arcana231
Semprot Lover
- Daftar
- 1 Oct 2014
- Post
- 206
- Like diterima
- 1.510
DISCLAIMER
#cerita ini murni hanya fantasi penulis. Kesamaan nama tokoh dalam dunia nyata hanyalah kebetulan
#cerita ini hanya untuk kebutuhan fantasi. Dalam kehidupan nyata, tetaplah hormati guru, baik guru PPL maupun guru senior
#cerita ini berlatar waktu dimana tidak terjadi pandemi corona
#lebih baik tetap di rumah, baca konten di semprot daripada keluar rumah
#ini cerita pertama ane, jadi mohon kritik dan saran enjoy
Seluruh ruang kelas pun nampak sudah tertutup dengan kondisi lampu dimatikan. Namun ada 1 ruang kelas yang nampak masih terang. Lampu di ruang kelas XII A2 yang terletak di bagian belakang, dekat kantin tersebut nampak masih menyala. Tidak hanya itu, sayup-sayup suara juga terdengar dari dalam kelas tersebut.
"Hmmm. Dimana aku?" batin bu Nata. Dirinya merasa bingung, tidak ingat dengan apa yang terjadi. Yang dia rasakan adalah rasa pusing dan linglung khas orang yang baru bangun tidur.
Bu Nata terlihat berusaha mengumpulkan kembali kesadaran dan ingatannya sambil memutar kepala karena merasa lehernya pegal.
Tiba-tiba bu Nata mendengarkan suara seorang pria tepat dari sebelah kanan telinganya. "Sudah bangun bu?" tanya suara itu. Bu Nata yang semula masih setengah sadar dan merasa linglung tiba-tiba merasa kaget dan hampir terjatuh dari kursi yang ia duduki sekarang.
Belum habis rasa bingungnya, bu Nata kini merasakan kedua pergelangan tangan yang berada di belakang kursi dan kakinya sulit digerakan.
Bu Nata yang disibukkan dengan kekagetannya tidak menyadari bahwa sosok pria yang semula berada di belakangnya kini telah berjalan menuju ke depannya dengan memutar dari arah kanan.
Sambil berjalan, pria tersebut mengelus lembut pipi bu Nata. Bu Nata pun kembali dikagetkan dengan sentuhan itu dan secara reflek berusaha menjauhkan kepalanya.
"SIAPA KAMU? MAU APA KAMU? DIMANA AKU? LEPASKAN AKU!!" tanya bu Nata dengan nada tinggi ketika melihat sosok pria tersebut sambil tetap bergerak meronta berusaha melepaskan ikatan tali di pergelangan tangan dan kakinya.
"Haha. Ibu ini banyak banget tanyanya ya. Ini saya bu, Nando, anak kelas XII A2. Masa bu guru ga kenal saya sih? Wah saya merasa sakit hati lho, bu guru PPL yang terkenal ini nggak tau saya. Hiks hiks" kata Nando sambil berpura-pura menangis.
Ya, bu Nata memanglah bukan (atau setidaknya belum) nenjadi guru tetap di SMA Coroda 19. Bu Nata adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang melaksanakan PPL di sekolah tersebut.
Meski baru 2 bulan mengajar, namun paras cantik bu Nata yang selalu mengenakan jilbab ditambah lagi dengan bentuk badan yang padat berisi, buah dada berukuran 36B yang terlihat seakan akan meloncat keluar dari pakaian yang ia kenakan, serta bongkahan pantat yang begitu menggiurkan, menyebabkan para siswa (khususnya pria) merasa sangat betah berada di dekatnya.
Tidak hanya itu, sifatnya yang supel dan kekinian membuat dirinya mudah bergaul dengan para siswa. Bu Nata sering terlihat nongkrong di kantin bersama para siswa-siswi. Tak jarang juga, para siswi mencurahkan isi hatinya kepada bu Nata, baik itu tentang urusan percintaan maupun pelajaran.
Penampilan fisik serta sifatnya yang supel mengakibatkan bu Nata menjadi guru favorit, khususnya bagi para siswa kelas XI yang ia ampu.
"NGGAK. SAYA NGGAK KENAL KAMU. LEPASIN" bentak bu Nata sambil berusaha semakin keras melepaskan ikatannya.
"Hahahaha. Nggak terkenal lu bro. Makanya nggak usah sok nangis segala haha" terdengar suara tawa dari belakang bu Nata.
Bu Nata yang kaget, sontak menghadapkan kepalanya ke belakang dan melihat sesosok pria dengan pakaian batik dan celana abu-abu khas seragam SMA Coroda 19. Tak hanya itu, bu Nata kini menyapukan pandangannya ke seisi ruangan.
Dilihatnya seorang pria di sebelah kirinya yg duduk di atas meja dekat jendela. Dilihatnya juga hiasan huruf yang terbuat dari styrofoam berwarna hijau bertuliskan XII A2.
Kini bu Nata tersadar bahwa dirinya sedang terikat di kursi di tengah ruang kelas XII A2 dan dikelilingi oleh 3 siswa yang tidak dikenalnya.
#cerita ini murni hanya fantasi penulis. Kesamaan nama tokoh dalam dunia nyata hanyalah kebetulan
#cerita ini hanya untuk kebutuhan fantasi. Dalam kehidupan nyata, tetaplah hormati guru, baik guru PPL maupun guru senior
#cerita ini berlatar waktu dimana tidak terjadi pandemi corona
#lebih baik tetap di rumah, baca konten di semprot daripada keluar rumah
#ini cerita pertama ane, jadi mohon kritik dan saran enjoy
KISAH BU NATA
Ilustrasi bu Nata
Hari ini adalah hari Kamis. Jam digital yang diletakkan di atas gerbang SMA Coroda 19 telah menunjukkan pukul 16.10. Adanya pelaksanaan try out yang telah selesai semenjak pukul 13.00 dan langit tang terlihat mendung dan gelap menyebabkan para siswa, guru, dan staff memilih untuk segera kembali ke rumah untuk menghindari hujan.Ilustrasi bu Nata
Seluruh ruang kelas pun nampak sudah tertutup dengan kondisi lampu dimatikan. Namun ada 1 ruang kelas yang nampak masih terang. Lampu di ruang kelas XII A2 yang terletak di bagian belakang, dekat kantin tersebut nampak masih menyala. Tidak hanya itu, sayup-sayup suara juga terdengar dari dalam kelas tersebut.
"Hmmm. Dimana aku?" batin bu Nata. Dirinya merasa bingung, tidak ingat dengan apa yang terjadi. Yang dia rasakan adalah rasa pusing dan linglung khas orang yang baru bangun tidur.
Bu Nata terlihat berusaha mengumpulkan kembali kesadaran dan ingatannya sambil memutar kepala karena merasa lehernya pegal.
Tiba-tiba bu Nata mendengarkan suara seorang pria tepat dari sebelah kanan telinganya. "Sudah bangun bu?" tanya suara itu. Bu Nata yang semula masih setengah sadar dan merasa linglung tiba-tiba merasa kaget dan hampir terjatuh dari kursi yang ia duduki sekarang.
Belum habis rasa bingungnya, bu Nata kini merasakan kedua pergelangan tangan yang berada di belakang kursi dan kakinya sulit digerakan.
Bu Nata yang disibukkan dengan kekagetannya tidak menyadari bahwa sosok pria yang semula berada di belakangnya kini telah berjalan menuju ke depannya dengan memutar dari arah kanan.
Sambil berjalan, pria tersebut mengelus lembut pipi bu Nata. Bu Nata pun kembali dikagetkan dengan sentuhan itu dan secara reflek berusaha menjauhkan kepalanya.
"SIAPA KAMU? MAU APA KAMU? DIMANA AKU? LEPASKAN AKU!!" tanya bu Nata dengan nada tinggi ketika melihat sosok pria tersebut sambil tetap bergerak meronta berusaha melepaskan ikatan tali di pergelangan tangan dan kakinya.
"Haha. Ibu ini banyak banget tanyanya ya. Ini saya bu, Nando, anak kelas XII A2. Masa bu guru ga kenal saya sih? Wah saya merasa sakit hati lho, bu guru PPL yang terkenal ini nggak tau saya. Hiks hiks" kata Nando sambil berpura-pura menangis.
Ya, bu Nata memanglah bukan (atau setidaknya belum) nenjadi guru tetap di SMA Coroda 19. Bu Nata adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang melaksanakan PPL di sekolah tersebut.
Meski baru 2 bulan mengajar, namun paras cantik bu Nata yang selalu mengenakan jilbab ditambah lagi dengan bentuk badan yang padat berisi, buah dada berukuran 36B yang terlihat seakan akan meloncat keluar dari pakaian yang ia kenakan, serta bongkahan pantat yang begitu menggiurkan, menyebabkan para siswa (khususnya pria) merasa sangat betah berada di dekatnya.
Tidak hanya itu, sifatnya yang supel dan kekinian membuat dirinya mudah bergaul dengan para siswa. Bu Nata sering terlihat nongkrong di kantin bersama para siswa-siswi. Tak jarang juga, para siswi mencurahkan isi hatinya kepada bu Nata, baik itu tentang urusan percintaan maupun pelajaran.
Penampilan fisik serta sifatnya yang supel mengakibatkan bu Nata menjadi guru favorit, khususnya bagi para siswa kelas XI yang ia ampu.
"NGGAK. SAYA NGGAK KENAL KAMU. LEPASIN" bentak bu Nata sambil berusaha semakin keras melepaskan ikatannya.
"Hahahaha. Nggak terkenal lu bro. Makanya nggak usah sok nangis segala haha" terdengar suara tawa dari belakang bu Nata.
Bu Nata yang kaget, sontak menghadapkan kepalanya ke belakang dan melihat sesosok pria dengan pakaian batik dan celana abu-abu khas seragam SMA Coroda 19. Tak hanya itu, bu Nata kini menyapukan pandangannya ke seisi ruangan.
Dilihatnya seorang pria di sebelah kirinya yg duduk di atas meja dekat jendela. Dilihatnya juga hiasan huruf yang terbuat dari styrofoam berwarna hijau bertuliskan XII A2.
Kini bu Nata tersadar bahwa dirinya sedang terikat di kursi di tengah ruang kelas XII A2 dan dikelilingi oleh 3 siswa yang tidak dikenalnya.
Terakhir diubah: