begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 618
- Like diterima
- 10.823
Kesan Menjaga Rumah Tante
Tanteku menyuruh aku menjaga rumahnya karena tanteku mau pergi beberapa hari ke Surabaya ikut suaminya kunker.
Tanteku bukan takut rumahnya digondol maling, melainkan di rumahnya ada kakak dari suaminya. Kakak dari suaminya ini belum terlalu tua, tapi sudah suka pelupa.
Ia pergi ke pasar, tetapi di tengah jalan tiba-tiba ia bisa pulang lagi, karena di pikirannya ia merasa kompor belum dimatikan apinya, tetapi sesampai di rumah ternyata kompor nggak apa-apa.
Ada lagi peristiwa yang lain. Ia pergi ke rumah sakit. Di tengah jangan, ia bilang stop kontak setrika belum dicabut, balik ke rumah, ternyata sudah.
Tengah malam ia terbangun. Katanya pintu rumah belum dikunci. Ternyata sudah.
Daripada kakak iparnya ini sendirian di rumah nanti ia tidak tenang, tanteku menyuruh aku menemaninya.
Maka itu pekerjaanku di rumah tanteku hanya main games, nonton televisi, terus capek, lalu tidur-tiduran.
Makanan sudah disiapkan oleh tanteku di kulkas. Kalau mau makan, tinggal dipanaskan saja, atau kalau kurang, bisa beli secara online.
Kakak ipar dari tanteku ini tidak menikah. Ia punya rumah, tetapi jarang di tempati. Hidupnya selalu berpindah-pindah dari rumah saudaranya yang satu berpindah ke rumah saudaranya yang lain. Dan berhubung ia baik, saudaranya atau keponakannya dengan senang hati mau menerimanya untuk tinggal di rumah mereka.
Ia tidak susah untuk diajak ngobrol. Karena ia juga sudah lama kenal dengan aku, sehingga akupun gampang mengajaknya ngobrol apa saja.
Kadang-kadang aku suka membayangkan ia setua ini masih perawan, aku suka terangsang membayangkannya. Berhubung aku berkesempatan menginap beberapa hari di rumah tanteku, aku berencana memperkosanya.
"Tante cantik..." kataku. "Kenapa tidak menikah sih...?"
"Terserah aku, mau menikah atau tidak...!" jawabnya ketus kali ini. Mungkin ia tersinggung ditanya masalah pribadinya. "Untuk apa kamu ngurus aku...?"
"Weee... siapa yang mau ngurus Tante..." jawabku mengejek. "Untung nggak, rugi iya, capek-capekin aja..."
Handphoneku berbunyi. Rupanya dari tanteku. Tanteku mengabarkan aku bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan. Tanteku tinggal sendirian di hotel.
"Kalau tau gitu, Tante gak mau ikut, Miko..." kata tanteku terdengar suaranya kecewa di seberang sana. "Sesampai di sini Ommu langsung sibuk dengan pekerjaannya... bagaimana dong, Ko... kalau deket, mau deh Tante nyuruh kamu kesini temani Tante sementara..."
"Sabar aja Tante... istirahat dulu, nikmati... jangan mikirin belanja..."
"Oke deh, Ko... inget ya sama orang tua yang satu itu, jangan dilepasin pergi kemana-mana sendiri..."
"He..he... barang anti ya, Tante..."
"Iya... sudah ya, Ko... cupp... cupp... sayang..."
Selesai telepon, aku melihat Tante Mala sedang duduk menggunting kuku kakinya dengan menaikkan satu kakinya ke tempat duduk di kursi yang didudukinya. Pahanya terpelongoh, sehingga bisa kulihat sampai ke celana dalam yang dipakainya.
Fuii..iihhh...
Tanteku menyuruh aku menjaga rumahnya karena tanteku mau pergi beberapa hari ke Surabaya ikut suaminya kunker.
Tanteku bukan takut rumahnya digondol maling, melainkan di rumahnya ada kakak dari suaminya. Kakak dari suaminya ini belum terlalu tua, tapi sudah suka pelupa.
Ia pergi ke pasar, tetapi di tengah jalan tiba-tiba ia bisa pulang lagi, karena di pikirannya ia merasa kompor belum dimatikan apinya, tetapi sesampai di rumah ternyata kompor nggak apa-apa.
Ada lagi peristiwa yang lain. Ia pergi ke rumah sakit. Di tengah jangan, ia bilang stop kontak setrika belum dicabut, balik ke rumah, ternyata sudah.
Tengah malam ia terbangun. Katanya pintu rumah belum dikunci. Ternyata sudah.
Daripada kakak iparnya ini sendirian di rumah nanti ia tidak tenang, tanteku menyuruh aku menemaninya.
Maka itu pekerjaanku di rumah tanteku hanya main games, nonton televisi, terus capek, lalu tidur-tiduran.
Makanan sudah disiapkan oleh tanteku di kulkas. Kalau mau makan, tinggal dipanaskan saja, atau kalau kurang, bisa beli secara online.
Kakak ipar dari tanteku ini tidak menikah. Ia punya rumah, tetapi jarang di tempati. Hidupnya selalu berpindah-pindah dari rumah saudaranya yang satu berpindah ke rumah saudaranya yang lain. Dan berhubung ia baik, saudaranya atau keponakannya dengan senang hati mau menerimanya untuk tinggal di rumah mereka.
Ia tidak susah untuk diajak ngobrol. Karena ia juga sudah lama kenal dengan aku, sehingga akupun gampang mengajaknya ngobrol apa saja.
Kadang-kadang aku suka membayangkan ia setua ini masih perawan, aku suka terangsang membayangkannya. Berhubung aku berkesempatan menginap beberapa hari di rumah tanteku, aku berencana memperkosanya.
"Tante cantik..." kataku. "Kenapa tidak menikah sih...?"
"Terserah aku, mau menikah atau tidak...!" jawabnya ketus kali ini. Mungkin ia tersinggung ditanya masalah pribadinya. "Untuk apa kamu ngurus aku...?"
"Weee... siapa yang mau ngurus Tante..." jawabku mengejek. "Untung nggak, rugi iya, capek-capekin aja..."
Handphoneku berbunyi. Rupanya dari tanteku. Tanteku mengabarkan aku bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan. Tanteku tinggal sendirian di hotel.
"Kalau tau gitu, Tante gak mau ikut, Miko..." kata tanteku terdengar suaranya kecewa di seberang sana. "Sesampai di sini Ommu langsung sibuk dengan pekerjaannya... bagaimana dong, Ko... kalau deket, mau deh Tante nyuruh kamu kesini temani Tante sementara..."
"Sabar aja Tante... istirahat dulu, nikmati... jangan mikirin belanja..."
"Oke deh, Ko... inget ya sama orang tua yang satu itu, jangan dilepasin pergi kemana-mana sendiri..."
"He..he... barang anti ya, Tante..."
"Iya... sudah ya, Ko... cupp... cupp... sayang..."
Selesai telepon, aku melihat Tante Mala sedang duduk menggunting kuku kakinya dengan menaikkan satu kakinya ke tempat duduk di kursi yang didudukinya. Pahanya terpelongoh, sehingga bisa kulihat sampai ke celana dalam yang dipakainya.
Fuii..iihhh...