku... ". Kata calon suami Kak Nissa.

" Tidak ada alasan apapun kenapa saya menolak lamaran gus azmi.... Akan tetapi saya hanya ingin Gus Azmi berfikir secara matang dan kedewasaannya saja... Gus... Kenapa saya menolak lamaran ini karena malam ini juga saya ingin Gus Azmi menikahi saya secara agama dan setelah itu baru saya membuka cadar yang saya kenakan ini.... ". Kata Kak Nissa.

Aku mendengar itu langsung bertambah syok. Kepalaku langsung pusing. Aku pun langsung memegang kepalaku.

" Masya Allah.... Duhhhh evi kepalaku malah pusing... ". Kataku kepada Kak Evi.

Aku melihat juga semua yang hadir di acara itu tambah terkejut tidak terkecuali calon suaminya.

" Setelah itu baru mengurus semua untuk dibawa ke jenjang negara kita urus bersama sama... Gus.... Apakah anda bersedia...? ". Kata Kak Nissa.

Aku bisa melihat kalau calon suami Kak Nissa itu tersenyum.

" Dengan mahar apa wening ingin aku nikahin malam ini... ". Tanya calon suami Kak Nissa.

" Tidak berat Gus... Saya hanya menginginkan surat alfatikah saja sebagai maharnya.... ". Jawab Kak Nissa dengan mantap.

" Baiklah aku nikahin wening secara agama sekarang juga... ". Kata calon suami Kak Nissa dengan tegas dan yakin.

Aku mendengar semua itu hatiku langsung bergetar. Tanpa terasa air mataku mengalir. Entah apa yang aku rasakan saat itu. Bahagia, sedih, aku tidak bisa membedakannya. Terharu jelas aku terharu tapi disisi lain aku seperti tidak merelakan kalau Kak Nisa dimiliki oleh orang lain.

" Tidak.... Aku tidak bisa seperti ini... Aku harus melihat kakak bahagia dan aku harus ikhlas.... ". Pikirku.

Setelah itu aku melihat semua orang yang ada disitu bersiap untuk acara yang tidak direncanakan itu.

" Sebagai waliku saya menunjuk abi Ikhsan selaku adik dari ayahku... ". Kata Kak Nissa.

Sampai saat itu aku hanya melihat acara tersebut melalui layar hapeku. Aku melihat Kak Nissa segera bersiap dan Abi Ikhsan berada disamping kanan Kak Nissa yang ditemani oleh ibuku disisi kanan Kak Nissa.

Setelah semua bersiap maka dimulailah acara pernikahan tersebut. Dengan mantap dan tegas calon suami Kak Nissa itu mengucapkan ikrar sakral bagi pernikahan.

Sampai dimana calon suami Kak Nissa membacakan surat alfatikah sebagai mahar yang Kak Nissa minta dengan jelas dan tegas.

Begitu selesai maka Abi Ikhsan pun bertanya kepada semua orang yang hadir di acara itu.

" SAH...? ". Kata Abi Ikhsan.

Tiba-tiba Kak Nissa berteriak dengan kencang memanggilku.

" Adekku Azaaaammm.... Apakah sahhhh.... ". Teriak Kak Nissa tanpa melihat hapenya yang sedang dipegang oleh Kak Evi.

Seketika semua orang langsung terdiam saat Kak Nissa meneriakan namaku.

Aku yang saat itu menangis pun terkejut karena terikan Kak Nissa.

" Aku harus bisa... Aku harus ikhlas... ". Pikirku.

Dan pada saat itu juga setelah aku berfikir aku mengucapkan....

" SAH.... Kak.... SAH... ". Kataku sambil sedikit berteriak dan sesenggukan supaya terdengar orang yang hadir disana.

Seketika itu Kak Nissa dan ibuku langsung mengucapkan...

" Alhamdulillaaaaaaahhhh yaa Allah.... ". Kata Kak Nissa dan ibuku bersamaan.

" SAAAAAHHHHHHHH ". Lanjut semua orang yang ada disana.

" Alhamdulillahhh.... ". Kata semua orang yang ada disana.

Aku saat itu mencoba untuk tenang. Aku pun bisa mendengar suara orang menangis yang mana suara itu putus-putus dan serak tapi tidak aku hiraukan saat itu karena aku sedang fokus ke acara itu.

Setelah beberapa saat ayah dari suami Kak Nissa pun mulai berdoa dan diaminkan semua orang yang ada disitu termasuk juga aku yang mana aku sudah mengikhlaskan Kak Nissa bersama dengan suaminya walaupun sangat berat.

Setelah selesai berdoa aku melihat Kak Nissa berpindah duduknya yang semula di samping kiri ibuku menjadi didepan Gus Azmi selaku suaminya.

Setelah itu ibuku baru berbicara yang semula banyak untuk diam.

" Nissa cium tangan suamimu dan setelah itu... Gus... Bukalah cadar istrimu dan lihatlah wajah wanita yang sekarang menjadi pendamping hidupmu serta cium keningnya... ". Kata ibuku.

Setelah itu aku melihat kedua tangan Kak Nissa memegang tangan kanan suaminya lalu diangkat dan diciumnya tangan kanan itu. Setelah Kak Nissa mencium tangan kanan suaminya barulah suaminya membuka cadar Kak Nissa secara berlahan. Setelah terbuka orang yang ada disana melihat wajah Kak Nissa langsung tersenyum bahagia. Tidak lupa juga dengan suami Kak Nissa yang saat itu langsung meneteskan air matanya dan seketika itu tangan kanan Kak Nissa menyeka air mata suaminya itu sambil tersenyum dan menggelengkan kepala menandakan " Janganlah menangis ".

Aku melihat itu pun dapat melihat betapa tulusannya kasih sayang dan cinta mereka. Aku yang hanya seorang adik tidak bisa untuk berbuat apa-apa lagi ketika kakak gadisnya menikah dan dibawa oleh suaminya.






Maaf ya hu updatenya fokus ke drama ya memang seperti ini hu... Ane nulis bagian ini sangat terharu dan jari2 bergetar hu soalnya momen inilah yang sangat ane kenang hu jadi ane tulis aja...

Yaahhh segitu dulu yaa....

Salaaaammmm......
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd