Wibowo hadi
Semprot Sejati
- Daftar
- 5 Jul 2016
- Post
- 19.134
- Like diterima
- 53.215
Lanjut oom
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG - TAMAT Kisah Cinta : Kaulah Cinta Sejatiku ( Series Petualangan Cinta Dodo Season 3)
- Thread starter Martincorp69
- Start date
Lanangila
Semprot Baru
udah di168, kemana abang ini pergi, udah g sabar 
Rotilapis17
Semprot Lover
- Daftar
- 5 Apr 2023
- Post
- 253
- Like diterima
- 278
Selip satu page kyk ny hu
Hernandez13
Pendekar Semprot
- Daftar
- 7 Feb 2022
- Post
- 1.530
- Like diterima
- 1.770
Kembali ke mode push cepat
Blacksaber456
Tukang Semprot
- Daftar
- 5 Jan 2018
- Post
- 1.138
- Like diterima
- 979
umpan lambung..
Martincorp69
Tukang Semprot
- Daftar
- 29 Dec 2022
- Post
- 1.038
- Like diterima
- 16.756
Petualangan Seks di Maskapai (Part 1)
Ini adalah sisi tergelap gue selama hidup. Sampe detik ini gue sangat menyesal udah ngelakuin kenakalan ini. Gue bersumpah sama semuanya, terutama Dodo kalo gue gak akan lagi melakukan hal itu lagi. Bahkan untuk sekedar bercerita pun sebenernya gue gak mau, tapi lagi lagi si Tolol Martincorp malah minta gue buat spill hal itu. Anjing banget si Martincorp ini!
Gue udah bahagia sekarang sama suami baru gue, malah disuruh buka cerita lama yang gak enak buat diceritain. Tapi yaudah lah, demi suami baru gue dan demi bahtera rumah tangga gue yang baru ini biar langgeng sampe tua nanti, gue jabanin keinginan si Martincorp tolol yang suka kepo kehidupan gue. Kalo gue punya pistol, gue lubangin tuh pala si Martincorp! Sebel gue sama orang ini.
OK, gue sekarang mau cerita tentang kehidupan gue di dunia kerja. Akhir 2013, gue diterima kerja sebagai pramugari di maskapai Tupai Air. Gue dapet kontrak dua tahun kerja di sana. Sebelumnya gue menjalani on job training (OJT) dulu dua bulan di sini bareng temen temen gue. Dari 10 orang yang ikutan OJT, cuman 3 yang keterima kerja dan dapet kontrak, yaitu gue, Eri dan Nova.
Kita bertiga mendapat nilai bagus dari pilot, pramugari senior dan manajemen maskapai. Gak banyak basa basi, kita pun langsung gas kerja jadi awak pesawat yang bertarif sangat murah namun banyak masalahnya.
Gue antusias pas hari pertama kerja. Jam 7 pagi, gue mesti cabut ke airport buat siap siap kerja. Pagi itu gue mau terbang ke Balikpapan. Pas nyampe Airport, gue sebagai pramugari baru harus bertingkah sopan. Di sana gue disambut oleh Dua senior pramugari, yaitu Fani, Priska dan Novi. Mereka ngajarin gue langkah langkah jadi pramugari yang baik. Yaudah deh, gue mangut mangut aja sama mereka berdua.
Eri dan Nova kebagian rute jadwal penerbangan yang beda dari gue. Jadinya gue kerja sendirian di sini. Gue harus segera mengakrabkan diri sama para senior senior di sini, biar kerjaan gue lancar.
Pas gue lagi bawa air minum di kabin, tiba tiba kaki gue kepeleset. Air yang gue bawa itu tumpah dan mengenai Fani. Gue panik, gue langsung ngambil tisue dan mengelap baju Fani. Akan tetapi Fani gak mau nerima. Dia malah marah dan ngomelin gue. Gue dibentak bentak di dalam kabin di depan pramugari lainnya.
Waktu itu pesawat masih dalam keadaan kosong. Gue gak bisa membalas atau membela diri karena gue tau posisi gue kayak gimana. Gue di sini satu satunya pramugari junio. Untungnya Novi dateng ke situ. Dia berusaha nenangin Fani, lalu minta gue untuk meminta maaf kepada Fani. Gue pun nurutin Novi. Gue minta maaf sama Fani. Gue diajak Novi pergi menuju tempat pantry mini di ujung kabin.
"Merry! Tolong antarkan makanan ini ke kokpit ya!" Novi nyuruh gue.
"Oke Mbak" balas gue.
Waktu itu pesawat lagi siap siap mau boarding. Para awak udah ada dalam kabin buat nyiapin penerbangan. Para petugas di luar juga lagi pada sibuk masukin koper-koper milik penumpang. Pas gue mendekati kokpit, gue mendadak deg degan. Pas gue mau buka pintu kokpit, dari dalem keluar Priska. Gue kaget banget lah.
"Eh Maaf Mbak Priska"
"Okey gak apa apa Mer, kamu mau apa kemari?"
"Aku disuruh Mbak Novi anterin makanan buat pilot"
"Oh gitu, yaudah! Kamu masuk gih!"
Priska melengos begitu aja ninggalin gue. Ada yang aneh sih, kenapa Priska bisa berada dalam kokpit? Kan gak sembarangan orang bisa masuk ke sana. Bodo amat lah! Gue pun mengetuk pintu kokpit.
"Permisi Cap, ada makanan buat captain"
"Oh iya masuk kedalem" balas pilot dari dalem kokpit.
Gue buka pintu, lalu masuk ke dalam kokpit. Di dalem ternyata baru ada dua orang, mereka adalah captain Sujono sebagai pilot dan captain Indra sebagai co-pilot. Mereka meyambut kedatangan gue dengan ramah.
"Kamu pramugari baru ya?" tanya Sujono.
"Iya Cap, ini penerbangan pertama saya" jawab gue sambil menyajikan makanan.
"Wah kamu cantik banget!" sanjung Sujono dengan senyum yang menjijikan.
"Makasih Cap, hehe" Gue mendadak takut.
Setelah selesai, gue buru buru pergi keluar, tapi si Sujono malah manggil. Gue terpaksa menoleh.
"Iya Cap?"
"Hmmm... gak apa apa kok, nanti abis dari surabaya, kamu ada jadwal kemana lagi?"
"Ke Makasar Pak, tapi untuk besok, sekarang saya layover dulu di Surabaya"
"Oke kalo gitu, makasih ya cantik!" pungkas Sujono.
Anjir! Najis deh gue dipuji sama si Sujono. Dia itu udah tua anjir, udah kepala lima mah ada kali. Gue pun kembali ke kabin untuk bantuin para senior. Anjir! Baru pertama kerja kok gini ya. Bodo amat lah! Yang penting gue harus kerja serius.
Waktu itu gue kerja dengan sepenuh hati. Gue berhasil melewati hari pertama kerja dengan lancar. Kedua senior gue juga baik baik. Mereka selalu membantu gue pas lagi kerja.
Kita tiba di Surabaya jam 12 siang. Abis itu, gue gak ada kerjaan lagi sampe besok. Gue jadinya gabut seharian itu. Gue disuruh layover sama maskapai di salah satu hotel mewah di Surabaya. Waktu itu gue sekamar sama Priska. Pertama sih gue canggung banget ya sama dia, tapi gue berusaha untuk akrab biar mengusir rasa canggung itu.
Kita mulai sharing tentang kehidupan kita masing masing Gan/Sis. Si Priska ini berasal dari keluarga sederhana. Bapaknya PNS di kementrian Bangun Membangun dan ibunya jualan. Priska ikut membantu membiayai keluarganya dari hasil kerja sebagai pramugari.
"Mbak, kamu kerja jadi pramugari udah berapa lama?" tanya gue.
"Hmmm... berapa ya? 9 tahun mah ada kali, kamu umur berapa sekarang?"
"Mau 19 Mbak"
"Iya iya... aku juga dulu seumuran kamu pas kerja di sini, sekarang aku udah 27 tahun, gak kerasa yah waktu berlalu, hampir sebagian besar temen temen seangkatanku udah pda resign"
"Lho kenapa Mbak?"
"Kebanyakan sih udah pada nikah"
"Apa kamu ada rencana nikah Mbak?"
"Ada sih suatu hari nanti, hahaha, aku sekarang masih menikmati kerja, lagian aku gak punya pacar"
"Ah masa sih? Kamu itu cantik Mbak, masa gak ada yang mau?"
"Iya Mer, gak ada yang mau sama aku, apa kamu udah punya pacar?"
"Punya Mbak, dia kerja di kementerian bangun membangun juga"
"Wah, sama dong kayak Bapakku, dia di bagian mana?"
"Kantor cabang Bandung, Mbak"
"Oh beda kantor berarti, bapakku mah di cabang Bekasi"
Ya gitu deh, salah satu obrolan gue sama Priska. Pokoknya dia itu baik banget dan banyak menginspirasi kehidupan gue. Dia cerita bagaimana susahnya masuk jadi pramugari dan harus ikut membantu orang tuanya. Priska punya 4 adik yang harus dibiayai, pastinya perjuangan dia sangat keras.
Pas malem, sekitar jam 10, gue tiba tiba dibangunin ama Priska. Pas gue melek, gue kaget karena dia udah pake baju seksi, dress ketat yang nunjukin belahan dada seta lekuk tubuh. Seketika gue langsung bangun.
"Ikut aku yuk!" ajak Priska.
"Kemana Mbak? Kok kamu udah kayak yang siap siap gitu?" tanya gue bingung.
"Dugem lah"
"Anjir! Sekarang?"
"Tahun depan! Ya sekarang lah Merr! Cepet kamu ganti baju!"
"Iya Mbak"
Buset dah! Gue langsung bangun, lalu pergi ka kemar mandi buat cuci muka. Abis itu gue ganti baju sama baju casual. Akan tetapi Priska malah protes sama penampilan gue.
"Kamu serius pake baju gitu Mer?"
"Emang kenapa Mbak?"
"Kurang seksi anjir!! Pake rok mini kek! Atau dress kalo ada"
"Aku gak punya Mbak, aku bawanya celana panjang semua"
Gue emang selalu berpenampilan pake baju serba panjang kalo lagi mau keluar kayak kaos oblong sama celana panjang. Gue jarang banget pake rok atau celana pendek kalo keluar, paling cuman di rumah aja.
"Yaudah deh, gitu aja!"
"Emang kenapa sih Mbak harus pake baju seksi? Aku mah malu"
"Biar narik perhatian cowok dong!"
"Aku udah punya cowok Mbak"
"Gak asik banget sih kamu!"
Malem itu kita akhirnya pergi ke klub malam yang ada di Surabaya. Gue gak tau menau sama sekali tentang dunia gemerlap malam. Walaupun gue anak nakal, gue belum pernah maen ke tempat kayak gini. Penampilan Priska sangat seksi dan cantik. Aroma tubuhnya pun wangi banget, udah kayak princess aja Gan/Sis.
Pas gue masuk ke dalem, anjir! Ternyata suasananya rame banget Gan/Sis. Cewek-cewek di sini pada pake baju seksi. Mungkin cuma gue doang kali yang berpakaian serba panjang. Priska kayaknya udah sering banget kemari, soalnya para pegawai klub ini udah pada kenal. Dia juga meyapa beberapa orang pas kita masuk.
Malem itu lagi ada event musik di sana. Seorang DJ yang penampilannya seksi juga tengah asik maenin musik. Semua orang jingkrak-jingkrak di lantai disko sambil mabok. Priska tiba tiba narik tangan gue. Dia bawa gue ke sebuah ruangan. Di dalem ruangan itu ada tiga orang cowok yang lagi nikmatin minuman. Gue gak kenal sama mereka.
Priska menyapa ketiga cowok itu sambil lanjut cipika cipiki. Gue cuman ikut cengar cengir aja menanggapi semua itu. Ketiga cowok itu penampilannya lumayang keren lah. Kayaknya mereka ini para eksekutif muda. Umurnya sekitar 30-40 tahunan lah. Priska pun ngajak gue untuk duduk di sebelah salah satu cowok itu.
"Priska! Kamu lagi layover di Surabaya ya?" tanya salah seorang cowok yang pake baju kemeja rapi banget.
"Iya Mas, kebetulan banget malem ini aku lagi bebas" balas Priska sambil nuangin vodka ke dalam sloki.
"Wah, kamu bawa temen nih?" tanya seprang cowok yang duduk di sebelah gue. Mukanya mesum banget anjir, kayak penjahat kelamin, namun pakaiannya juga rapi.
"Iya, dia anak baru, namanya Merry"
Sontak ketiga cowok itu langsung ngajak salaman sama gue sambil nyebutin nama. Cowok keren yang bajunya rapi banget itu namanya Joni, terus cowok yang berambut kelimis dan berkumis tipis adalah Aldi dan cowok bermuka mesum kayak penjahat kelamin yang duduk di sebelah gue adalah Alfons. Mereka bertiga adalah para pegawai kantoran.
"Merry, gimana perasaanmu pertama terbang?" tanya Alfons sambil berusaha grepein paha gue.
"Baik Pak!" jawab gue sambil nyingkirin tangan setan itu.
"Lho kok panggil Pak sih? Alfons aja.
"I... iya Alfons"
"Boleh gak kita temenan?"
"Boleh Alfons" gue semakin gemeteran.
"Merry, kok gemeteran sih?" tanya Joni.
"Si Merry ini masih tegang Jon, dia baru pertama kali dateng kemari" sahut Priska.
"Kamu jangan tegang dong! Santai aja kali" lanjut Alfons.
Tiba tiba Aldi ngasih sebotol bir buat gue. Dengan senyum manisnya, dia minta gue untuk minum. Gue pun terpaksa menerimanya, lalu gue minum bir itu. Perlahan ketegangan gue mulai berkurang seiring minuman itu masuk ke tenggorokan gue. Syaraf-syaraf gue yang tegang, perlahan jadi relaks.
Kita pun akhirnya ngobrol ngalor ngidul sambil minum-minum. Gue suka banget minum alkohol karena di keluarga gue udah biasa minum kayak gini. Gue pertama kali minum minuman kayak gini pas umur 17 tahun. Sebelum itu gue dilarang ama bapak. Gak cuma minuman, tapi rokok juga menghiasi obrolan kita malam itu.
Semakin malam, suasana makin menggila. Priska gak segan segan joget-joget di depan mereka mengikuti aliran musik. Para cowok itu pun ikutan juga. Alfons narik tangan gue supaya ikut gabung. Gue saat itu udah agak agak mabok yah, jadi gue ngikut aja. Seru banget sih emang, padahal gue baru kenal sama orang orang ini, termasuk Priska.
Sehabis joget joget, keadaan makin menggila. Obrolan kita udah mulai menjurus ke arah hal mesum. Priska gak segan segan nyeritain penglaman ngewenya sama ketiga cowok itu. Anjir!! Dia udah ngewe sama mereka, cewek macam apa dia?"
Sekitar jam 3 dinihari, klub malam mulai mau tutup. Kita pun diusir perlahan sama petugas klub malam. Kita pulang naik mobil Joni. Dia mau nganter kita ke hotel dimana kita tinggal. Akan tetapi pas nyampe hotel, mereka bertiga bukannya pergi, tapi malah ikut masuk ke kamar.
Gue jadi panik lah, mau ngapain coba ketiga cowok itu masuk kamar. Mana udah pada mabok lagi. Untungnya gue masih setengah sadar. Jadi pikiran gue masih waras. Gue kaget liat Priska yang tiba tiba ciuman sama Joni. Begitu pula Aldi yang ikut menciumi dia. Goblook! Priska ciuman sama dua cowok sekaligus.
Lama lama, mereka pun makin menggila. Priska didorong ke tempat tidur, kakinya dibuka, lalu Aldi mulai menjilati memeknya. Priska mendesah, tapi dia segera dicium sama Joni. Gue terhenyak ketika Priska ditelanjangi sama mereka. Anjir kayaknya mereka udah sange dari tadi. Joni dan Aldi pun kemudian membuka baju mereka sampe bugil. Kontol mereka pada udah tegak dan gede gede. Tapi gak segede punya Dodo sih.
Kedua cowok itu beridiri di atas kasur, lalu Priska yang duduk di antara kedua cowok itu. Ia mengocok kontol mereka secara bersamaan, lalu menyepongnya secara bergantian. Liat pemandangan itu, memek gue mendadak gatel. Gue sange dan pengen gitu juga.
"Kamu mau kayak mereka?" tanya Alfons yang tiba tiba udah ada di sebelah gue.
"Enggak! Najis!" tolak gue.
"Ayo dong! Aku siap memuaskan kamu" Alfons menempelkan tangan gue ke selangkangannya. Anjir! Ternyata kontolnya udah berdiri tegak.
"Enggak Alfons, aku gak mau" gue segera menjauhkan tangan gue dari selangkangannya.
Tiba tiba Alfons meluk gue, dia meremas remas dada gue, lalu menciumi leher gue. Anjir gue jadi makin takut nih. Gue pun mendorong Alfons sampe dia jatuh. Gue langsung kabur dari kamar itu. Anjir! Bener bener gila, si Priska gila! Maen sama 3 cowok sekaligus. Gue pun terus jalan sampe sejauh mungkin.
Gak lama kemudian, gue liat Novi lagi duduk di lorong hotel. Dia tampak termenung sambil membawa botol bir. Gue pun langsung menghampirinya.
"Hai Mbak Novi!"
"Eh, Merry... kok gak tidur?" balas Novi.
"Gak bisa tidur Mbak, itu Mbak Priska"
"Dia bawa cowok ke kamar?"
"Iya Mbak! Tiga malahan"
"Hahaha... dia mah emang begitu"
"Lho kok kamu malah ketawa sih Mbak?"
"Merry, pramugari bawa cowok ke kamar tuh udah biasa, mereka akan melakukan apapun yang diminta cowok buat dapet duit"
"Apaaah! Jadi Priska itu?"
"Ya dia ngelonte Mer"
"Astaga, kok gitu sih?"
"Bagi kita ngelonte itu udah biasa Mer, kalo gak gitu ya karier bakalan susah majunya, apalagi bagi yang ambisi pengen dapet jadwal penerbangan ke luar negeri"
"Apa seburuk itu jadi pramugari Mbak?"
"Gak juga sih, banyak pramugari yang baik dan lurus, kayak aku lah salah satunya... aku gak ngelonte kayak Priska, aku kerja sebaik baiknya"
"Iya Mbak, kalo gitu akan kerja sebaik baiknya"
"Hehehe... bagus Merry! Apa kamu muslim?"
"Bukan Mbak, emang kenapa?"
"Aku pengen nawarin kamu minum bir ini"
"Makasih Mbak"
Novi ngasihin botol bir ke gue untuk diminum. Gue diajakin mabok lagi anjir! Tapi gak apa apa lah, malem itu pikiran gue lagi kacau gara gara si Priska. Hampir aja gue diajak ngewe sama Alfons.
"Kamu Jepang ya?" tanya Novi.
"Jepang-China Mbak, ibuku keturunan Jepang, bapakku keturunan China"
"Wah kita samaan dong, ibuku China dan ayahku Jepang asli"
"Kok bisa sih Mbak! Hehehe... kita sodara berarti"
"Iya Merry"
Akhirnya kita minum bir bersama sambil kembali sahring tentang kehidupan masing-masing. Novi ini beda sama Priska, dia lebih terhormat dan baik. Priska juga baik sih, tapi dia lonte. Novi ini perjalanan kariernya gak secemerlang Priska karena dia memilih jalan jujur dalam bekerja.
"Mbak, sekarang jam terbang kamu udah berapa?"
"Lumayan banyak sih, aku dapet jadwal ke luar negeri juga"
"Udah berapa tahun kerja di sini Mbak?"
"8 tahun Merr"
"Waw lama banget yah, kalo aku misal pengen punya jam terbang banyak harus gimana Mbak? Soalnya aku pengen terbang keliling dunia, aku nantinya pengen kerja di maskapai -maskapai luar negeri"
"Kalo kamu pilih jalur jujur sepertiku, butuh waktu lama Mer, minimal 5 tahun, itu juga paling kamu dapet 3-4 trip serhari keliling Indokarr, tergantung jarak, tapi kalo kamu pake cara gak jujur, gak butuh setahun, kamu udah dapet jadwal padat"
"Cara gak jujurnya gimana Mbak?"
"Kayak Priska gitu"
"Jadi lonte Mbak? Emang bisa gitu?"
"Iya, kamu ngelonte nya sama pilot-pilot senior yang punya pengaruh besar di maskapai ini, selain itu manajer juga bisa"
"Anjir! Gak mau ah! Ternyata susah juga kerja jadi pramugari"
"Dunia udara keras Mer, kamu harus tahan banting, atau terjerumus"
Anjir! Gue terhenyak menerima fakta yang mencengangkan ini. Kalo gue pengen segera menggapai impian gue, maka gue mesti jual memek sama para pilot. Aduh! Gue jadi bergidik Gan/Sis, masa iya gue mesti ngelonte? Si Priska adalah lonte kelas kakap yang biasa ngewe sama pilot dan bahkan sama orang lain.
Subuh tiba, suara azan mulai kedengeran dari luar hotel. Tiba tiba aja nih, dari kamar keluar seorang cowok bule ganteng pake seragam pilot sambil geret koper. Gue kaget banget lah, berarti dari semalem si Novi juga abis ngewe sama pilot ini.
"Hi Novi"
"Hai Alfred"
"I wanna leave now, because I have flight schedule at 8 o'clock... who is this?"
Pilot itu kaget liat gue. Dia langsung nanya sama Novi. Anjir! Kalo diliat liat sih pilot yang namanya Alfred ini ganteng juga yah, udah gitu dia tinggi lagi.
"She's a new cabin attendant, her name Merry" balas Novi sambil ngenalin nama gue.
"Oh nice to meet you Merry... I'm Alfred" dia ngajak gue salaman.
"Nice to meet you to Mr. Alfred, I hope we can work together well"
"Yeah, thank you!"
Akhirnya Alfred pergi ninggalin kita, tapi sebelum itu, ia dan Novi ciuman dulu. Anjir! Udah kayak suami istri aja nih mereka. Gue jadi bertanya tanya apa si Novi ini ngelonte juga?
"Mbak Novi, katanya kamu kerja jujur! Kok ada pilot keluar dari kamarmu"
"Hahaha... aku gak melonte Merr, aku sama Alfred saling menyukai"
"Kalian pacaran?"
"Aku cewek simpenan Alfred, hehehe"
"Anjir!! Sama aja kali"
"Beda lah, aku hubungan sama Alfred tuh karena cinta, bukan karena duit atau karier kayak si Priska"
"Tapi Alfred punya istri berarti?"
"Iya lah, istrinya ada di Australia, Alfred kerja di Indokarr, dia jarang ketemu sama istrinya sedangkan Alfred butuh asupan biologis dari cewek, disitulah aku hadir sebagai solusi"
"Hmmm... aku pusing Mbak"
"Ya biarin aja lah, kamu konsentrasi aja kerja buat besok! Kamu terbang ke mana?"
"Ke Lombok Mbak"
"Kalo begitu, kamu harus istirahat ya! Awas jangan numpahin minuman lagi!"
"Iya Mbak"
Akhirnya gue balik ke kamar lagi setelah ngobrol sama Novi. Pas gue masuk, gue liat Priska lagi duduk di kursi sambil ngitung duit. Dia masih telanjang dan tubuhnya bau peju. Kayaknya dia abis dapet duit banyak dari ketiga cowok itu. Gue langsung aja berbaring di kasur karena lelah dan ngantuk
"Merry! Kamu dari mana aja?"
"Abis ngobrol sama Mbak Novi"
"Aku kira kamu kabur"
"Enggak lah, mau kabur kemana pula"
"Hmmm... kamu harusnya ikutan maen semalem Mer! Alfons ngasih duit gede nih"
"Aku bukan lonte Mbak!"
"Kamu jangan ngomong gitu, Merry! Ini pekerjaan pramugari sesungguhnya! Kamu tau kenapa pramugari bisa kaya? Ya gini caranya"
"Aku jadi pramugari bukan pengen kaya Mbak, tapi aku pengen keliling dunia"
"Kamu pasti kebanyakan baca novel ya!"
"Kok tau sih Mbak?" gue langsung tertarik sama omongan Priska.
"Aku juga dulu bermotivasi kayak gitu pas pertama kali pengen jadi pramugari, aku juga baca novel-novel tentang kehidupan pramugari, tapi kehidupan di dunia nyata ini keras banget dan kotor Mer, kalo kamu pengen sukses di bidang ini, kamu harus rela ikutan kotor, kalo kamu pengen tetep bersih, ya jangan harap bisa sukses, paling butuh waktu lama, nanti kamu keburu tua Mer! Pekerjaan ini waktunya singkat, kalo kita udah umur di atas 35, kita pasti gak bisa perpanjang kontrak, itu udah umur maksimal, kecuali kalo kamu bener bener bisa berprestasi"
"Aku yakin bisa berprestasi tanpa harus pake cara itu Mbak! Aku akan berusaha keras, Mbak Novi juga pake jalan jujur"
"Novi pake jalan jujur? Hahahahahaha... kamu udah diboongin dia Mer"
"Enggak kok, dia ngomong langsung sama aku"
"Duh Merry! Dia itu lagi pencitraan sama kamu, aslinya Novi itu kayak aku lah, dia jadi cewek simpanan seorang pilot asing, namanya Alfred, dia ngelakuin itu ya untuk mempercepat karier lah, secara kapten Alfred pilot berpengaruh di maskapai ini"
"Anjir! Tapi tadi dia bilang kalo hubungannya sama Alfred adalah hubungan cinta"
"Oh kamu ketemu sama Alfred?"
"Iya Mbak, tadi pas aku ngobrol sama Novi, tiba tiba Alfred keuar dari kamarnya, dia mau ada jadwal terbang pagi ini"
"Hmmm... berarti dia habis ngewe semaleman... kamu jangan percaya sama Novi Mer! Dia sama sama kotor kayak aku"
"Tapi aku gak mau pake cara kotor Mbak"
Priska kayaknya kesel sama tingkah keras kepala gur. Dia tiba tiba nyamperin gue. Tatapannya tampak tajam dan serius. Dia pegang dagu gue dan memaksa gue untuk menatap matanya.
"Merry, aku yakin kamu suatu hari akan dateng kepadaku untuk belajar menjadi kotor, camkan itu!"
"Aku gak mau Mbak!"
"Aku yakin Merr, dunia penerbangan sangat ketat, kamu pasti gak bakalan tahan"
Gue bener bener gak percaya sama omongan Priska. Pokoknya gue gak bakalan ngikutin langkah dia meskipun gue harus menerjang badai. Gue pengen kerja dengan cara bener dan bersih.
Hari hari berlalu dengan begitu aja. Jadwal penerbangan gue bener bener payah dan jarang banget. Padahal gue udah berusaha bekerja sebaik mungkin. Gak kerasa udah dua bulan lamanya gue kerja, tapi hasilnya gitu gitu aja.
Suatu hari gue ketemuan sama Eri dan Nova di salah satu cafe di Jakarta. Udah lama juga gue gak ketemu mereka sejak pertama kali kerja. Gue sama mereka gak pernah dapet jadwal yang sama. Sekitar jam 8 malam, kita ketemu. Eri dan Nova terlihat sangat ceria dan penampilan mereka sangat cantik. Kalo gue justru sebaliknya, gue lesu banget karena udah kerja keras selama dua bulan tapi gitu gitu aja.
"Wah gimana nih keadaan kalian?" tanya gue.
"Asyik banget Mer, gue sekarang dapet jadwal terbang padet, sehari gue bisa dapet 3 penerbangan" jawab Eri.
"Anjir! Beneran lu?"
"Iya Mer"
"Kalo elu gimana Nov?"
"Ya alhamdulillah, gue sama kayak si Eri, gue dapet jam terbang banyak juga, emang elu gimana sih Mer? Elu sama kan kayak kita?" tanya Nova.
"Gue mah suram anjir gays... sehari gue cuman dapet sekali terbang, itu pun ke rute yang jauh jauh, gue mesti layover lama lagi, kebanyakan gue beroperasi di Indokarr timur"
"Lho kok gitu sih Mer, jadi berapa kali elu terbang selama seminggu?"
"Paling 2 - 3 kali, abis itu gue mesti tinggal di kota orang, sedih banget anjir"
"Kan elu rajin kerjanya Mer?" tanya Eri.
"Gue udah berusaha rajin, terus bersikap nice ke pilot dan senior, tapi tetep aja gue jarang dapet jadwal terbang, kalo gini caranya gimana bisa gue nambah pengalaman, gue kan pengen kerja di maskapai luar"
Eri dan Nova mendadak terdiam. Mereka lalu saling berbisik di depan gue. Kayaknya mereka lagi ngomongin gue deh.
"Woy! Kalian ngapain bisik bisik?" bentak gue.
"Apa elu pengen kayak kita Mer?" tanya Nova.
"Tapi elu perllu banyak berkorban" tambah Eri.
"Maksud kalian apa sih?"
"Kita punya cara licik Mer, tapi kamu siap gak?" balas Nova.
"Apa sih caranya?"
"Elu harus jual diri Mer! Elu harus rela ngewe sama orang orang berpengaruh di maskapai"
Anjir! Gue kaget banget lah, ternyata Eri dan Nova pake cara cara kotor si Priska. Mereka rela jadi pelacur demi naekin karier.
"Anjir! Kalian kok gitu sih! Gak mau gue mah ah, gue bukan lonte!" bentak gue.
"Ya terserah elu sih Mer! Kita mah cuma cerita rahasia kesuksesan kita" balas Eri.
"Lagian gini Mer, gue kan pengen kerja di Fly Emirates, jadi gue mesti punya pengalaman banyak, target dalam waktu dua tahun, gue pengen kerja di sana" lanjut Nova.
"Gue juga pengen kerja Fly Emirates Va!"
"Makanya elu harus pake cara itu! Kalo pake cara jujur, mungkin butuh 9 tahun elu bisa kerja di sana, keburu tua Merry!" pungkas Nova.
"Anjir gue bingung gays, kalo gue begitu, gimana sama pacar gue?" Gue mulai bimbang.
"Jangan dikasih tau dong! Asal lu tau, gue juga punya pacar! Gue lakuin ini demi ningkatin karier dan duit Mer" timpal Eri.
"Gini aja Mer, gue tantang elu deh! Kita harus bisa bareng bareng pindah ke Fly Emirates dua tahun kedepan, asal elu harus improve!" tantang Nova.
"Hmmm... gimana ya?" gue bingung.
"Ayolah, elu kan suka tantangan!"
"Oke, gue jabanin tantangan elu!"
"Nah gitu dong! Baru sohib gue, hahaha"
Abis dari pertemuan itu, pikiran gue jadi kacau. Gue pengen banget naekin karier tapi gue gak mau ngelonte. Tiga hari gue mengurung diri di kostan sampe akhirnya gue pun ngambil keputusan. Gue mesti berani kotor demi meraih cita-cita gue.
Maafin gue Dodo, gue terpaksa melakukan ini karena udah gak ada cara lain lagi. Meski begitu, perasaan gue sama elu gak akan berubah. Gue udah cinta mati sama elu dan selamanya hati gue milik elu.
Abis gue ngambil keputusan, gue pun akhirnya nelepon Priska. Dia ngetawain gue karena omongannya dua bulan yang lalu ternyata bener. Gue disuruh dateng ke kostannya buat menyusun strategi.
Gue jadi deg degan anjir, gue emang hobi ngewe, tapi gue mah ngewenya sama pacar sendiri, gak sama sembarangan cowon random. Gue harus membuang pemikiran pemikiran idealis gue demi menaikan karier. Toh kalo gue sukses, Dodo juga bakalan seneng dan bangga ama gue. Dia bakalan makin cinta sama gue.
....
Next Chapter : Judulnya masih sama tapi part 2 nya
Ini adalah sisi tergelap gue selama hidup. Sampe detik ini gue sangat menyesal udah ngelakuin kenakalan ini. Gue bersumpah sama semuanya, terutama Dodo kalo gue gak akan lagi melakukan hal itu lagi. Bahkan untuk sekedar bercerita pun sebenernya gue gak mau, tapi lagi lagi si Tolol Martincorp malah minta gue buat spill hal itu. Anjing banget si Martincorp ini!
Gue udah bahagia sekarang sama suami baru gue, malah disuruh buka cerita lama yang gak enak buat diceritain. Tapi yaudah lah, demi suami baru gue dan demi bahtera rumah tangga gue yang baru ini biar langgeng sampe tua nanti, gue jabanin keinginan si Martincorp tolol yang suka kepo kehidupan gue. Kalo gue punya pistol, gue lubangin tuh pala si Martincorp! Sebel gue sama orang ini.
OK, gue sekarang mau cerita tentang kehidupan gue di dunia kerja. Akhir 2013, gue diterima kerja sebagai pramugari di maskapai Tupai Air. Gue dapet kontrak dua tahun kerja di sana. Sebelumnya gue menjalani on job training (OJT) dulu dua bulan di sini bareng temen temen gue. Dari 10 orang yang ikutan OJT, cuman 3 yang keterima kerja dan dapet kontrak, yaitu gue, Eri dan Nova.
Kita bertiga mendapat nilai bagus dari pilot, pramugari senior dan manajemen maskapai. Gak banyak basa basi, kita pun langsung gas kerja jadi awak pesawat yang bertarif sangat murah namun banyak masalahnya.
Gue antusias pas hari pertama kerja. Jam 7 pagi, gue mesti cabut ke airport buat siap siap kerja. Pagi itu gue mau terbang ke Balikpapan. Pas nyampe Airport, gue sebagai pramugari baru harus bertingkah sopan. Di sana gue disambut oleh Dua senior pramugari, yaitu Fani, Priska dan Novi. Mereka ngajarin gue langkah langkah jadi pramugari yang baik. Yaudah deh, gue mangut mangut aja sama mereka berdua.
Eri dan Nova kebagian rute jadwal penerbangan yang beda dari gue. Jadinya gue kerja sendirian di sini. Gue harus segera mengakrabkan diri sama para senior senior di sini, biar kerjaan gue lancar.
Pas gue lagi bawa air minum di kabin, tiba tiba kaki gue kepeleset. Air yang gue bawa itu tumpah dan mengenai Fani. Gue panik, gue langsung ngambil tisue dan mengelap baju Fani. Akan tetapi Fani gak mau nerima. Dia malah marah dan ngomelin gue. Gue dibentak bentak di dalam kabin di depan pramugari lainnya.
Waktu itu pesawat masih dalam keadaan kosong. Gue gak bisa membalas atau membela diri karena gue tau posisi gue kayak gimana. Gue di sini satu satunya pramugari junio. Untungnya Novi dateng ke situ. Dia berusaha nenangin Fani, lalu minta gue untuk meminta maaf kepada Fani. Gue pun nurutin Novi. Gue minta maaf sama Fani. Gue diajak Novi pergi menuju tempat pantry mini di ujung kabin.
"Merry! Tolong antarkan makanan ini ke kokpit ya!" Novi nyuruh gue.
"Oke Mbak" balas gue.
Waktu itu pesawat lagi siap siap mau boarding. Para awak udah ada dalam kabin buat nyiapin penerbangan. Para petugas di luar juga lagi pada sibuk masukin koper-koper milik penumpang. Pas gue mendekati kokpit, gue mendadak deg degan. Pas gue mau buka pintu kokpit, dari dalem keluar Priska. Gue kaget banget lah.
"Eh Maaf Mbak Priska"
"Okey gak apa apa Mer, kamu mau apa kemari?"
"Aku disuruh Mbak Novi anterin makanan buat pilot"
"Oh gitu, yaudah! Kamu masuk gih!"
Priska melengos begitu aja ninggalin gue. Ada yang aneh sih, kenapa Priska bisa berada dalam kokpit? Kan gak sembarangan orang bisa masuk ke sana. Bodo amat lah! Gue pun mengetuk pintu kokpit.
"Permisi Cap, ada makanan buat captain"
"Oh iya masuk kedalem" balas pilot dari dalem kokpit.
Gue buka pintu, lalu masuk ke dalam kokpit. Di dalem ternyata baru ada dua orang, mereka adalah captain Sujono sebagai pilot dan captain Indra sebagai co-pilot. Mereka meyambut kedatangan gue dengan ramah.
"Kamu pramugari baru ya?" tanya Sujono.
"Iya Cap, ini penerbangan pertama saya" jawab gue sambil menyajikan makanan.
"Wah kamu cantik banget!" sanjung Sujono dengan senyum yang menjijikan.
"Makasih Cap, hehe" Gue mendadak takut.
Setelah selesai, gue buru buru pergi keluar, tapi si Sujono malah manggil. Gue terpaksa menoleh.
"Iya Cap?"
"Hmmm... gak apa apa kok, nanti abis dari surabaya, kamu ada jadwal kemana lagi?"
"Ke Makasar Pak, tapi untuk besok, sekarang saya layover dulu di Surabaya"
"Oke kalo gitu, makasih ya cantik!" pungkas Sujono.
Anjir! Najis deh gue dipuji sama si Sujono. Dia itu udah tua anjir, udah kepala lima mah ada kali. Gue pun kembali ke kabin untuk bantuin para senior. Anjir! Baru pertama kerja kok gini ya. Bodo amat lah! Yang penting gue harus kerja serius.
Waktu itu gue kerja dengan sepenuh hati. Gue berhasil melewati hari pertama kerja dengan lancar. Kedua senior gue juga baik baik. Mereka selalu membantu gue pas lagi kerja.
Kita tiba di Surabaya jam 12 siang. Abis itu, gue gak ada kerjaan lagi sampe besok. Gue jadinya gabut seharian itu. Gue disuruh layover sama maskapai di salah satu hotel mewah di Surabaya. Waktu itu gue sekamar sama Priska. Pertama sih gue canggung banget ya sama dia, tapi gue berusaha untuk akrab biar mengusir rasa canggung itu.
Kita mulai sharing tentang kehidupan kita masing masing Gan/Sis. Si Priska ini berasal dari keluarga sederhana. Bapaknya PNS di kementrian Bangun Membangun dan ibunya jualan. Priska ikut membantu membiayai keluarganya dari hasil kerja sebagai pramugari.
"Mbak, kamu kerja jadi pramugari udah berapa lama?" tanya gue.
"Hmmm... berapa ya? 9 tahun mah ada kali, kamu umur berapa sekarang?"
"Mau 19 Mbak"
"Iya iya... aku juga dulu seumuran kamu pas kerja di sini, sekarang aku udah 27 tahun, gak kerasa yah waktu berlalu, hampir sebagian besar temen temen seangkatanku udah pda resign"
"Lho kenapa Mbak?"
"Kebanyakan sih udah pada nikah"
"Apa kamu ada rencana nikah Mbak?"
"Ada sih suatu hari nanti, hahaha, aku sekarang masih menikmati kerja, lagian aku gak punya pacar"
"Ah masa sih? Kamu itu cantik Mbak, masa gak ada yang mau?"
"Iya Mer, gak ada yang mau sama aku, apa kamu udah punya pacar?"
"Punya Mbak, dia kerja di kementerian bangun membangun juga"
"Wah, sama dong kayak Bapakku, dia di bagian mana?"
"Kantor cabang Bandung, Mbak"
"Oh beda kantor berarti, bapakku mah di cabang Bekasi"
Ya gitu deh, salah satu obrolan gue sama Priska. Pokoknya dia itu baik banget dan banyak menginspirasi kehidupan gue. Dia cerita bagaimana susahnya masuk jadi pramugari dan harus ikut membantu orang tuanya. Priska punya 4 adik yang harus dibiayai, pastinya perjuangan dia sangat keras.
Pas malem, sekitar jam 10, gue tiba tiba dibangunin ama Priska. Pas gue melek, gue kaget karena dia udah pake baju seksi, dress ketat yang nunjukin belahan dada seta lekuk tubuh. Seketika gue langsung bangun.
"Ikut aku yuk!" ajak Priska.
"Kemana Mbak? Kok kamu udah kayak yang siap siap gitu?" tanya gue bingung.
"Dugem lah"
"Anjir! Sekarang?"
"Tahun depan! Ya sekarang lah Merr! Cepet kamu ganti baju!"
"Iya Mbak"
Buset dah! Gue langsung bangun, lalu pergi ka kemar mandi buat cuci muka. Abis itu gue ganti baju sama baju casual. Akan tetapi Priska malah protes sama penampilan gue.
"Kamu serius pake baju gitu Mer?"
"Emang kenapa Mbak?"
"Kurang seksi anjir!! Pake rok mini kek! Atau dress kalo ada"
"Aku gak punya Mbak, aku bawanya celana panjang semua"
Gue emang selalu berpenampilan pake baju serba panjang kalo lagi mau keluar kayak kaos oblong sama celana panjang. Gue jarang banget pake rok atau celana pendek kalo keluar, paling cuman di rumah aja.
"Yaudah deh, gitu aja!"
"Emang kenapa sih Mbak harus pake baju seksi? Aku mah malu"
"Biar narik perhatian cowok dong!"
"Aku udah punya cowok Mbak"
"Gak asik banget sih kamu!"
Malem itu kita akhirnya pergi ke klub malam yang ada di Surabaya. Gue gak tau menau sama sekali tentang dunia gemerlap malam. Walaupun gue anak nakal, gue belum pernah maen ke tempat kayak gini. Penampilan Priska sangat seksi dan cantik. Aroma tubuhnya pun wangi banget, udah kayak princess aja Gan/Sis.
Pas gue masuk ke dalem, anjir! Ternyata suasananya rame banget Gan/Sis. Cewek-cewek di sini pada pake baju seksi. Mungkin cuma gue doang kali yang berpakaian serba panjang. Priska kayaknya udah sering banget kemari, soalnya para pegawai klub ini udah pada kenal. Dia juga meyapa beberapa orang pas kita masuk.
Malem itu lagi ada event musik di sana. Seorang DJ yang penampilannya seksi juga tengah asik maenin musik. Semua orang jingkrak-jingkrak di lantai disko sambil mabok. Priska tiba tiba narik tangan gue. Dia bawa gue ke sebuah ruangan. Di dalem ruangan itu ada tiga orang cowok yang lagi nikmatin minuman. Gue gak kenal sama mereka.
Priska menyapa ketiga cowok itu sambil lanjut cipika cipiki. Gue cuman ikut cengar cengir aja menanggapi semua itu. Ketiga cowok itu penampilannya lumayang keren lah. Kayaknya mereka ini para eksekutif muda. Umurnya sekitar 30-40 tahunan lah. Priska pun ngajak gue untuk duduk di sebelah salah satu cowok itu.
"Priska! Kamu lagi layover di Surabaya ya?" tanya salah seorang cowok yang pake baju kemeja rapi banget.
"Iya Mas, kebetulan banget malem ini aku lagi bebas" balas Priska sambil nuangin vodka ke dalam sloki.
"Wah, kamu bawa temen nih?" tanya seprang cowok yang duduk di sebelah gue. Mukanya mesum banget anjir, kayak penjahat kelamin, namun pakaiannya juga rapi.
"Iya, dia anak baru, namanya Merry"
Sontak ketiga cowok itu langsung ngajak salaman sama gue sambil nyebutin nama. Cowok keren yang bajunya rapi banget itu namanya Joni, terus cowok yang berambut kelimis dan berkumis tipis adalah Aldi dan cowok bermuka mesum kayak penjahat kelamin yang duduk di sebelah gue adalah Alfons. Mereka bertiga adalah para pegawai kantoran.
"Merry, gimana perasaanmu pertama terbang?" tanya Alfons sambil berusaha grepein paha gue.
"Baik Pak!" jawab gue sambil nyingkirin tangan setan itu.
"Lho kok panggil Pak sih? Alfons aja.
"I... iya Alfons"
"Boleh gak kita temenan?"
"Boleh Alfons" gue semakin gemeteran.
"Merry, kok gemeteran sih?" tanya Joni.
"Si Merry ini masih tegang Jon, dia baru pertama kali dateng kemari" sahut Priska.
"Kamu jangan tegang dong! Santai aja kali" lanjut Alfons.
Tiba tiba Aldi ngasih sebotol bir buat gue. Dengan senyum manisnya, dia minta gue untuk minum. Gue pun terpaksa menerimanya, lalu gue minum bir itu. Perlahan ketegangan gue mulai berkurang seiring minuman itu masuk ke tenggorokan gue. Syaraf-syaraf gue yang tegang, perlahan jadi relaks.
Kita pun akhirnya ngobrol ngalor ngidul sambil minum-minum. Gue suka banget minum alkohol karena di keluarga gue udah biasa minum kayak gini. Gue pertama kali minum minuman kayak gini pas umur 17 tahun. Sebelum itu gue dilarang ama bapak. Gak cuma minuman, tapi rokok juga menghiasi obrolan kita malam itu.
Semakin malam, suasana makin menggila. Priska gak segan segan joget-joget di depan mereka mengikuti aliran musik. Para cowok itu pun ikutan juga. Alfons narik tangan gue supaya ikut gabung. Gue saat itu udah agak agak mabok yah, jadi gue ngikut aja. Seru banget sih emang, padahal gue baru kenal sama orang orang ini, termasuk Priska.
Sehabis joget joget, keadaan makin menggila. Obrolan kita udah mulai menjurus ke arah hal mesum. Priska gak segan segan nyeritain penglaman ngewenya sama ketiga cowok itu. Anjir!! Dia udah ngewe sama mereka, cewek macam apa dia?"
Sekitar jam 3 dinihari, klub malam mulai mau tutup. Kita pun diusir perlahan sama petugas klub malam. Kita pulang naik mobil Joni. Dia mau nganter kita ke hotel dimana kita tinggal. Akan tetapi pas nyampe hotel, mereka bertiga bukannya pergi, tapi malah ikut masuk ke kamar.
Gue jadi panik lah, mau ngapain coba ketiga cowok itu masuk kamar. Mana udah pada mabok lagi. Untungnya gue masih setengah sadar. Jadi pikiran gue masih waras. Gue kaget liat Priska yang tiba tiba ciuman sama Joni. Begitu pula Aldi yang ikut menciumi dia. Goblook! Priska ciuman sama dua cowok sekaligus.
Lama lama, mereka pun makin menggila. Priska didorong ke tempat tidur, kakinya dibuka, lalu Aldi mulai menjilati memeknya. Priska mendesah, tapi dia segera dicium sama Joni. Gue terhenyak ketika Priska ditelanjangi sama mereka. Anjir kayaknya mereka udah sange dari tadi. Joni dan Aldi pun kemudian membuka baju mereka sampe bugil. Kontol mereka pada udah tegak dan gede gede. Tapi gak segede punya Dodo sih.
Kedua cowok itu beridiri di atas kasur, lalu Priska yang duduk di antara kedua cowok itu. Ia mengocok kontol mereka secara bersamaan, lalu menyepongnya secara bergantian. Liat pemandangan itu, memek gue mendadak gatel. Gue sange dan pengen gitu juga.
"Kamu mau kayak mereka?" tanya Alfons yang tiba tiba udah ada di sebelah gue.
"Enggak! Najis!" tolak gue.
"Ayo dong! Aku siap memuaskan kamu" Alfons menempelkan tangan gue ke selangkangannya. Anjir! Ternyata kontolnya udah berdiri tegak.
"Enggak Alfons, aku gak mau" gue segera menjauhkan tangan gue dari selangkangannya.
Tiba tiba Alfons meluk gue, dia meremas remas dada gue, lalu menciumi leher gue. Anjir gue jadi makin takut nih. Gue pun mendorong Alfons sampe dia jatuh. Gue langsung kabur dari kamar itu. Anjir! Bener bener gila, si Priska gila! Maen sama 3 cowok sekaligus. Gue pun terus jalan sampe sejauh mungkin.
Gak lama kemudian, gue liat Novi lagi duduk di lorong hotel. Dia tampak termenung sambil membawa botol bir. Gue pun langsung menghampirinya.
"Hai Mbak Novi!"
"Eh, Merry... kok gak tidur?" balas Novi.
"Gak bisa tidur Mbak, itu Mbak Priska"
"Dia bawa cowok ke kamar?"
"Iya Mbak! Tiga malahan"
"Hahaha... dia mah emang begitu"
"Lho kok kamu malah ketawa sih Mbak?"
"Merry, pramugari bawa cowok ke kamar tuh udah biasa, mereka akan melakukan apapun yang diminta cowok buat dapet duit"
"Apaaah! Jadi Priska itu?"
"Ya dia ngelonte Mer"
"Astaga, kok gitu sih?"
"Bagi kita ngelonte itu udah biasa Mer, kalo gak gitu ya karier bakalan susah majunya, apalagi bagi yang ambisi pengen dapet jadwal penerbangan ke luar negeri"
"Apa seburuk itu jadi pramugari Mbak?"
"Gak juga sih, banyak pramugari yang baik dan lurus, kayak aku lah salah satunya... aku gak ngelonte kayak Priska, aku kerja sebaik baiknya"
"Iya Mbak, kalo gitu akan kerja sebaik baiknya"
"Hehehe... bagus Merry! Apa kamu muslim?"
"Bukan Mbak, emang kenapa?"
"Aku pengen nawarin kamu minum bir ini"
"Makasih Mbak"
Novi ngasihin botol bir ke gue untuk diminum. Gue diajakin mabok lagi anjir! Tapi gak apa apa lah, malem itu pikiran gue lagi kacau gara gara si Priska. Hampir aja gue diajak ngewe sama Alfons.
"Kamu Jepang ya?" tanya Novi.
"Jepang-China Mbak, ibuku keturunan Jepang, bapakku keturunan China"
"Wah kita samaan dong, ibuku China dan ayahku Jepang asli"
"Kok bisa sih Mbak! Hehehe... kita sodara berarti"
"Iya Merry"
Akhirnya kita minum bir bersama sambil kembali sahring tentang kehidupan masing-masing. Novi ini beda sama Priska, dia lebih terhormat dan baik. Priska juga baik sih, tapi dia lonte. Novi ini perjalanan kariernya gak secemerlang Priska karena dia memilih jalan jujur dalam bekerja.
"Mbak, sekarang jam terbang kamu udah berapa?"
"Lumayan banyak sih, aku dapet jadwal ke luar negeri juga"
"Udah berapa tahun kerja di sini Mbak?"
"8 tahun Merr"
"Waw lama banget yah, kalo aku misal pengen punya jam terbang banyak harus gimana Mbak? Soalnya aku pengen terbang keliling dunia, aku nantinya pengen kerja di maskapai -maskapai luar negeri"
"Kalo kamu pilih jalur jujur sepertiku, butuh waktu lama Mer, minimal 5 tahun, itu juga paling kamu dapet 3-4 trip serhari keliling Indokarr, tergantung jarak, tapi kalo kamu pake cara gak jujur, gak butuh setahun, kamu udah dapet jadwal padat"
"Cara gak jujurnya gimana Mbak?"
"Kayak Priska gitu"
"Jadi lonte Mbak? Emang bisa gitu?"
"Iya, kamu ngelonte nya sama pilot-pilot senior yang punya pengaruh besar di maskapai ini, selain itu manajer juga bisa"
"Anjir! Gak mau ah! Ternyata susah juga kerja jadi pramugari"
"Dunia udara keras Mer, kamu harus tahan banting, atau terjerumus"
Anjir! Gue terhenyak menerima fakta yang mencengangkan ini. Kalo gue pengen segera menggapai impian gue, maka gue mesti jual memek sama para pilot. Aduh! Gue jadi bergidik Gan/Sis, masa iya gue mesti ngelonte? Si Priska adalah lonte kelas kakap yang biasa ngewe sama pilot dan bahkan sama orang lain.
Subuh tiba, suara azan mulai kedengeran dari luar hotel. Tiba tiba aja nih, dari kamar keluar seorang cowok bule ganteng pake seragam pilot sambil geret koper. Gue kaget banget lah, berarti dari semalem si Novi juga abis ngewe sama pilot ini.
"Hi Novi"
"Hai Alfred"
"I wanna leave now, because I have flight schedule at 8 o'clock... who is this?"
Pilot itu kaget liat gue. Dia langsung nanya sama Novi. Anjir! Kalo diliat liat sih pilot yang namanya Alfred ini ganteng juga yah, udah gitu dia tinggi lagi.
"She's a new cabin attendant, her name Merry" balas Novi sambil ngenalin nama gue.
"Oh nice to meet you Merry... I'm Alfred" dia ngajak gue salaman.
"Nice to meet you to Mr. Alfred, I hope we can work together well"
"Yeah, thank you!"
Akhirnya Alfred pergi ninggalin kita, tapi sebelum itu, ia dan Novi ciuman dulu. Anjir! Udah kayak suami istri aja nih mereka. Gue jadi bertanya tanya apa si Novi ini ngelonte juga?
"Mbak Novi, katanya kamu kerja jujur! Kok ada pilot keluar dari kamarmu"
"Hahaha... aku gak melonte Merr, aku sama Alfred saling menyukai"
"Kalian pacaran?"
"Aku cewek simpenan Alfred, hehehe"
"Anjir!! Sama aja kali"
"Beda lah, aku hubungan sama Alfred tuh karena cinta, bukan karena duit atau karier kayak si Priska"
"Tapi Alfred punya istri berarti?"
"Iya lah, istrinya ada di Australia, Alfred kerja di Indokarr, dia jarang ketemu sama istrinya sedangkan Alfred butuh asupan biologis dari cewek, disitulah aku hadir sebagai solusi"
"Hmmm... aku pusing Mbak"
"Ya biarin aja lah, kamu konsentrasi aja kerja buat besok! Kamu terbang ke mana?"
"Ke Lombok Mbak"
"Kalo begitu, kamu harus istirahat ya! Awas jangan numpahin minuman lagi!"
"Iya Mbak"
Akhirnya gue balik ke kamar lagi setelah ngobrol sama Novi. Pas gue masuk, gue liat Priska lagi duduk di kursi sambil ngitung duit. Dia masih telanjang dan tubuhnya bau peju. Kayaknya dia abis dapet duit banyak dari ketiga cowok itu. Gue langsung aja berbaring di kasur karena lelah dan ngantuk
"Merry! Kamu dari mana aja?"
"Abis ngobrol sama Mbak Novi"
"Aku kira kamu kabur"
"Enggak lah, mau kabur kemana pula"
"Hmmm... kamu harusnya ikutan maen semalem Mer! Alfons ngasih duit gede nih"
"Aku bukan lonte Mbak!"
"Kamu jangan ngomong gitu, Merry! Ini pekerjaan pramugari sesungguhnya! Kamu tau kenapa pramugari bisa kaya? Ya gini caranya"
"Aku jadi pramugari bukan pengen kaya Mbak, tapi aku pengen keliling dunia"
"Kamu pasti kebanyakan baca novel ya!"
"Kok tau sih Mbak?" gue langsung tertarik sama omongan Priska.
"Aku juga dulu bermotivasi kayak gitu pas pertama kali pengen jadi pramugari, aku juga baca novel-novel tentang kehidupan pramugari, tapi kehidupan di dunia nyata ini keras banget dan kotor Mer, kalo kamu pengen sukses di bidang ini, kamu harus rela ikutan kotor, kalo kamu pengen tetep bersih, ya jangan harap bisa sukses, paling butuh waktu lama, nanti kamu keburu tua Mer! Pekerjaan ini waktunya singkat, kalo kita udah umur di atas 35, kita pasti gak bisa perpanjang kontrak, itu udah umur maksimal, kecuali kalo kamu bener bener bisa berprestasi"
"Aku yakin bisa berprestasi tanpa harus pake cara itu Mbak! Aku akan berusaha keras, Mbak Novi juga pake jalan jujur"
"Novi pake jalan jujur? Hahahahahaha... kamu udah diboongin dia Mer"
"Enggak kok, dia ngomong langsung sama aku"
"Duh Merry! Dia itu lagi pencitraan sama kamu, aslinya Novi itu kayak aku lah, dia jadi cewek simpanan seorang pilot asing, namanya Alfred, dia ngelakuin itu ya untuk mempercepat karier lah, secara kapten Alfred pilot berpengaruh di maskapai ini"
"Anjir! Tapi tadi dia bilang kalo hubungannya sama Alfred adalah hubungan cinta"
"Oh kamu ketemu sama Alfred?"
"Iya Mbak, tadi pas aku ngobrol sama Novi, tiba tiba Alfred keuar dari kamarnya, dia mau ada jadwal terbang pagi ini"
"Hmmm... berarti dia habis ngewe semaleman... kamu jangan percaya sama Novi Mer! Dia sama sama kotor kayak aku"
"Tapi aku gak mau pake cara kotor Mbak"
Priska kayaknya kesel sama tingkah keras kepala gur. Dia tiba tiba nyamperin gue. Tatapannya tampak tajam dan serius. Dia pegang dagu gue dan memaksa gue untuk menatap matanya.
"Merry, aku yakin kamu suatu hari akan dateng kepadaku untuk belajar menjadi kotor, camkan itu!"
"Aku gak mau Mbak!"
"Aku yakin Merr, dunia penerbangan sangat ketat, kamu pasti gak bakalan tahan"
Gue bener bener gak percaya sama omongan Priska. Pokoknya gue gak bakalan ngikutin langkah dia meskipun gue harus menerjang badai. Gue pengen kerja dengan cara bener dan bersih.
Hari hari berlalu dengan begitu aja. Jadwal penerbangan gue bener bener payah dan jarang banget. Padahal gue udah berusaha bekerja sebaik mungkin. Gak kerasa udah dua bulan lamanya gue kerja, tapi hasilnya gitu gitu aja.
Suatu hari gue ketemuan sama Eri dan Nova di salah satu cafe di Jakarta. Udah lama juga gue gak ketemu mereka sejak pertama kali kerja. Gue sama mereka gak pernah dapet jadwal yang sama. Sekitar jam 8 malam, kita ketemu. Eri dan Nova terlihat sangat ceria dan penampilan mereka sangat cantik. Kalo gue justru sebaliknya, gue lesu banget karena udah kerja keras selama dua bulan tapi gitu gitu aja.
"Wah gimana nih keadaan kalian?" tanya gue.
"Asyik banget Mer, gue sekarang dapet jadwal terbang padet, sehari gue bisa dapet 3 penerbangan" jawab Eri.
"Anjir! Beneran lu?"
"Iya Mer"
"Kalo elu gimana Nov?"
"Ya alhamdulillah, gue sama kayak si Eri, gue dapet jam terbang banyak juga, emang elu gimana sih Mer? Elu sama kan kayak kita?" tanya Nova.
"Gue mah suram anjir gays... sehari gue cuman dapet sekali terbang, itu pun ke rute yang jauh jauh, gue mesti layover lama lagi, kebanyakan gue beroperasi di Indokarr timur"
"Lho kok gitu sih Mer, jadi berapa kali elu terbang selama seminggu?"
"Paling 2 - 3 kali, abis itu gue mesti tinggal di kota orang, sedih banget anjir"
"Kan elu rajin kerjanya Mer?" tanya Eri.
"Gue udah berusaha rajin, terus bersikap nice ke pilot dan senior, tapi tetep aja gue jarang dapet jadwal terbang, kalo gini caranya gimana bisa gue nambah pengalaman, gue kan pengen kerja di maskapai luar"
Eri dan Nova mendadak terdiam. Mereka lalu saling berbisik di depan gue. Kayaknya mereka lagi ngomongin gue deh.
"Woy! Kalian ngapain bisik bisik?" bentak gue.
"Apa elu pengen kayak kita Mer?" tanya Nova.
"Tapi elu perllu banyak berkorban" tambah Eri.
"Maksud kalian apa sih?"
"Kita punya cara licik Mer, tapi kamu siap gak?" balas Nova.
"Apa sih caranya?"
"Elu harus jual diri Mer! Elu harus rela ngewe sama orang orang berpengaruh di maskapai"
Anjir! Gue kaget banget lah, ternyata Eri dan Nova pake cara cara kotor si Priska. Mereka rela jadi pelacur demi naekin karier.
"Anjir! Kalian kok gitu sih! Gak mau gue mah ah, gue bukan lonte!" bentak gue.
"Ya terserah elu sih Mer! Kita mah cuma cerita rahasia kesuksesan kita" balas Eri.
"Lagian gini Mer, gue kan pengen kerja di Fly Emirates, jadi gue mesti punya pengalaman banyak, target dalam waktu dua tahun, gue pengen kerja di sana" lanjut Nova.
"Gue juga pengen kerja Fly Emirates Va!"
"Makanya elu harus pake cara itu! Kalo pake cara jujur, mungkin butuh 9 tahun elu bisa kerja di sana, keburu tua Merry!" pungkas Nova.
"Anjir gue bingung gays, kalo gue begitu, gimana sama pacar gue?" Gue mulai bimbang.
"Jangan dikasih tau dong! Asal lu tau, gue juga punya pacar! Gue lakuin ini demi ningkatin karier dan duit Mer" timpal Eri.
"Gini aja Mer, gue tantang elu deh! Kita harus bisa bareng bareng pindah ke Fly Emirates dua tahun kedepan, asal elu harus improve!" tantang Nova.
"Hmmm... gimana ya?" gue bingung.
"Ayolah, elu kan suka tantangan!"
"Oke, gue jabanin tantangan elu!"
"Nah gitu dong! Baru sohib gue, hahaha"
Abis dari pertemuan itu, pikiran gue jadi kacau. Gue pengen banget naekin karier tapi gue gak mau ngelonte. Tiga hari gue mengurung diri di kostan sampe akhirnya gue pun ngambil keputusan. Gue mesti berani kotor demi meraih cita-cita gue.
Maafin gue Dodo, gue terpaksa melakukan ini karena udah gak ada cara lain lagi. Meski begitu, perasaan gue sama elu gak akan berubah. Gue udah cinta mati sama elu dan selamanya hati gue milik elu.
Abis gue ngambil keputusan, gue pun akhirnya nelepon Priska. Dia ngetawain gue karena omongannya dua bulan yang lalu ternyata bener. Gue disuruh dateng ke kostannya buat menyusun strategi.
Gue jadi deg degan anjir, gue emang hobi ngewe, tapi gue mah ngewenya sama pacar sendiri, gak sama sembarangan cowon random. Gue harus membuang pemikiran pemikiran idealis gue demi menaikan karier. Toh kalo gue sukses, Dodo juga bakalan seneng dan bangga ama gue. Dia bakalan makin cinta sama gue.
....
Next Chapter : Judulnya masih sama tapi part 2 nya
Terakhir diubah:
yusufzubair
Calon Suhu Semprot
- Daftar
- 29 Nov 2019
- Post
- 2.901
- Like diterima
- 4.446
Kacau sudah kacau
Wibowo hadi
Semprot Sejati
- Daftar
- 5 Jul 2016
- Post
- 19.134
- Like diterima
- 53.215
Suwun @Martincorp69
Similar threads
- Poll
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
