Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Cinta : Kaulah Cinta Sejatiku ( Series Petualangan Cinta Dodo Season 3)

Siapa karakter cewek favorit kalian di trit ini?


  • Total voters
    387
  • Poll closed .
Mari kita tunggu apdetan hari ini
 
Bukan 5 page dalam sehari kayanya bisa setengah hari tercapai,wkwkwkw
 
Terjebak Friendzone


Seiring berjalannya waktu, pekerjaan ane di kantor semakin banyak dan kompleks. Ane harus serius mengerjakan semua tugas negara ini demi pembangunan nasional, walaupun dengan upah seuprit. Bayangin aja Gan/Sis, ane dibayar 80 ribu per hari, sebulan sda 20 hari kerja, jadi total ane dapet gaji 1,6 juta rupiah. Mana cukup anjir buat kehidupan di Bandung!

Maka dari itu, untuk menyiasati kekurangan penghasilan, ane harus kerja makin giat dan ngambil semua tugas yang berpotensi menghasilkan duit. Tugas itu adalah perjalanan dinas ke luar kota dan mengelola proyek. Itulah kenapa ane jadi sering pergi ke luar kota terutama Jakarta.

Di Bandung, ane intens mendekati Jasinta dan di Jakarta ane juga intens semakin dekat dengan Bunga. Sejauh ini ane masih belum bisa membobol selangkangan dari mereka berdua karena sangat sulit. Mungkin gara gara ane yang udah lama vakum dari dunia perlendiran dan jadi wibu, jadi skill ane bekurang drastis.

Mengingat pelajaran yang Moreno kasih kalo ane suka sama cewek itu jangan tunjukin rasa suka di depannya, tapi ikutin apa yang cewek itu inginkan, jadi progres ane sama Jasinta masih belum ada kelanjutan. Tapi sih ane merasa makin akrab sama dia.

Ane dan Jasinta baru pulang dinas dari Pekalongan. Di sana kita habis meninjau lokasi proyek pembangunan fasilitas pengolahan air limbah dari pabrik pabrik batik. Setibanya di Bandung, kita langsung tancap gas mengerjakan perencanaan pembangunan.

Setiap hari ane lembur sama dia, kerja dari pagi sampe larut malam. Rasanya pusing banget Gan/Sis kerja kayan gini, terlalu banyak perhitungan di segala aspek. Suatu malem, ane lagi kerja di ruang Jasinta karena ane takut kerja di ruangan kerja sendiri kalo udah lewat magrib. Apesnya malem itu, cuma kita berdua yang kerja karena yang lainnya lagi pada dines luar kota.

Ane waktu itu lagi ngerjain penyusunan rancangan anggaran biaya untuk proyek di Pekalongan. Ketika ane lagi mengetik, Jasinta masuk ke ruangan, dia nyuguhin ane segelas kopi dan sepiring kue sus.

"Istirahat dulu Do!"

"Iya Sin"

Tiba tiba Jasinta ngelusin kepala ane sambil memandangi layar laptop.

"RAB nya jadi berapa Do?"

"Sekitar 198 jutaan per titiknya"

"Bagus Do! Pokoknya harus mendekati 200 jutaan biar nanti pengadaannya bisa langsung, gak usah tender"

"Iya Sin, jadi di Pekalongan ini ada sepuluh titik pembangunan"

'Begitulah, pokoknya aku di kasih duit dua milyar dari pusat"

"Mantap nih, kamu bisa makin tajir dapet proyek banyak, ini baru Pekalongan lho, belum di Jogja dan Salatiga"

"Jogja sam Salatiga mah kecil Do, Pekalongan yang gede"

"Aku bakal kecipratan gak?"

"Kecipratan apa sih? Hahaha"

"Dasar!!"

Ane mencubit pipi Jasinta karena gemes banget. Dia pun bales cubit hidung ane yang tinggi kayak gunung Semeru. Ane udah gak canggung lagi bercanda sama dia. Ane kemudia beranjak dari kursi lalu pindah menuju sofa sambil bawa kopi. Ane duduk di sana karena lebih nyaman. Baju kerja ane udah kusut banget dan bau badan udah gak karuan. Akan tetapi, baju Jasinta masih tetap rapi dan badannya pun masih wangi.

Sambil menikmati kopi, ane juga menikmati pemandangan Jasinta yang tengah memeriksa kerjaan ane di laptop. Hari ini dia pake setelah baju kerja serba panjang. Gak seksi kayak biasanya, tapi dia udah membuka blazer dan baju kemejanya, sehingga dia cuma pake baju tanktop. Terlihat jelas tato tato yang menghiasi tubuhnya.

"Menurutku hitungan kamu udah bener Do, jadi untuk hari ini udah selesai, besok kita tinggal laporin ke si Bos... aku mau nyari kontraktor yang bisa diajak kerja sama di Pekalongan"

"Sip kalo gitu, lagian aku udah capek... jam berapa sekarang?"

"11 malem Do"

"Anjir... udah malem pisan euy"

"Ho'oh... santai aja Do"

"Hmmm... iya"

Jasinta nyamperin ane. Dia langsung aja duduk di sebelah ane sambil makan kue. Kepalanya bersandar di lengan kiri ane. Ane pun melirik ke arahnya, tampak sangat jelas belahan dadanya. Ane sangat penasaran dengan tato tato miliknya.

"Sin... maaf nih, aku penasaran banget sama tato kamu, kenapa sih banyak tato?"

"Ooh yah ini bagian dari seni Do, nanti suatu hari akan kuperlihatkan semua tato koleksiku sama kamu"

"Kenapa gak sekarang aja sih"

"Iih malu tau! Kita kan cuman sahabat"

"Emang harus jadi pacar dulu?"

"Iya"

"Kalo gitu aku pengen jadi pacarmu atuh!"

"Jiahh, gak mau ah!"

"Kenapa? Aku kan tinggi, sesuai sama kriteriamu"

"Iya, tapi kamu kurang ganteng Do... hahaha"

"Anjir"

"Aku sukanya sama yang ganteng kan, aku udah bilang sama kamu"

"Hadeuuh... yaudah deh"

Ane kesel sambil membuang muka dari Jasinta. Tiba tiba aja dia nyubitin perut ane dengan kenceng sambil ketawa. Anjir!! Sakit banget cubitan cewek ini.

"Aahh... sakit anjir!! Kamu kenapa sih" bentak ane.

"Kamu gemesin Do"

"Cubitnya kenceng amat sih! Sakit tauuuu!"

"Hahahahaha... bales dong kalo sakit mah"

"Gak mau ah"

"Kenapa?"

"Entar aku dipecat sama kamu"

"Ya enggak lah... ayo cubit aku!"

Ane nyubit tangan Jasinta dengan pelan karena ane gak mau nyakitin dia.

"Alah segini doang cubitan kamu, gak kerasa atuh Do"

"Gak mau ah, aku gak mau nyakitin kamu"

"Lebay banget sih kamu Do... hahahaha... namanya juga bercanda"

"Bercandanya gak lucu ah"

Jasinta malah ketawa pas ane bikang gitu. Dia makin gencar nyerang ane dengan cubitan cubitan maut yang menyakitkan. Dia ini kenapa ya? Kayak psikopat anjir. Saking ane gak kuat, akhirnya ane membalas cubitan Jasinta.

Jasinta langsung berdiri, sedangkan ane masih terkapar di sofa setelah bergumul sama Jasinta maen cubit cubitan. Dia tampak memegangi pinggangnya.

"Nah gitu dong Do, ini baru sakit" sahut Jasinta sambil meringis.

"Udah Sin! Ampun Sin! Jangan cubit cubitan lagi"

"Gak mau ah, asik lho maen cubit cubitan sama kamu"

"Ampun Sin! Kamu kayak psikopat aja"

"Aku bahagia kalo liat kamu kesakitan Do... hehehe"

"Anjir!!"

"Duh!! Kok jadi panas Do"

"Yaiyalah, daritadi kita gelut"

"Kamu beruntung Do jadi temen aku"

"Emang kenapa?"

"Kamu bisa dengan cepat liat tato aku"

"Kamu mau liatin tato kamu sekarang?"

"Iya"

Tanpa diduga sebelumya, Jasinta langsung aja membuka baju tanktopnya. Mata ane terbelalak setelah melihat jumlah tato yang ada di tubuhnya. Belum selesai ane kaget, Jasinta membuka celana panjangnya. Tampaklah kaki dia yang mulus banget terpampang di hadapan mata ane.

Ane langsung bangkit, lalu duduk di hadapan Jasinta yang hanya pake daleman warna merah. Tubuhnya sempurna banget Gan/Sis terlepas dari banyaknya tato.

Tato-tatonya terlihat sangat indah dan artistik. Di dadanya terdapat 3 tato yang udah pernah ane ceritain dulu, terus di perut terdapat sebuah tato matahari. Di perut sebelah kiri sampe pinggang terdapat tato motif bunga berwarna merah dan biru. Sementara di perut kanan sampe pinggang terdapat tato wajah anak cowok seusia remaja lah. Ane penasaran sama sosok anak cowok itu.

"Wow... tubuhmu udah kayak kanvas lukisan aja Sin, gak sakit tuh ditato sebanyak itu?"

"Sakit lah Do, tapi sakitnya membawa nikmat"

"Anjir!! Dasar masokis"

"Semua tatoku ini ada maknanya lho, kamu mau tau?"

"Hmmm... aku penasaran sama gambar anak cowok di perut kanan, itu siapa?"

"Dia Ilham, dia adikku satu satunya... dia udah meninggal Do, kecelakaan pas masih SMP"

"Innalillahi wa Inna Illaihi Rojiun, maafin aku Sin"

"Gak apa apa Do... dia adikku semata wayang, aku sayang banget sama dia, kalo sekarang dia masih hidup, dia seumuran kamu Do... untuk mengenang adikku, aku pasang tato gambar adikku di perutku... biar selalu nempel denganku"

"Tunggu bentar! Adikmu satu satunya udah meninggal, nah yang ada dirumahmu, adik-adik siapa atuh?"

"Mereka semua adik tiri aku Do... Mamaku dan Bapak kandungku dulu udah cerai, sekarang dia nikah lagi sama Bapak tiriku"

"Ooooh jadi Bapakmu yang di rumah itu Bapak tiri"

"Iya Do"

"Wah kamu anak broken home yah"

"Ya begitulah... udah dong jangan bahas keluargaku lagi ah!! Ayo kamu mau tau makna tato yang mana lagi?"

"Okeh... okeh... Maatahari apa tuh?"

"Ini adalah simbol ibu yang merupakan pelita kehidupan bagi anak sepanjang masa, kenapa disimpan di perut? Karena awal mula kehidupan ya berasal dari rahim seorang ibu, di sana kita manusia mulai disinari oleh ibu di dalam tubuhnya"

"Waw berat banget anjir filosofis nya, terus bunga di perut sama dada apaan?"

"Yang di perut bunga mawar dan di dada bunga camelia... bunga ini menggambarkan kehidupanku yang berwarna seperti bunga"

"Terus di punggungmu ada sepasang sayap? Apa itu?"

"Aku adalah malaikat di keluargaku... Ibuku sering bilang aku adalah malaikat"

"Hmmm... terakhir nih, itu ada huruf 'PJ' di dalem hati artinya apaan?"

"Itu inisial aku dan pacarku dulu, Pradipta dan Jasinta"

"Kenapa bisa putus atuh?"

"Entahlah, terlalu sakit untuk diceritakan... BTW tato ini adalah tato pertamaku"

"Gak bisa dihapus ya"

"Iya Do... hmmmm"

"Aku dulu ngukir inisial namaku dan pacarku di batang pohon, kamu malah di kulit sendiri.. hadeuuh!! Kamu pasti nyesel"

"Lumayan sih, sekarang mantanku udah nikah dan punya 3 anak"

"Makanya kamu segera nyusul atuh!"

"Belum ada yang cocok Do"

Jasinta kembali duduk si kursi sambil masang muka betenya. Dia masih salam keadaan hampir bugil lho, sehingga membuat monster shukaku piaraan ane bergejolak. Tato yang ada di tubuh Jasinta mengingatkan ane sama pemain bokep amerika yang selalu bertato. Ane cuman busa ngatur napas supaya bisa mengendalikan nafsu ini. Apa Bapak tau gak yah kelakuan mantan sekretarisnya kayak gini?

Jasinta memandangi ane lagi dengan senyum yag tiba tiba menyeringai. Entah apa yang dia pikirkan, yang jelas pasti gak baik. Dia beranjak dari sofa, lalu nyamperin meja kerja. Dia mengambil sebuah penggaris besi. Anjir!! Ane jadi takut lah sama dia. Ane kayaknya mau dianiaya lagi kayak tadi.

"Sin apa yang kamu lakukan?" Ane panik dan beranjak dari sofa.

"Aku pengen senang senang Do... apa kamu pernah senang senang sama pacarmu dulu?" Jasinta memukul pahanya sendiri pake penggaris.

"Maksudmu apa? Senang senang gimana?" Ane pura pura bego, padahal ane tau maksud dari Jasinta.

"Masa kamu gak ngerti ah? hubungan intim Do"

"Aku gak mau... aku gak mau seks sama kamu!!!"

Ane langsung kabur dari ruangan itu. Gila bener lah Jasinta ngajakin seks sambil menyiksa, apa apaan itu? Ane lari terbirit birit menyusuri lorong kantor yang udah gelap. Kayaknya dia udah mematikan lampu kantor dari tadi ketika ane lagi sibuk kerja. Ane berusaha meraba dinding untuk mencapai lobby dan pintu keluar. Sesampainya di lobby, ane bisa liat dikit karena dad cahaya lampu dari luar. Tanpa basa basi ane langsung nyamperin pintu. Apesnya, Pintu itu udah terkunci. Parahnya lagi dari belakang Jasinta udah berdiri liatin ane.

"Dodo... kamu jahat ih! Mau ninggalin aku sendirian di sini, di Kantor ini banyak setan lho... aku takut banget"

"Aku lebih takut sama kamu daripada setan"

"Ih kenapa? Aku kan ngajakin senang senang, kok kamu takut?"

"Aku gak mau dipukul sama penggaris itu Sin!"

"Kenapa Do?"

"Sakit anjir!!"

"Tapi sakit itu nikmat Do... kamu akan suka"

"Enggak... enggak"

Jasinta tiba tiba menyerang ane dengan pukulan seribu mistarnya yang menghantam tubuh ane secara membabi buta. Seketika ane meringis kesakitan. Ane berusaha melawan dia dengan pukulan, tapi hal itu malah membuat dia makin gila. Dia sangat suka dipukul Gan/Sis. Orang macam apa ini? Ane pun akhirnya berhasil menghentikan serangan brutal dengan merebut mistar. Ane langsung melempar mistar itu entah kemana, lalu ane mencekik leher Jasinta dan memojokkannya ke dinding. Ane bener bener marah dan dipenuhi nafsu. Ane kesel banget sama cewek ini, badan ane sakit dimana mana.

"Cekik aku Do!! Terus Do!! Aaahhh...ahh" pinta Jasinta dengan suara parau.

Ane langsung sadar diri Gan/Sis. Seketika ane melepas lehernya. Tubuh Jasinta lemas dan ambruk ke lantai. Anjir! Ane kaget banget liat cewek ini lunglai.

"Sin... Sin... bangun Sin! Sin! Sinta... banguun!"

Jasinta malah gak sadar dan kayak pingsan gitu. Ane semakin panik Gan/Sis, ane udah bunuh Jasinta. Ane cekik dia terlalu kenceng tadi. Anjir!! Gimana ini? Ane bisa dipenjara seumur hidup kalo gini mah. Ane cek denyut nadinya, ternyata masih ada.

Sesegera mungkin ane langsung mengangkat tubuh Jasinta dan membopongnya kembali ke ruangannya. Ane baringkan dia di atas sofa. Ane terus nyari minyak kayu putih di tas Jasinta, pasti cewek selalu menyimpan hal itu di tasnya. Ane pun akhirnya menemukan miya kayu putih yang ternyata ada si laci meja. Tanpa pikir panjang, ane langsung gosokin tuh minyak di hidung dan pelipisnya. Tak lama Jasinta kembali siuman. Ane bisa bernapas lega.

Secara spontan ane memeluk cewek itu sambil nangis. Ane seneng banget dia gak mati. Pikiran ane udah kacau malam itu.

"Kamu kenapa sih Do? Kok nangis"

"Aku takut kamu mati tadi, aku cekik kamu kekencengan"

"Oh gitu, kamu tenang aja kok Do, kalo aku mati, aku gak alan menghantuimu... hehehehe"

"Dasar cewek aneh!! Malah ketawa lagi"

"Ya abisnya kamu lebay banget"

"Ya bukan lebay atuh Sin, kamu tadi lemes dan pingsan setelah ku cekik lehermu, aku panik anjir"

"Udah atuh, sekarang aku udah sadar dan gak kenapa napa kan"

"Hmmmm"

Jasinta bangun, dia memegang kedua pipi ane sambil memandang. Sama sekali gak ada raut wajah berdosa yang tersirat di mukanya Gan/Sis.

"Maafin aku yah Do, aku ini aslinya kayak gini... aku suka disakiti dan menyakiti... tiap kali aku liat kamu merintih kesakitan, libido ku naik, makanya aku terus mukulin kamu tadi pake penggaris besi... aku juga seneng pas kamu balas menyerangku, makin kamu brutal, aku makin suka sama kamu Do... makasih udah mau jadi temanku Do"

"Kami gila Sinta!"

"Hehehe... iya Do"

Jasinta nyosor bibir ane. Ini merupakan kejutan besar yang tak disangka sangka dari Jasinta. Kita ciuman untuk pertama kalinya. Awalnya ane menikmati cumbuan itu, tapi pas sadar apa yang dilakukan Jasinta sebelumnya, ane langsung melepaskannya.

"Kenapa Do?"

"Aku takut kamu tiba tiba gigit lidahku sampe putus"

"Hahaha... enggak atuh! Aku gak sejahat itu, aku cuman seneng pukul pukulan"

"Tetep enggak ah Sin"

"Kamu harus kuat aku pukulin atuh, biar mentalmu kiat dan bagus... Bapakmu udah nitipin kamu sama aku biar kamu gak cengeng lagi"

"Apaaah!! Yang bener?"

"Kamu tanya saja langsung sama dia"

Ane masih bingung dan kaget, tapi Jasinta kembali memeluk ane. Tangannya mulai nakal dengan meremas remas pantat ane.

"Besok ulang tahunku Do, aku pengen hadiah dari kamu, teman terbaikku"

"Sekarang udah lewat jam 12 Sin, kamu ulang tahun... happy birthday"

"Waaah... makasih Do, aku resmi kepala tiga nih hahahaha"

"Kamu udah tua"

Ane dan Jasinta kembali ciuman. Lidah kita sekarang bermain dan air liur kita keluar deras. Ane merasa sakit ketika Jasinta memeluk tubuh ane. Mungkin gara gara bekas pukulan tadi.

Tanpa basa basi, Jasinta membuka kancing dan resleting celana ane. Dia berlutut di hadapan ane. Celana ane pun diturunin, lalu dia membuka celana kolor boxer untuk membebaskan monster shukaku piaraan yang tengah lemas.

Perlahan, dia mengocok alat kelamin ane itu, kemudian menjilatinya. Efek hangat dari mulutnya mula terasa menjalar ke ke sekujur tubuh ane. Jasinta menyepong monster shukaku dengan keras. Hisapannya membuat ane merem melek. Keliatannya dia udah sangat pro dala urusan ini, secara cewek lajang, banyak duit, umur 30 dan hidup di kota besar kayak Bandung.

Abis pias sepongin ane, dia kembali berdiri dan ngajak ane ciuman lagi. Kali ini dia membuka kancing baju kemeja ane, lalu membuka kaos dalem. Seketika ane bugil di hadapannya. Ame kaget liat badan ane sendiri yang biru-biru akibat kena pukulan penggaris besi tadi.

"Kamu tega banget sih Sin mukulin aku sampe biru biru gini"

"Ini karya seni Do, kamu nanti akan terbiasa"

"Tapi kenapa harus siksa siksaan?"

"Itung itung latihan sebelum kena siksa kubur nanti Do, jauh lebih ngeri lho... kita kan banyak dosa"

"Anjir!! Jangan ngomong gitu ah, takut"

Jasinta menggiring ane kembali ke sofa, dia yang mendominasi sekarang. Ane berbaring pasrah di atas sofa. Jasinta tampak sangat senang malam itu, dia tak henti hentinya tersenyum. Dia membuka BH sama celana dalamnya. Wow! Tubuh bugilnya adalah yang terindah jauh ini. Dia ngambil beberapa benda dari meja kerjanya. Jasinta menjepit puting susunya sendiri pake jepitan kertas. Ane jadi ngilu banget liatnya, pasti sangat sakit. Tapi hal itu malah bikin Jasinta makin sange.

Dia mendekati ane lagi, lalu kembali mukulin ane pake penggaris besi. Ane meringis kesakitan ketika pukulan demi pukulan mendera. Jasinta naik ke tubuh ane, lalu dia memposisikan mekinya supaya bisa dimasukin sama monster shukaku.

"Aaaarrrghhh... anget Sin"

Akhirnya untuk pertama kali, monster shukaku masuk ke dalam meki Jasinta. Perlahan dia mulai goyangin pantatnya sambil mendesah. Nikmat banget Gan/Sis ngeseks sama Jasinta, selain ane merasa nyeri di badan, ane juga merasa senak pada bagian kelamin. Rasa enak itu bercampur sama rasa sakit sehingga membuat tubuh ane berbeda.

Jasinta sangat hebat, dia goyangin pantatnya sambil meremas toketnya. Ane liat pemandangan indah di hadapan ane. Wajah sange nya membuat ane makin sange pula. Jasinta kemudian membungkuk dan nyium bibir ane sambil tetap goyang pantat.

Ane peluk dia, ane cumbu mulutnya dan ane tabokin pantatnya yang lagi goyang. Jasinta pun merintih keenakan. Dia makin kenceng goyangin pantat.

"Aaah... aah... aahh... Dodo... aahh... terus tabokin Do... aahh... ahh... nikmat banget... ahhh"

"Ssshh... ahhh... aahh... aaah, Sinta... aah... aahh... kamu jago banget"

Sepuluh menit Jasinta di atas, sekarang saatnya ganti posisi. Dia di bawah dan ane di atas. Giliran ane yang genjotin dia dengan serangan monster shukaku yang mengerikan. Jasinta klepek klepek ketika ane genjotin. Dia mendesah sambil meremas toketnya. Ane buka jepitan kertas di pentil toketnya, lalu ane hisap puting itu dengan kenceng.

"Aaah Dodo... aahh.. enak Do.... aahh... aku mau keluar"

"Aku juga Sin"

"Keluar bareng Do... di dalem"

Ane makin kencengin genjotin meki Jasinta. Desahan kita makin kenceng. Suasana panas membuat tubuh kita basah kuyup kena keringat. Akhirnya saat orgasme tiba.

"Aaaaaarrgghhh.... DODO"

Crot!! Crot!! Crot!!

Semburan chakra monster shukaku memenuhi rahim Jasinta. Ane langsung terkulai lemes. Ane berbaring di lantai, di bawah sofa. Sensasi rasa sakit dan kenikmatan ngeseks sungguh sangat luar biasa. Jasinta menjatuhkan diri kenatas tubuh ane. Dia menciumi ane kembali.

"Makasih kado ultahnya Do, ini sangat berkesan"

"Sama sama Sinta"

"Kamu adalah teman terbaikku Do... kamu sahabatku paling hebat"

Yaelah kok temen sih? Ane bener bener kecewa sama omongan Jasinta. Jadi ane selama ini terjebak dalam friendzone dia. Walaupun kita udah ngeseks bareng, tetep aja dia nganggep ane sahabat. Kayaknya usaha ane dapetin Jasinta bisa dikatakan gagal total.

Malem itu kita kembali ke atas sofa, kita tidur sambil pelukan. Pada pagi hari sebelum kantor buka, kita pergi ke lantai 6. Di sana adalah tempat olahraga untuk pegawai, dimana ada lapangan badminton, meja pingpong, peralatan gym, loker room dan kamar mandi. Niatnya kita mau mandi di sana, tapi sebelum mandi kota ngeseks lagi di atas meja pingpong.

Jasinta berbari di atas meja, sedangkan ane berdiri di hadapannya sambil genjotin dia. Sungguh luar biasa Gan/Sis. Abis ane ngecrot lagi di dalem meki Jasinta, kita langsung mandi. Setelah mandi, kita berpakaian rapi lalu pergi ke ruang kerja masing masing.

Sungguh malam yang luar biasa waktu itu Gan/Sis, ane gak nyangka kalo Jasinta seneng maen kekerasan kalo ngeseks. Jadi selama ini pantes aja gak ada cowok yang mau sama dia. Yaiyalah mana mau cowok ngeseks sama cewek yang doyan BDSM. Mungkin orang yang pantes buat jadi pasangan Jasinta adalah orang psikopat karena bagi ane, Jasinta juga seorang Psikopat. Untungnya dia bukan pembunuh. Dia psikopat dalam urusan pekerjaan.

...

Next Chapter : Ternyata Megumi Ada di Dunia Nyata!


Update di page 43
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd