Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah Cinta Dewi Shanty, dan Antasoma(Ibu, dan anak) Part II-END

ratna anida

Semprot Addict
Daftar
3 May 2012
Post
442
Like diterima
909
Lokasi
Di Kota Apel, Jatim
Bimabet
Kisah Cinta Ibu dan Anak

Bagi para pembaca sekalian cerita ini adalah lanjutan dari cerita Legenda kisah cinta terlarang di Kerajaan Angkara Raya Part I

Perkawinan Dewi Santhy dengan Anta Soma

Hati sang Putri "Dewi Santhy" berdebar cemas campur bahagia mendengar panggilan dari Pamanda Raja Angga Durja untuk berkumpul bersama keluarga kerajaan membicarakan rencana perkawinannya dengan perjaka Anta Soma
(Raja Angga Durja adalah adik Maha Raja Angga Diraja dari Kerajaan Angkara Raya yang telah meninggal dunia karena kedukaan yang sangat berkepanjangan disebabkan Putra Mahkota Angkara Sota (suami Dewi Santhy) dan Angkara Samba (anak Dewi Santhy) yang menghilang entah kemana rimbanya.)
Walaupun sangat kecapaian setelah mengarungi badai gelora asmara bersama Anta Soma, terakhir senja tadi di telaga belakang halaman kerajaan..namun sang putri "Dewi Santhy" bergegas menemui Pamanda Raja,
Setiba di Balairung kerajaan, semua keluarga memandangnya.., wajah Dewi Santhy merona merah dan tersipu-sipu, Pamanda Raja tersenyum bangga dan akhirnya kemenakannya Dewi Santhy telah mendapatkan jodohnya kembali melalui sayembara yang sangat berat dan rumit, maka bersabdalah Raja; " Wahai Penasehat kerajaan , jelaskanlah kepada keluarga tentang latar belakang Sayembara Dewi Santhy mendapatkan jodoh dan setelah itu dipaparkan pula rencana perkawinannya mulai esok hari"
Penasehat kerajaan mulai bercerita tentang latar belakang Sayembara ( selanjutnya anda dapat membacanya di halaman lain ) dan dilanjutkan laporan bahwa undangan telah disebarkan oleh 7000 prajurit keseantero pelosok negeri dan seberang lautan sejak pagi tadi, kemudian rencana perkawinan yang akan diselenggarakan selama 7 hari 7 malam yang dimulai sejak kentongan pertama setelah matahari terbit akan dilakukan Upacara Suci perkawinan Dewi Santhy dengan Anta Soma, dengan perkataan lain bahwa sejak saat itu maka resmilah Dewi Santhy dan Anta Soma menjadi suami isteri yang sah dan kelak melahirkan anak-anak putera kerajaan yang akan meneruskan tahta kerajaan Angkara Raya.
Tiba-tiba Dewi Santhy jatuh pingsan , hampir semua keluarga kerajaan menjadi panik, namun ada beberapa yang hanya tersenyum dan dalam hatinya menganggap bahwa Dewi Santhy pingsan karena sangat berbahagia...
Hanya Dewi Santhy yang mengetahui persis apa yang bergejolak dalam hatinya setelah mendengar kalimat terakhir dari penasehat kerajaan...
Sebenarnya ada niat Dewi Santhy untuk membatalkan pernikahan dengan menceritakan prasangka dan praduganya selama ini tentang Anta Soma calon suaminya , namun ia tidak ingin mempermalukan kerajaan (yang selama ini menyayanginya) yang telah menyebarkan undangan perkawinannya, tetapi ia juga mungkin tidak sanggup memikul beban sebagai isteri , menerima pelampiasan nafsu birahi Anta Soma suaminya yang juga sebagai anak kandungnya, dan terlebih lagi ia tidak mungkin melahirkan anak-anak dari anaknya kandungnya sendiri. yang kedua dan ketiga inilah Dewi Santhy tidak sanggup menerima kenyataan..., namun ia juga tidak dapat lagi berpisah dengan anak kandungnya yang hilang selama ini...
Dewi Santhy tersadar dan sebelum ia membuka matanya , terbayanglah peristiwa 20 tahun yang lalu sewaktu suaminya akan pergi mencari Giok Elang Pelangi, ia berpesan bahwa Apabila anaknya kelak sudah bisa baca tulis harus mengajarkan kitap pusaka dari keluarganya " Hawa Pedang" dan apabila terjadi sesuatu hal, carilah seseorang yang dapat mengukir mata kanan dari batu giok Harimau ini dengan pena yang terbuat dari buluh burung , dan orang itu dapat dipercaya.
Perlahan-lahan Dewi Santhy membuka matanya..., didapatkannya ia terbaring diatas pangkuan calon suaminya, Anta Soma memandangnya dengan penuh kasih sayang, calon suaminya juga mendengar peristiwa yang terjadi di balairung kerajaan, ia sangat sayang calon isterinya yang sangat cantik ini, diusapnya air mata bening yang meleleh di pipi Dewi Santhy sambil mengecup keningnya, Dewi Santhy terharu, diraihnya muka calon suaminya, dibenamkan di dadanya bergantian mencium bibir dan keningnya sambil menangis tersedu-seduh...diselingi permohonan " Kakanda... apapun yang akan terjadi..janganlah kakanda meninggalkan lagi Adinda.., Adinda sangat sayang ... dan akan menemani kakanda sela-lamanya..", suatu ungkapan dari hati nurani Dewi Santhy... yang siap menerima kenyataan hidup sebesar apapun resikonya ... sekalipun akan melahirkan anak-anak dari anak kandungnya sendiri...yang penting dia tidak mau kehilangan untuk yang kesekian kalinya...
Tergetar hati Anta Soma, perjaka calon suami Dewi Santhy mendengar permohonan kekasihnya, ya ! adinda , kakanda pasti selalu disampingmu, melindungimu, dan perlahan lahan diletakannya kepala Dewi Santhy diatas bantal disusul menindihnya tubuh kekasihnya yang mungil.., dan dikecupnya sekali lagi bibir yang tipis dan memerah merekah, turun ke dagu.. terus sekitar leher..membuat Dewi Santhy melupakan segala pikiran yang selama ini mengganggunya, malah Dewi Santhy kembali mengambil inisiatif lebih aktif, melingkarkan tangannya ke tubuh sang perjaka, dan perlahan – lahan mencari jalan agar pakaian sang perjaka terlepas..., semuanya berjalan lancar, kembali dua insan dihempas badai birahi cuma kali ini mereka bercinta saling memberi, ingin memuaskan kekasihnya..tongkat sang perjaka tidak kesulitan mendapatkan sumur empuk sang putri, demikian pula buah dada sang puteri tidak perlu menunggu belaian yang terlalu lama, gelombang birahi keduanya sangat lembut dan penuh kasih sayang...kasih sayang sang puteri kepada kesayangan ... anak kandungnya,demikian pula sang perjaka... seakan akan melalap semua pemberian Ibundanya..., dia tidak ingin mengecewakan kekasihnya sekaligus ibu yang telah melahirkannya .
Keesokan harinya Dewi Santhy dan Anta Soma dihadapan saksi langit dan bumi dan dihadiri oleh segenap keluarga dan karabat kerajaan melangsungkan pernikahan , mereka berdua berjanji sehidup dan semati bersama-sama , bersama mengarungi badai suka dan duka, saling membantu dan saling melindungi... menyayangi sampai tua dan berjanji untuk melahirkan anak sebanyak-banyaknya.
Didepan para tamu , baik tamu negara tetangga atau negara sahabat maupun tamu kerajaan lainnya, kedua mempelai sangat ceria,..Dewi Santhy bak puteri yang turun dari kahyangan, kecantikannya sangat sempurna, demikian pula Anta Soma, pemuda tanpan perkasa sakti mandraguna, yang selalu menjadi impian para gadis di seantero negeri. bersambung


Seusai pernikahan dan perayaannya selama 7 hari 7 malam yang sangat melelahkan, mereka berdua , suami isteri berbulan madu di dalam kamar, menghindari kontak dengan dunia luar. Kalaupun mereka berdua sesekali berjalan ditaman belakang istana yang sangat sepi, jarang ditemukan makhluk hidup selain mereka berdua dan kumbang yang berterbangan diantara kembang taman, pelayan kerajaan pun jarang menampakan dirinya kecuali kalau dibutuhkan oleh mereka. Tatkala mereka pun berjalan sampai ketepi telaga dipinggir hutan diatas batu yang pernah menjadi saksi bisu gelora asmara birahi keduanya, mengulang dan mengulang apa yang pernah dibuatnya... dan tak terasa dua bulan telah berlalu...
Selama dua bulan ini, sebenarnya Dewi Santhy melayani Anta Soma sebagai suaminya hanya secara fisik, namun dalam pikirannya Dewi Santhy memberikan kepuasan kepada anak kandungnya. Birahi ,kelembutan dan kasih sayang seorang Ibu disatukannya , keadaan seperti ini malah menambah gairah Anta Soma, dalam bercinta selalu ia mengalami kelembutan dan kasih sayang yang diselingi dengan gairah kuda binal seorang perempuan .

Pernah sekali waktu Dewi Santhy secara serius memberanikan diri memberitahu Anta Soma, "Bagaimanakah seandainya Anta Soma yang sudah menjadi suaminya sekarang ini ternyata anak kandungnya yang telah hilang 10 tahun lalu?? ", Spontan Anta Soma menjawabnya " Mudah mudahan terjadi seperti Adinda pikirkan, Ibuku , Isteriku, dan Ibu dari anak2ku yang kakanda , ananda cintai",
Haru, Bahagia dan gairah berkecamuk di dada Dewi Santhy, tak terduga Dewi Santhy meraih suaminya kepembaringan , memulai permainan cinta yang tak kunjung padam , selalu memberikan ransangan birahi dengan kelembutan dan kasih sayang seorang ibu. dan sejak saat itu pula setiap mereka melakukan permainan cinta , mereka secara sadar merubah sapaanya "Anak dan Ibu"
Seiring dengan berlalunya sang waktu.. terjadi pula perubahan emosi.. Dewi Santhy... , ia hamil... 8 Minggu , dan diketahui pulah oleh Anta Soma dan keluarga kerajaan. suatu kegembiraan dan kebahagian Kerajaan karena tidak lama lagi lahirlah pemilik kerajaan yang sebenarnya sesuai pesan Mendiang Maha Raja.
Sebagai tanda kebahagian dan sukur karena Isterinya akan melahirkan anaknya yang pertama , Anta Soma memberikan suatu hadiah berupa Batu Giok Elang yang bercahaya pelangi. Melihat Hadiah dari suaminya, Dewi Santhy menjadi pucat dan gemetar, bukankah Batu Giok Elang ini adalah tanda dari puteranya yang hilang 10 tahun yang lalu, dan bukti lainnya yaitu adanya bekas luka di punggung bahagian kiri anaknya??, tidak salah lagi , bahwa suaminya ini, adalah anak kandungnya yang hilang, dan dan anak yang dikandungnya sekarang ini adalah benih dari anak kandungnya sendiri... oh...oh.. Dewa Langit dan Bumi...

Lalu berceritalah Dewi Santhy dengan kejadian 10 tahun yang lalu " Waktu itu Anakku, kamu pergi berburu rusa dan ditemani oleh seekor Harimau peliharaan Kerajaan , karena kamu tidak mendapatkan seekor rusa , maka untuk meyenangkan Ibunda kamu membunuh Haramau kerajaan itu, lalu meyerahkan kepada Ibunda sebagai hasil perburuanmu, namun ibunda sangat marah dan memukulmu sampai luka dipunggungmu sebelah kiri, dan berbekas sampai saat ini", tetapi kenapa karena hanya seekor harimau Ibunda tegah memukul anakda sampai terluka???, sela Anta Soma.
" Juga waktu itu kamu anakku, tidah tahu sejarah harimau tersebut", kata Dewi Santhy melanjutkan ceritanya. " Waktu Ibunda mengandungmu sampai minggu terakhir sebelum kau dilahirkan, Ayahmu Pangeran Mahkota Angkara Sota atau suami Ibu bermimpi bahwa untuk melahirkan anak cucu Raja harus didampingi Batu Giok Elang yang bercahaya pelangi ini, maka Ayahmu pergi mencari Batu Giok tersebut , namun tak kunjung kembali dan 5 tahun kemudian tiba-tiba didepan pintu kerajaan ada seekor harimau yang sangat jinak dan dilehernya tergantung Batu Giok Elang. dan sejak itu Batu giok tersebut selalu melekat ditubuhmu, dan harimau tersebut, oleh beberapa keluarga kerajaan menganggap nya sebagai jelmaan Ayahmu, makanya Harimau tersebut diserahkan kepadamu untuk melatihmu berburu, tetapi tak disangka kamu membunuhnya" dengan serius Anta Soma mendengar cerita Ibunda atau isterinya, namun ia tidak percaya bahwa Harimau tersebut adalah jelmaan Ayahnya. " sudahlah Ibu, Isteriku, jagalah kesehatanmu terutama anakku yang ibu kandung, jangan sampai ibu sangat kelelahan" pinta Anta Soma, sambil memeluk dengan penuh kasih sayang kepada Ibunya atau Isterinya yang mengandung anaknya. "tidak perlu khawatir suamiku, Isterimu ini masih sehat, pastilah anakmu yang ibu kandung ini , ibu jaga sampai dilahirkan", sambil melirik senyum kepada Anaknya yang sangat mencemaskannya. lanjutnya " lantas siapakah yang memberikan kamu nama Anta Soma ???" " Guruku yang menagjariku ilmu Hawa Pedang, itulah makanya ananda bisa lolos dari sayembara Ibunda, dan guruku itu telah meninggal tahun lalu" jawab Anta Soma singkat, pastilah Guru Mahesa Purba, juga guru dari Ayahmu, dan kalau begitu bahwa rahasia kita berdua anak dan ibu kandung yang bersatus suami isteri tidak ada lagi yang tahu kecuali kita berdua" kata Dewi Santhy,
" Tenanglah Ibundaku, Isteriku, demi kebersamaan kita sampai tua, ibu perlu istirahat", "satu lagi anakku, sejak sekarang sampai umur kandungan Ibu 4 bulan, kamu tidak boleh mengunjungi anakmu yang ada didalam ini, sambil Dewi Santhy menunjuk perutnya atau kanduungannya, " Ibu tidak perlu khawatir, tabib Kerajaan telah mengajariku cara berkunjung , marilah Ibu mendekat",

Sambil keduanya melepaskan semua pakaian yang melekat ditubuhnya, sang anak duduk ditepi pembaringan, sang ibu mulai menjongkok dan mengisap dan mempermainkan tongkat sang anak, terkadang ibunya mengocok dengan lembut bergantian tangan dan bibir, atau mempermainkannya dengan ujung lidahnya, Sang anak menerima kenikmatan yang pasrah penuh kelembutan..., mereka Ibu dan anak, santai , tiba giliran sang ibu menerima yaitu mendudukannya Ibunya diatas kedua paha bagian atas anaknya, sambil tongkat yang telah membesar dan kenyal dimasukan kedalam sumur mahkota sang Ibu, dari belakang sang anak meremas kedua gundukan buah dada Ibunya , membuat sang ibu kelelep dan menggoyang pinggulnya sambil mengencangkan otot sumurnya. dilain saat tubuh sang ibu dibalik menghadap ketubuh sang anak, posisi ini selalu mereka lakukan , karena tanpa menggoyang pun tongkat sang anak dapat mencapai sumur Ibunya, yang selalu memberikan refleksi menjepit dan mengisap. pada posisi ini pula sering mereka tertawa cekikan , mereka bertatap saling tegur sapa , Ibuku, sayangku, isteriku, jepitlah tongkat anakmu ini... wow.., sang ibu kadang mengoceh..." anakku, tanamkan tongkatmu lebih dalam sayangku, anakku,... lomot gundukan buah dada Ibu ini sayang...! aih...ouhhh,
Kadang- kadang mereka berdua membutuhkan Time Out yaitu ketika Ibu dan anak sudah hampir mencapai puncak kenikmatannya . senganya memperlambat gerakan "Slow Motion", namun nikmat... mencicipi kenikmatan secara terkendali dan terkontrol... terkadang mereka anak dan Ibu bermain cinta berjam-jam lamnya..., bebas tanpa halangan tanpa merasa bersalah lagi.
Bersambung



PROLOGUE-END


Dalam masa perawatan kandungan Dewi Santhy, sampai umur 4 bulan, terkadang sang anak ingin bercinta yang sedikit keras, sang ibu mengikutinya, dan selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya
Setiap ingin istirahat malam, sebagai isteri Dewi Santhy selalu mengambil posisi 69, sang ibu mempermainkan tongkat sang anak, mula mula dikecup kepala tongkat sang anak, dijilat dan sambil membasahi dengan ludahnya, atau digelitik dengan ujung lidahnya secara melingkar dilanjutkan gocokan dengan tangan halus sang ibu, atau jepitan bibirnya yang hangat, dan apabila sang anak mulai merintih, tongkat makin kenyal dengan besaran maksimal , dilomotlah kepala sampai pangkal tongkat sang anak, kemudian sesekali sang ibu mengosongkan udara dalam mulutnya membuat tongkat sang anak terasa terjepit, pada keadaan seperti ini, sang anak selalu mendengus nikmat, dan tiba-tiba sang ibu mengisap dan mengocok dengan bibir berulang-ulang, dan dan menarik tongkat anaknya sambil menekan dengan bibir ... clup...bunyi kepala tongkat yang terlepas dari ruang mulut yang dipersempit......wow....ack !, sang ibu melakukannya berulang-ulang sampai semburan lendir tongkat sang anak membasahi wajah ibunya.

Terkadang sang anak dengan manjanya meminta agar disemburkan kedalam sumur ibunya, dengan cekatan sang ibu duduk diselangkangan sang anak dan dengan mudahnya tongkat anaknya dimasukan kedalam sumur yang hangat dan licin, mulailah sang ibu mengencangkan otot bibir sumurnya, sambil menaik-turunkan bokongnya menyebabkan tongkat anaknya makin kelelep, dan sebelum babak ini diakhiri sang ibu tertelungkup diatas tubuh anaknya, badannya dikencangkan seakan akan memberi berat tambahan menekan tubuh sang anak, posisi tongkat masih dalam sumur, mulut sang ibu ditempelkan ke mulut anaknya, sambil mengisap seluruh isi mulut sang anak termasuk lidahnya........ tidak ada kata-kata dari sang anak... tiba-tiba tubuh anak dan ibu mengejan... dan sumur ibunya terasa berdenyut seirama tekanan semburan lendir tongkat anaknya yang hangat cret—cret...semua lendir dari tongkat anaknya bercampur dengan lendir sang ibu mengendap di dasar sumur...woooo... terima kasih ibuuuu..
Begitupun sebaliknya , bila Dewi Santhy mengikinkan belaian berahi dari sang anak, mula-mula tongkat sang anak ditegangkan agar menjadi lebih besar dan kenyal...dan kalau kekenyalan sudah dapat dipertahankan beberapa saat , Dewi Santhy tertelungkup, dan sebagai anak yang tahu tugas selanjutnya, sang anak mulai memasukan tongkatnya dari belakang bokong ibunya, menelusuri celah selangkangan dan mengikuti alur bibir sumur ibunya sampai terbentur ke tonjolan mahkota sang ibu, ketika tonjolan mahkota sang ibu tersentuh oleh kepala tongkat sang anak, maka bokong sang ibu terangkat dan memutar, menyebabkan tongkat makin terpeleset masuk lebih dalam, dan dilanjutkan jepitan otot sumur ibu untuk meberikan ruang lebih sempit kepada kepala tongkat sang anak, dan otomatis sang anak mempercepat tumbukannya ... clop...clop..yang sangat dinikmati oleh sang ibu..., sang anak tidak memberikan kesempatan gundukan buah dada ibunya bergoyang bergelantungan, diremasnya gundukan tersebut seirama tumbukan pada bokon ibunya, dan setiap erangan terakhir dari ibunya , remasan pada gundukan kedua buah dada ibunya makin diperkeras serta frekuensi tumbukan ke sumur ibunya ditambah dan gigitan lembut di punggung ibunya...oww... ach...sayang Ibu menikmati tongkatmu anakku ...

Dan mereka selalu tertidur tanpa ornamen yang melekat ditubuhnya..., mereka tidak memberikan ruang udara antara tubuh mereka berdua anak dan ibu...seakan.. akan mereka dilahirkan sebagai kembar siam..lekat sampai mereka terbangun.

Pada akhirnya Dewi Santhy, dan Antasomapun hidup berbahagia sebagai sepasang suami istri, hingga mereka berdua dikarunai beberapa orang putra-putri.

END

Padepokan Kota Apel, Mei 2012;

ratn@ anida
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
LEGENDA KISAH CINTA DEWI SANTHY PUTRI MENANTU KERAJAAN ANGKARA RAYA dengan ANTASOMA PUTRA KANDUNGNYA CUCU MAHARAJA ANGGA DIRAJA, RAJA KERAJAAN ANGKARA RAYA
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Part I nya mana sist?
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd