Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Cinta : Kaulah Cinta Sejatiku ( Series Petualangan Cinta Dodo Season 3)

Siapa karakter cewek favorit kalian di trit ini?


  • Total voters
    387
  • Poll closed .
Bimabet
Tetap setia dijalan-Nya Suhu @Martincorp69
Kalau kita setia dengan Yang Punya Hidup semoga segala masalah didunia ini pasti ada jalan keluarnya.
Doa ku semoga Suhu bisa mendapatkan solusi terbaik untuk masalah RL nya.. Semangat suhu
 
Good Girl Gone Bad



Ini kisahku yang penuh dengan kegelapan sehingga membuatku jadi cewek aneh dan rasanya aku trauma dalam berkomitmen. Aku lebih suka hubungan tanpa status daripada harus mengkat janji dengan seseorang dalam ikatan pernikahan. Mungkin aku gak cocok hidup di negara ini gara gara hal ini, aku harusnya tinggal di negara liberal kayak Amerika atau Australia.

Namaku Jasinta Rahayu. Aku lahir di Bandung 23 Juni 1983. Sekarang di tahun 2023 umurku udah 40 tahun. Statusku masih sama yaitu betah menjomblo. Sepuluh tahun lalu tepatnya 2013, aku lagi deket sama Dodo. Dia adalah anak mantan bos ku yaitu Pak Asep Idrus. Dia orang baik, aku sebenernya suka sama dia, tapi aku ga mau dia miliki aku. Aku lebih suka kita hubunga tanpa status. Aku bisa menikmati rasa sayang darinya tapi aku gak usah merasakan ikatan.

Oke Gan/Sis, aku akan menceritakan masa laluku sebelum aku jadi yang sekarang. Aku dulunya adalah gadis baik-baik, namun setelah mengalami penderitaan broken home dan kematian adikku tercinta, aku berubah jadi sebaliknya. Seperti judul sebuah lagu "Good Girl Gone Bad" itulah aku.

Aku hidup bahagia sejak kecil sampe usia remaja. Aku selalu dimanja sama orang tuaku. Aku juga punya adik kecil seorang cowok ganteng. Namanya Adi, dia lahir ketika aku menginjak usia 7 tahun. Mama dan Papaku hidup sangat harmonis. Hampir gak pernah sekalipun mereka bertengkar. Sampe suatu hari kejadian terburuk dalam hidupku mulai tiba.

Mama dan Papa sama sama pekerja. Mama adalah seorang pegawai kantor swasta di Bandung, sedangkan Papaku seorang pengusaha di bidan konstruksi. Suatu hari merek bertengkar hebat karena diduga Mamaku mergokin Papa selingkuh sama cewek lain. Sejak saat itu suasana rumah jadi kayak neraka. Hampir setiap hari mereka selalu bertengkar dan gak segan segan berbuat kekerasan.

Aku dan Adi menjadi korban akibat dari keegoisan mereka. Kita jadi anak terlantar dan nasib kita sangat miris. Waktu itu aku masih 15 tahun dan duduk di kelas 3 SMP dan adikku umur 8 tahun dan duduk di kelas 3 SD. Sejak mereka bertengkar, Mamaku dan Papaku udah gak akur. Mereka sering gak ada di rumah. Mama suka keluyuran malem sama temen temennya, begitu pula Papa. Aku pun harus mengurus diri sendiri dan adiku di rumah. Keadaan di rumah udah kayak neraka jahanam bagiku, sangat tak nyaman.

Satu satunya yang bikin aku betah di rumah adalah adikku. Aku sangat menyayanginya. Dari kecil sampe gede, dia kuurus. Dia sering kumandikan, kukasih makan bahkan tidur pun bareng. Tak terasa sampe sekarang dia makin tambah gede. Aku pun masih memperlakukannya kayak anak balita. Aku sering mandi bareng sama adikku sampe saat terakhirnya hidup. Tubuhnya berubah menjadi dewasa. Tititnya selalu berdiri tegak ketika melihatku talanjang.

Ketika lulus SMP, aku masuk ke sebuah SMA swasta di Bandung. Sekolah itu adalah sekolah favorit yang siswa-siswanya anak gaul dan hits semua. Ada beberapa siswa yang merupakan artis nasional. Kebanyakan dari mereka adalah anak band dan penyanyi solo. Aku ketemu sama teman teman baru yag tentunya memiliki wajah rupawan dan gaul abis.

Aku bisa dengan cepat berbaur sama mereka, salah satu temenku bernama Inggrid. Dia adalah anak cewek yang sangat tomboy dan kelakuannya laki banget. Penampilannya sih biasa aja yah kayak cewek pada umumnya, tapi kalo ngomong sama kelakuannya kayak cowok. Dia dipaksa pake baju cewek sama ibunya biar tetap pada kodratnya sebagai perempuan. Dari cewek ini pula aku jadi tau dunia pertatoan. Inggrid dari SMP udah punya tato di tubuhnya, dia ngajakin aku untuk bikin tato persahabatan.

Awalnya aku menolak dan takut, tapi demi persahabatan jadi aku dukung. Tato pertama ku bergambar matahari di atas perut. Inggrid juga memasang tato itu, tapi bukan di bagian perut, melainkan pantatnya. Aku meringis kesakitan ketika jarum tato merajah kulitku sambil menyuntikan tinta.

"Waw... kamu seksi banget Sin, pake tato di perut" sanjung Inggrid.

"Sakit banger Grid, kok bisa sih kamu seneng kayak gini?"

"Nanti juga kamu akan kecanduan Sin, anggap aja ini obat luka hatimu"

"Hmmmm... iya sih"

"Aku ngerti sama keadaanmu sayang, karena aku juga anak broken home"

"Grid, kamu sahabat terbaikku"

"Makasih Sin, percaya sama aku"

Inggrid menungging, tanpa malu, dia membuka celana dihadapanku untuk ngeliatin tato yang sama denganku di pantatnya. Sontak aku pun ketawa melihatnya. Si artis tato padahal cowok, tapi dia kayak udah biasa liat cewek cewek gak pake baju. Setelah dari artis tato kita meghabiskan waktu di hari itu dengan jalan jalan dan nonton konser band lokal Bandung.

Aku gak peduli mau pulang larut malem juga karena gak bakalan ada yang marahin karena Mamaku terlalu sibuk mengurusi urusannya. Band-band lokal Bandung itu keren keren lho penampilannya, selain musik dan lagunya bagus, anggotanya pun ganteng-ganteng pula. Mulai dari situ, aku mulai menyukai dunia musik. Aku pengen jadi salah satu kayak mereka. Aku pengen jadi vokalis.

Hari itu aku pulang jam 12 malam. Pas nyampe rumah, ternyata Mama juga baru pulang dalam keadaan mabuk berat. Dia lagi dirawat sama Adi sendirian. Aku pun langsung sedih liat pemandangan memilukan itu, punya keluarga kok gini amat ya? Aku selama hari ini senang-senang sendirian sedangkan Mama makin kesini makin terpuruk.

Kita membopong tubuh Mama ke kamarnya, lalu aku menggantikan bajunya. Sepanjang malam sampe pagi, aku terus memeluk dia. Ketika pagi tiba, Mama akhirnya siuman dari mabuk beratnya. Hari itu aku bela belain gak masuk sekolah demi merawat Mama. Akan tetapi, Mama malah marah-marah sama aku karena aku gak sekolah.

Duh anjir! Aku pusing sama kelakuan Mamaku kayak gini. Semoga aja dia cepet cerai sama Papa. Dua bulan ke depan keputusan pengadilan agama akan keluar. Aku harap Mama gak akan jadi hancur kayak gini.

Aku jadi stres dan depresi liat keadaan rumah, apalagi kemarin, aku lia Papa udah menggandeng cewek lain di Mall. Aku dan Inggrid lagi maen ke mall sepulang sekolah. Aku gak sengaja papasan sama mereka. Aku marahin Papa di tempat umum dan menjambak cewek muda yang dia gandeng. Papaku malah balik marah dan menampar pipiku. Dia memarahi dan membentak aku di keramaian. Satpam Mall pun turun tangan untuk mengehentikan keributan ini. Aku dan Inggrid diamankan sama Satpam.

Gila ni Papaku, dia udah gak punya perasaan lagi sama aku. Dia kayaknya udah membenciku padahal aku darah dagingnya sendiri. Sepulang aku ke rumah pada malam hari, keadaan rumah tak lebih baik. Aku liat Mama kembali mabuk, kali ini dia bawa teman temannya ke rumah. Mereka pada bikin rumah berantakan. Mabok dan ngudud udah jadi kebiasaan diantara mereka. Seorang teman Mama berusaha menggodaku, tapi aku langsung menafikannya. Aku langsung mengurung diri di kamar.

Aku nangis semalaman, Adi masuk ke kamarku pada tengah malam. Dia sangat khawatir sama keadaanku yang menangis terus. Dia memeluk aku untuk menenangkan diriku. Mungkin dialah satu satunya yang bisa menyayangiku sekarang.

"Kakak jangan sedih atuh!" bisik Adi.

"Aku gak tau lagi mesti gimana Di, Mama dan Papa sama sama jahatnya"

"Kan masih ada aku Kak, aku selalu di sampingmu"

"Iya Di, makasih... tapi gimana caranya aku bisa untuk gak sedih"

"Ya jangan dipikirin aja Kak... kayak aku"

"Emang cara kamu gimana Di?"

"Ya kalo aku mah cuekin mereka aja Kak... aku suka cari kesenengan lain"

"Kesenangan? Maksudmu gimana?"

"Aku main aja sama temen temen di luar, aku bebas mau ngapain aja, yang penting aku gak keinget sama masalah yang dibikin sama orang tua kita"

"Kamu bisa berbuat nakal atuh kalo gitu mah"

"Ya... sesuka aku lah, toh Mama sama Papa juga nakal, aku liat Mama sering mabok, terus parti sama temen temennya dan paling parah tadi sebelum Kakak pulang, aku liat Mama ciuman sama cowok lain"

"Astaga! Yang bener Di?"

"Iya, tapi aku diem aja dan tetap di kamarku"

"Hmmmm... aku juga tadi mergokin Papa lagi jalan bareng di Mall sama cewek muda, Di... aku labrak mereka, kujambak cewek itu, tapi Papa malah belain cewek itu dan balik menampar aku... aku sampe harus diamanin sama satpam"

"Mama sama Papa udah parah sih, semoga mereka cepet berpisah sampe hidup kita normal lagi"

"Iya Di, tapi kayaknya susah deh mau hidup normal"

"Semoga aja nanti Mama kalo udah cere nemu cowok baik"

"Kamu mau ikut sama siapa kalo mereka cerai?"

"Aku mau ikut kamu Kak"

"Hei!!! Bukan aku yang cerai"

"Tapi Kakak mau ikut siapa?"

"Aku pengen hidup mandiri Di, aku pengen bebas"

"Kalo gitu aku pengen ikut kamu"

"Tapi aku baru 17 tahun, aku masih di bawah umur"

"Aku 11 tahun dua bulan lagi Kak"

"Kamu lebih muda dariku, tapi kau lebih dewasa dariku Adi"

"Aku belajar dari kehidupan Kak, makanya sekarang Kakak move on aja, hidup bebas kayak aku Kak, gak usah pikirin mereka! Toh mereka juga gak peduli sama kita"

"Bener Adi, aku akan melakukan hal apa saja di luar sana"

"Iya Kak"

Adi ngasih aku ide kayak gitu supaya aku gak depresi Gan/Sis. Mulai dari situlah perbuatanku di luar rumah jadi sangat nakal. Aku yang semula gadis baik-baik dan pendiam, sekarang menjadi lebih aktif dan centil kalo dihadapan cowok. Aku bergabung sama geng-geng gaul populer di sekolah untuk mencari dunia baru. Dan yang paling parah adalah aku dan Inggrid mulai mengenal dunia perlendiran.

Inggrid adalah cewek aneh, dia suka sama cowok, tapi sama cewek juga suka. Dia suka banget sama aku. Dia gak segan segan melukin aku dan mencium leherku kalo lagi bareng. Aku heran sama dia, tapi kok aku nyaman juga digituin. Rasanya nikmat banget ketika tangannya meremas remas dadaku. Aku balas dia dengan hal yang sama, sampe akhirnya aku dan dia berciuman bibir.

"Aku cinta kamu Sinta... lebih dari sekedar sahabat" kata Inggrid.

"Ingrid, kamu gila ya? Masa cinta sama aku?" protes aku.

"Aku suka sama kamu Sinta sejak kita berkenalan, kamu cewek paling cantik yang pernah kutemui"

Inggrid nyosor lagi ke bibir aku, kali ini dia maenin lidahnya. Aku makin parah melayani dia. Kayaknya Ingrid ini seorang lesbian.

"Kamu lesbi ya?" tanyaku.

"Enggak juga, aku suka cowok tapi suka cewek juga" jawab Ingrid.

"Gak mau ah Grid, kamu jangan gila, kamu tuh harus suka sama cowok!"

"Aku juga suka sama cowok, aku punya gebetan cowok, namanya Arif"

"Yaudah atuh, kamu jangan gitu sama aku!"

"Aduh gak bisa ah!"

"Aku gak mau temenan lagi sama kamu lho!!"

"Hmmm... yaudah deh, kamu cari cowok atuh!"

"Bantuin cariin Grid?"

"Alah!! Banyak cowok yang naksir kamu, tapi kamu malah cuek"

"Aku pengen sama yang ganteng, keren, gaul dan perhatian"

"Hadeuh dasar! Kamu suka anak band ga?"

"Suka atuh, anak band keren keren, pasti mirip sama Ariel atau Pasha"

"Gini aja, kita ikutan nonton festival band aja yuk!! Banyak cowok-cowok ganteng dan keren di sana, kamu pasti mudah dapetin pacar"

"Nah ini baru sahabatku... haha"

Aku sosorin lagi bibir manis Inggrid karena aku girang banget. Dia sangat menikmati cumbuan dariku. Aku emang pecumbu yang handal, karena aku sering melakukannya sama adikku sendiri. Duh terkutuklah aku!

Aku dan teman teman pergi ke acara festival band di Bandung. Seringnya sih malam hari dan selalu diadain di tengah kota. Bener kata Inggrid, di sana banyak orang orang keren yang berkeliaran. Aku pun ikut larut sama alunan musik cadas yang dibawakan salah satu band indie dari kota kembang ini. Rokok dan alkohol udah mulai akrab sama kehidupanku. Semua teman temanku sering minum bir dan ngerokok.

Transformasi good girl menjadi bad girl pun semakin lancar. Makin kesini, aku makin centil dan berani godain cowok. Aku juga jadi suka pake baju seksi kalo lagi main atau kongkow bareng temen. Koleksi tato di tubuh juga bertambah. Aku menggambar tato besar bergambar sayap malaikat di punggungku. Rasanya nikat banget ketika jarum tato menusuk-nusuk kulitku.

Kenakalanku semakin memuncak ketika aku mulai dekat sama salah satu grup band yang anggotanya keren banget. Band itu namanya Astana, yang artinya pamakaman. Anggotanya ada lima orang, yaitu Riyan sebagai vokalis, Pradipta sebagai gitaris, Ucok sebagai bassist, Bambang sebagai Drummer dan Adit sebagai gitaris. Aku dan Inggrid masuk kedalam fans berat band itu. Dimana band itu tampil, aku pasti ada di sana.

Aku mulai kenal sama mereka dan perlahan jadi akrab. Dari sekian banyak cowok di band itu, aku deket sama Pradipta. Dia adalah anggota band paling muda, umurnya 18 tahun dan dia masih kelas 3 SMA. Anggota yang lainnya rata rata udah berusia 21-24 tahun dan mereka berstatus mahasiswa. Kalo lagi ngumpul, kegiatan kita ya gak jauh jauh dari rokok dan alkohol. Masing masing anggota band punya cewek gebetan, bahkan pacar. Riyan adalah yang paling hebat dalam urusan cewek. Dia udah punya pacar dan fans ceweknya pun banyak.

Suatu hari, band Astana pergi piknik ke Ciwidey. Mereka mau ada show di sana sekaligus liburan. Mereka ngajakin fangirl nya untuk ikut. Aku menjadi salah satunya. Waktu itu kita nyewa sebuah villa di sana. Villa itu dua lantai, kita para cewek ada di lantai bawah, sedangkan para anggota band ada di lantai 2.Pas malam hari kita kongkow di ruang tengah atau teras villa. Kalo udah gitu, kesenangan pun tercipta, mulai dari ngobrol, ngerokok bareng, minum arak sampai saling bercanda dan saling goda.

Para fangirl ini seakan akan udah gak risih lagi dipegang pegang sama digrepein oleh para anggota band. Walaupun cowok cowok itu udah pada punya pacar, tapi kelakuan mereka tetaplah nakal. Bahkan yang jadi aku heran, pacarnya mereka tuh seakan gak keberatan kalo cowok mereka godain cewek lain. Dari kelima anggota band, cuman Pradipta yang masih jomblo.

Malam itu, aku ajak dia minum minum arak sampe udah mendekati mabuk. Ketika makin malam, aku bersandar di bahu Pradipta. Aku bisa merasakan detak jantungnya yang teratur. Dipta memegang tanganku, lalu menciumnya. Hal itu udah jadi kebiasaan waktu itu Gan/Sis walaupun hubungan kita cuman teman. Akan tetapi malam itu aku merasa ada yang beda sama cowok itu. Kita pun ngobrol diantara suara berisik orang lain.

"Udah berapa lama kita kenal Sin?" tanya Dipta.

"Hmmm... mau setahun mah ada kali" jawabku.

"Udah cukup lama yah, kita masih temenan kan?"

"Kamu kok nanya gitu sih? Yaiyalah temenan, masa paaran?"

"Tapi temenan sama kamu kayak pacaran lho"

"Ahhh... yang lain juga gitu kali Dip, bukan cuman aku kok yang kayak gini sama kamu, ada Jeni, Lina, Maria, Suri, Latifah dan Wita"

"Tapi bagiku, kamu paling spesial daripada mereka"

"Hahahaha... dasar gombal!! Aku gak sudi jadi pacarmu"

"Kamu gak sudi? Kenapa?"

"Ya gitu deh, kamu kan sering gaul sama cewek lain, pastinya aku tau kamu juga sering "main" sama mereka kan?"

"Apa kelihatan kayak tukang "main"?"

Aku sejenak perhatiin wajah Dipta, tapi sih kalo diliat dengan seksama dia gak ada tampang penjahat kelamin kayak anggota band lainnya. Mungkin menurutku dia anggota band yang palng baik.

"Ikut aku keatas yuk!" ajak Pradipta.

"Mau ngapain?"

"Aku pengen ngobrol sama kamu, di sini mah berisik"

"Yaudah"

Aku bergegas pegi mengikuti Pradipta ke lantai dua. Di atas dia ngajakin aku duduk di balkon belakang. Sebuah panurama gelam menghadap ke hutan hujan Ciwidey. Suhu udara dingin banget waktu itu, sementara aku cuma pake rok mini dan kaos ketat. Aku dan Dipta duduk sebelahan dalam di atas lantai. Gak ada kursi di teras balkon itu.

Ketika duduk, aku menyandarkan lagi kepalaku ke bahunya. Dia merangkulku sambil ngusapin lengan kananku. Dia sibuk menghidap rokoknya sampe sampe suasana berkabut.

"Kamu mau gak jadi pacar aku Sin?"

Tiba tiba aja Dipta nembak aku kayak gitu. Anjir! Aku mesti jawab gimana ya? Aku sagat bingung, aku sama sekali belum pernah pacaran sama dia. Pikiranku langsung dipenuhi rasacuriga, apakah ini beneran atau cuman bercanda?"

"Aku mau kok jadi pacar kamu" jawabku sambil berusaha memancing.

"Mudah bangeti sih nembak kamu" Dipta pun kaget.

"Ya mau gimana lagi, kita udah kenal setahun tapi malah gak jelas gini statusnya"

"Kamu nganggep aku bercanda?"

"Hmmm... terserah kamu deh"

"Aku serius Sin"

Pradipta memagang kedua tanganku, lalu menatapku dengan serius. Wajah dia ganteng banget Gan/Sis malem itu, dengan rambut kelimis dan kulit putinya, bikin hatiku bergetar.

"Aku serius juga Dip, aku mau jadi pacarmu"

"Makasih kalo begitu"

Kita oun kemudia berciuman bibir dengan penuh kemesraan. Untuk pertama kalinya aku ciuman sama cowok selain adikku. Jadi rasanya gini berciuman dengan rasa cinta? Rasanya enak banget Gan/Sis. Tangan Dipta memeluku, lalu grepein seua lekuku tubuhku. Badanku mendadak kepanasan, padahal suhu udara di Ciwidey sangat dingin.

Abis puas ciuman, Dipta ngajak aku pergi ke kamar. Di lantai 2 ada sebuah kamar yang udah disulap untuk tempat tidur bagi para fangirl dan pacar anggota band. Di sana ada tiga kasur yang udah tergelar di atas lantai. Dipta mendorong tubuhku sampe jatuh di atas kasur, lalu dia menindihku.

Sambil pelukan, kita kembali bercumbu mesra di atas hamparan kasur yang cukup luas. Perlahan tapi pasti, Dipta mulai menciumi leher dan dadaku. Aku juga membalasnya dengan ganas. Kutarik kaos yang dipakenya. Badan Dipta sangat mulus dan kulitnya putih. Dipta membuka bajuku, dia kaget liat badanku dipenuhi sama tato.

"Sinta? Kamu tatoan?"

"Iya hehehe... bagus kan?"

"I... iya sih... tapi... aku gak nyangka"

"Aneh ya liat cewek tatoan?"

"Enggak juga, aku udah biasa kok"

"Justru aku aneh sama kamu, anak band kok gak tatoan"

"Yah... gimana atuh, aku mah takut"

"Payah kamu"

Dipta kembali mencumbui aku lagi. Mulutnya mulai piknik menjalari tubuhku. Perlahan dia menciumi dadaku, hingga BH yang kupake dia buka. Payudaraku yang seksi akhirnya menyembul keluar. Dipta langsung meremas remas payudaraku, kemudian dia menciuminya. Rasanya enak banget Gan/SIs, untuk pertama kalinya ada yang manjamah bagian tubuhku yang ini.

Dia memelintir puting ku yag berwarna coklat muda, lalu menarik nya berkali kali. Aku makin kegirangan dan tubuhku makin panas. Memek aku juga makin berkedut dan gatel ketika Dipta mula menghisap payudaraku. Aku jambak rambut dia saking gemesnya tapi dia makin beringas. Dipta menarik rok miniki sekalugus celana dalam ku. Memek aku yang becek langsung terlihat sama dia, malu banget deh.

"Memek kamu cantik banget Sin"

"Ih malu ah Dip... jangan bilang gitu!"

Tiba tiba aja dia jilatin memek aku Gan/Sis, duh geli pisan euy! Aku menggelinjang tak terkendali, tubuhku makin panas dan aku sange berat. Aku jepit kepala Dipta dengan kedua pahaku, tapi dia makin menjadi jadi.

"Ahhh... ahh... ahh... ahh... jangan Dip!! Ahh... ahh... malu Dip! Memek aku bau"

"Memek kamu enak banget Sin"

"Ahhh...ahh... malu Dip"

Dipta tiba tiba berdiri, dia membuka celananya sampe telanjang.Kulihat tititnya udah keras dan panjang. Waw! Ini pertama kali aku liat titit cowok selain Adi. Gede banget Gan/Sis, sampe memek aku makin berkedut. Aku masih perawan waktu itu Gan/Sis, aku belum pernah ngewe sama cowok walaupun aku udah mulai nakal. Mungkin inilah saatnya aku menakhiri keperawananku. Kalo mau nakal jangan tanggung-tanggung, toh kedua orang tuaku juga pada nakal.

Aku membuka kakik lebar lebar, lalu mengajak Dipta untuk ngewe aku. Dipta kembali mencumbuiku, lalu akhirnya dia mengelus memekku dengan ujung tititnya.

"Aku masih perawan Dip"

"Aku juga masih perjaka Sin, mari kita akhiri semuanya"

"Iya Dipta"

Perlahan, titit Dipta memasuki lubang memekku. Ah sakit banget Gan/Sis. Aku minta Dipta berhenti, tapi dia terus maksa genjot. Lama lama rasa sakit itu berubah jadi suatu kenikmatan yang baru pertama kali kurasakan. Seakan semua stres dan masalah dalam hidupku sirna ketika Dipta menggenjot memek aku.

"Aahh... enak Dip... ahhh.. ahhh.. Dipta... ahhh... ahhh... ahh"

"Shhhh... ahh... ahh... memekmu sempit banget Sin"

"Aku masih perawan kali... ahhh.... ahh.. ahh"

"Sku cinta kamu Sinta"

"Aku juga Dipta"

Aku dan Dipta ngewe dalam waktu cukup lama dan berbagai gaya. Kali ini aku yang di atas dan Dipta berbaring di bawah. Aku goyangin pantatku supaya penetrasi titinya maksimal. Dipta mendesah sambil merem melek. Aku ketawa ketika liat ekspresi keenakannya yang lucu.

Kita berguling guling di atas kasur yang luas sambil terus ngewe. Tubuh basah sama peluh, begitu pula Dipta. Sampe akhirnya genjotannya makin kenceng. Aku menungging waktu itu dan Dipta ngewein aku sambil berdiri. Aku makin gila dan desahanku makin kenceng.

"Aku mau keluar Sin"

Dipta nyemburin peju banyak banget dalam memeku aku sampe banjir. Dia kemudian mencabut tititnya dan aku tak kuasa lagi menungging. Tubuhku lemes dan rubuh di atas kasur. Dipta merayap ke tubuhku. Dia memelukku lalu menciumi wajahku.

"Aku cinta kamu Sinta"

"Aku sayang kamu Dipta, mulai hari in kita pacaran"

"Iya sayang"

Aku pun mencumbu lagi Dipta, hingga secara tiba tiba pintu terbuka. Aku dan Dipta super kaget liat banyak orang berdiri di depan pintu sambil liatin kita yag dalam keadaan telanjang. Gak disangka mereka malah ketawa dan menyambut hubungan kita. Mereka pun masuk ke dalam beserta para anggota band.

Satu pertsatu orang menyalami aku dan ngasih selamat karena udah jadi pacar Dipta. Setelah itu kegilaan pun dimulai. Semua orang mulai gak waras dan masing masing salim menciumi pasangannya. Di kamar itu ada 8 cewek dan 5 cowok. Mereka saling bercumbu dan mempereteli pakaian masing masing. Perlahan pesta seks pun dimulai.

Mereka udah gila dan berani tuker tukeran pasangan, padahal pacar pacar mereka ada di sana. Tapi aku sama Dipta gak mau ngelakuin itu. Aku masih tetap sama Dipta. Kita pergi kepojok kamar dan kembali ngewe lagi. Aku gak mau disuruh tukeran pasangan.

Itulah sebagian kegilaanku ketika remaja. Aku jadi nakal bukan semata mata karena sifatku, tapi keadaan yang membuatku begini. Sebenernya aku gak mau kayak gini, tapi daripada aku gila dan mungkin depresi, aku lebih baik jadi begini. Aku merasa bahagia ketika ada Dipta disampingku. Aku juga bahagia kalo udah kumpul sama band dan para fangirl.

Setelah itu, tiap kali aku ketemu sama Dipta, aku selalu minta jatah ngewe. Aku gak peduli lagi dia mau hamilin aku. Aku udah rusakparah, persetan dengan masa depanku, yang penting aku merasakan nikmatnya hidup di dunia. Dua bulan ke depan, Dipta akan lulus SMA sedangkan aku naik ke kelas 3.

Selain sama Dipta, hubunganku sama Adi semakin mengerikan. Aku dan dia ini saudara kandung, tapi makin kesini makin dekat dan menjurus ke hubungan pecintaan sedarah. Aku dan Adi udah bukan sekedar ciuman lagi.

...

Next Chapter : Getirnya Hidup Cewek Nakal (Poop Jasinta)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd