Hernandez13
Pendekar Semprot
- Daftar
- 7 Feb 2022
- Post
- 1.530
- Like diterima
- 1.769
Patut dinantikan kembali
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG - TAMAT KISAH CINTA : CINTA PERTAMA (21+)
- Thread starter Martincorp69
- Start date
Blacksaber456
Tukang Semprot
- Daftar
- 5 Jan 2018
- Post
- 1.137
- Like diterima
- 977
Uhh mntull bner
bona_bona
Pertapa Semprot
mantaaabbbb.... lanjut suhuuu...
enggar_pratama
Calon Suhu Semprot
- Daftar
- 30 Jul 2011
- Post
- 2.503
- Like diterima
- 2.760
Ga sabar nunggu Gema ngewe sm Dodo..
Atau Livi.. hehehe
Atau Livi.. hehehe
Martincorp69
Tukang Semprot
- Daftar
- 29 Dec 2022
- Post
- 1.037
- Like diterima
- 16.709
Kepergok Pak Guru
Rapat persiapan panitia MOS berlangsung selama satu jam lebih. Rapat dipimpin oleh Dimas selaku ketua. Dia duduk berdua di atas podium bersama Mitha yang menjabat jadi sekretaris.
Dimas ini emang cowok yang sempurna menurut ane. Dia punya privilege banyak untuk hidupnya. Orang tua kaya, Ketua OSIS, Ketua Ekskul Ilmuwan Remaja, Ketua Ekskul Seni Musik, muka ganteng, otak encer, badan bagus, fisik sempurna, motor ninja 250, helm AGV, sepatu nike ori, jam tangan adidas ori dan hape nokia tipe tertinggi.
.
Kalo ane jadi cewek, ane pasti jatuh cinta sama Dimas. Ane bakalan tergila gila dan mungkin ane jadiin Dimas sebagai bahan colmek tiap mau mandi pagi.
Bukannya memperhatikan Dimas presentasi, tapi ane malah merhatiin gerak gerik Dimas. Ane liat dia beberapa kali cari perhatian Mitha yang duduk di sebelahnya seperti menyuruh jadi operator laptop dan mencatat.
Kok bisa-bisanya ya Mitha nolak cowok sesempurna ini? Padahal ane tau kalo Mitha ini bukan dari kalangan orang berada. Hidupnya begitu sederhana, bahkan makan pun jarang sama daging.
Seandainya Mitha mau pacaran sama Dimas, pasti keadaan ekonomi keluargnya bakalan terbantu. Dimas dengan uang orang tuanya yang bejibun bisa bantuin ibunya Mitha untuk nambah modal warungnya atau ngebeliin motor baru buat bapaknya Mitha.
Tapi mendadak bagian lain dalam otak ane ngasih suatu kilatan memori kejadian kalo seandainya mereka pacaran. Dalam kilatan itu ane sama sekali gak melihat kebahagiaan yang ane bayangin sebelumnya.
Dalam kilatan itu, ane liat Dimas cuma memanfaatkan Mitha sebagai budak seks nya. Dia menghamili Mitha dan gak mau tanggung jawab. Masa depan Mitha hancur setelah kabar kehamilannya diketahui. Dia dikeluarkan dari sekolah dan impiannya untuk kuliah langsung sirna. Dia juga menanggung malu atas aib yang dialaminya. Akhirnya dia pun memilih untuk bunuh diri.
Ane langsung tersadar waktu itu Gan/Sis, kalo keputusan Mitha nolak Dimas adalah keputusan yang sangat tepat. Mungkin Dia juga udah bisa membaca dan menebak perilaku dari Dimas seperti apa.
Kalo dalam sinetron atau novel novel romance, cowok kayak Dimas ini aslinya memiliki sifat brengsek yang suka mainin hati cewek. Mereka cuma manfaatin cewek untuk memuaskan nafsu birahi. Setelah tercapai, maka dibuang lah cewek itu kayak sampah.
Lita mulai merasa aneh liat gelagat ane yang larut dalam lamunan. Ia meremas monster shukaku piaraan ane untuk menyadarkan ane dari lamunan.
Seketika ane teriak dan membuat seisi ruangan liat ke arah ane. Mitha langsung berdiri sambil memandang ane dengan serius.
"Dodo, ada apa ya?" tanya Mitha pake mikrofon.
"Anu Teh... tadi... eh... tadi ada semut yang gigit kaki saya, maaf teh, maaf semuanya, maaf Kang Dimas" Ane mendadak gemetar saat itu.
Rapat pun kembali dilanjutkan dengan pemaparan materi rencana kegiatan setelah ane klarifikasi. Di sebelah, ane liat Lita cekikikan tanpa suara. Dia adalah pelaku utama dari kejadian yang memalukan tadi.
"Kenapa kamu lakuin itu?" bisik ane.
"Kamu dari tadi ngelamun terus ihh... aku nyadarin kamu tau" balas Lita.
"Iya tapi jangan remes titit aku juga kali, kan bisa cubit perut aku atau apa kek"
"Aku gemesnya sama titit kamu Do"
"Dasar cewek mesum... kamu itu... "
Tiba tiba Mitha menggebrak meja di depan. Sontak semua orang terkejut. Begitu pula ane dan Lita. Ane liat Mitha berdiri di depan sambil berkacak pinggang. Dia menatap ane dengan amarah.
"DODO! KAMU ITU DARI TADI BERISIK MULU!" bentak Mitha.
"Maaf Teh, saya... "
"KELUAR KAMU DARI SINI!!"
Anjiir!! Mitha langsung ngusir ane dari tempat rapat. Semua orang pun menatap ane dengan berbagai perasaan. Ada yang kasihan dan ada juga yang seneng.
Ane dengan berat hati beranjak dari tempat duduk, lalu keluar dari ruang rapat. Ane gak berani ngeluarin kata kata apapun. Lita terlihat bingung dan sedih liat ane diusir. Sebelum ane menutup pintu, ane melambaikan tangan sama Lita.
Sial banget deh, ane diusir sama cewek ane sendiri. Entah kenapa Mitha bisa segalak itu. Apakah dia terganggu sama suara ane? Padahal ane kan cuman bisik bisik sama Lita. Atau apakah dia cemburu liat ane deketan sama Lita? Kalo itu sih resiko dia sendiri.
Ane bingung nih mau ngapain. Rapat masih lama. Mau pulang pun, ane udah ada janji sama Mitha. Akhirnya ane mutusin buat bayar janji. Ane pergi ke gudang alat di dalam GOR. Ane nungguin cewek yang udah bentak dan ngusir ane untuk datang.
Waktu tunggu yang ane habiskan cukup lama. Setengah jam berlalu, Mitha tak kunjung nunjukin batang hidungnya. Ane pun mutusin buat pulang aja deh. Pas ane buka pintu gudang, eh ternyata cewek yang ane tunggu baru nongol.
Sambil berlari, dia mendekati ane. Pas udah deket, dia langsung dorong ane masuk kembali ke dalam gudang. Dengan sigap, Mitha langsung mengunci.
"Kamu kenapa sih bentak-bentak aku di depan orang?"
"Aku pengen cepet keluar Do, aku udah gak kuat pengen..."
Mitha langsung nyosorin bibir ane. Dia melumat dan memasukan lidahnya ke dalam mulut ane.
Gila nih Mitha nafsunya udah gak ketahan lagi. Cumbuannya keras banget sampe ane dibuat gak berdaya. Ane pun langsung terkapar di atas matras.
"Kalo kamu pengen, kenapa lama kesininya? Aku hampir aja cabut barusan"
Ane berusaha bangkit, tapi Mitha dorongin ane lagi sampe berbaring di atas matras. Cewek itu kemudian berdiri di atas kepala ane. Ane bisa liat celana dalamnya yang berwarna putih dari bawah rok.
"Iya maaf Do, tadinya aku pengen cepet, tapi si Dimas tuh lama banget rapatnya, mana minta aku bacain notulen lagi, ribet!!"
"Ya gimana lagi atuh, makanya sabar! Kamu gak usah permaluin aku segala tadi"
Mitha melorotin celana dalamnya langsung dari dalam rok. Dia nunjukin celana itu tepat di depan muka ane.
"Do, liat nih, celana dalamku basah, ini pertanda aku udah sange berat, makanya aku jadi gak sabar, terus aku langsung sange pas liat kamu masuk ruang rapat"
"Astaghfirullah, kamu sampe segitunya Mit"
Mitha duduk di atas selangkangan ane. Dia masih megang celana dalam basah itu. Tiba-tiba aja dia nempelin celana dalam itu ke muka ane. Anjir! Aroma terasa kentara banget menyengat hidung ane Gan/Sis. Aroma meki Mitha campur sedikit air pipisnya memenuhi wajah.
"Ayo Do, hisap cangcut ku ini! Aromanya wangi"
Bukannya jijik, ane malah menikmati aroma celana dalam Mitha. Entahlah Gan/Sis, ketika aroma itu masuk hidung, rasanya darah ane mendidih dan semua tubuh ane merasa panas. Bagi ane, aroma itu adalah aroma terbaik dari seorang cewek daripada aroma parfum.
"Kamu wangi banget Mit, aku suka kamu"
"Sewangi itu aromaku Do?"
"Iya Mit, enak banget"
"Ahh Dodo, kamu bikin aku malu aja"
"Buka rokmu sekarang! Aku mau ngasih oral seks"
Mitha langsung tersenyum lebar denger omongan ane. Dia langsung berdiri lagi di atas tubuh ane. Dia balik badan hingga ane bisa liat bagian pantatnya yang bahenol. Perlahan, Mitha membuka kancing rok model span seragam SMA nya, lalu membuka resleting secara perlahan pula.
Mata ane terbelalak ketika rok nya jatuh sampe belahan pantat kelihatan. Perlahan Mitha mendekatkan pantatnya ke muka ane. Aroma khas pantat tercium sama hidung ane yang runcing. Ini adalah pertama kali muka ane didudukin cewek yang gak pake apa-apa.
Dulu pernah sih jaman ane masih SMP muka ane didudukin cewek, tapi hal itu gak sengaja. Cewek itu adalah Erna. Kita waktu itu gak sengaja tabrakan pas lagi jalan ke laboratorium sekolah. Posisi jatuhnya itu yang bikin ane baper sama dia.
Kembali ke Mitha, dia akhirnya bener bener dudukin ane. Hidung ane pun menyentuh lubang anus yang beraroma khas. Dia goyangin pantatnya di muka ane.
"Gimana Do rasa pantatku?"
"Mmmm... Mmmm... Mmmm"
"Apa Do?"
"Mmmmmmm... Mmmmmm"
"Ngomong apa sih? Yang jelas atuh!!"
Mitha pun berdiri karena penasaran sama jawaban ane.
"Aku gak bisa ngomong Mit, mukaku ketutupin pantat baumu"
"Oh gitu, maaf atuh Do, hehehe"
"Dasar nih! Kamu suka cebok pake sabun gak sih? "
"Suka dong! Emang masih bau?"
"Banget Mit"
"Tapi enak kan? Hehehe"
"Yaelah kamu beneran gak waras"
"Aku emang gak waras Do, itu gara gara kamu"
"Lho kok salah aku Mit?"
"Ya kamu bikin aku enak terus, kamu ciuman sama Lita, aku kan jadi penasaran, pas ku coba eh kamu nya malah mau lagi"
"Dah lah Mit, pusing aku, lama-lama gak bisa nahan nafsuku lagi"
"Kalo mau ngewe juga gak apa-apa"
"Kamu makin gila Mit"
"Hahahaha... kamu tenang aja Do, aku gilanya cuman sama kamu"
Mitha mendekatkan lubang surganya ke muka ane. Aroma kewanitaanya membuat ane mabuk dan segera pengen menjilati cairan yang keluar dari lubang itu.
Meki Mitha sangat cantik sangan permukaannya yang licin dipenuhi lendir. Bulu jembutnya yang tebal membuat ane makin merana. Ane langsung menjilati lubang mekinya, seketika Mitha mendesah keenakan.
"Aaahh... ahhh... ahhh... hmppph.... ahh... enaaaaak Do.... ahhh"
Ane memainkan klitorisnya pake lidah, lalu ane masukin lidah ke dalam lubang mekinya. Mitha tak tinggal diam, dia langsung melakukan aksi dengan membuka celana ane dan mengeluarkanonster shukaku piaraan ane dari kandangnya.
"Aaahh... ahhh... ahhh... titit kamu udah gede aja Do... ahh"
"Dia pengen dimanjain kamu Mit"
"Dengan senang hati sayang"
Mitha mengocok tubuh monster shukaku terlebib dahulu sebelum akhirnya ia memasukannya ke dalam mulut. Dia mulai menghisap monster shukaku dengan kuat. Kepalanya bergerak naik turun mengikuti irama penyepongan. Anjir! Rasanya luar biasa enak, ane sampe merem melek. Sepongan Mitha jauh lebih dahsyat daripada sepongan Lita. Rasanya ngilu-ngilu sedap Gan/Sis.
Kalo ada pelajaran praktek hubungan seksual, pasti Mitha bakalan dapet nilai bagus, karena dia sangat handal dalam meningkatkan gairah seks.
Aksi oral seks dengan formasi 69 terus kita lakukan sampe terasa puas. Ane maupun Mitha sama sama menikmati momen itu. Akan tetapi, pas lagi enak enaknya tiba tiba ada gangguan.
BRUG!! BRUG!! BRUG!!
Pintu tiba tiba ada yang ngegedor. Kenceng banget suaranya. Sontak kita pun kaget banget. Mitha langsung berdiri dan memasang roknya kembali. Ane juga nyingkirin celana dalam yang ada di muka ane. Ane langsung kantongi di dalam saku. Ane pun segera make celana kembali sambil merapikan baju
"Woy buka!! Di dalem pasti ada orang!! Buka!!" teriak orang yang gedor pintu
"Gawat Mit, kita ketahuan euy, kayaknya itu suara Pak Enjang"
"Kamu tenang aja Do, aku punya ide"
Mitha ngeluarin bekal nasi dari tasnya. Dia langsung nyuapin ane tiga sendok nasi sekaligus sampe mulut ane penuh, lalu dia juga memakan nasi pake sendok yang sama.
Mitha pun lalu nyamperin ke pintu. Ia membuka kunci, lalu pintu. Ternyata bener, orang yang gedorin pintu itu Pak Enjang. Dia adalah guru bahasa Indonesia sekaligus penjaga sekolah. Kadang, dia juga suka jadi guru pengganti untuk mata pelajaran lain.
Kita berakting pura-pura makan di depan Pak Enjang. Mulut ane penuh banget sama nasi sampe sampe mau napas aja agak susah. Jantung ane serasa mau copot dan monster shukaku piaraan ane pun ngeluarin pipis sedikit saking takutnya.
"Pramitha? Dodo? Kalian lagi apa di sini?" tanya Pak Enjang dengan tatapan seram kayak pembunuh berdarah dingin.
"Kita lagi makan Pak" jawab Pramitha dengan santai.
Gila nih Mitha, dia bisa setenang itu menghadapi Pak Enjang yang seremnya lebih dari genderuwo. Ane justru gak berani liat wajah Pak Enjang, ane cuman nunduk sambil mengunyah nasi.
"Kenapa kalian makan di sini? Pintu gudang ini kan gak pernah dikunci, jadi kalo tiba-tiba ngunci, berarti ada orang di dalam" Pak Enjang masih menatap tajam Mitha.
"Saya malu kalo temen-temen saya liat bekal makan yang saya bawa, Bapak liat aja makanan yang saya bawa" Pramitha membuka bekal yang isinya nasi putih sama tempe goreng tiga biji, lalu memperlihatkannya kepada Pak Enjang.
"Terus kenapa kamu makan bareng Dodo? Kenapa pintunya dikunci?" lanjut Pak Enjang dengan nada bicara yang lebih santai.
"Dodo ini lagi kelaparan Pak, saya kasihan sama dia, saya berbagi bekal sama dia, terus kenapa pintu dikunci karena saya takut ada orang yang liat saya berduaan sama Dodo, nanti timbul fitnah" balas Mitha.
"Aduh Pramitha, justru perbuatan kamu itu yang menimbulkan fitnah, masa ada dua orang bukan mahrom ada di ruang terkunci? Pasti pikiran orang akan negatif, saya juga berpikiran begitu, kalian pacaran kan?"
"Enggak kok, saya temenan aja, malah sebenernya saya gak suka sama Dodo karena udah mempermalukan saya di lomba debat" Mitha mulai gugup dengan pertanyaan Pak Enjang.
"Bener begitu Do? " tiba tiba Pak Enjang nanya ane, ane pun mengangguk.
"Okeh, kalian ikut saya ke kantor" ajak Pak Enjang.
"Waduh jangan Pak" Mitha mulai panik.
"Gak apa apa kok, saya gak akan macem-macem"
Ane dan Mitha akhirnya ngikutin Pak Enjang ke ruang kerjanya yang berada di sebelah GOR. Ane liat Mitha bener bener ketakutan. Mukanya memerah dan matanya berkaca kaca.
Kita memasuki ruang kerja Pak Enjang. Ruangannya kecil tapi nyaman. Banyak berkas berkas bertumpuk di atas meja kerjanya. Pak Enjang memindahkan berkas berkas itu dari meja. Dia menyimpannya di atas lantai di pojok ruangan.
"Ayo kalian duduk!" perintah Pak Enjang.
Kita duduk di kursi yang berhadapan sama Pak Enjang. Tubuh ane bener bener lemes dan pikiran ane mendadak kacau. Hal itu juga dirasain sama Mitha.
Pak Enjang baru duduk dan belum sempat ngomong, tapi Mitha tiba tiba menangis. Tentunya hal itu bikin semuanya kaget.
"Kenapa kamu nangis Pramitha?"
"Ampun Pak, maafin saya, saya gak mau dihukum" Mitha langsung aja memelas sama Pak Enjang.
Ane makin gugup dan gak bisa berbuat apa apa. Seorang Mitha yang awalnya selalu tenang aja bisa jadi gitu dihadapan Pak Enjang, apalagi ane.
"Gini Pramitha, saya udah tau kok dari jauh-jauh hari kalo kamu sama Dodo sering berduaan di gudang itu, tepatnya tiap hari selasa" jelas Pak Enjang.
"Kenapa Bapak bisa tau? GOR kan sepi tiap selasa" tanya Mitha.
"Saya berkantor di sini Pramitha, jadi saya tau banget, saya pertama liat kalian jalan berdua menuju gudang itu, saya ikutin kalian ke sana, entah apa yang kalian lakukan di dalam sana, yang jelas saya selalu denger suara kamu yang mendesah"
Mitha bener-bener mati kutu sekarang. Dia udah gak berani lagi liat wajah Pak Enjang. Dia jadi ngikutin ane yang nunduk ke bawah.
"Siapapun orang yang denger suara kamu mendesah pasti akan berpikiran negatif, saya sebenernya pengen banget ngasih tau Pak Kepsek tentang kejadian ini, tapi hal itu saya urungkan"
"Kenapa Pak?"
"Kamu itu Pramitha, kamu adalah siswa paling berprestasi di sekolah ini, kamu udah mengharumkan nama sekolah ini dan tentunya nama Garut City, kamu juga udah juara Olimpiade sains tingkat nasional, kamu dapet beasiswa dan keterima di Universitas Indokarr, akan sayang banget kalo misal kasus kamu ini saya bilangin ke kepala sekolah, atau di blow up di media... jadi karena hal itu, saya memilih untuk menutupinya... saya ngerti kok sama perasaan kamu, saya juga pernah remaja dulu, saya juga sama ngerasain apa yang kamu rasakan"
"Iya Pak" bisik ane dan Mitha secara bersamaan.
"Saya selama ini pura pura gak tau dengan apa yang kalian lakukan, tapi kalo hal ini dibiarkan bisa bahaya, saya gak bisa ngasih tau kalian di waktu belajar aktif, makanya hari ini saya berusaha menghentikan kalian karena saya sayang sama kalian, saya gak mau kalian terus melakukan hal berdosa dan merugikan diri sendiri... saya kasih tau sama kalian untuk tidak melakukan hal itu lagi! Jangan berhubungan seksual sebelum nikah! Apalagi kalian ini masih belia, masa depan kalian cerah dan panjang, saya tak mau kalian hancur kalo seandainya ada orang selain saya yang memergoki kalian"
"Maafin kami Pak, kami ngaku salah, kami udah melakukan hal mesum di dalam gudang itu selama ini" Mitha mengaku
Ane kaget lagi sama pengakuan Mitha, kenapa dia bisa jujur banget sih?
"Saya maafkan kesalahan kalian, saya tekankan kepada kalian untuk gak ngelakuin hal itu lagi! Kalo kalian saling cinta, maka tunggu sampe kalian selesai sekolah, tahan nafsu birahi kalian karena itu adalah kewajiban kita sebagai umat muslim, sayangi diri kalian sendiri"
Akhirnya ane ngerasa sedikit lega pas denger Pak Enjang yang mengampuni kita. Ane udah was was Gan/Sis kalo nasib ane bakal hancur hancuran kalo sampe kasus ini tersebar.
Kita disuruh pulang oleh Pak Enjang ke rumah masing masing. Kita pun pamit sambil mencium tangan Pak Enjang. Kita ngucapin terima kasih sama dia karena udah menutupi aib kita.
Walaupun nasib kita udah selamet, tapi tetep aja perasaan ane dan Mitha masih galau, was was dan gak jelas.
"Mit, gimana nih nasib hubungan kita?"
"Tetep jalan Do, tapi mungkin kita gak bakalan bisa mesra mesraan lagi di GOR"
"Iya Mit, aku bingung"
"Aku juga bingung, tapi aku takut kalo aib kita diketahui banyak orang, pasti mereka akan benci aku, termasuk keluargaku"
"Kita jangan lakuin itu lagi ya Mit, bahaya"
"Iya Do, tapi berat banget, memek aku selalu gatel tau"
"Usahain kendalikan nafsumu"
"Akan ku usahakan Do"
"Mau kuantar pulang"
"Mau banget Do"
"Yaudah hayu kita pergi, tapi kita mampir di warung baso dulu ya"
"Wah beneran nih Do?"
"Iya Mit, karena aku udah sport jantung tadi sampe hampir mati, jadi aku laper, aku pengen makan baso"
"Aku juga sama Do, apalagi aku ngompol lho tadi saking takutnya"
"Apaaaaa? Berarti sama dong, aku juga pipis tadi pas jalan ke ruang Pak Enjang"
Mitha merhatiin selangkangan ane. Dia langsung ngakak liat celana ane dalam keadaan basah.
"Kalo aku pipisnya di ruang Pak Enjang pas lagi duduk, aku ngebasahin kursi Pak Enjang, abisnya celana dalam ku ada di kamu"
Ane mendadak ingat kalo celana dalam milik Mitha ada di saku celana ane. Ane langsung ngeluarin benda itu dan dikembaliin sama Mitha.
"Jadi dari tadi kamu ngantongin celana dalamku Do?"
"Iya Mit, aku panik soalnya"
Dia ngambil celana dalam itu, lalu menyimpannya di dalam tas. Ane dibikin heran lagi sama dia.
"Kok dikantongin sih? Gak dipake?"
"Enggak ah, biar memek aku adem kena angin"
"Anjiiir!!! Bau terasinya nyebar kemana mana atuh! Hahaha"
"Iiih!! Kamu ini!!
Kita bisa ketawa lepas lagi setelah mengalami hal yang sangat menakutkan. Aslinya Gan/Sis, ane bener bener takut setengah mampus pas kepergok sama Pak Enjang tadi, apalagi dibawa ke kantornya.
Pas naik motor, Mitha duduk di jok belakang, dia meluk ane dan nyenderin kepalanya di punggung ane.
Abis makan baso ane nganter Mitha sampe rumahnya. Ane diajak mampir dulu sama dia. Di sana ternyata ada Gema dan ibunya. Seperti biasa Ibu Mitha selalu nyuguhin gorengan buat ane.
Ane, Mitha dan Gema ngumpul di dalam kamar. Mitha nyeritain kejadian yang dialaminya tadi di sekolah sama Gema. Cewek tomboy itu ngakak guling guling pas denger kita sama sama ngompol di celana saking takutnya.
"Hahaha... makanya gue bilang apa? Jangan suka berbuat mesum, kepergok kan akhirnya, untung gurunya baik, coba kalo enggak, bisa hancur kamu Mit!" Gema ngasih nasihat kayak orang tua.
"Iya Gem, tapi alhamdulillah lah gak nyampe panjang" Mitha garuk garuk kepala.
"Do, elu jangan ngajakin kakak gue mesum atuh!" bentak Gema.
"Enggak Gem, aku gak ngajak mesum kok, Mitha aja yang nafsu" ane ngeles.
"Dodo bener Gem, aku yang maksa, abisnya aku kangen banget sama Dodo, kangen dicipok, kangen dijilat memek dan kangen petting" wajah Mitha mendadak bersinar.
"Kamu kurang piknik Mit! Gimana kalo kita camping besok, mumpung masih libur sekolah" ujar Gema.
"Ide bagus tuh" sela Mitha.
"Dodo juga ikut lah" lanjut Gema.
"Wih mantap Gem, kita camping bertiga, hehehe"
"Iya lah, harus ada cowok kali buat melindungi kita"
"Betuk betul, kita bersenang senang di sana hahahaha"
Mitha mendadak sumringah denger rencana Gema. Dia langsung bersemangat menyusun acara camping kita besok. Dia ngambil pulpen dan kertas di meja belajarnya.
"Aduh meni dadakan euy, aku gimana minta ijin sama Emak" keluh ane.
"DODO! POKOKNYA KAMU HARUS IKUT CAMPING! TITIK! " bentak Mitha sambil nunjuk muka ane.
Gema ngakak guling guling liat tingkah konyol kakaknya. Secara Mitha jarang banget bertingkah konyol seperti itu. Dia adalah sosok super jaim yang nyebelin.
Setelah selesai menyusun rencana, Mitha pergi ke kamar mandi. Dia ninggalin ane dan Gema di dalam kamar.
Begitu Mitha pergi, secara tiba-tiba Gema meluk ane dan nyosor bibir ane. Kita langsung bercumbu sambil guling-guling di atas lantai. Enak banget ciuman sama Gema, sama kayak kakaknya, dia pencium handal.
"Lu pikir cuman kakak gue aja yang kangen sama elu! Gue juga sama Do, gue kangen sama elu"
Dia lanjut melumat bibir ane lagi. Jantung ane kembali berdetak kencang Gan/Sis. Pertanda apakah ini semuanya? Kenapa Gema nyosor lagi sama ane? Apa dia bener-bener punya rasa sama ane? Atau cuman mau bikin ane baper"
...
Rapat persiapan panitia MOS berlangsung selama satu jam lebih. Rapat dipimpin oleh Dimas selaku ketua. Dia duduk berdua di atas podium bersama Mitha yang menjabat jadi sekretaris.
Dimas ini emang cowok yang sempurna menurut ane. Dia punya privilege banyak untuk hidupnya. Orang tua kaya, Ketua OSIS, Ketua Ekskul Ilmuwan Remaja, Ketua Ekskul Seni Musik, muka ganteng, otak encer, badan bagus, fisik sempurna, motor ninja 250, helm AGV, sepatu nike ori, jam tangan adidas ori dan hape nokia tipe tertinggi.
.

Dimas Anggada
Dimas Anggada
Kalo ane jadi cewek, ane pasti jatuh cinta sama Dimas. Ane bakalan tergila gila dan mungkin ane jadiin Dimas sebagai bahan colmek tiap mau mandi pagi.
Bukannya memperhatikan Dimas presentasi, tapi ane malah merhatiin gerak gerik Dimas. Ane liat dia beberapa kali cari perhatian Mitha yang duduk di sebelahnya seperti menyuruh jadi operator laptop dan mencatat.
Kok bisa-bisanya ya Mitha nolak cowok sesempurna ini? Padahal ane tau kalo Mitha ini bukan dari kalangan orang berada. Hidupnya begitu sederhana, bahkan makan pun jarang sama daging.
Seandainya Mitha mau pacaran sama Dimas, pasti keadaan ekonomi keluargnya bakalan terbantu. Dimas dengan uang orang tuanya yang bejibun bisa bantuin ibunya Mitha untuk nambah modal warungnya atau ngebeliin motor baru buat bapaknya Mitha.
Tapi mendadak bagian lain dalam otak ane ngasih suatu kilatan memori kejadian kalo seandainya mereka pacaran. Dalam kilatan itu ane sama sekali gak melihat kebahagiaan yang ane bayangin sebelumnya.
Dalam kilatan itu, ane liat Dimas cuma memanfaatkan Mitha sebagai budak seks nya. Dia menghamili Mitha dan gak mau tanggung jawab. Masa depan Mitha hancur setelah kabar kehamilannya diketahui. Dia dikeluarkan dari sekolah dan impiannya untuk kuliah langsung sirna. Dia juga menanggung malu atas aib yang dialaminya. Akhirnya dia pun memilih untuk bunuh diri.
Ane langsung tersadar waktu itu Gan/Sis, kalo keputusan Mitha nolak Dimas adalah keputusan yang sangat tepat. Mungkin Dia juga udah bisa membaca dan menebak perilaku dari Dimas seperti apa.
Kalo dalam sinetron atau novel novel romance, cowok kayak Dimas ini aslinya memiliki sifat brengsek yang suka mainin hati cewek. Mereka cuma manfaatin cewek untuk memuaskan nafsu birahi. Setelah tercapai, maka dibuang lah cewek itu kayak sampah.
Lita mulai merasa aneh liat gelagat ane yang larut dalam lamunan. Ia meremas monster shukaku piaraan ane untuk menyadarkan ane dari lamunan.
Seketika ane teriak dan membuat seisi ruangan liat ke arah ane. Mitha langsung berdiri sambil memandang ane dengan serius.
"Dodo, ada apa ya?" tanya Mitha pake mikrofon.
"Anu Teh... tadi... eh... tadi ada semut yang gigit kaki saya, maaf teh, maaf semuanya, maaf Kang Dimas" Ane mendadak gemetar saat itu.
Rapat pun kembali dilanjutkan dengan pemaparan materi rencana kegiatan setelah ane klarifikasi. Di sebelah, ane liat Lita cekikikan tanpa suara. Dia adalah pelaku utama dari kejadian yang memalukan tadi.
"Kenapa kamu lakuin itu?" bisik ane.
"Kamu dari tadi ngelamun terus ihh... aku nyadarin kamu tau" balas Lita.
"Iya tapi jangan remes titit aku juga kali, kan bisa cubit perut aku atau apa kek"
"Aku gemesnya sama titit kamu Do"
"Dasar cewek mesum... kamu itu... "
Tiba tiba Mitha menggebrak meja di depan. Sontak semua orang terkejut. Begitu pula ane dan Lita. Ane liat Mitha berdiri di depan sambil berkacak pinggang. Dia menatap ane dengan amarah.
"DODO! KAMU ITU DARI TADI BERISIK MULU!" bentak Mitha.
"Maaf Teh, saya... "
"KELUAR KAMU DARI SINI!!"
Anjiir!! Mitha langsung ngusir ane dari tempat rapat. Semua orang pun menatap ane dengan berbagai perasaan. Ada yang kasihan dan ada juga yang seneng.
Ane dengan berat hati beranjak dari tempat duduk, lalu keluar dari ruang rapat. Ane gak berani ngeluarin kata kata apapun. Lita terlihat bingung dan sedih liat ane diusir. Sebelum ane menutup pintu, ane melambaikan tangan sama Lita.
Sial banget deh, ane diusir sama cewek ane sendiri. Entah kenapa Mitha bisa segalak itu. Apakah dia terganggu sama suara ane? Padahal ane kan cuman bisik bisik sama Lita. Atau apakah dia cemburu liat ane deketan sama Lita? Kalo itu sih resiko dia sendiri.
Ane bingung nih mau ngapain. Rapat masih lama. Mau pulang pun, ane udah ada janji sama Mitha. Akhirnya ane mutusin buat bayar janji. Ane pergi ke gudang alat di dalam GOR. Ane nungguin cewek yang udah bentak dan ngusir ane untuk datang.
Waktu tunggu yang ane habiskan cukup lama. Setengah jam berlalu, Mitha tak kunjung nunjukin batang hidungnya. Ane pun mutusin buat pulang aja deh. Pas ane buka pintu gudang, eh ternyata cewek yang ane tunggu baru nongol.
Sambil berlari, dia mendekati ane. Pas udah deket, dia langsung dorong ane masuk kembali ke dalam gudang. Dengan sigap, Mitha langsung mengunci.
"Kamu kenapa sih bentak-bentak aku di depan orang?"
"Aku pengen cepet keluar Do, aku udah gak kuat pengen..."
Mitha langsung nyosorin bibir ane. Dia melumat dan memasukan lidahnya ke dalam mulut ane.
Gila nih Mitha nafsunya udah gak ketahan lagi. Cumbuannya keras banget sampe ane dibuat gak berdaya. Ane pun langsung terkapar di atas matras.
"Kalo kamu pengen, kenapa lama kesininya? Aku hampir aja cabut barusan"
Ane berusaha bangkit, tapi Mitha dorongin ane lagi sampe berbaring di atas matras. Cewek itu kemudian berdiri di atas kepala ane. Ane bisa liat celana dalamnya yang berwarna putih dari bawah rok.
"Iya maaf Do, tadinya aku pengen cepet, tapi si Dimas tuh lama banget rapatnya, mana minta aku bacain notulen lagi, ribet!!"
"Ya gimana lagi atuh, makanya sabar! Kamu gak usah permaluin aku segala tadi"
Mitha melorotin celana dalamnya langsung dari dalam rok. Dia nunjukin celana itu tepat di depan muka ane.
"Do, liat nih, celana dalamku basah, ini pertanda aku udah sange berat, makanya aku jadi gak sabar, terus aku langsung sange pas liat kamu masuk ruang rapat"
"Astaghfirullah, kamu sampe segitunya Mit"
Mitha duduk di atas selangkangan ane. Dia masih megang celana dalam basah itu. Tiba-tiba aja dia nempelin celana dalam itu ke muka ane. Anjir! Aroma terasa kentara banget menyengat hidung ane Gan/Sis. Aroma meki Mitha campur sedikit air pipisnya memenuhi wajah.
"Ayo Do, hisap cangcut ku ini! Aromanya wangi"
Bukannya jijik, ane malah menikmati aroma celana dalam Mitha. Entahlah Gan/Sis, ketika aroma itu masuk hidung, rasanya darah ane mendidih dan semua tubuh ane merasa panas. Bagi ane, aroma itu adalah aroma terbaik dari seorang cewek daripada aroma parfum.
"Kamu wangi banget Mit, aku suka kamu"
"Sewangi itu aromaku Do?"
"Iya Mit, enak banget"
"Ahh Dodo, kamu bikin aku malu aja"
"Buka rokmu sekarang! Aku mau ngasih oral seks"
Mitha langsung tersenyum lebar denger omongan ane. Dia langsung berdiri lagi di atas tubuh ane. Dia balik badan hingga ane bisa liat bagian pantatnya yang bahenol. Perlahan, Mitha membuka kancing rok model span seragam SMA nya, lalu membuka resleting secara perlahan pula.
Mata ane terbelalak ketika rok nya jatuh sampe belahan pantat kelihatan. Perlahan Mitha mendekatkan pantatnya ke muka ane. Aroma khas pantat tercium sama hidung ane yang runcing. Ini adalah pertama kali muka ane didudukin cewek yang gak pake apa-apa.
Dulu pernah sih jaman ane masih SMP muka ane didudukin cewek, tapi hal itu gak sengaja. Cewek itu adalah Erna. Kita waktu itu gak sengaja tabrakan pas lagi jalan ke laboratorium sekolah. Posisi jatuhnya itu yang bikin ane baper sama dia.
Kembali ke Mitha, dia akhirnya bener bener dudukin ane. Hidung ane pun menyentuh lubang anus yang beraroma khas. Dia goyangin pantatnya di muka ane.
"Gimana Do rasa pantatku?"
"Mmmm... Mmmm... Mmmm"
"Apa Do?"
"Mmmmmmm... Mmmmmm"
"Ngomong apa sih? Yang jelas atuh!!"
Mitha pun berdiri karena penasaran sama jawaban ane.
"Aku gak bisa ngomong Mit, mukaku ketutupin pantat baumu"
"Oh gitu, maaf atuh Do, hehehe"
"Dasar nih! Kamu suka cebok pake sabun gak sih? "
"Suka dong! Emang masih bau?"
"Banget Mit"
"Tapi enak kan? Hehehe"
"Yaelah kamu beneran gak waras"
"Aku emang gak waras Do, itu gara gara kamu"
"Lho kok salah aku Mit?"
"Ya kamu bikin aku enak terus, kamu ciuman sama Lita, aku kan jadi penasaran, pas ku coba eh kamu nya malah mau lagi"
"Dah lah Mit, pusing aku, lama-lama gak bisa nahan nafsuku lagi"
"Kalo mau ngewe juga gak apa-apa"
"Kamu makin gila Mit"
"Hahahaha... kamu tenang aja Do, aku gilanya cuman sama kamu"
Mitha mendekatkan lubang surganya ke muka ane. Aroma kewanitaanya membuat ane mabuk dan segera pengen menjilati cairan yang keluar dari lubang itu.
Meki Mitha sangat cantik sangan permukaannya yang licin dipenuhi lendir. Bulu jembutnya yang tebal membuat ane makin merana. Ane langsung menjilati lubang mekinya, seketika Mitha mendesah keenakan.
"Aaahh... ahhh... ahhh... hmppph.... ahh... enaaaaak Do.... ahhh"
Ane memainkan klitorisnya pake lidah, lalu ane masukin lidah ke dalam lubang mekinya. Mitha tak tinggal diam, dia langsung melakukan aksi dengan membuka celana ane dan mengeluarkanonster shukaku piaraan ane dari kandangnya.
"Aaahh... ahhh... ahhh... titit kamu udah gede aja Do... ahh"
"Dia pengen dimanjain kamu Mit"
"Dengan senang hati sayang"
Mitha mengocok tubuh monster shukaku terlebib dahulu sebelum akhirnya ia memasukannya ke dalam mulut. Dia mulai menghisap monster shukaku dengan kuat. Kepalanya bergerak naik turun mengikuti irama penyepongan. Anjir! Rasanya luar biasa enak, ane sampe merem melek. Sepongan Mitha jauh lebih dahsyat daripada sepongan Lita. Rasanya ngilu-ngilu sedap Gan/Sis.
Kalo ada pelajaran praktek hubungan seksual, pasti Mitha bakalan dapet nilai bagus, karena dia sangat handal dalam meningkatkan gairah seks.
Aksi oral seks dengan formasi 69 terus kita lakukan sampe terasa puas. Ane maupun Mitha sama sama menikmati momen itu. Akan tetapi, pas lagi enak enaknya tiba tiba ada gangguan.
BRUG!! BRUG!! BRUG!!
Pintu tiba tiba ada yang ngegedor. Kenceng banget suaranya. Sontak kita pun kaget banget. Mitha langsung berdiri dan memasang roknya kembali. Ane juga nyingkirin celana dalam yang ada di muka ane. Ane langsung kantongi di dalam saku. Ane pun segera make celana kembali sambil merapikan baju
"Woy buka!! Di dalem pasti ada orang!! Buka!!" teriak orang yang gedor pintu
"Gawat Mit, kita ketahuan euy, kayaknya itu suara Pak Enjang"
"Kamu tenang aja Do, aku punya ide"
Mitha ngeluarin bekal nasi dari tasnya. Dia langsung nyuapin ane tiga sendok nasi sekaligus sampe mulut ane penuh, lalu dia juga memakan nasi pake sendok yang sama.
Mitha pun lalu nyamperin ke pintu. Ia membuka kunci, lalu pintu. Ternyata bener, orang yang gedorin pintu itu Pak Enjang. Dia adalah guru bahasa Indonesia sekaligus penjaga sekolah. Kadang, dia juga suka jadi guru pengganti untuk mata pelajaran lain.
Kita berakting pura-pura makan di depan Pak Enjang. Mulut ane penuh banget sama nasi sampe sampe mau napas aja agak susah. Jantung ane serasa mau copot dan monster shukaku piaraan ane pun ngeluarin pipis sedikit saking takutnya.
"Pramitha? Dodo? Kalian lagi apa di sini?" tanya Pak Enjang dengan tatapan seram kayak pembunuh berdarah dingin.
"Kita lagi makan Pak" jawab Pramitha dengan santai.
Gila nih Mitha, dia bisa setenang itu menghadapi Pak Enjang yang seremnya lebih dari genderuwo. Ane justru gak berani liat wajah Pak Enjang, ane cuman nunduk sambil mengunyah nasi.
"Kenapa kalian makan di sini? Pintu gudang ini kan gak pernah dikunci, jadi kalo tiba-tiba ngunci, berarti ada orang di dalam" Pak Enjang masih menatap tajam Mitha.
"Saya malu kalo temen-temen saya liat bekal makan yang saya bawa, Bapak liat aja makanan yang saya bawa" Pramitha membuka bekal yang isinya nasi putih sama tempe goreng tiga biji, lalu memperlihatkannya kepada Pak Enjang.
"Terus kenapa kamu makan bareng Dodo? Kenapa pintunya dikunci?" lanjut Pak Enjang dengan nada bicara yang lebih santai.
"Dodo ini lagi kelaparan Pak, saya kasihan sama dia, saya berbagi bekal sama dia, terus kenapa pintu dikunci karena saya takut ada orang yang liat saya berduaan sama Dodo, nanti timbul fitnah" balas Mitha.
"Aduh Pramitha, justru perbuatan kamu itu yang menimbulkan fitnah, masa ada dua orang bukan mahrom ada di ruang terkunci? Pasti pikiran orang akan negatif, saya juga berpikiran begitu, kalian pacaran kan?"
"Enggak kok, saya temenan aja, malah sebenernya saya gak suka sama Dodo karena udah mempermalukan saya di lomba debat" Mitha mulai gugup dengan pertanyaan Pak Enjang.
"Bener begitu Do? " tiba tiba Pak Enjang nanya ane, ane pun mengangguk.
"Okeh, kalian ikut saya ke kantor" ajak Pak Enjang.
"Waduh jangan Pak" Mitha mulai panik.
"Gak apa apa kok, saya gak akan macem-macem"
Ane dan Mitha akhirnya ngikutin Pak Enjang ke ruang kerjanya yang berada di sebelah GOR. Ane liat Mitha bener bener ketakutan. Mukanya memerah dan matanya berkaca kaca.
Kita memasuki ruang kerja Pak Enjang. Ruangannya kecil tapi nyaman. Banyak berkas berkas bertumpuk di atas meja kerjanya. Pak Enjang memindahkan berkas berkas itu dari meja. Dia menyimpannya di atas lantai di pojok ruangan.
"Ayo kalian duduk!" perintah Pak Enjang.
Kita duduk di kursi yang berhadapan sama Pak Enjang. Tubuh ane bener bener lemes dan pikiran ane mendadak kacau. Hal itu juga dirasain sama Mitha.
Pak Enjang baru duduk dan belum sempat ngomong, tapi Mitha tiba tiba menangis. Tentunya hal itu bikin semuanya kaget.
"Kenapa kamu nangis Pramitha?"
"Ampun Pak, maafin saya, saya gak mau dihukum" Mitha langsung aja memelas sama Pak Enjang.
Ane makin gugup dan gak bisa berbuat apa apa. Seorang Mitha yang awalnya selalu tenang aja bisa jadi gitu dihadapan Pak Enjang, apalagi ane.
"Gini Pramitha, saya udah tau kok dari jauh-jauh hari kalo kamu sama Dodo sering berduaan di gudang itu, tepatnya tiap hari selasa" jelas Pak Enjang.
"Kenapa Bapak bisa tau? GOR kan sepi tiap selasa" tanya Mitha.
"Saya berkantor di sini Pramitha, jadi saya tau banget, saya pertama liat kalian jalan berdua menuju gudang itu, saya ikutin kalian ke sana, entah apa yang kalian lakukan di dalam sana, yang jelas saya selalu denger suara kamu yang mendesah"
Mitha bener-bener mati kutu sekarang. Dia udah gak berani lagi liat wajah Pak Enjang. Dia jadi ngikutin ane yang nunduk ke bawah.
"Siapapun orang yang denger suara kamu mendesah pasti akan berpikiran negatif, saya sebenernya pengen banget ngasih tau Pak Kepsek tentang kejadian ini, tapi hal itu saya urungkan"
"Kenapa Pak?"
"Kamu itu Pramitha, kamu adalah siswa paling berprestasi di sekolah ini, kamu udah mengharumkan nama sekolah ini dan tentunya nama Garut City, kamu juga udah juara Olimpiade sains tingkat nasional, kamu dapet beasiswa dan keterima di Universitas Indokarr, akan sayang banget kalo misal kasus kamu ini saya bilangin ke kepala sekolah, atau di blow up di media... jadi karena hal itu, saya memilih untuk menutupinya... saya ngerti kok sama perasaan kamu, saya juga pernah remaja dulu, saya juga sama ngerasain apa yang kamu rasakan"
"Iya Pak" bisik ane dan Mitha secara bersamaan.
"Saya selama ini pura pura gak tau dengan apa yang kalian lakukan, tapi kalo hal ini dibiarkan bisa bahaya, saya gak bisa ngasih tau kalian di waktu belajar aktif, makanya hari ini saya berusaha menghentikan kalian karena saya sayang sama kalian, saya gak mau kalian terus melakukan hal berdosa dan merugikan diri sendiri... saya kasih tau sama kalian untuk tidak melakukan hal itu lagi! Jangan berhubungan seksual sebelum nikah! Apalagi kalian ini masih belia, masa depan kalian cerah dan panjang, saya tak mau kalian hancur kalo seandainya ada orang selain saya yang memergoki kalian"
"Maafin kami Pak, kami ngaku salah, kami udah melakukan hal mesum di dalam gudang itu selama ini" Mitha mengaku
Ane kaget lagi sama pengakuan Mitha, kenapa dia bisa jujur banget sih?
"Saya maafkan kesalahan kalian, saya tekankan kepada kalian untuk gak ngelakuin hal itu lagi! Kalo kalian saling cinta, maka tunggu sampe kalian selesai sekolah, tahan nafsu birahi kalian karena itu adalah kewajiban kita sebagai umat muslim, sayangi diri kalian sendiri"
Akhirnya ane ngerasa sedikit lega pas denger Pak Enjang yang mengampuni kita. Ane udah was was Gan/Sis kalo nasib ane bakal hancur hancuran kalo sampe kasus ini tersebar.
Kita disuruh pulang oleh Pak Enjang ke rumah masing masing. Kita pun pamit sambil mencium tangan Pak Enjang. Kita ngucapin terima kasih sama dia karena udah menutupi aib kita.
Walaupun nasib kita udah selamet, tapi tetep aja perasaan ane dan Mitha masih galau, was was dan gak jelas.
"Mit, gimana nih nasib hubungan kita?"
"Tetep jalan Do, tapi mungkin kita gak bakalan bisa mesra mesraan lagi di GOR"
"Iya Mit, aku bingung"
"Aku juga bingung, tapi aku takut kalo aib kita diketahui banyak orang, pasti mereka akan benci aku, termasuk keluargaku"
"Kita jangan lakuin itu lagi ya Mit, bahaya"
"Iya Do, tapi berat banget, memek aku selalu gatel tau"
"Usahain kendalikan nafsumu"
"Akan ku usahakan Do"
"Mau kuantar pulang"
"Mau banget Do"
"Yaudah hayu kita pergi, tapi kita mampir di warung baso dulu ya"
"Wah beneran nih Do?"
"Iya Mit, karena aku udah sport jantung tadi sampe hampir mati, jadi aku laper, aku pengen makan baso"
"Aku juga sama Do, apalagi aku ngompol lho tadi saking takutnya"
"Apaaaaa? Berarti sama dong, aku juga pipis tadi pas jalan ke ruang Pak Enjang"
Mitha merhatiin selangkangan ane. Dia langsung ngakak liat celana ane dalam keadaan basah.
"Kalo aku pipisnya di ruang Pak Enjang pas lagi duduk, aku ngebasahin kursi Pak Enjang, abisnya celana dalam ku ada di kamu"
Ane mendadak ingat kalo celana dalam milik Mitha ada di saku celana ane. Ane langsung ngeluarin benda itu dan dikembaliin sama Mitha.
"Jadi dari tadi kamu ngantongin celana dalamku Do?"
"Iya Mit, aku panik soalnya"
Dia ngambil celana dalam itu, lalu menyimpannya di dalam tas. Ane dibikin heran lagi sama dia.
"Kok dikantongin sih? Gak dipake?"
"Enggak ah, biar memek aku adem kena angin"
"Anjiiir!!! Bau terasinya nyebar kemana mana atuh! Hahaha"
"Iiih!! Kamu ini!!
Kita bisa ketawa lepas lagi setelah mengalami hal yang sangat menakutkan. Aslinya Gan/Sis, ane bener bener takut setengah mampus pas kepergok sama Pak Enjang tadi, apalagi dibawa ke kantornya.
Pas naik motor, Mitha duduk di jok belakang, dia meluk ane dan nyenderin kepalanya di punggung ane.
Abis makan baso ane nganter Mitha sampe rumahnya. Ane diajak mampir dulu sama dia. Di sana ternyata ada Gema dan ibunya. Seperti biasa Ibu Mitha selalu nyuguhin gorengan buat ane.
Ane, Mitha dan Gema ngumpul di dalam kamar. Mitha nyeritain kejadian yang dialaminya tadi di sekolah sama Gema. Cewek tomboy itu ngakak guling guling pas denger kita sama sama ngompol di celana saking takutnya.
"Hahaha... makanya gue bilang apa? Jangan suka berbuat mesum, kepergok kan akhirnya, untung gurunya baik, coba kalo enggak, bisa hancur kamu Mit!" Gema ngasih nasihat kayak orang tua.
"Iya Gem, tapi alhamdulillah lah gak nyampe panjang" Mitha garuk garuk kepala.
"Do, elu jangan ngajakin kakak gue mesum atuh!" bentak Gema.
"Enggak Gem, aku gak ngajak mesum kok, Mitha aja yang nafsu" ane ngeles.
"Dodo bener Gem, aku yang maksa, abisnya aku kangen banget sama Dodo, kangen dicipok, kangen dijilat memek dan kangen petting" wajah Mitha mendadak bersinar.
"Kamu kurang piknik Mit! Gimana kalo kita camping besok, mumpung masih libur sekolah" ujar Gema.
"Ide bagus tuh" sela Mitha.
"Dodo juga ikut lah" lanjut Gema.
"Wih mantap Gem, kita camping bertiga, hehehe"
"Iya lah, harus ada cowok kali buat melindungi kita"
"Betuk betul, kita bersenang senang di sana hahahaha"
Mitha mendadak sumringah denger rencana Gema. Dia langsung bersemangat menyusun acara camping kita besok. Dia ngambil pulpen dan kertas di meja belajarnya.
"Aduh meni dadakan euy, aku gimana minta ijin sama Emak" keluh ane.
"DODO! POKOKNYA KAMU HARUS IKUT CAMPING! TITIK! " bentak Mitha sambil nunjuk muka ane.
Gema ngakak guling guling liat tingkah konyol kakaknya. Secara Mitha jarang banget bertingkah konyol seperti itu. Dia adalah sosok super jaim yang nyebelin.
Setelah selesai menyusun rencana, Mitha pergi ke kamar mandi. Dia ninggalin ane dan Gema di dalam kamar.
Begitu Mitha pergi, secara tiba-tiba Gema meluk ane dan nyosor bibir ane. Kita langsung bercumbu sambil guling-guling di atas lantai. Enak banget ciuman sama Gema, sama kayak kakaknya, dia pencium handal.
"Lu pikir cuman kakak gue aja yang kangen sama elu! Gue juga sama Do, gue kangen sama elu"
Dia lanjut melumat bibir ane lagi. Jantung ane kembali berdetak kencang Gan/Sis. Pertanda apakah ini semuanya? Kenapa Gema nyosor lagi sama ane? Apa dia bener-bener punya rasa sama ane? Atau cuman mau bikin ane baper"
...
Blacksaber456
Tukang Semprot
- Daftar
- 5 Jan 2018
- Post
- 1.137
- Like diterima
- 977
Wuu gema lnagsung tancap gas
Makasih updatesnya bro @Martincorp69
Hernandez13
Pendekar Semprot
- Daftar
- 7 Feb 2022
- Post
- 1.530
- Like diterima
- 1.769
Patut dinantikan kembali
enggar_pratama
Calon Suhu Semprot
- Daftar
- 30 Jul 2011
- Post
- 2.503
- Like diterima
- 2.760
Wanjirr! Shukaku jg ikutan ngaceng. Bangsat. Mana kentang lagi. Hahahaha
panduanakbaik
Tukang Semprot
- Daftar
- 17 Dec 2020
- Post
- 1.266
- Like diterima
- 1.946
Mksh updatenya suhu @Martincorp69
ariaprawira
Semprot Sejati
- Daftar
- 25 Nov 2020
- Post
- 10.800
- Like diterima
- 63.186
Sedaaaap...
Hanupis updatena mang @Martincorp69
Hanupis updatena mang @Martincorp69
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
