Hernandez13
Pendekar Semprot
- Daftar
- 7 Feb 2022
- Post
- 1.521
- Like diterima
- 1.758
Patut dinantikan kembali dengan ukhti fera
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG - TAMAT KISAH CINTA : CINTA PERTAMA (21+)
- Thread starter Martincorp69
- Start date
ariaprawira
Semprot Sejati
- Daftar
- 25 Nov 2020
- Post
- 10.800
- Like diterima
- 63.191
Naha jiga apal wae ka saya nyebut abah?Haduh naha jadi baper kieu si abah teh
UstdzSomad
Semprot Kecil
- Daftar
- 27 Dec 2017
- Post
- 59
- Like diterima
- 42
Ditunggu kelanjutan sama geng ukhti kang hehe
Mantap suhu @Martincorp69 ,, di tunggu season 2 nya,, karena ane ga sabar jadi ane dah tamatin duluan season 1nya hehe.. mantap suhu.. lanjutkan sampe dodo kuliah dan ketemu mitha lg
Martincorp69
Tukang Semprot
- Daftar
- 29 Dec 2022
- Post
- 1.033
- Like diterima
- 16.609
Menunggu Pagi
Ane berusaha menenangkan pikiran untuk tidur. Di sebelah, Lita udah lelap. Dia mendengkur dan mulutnya ngeluarin aroma alkohol. Sebenernya mulut ane juga sama Gan/Sis, beraroma alkohol juga. Suara desahan Livi dan Donnie beserta derit ranjang yang bergerak mengikuti genjotan Donnie seakan menjadi lagu pengantar tidur buat ane.
Ane tidur selama sejam malem itu. Ane tiba-tiba aja terbangung karena lambung bergejolak. Ane liat orang orang di kamar udah pada tidur. Lita sangat pulas, sampe-sampe ane usel usel perutnya, dia gak bereaksi. Begitu pula pasangan sangean Livi dan Donnie. Mereka tidur bugil sambil pelukan. Ane sampe terheran heran liat kondom-kondom bekas pake berserakan di lantai yang begitu banyak, entah berapa ronde mereka ngentot. Ane secara inisiatif menyelimuti mereka biar gak digigit naga.
Ane berjalan keluar secara perlahan. Kepala ane masih pening, tapi gak sepening sebelumnya. Ane liat jam dinding udah nunjukin pukul 4. Bentar lagi azan subuh akan datang. Ane liat liat kondisi ruang tengah. Terus fokus ane tertarik sama suara-suara orang di kamar Toni.
Setan dalam diri pun membisiki kepala ane untuk melihat ke dalam kamar Toni. Kebetulan, kamar Toni pintunya gak tertutup rapat, sehingga ane bisa mengintip dari luar. Ane matiin lampu ruang tengah biar gelap, kemudian ane perlahan mengendap endap mendekati kamar Toni. Ane berlutut dan mencoba mengintip lewat celah kecil pintu yang terbuka.
Ternyata mereka masih asik bermain Gan/Sis. Ane liat Toni berbaring. Dia lagi digenjot sama Desti yang duduk di atas selangkangannya. Ane liat titit Toni begitu besar dan panjang, keluar masuk lubang meki Desti yang basah. Lenguhan cewek seksi itu membuat ane mendadak sange kembali.
Di sisi lain Maggie sibuk memegangi handycam. Dia kayaknya lagi merekam adegan panas yang dilakukan Toni dan Desti. Kondisi Maggie juga dalam keadaan telanjang pula. Bodynya yang super mulus dan putih membuat ane ngiler dan jantung ane deg degan parah.
"Ahh... ahh... ahh... goyang terus Des...ahh" lenguh Toni sambil meremas buah dadanya yang seksi seperti buah ranum.
"Ahhh....ahhh.... ahhh... ahhh... Kang" teriak Desti sambil mendongak keatas.
Tangan ane secara tanpa sadar memegangi monster shukaku yang udah berdiri tegak. Ane masukin tangan ke dalam celana, lalu mengocok monster itu. Anjir!! Adegan mereka sangat hot, udah kayak pemain bokep profesional.
"Ahh.... aku keluar Kang!! Aaaaahhhhhh!!!!" teriak Desti dengan tubuh melenting ke belakang.
Abis itu dia mencabut titit panjang dari lubang mekinya, lalu berbaring di sebelah Toni. Dia langsung memeluk dan menciumi cowok ganteng itu.
"Ah elah, aku mah belum keluar euy!" keluh Toni.
"Aku aja yang lanjut Kang!" tawar Maggie.
"Sok Meg, kamu nungging!" perintah Toni.
Maggie ngasihin kameranya kepada Desti untuk melanjutkan ngerekam aksi panas mereka, lalu ia menungging di atas kasur. Toni mencumbui pantat Maggie yang super mulus, lalu ia memasukan batang tititnya yang panjang dan perkasa ke dalam lubang surga Maggie yang basah. Mereka pun langsung larut dalam kenikmatan hubungan seksual.
Makin lama adegan mereka makin menggila dan panas. Ane pun makin kenceng ngocokin monster shukaku, hingga tak sengaja tubuh ane membentur pintu. Ane kaget bukan kepalang. Ane mundur beberapa langkah dari pintu. Tiba tiba tubuh ane menabrak kaki seseorang. Pas ane mendongak ke atas, ternyata kaki itu adalah kaki Livi yang tengah berdiri. Entah sudah berapa lama dia berdiri di belakang ane Gan/Sis?
"Lu sembunyi cepet!!" bisik Livi sambil memakai kaos milik Donnie untuk menutupi tubunya.
Ane langsung merayap ke balik kursi sofa. Tak lama kemudian Toni membuka pintu kamar. Dia masih dalam keadaan telanjang dengan titit masih tegak.
"Sorry Ton" ujar Livi.
"Eh kirain siapa? Lu mau apa kemari Liv?" tanya Toni.
"Gua mau minta kondom lagi, hehehe" jawab Livi yang pura pura malu.
"Yaelah, kenapa elu ngendap ngendap? Masuk aja kali Liv, kayak ke siapa aja"
"Gue takut ganggu elu Ton"
"Hahahaha, yaudah tunggu yah!"
Toni masuk ke kamar untuk ngambil kondom. Tak lama kemudian dia kembali sambil ngasihin sekotak kondom.
"Lu mau maen sama gue gak? Asik lho" ajak Toni.
"Enggak ah, mending gue ngewe sama yayang Donnie" tolak Livi.
"Hadeuuuuh elu mah gitu ah!! Gak asik"
"Ihhh kita kan sodaraan Ton, masa ngewe terus? Gue pengen jadi cewek normal ah"
"Tapi kan elu bukan adik kandung gue Liv. kita cuman sepupuan, jadi normal atuh"
"Sama aja Ton, nenek elu sama kakek gue adek kakak, jadi kita masih ada hubungan darah"
"Hmmmm.... yaudah deh, terserah elu Liv"
"Tengkiyu yah Ton"
Toni pun mengakhiri obrolan, lalu menutup pintu rapat rapat. Ane sampe denger suara kunci pintunya yang berderak. Udah dikira suasana aman, baru deh ane muncul kembali dari balik sofa. Ane langsung mau ngomong sama Livi, tapi dia menyumpal menyumpal mulut ane pake tangan. Tanpa banyak basa basi, dia menarik tangan ane dan ngajak ane pergi. Dia mengarah ke balik dapur dimana ada tangga kecil menuju lantai atas.
Ane pasrah aja ngikutin langkahnya dalam kegelapan. Kita menaiki tangga kecil yang cukup curam. Di atas ada sebuah loteng yang difungsikan sebagai tempat cuci dan seterika pakaian. Di sana juga ada beberapa tumpuk kasur dan bantal.
"Duduk sini!" suruh Livi dengan muka galaknya.
"Sorry Liv, gue bukan bermaksud ngintipin sepupu lu, tadi gue gak bisa tidur, gue keluar kamar dan liat pintu kamar Toni terbuka dikit, gue jadi penasaran"
"Hadeuuuh, elu mah ah, hampir aja ke gep, bisa gawat nih"
"Nah elu ngapain berdiri di belakang gue"
"Gue terbangun pas elu selimutin tubuh gue, terus gue ngikutin elu diem diem"
"Anjiiir"
"Terus elu mau ngapain bangun malem malem? Mau ngintipin sepupu gue?"
"Gue gak bisa tidur Liv, kepala gue pusing banget"
"Hmmmm... itu karena lu mabok Do"
"Iya, selain itu perasaan gue juga gak enak"
"Perasaan atau titit lu yang gak enak? Hahahaha"
"Si anjing!! Dua duanya lah"
"Gue juga heran sama Lita, kok gak mau ngewe yah, padahal dia udah mancing elu sampe sange"
Ane kemudian menatap tajam mata sipit Livi. Ane kali ini pengen ngorek rahasia tentang Lita. Cewek itu pun sedikit merasa terintimidasi.
"Jujur Liv!! Apa elu tau apa yang dialami Lita?"
"Apaan Do ihhh!! Gue gak tau apa apa" sanggah Livi dengan muka panik.
"Elu pasti tau rahasia Lita!"
Livi menampik pertanyaan ane. Dia bersikeras gak tahu menahu tentang rahasia Lita. Dia cuma tau kalo malam pas kerja kelompok itu, terjadi pesta seks karena mereka pada mabuk. Dia gak tau apakah Lita ikutan ngeseks atau enggak.
"Sumpah demi Tuhan Do!! Gue gak tau apa apa tentang kejadian malem itu karena gue gak ada di sana, gue waktu itu lagi sakit, jadi gak ikutan, gue cuman disuruh anak anak agar gak cerita sama elu" tegas Livi sambil memegang kedua pundak ane.
Ane gak bisa berkata kata lagi dibuatnya. Kayaknya Livi emang gak tau apa apa karena dia gak ada waktu itu.
"Sorry ya Liv, gue sempet nyangka elu yang enggak enggak"
"Hmmmm... gak apa apa Do, gue ngerti perasaan lu, tapi gue pikir kayaknya si Lita pernah diperkosa, soalnya dia trauma banget liat titit masuk ke memek, dia pasti pernah merasa digituin secara paksa sama cowok"
"Pemikiran kita sama Liv, gue juga nyangka gitu"
"Soalnya aneh aja gitu Do, gue sebagai cewek pernah ngerasain juga diperkosa sama si Toni dulu, tapi gue mah gak trauma berkepanjangan, soalnya si Toni minta maaf sama gue terus ngajakin baik baik"
"Hmmm... tapi siapa yah yang memerkosa Lita? Apa Hapid atau Dedi? Gue curiganya sama mereka, soalnya mereka pelaku utama pesta seks di rumah Lita dulu"
"Si Iman juga Do, jangan lupa"
"Dia mah anak culun Liv, gak mungkin juga"
"Ehh... culun culun juga dia mah predator Do, gue tau dari Erna"
"Okeh, berarti ada tiga, tapi gue belum ada bukti euy"
"Bukti emang gak ada, tapi saksi ada Do"
"Siapa?"
"Erna, Nia dan Ririn... mereka ada di sana kan?"
"Hmmm... tapi mereka gak bakalan ngaku kayaknya, soalnya rahasia"
"Gue juga heran sama Lita, dulu dia nyuruh gue rahasiain masalah itu dari elu, tapi malah dia sendiri yang ngebuka rahasia itu sama elu Do"
"Aneh emang, tapi cerita versi dia yang pesta seks itu cuma Erna, Nia, Hapid, Dedi dan Iman... sementara Lita dan Nia malah kabur ke kamar karena risih"
"Anjir! Kepala gue jadi pusing Do, mikirin Lita"
"Lu tidur atuh!! Lu pasti capek udah jalan seharian, terus malemnya ngewe sama si Donnie"
"Hayu atuh! Kita masuk ke kamar lagi"
"Gue mah di sini aja Liv, gue gak bisa tidur, gue menunggu pagi di sini"
"Anjing!! Menunggu pagi lah!! Hahaha"
Livi kemudian turun ke bawah, ninggalin ane sendirian di loteng. Ane membuka jendela loteng dan memposisikan diri duduk berselunjur menghadap ke jendela itu. Ane pengen liat matahari terbit muncul sambil melamun. Ane punya hobi melamun.
Tak lama kemudian, ane denger ada orang naik tangga. Pas ane nengok ke tangga, ternyata Livi balik lagi sambil bawa botol arak.
"Lho kok lu balik lagi?" tanya ane.
"Gue temenin elu ah, sambil ngabisin ini" jawab Livi sambil goyangin botol arak yang isinya tinggal setengah.
Dia lalu duduk di sebelah ane dan nyenderin kepalanya di bahu ane. Livi menenggak botol arak itu kayak orang kehausan. Ane bergidik liat Livi minum arak kayak minum air biasa, soalnya ane minum seseruput aja udah bikin tenggorokan kayak kebakar.
"Ada arak sisa Do, sayang kalo dibiarin"
"Lu mau mabok lagi?"
"Gue mah susah mabok Do, udah kuat"
"Anjir! Elu minum alkohol sejak usia berapa?"
"15 tahun Do"
"Emang bapak lu gak tau? Itu kan bahaya"
"Gak tau lah, di rumah gue banyak banget arak, kalo gue ambil satu atau dua botol, gak bakalan ketahuan, lagian bagi keluarga gue minum arak udah kebiasaan"
"Pantes atuh, elu udah kebal"
Ane nyobain minum arak seseruput, seketika badan ane bergidik dan ngerasa panas. Livi ngetawain ekspresi ane ketika minum minuman haram itu.
"Kenapa lu mau nemenin gue? Tuh di bawah ada cowok lu"
"Dia lagi molor, sedangkan elu masih melek, gue pengen nemenin orang yang masih melek karena gue juga gak bisa tidur"
"Bisa aja lu Liv, hahaha"
Akhirnya kita larut dalam suasana subuh yang dingin. Kita waktu itu habis ngebahas pasangan kita masing masing, mulai dari kelebihan sampe kekurangan. Ane baru tau kalo tulang kaki Donnie pake penyangga besi. Dia dulu pernah kecelakaan motor sampe kakinya patah. Ane dengernya merinding juga yah.
Sambil ngobrol, kita terus minum arak itu seruput demi seruput hingga ane kembali masuk ke fase mabuk. Kewarasan ane semakin memudar. Bawaannya ane pengen ketawa terus dan Livi terus ngelawak sama omongan absurdnya.
Saking senengnya hati ane waktu itu, ane jadi lupa sama rasa kesel pada Lita. Livi bener bener mengalihkan perhatian pikiran ane. Candaannya yang jenaka ditambah gaya ngomongya yang nyablak kayak omongan preman terminal membuat ane terhibur.
"Anjir udah pagi lagi Do, tuh liat matahari udah mau nongol"
"Ho'oh... indah banget yah, keluar dari balik gunung, di loteng ini semua keliatan jelas"
Livi memegang erat tangan ane. Ane seketika kaget, lalu menoleh ke arah mukanya. Kita pun saling bertatapan. Entah setan apa yang godain kita pagi itu. Ane begitu nafsu melihat bibir manisnya yang tipis.
Kita tatapan cukup lama. Baik ane maupun Livi sama sama gak ngeluarin sepatah kata apapun. Ane semakin mendekatkan bibir ke bibirnya. Livi pun akhirnya menyambut bibir ane.
Kita berciuman, beradu lidah dan air liur. Lidah ane dihisap sama Livi dengan kenceng. Dia masih penuh gairah. Livi melingkarkan tangannya di leher ane, begitupun ane melingkarkan tangan di pinggangnya.
"Waw, ciuman pagi yang luar biasa, hehehe" sanjung ane.
"Do, having fun yuk!!" tiba tiba Livi ngajakin sesuatu.
"Hmmm... elu masih belum puas maen sama Donnie? Lagian pacar pacar kita ada di bawah"
"Gue udah puas maen sama Donnie, tapi sama elu mah belum, hehehehe... pacar pacar kita mah pada molor di bawah, gak bakalan tau, paling mereka bangun siang"
"Kalo si Toni mergokin kita gimana?"
"Si Toni lagi sibuk ngewe sama perek perek itu, jadi santai lah Do"
"Yaudah deh"
Ane langsung meluk Livi dan menciumnya dengan penuh hasrat. Di bawah sinar matahari pagi yang hangat, kita saling bercumbu untuk memanaskan tubuh akan gairah birahi.
Sambil tetap berciuman, Livi menarik kaos ane. Dia meraba raba tubuh ane sampe akhirnya dia membuka baju ane. Dia menciumi leher ane, lalu berlanjut ke dada dan perut. Livi juga ngemutin puting susu ane yang tentunya sangat menggelikan.
Ane cuman duduk santai ketika Livi sibuk menjilati perut ane. Perlahan tapi pasti, Livi membuka celana ane sampe ane dibikin telanjang bulat. Ia melempar celana itu entah kemana.
Monster shukaku yang udah tegak pun ia kocokin dengan perlahan. Ia meludahi monster itu biar terasa licin. Ane mulai ngerasain efek ngilu Gan/Sis.
"Punya Donnie jauh lebih panjang dari gue, kok elu mau maunya sih ngewe ama gue?" tanya ane sambil meringis.
"Gue juga gak tau, tapi ngewe sama elu lebih asik, hehehe" Jawab Livi yang kemudian dia menyepong monster shukaku.
Hisapannya bikin ane merem melek. Kepalanya bergerak naik turun mengikuti laju penyepongan. Ane merasakan sensasi hangat dan basah di bagian alat vital.
Gak cuma tubuh monster shukaku, tapi kantung bijinya pun diemut dan dihisap sama Livi. Ane makin tak berdaya menahan aliran gairah birahi.
"Do"
"Apa Liv? Mau dimasukin?"
"Gue pengen kayak Lita lah"
"Maksud lu apa?"
"Jilatin memek gue! Tadi pas gue liat elu jilatin memek Lita, gue jadi pengen deh, kayaknya enak banget"
"Emang elu belum pernah digituin sama Donnie?"
"Belum Do, dia gak mau, lagian gue juga malu duluan karena takut memek gue bau terasi"
"Yaudah, sekarang elu yang tiduran, gue yang jilatin elu"
"Okeh, duh jadi deg degan hehe"
Kita tukar posisi, Livi yang berbaring dan ane yang berada di atas. Ane buka kaki Livi sampe ngangkang. Tampak mekinya yang berbulu tipis dibasahi air yang keluar dari lubang meki. Aroma terasi langsung menyeruak masuk ke hidung ane.
Tanpa banyak omong lagi, ane langsung menjilati lubang meki itu. Ane emut emut klitorisnya. Ane juga masukin lidah ke dalam lubang surga Livi. Seketika cewek oriental itu menggelinjang keenakan. Dia mendesah keras saking nikmatnya.
"Aahh... ahh... hmmmphh... ahhh... asli enak banget... ahh... hmmmph" lenguhnya.
Makin lama, mekinya makin basah. Lidah ane mulai ngerasa kelu saking banyaknya cairan yang keluar. Ane pun mengakhiri aksi oral seks.
Abis itu ane kembali menindih Livi sambil mencium bibirnya. Livi memeluk leher ane kembali dan membalas hisap lidah ane.
Dia ngambil kondom di saku kaosnya, lalu dipasangin pada monster shukaku. Abis itu kita melakukan penetrasi. Ane genjotin Livi dengan cukup keras. suara desahannya menghiasi suasana pagi hari yang hangat.
Ane membuka kaos Livi sehingga membuat dirinya telanjang. tampak buah dadanya yang berukuran sedang bergoyang mengikuti irama genjotan. Ane pegang kedua gundukan daging empuk itu lalu ane remas. Tiba tiba Livi narik leher ane supaya mendekat ke mukanya. Dia melumat bibir ane dan tangannya mencengkram punggung ane.
Livi berbaring menyamping di atas kasur tipis. Ane memeluk dia dari belakang sambil menciumi leher mulusnya yang panjang. Aroma keringat yang bercampur feromon membuat ane semakin bernafsu sama Livi. Mulut ane menjelajahi leher sampe ke punggungnya yang super mulus. Di sana banyak banget tanda love bite yang dibikin sama Donnie sebelumnya.
"Punggung elu juara Liv, gak ada obatnya"
"Anjiiiir!! Emang sebagus apa sih punggung gue? Tiap cowok yag ngewe sama gue, selalu muji punggung gue"
"Bagus banget pokoknya mah, hehehe"
Tanpa banyak basa basi, ane langsung menghisap punggung mulusnya dengan sekuat tenaga sampe timbul tanda merah.
"Awwww!! ngapain elu cupang punggung gue?"
"Buat tanda atuh Liv"
"Ihh kalo ketahuan Donnie gimana?"
"Gak bakalan, di punggung lu udah banyak bekas cupangan dia"
Ane terus menciumi punggungnya, sementara tangan ane sibuk colekin lubang meki Livi. Abis itu ane kembali melakukan penetrasi dari belakang. Livi melenting dan tubuhnya bergetar ketika ane dengan kenceng menggenjotnya. Ane terus menciumi punggungnya sambil genjot, sesekali Livi menengok ke belakang dan ciuman.
"Gue pengen keluar Liv!!!"
"Kita keluar bareng Do"
Kita pun berteriak bersama ketika puncak gairah tercapai. Monster shukaku ngeluarin chakra dalam jumlah banyak, namun aliranya tertahan oleh selaput karet yang menutupi tubuhnya. Kita berkeringat bersama, ngos ngosan bersama, berbaring di atas kasur tipis di bawah pancaran mentari pagi.
"Apa lu seneng Do?"
"Seneng pisan atuh Liv, makasih ya"
"Gue juga makasih ya Do, elu mah pokoknya spesial lah"
"Anjir kayak nasi goreng aja spesial, hahaha"
Abis selesai tempur, kita pake baju kembali kemudian turun ke bawah. Pas lewat dapur, ternyata Toni udah nangkring di sana sambil makan bubur ayam. Dia langsung menatap tajam kita.
"Abis ngapain kalian di atas?" tanyanya penuh curiga.
"Bukan urusan lo!" jawab Livi ketus sambil narik tangan ane. Dia mau kembali ke kamar.
"Woy si Donnie gimana?" lanjut Toni.
Seketika Livi menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Toni.
"Mending elu urusin urusan lu sendiri ya! Jangan ikut campur!" bentak Livi.
"Gue kasian aja sama si Donnie, punya pacar malah ngewe sama sahabat sendiri, kalo gue jadi dia, gue pasti sakit hati banget"
"Elu mau apa sih? Elu mau ngadu sama pacar gue?" bentak Livi sambil tunjuk muka Toni.
"Woy! Santai atuh, hehehe" Toni merasa terintimidasi.
"Elu gak berhak ngatur ngatur gue, suka suka gue dong mau ngewe sama siapa, karena semua ini elu yang ngajarin" lanjut Livi.
"Hahahaha... iya makanya santai Liv, gitu aja lu marah"
"Elu resek!!"
"Kenapa harus sama Dodo sih? Kenapa gak sama gue aja?"
"Anjing lu!! terserah gue atuh"
"Hahahaha"
Livi langsung cabut masuk ke kamar. Dia ninggalin ane begitu saja. Ane jadi bingung nih, sekaligus takut karena di hadapan ane ada Toni. Dia pasti marah besar karena tau ane udah ngeseks lagi sama sepupunya.
"Hehehe... maafin gue Kang, abisnya Livi ngajak mabok gue"
"Hadeuuuuuh!! Elu mah gobl*k!! Gue pengen banget mukulin elu lagi"
"Jangan atuh Kang! Plisss!! Gue minta maaf!"
"Apa si Livi seneng maen sama elu?"
"I... ii... iya Bang"
"Gue tau elu itu temen dia sejak kelas satu SMP, Livi udah percaya banget sama elu, tapi elu malah ngajakin dia ngewe"
"Maaf Kang, gue waktu itu lagi mabuk berat, gue berhalusinasi"
"Anjing!! Kalo bukan elu sahabat Livi, udah gue pites pites leher lu Do"
"Aduh! Jangan atuh Kang!"
Toni ngambil sebotol susu murni yang ada di atas meja, lalu ia lempar ke ane.
"Minum tuh!! Biar elu gak mabok lagi"
"Serius Bang? Akang udah gak marah sama gue?"
"Masih marah, tapi gue tahan... sana balik ke kamar lu!! "
"Iya Kang.... makasih pisan Kang"
"Iyaaaa... awas lu kalo nyakitin sepupu gue!!"
"Iya Kang, Gue sumpah gak bakal nyakitin Livi"
"Okeh"
Ane pun akhirnya balik ke kamar. Sesaat ane bener bener takut dihajar lagi sama Toni, tapi ternyata dia gak melakukan itu. Mungkin Livi udah bilang sama dia sebelumnya tentang ane. Lagian Toni juga bukan orang baik baik. Justru dialah yang bikin Livi sebadung itu. Ane sebagai sahabat Livi gak akan menyakiti hatinya, secara ane bukan pacarnya juga kali.
Ketika masuk kamar, Livi udah tidur lelap di sebelah Donnie. Ane liat Lita pun masih sama. Ane perlahan merayap ke sebelah Lita dan memeluknya. Tiba tiba Lita bergerak dan membuka matanya. Dia tersenyum menyambut ane di pagi hari.
"Kamu dari mana Do?"
"Aku abis pipis Lit"
"Bobok lagi yuk!"
"Hayuk"
Ane mengecup bibirnya, lalu mengelus kepalanya. Kita pun kembali melanjutkan tidur yang tertunda semalam. Hari itu, kita bangun jam 12 siang. Kepala ane rasanya enak setelah tidur pulas.
Di hari kedua ini, kita berencana pergi ke Lembang. Kita mutusin untuk gak nginep lagi di rumah Toni. Kayaknya Livi lagi marah sama dia karena udah mergokin dia ngeseks sama ane. Kita nyari hotel paling murah di sana untuk menginap.
Pada sore hari kita dapet hotel melati yang lumayan bagus. Kita pesen kamar yang berbeda. Malem hari ane dan Lita ngabisin waktu dengan menonton tv sambil makan jagung bakar. Sepanjang malam kita ngobrol ngalor ngidul menikmati kebersamaan. Ane seneng bisa pacaran sama Lita kayak gini karena biasanya dia selalu bertingkah absurd dengan menggoda ane dan memancing syahwat.
Sebenernya pacaran model kayak gini yang ane suka Gan/Sis. Ane bisa berbagi apapun sama pasangan baik suka maupun duka. Hubungan seks cuman bumbu dalam hubungan. Ane menganggap berbagi perasaan kasih sayang dan kenyamanan jauh lebih penting daripada seks.
...
Next Chapter : Murid Istimewa
Mohon komentar yg banyak biar trit ini selalu di atas, biar kelihatan sama sobat lendir lainnya
Ane berusaha menenangkan pikiran untuk tidur. Di sebelah, Lita udah lelap. Dia mendengkur dan mulutnya ngeluarin aroma alkohol. Sebenernya mulut ane juga sama Gan/Sis, beraroma alkohol juga. Suara desahan Livi dan Donnie beserta derit ranjang yang bergerak mengikuti genjotan Donnie seakan menjadi lagu pengantar tidur buat ane.
Ane tidur selama sejam malem itu. Ane tiba-tiba aja terbangung karena lambung bergejolak. Ane liat orang orang di kamar udah pada tidur. Lita sangat pulas, sampe-sampe ane usel usel perutnya, dia gak bereaksi. Begitu pula pasangan sangean Livi dan Donnie. Mereka tidur bugil sambil pelukan. Ane sampe terheran heran liat kondom-kondom bekas pake berserakan di lantai yang begitu banyak, entah berapa ronde mereka ngentot. Ane secara inisiatif menyelimuti mereka biar gak digigit naga.
Ane berjalan keluar secara perlahan. Kepala ane masih pening, tapi gak sepening sebelumnya. Ane liat jam dinding udah nunjukin pukul 4. Bentar lagi azan subuh akan datang. Ane liat liat kondisi ruang tengah. Terus fokus ane tertarik sama suara-suara orang di kamar Toni.
Setan dalam diri pun membisiki kepala ane untuk melihat ke dalam kamar Toni. Kebetulan, kamar Toni pintunya gak tertutup rapat, sehingga ane bisa mengintip dari luar. Ane matiin lampu ruang tengah biar gelap, kemudian ane perlahan mengendap endap mendekati kamar Toni. Ane berlutut dan mencoba mengintip lewat celah kecil pintu yang terbuka.
Ternyata mereka masih asik bermain Gan/Sis. Ane liat Toni berbaring. Dia lagi digenjot sama Desti yang duduk di atas selangkangannya. Ane liat titit Toni begitu besar dan panjang, keluar masuk lubang meki Desti yang basah. Lenguhan cewek seksi itu membuat ane mendadak sange kembali.
Di sisi lain Maggie sibuk memegangi handycam. Dia kayaknya lagi merekam adegan panas yang dilakukan Toni dan Desti. Kondisi Maggie juga dalam keadaan telanjang pula. Bodynya yang super mulus dan putih membuat ane ngiler dan jantung ane deg degan parah.
"Ahh... ahh... ahh... goyang terus Des...ahh" lenguh Toni sambil meremas buah dadanya yang seksi seperti buah ranum.
"Ahhh....ahhh.... ahhh... ahhh... Kang" teriak Desti sambil mendongak keatas.
Tangan ane secara tanpa sadar memegangi monster shukaku yang udah berdiri tegak. Ane masukin tangan ke dalam celana, lalu mengocok monster itu. Anjir!! Adegan mereka sangat hot, udah kayak pemain bokep profesional.
"Ahh.... aku keluar Kang!! Aaaaahhhhhh!!!!" teriak Desti dengan tubuh melenting ke belakang.
Abis itu dia mencabut titit panjang dari lubang mekinya, lalu berbaring di sebelah Toni. Dia langsung memeluk dan menciumi cowok ganteng itu.
"Ah elah, aku mah belum keluar euy!" keluh Toni.
"Aku aja yang lanjut Kang!" tawar Maggie.
"Sok Meg, kamu nungging!" perintah Toni.
Maggie ngasihin kameranya kepada Desti untuk melanjutkan ngerekam aksi panas mereka, lalu ia menungging di atas kasur. Toni mencumbui pantat Maggie yang super mulus, lalu ia memasukan batang tititnya yang panjang dan perkasa ke dalam lubang surga Maggie yang basah. Mereka pun langsung larut dalam kenikmatan hubungan seksual.
Makin lama adegan mereka makin menggila dan panas. Ane pun makin kenceng ngocokin monster shukaku, hingga tak sengaja tubuh ane membentur pintu. Ane kaget bukan kepalang. Ane mundur beberapa langkah dari pintu. Tiba tiba tubuh ane menabrak kaki seseorang. Pas ane mendongak ke atas, ternyata kaki itu adalah kaki Livi yang tengah berdiri. Entah sudah berapa lama dia berdiri di belakang ane Gan/Sis?
"Lu sembunyi cepet!!" bisik Livi sambil memakai kaos milik Donnie untuk menutupi tubunya.
Ane langsung merayap ke balik kursi sofa. Tak lama kemudian Toni membuka pintu kamar. Dia masih dalam keadaan telanjang dengan titit masih tegak.
"Sorry Ton" ujar Livi.
"Eh kirain siapa? Lu mau apa kemari Liv?" tanya Toni.
"Gua mau minta kondom lagi, hehehe" jawab Livi yang pura pura malu.
"Yaelah, kenapa elu ngendap ngendap? Masuk aja kali Liv, kayak ke siapa aja"
"Gue takut ganggu elu Ton"
"Hahahaha, yaudah tunggu yah!"
Toni masuk ke kamar untuk ngambil kondom. Tak lama kemudian dia kembali sambil ngasihin sekotak kondom.
"Lu mau maen sama gue gak? Asik lho" ajak Toni.
"Enggak ah, mending gue ngewe sama yayang Donnie" tolak Livi.
"Hadeuuuuh elu mah gitu ah!! Gak asik"
"Ihhh kita kan sodaraan Ton, masa ngewe terus? Gue pengen jadi cewek normal ah"
"Tapi kan elu bukan adik kandung gue Liv. kita cuman sepupuan, jadi normal atuh"
"Sama aja Ton, nenek elu sama kakek gue adek kakak, jadi kita masih ada hubungan darah"
"Hmmmm.... yaudah deh, terserah elu Liv"
"Tengkiyu yah Ton"
Toni pun mengakhiri obrolan, lalu menutup pintu rapat rapat. Ane sampe denger suara kunci pintunya yang berderak. Udah dikira suasana aman, baru deh ane muncul kembali dari balik sofa. Ane langsung mau ngomong sama Livi, tapi dia menyumpal menyumpal mulut ane pake tangan. Tanpa banyak basa basi, dia menarik tangan ane dan ngajak ane pergi. Dia mengarah ke balik dapur dimana ada tangga kecil menuju lantai atas.
Ane pasrah aja ngikutin langkahnya dalam kegelapan. Kita menaiki tangga kecil yang cukup curam. Di atas ada sebuah loteng yang difungsikan sebagai tempat cuci dan seterika pakaian. Di sana juga ada beberapa tumpuk kasur dan bantal.
"Duduk sini!" suruh Livi dengan muka galaknya.
"Sorry Liv, gue bukan bermaksud ngintipin sepupu lu, tadi gue gak bisa tidur, gue keluar kamar dan liat pintu kamar Toni terbuka dikit, gue jadi penasaran"
"Hadeuuuh, elu mah ah, hampir aja ke gep, bisa gawat nih"
"Nah elu ngapain berdiri di belakang gue"
"Gue terbangun pas elu selimutin tubuh gue, terus gue ngikutin elu diem diem"
"Anjiiir"
"Terus elu mau ngapain bangun malem malem? Mau ngintipin sepupu gue?"
"Gue gak bisa tidur Liv, kepala gue pusing banget"
"Hmmmm... itu karena lu mabok Do"
"Iya, selain itu perasaan gue juga gak enak"
"Perasaan atau titit lu yang gak enak? Hahahaha"
"Si anjing!! Dua duanya lah"
"Gue juga heran sama Lita, kok gak mau ngewe yah, padahal dia udah mancing elu sampe sange"
Ane kemudian menatap tajam mata sipit Livi. Ane kali ini pengen ngorek rahasia tentang Lita. Cewek itu pun sedikit merasa terintimidasi.
"Jujur Liv!! Apa elu tau apa yang dialami Lita?"
"Apaan Do ihhh!! Gue gak tau apa apa" sanggah Livi dengan muka panik.
"Elu pasti tau rahasia Lita!"
Livi menampik pertanyaan ane. Dia bersikeras gak tahu menahu tentang rahasia Lita. Dia cuma tau kalo malam pas kerja kelompok itu, terjadi pesta seks karena mereka pada mabuk. Dia gak tau apakah Lita ikutan ngeseks atau enggak.
"Sumpah demi Tuhan Do!! Gue gak tau apa apa tentang kejadian malem itu karena gue gak ada di sana, gue waktu itu lagi sakit, jadi gak ikutan, gue cuman disuruh anak anak agar gak cerita sama elu" tegas Livi sambil memegang kedua pundak ane.
Ane gak bisa berkata kata lagi dibuatnya. Kayaknya Livi emang gak tau apa apa karena dia gak ada waktu itu.
"Sorry ya Liv, gue sempet nyangka elu yang enggak enggak"
"Hmmmm... gak apa apa Do, gue ngerti perasaan lu, tapi gue pikir kayaknya si Lita pernah diperkosa, soalnya dia trauma banget liat titit masuk ke memek, dia pasti pernah merasa digituin secara paksa sama cowok"
"Pemikiran kita sama Liv, gue juga nyangka gitu"
"Soalnya aneh aja gitu Do, gue sebagai cewek pernah ngerasain juga diperkosa sama si Toni dulu, tapi gue mah gak trauma berkepanjangan, soalnya si Toni minta maaf sama gue terus ngajakin baik baik"
"Hmmm... tapi siapa yah yang memerkosa Lita? Apa Hapid atau Dedi? Gue curiganya sama mereka, soalnya mereka pelaku utama pesta seks di rumah Lita dulu"
"Si Iman juga Do, jangan lupa"
"Dia mah anak culun Liv, gak mungkin juga"
"Ehh... culun culun juga dia mah predator Do, gue tau dari Erna"
"Okeh, berarti ada tiga, tapi gue belum ada bukti euy"
"Bukti emang gak ada, tapi saksi ada Do"
"Siapa?"
"Erna, Nia dan Ririn... mereka ada di sana kan?"
"Hmmm... tapi mereka gak bakalan ngaku kayaknya, soalnya rahasia"
"Gue juga heran sama Lita, dulu dia nyuruh gue rahasiain masalah itu dari elu, tapi malah dia sendiri yang ngebuka rahasia itu sama elu Do"
"Aneh emang, tapi cerita versi dia yang pesta seks itu cuma Erna, Nia, Hapid, Dedi dan Iman... sementara Lita dan Nia malah kabur ke kamar karena risih"
"Anjir! Kepala gue jadi pusing Do, mikirin Lita"
"Lu tidur atuh!! Lu pasti capek udah jalan seharian, terus malemnya ngewe sama si Donnie"
"Hayu atuh! Kita masuk ke kamar lagi"
"Gue mah di sini aja Liv, gue gak bisa tidur, gue menunggu pagi di sini"
"Anjing!! Menunggu pagi lah!! Hahaha"
Livi kemudian turun ke bawah, ninggalin ane sendirian di loteng. Ane membuka jendela loteng dan memposisikan diri duduk berselunjur menghadap ke jendela itu. Ane pengen liat matahari terbit muncul sambil melamun. Ane punya hobi melamun.
Tak lama kemudian, ane denger ada orang naik tangga. Pas ane nengok ke tangga, ternyata Livi balik lagi sambil bawa botol arak.
"Lho kok lu balik lagi?" tanya ane.
"Gue temenin elu ah, sambil ngabisin ini" jawab Livi sambil goyangin botol arak yang isinya tinggal setengah.
Dia lalu duduk di sebelah ane dan nyenderin kepalanya di bahu ane. Livi menenggak botol arak itu kayak orang kehausan. Ane bergidik liat Livi minum arak kayak minum air biasa, soalnya ane minum seseruput aja udah bikin tenggorokan kayak kebakar.
"Ada arak sisa Do, sayang kalo dibiarin"
"Lu mau mabok lagi?"
"Gue mah susah mabok Do, udah kuat"
"Anjir! Elu minum alkohol sejak usia berapa?"
"15 tahun Do"
"Emang bapak lu gak tau? Itu kan bahaya"
"Gak tau lah, di rumah gue banyak banget arak, kalo gue ambil satu atau dua botol, gak bakalan ketahuan, lagian bagi keluarga gue minum arak udah kebiasaan"
"Pantes atuh, elu udah kebal"
Ane nyobain minum arak seseruput, seketika badan ane bergidik dan ngerasa panas. Livi ngetawain ekspresi ane ketika minum minuman haram itu.
"Kenapa lu mau nemenin gue? Tuh di bawah ada cowok lu"
"Dia lagi molor, sedangkan elu masih melek, gue pengen nemenin orang yang masih melek karena gue juga gak bisa tidur"
"Bisa aja lu Liv, hahaha"
Akhirnya kita larut dalam suasana subuh yang dingin. Kita waktu itu habis ngebahas pasangan kita masing masing, mulai dari kelebihan sampe kekurangan. Ane baru tau kalo tulang kaki Donnie pake penyangga besi. Dia dulu pernah kecelakaan motor sampe kakinya patah. Ane dengernya merinding juga yah.
Sambil ngobrol, kita terus minum arak itu seruput demi seruput hingga ane kembali masuk ke fase mabuk. Kewarasan ane semakin memudar. Bawaannya ane pengen ketawa terus dan Livi terus ngelawak sama omongan absurdnya.
Saking senengnya hati ane waktu itu, ane jadi lupa sama rasa kesel pada Lita. Livi bener bener mengalihkan perhatian pikiran ane. Candaannya yang jenaka ditambah gaya ngomongya yang nyablak kayak omongan preman terminal membuat ane terhibur.
"Anjir udah pagi lagi Do, tuh liat matahari udah mau nongol"
"Ho'oh... indah banget yah, keluar dari balik gunung, di loteng ini semua keliatan jelas"
Livi memegang erat tangan ane. Ane seketika kaget, lalu menoleh ke arah mukanya. Kita pun saling bertatapan. Entah setan apa yang godain kita pagi itu. Ane begitu nafsu melihat bibir manisnya yang tipis.
Kita tatapan cukup lama. Baik ane maupun Livi sama sama gak ngeluarin sepatah kata apapun. Ane semakin mendekatkan bibir ke bibirnya. Livi pun akhirnya menyambut bibir ane.
Kita berciuman, beradu lidah dan air liur. Lidah ane dihisap sama Livi dengan kenceng. Dia masih penuh gairah. Livi melingkarkan tangannya di leher ane, begitupun ane melingkarkan tangan di pinggangnya.
"Waw, ciuman pagi yang luar biasa, hehehe" sanjung ane.
"Do, having fun yuk!!" tiba tiba Livi ngajakin sesuatu.
"Hmmm... elu masih belum puas maen sama Donnie? Lagian pacar pacar kita ada di bawah"
"Gue udah puas maen sama Donnie, tapi sama elu mah belum, hehehehe... pacar pacar kita mah pada molor di bawah, gak bakalan tau, paling mereka bangun siang"
"Kalo si Toni mergokin kita gimana?"
"Si Toni lagi sibuk ngewe sama perek perek itu, jadi santai lah Do"
"Yaudah deh"
Ane langsung meluk Livi dan menciumnya dengan penuh hasrat. Di bawah sinar matahari pagi yang hangat, kita saling bercumbu untuk memanaskan tubuh akan gairah birahi.
Sambil tetap berciuman, Livi menarik kaos ane. Dia meraba raba tubuh ane sampe akhirnya dia membuka baju ane. Dia menciumi leher ane, lalu berlanjut ke dada dan perut. Livi juga ngemutin puting susu ane yang tentunya sangat menggelikan.
Ane cuman duduk santai ketika Livi sibuk menjilati perut ane. Perlahan tapi pasti, Livi membuka celana ane sampe ane dibikin telanjang bulat. Ia melempar celana itu entah kemana.
Monster shukaku yang udah tegak pun ia kocokin dengan perlahan. Ia meludahi monster itu biar terasa licin. Ane mulai ngerasain efek ngilu Gan/Sis.
"Punya Donnie jauh lebih panjang dari gue, kok elu mau maunya sih ngewe ama gue?" tanya ane sambil meringis.
"Gue juga gak tau, tapi ngewe sama elu lebih asik, hehehe" Jawab Livi yang kemudian dia menyepong monster shukaku.
Hisapannya bikin ane merem melek. Kepalanya bergerak naik turun mengikuti laju penyepongan. Ane merasakan sensasi hangat dan basah di bagian alat vital.
Gak cuma tubuh monster shukaku, tapi kantung bijinya pun diemut dan dihisap sama Livi. Ane makin tak berdaya menahan aliran gairah birahi.
"Do"
"Apa Liv? Mau dimasukin?"
"Gue pengen kayak Lita lah"
"Maksud lu apa?"
"Jilatin memek gue! Tadi pas gue liat elu jilatin memek Lita, gue jadi pengen deh, kayaknya enak banget"
"Emang elu belum pernah digituin sama Donnie?"
"Belum Do, dia gak mau, lagian gue juga malu duluan karena takut memek gue bau terasi"
"Yaudah, sekarang elu yang tiduran, gue yang jilatin elu"
"Okeh, duh jadi deg degan hehe"
Kita tukar posisi, Livi yang berbaring dan ane yang berada di atas. Ane buka kaki Livi sampe ngangkang. Tampak mekinya yang berbulu tipis dibasahi air yang keluar dari lubang meki. Aroma terasi langsung menyeruak masuk ke hidung ane.
Tanpa banyak omong lagi, ane langsung menjilati lubang meki itu. Ane emut emut klitorisnya. Ane juga masukin lidah ke dalam lubang surga Livi. Seketika cewek oriental itu menggelinjang keenakan. Dia mendesah keras saking nikmatnya.
"Aahh... ahh... hmmmphh... ahhh... asli enak banget... ahh... hmmmph" lenguhnya.
Makin lama, mekinya makin basah. Lidah ane mulai ngerasa kelu saking banyaknya cairan yang keluar. Ane pun mengakhiri aksi oral seks.
Abis itu ane kembali menindih Livi sambil mencium bibirnya. Livi memeluk leher ane kembali dan membalas hisap lidah ane.
Dia ngambil kondom di saku kaosnya, lalu dipasangin pada monster shukaku. Abis itu kita melakukan penetrasi. Ane genjotin Livi dengan cukup keras. suara desahannya menghiasi suasana pagi hari yang hangat.
Ane membuka kaos Livi sehingga membuat dirinya telanjang. tampak buah dadanya yang berukuran sedang bergoyang mengikuti irama genjotan. Ane pegang kedua gundukan daging empuk itu lalu ane remas. Tiba tiba Livi narik leher ane supaya mendekat ke mukanya. Dia melumat bibir ane dan tangannya mencengkram punggung ane.
Livi berbaring menyamping di atas kasur tipis. Ane memeluk dia dari belakang sambil menciumi leher mulusnya yang panjang. Aroma keringat yang bercampur feromon membuat ane semakin bernafsu sama Livi. Mulut ane menjelajahi leher sampe ke punggungnya yang super mulus. Di sana banyak banget tanda love bite yang dibikin sama Donnie sebelumnya.
"Punggung elu juara Liv, gak ada obatnya"
"Anjiiiir!! Emang sebagus apa sih punggung gue? Tiap cowok yag ngewe sama gue, selalu muji punggung gue"
"Bagus banget pokoknya mah, hehehe"
Tanpa banyak basa basi, ane langsung menghisap punggung mulusnya dengan sekuat tenaga sampe timbul tanda merah.
"Awwww!! ngapain elu cupang punggung gue?"
"Buat tanda atuh Liv"
"Ihh kalo ketahuan Donnie gimana?"
"Gak bakalan, di punggung lu udah banyak bekas cupangan dia"
Ane terus menciumi punggungnya, sementara tangan ane sibuk colekin lubang meki Livi. Abis itu ane kembali melakukan penetrasi dari belakang. Livi melenting dan tubuhnya bergetar ketika ane dengan kenceng menggenjotnya. Ane terus menciumi punggungnya sambil genjot, sesekali Livi menengok ke belakang dan ciuman.
"Gue pengen keluar Liv!!!"
"Kita keluar bareng Do"
Kita pun berteriak bersama ketika puncak gairah tercapai. Monster shukaku ngeluarin chakra dalam jumlah banyak, namun aliranya tertahan oleh selaput karet yang menutupi tubuhnya. Kita berkeringat bersama, ngos ngosan bersama, berbaring di atas kasur tipis di bawah pancaran mentari pagi.
"Apa lu seneng Do?"
"Seneng pisan atuh Liv, makasih ya"
"Gue juga makasih ya Do, elu mah pokoknya spesial lah"
"Anjir kayak nasi goreng aja spesial, hahaha"
Abis selesai tempur, kita pake baju kembali kemudian turun ke bawah. Pas lewat dapur, ternyata Toni udah nangkring di sana sambil makan bubur ayam. Dia langsung menatap tajam kita.
"Abis ngapain kalian di atas?" tanyanya penuh curiga.
"Bukan urusan lo!" jawab Livi ketus sambil narik tangan ane. Dia mau kembali ke kamar.
"Woy si Donnie gimana?" lanjut Toni.
Seketika Livi menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Toni.
"Mending elu urusin urusan lu sendiri ya! Jangan ikut campur!" bentak Livi.
"Gue kasian aja sama si Donnie, punya pacar malah ngewe sama sahabat sendiri, kalo gue jadi dia, gue pasti sakit hati banget"
"Elu mau apa sih? Elu mau ngadu sama pacar gue?" bentak Livi sambil tunjuk muka Toni.
"Woy! Santai atuh, hehehe" Toni merasa terintimidasi.
"Elu gak berhak ngatur ngatur gue, suka suka gue dong mau ngewe sama siapa, karena semua ini elu yang ngajarin" lanjut Livi.
"Hahahaha... iya makanya santai Liv, gitu aja lu marah"
"Elu resek!!"
"Kenapa harus sama Dodo sih? Kenapa gak sama gue aja?"
"Anjing lu!! terserah gue atuh"
"Hahahaha"
Livi langsung cabut masuk ke kamar. Dia ninggalin ane begitu saja. Ane jadi bingung nih, sekaligus takut karena di hadapan ane ada Toni. Dia pasti marah besar karena tau ane udah ngeseks lagi sama sepupunya.
"Hehehe... maafin gue Kang, abisnya Livi ngajak mabok gue"
"Hadeuuuuuh!! Elu mah gobl*k!! Gue pengen banget mukulin elu lagi"
"Jangan atuh Kang! Plisss!! Gue minta maaf!"
"Apa si Livi seneng maen sama elu?"
"I... ii... iya Bang"
"Gue tau elu itu temen dia sejak kelas satu SMP, Livi udah percaya banget sama elu, tapi elu malah ngajakin dia ngewe"
"Maaf Kang, gue waktu itu lagi mabuk berat, gue berhalusinasi"
"Anjing!! Kalo bukan elu sahabat Livi, udah gue pites pites leher lu Do"
"Aduh! Jangan atuh Kang!"
Toni ngambil sebotol susu murni yang ada di atas meja, lalu ia lempar ke ane.
"Minum tuh!! Biar elu gak mabok lagi"
"Serius Bang? Akang udah gak marah sama gue?"
"Masih marah, tapi gue tahan... sana balik ke kamar lu!! "
"Iya Kang.... makasih pisan Kang"
"Iyaaaa... awas lu kalo nyakitin sepupu gue!!"
"Iya Kang, Gue sumpah gak bakal nyakitin Livi"
"Okeh"
Ane pun akhirnya balik ke kamar. Sesaat ane bener bener takut dihajar lagi sama Toni, tapi ternyata dia gak melakukan itu. Mungkin Livi udah bilang sama dia sebelumnya tentang ane. Lagian Toni juga bukan orang baik baik. Justru dialah yang bikin Livi sebadung itu. Ane sebagai sahabat Livi gak akan menyakiti hatinya, secara ane bukan pacarnya juga kali.
Ketika masuk kamar, Livi udah tidur lelap di sebelah Donnie. Ane liat Lita pun masih sama. Ane perlahan merayap ke sebelah Lita dan memeluknya. Tiba tiba Lita bergerak dan membuka matanya. Dia tersenyum menyambut ane di pagi hari.
"Kamu dari mana Do?"
"Aku abis pipis Lit"
"Bobok lagi yuk!"
"Hayuk"
Ane mengecup bibirnya, lalu mengelus kepalanya. Kita pun kembali melanjutkan tidur yang tertunda semalam. Hari itu, kita bangun jam 12 siang. Kepala ane rasanya enak setelah tidur pulas.
Di hari kedua ini, kita berencana pergi ke Lembang. Kita mutusin untuk gak nginep lagi di rumah Toni. Kayaknya Livi lagi marah sama dia karena udah mergokin dia ngeseks sama ane. Kita nyari hotel paling murah di sana untuk menginap.
Pada sore hari kita dapet hotel melati yang lumayan bagus. Kita pesen kamar yang berbeda. Malem hari ane dan Lita ngabisin waktu dengan menonton tv sambil makan jagung bakar. Sepanjang malam kita ngobrol ngalor ngidul menikmati kebersamaan. Ane seneng bisa pacaran sama Lita kayak gini karena biasanya dia selalu bertingkah absurd dengan menggoda ane dan memancing syahwat.
Sebenernya pacaran model kayak gini yang ane suka Gan/Sis. Ane bisa berbagi apapun sama pasangan baik suka maupun duka. Hubungan seks cuman bumbu dalam hubungan. Ane menganggap berbagi perasaan kasih sayang dan kenyamanan jauh lebih penting daripada seks.
...
Next Chapter : Murid Istimewa
Mohon komentar yg banyak biar trit ini selalu di atas, biar kelihatan sama sobat lendir lainnya
Ghostreader
Semprot Lover
- Daftar
- 23 Apr 2015
- Post
- 233
- Like diterima
- 223
Update nya bareng morning wood
Blacksaber456
Tukang Semprot
- Daftar
- 5 Jan 2018
- Post
- 1.130
- Like diterima
- 965
Wuw uw uw mantul updatenya
Hernandez13
Pendekar Semprot
- Daftar
- 7 Feb 2022
- Post
- 1.521
- Like diterima
- 1.758
Patut dinantikan kembali dengan ukhti fera
anak_manusia
Suhu Semprot
Mansion PVJ is the best, apalagi klo waktu Campus Party
Makasih updatenya bro @Martincorp69
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
