Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ketika Birahi Berdesir update Part 08

Part 04




R
umah Tante Tetty tidak besar. Tapi kelihatannya nyaman. Di seberang jalan sana ada taman kecil, untuk tempat bermain anak – anak.

Ketika aku tiba di rumah Tante Tetty, jam tanganku sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Memang pantas kalau Mama menyuruhku mengantarkan Tante Tetty pulang. Karena kalau dia pakai kendaraan umum, sendirian dalam keadaan hamil tua pula, tentu ada resiko yang harus dihindari.

Begitu masuk ke dalam rumah Tante Tetty, pandanganku langsung ke celana jeans yang dikenakannya. Dan langsung berkomentar, “Bisa – bisanya Tante pake celana jeans dalam keadaan hamil begitu. “

“Ini kancelana jeans khusus buat oranbg hamil Do. Coba lihatlah, “ kata Tante Tetty sambil melepaskan jaket dan blousenya. Sehingga aku bisa melihat bahwa celana jeansnya berbeda dengan celana jeans yang dipakai wanita tidak hamil. Bagian pinggangnya terbuat dari kain yang ada busa di dalamnya. Sementara celana jeans itu sendiri disatukan dengan kain yang melilit bagianb bawah perutnya. Pantasan Tante Tetty tampak nyaman – nyaman saja mengenakan celana jeans itu. Ternyata ada juga celana jeans khusus untuk wanita hamil tua seperti Tante Tetty.

Tapi setelah tinggal celana jeans khusus dan beha salur – salur hitam putih, perhatianku malah tertuju pada perut buncit Tante Tetty. Maka aku melangkah maju, sambil mengusap – usap perut Tante Tetty yang laksana balon gas mau meledak itu saking kencangnya.

“Nah, “ kata Tante Tetty, cara melepaskan celana jeans ini mudah sekali, lihatlah. “ Tante Tetty membuka kancing perekat yang ada di bagian belakang celana jeansnya. Lalu celana jeans khusus itu jatuh ke kaki Tante Tetty, saking mudahnya untuk melepaskan celana khusus wanita hamil itu. Tapi yang membuatku terkejut, memek Tante Tetty langsung terbuka penuh. Karena Tante Tetty tidak mengenakan celana dalam ... !

Aku pun berjongkok di depan kaki Tante Tetty. Sambil menciumi memek adik Mama itu. Memek yang sudah dicukur habis, tapi sudah tumbuh lagi bintik – bintik hitam dan jembut yang mulai tumbuh lagi.

“Sebentar, “ kata Tante Tetty sambil melangkah mundur, “Kalau memek tante mau dijilatin, tantenya jangan berdiri. Karena kaki tante jadi pegel nanti. “

Lalu Tante Tetty memberi isyarat agar aku mengikutinya masuk ke dalam kamarnya. Setelah berada di dalam kamarnya, Tante Tetty merebahkan diri di atas bed, tanpa melepaskan behanya, dengan kedua kaki terjuntai ke lantai.

Lalu Tante Tetty menyuruhku menjilati memeknya sambil duduk di lantai, di antara sepasang pahanya yang sudah direnggangkan. Aku menurut saja, karena sudah makin bernafsu untuk menjilati memek bibi tiriku yang lumayan bersih dari jembut ini (hanya ada bintik - bintik hitam dan rambut yang baru tumbuh lagi).

Setelah duduk di lantai dan menghadap ke memek bibi tiriku, aku mulai mengusap – usap perut buncit yang seperti mau meledak (saking kencangnya) itu. Ada bekas sayatan pisau operasi cezar di bawah pusar perutnya, namun tidak mengganggu nafsuku. Bekas sayatan itu membuktikan bahwa liang memek Tante Tetty pasti masih sempit, karena belum pernah dilewati kepala dan badan bayi.

Lalu aku fokus ke memek bibi tiriku yang tampak jelaslipatan – lipatannya, namun tidak muncul labia mayoranya. Padahal kalau wanita bule sedang hamil tua begini, mungkin jenggernya muncul semua ke luar. Memek Tante Tetty ini mulus sekali, labia mayoranya tersembunyi di belahan memeknya.

Lalu aku mulai menjilati memek wanita hamil itu, sementara Tante Tetty tampak melepaskan behanya. Ketika aku mulai lahap menjilati memeknya, Tante Tetty pun mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas toketnya sendiri. Terlebih pada waktu aku mencelucupi kelentitnya, bibi tiriku semakin menggelinjang – gelinjang sambil mendesah – desah. “Aaaaaaaaaaaahhhhhhh .... aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh .... aaaaaaaaaahh .... aaaaaaaaaa .... aaaaaaaaaaahhhhhhhh ... iya Dooo ... itilnya jilatin terus ... itilnya .... itiiiiiillll ... aaaaaaaaaaahhhhh .... Edddooooooooooooooooo ... Edoooooooooooo .... “

Cukup lama aku melakukan semuanya ini. Menjilati memek dan kelentit Tante Tetty, sambil mengalirkan air liurku sebanyak mungkin. Agar nanti mudah membenamkan kontolku yang sudah ngaceng berat ini.

Setelah memek Tante Tetty cukup basah, kupelorotkan celana jeans dan celana dalamku, sehingga kontol ngacengku tak tertutup apa – apa lagi.

Bed Tante Tetty agak pendek, sehingga aku berusaha memasukkan kontolku sambil berlutut dilantai.

“Edo ... wow ... kontolmu gede sekali Do. Kontol Oom Parta pun kalah ... !” cetus Tante Tetty yang tetap celentang dengan kaki terjuntai ke lantai itu.

Ketika aku sedang mencari – cari arah yang tepat, Tante Tetty pun membantuku. Memegangi kontolku sambil meletakkannya di arah yang ngepas. Lalu aku mendorong kontolku sekuat mungkin.

Memang masih sempit liang memek bibi tiriku ini. Namun berkat “perjuangan”ku, sedikit demi sedikit kontolku masuk juga lebih dari separohnya. Lalu sambil berlutut aku mulai mengayun kontolku. Sambil mengusap – usap perut buncit Tante Tetty.

“Eeee ... enak gak memek tante Do ?” tanya Tante Tetty terengah.

“Enak sekali Tante. Uuuughhhhh ... masih sempit ... dan punya sensasi tersendiri. Ini pertama kalinya aku merasakan memek wanita hamil ... bi .. bisa ketagihan aku nanti ... uuuuughhhhh ... enaaaak Tanteee .... uuuughhhh ... “ sahutku di antara dengus – dengus nafasku yang tak beraturan lagi.

“Kontolmu juga luar biasa enaknya Do ... kalau kamu mau, tiap malam aku mau dientot sama kamu ... soalnya ... mmmm ... aku juga pasti ketagihan ... oooooohhhh ... gak nyangka kontolmu segede dan sepanjang ini Doooo ... pokoknya selama Oom Parta masih kerja di Hongkong ... kamu boleh meniduri tante kapan pun kamu mau ... “

“Iya Tante, “ sahutku yang mulai gencar mengayun kontolku. Maju mundur di dalam liang memek sempit Tante Tetty yang semakin licin ini.

“Mau netek gak ?” tanya Tante Tetty sambil meremas toket yang pentilnya memancarkan asi.

“Gimana caranya ? “ tanyaku, “Kan perut Tente gak boleh tergencet. “

“Pokoknya tahan tubuhmu agar perutmu jangan menggencet perutku. Menghimpit sedikit sih gak apa – apa. “

Aku mencobanya. Menahan tubuhku dengan meletakkan sepasang tanganku. Bisa juga mulutku menjangkau pentil toket kiri Tante Tetty. Lalu menyedotnya ... srrrrr ... asi Tante Tetty memancar ke dalam mulutku. Kuminum sekalian. Rasanya seperti susu murni.

“Hihihiii ... sebelum anakku lahir, Edo sudah duluan minum asiku, “ kata Tante Tetty.

Setelah cukup banyak aku minum asi Tante Tetty, aku fokus ke kontolku lagi.

Kuayun kontolku sambil mengusap – usap perut bibi tiriku.

Rintihan – rintihan histeris Tante Tetty pun berkumandang lagi di dalam kamar ini.

Ternyata Tante Tetty lebih “tabah” daripada Mama. Sudah lebih dari setengah jam aku menyetubuhinya, namun dia belum orgasme juga. Padahal aku sudah memasuki detik – detik krusial. Spermaku sudah “di ambang pintu”.

Untungnya Tante Tetty berkata, “Do ... tante udah mau lepas nih ... kalau bisa barengin Do ... biar nikmat ... “

Aku mengangguk sambil menggencarkan entotanku.

Ketika Tante Tetty mengejang tegang, aku pun membenamkan kontolku sedalam mungkin. Lalu terjadilah detik – detik indah itu. Bahwa liang memek Tante Tetty mengedut – ngedut kencang, diikuti oleh hentakan – hentakan kontolku yang sedang memuntahkan air mani. Crettttttttt ... crooooooootttttttttt ... croooooooooooooooooottttttt ... crettttttt ... crooooooootttttttt ... croooooootttttt ... croooooooooooooooooooottttttt ... !

Lalu terdengar suara bibi tiriku, “Ooooohhhhhh ... rasanya baru sekali ini tante merasakan wikwik senikmat ini. Terimakasih ya Do. “

“Terimakasih juga, karena aku mendapat kesempatan untuk wikwik dengan Tante yang sedang hamil gini, “ sahutku sasmbil mencabut kontolku dari dalam liang memek Tante Tetty.

“Kapan – kapan, kalau Edo mau ngentot tante lagi, datang aja ke sini. Mau tiap hari atau tiap malam juga tante kasih. Bahkan nanti, setelah tante melahirkan, gumurihnya akan kuberikan pada Edo. “

“Iya Tante. Terimakasih. “

“Tapi lain kali, kalau Edo mau ke sini, Mama gak usah tau. Diem – diem aja ke sini. “

“Iya Tante. “





Sebenarnya walau pun aku sudah ngecrot, aku belum puas. Masih ingin ewean lagi sama Tante Tetty. Tapi mengingat kondisi Tante Tetty yang sedang hamil tua begitu, aku tak mau habis – habisan dengannya. Karena aku takut kalau tiba – tiba Tante Tetty melahirkan pada saat sedang kuentot. Tentu aku bakal panik sendiri, karena belum pernah mengalami hal yang seperti itu.

Maka meski pun belum puas benar, aku pamitan kepada Tante Tetty. “Kalau kelamaan di sini, nanti Mama bisa curiga, “ kataku setelah mengucapkan pamit.

“Memang benar. Lain kali, kalau Edo mau ke sini, sama Mama bilang aja mau nginep di rumah teman. Lalu Edo bisa nginap di sini. Biar kenyang menikmati memek tante. “

“Iya Tante. Aku pulang dulu ya. “

“Iya, terima kasih ya untuk semuanya. Ati – ati di jalan Do. “

“Iya Tante. “



Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam SUV hitamku lagi. Menyeruak gelapnya malam yang sudah lewat jam 10.

Setibanya di rumah, aku langsung mandi sebersih mungkin. Lalu mengenakan baju dan celana piyamaku, tanpa mengenakan celana dalam. Ketika aku keluar dari kamar mandi, ternyata Mama sudah menungguku. Duduk di sofa yang tidak jauh letaknya dari bedku.

“Jam segini baru mandi ?” tanya Mama.

“Iya Mam. Aku kan belum mandi sore. Tadi udah mau mandi, gak taunya Mama suruh anterin Tante Tetty pulang, “ sahutku sambil duduk di samping kanan Mama.

“Sekarang capek ? “ tanya Mama sambil menyelinapkan tangannya ke balik celana piyamaku, lewat bagian perut yang elastis.

“Emangnya kenapa ? “ aku balik bertanya.

“Kalau kamu gak capek, mama pengen digenjot lagi sama kontolmu ini, “ sahut Mama yang sudah menggenggam kontol lemasku. Tapi setelah dipegang dan diremas – remas oleh Mama, mulai tegang lagi sedikit demi sedikit.

“Boleh, “ sahutku yang sudah pede, karena kontolku sudah ngaceng lagi dalam genggaman tangan Mama.

Mama tampak girang. Kimononya dilepaskan sehingga Mama jadi telanjang bulat, karena di balik kimono itu tiada beha maupun CD. Rupanya Mama sudah menyiapkan “kemudahan” untukku.

Aku pun melepaskan baju dan celana piyamaku, lalu merayap ke atas perut Mama yang tampak menginginkan kepasan dariku. Kebetulan aku pun belum puas wikwik dengan Tante Tetty tadi, sehingga aku merasa perlu melampiaskannya kepada Mama saja.

Setelah wajahku berhadapan dengan wajah Mama, aku berkata, “Malam ini tidur di sini aja ya Mam. Jangan tidur di kamar Mama. “

Mama tersenyum. “Memang kenapa mama harus tidur di sini ?” tanyanya sambil menjawil daguku.

“Aku pengen memeluk Mama semalam suntuk, sambil sesekali mainin memek Mama, “ sahutku sambil memainkan pentil toket kiri Mama.

“Iya deh, mama akan tidur di sini. Biar kamu puas mainin tetek mama, bokong mama dan memek mama. “

“Mmmmm .... aku makin sayang sama Mama ... “ ucapku yang terputus di tengah jalan, karena Mama memagut bibirku ke dalam ciuman dan lumatan hangatnya. Aku pun membalasnya dengan lumatan, sementara tangan kiriku asyik meremas – remas toket kanan Mama.

Setelah puas saling lumat bibir dengan Mama, aku melorot turun. Untuk menjilati pusar perut Mama. Membuat Mama menggelinjang – gelinjang. Mungkin kegelian.

Namun hanya sebentyar aku menjilati pusar perut Mama. Lalu turun ke bawah perutnya. Mulutku jadi berhadapan dengan memek Mama yang berjembut lebat, tapi jembut itu hanya dibiarkan tumbuh di atas kelentitnya. Jadi dari kelentit ke bawah bersih dari bulu. Sehingga aku bersemangat untuk menciumi memek Mama, lalu ujung lidahku mulai menyapu – nyapu mulut memek Mama, sementara jempol tangan kiriku mulai menggesek – gesek kelentit Mama.

Mama mulai menggeliat, mengejang dan merintih histeris (di telingaku rintihan Mama itu malah terdengar erotis).

“Aaaaaaaaa ... aaaaaaaaaaaaaaahhhhhh .. Edoooooo ... aaaaaaaaaahhhh ... elusin terus itil mama ... Edddddoooo ... oooohhhhhhhhhh ... Eddddoooooooo ... “

Tapi beberapa saat kemudian Mama berkata, “Masukin aja kontol Do. Jangan nunggu memek mama keburu becek ... udah Do, udaaaah ... masukin aja kontolmu ... mama udah pengen menikmati entotanmu lagiiiii ... “

Aku tersenyum dan teringat lagi betapa marahnya Mama dua tahun yang silam itu. Bahkan Mama sampai menamparku, gara – gara aku mencolek memeknya pada saat Mama sedang menungging di kamarnya. Peristiwa itu meninggalkan trauma dalam jiwaku selama 2 tahun. Namun Mama sudah menjelaskannya semua. Bahwa kemarahannya dahulu, hanya karena ingin mendidikku. Karena saat itu aku baru berumur 16 tahun. Bahkan Mama juga menjelaskan, kalau memperturutkan isi hatinya, 2 tahun yang lalu Mama sudah mengajak wikwik denganku. Karena kenakalanku saat itu membuat birahi Mama berdesir. Tapi Mama bergulat dengan kesadaran, bahwa saat itu aku belum dewasa. Dan Mama tak mau menghancurkan masa remajaku. Karena itu Mama bertekad untuk menghadiahkan kehormatannya pada saat aku genap berusia 18 tahun.

Semua kegelapan itu telah berganti menjadi terang benderang, Kini aku boleh meniduri Mama kapan pun aku mau, asalkan tidak ketahuan Papa.

Seperti ketika kontolku mulai membenam sedikit demi sedikit ke dalam liang memek Mama yang masih prima ini (karena Mama belum pernah hamil dan melahirkan), aku bahkan harus jujur bahwa liang memek Mama ini yang paling nikmat di antara 3 wanita yang pernah kugauli. Mama pun begitu, menganggap diriku paling mengesankan di antara semua pengalaman seksualnya. Sehingga ketika kontolku sudah melesak masuk ke dalam liang memeknya, Mama menyambutku dengan pelukan hangat. Dengan ciuman dan lumatan lahap dan dengan geolan bokong semoknya yang mampu membuat nafasku berdengus – dengus saking nikmatnya.

Malam ini persetubuhanku dengan Mama merupakan ronde kedua bagiku. Karena tadi aku sudah bersetubuh dengan Tante Tetty sebagai ronde pertamaku. Dan aku yakin bahwa durasi ngentotku bakal lama bersama Mama ini.

Dugaanku benar. Karena tepat seperti plesetan Jawa, suwe ora ngono, ngono ora suwe (lama tidak begituan, begituannya takkan lama). Sebaliknya, kalau belum lama abis begituan, maka begituannya pasti lama. Hahahahaaa ....

Mama sampai 5 kali orgasme, sementara aku masih belum ejakulasi juga. Sehingga Mama mengajakku istirahat dulu. Lalu pada masa istirahat itu Mama berkata, “Sebenarnya ada yang mama khayalkan dan sampai saat ini belum kesampaian juga. “

“Khayalan apa Mam ? “ tanyaku sambil memainkan toket Mama yang sudah bersimbah keringat ini.

“Pengen wikwik di dalam mobil, “ sahutnya.

“Kalau gitu sekarang aja kita laksanakan khayalan Mama itu. Kita cari tempat yang sunyi dan romantis, lalu kita wikwik di dalam mobil, “ kataku.

“Aaaah ... ngapain nyari – nyari tempat segala. Biarin mobilmu tetap di garasi. Kita main di dalam mobil barumu. Aman kan ?”

“Kirain Mama ingin lebih romantis lagi. Kalau mobilnyua berada di alam terbuka, kan beda kesannya Mam. “

“Lain kali aja. Kalau sekadar ingin di alam terbuka, di tanah yang sudah Edo beli itu pun bisa. Edo belum melihat keadaan tanahnya kan ? Sudah berubah Do. Sekeliling tanah itu sudah dipagari oleh bambu pring. Terus di dalamnya banyak yang rimbun – rimbun di situ. Kita wikwik berjam – jam juga gak bakalan ada yang ganggu. “

“Kalau gitu, sekarang aja kita ke sana, “ ajakku.

“Jangan sekarang ah. Udah malem banget. Nanti kalau ada ular gimana ?”

“Iya ya ... “ gumamku yang memang takut pada ular. Melihat di kebun binatang saja aku sempat bergidik waktu ularnya menjulurkan lidah bercabangnya.

“Udah di dalam garasi aja. Mesin mobil dan ACnya nyalain, biar kita gak pengap. “

“Iya Mam. Tapi kayaknya kita harus mandi dulu, biar lebih nyaman. Sekarang kan udah penuh keringat gini. Lengket ... “

“Ayo kita mandi dulu. Di kamar mandi Mama aja. Di sini gak ada waterheaternya. Malem – malem gini dingiiiin ... “

“Nanti akan kupasangi water heater, biar Mama mau mandi di kamar mandiku, “ sahutku sambil mengikuti langkah Mama ke luar dari kamarku, lalu masuk ke dalam kamar Mama ... langsung masuk ke dalam kamar mandinya.

“Kalau sudah malam begini, sebaiknya mandi pakai air panas, “ kata Mama waktu sedang menyabuni badanku.

“Iya Mam. Apalagi kalau mandinya sama Mama gini, hatiku jadi nyaman sekali. “

“Nanti kalau Papa sudah menetap di Indramayu, kita bebas mau ngapain juga. “

“Memangnya Papa ada rencana mau tinggal di Indramayu ?”

“Ini sekarang Papa lagi ngurus masalah itu. Mencari rumah atau kamar yang bisa disewanya selama tinggal di sana. “

“Mama gak mau ikut pindah sama Papa ?”

“Nggak ah. Indramayu itu panas sekali hawanya. Mama gak tahan tinggal di tempat berhawa panas seperti itu. Lagian mama ingin memberikan keleluasaan pada Papa untuk mengembangkan usahanya di sana. Lagian mama ingin tetap bersamamu, Sayang. “

“Terimakasih. Sekarang Mama sudah mendapat tempat yang sangat istimewa di hatiku. Meski pun aku sudah punya istri kelak, aku tak mau kehilangan Mama, “ sahutku yang mulai dapat giliran menyabuni tubuh bohai ibu tiriku.

Dan ketika tanganku sedang menyabuni memek Mama, aku mulai iseng. Menyabuni celah memek Mama sambil menyelusupkan jari tanganku ke dalam celah memek yang sudah memberiku 1001 kenikmatan itu.

Tak cuma diselusupkan, jari tanganku ini kusodok – sodokkan ke dalam celah memek Mama.

Mama pun merengek, “Edooo ... aaaahhhhh ... kalau dibeginiin, mama jadi horny lagi Dooo ... “

Sebagai jawaban, kedesakkan Mama ke arah dinding kamar mandi, sampai punggungnya tersandar ke dinding. Kontolku pun dimasukkan dengan mudahnya ke dalam liang memek Mama yang sudah berlepotan busa dan air sabun. Blesssssss .....

“Kamu nakal ... tapi kenakalanmu selalu menyenangkan hati Mama, “ kata Mama yang sudah bersandar ke dinding sambil memegang sepasang bahuku.

“Aku memang telat nakal Mam. Makanya setelah kutahan dua tahun, aku ingin habis – habisan sama Mama, “ sahutku, lalu mulai mengayun kontolku yang sudah berada di dalam cengkraman liang memek Mama.

“Iya Sayang. Mama siap diperlakukan habis – habisan sama kamu ... mama suka kok pada setiap perlakuan darimu. “

Licinnya liang memek Mama, membuatku bisa mengentotnya dengan lancar, meski dalam posisi berdiri begini.

Mama berusaha menggoyang bokongnya, meski hanya bisa secara terbatas, karena posisi kami sama – sama berdiri. Aku pun semakin bergairah mengentot liang memek ibu tiriku yang bohai ini.

Dalam posisi berdiri ini Mama orgasme lagi. Namun aku sendiri tak kuasa membendung sperma yang sudah berada “di ambang pintu” ini. Maka beberapa detik setelah Mama orgasme, aku pun membenamkan kontolku sedalam mungkin. Lalu terassa kontolku mengejut – ngejut sambil memuntahkan lendir kenikmatanku.

Cretttttt ... crooooooooooooooootttttt ... crooooooooooooooooooooooootttttt ... crettcrettt ... croooooooooooooooooootttttcroooooooooooooooooooootttt ... !

Mama mengusap – usap rambutku sambil berkata, “Akhirnya muncrat juga ya. Nikmat sekali rasanya disemprot sama lendir hangatmu Do. “

“Masih mau main di dalam mobil ?” tanyaku setelah mencabut kontolku dari liang memek ibu tiriku.

“Besok lagi aja. Sekarang mamanya udah letih. Udah enam kali orgasme. Dalam perjalanan hidup mama, belum pernah orgasme sampai berkali – kali gitu. Kamu memang sangat tangguh Do. “

“Ya udah. Kalau gitu kita lanjutkan mandinya sampai bersih, lalu kita tidur sambil berpelukan ya Mam. “

“Iya Sayang ... iyaaa ... “ kata Mama yang diikuti ciuman hangatnya di pipiku.

Lalu kami membilas sisa – sisa sabun yang masih melekat di tubuh kami. Sampai benar – benar bersih.

Setelah menghanduki tubuh kami sampai kering, kami melangkah ke luar dari dalam kamar mandi. “Duluan aja ke kamarmu sana. Mama mau ganti baju dulu, “ kata Mama.

“Iya Mam, “ sahutku sambil melangkah keluar dari kamar mandi. Lalu mengenakan baju dan celana piyama.

Tak lama kemudian Mama pun masuk ke dalam kamarku, dalam housecoat berwarna hitam polos. Sambil membawa piring dan sebuah kantong plastik putih. “Ini tadi mama beli burger. Kamu pasti lapar kan ?”

“Heheeeheee ... Mama ngerti aja sama keinginanku. “

Mama memindahkan 4 buah burger ke piring yang sudah diletakkannya di atas meja tulisku. “Mama mau ambil minumnya ... kamu mau dibikinin kopi atau apa ?”

“Kalau ada sih capucino aja Mam, “ sahutku.

“Iya. Kebetulan capucino juga ada bahannya. “

Ternyata Mama membuat capucino sendiri Kopi instan dicampur dengan susu murni panas. Jelas enak lah jadinya. Lebih enak daripada capucino yang sudah jadi serbuk di sachet. Masalahnya capucino serbuk yang di dalam sachet itu mengandung creamer, bukan susu murni.

“Besok kita wikwik di tanah yang sudah menjadi milikmu itu Do. Di alam terbuka tapi suasananya aman dan nyaman. Karena dari luar takkan ada yang bisa melihat kita. “

“Iya, “ aku mengangguk, “Nanti kapan – kapan kita ke pantai selatan Mam. Banyak daerah sepi buat kita memadu birahi. “

“Boleh, sapa tatut ?! ” cetus Mama dengan nada bercanda.

Lalu kami naik ke atas tempat tidur. Berpelukan dengan hangatnya. Dan sama – sama tertidur nyenyak.

Tapi jam 04.05 aku terbangun karena ingin pipis. Aku turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi dengan mata menyipit. Setelah kencing dan membilas kontolku dengan air dingin, aku kembali menuju bed. Mama kelihatan masih tidur nyenyak. Tapi ketika aku naik ke atas bed, Mama membuka matanya. Menatapku dengan senyum manis. Dan menyingkapkan housecoatnya, sehingga memeknya terpamerkan. Karena Mama tidak mengenakan beha mau pun CD.

“Kata para ahli, bersetubuh menjelang subuh itu sehat. Karena sperma sudah istirahat selama beberapa jam. Jadi nanti akan terpancar sperma yang segar dan kuat, “ kata Mama sambil mengusap – usap memeknya sendiri.

“Ayo ... kita buktikan sekarang ... tapi Mamanya harus telanjang dong. Jangan cuma disingkapkan gitu, “ sahutku.

“Kamu juga harus telanjang, “ sahut Mama sambil menanggalkan housecoat hitamnya.

Aku mengangguk. Lalu melepaskan baju dan celana piyamaku. Lalu merayap ke atas tubuh telanjang Mama, Sambil menggesek – gesekkan kepala kontolku ke mulut memek Mama.

Mama pun membantuku. Memegang leher kontolku dan menggesek – gesekkan moncongnya ke mulut memek Mama yang licin dan hangat. Dalam beberapa detik saja mulut memek Mama sudah terasa membasah.

Sesaat kemudian, kontolku sudah membenam lagi ke dalam liang memek Mama. Disambut oleh pelukan hangat Mama, lalu kami berciuman dan saling lumat. Sementara aku mulai mengayun kontolku sambil berkata, “Mungkin memek Mama ini paling enak di dunia. “

“Mungkin karena kamu pernah mengidolakan mama, sehingga itu semuanya jadi sugestif, mempengaruhi jiwamu Do. “

“Jelas aku mengidolakan Mama sejak kecil. Setelah Mama menamparku juga, aku tetap mengidolakan Mama. Tapi aku tidak tau dari mana harus memulainya. “

“Iya ... ooooooh ... Edo ... kontolmu ini ... juga mama anggap paling enak di dunia. Jauh lebnih nikmat daripada kontol papamu ... “ cetus Mama yang lalu diikuti dengan geolan pinggulnya lagi.

Aku pun mulai gencar mengentotnya. Sambil menjilati leher Mama ... disertai dengan gigitan – gigitan kecil yang tidak menyakitkan. Sementara tangan kiriku mulai asyik meremas – remas toket kanan Mama ... sehingga Mama mulai merintih – rintih histeris lagi.

“Ooooooo ... ooooohhhhh ... Eddddoooo ... semua yang kamu sentuh membuat mama seperti melayang – layang gini ... ini luar biasa nikmatnya Doooo ... ooo ... ooooohhhhh ... kontolmu luar biasa enaknya Sayaaaang ... oooooooo ... oooooohhhhhh ... Edooooo ... mungkin mama sudah mulai mencintaimu Sayaaaang ... mama tak mau berpisah denganmu Doooo ... oooooo ... oooooohhhhhh ... jangan tinggalkan mama ya Doooooo ... nanti mama merana kalau ditinggalkan olehmu ... ooooohhhhh ... Edooooo ... entot terus Sayaaaang ... entooootttt teruuuuuuuusssss .... “

Aku pun semakin menggencarkan entotanku, sambil meremas – remas toket kanan Mama, sambil menjilati ketiak kirinya pula. Ini yang membuat Mama semakin klepek – klepek ... semakin merengek – rengek dan merintih – rintih histeris.

Cukup lama kami melakukan semua ini. Sehingga hawa dingin kotaku tak terasa lagi. Bahkan keringatku mulai berjatuhan di atas perut dan toket Mama.

“Sekali – sekali langsung barengin Do. Bisa gak ?” tanya Mama sambil menghentikan geolan pantat semoknya.

“Mudah – mudahan bisa. Karena main menjelang subuh gini enak sekali rasanya, “ sahutku sambil menghentikan entotanku.

Tapi ternyata sulit untuk ngecrot bareng orgasme Mama. Karena menurutku, kontolku ini agak kebal, mungkin. Sehingga durasi ngentotku selalu di atas rata – rata. Hal itu sudah diungkap oleh Teh Nining, wanita yang telah mengambil kebujanganku. Memang pada persetubuhan pertama kalinya, aku cepat ngecrot. Tapi selanjutnya aku justru sulit ejakulasi.

Akhirnya Mama orgasme, sementara aku belum apa – apa. Lalu kami lanjutkan dalam posisi WOT. Hasilnya ... Mama malah orgasme lagi untuk kedua kalinya.

Ketika fajar mulai menyingsing, barulah aku bisa ejakulasi. Lalu sama – sama terkapar lunglai. Dan akhirnya sama – sama tertidur lagi

Meski matahari sudah terbit, kami masih sama – sama tidur.

Sampai tiba – tiba terdengar suara lelaki : “Jam segini masih pada tidur ?”

Aku dan Mama terkejut. Ternyata Papa sudah berdiri di ambang pintu kamarku ... !

O, betapa takutnya aku melihat Papa di pagi ini .... ! Mama juga kelihatan begitu ...!
Makasih apdetnya bro @Otta
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd