Hunthijab
Adik Semprot
- Daftar
- 14 Mar 2018
- Post
- 126
- Like diterima
- 1.030
Selamat Lebaran bagi yang merayakan
Side story dulu ya buat pemanasan
Part 17.1: Flashback-1 (Dilla POV)
Aku dan Ratih meninggalkan Danil sendirian di ruang tamu. Kupersiapkan 1 buah matras untuk Ratih karena tentunya sangat tidak mungkin kami bedua di pijat dalam 1 kasur yang sama. Kubuka hampir seluruh pakaianku. Hanya kutinggalkan celana dalam favoritku tetap terpasang melindungi bagian kewanitaanku.
Kuperhatikan Ratih terlihat agak sungkan membuka seluruh pakaiannya. Sepertinya ia tidak terbiasa di pijat tanpa sehelai pakaianpun. Tangannya ia silangkan ke dada & area kewanitannya menghalangi kedua area tersebut supaya tak terlihat siapapun
Kami berdua menempati posisi masing2 untuk memulai terapi pijat hari ini. Tentu saja walaupun kami bertelanjang dada, kedua terapis ini merupakan terapis professional yang tentu saja tidak akan melakukan hal apapun di luar batas kenormalan.
Namun tentu saja yang namanya terapis pasti butuh uang tambahan. Sudah beberapa kali aku meminta untuk “memijat” payudara & area kewanitaanku dengan tambahan biaya tentunya. Tapi hal itu tak akan kulakukan hari ini karena Ratih sedang ada di sebelahku.
90 Menit berlalu, pegal2 di badanku kini sudah hilang. Kulihat Ratih sepertinya juga menikmati pijatan dari terapis professional hari ini. Kami berdua pun memakai pakaian kami selagi para terapis sedang membereskan peralatannya dan mereka pun pamit untuk segera kembali ke basecamp.
Entah skenario apa yang ada di pikiran Ratih saat ini. Intinya aku hanya akan diam pura2 tertidur. Mudah2an diriku mampu menahan segala cobaan yang akan Ratih berikan kepadaku. Singkat cerita, rupanya Ratih membuat sebuah tantangan kepada Danil. Apakah dia mampu onani dan mencapai orgasme dalam waktu hanya 5 menit tanpa bantuan siapapun
Kudengarkan percakapan Ratih & Danil diam2. Sepertinya tantangan juga sudah dimulai saat kurasakan pahaku di goyang2 olah seseorang. Namun aku tak merasakan sentuhan apapun dalam beberapa waktu. Hingga akhirnya, diriku merasa seseorang ikut naik ke atas kasurku. Kurasakan bibirku di sentuh oleh sesuatu. Aku yakin saat ini Danil sedang menggesekkan kontolnya pada bibir manisku ini
Kudengar lagi percakapan mereka berdua. Ide Ratih yang meminta Danil seolah2 sedang memperkosa diriku malah membuat diriku semakin horny. Namun aku sudah berjanji untuk tetap pura2 tertidur dan tidak melakukan apapun. Bangsat juga si Ratih untuk meminta nya tidak crot di dalam mulutku. Padahal aku bener2 ingin tau rasanya sperma itu seperti apa. Namun benar juga perkataan si Ratih. Jika Danil sampe crot di mulutku namun aku merasa biasa saja, justru itu akan sangat aneh rasanya
Kurasakan sentuhan lembut di mulutku berpindah ke puting payudaraku. Tangan Danil yang sedikit kasar kurasakan sedang menyentuh payudaraku yang satunya. Sentuhan demi sentuhan pada putting payudaraku membuat diriku semakin tidak tahan. Ku gigit bibir bawahku supaya tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Aku yakin sebenernya Danil mengetahui perubahan ekspresi pada wajahku ini. Namun diriku akan tetap melanjutkan scenario pura2 tertidur ini. Dan jika sekarang Danil berpindah ke selangkanganku pastinya dia akan melihat vagina ku sudah basah akibat tindakan yang ia lakukan saat ini
Sentuhan pada kedua payudaraku sudah tidak terasa saat ini. Kudengar ucapan Danil bahwa dirinya akan segera orgasme. Dan benar, kurasakan cukup banyak tetesan hangat yang jatuh di muka hingga leherku ini. Rasanya aku ingin segera bangun dan menghisap seluruh sisa2 sperma yang pastinya masih ada di ujung kepala penis milik Danil tersebut.
Part 17.2: Flashback-2 (Dilla POV)
Side story dulu ya buat pemanasan
Part 17.1: Flashback-1 (Dilla POV)
Aku dan Ratih meninggalkan Danil sendirian di ruang tamu. Kupersiapkan 1 buah matras untuk Ratih karena tentunya sangat tidak mungkin kami bedua di pijat dalam 1 kasur yang sama. Kubuka hampir seluruh pakaianku. Hanya kutinggalkan celana dalam favoritku tetap terpasang melindungi bagian kewanitaanku.
Kuperhatikan Ratih terlihat agak sungkan membuka seluruh pakaiannya. Sepertinya ia tidak terbiasa di pijat tanpa sehelai pakaianpun. Tangannya ia silangkan ke dada & area kewanitannya menghalangi kedua area tersebut supaya tak terlihat siapapun
Kami berdua menempati posisi masing2 untuk memulai terapi pijat hari ini. Tentu saja walaupun kami bertelanjang dada, kedua terapis ini merupakan terapis professional yang tentu saja tidak akan melakukan hal apapun di luar batas kenormalan.
Namun tentu saja yang namanya terapis pasti butuh uang tambahan. Sudah beberapa kali aku meminta untuk “memijat” payudara & area kewanitaanku dengan tambahan biaya tentunya. Tapi hal itu tak akan kulakukan hari ini karena Ratih sedang ada di sebelahku.
90 Menit berlalu, pegal2 di badanku kini sudah hilang. Kulihat Ratih sepertinya juga menikmati pijatan dari terapis professional hari ini. Kami berdua pun memakai pakaian kami selagi para terapis sedang membereskan peralatannya dan mereka pun pamit untuk segera kembali ke basecamp.
Entah skenario apa yang ada di pikiran Ratih saat ini. Intinya aku hanya akan diam pura2 tertidur. Mudah2an diriku mampu menahan segala cobaan yang akan Ratih berikan kepadaku. Singkat cerita, rupanya Ratih membuat sebuah tantangan kepada Danil. Apakah dia mampu onani dan mencapai orgasme dalam waktu hanya 5 menit tanpa bantuan siapapun
Kudengarkan percakapan Ratih & Danil diam2. Sepertinya tantangan juga sudah dimulai saat kurasakan pahaku di goyang2 olah seseorang. Namun aku tak merasakan sentuhan apapun dalam beberapa waktu. Hingga akhirnya, diriku merasa seseorang ikut naik ke atas kasurku. Kurasakan bibirku di sentuh oleh sesuatu. Aku yakin saat ini Danil sedang menggesekkan kontolnya pada bibir manisku ini
Kudengar lagi percakapan mereka berdua. Ide Ratih yang meminta Danil seolah2 sedang memperkosa diriku malah membuat diriku semakin horny. Namun aku sudah berjanji untuk tetap pura2 tertidur dan tidak melakukan apapun. Bangsat juga si Ratih untuk meminta nya tidak crot di dalam mulutku. Padahal aku bener2 ingin tau rasanya sperma itu seperti apa. Namun benar juga perkataan si Ratih. Jika Danil sampe crot di mulutku namun aku merasa biasa saja, justru itu akan sangat aneh rasanya
Kurasakan sentuhan lembut di mulutku berpindah ke puting payudaraku. Tangan Danil yang sedikit kasar kurasakan sedang menyentuh payudaraku yang satunya. Sentuhan demi sentuhan pada putting payudaraku membuat diriku semakin tidak tahan. Ku gigit bibir bawahku supaya tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Aku yakin sebenernya Danil mengetahui perubahan ekspresi pada wajahku ini. Namun diriku akan tetap melanjutkan scenario pura2 tertidur ini. Dan jika sekarang Danil berpindah ke selangkanganku pastinya dia akan melihat vagina ku sudah basah akibat tindakan yang ia lakukan saat ini
Sentuhan pada kedua payudaraku sudah tidak terasa saat ini. Kudengar ucapan Danil bahwa dirinya akan segera orgasme. Dan benar, kurasakan cukup banyak tetesan hangat yang jatuh di muka hingga leherku ini. Rasanya aku ingin segera bangun dan menghisap seluruh sisa2 sperma yang pastinya masih ada di ujung kepala penis milik Danil tersebut.
Part 17.2: Flashback-2 (Dilla POV)
Terakhir diubah:
