Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KISAH CINTA : MASA MUDA (21+)

Melakukan Hubungan


Perlahan tapi pasti, Gema yang semula ganas dan keras sama ane, kini berubah menjadi lemah lembut. Semenjak ane tolongin dia beberapa waktu lalu, dia udah gak pernah lagi ngerecokin hubungan ane sama Mitha. Bahkan ketika ane dateng ke rumahnya, Gema tak pernah mengganggu. Dia malah ikutan nimbrung sama ane dan Mitha kalo lagi berduaan di kamar.

Walaupun Gema udah jinak, tapi tetep aja dia sering malakin ane tiap dateng ke rumahnya. Ane mesti ngeluarin lima rebu perak sebagai 'pajak kencan' yang dipungut Gema.

Ane seneng berkunjung ke rumah Mitha tiap hari minggu. Ane bisa melakukan dua aktivitas sekaligus yaitu belajar dan pacaran.

Ane manfaatin betul punya pacar orang pinter. Ane selalu minta diajarin sama Mitha tentang pelajaran di sekolah. Kita juga sering ngerjain PR bareng di kamarnya.

Ibu Mitha juga sangat baik sama ane. Dia ramah dan selalu nyuguhin gorengan kalo ane dateng ke rumahnya. Ibu Mitha seneng banget kalo ada temen anaknya yang datang ke rumah.

Ane dan Mitha kadang belajar berdua, kadang pula bertiga sama Gema. Tapi sih kalo Gema jarang juga ya, karena dia pergi latihan karate tiap hari minggu.

Ane suka manfaatin waktu di sela-sela kegiatan belajar untuk bermesraan. Gejolak remaja yang baru tau rasanya cinta dan nafsu birahi, membuat kita berdua seakan-akan mencari sesuatu dan pengalaman baru.

Setiap minggu siang, abis duhur, Ibunya Mitha selalu pergi ke masjid untuk ikutan pengajian majelis taklim sama ibu-ibu di kampung itu. Maka otomatis, kondisi rumah jadi sepi. Waktu itulah yang kita manfaatkan untuk bermesraan.

Waktu itu, Bapaknya Mitha sering tak ada di rumah karena dia sibuk narik ojek kalo libur. Selain bekerja sebagai guru honorer, dia juga suka kerja serabutan untuk menambah penghasilan keluarga.

Ketika azan dzuhur berkumandang, ane langsung senang karena Ibunya Mitha pergi ke masjid. Dia pun nutup lapak warungnya untuk sementara waktu.

Begitu dia pergi, dengen secepat kilat Mitha mengunci pintu depan rapat-rapat. Abis itu dia langsung menghajar ane habis-habisan pake bibirnya.

Kita ciuman sambil guling-guling di atas ranjang. Tarikan napas pun mengencang seiring gairah birahi yang mencuat. Ane udah gak segan-segan lagi grepein tubuhnya dan meremas pantatnya yang bahenol.

"Do... aku belum mandi nih hari ini"

"Terus gimana?"

"Bau nih badanku, aku mau mandi dulu ya"

"Gak bau ah, badanmu wangi tauu!"

"Ihhh... tetep gak pede ah"

"Jangan dulu atuh, sini! Aku masih kangen"

"Ih boong kamu ya, masa masih kangen sih? Kan udah kasih cium tadi"

"Ya kurang Mit... hehe"

"Masih kurang? Yaudah ikut yuk mandi!"

"Ah enggak ah, masa aku mandi lagi?"

"Kamu kan bakalan keringetan bentar lagi"

"Keringetan, emang ngapain?"

"Bantuin nimba air dong! Bak mandinya kosong, tadi pagi Bapak lupa menuhin bak"

"Yaelah... jadi fitnes deh"

"Gak apa-apa atuh Do, demi aku"

"Okeh Mitha sayang"

Ane pergi ke kamar mandi di rumah Mitha, lalu mulai menimba air dari sumur yang ada di sebelahnya. Gak ada pompa air di sana, sehingga mau mandi pun harus ngeluarin tenaga.

Sumurnya cukup dalem dan ukuran bak nya juga gede. Ane harus berkali-kali nimba air sampe keringetan. Tak lama berselang, Mitha muncul dan nyamperin ane. Dia cuman pake handuk doang.

Tubuhnya yang seksi parah tampak sangat kentara berada di hadapan ane. Otomatis monster shukaku piaraan ane mendadak berdiri tegak.

"Udah penuh Do?"

"Tinggal setengah lagi"

"Yaudah, aku mandi dulu ya, nanti kamu nyusul ke dalem"

"Hah nyusul?"

"Iya lah, kamu kan keringetan, bau tauuuk!!"

Ini sebenernya keberuntungan atau bagian dari kesialan? Godaan dari Mitha ini sungguh bikin ane gak tahan. Dari dalem kamar mandi, terdengar suara gemercik air. Kayaknya Mitha udah mulai mandi.

"Do! Ayo masuk!"

"Iya Mit"

Ane masuk ke kamar mandi dengan jantung super deg-degan. Begitu ane masuk, Mitha tampak lagi menggosok selangkangannya pake sabun. Dia tampak mendesah ketika jemarinya bergesekan dengan mekinya yang berwarna pink, tembem dan berambut lebat \.

"Ahh... kamu lagi apa Mit?"

"Aku lagi bersihin memek aku Do"

"Kok aneh ya, kamu kayak keenakan gitu?"

"Emang enak Do, ayo kamu buka bajumu!"

Ane terlalu shock untuk buka baju karena liat Mitha colmek di depan mata. Dia pun akhirnya nyamperin ane, lalu membuka baju dan celana ane. Dia kaget pas liat monster shukaku piaraan ane udah berdiri tegak sempurna seperti Roket.

"Aaaaarrrghhh!! Kamu jahat Do!" teriak Mitha sambil menutup matanya.

"Jahat kenapa Mit?"

"Titit kamu udah ngaceng aja"

"Ya, mau gimana lagi, aku liat kamu telanjang terus colmek, jadi weh titiku ngaceng"

"Kamu mesum banget sih, masa segitu aja terangsang?"

"Yaiyalah Mit, apalagi kamu itu cantik dan seksi, terus pacarku lagi"

"Udah deh, jangan tegak-tegak lagi dong!"

"Aku usahain Mit"

Mitha pun membuka matanya. Ia berusaha membiasakan diri melihat monster shukaku piaraan ane yang berdiri tegak dengan gagah perkasa.

Perlahan ia mendekati ane, lalu memeluk ane. Tubuhya yang dingin membuat ane menggigil.

"Tubuhmu dingin banget Mit?"

"Aku kedingingan Do"

Ane langsung pelukin dia erat-erat. Ane endus endus kupingnya. Mitha mulai mendesah kembali ketika toketnya yang berukuran jumbo di remes sama ane.

Ane mengangkat tubuh Mitha, lalu ane dudukin dia tepian bak mandi sehingga membuat dirinya menjadi lebih tinggi dari ane. Mitha mengguyur kepala ane dengan segayung air.

"Hihhhh!! Dingin pisan Mit"

"Peluk aku dong biar gak dingin!"

Ane melukin dia sambil membenamkan muka ane diantara dua buah dadanya yang super empuk. Mitha kemudian nuangin sampo di kepala ane, lalu ia menggosok rambut ane sampe berbuih. Abis itu, dia membilas kepala ane pake air.

"Gimana? Enak Do?"

"Dingin Mit"

"Ih kamu mah payah ih, dingin wae"

"Aku masih butuh kehangatan"

"Emang pelukin aku gak cukup?"

"Enggak Mit, aku pengen ciuman lagi hehe"

"Dasar mesum!"

Kita pun ciuman lagi sambil tetap saling memeluk. Laju napas Mitha semakin kencang. Tangannya pun terus grepein punggung ane.

"Do, ciumin tubuhku dong!"

"Iya Mit"

Sebuah permintaan yang sangat absurd keluar dari mulut Mitha, dengan senang hati ane ngelakuin itu. Ane ciumin dia mulai dari leher, lalu dada, terus perut sampe ane gak sadar nyium alat kelaminnya.

"Aww Dodo! Kenapa kamu cium memek aku?"

"Maaf maaf... aku cuma terbawa suasana"

"Jijik kali memek aku mah"

"Enggak kok Mit, memek kamu wangi"

"Ihh... dasar aneh! Emang bener wangi?"

"Iya Mit... manis lagi"

"Yaelah, kamu makin aneh aja, emang kamu pernah ngerasain jilat memek gitu?"

"Belum sih, tapi kalo ada kesempatan mah, aku mau"

"Anjiiir, kamu berani gak jilatin memekku?"

"Siapa takut!"

Tanpa banyak basa basi, ane langsung tuh jilatin meki Mitha yang berambut tebal. Ternyata Mitha pun langsung berteriak sambil ngejambak rambut ane. Ia juga menjepit kepala ane sama pahanya.

Ane mulai jilatin dia dari bibir meki sampe klitorisnya. Pada saat itu, ane masih belum tau dimana bagian-bagian sensitif cewek, tapi ane niruin gerakan dalam film bokep yang ane tonton sama Lita.

Awalnya ane penasaran sama adegan itu Gan/Sis, ane pengen praktekin. Ane ngajak Lita untuk melakukan itu, tapi dianya gak mau. Malah sebaliknya, Lita yang udah praktekin oral seks sama ane dengan menjilat dan menghisap monster shukaku piaraan ane.

Rasa meki cewek ternyata bukan manis Gan/Sis, tapi asin dan agak gurih. Banyak cairan kental yang keluar ketika lidah ane bermain. Cairan itu beraroma kayak terasi.

Makin lama, desahan Mitha semakin kencang bahkan bikin ane semangat. Mitha yang semula menjepit kepala ane pake pahanya, kini membukanya lebar-lebar, tentunya hal itu mempermudah ane membuatnya keenakan.

"Udah Do... udah Do! Ampun Do... aku menyerah"

"Kenapa Mit? Sakit ya?"

"Enggak Do, tapi gak tau ya, kok bikin aku bahagia, bikin aku seneng... aku cinta kamu Do"

"Aku juga cinta kamu Mit"

"Do, apakah yang kamu lakuin itu adalah oral seks?"

"Ya mungkin, kamu tau darimana istilah itu?"

"Aku baca buku Do"

"Euleuh-euleuh, kamu baca buku begituan juga Mit?"

"Ya enggak lah Do, aku baca buku kesehatan reproduksi remaja, aku dikasih sama Ibu"

"Buku macam apa itu?"

"Itu buku edukasi Do, Ibuku dapet dari pelanggan warung yang kerja di puskesmas"

"Hadeuuuuh, aku mah taunya dari film BF Mit"

"Apaaaaah!! Kamu suka nonton BF? Astagfirullah Dodo! Kamu itu anak Rohis, kok doyan yang nonton gituan"

"Aduh, gimana atuh ya, aku juga bingung Mit, aku tau itu dosa"

"Ya dosa besar tau Do, kamu itu harusnya rajin ngaji rajin solat"

"Aku rajin kok Mit, bahkan solat sunat juga rajin"

"Kamu harus tingkatin ketakwaan kamu Do, kamu harus jauh larangan Allah!"

"Iya Bu Ustazah, maafin aku yang banyak dosa ini"

"Kamu jangan lagi nonton film itu lagi ya!! Karena itu mendekatkan kamu sama zina"

"Iya Mitha"

Entah sadar atau tidak, Mitha sedang ngelakuin suatu yang sangat ironis sekali. Dia ceramahin ane tentang takwa dan dosa, tapi dirinya sendiri malah ngajakin ane berbuat dosa.

Abis puas oral seks, Mitha turun dari tepian bak mandi. Ia lalu memegang monster shukaku piaraan ane yang bergetar. Dia lalu mengocok mahluk itu dengan kencang.

"Ahh... ahh... Mit, jangan dikocok Mit!!"

"Sakit ya Do?"

"Enggak, tapi enak"

"Kenapa kamu nyuruh berhenti?"

"Aku takut air maniku keluar"

"Hahaha... santai aja Do"

Mitha pun menghentikan aksi kocok mengocoknya. Ia kemudian menyabuni seluruh tubuh ane, lalu menggosoknya sampe bersih.

Abis bilas, acara mandi pun selesai. Kita saling mengeringkan badan dengan menggosokkan handuk. Kita pake handuk yang sama. Abis itu kita kembali ke kamar Mitha.

Ane waktu itu mau pake baju ane kembali, tapi dilarang sama Mitha. Dia narik ane ke dalam kamarnya kembali.

"Do, kamu rebahan di kasur!"

"Emang mau ngapain?"

"Aku pengen petting Do?"

"Apaaah!! Petting tuh apa Mit?"

"Gesek-gesek Do, aku pengen gesekin memek aku sama titit kamu"

"Anjiir! Jangan Mit!! Itu zinah tau! Kamu kan tadi bilang gak boleh deketin zinah?"

"Gak nyampe dimasukin kok Do, zinah itu kan kalo sampe dimasukin"

"Iya sama aja kali, kita udah deket banget"

"Tapi aku sama kayak kamu Do, aku udah gak kuat nahan nafsu ini Do, aku tersiksa, aku tau ini dosa besar tapi aku sakit, aku bingung Do"

"Hmmm... sama Mit, aku juga bingung, tadi kamu bilang cuman gesek-gesek aja kan?"

"Iya Do, itu gak bakalan mecahin perawan kok dan gak bakalan hamil"

"Bener nih? Tapi dosa tau!"

"Kamu jangan banyak omong deh, aku tau ini dosa, aku pengen nyobain sekali aja seumur hidup"

"Jangan sekali atuh, sering juga gak apa-apa"

"DASAR KURANG AJAR!!" Mitha gampar pipi ane dua kali.

"Sakit Mit!" protes ane.

"Yaudah kamu diem! BIARIN AKU AJA YANG BERAKSI"

"Okeh... aku sayang kamu Mitha"

"Aku sayang kamu Do"

Mitha mulai melakukan aksi seronoknya dengan ngocokin monster shukaku ane terlebih dahulu sampe bener-bener berdiri tegak kembali.

Abis itu, dia ngedudukin piaraan ane sampe kegencet sama mekinya yang basah kuyup. Ane teriak kesakitan pas digencet sama dia.

Kemudian secara perlahan, Mitha menggerakan bokongnya hingga alat kelamin kita saling bergesekan. Seketika ane langsung mendesah Gan/Sis, hal itu adalah pertama kali bagi ane dan enaknya itu luar biasa.

Begitu pula Mitha yang ikutan mendesah sambil ngeremesin buah dadanya sendiri. Lama-lama dia goyang semakin kenceng dan ane makin menggila.

Mitha menunduk, lalu nyosorin bibir ane. Kita pun akhirnya berciuman sambil tetap saling gesek. Ternyata petting enak juga ya, rasanya sama kayak ngeseks biasa. Bahkan cara ini lebih bagus karena terhindar dari resiko kehamilan. Ane dan Mitha juga masih perjaka dan perawan.

"Aku udah gak kuat Mit, aku pengen keluar"

"Aku juga sama Do, kita keluar sama sama"

"Emang kamu keluarnya kayak gimana?"

"AARRRRGGGHHH!!!"

Tiba tiba aja Mitha ini ngompol banyak banget sampe-sampe sprei basah. Tak lama, monster shukaku piaraan ane juga ngeluarin chakranya dalam jumlah banyak.

Rasanya puas banget Gan/Sis. Kita berkeringat bersama dan bahagia bersama. Mitha pindah ke sebelah ane. Dia melukin ane sambil mencium jidat ane.

"Enak banget Do, sumpah Do, aku ngerasa enak"

"Sama Mit, ternyata cuman gesekan aja udah senikmat ini"

"Iya Do"

Akan tetapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Tiba tiba aja pintu kamar terbuka. Masuklah Gema dengan tatapan pembunuhnya. Kita kali ini bener bener ke gep sama dia, mana lagi keadaan telanjang dengan tubuh basah karena cairan yang keluar dari tubuh masing-masing.

...
 
Akibat Perhgaulan Bebas



Mungkin hari paling apes seumur hidup ane waktu jaman SMA adalah hari dimana ane dan Mitha kegep sama Gema ketika abis petting.

Petting mungkin bisa dibilang salah satu hubungan seksual namun tanpa adanya penetrasi. Walaupun begitu rasanya sama kayak penetrasi Gan/Sis. Hari itu ane bener-bener gak nyangka bakalan ngelakuinnya sama Mitha.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN, GOBL*K!!"

Gema membentak kita yang tengah berbaring dan saling pelukan. Kita langsung terperanjat melihat kedatangan cewek yang penuh amarah.

"Gema... ini gak kayak yang kamu liat, aku bisa jelasin!" ungkap Mitha sambil mendekati Gema.

Akan tetapi, Gema gak menghiraukan omongan kakaknya, dia langsung nyamperin ane yang masih ada di tempat tidur.

Tanpa banyak basa basi, dia langsung mukulin perut ane berkali kali. Pukulan orang yang berlatih bela diri tentunya pukulannya berbeda dengan orang biasa. Perut ane serasa bergetar menerima pukulan hebat Gema.

Tak cukup mukul perut ane, dia naik ke atas ranjang, lalu menendang wajah ane. Rasanya pusing banget Gan/Sis, kayak dibanting benda keras. Mitha berusaha menghentikan aksi brutal Gema, namun ia tak mampu.

"Kurang ajar elu Do, udah gue bilang jangan ngerusak kakak gue!! Kalo lu mau ngewe, sama gue aja gobl*k!! Jangan kakak gue!" bentak Gema sambil mencekik leher ane.

"Udah Gem... udah!! Ampun Gem, hentikan semua ini!"

"Elu jangan belain dia Mit!!! Gue kecewa punya kakak kayak elu!!"

Seketika Mitha merasa tersakiti sama omongan Gema. Dia pun menangis di sebelah ane. Akan tetapi aksinya itu tak membuat Gema menghentikan serangannya. Hidung ane udah berdarah dan pipi ane juga mati rasa.

Gema pun meludahi muka ane setelah puas mukulin ane. Dia lagi-lagi menginjak perut ane sebelum akhirnya dia turun dari tempat tidur. Mitha langsung melukin ane lagi sambil nangis.

"Gem... aku mohon, ampuni Dodo! Doa gak salah apa apa... aku yang ngajakin dia begituan"

"Elu gobl*k banget sih Mit!! Cowok kayak gitu masih dibelain, elu sadar gak salah elu apa? Elu udah mencoreng nama baik keluarga!! Mau gue bilangin sama Ibu dan Bapak? "

"Aku mohon Gem, kamu jangan lakukan itu! Aku mohon Gem! Aku bisa hancur! Aku mohon"

Mitha memelas kepada Gema sambil bersujud dihadapannya. Melihat Mitha sampe segitunya, ane pun ikutan sujud di depan Gema.

"Gem, maafin gue, gue mohon sama elu buat rahasiain ini, silahkan elu mau mukulin gue lagi"

"Cihh!!! Kalian berdua ini emang pasangan penuh dosa!! Udah kalian pake baju lagi, dari tadi telanjang mulu!"

"Gue mohon Gem, ampuni kakak lu! Dia gak salah apa apa! Gue yang maksa dia" kata ane.

"Enggak Do, kamu gak salah apa-apa, aku lah yang salah Do! Aku yang ngajakin kamu mandi bareng" sanggah Mitha.

"Udah udah! Dodo... elu pergi sekarang juga dari rumah ini, dan jangan sekali sekali lagi nginjek kaki di rumah ini, gue pengen elu putus sama kakak gue karena udah ngerusak dia!"

Gema ngusir ane dengan penuh amarah. Ane pun pasrah menerimanya. Ane pake lagi baju ane, lalu pamit pulang sama Mitha yang masih nangis. Ane pun pulang dari rumah itu.

Entah apa yang terjadi diantara mereka setelah ane pergi. Ane harap Gema mau maafin Mitha dan merahasiakan semuanya dari orang tua mereka.

Hari itu adalah hari ter apes dalam hidup ane. Ane pulang dengan wajah bonyok dan hidung berdarah. Emak dan Bapak ane langsung panik liat keadaan ane yang babak belur pas nyampe rumah. Ane pun langsung dibawa ke klinik buat berobat.

Ane terpaksa nyari alasan yang masuk akal biar orang tua ane gak curiga. Ane bilang udah ketabrak mobil pas mau nyeberang jalan.

...

Setelah kejadian itu, kehidupan ane menjadi miris dan tak bergairah. Ane selalu ngelamun dan gak merasa bahagia. Bahkan Lita sekalipun gak bisa membuat ane tersenyum.

Ane cuman bisa liat Mitha dari kejauhan. Matanya tampak sembap dan ia menebar senyum seperti biasa kepada teman-temannya. Donnie pun merasa curiga sama Mitha yang bermata sembap. Ia mulai menerka-nerka sebabnya.

"Do... kamu kenapa sih akhir-akhir ini ngelamun mulu?" tanya Lita.

"Enggak juga ah, kamu mah ngarang aja!" ane ngeles.

"Udah hampir sebulan kamu gak bergairah, kamu mikirin apa sih?"

"Enggak Lit, aku gak mikirin apa-apa"

"Hadeuuuuh! Yaudah nanti pulang sekolah ke rumahku yuk!"

"Makasih Lit, tapi enggak"

"Ayolah, aku punya suatu barang yang bisa bikin kamu relaks"

"Film BF? Enggak ah, aku bosen"

"Bukan"

"Apa atuh?"

"Udah ikut aja"

Ane ngikut aja keinginan Lita. Sepulang sekolah, ane mampir ke rumahnya yang selalu sepi.

Lita ngajak ane ke kamarnya, ia kemudian ngambil sesuatu dari laci. Dia ngelemparin sebungkus rokok rasa mentol tepat ke jidat ane.

"Kamu ngerokok Lit?"

"Iya Do, yuk kita ngudud bareng"

"Aku belum pernah ngerokok Lit"

"Boong kamu! Aku pernah liat kamu sama temen temen yang lain ngudud di kantin belakang"

"Itu cuman ikut-ikutan doang Lit, biar solider sama temen"

"Sekarang juga kamu ngudud atuh, biar solider sama aku... aku kan pacarmu hehe"

"Cih!!"

"Kenapa anjing?"

"Enggak"

"Kamu gobl*k!"

"Kamu juga"

Lita memasukan sebatang rokok ke mulut ane dengan paksa, lalu ia menyalakan korek api. Rokok pun menyala dan ane mulai menghisap asap yang keluar dengan aroma mentol. Lita juga ikutan nyalain rokoknya setelah ane.

Perlahan, pikiran ane yang lagi kacau dan bergejolak menjadi tenang dan relaks. Lita menghembuskan asap rokok yang dihisapnya ke muka ane, ane pun membalasnya.

Gak kerasa, sebatang udah abis, ane nyalain batang kedua. Ane bbene-bener menikmati aroma tembakau dan daun mentol itu Gan/Sis.

"Do, kamu itu kenapa sih? Kok prestasi kamu di kelas jadi jeblok, kalo aku sih udah dari awal jeblok, tapi kamu kan awalnya pinter, kok sekarang jadi samaan kayak aku?"

"Hmmm... aku gak bisa cerita Lit, ini masalah pribadi"

"Biar kutebak, pasti kamu lagi masalah sama Mitha kan? Kamu berantem?"

"Anjiiir!! Kok kamu bisa tau Lit?"

"Hahaha... kamu itu bolot banget ihh, aku cuman bercanda, eh ternyata emang bener ya tebakanku"

"Geblek! Kamu jebak aku ya?"

"Enggak juga hehe... kamu kenapa sama Mitha?"

"Malu ah Lit, kamu bakalan marah kalo denger cerita aku"

"Enggak kok Do, aku sekarang gak marah sama kamu, padahal aku tau lho kalo kamu masih hubungan sama dia kan?"

"Kamu tau darimana sih?"

"Tau deh, aku emang pacarmu tauuk! Tapi kamu sukanya sama Mitha terus, sama aku mah kagak"

"Perasaanku susah dipaksain Lit"

"Gimana dong caranya biar perasaanmu mau menerima aku?"

"Hmmm... aku gak tau Lit, aku bingung"

Tiba tiba Lita nyosorin bibir ane. Kita berciuman di atas lantai. Saking mesranya ciuman kita, Lita sampe ngeremesin monster shukaku ane di kandangnya.

"Apa itu cukup?"

"Enggak Lit"

Dia lalu membuka kerudungnya, lalu ngibasin rambut panjang berwarna blonde nya ke muka ane. Aroma parfumnya menyengat ke hidung ane.

"Apa aku kurang cantik ya?"

"Cantik kok Lit, kamu cewek paling cantik di kelas"

"Tapi kalo dibanding Mitha, aku masih jelek ya? "

"Jelek banget Lit, bahkan sama adiknya sekalipun"

"Nah itu dia masalahnya Do! Kamu udah terhipnotis sama Mitha, padahal kalo kamu sedikit aja pake hati nurani, kamu pasti suka sama aku"

"Aku berusaha kok Lit, aku berusaha suka sama kamu"

"Apa berhasil?"

"Ya dikit sih"

"Alhamdulillah, gak apa-apa dikit juga, nanti juga nambahin, kalo misal kamu suka sama akunya udah banyak, kita ngewe"

"Gak mau ah Lit, itu dosa"

"Lha, kok kamu berubah pikiran? Bukannya kamu pengen ngewe aku?"

"Ya itu dulu, tapi sekarang gak mau, aku takut dosa"

"Hahaha... Dodo! Dodo! Kamu mah gak konsisten"

Ane begitu menikmati momen siang itu di rumah Lita. Kita ngobrol ngalor ngidul sambil gak berhenti ngerokok. Mulai dari kejadian itu, ane mulai doyan menghisap tembakau.

Lita emang nyaman banget kalo diajak ngobrol, dia juga peduli sama ane dan baik banget. Tapi dia juga ngasih ane beberapa pengaruh negatif dalam hidup kayak ngerokok, nonton film bokep dan ciuman.

Ane jadi kecanduan dengan tiga hal tersebut di atas Gan/Sis. Ane seneng banget ngelakuin hal itu karena bikin hati ane seneng. Untungnya ane dan Lita gak pernah ngeseks, coba kalo pernah? Pasti ane bakalan kecanduan seks bareng Lita.

Hari demi hari berlalu dan ane lewati tanpa bertemu Mitha. Bahkan untuk sekedar ngobrol pun kita gak punya kesempatan. Sampe masa ujian tengah semester genap tiba.

Ane bener-bener hancur ketika melewati ujian itu. Ane sama sekali gak bisa konsen belajar. Ane terus mikirin kejadian itu. Ane pengen banget ketemu Mitha dan ngobrolin tentang kejadian itu. Ane pengen tau keadaan dia, Gema dan orang tuanya. Apakah Gema ngaduin masalah itu sama ibu bapaknya?

Suatu hari ketika jam istirahat, ane duduk santai sambil minum es teh di depan kelas. Kebetulan ada segerombolan cewek lewat di depan ane. Salah satu cewek itu adalah Mitha. Ane berusaha tetap cuek biar gak memancing kecurigaan temen-temen ane.

Ketika dia tepat ngelewatin ane, dia ngejatuhin kertas yang digulung. Waktu itu ane langsung ngeh kalo kertas itu berisi pesan buat ane. Maka, ane pun langsung ngambil kertas itu secepat kilat dan menyimpannya di saku.

Ane mendadak pergi ke toilet untuk ngebuka kertas itu katena takut ketahuan sama temen-temen. Apalagi Donnie dan Andre selalu nimbrung di sekitar ane. Donnie masih berharap bisa pacaran sama Mitha.

'R. Alat, GOR, 2 PM' begitulah tulisan Mitha dalam kertas itu. Dia pengen ketemuan sama ane di GOR sekolah pas jam sepulang sekolah.

Ane mendadak semangat lagi nih Gan/Sis, untuk pertama kalinya semenjak kejadian nahas itu, dia ngajak ane ketemu. Hati ane langsung sumringah dan ane semangat dalam ngikutin pelajaran sampe jam pulang.

Ketika bel pulang bunyi, ane langsung melesat keluar kelas. Lita pun berusaha ngejar ane, namun ia tak sanggup mengejar ane.

"Do... kamu mau kemana?" tanya Lita sambil lari di belakang ane.

"Aku mau ke toilet Lit, jangan kejar aku, pulang sana!"

"Anjiir!! Kenapa kamu gak bilang dulu sih!"

Lita pun berhenti ngejar ane, dia kemudian berbalik arah untuk pulang. Ane berhasil ngibulin dia. Sebelum masuk ke GOR, ane celingak celinguk dulu ke sekitar. Ane takut ada orang yang ngintip. Setelah di rasa aman, ane menyelinap masuk ke sana. Pintu GOR gak pernah dikunci, makanya sangat mudah masuk ke sana.

Suasana di dalem sangat sepi. Hari itu gak ada siswa yang olahraga di sana. Ane jalan cepat menuju ruang peralatan yang berada di belakang tribun timur. Ruang itu sangat sepi dan gelap karena jarang ada orang yang masuk ke sana.

Pas ane buka pintu ruang itu secara perlahan, sesosok cewek berambut panjang muncul dari kegelapan. Awalnya ane kaget karena ngira cewek itu kunti, tapi ternyata dia adalah Mitha.

Tanpa banyak basa basi kita langsung pelukan sambil ciuman. Saking rindunya perasaan kita, ane tak sadar meremas remas toket Mitha yang berukuran jumbo.

Abis puas ciuman, kita pun duduk di atas matras yang bertumpuk.

"Dodo"

"Mitha, aku kangen"

"Sama Do, alhamdulillah kita bisa ketemu lagi"

"Iya Mit, kamu apa kabar?"

"Alhamdulillah baik Do, kalo kamu?"

"Aku mah sakit Mit"

"Sakit apa?"

"Sakit hati karena gak bisa ketemu sama kamu"

"Kalo gitu, hatiku juga sama Do, semua ini gara-gara si Gema"

"Kabar dia gimana? Apa kamu udah baikan sama dia?"

"Ya udah sih, dia baik aja kok, sekarang dia mau ikutan ujian nasional"

"Maafin aku ya Mit, gara-gara aku, kamu jadi berantem sama Gema"

"Kamu gak salah apa-apa Do, aku yang salah karena udah ngajak petting"

"Aku juga salah Mit, karena aku gak nolak kamu"

"Udah Do, gak usah dibahas lagi, toh kejadian itu udah lama"

"Iya Mit, ngomong-ngomong, pas aku pulang, kamu sama Gema gimana aja?"

"Aku berantem sama dia, walaupun dia jago karate, tapi tetep aku bisa ngalahin dia, aku berusaha ngomong sama dia buat jelasin segalanya"

"Kamu ngomong apa aja sama dia?"

"Aku jelasin isi hatiku semuanya Do, aku juga manusia normal sama kayak yang lain, aku juga punya perasaan suka sama cowok, aku bukanlah anak yang sempurna, aku pengen bahagia, aku bilang sama Gema kalo selama ini aku iri sama dia"

"Kenapa harus iri Mit? Kamu di atas segalanya bagi Gema"

"Karena itulah aku iri Do, si Gema itu gak dituntut jadi yang terbaik, dia bebas mau ngelakuin apapun selama gak melewati batas, dia juga banyak disukai cowok di sekolahnya, dia sering gonta ganti pacar dan ngajak pacar ke rumah, sedangkan aku mah cuma belajar dan belajar, aku juga gak pernah pacaran"

"Apa orang tuamu memaksa kamu untuk sempurna?"

"Enggak Do, tapi aku lah yang memaksa diriku jadi sempurna"

"Kenapa Mit? Kenapa kamu begitu?"

"Aku pengen keluar dari kemiskinan ini Do, aku pengen ngangkat derajat orang tuaku, bapakku kerja banting tulang jadi guru honorer di SD swasta, pastinya gaji kecil banget, makanya sehabis ngajar, bapakku suka narik ojek sampe magrib buat nambah penghasilan, sedangkan ibuku jualan sayur di warung, ibuku jarang tidur karena malem harus ke pasar buat beli sayuran yang mau dijual... aku pengen ngebahagiain mereka Do, aku pengen mengubah nasibku, bapakku bilang dia gak sanggup nguliahin aku, makanya aku berjuang setengah mati biar bisa dapet beasiswa kuliah gratis, alhamdulillah... aku berhasil dapet beasiswa itu, aku keterima di Universitas Indokarr jurusan biologi"

"Alhamdulillah, kamu keterima di UI, tapi kok malah biologi? Bukannya kamu dulu pengen ke kedokteran?"

"Berat Do, bapakku tetep gak sanggup kalo aku ke kedokteran"

"Bukannya gratis?"

"Iya sih kuliahnya gratis, tapi perlengkapan buat kuliahnya ya tetep pake biaya Do"

"Hmmm iya juga ya, jadi dokter itu emang mahal"

"Sebenernya jurusan biologi juga bapakku masih bilang gak sanggup karena harus ngebiayain aku di Jakarta"

"Aduh gimana atuh? Apa kamu punya solusi?"

"Paling aku kerja Do, kuliah sambil kerja maksudku"

"Iya betul, kamu harus berjuang lebih keras lagi Mit"

"Tapi aku bingung kerja apaan ya? Apa kamu ada ide?"

"Apa ya, paling jadi pelayan toko atau SPG rokok"

"Iihhh!! Gak mau ah! Emang aku cewek apaan?"

"Lha itu kan kerja halal Mit, kenapa gak mau?"

"Aku gak mau jadi SPG rokok, nanti digodain om-om hidung belang, SPG rokok kan harus berpenampilan seksi"

"Hmm... iya juga ya, kalo gitu, gimana kalo kamu jadi guru privat aja"

"Wah ide bagus tuh Do"

"Iya lah, kamu bisa jadi guru privat buat anak SMP dan SMA, lumayan tuh bayarannya, apalagi di Jakarta, pasti banyak yang butuh jasa itu"

Obrolan kita pun semakin dalem siang itu. Mitha cerita kalo Gema akhirnya luluh setelah dia bilang kayak gitu. Gema mau memaafkan dirinya dan merahasiakan kejadian itu kepada orang tuanya.

"Do, berkat kamu, semangat belajarku meningkat"

"Ah masa sih, Mit?"

"Iya Do, aku jadi seneng karena hatiku udah gak hampa, apa lagi pas abis kita petting tuh, hahahaha"

"Hadeuuuh, bener kata adikmu, kamu jadi rusak gara-gara aku"

"******! Rusak apaan Do? Yang ada aku malah jadi di upgrade sama kamu"

"Iya deh, kamu jadi lebih pinter, tapi emang bener Mit?"

Ane masih ragu nih sama omongan dia, tapi Mitha langsung ngeluarin hasil UTS nya yang baru dibagikan minggu kemarin dari dalam tas nya. Ane langsung terbelalak dan terhenyak liat barisan nilai-nilai ujian Mitha. Rata-rata di atas 95 Gan/Sis. Paling kecil adalah pelajaran Bahasa Indonesia yang dapet nilai 80.

Kalo nilai-nilai ane malah kebalikan dari nilai Mitha. Rata-rata ane dapet nilai 55. Satu-satunya pelajaran yang nilainya paling gede adalah Bahasa Indonesia yaitu 80.

"Do, kok nilai-nilai kamu hancur gitu sih? Kamu gak bisa gitu atuh?"

"Abisnya aku stres semenjak ke gep sama Gema, aku jadi kepikiran terus, apalagi sejak itu kita gak saling ngobrol, bahkan aku cuman bisa liat kamu dari kejauhan"

"Kenapa kamu gak dateng ke rumahku aja Do?"

"Aku takut Mit"

"Kamu taku sama si Gema?"

"Iya, aku juga takut kalo ibu dan bapakmu tau"

"Hadeuuuh Dodo, kamu mah ih penakut banget, si Gema mah gak usah dipeduliin, dia mah cuma iri sama aku"

"Hah!! Iri gimana? Bukannya kamu yang iri sama dia tadi?"

"Kita sebenernya saling iri Do, dia iri karena aku punya pacar kayak kamu dan dia juga iri karena nyangkanya kita udah ngewe bareng"

"Emang dia pengen ngewe juga?"

"Iya Do"

"Tapi kan kita juga belum ngewe kali Mit, kan titit aku gak dimasukin, cuman digesek sampe keluar"

"Ya sama aja kali, Do! Di buku yang aku baca, petting itu masuk ke dalam kategori hubungan seks, tapi tanpa penetrasi, tujuan seks kan buat mencapai kepuasan Do, dan aku puaaaaaaaas banget waktu itu"

"Ooh gitu, kenapa atuh si Gema malah iri, dia kan disukai banyak cowok, pasti dia juga punya pacar?"

"Nah itu masalahnya, dia gak mau ngelakuin itu sama pacarnya, dia pengen pacar yang tipenya kayak kamu gini"

"Ooh, dia suka yang ganteng yah, hehehe"

"Bukan geblek! Tapi polos dan mau diajak apapun, hahahaha"

"Emang aku polos gitu?"

"Iya lah Do, kamu polos banget, kamu mau maunya disuruh apa-apa sama cewek"

"Yaelah, aku emang gitu orangnya Mit, suka kasihan, apalagi sama orang yang aku cintai"

"Cih!! Dasar gombal"

Hati ane akhirnya ngerasa lega kembali setelah tau kalo gak ada pemasalahan serius antara Mitha dan Gema. Kondisi di rumahnya pun masih kondusif karena sejauh ini Gema masih menyimpan rahasia.

"Do, aku kengen petting lagi sama kamu" bisik Mitha.

"Jangan ah Mit, dosa! Sekali aja udah cukup"

"Gak apa-apa Do, kan enak, lagian dosanya kan bareng jadi nanggungnya juga bareng, hehehe"

"Hadeuuh, kamu udah gak waras nih! Kalo mau masuk neraka, jangan ajak-ajak aku atuh!"

"Hahahaha... kamu lucu Do"

"Aku bukan Komeng kali, emang apa yang bikin kamu jadi gak waras gitu?"

Tiba tiba Mitha meremas selangkangan ane, lalu ia nyosor nyiumin bibir ane. Dia terus meremas-remas monster shukaku piaraan ane sampe akhirnya berdiri tegak.

"Aduh Mit! Jangan remes titit aku atuh!"

"Emang kenapa?"

"Takut keluar Mit"

"Biarin Do, aku suka pas liat titit kamu ngeluarin mani, hehehe"

"Kamu bener-bener gila Mit!"

"Kamu yang bikin aku gila Do, dan tentunya titit kamu ini"

Mitha membuka resleting celana ane, lalu ia memasukan tangan kedalamnya untuk mencari monster shukaku. Dia lalu mengeluarkan piaraan ane itu keluar. Tampak monster shukaku berdiri perkasa di hadapan Mitha.

"Do, petting lagi yuk!"

"Aduh Mit, jangan disini!"

"Aku kunci pintu gudangnya dulu ya"

Anjir! Mitha bener-bener udah nekat nih, dia ngunci pintu ruang peralatan dari dalem. Abis itu dia nyamperin lagi ke ane. Dia melorotin celana dalamnya yang berwarna putih di hadapan ane.

"Mitha! Kamu serius?"

"Kamu pikir aku bercanda?"

"Tapi, aku takut! "

"Dodo! Udah deh, kalo kamu masuk neraka, maka aku akan menemanimu"

"Anjir!!"

Dia ngambil sebuah matras, lalu dia nyuruh ane berbaring di atasnya. Ane pasrah dan nurutin aja kemauan dia. Ane berbaring di atas matras.

Mitha membuka celana ane, lalu dipelorotin sampe kebuka semuanya. Ia kemudian mulai mengocok monster shukaku, lalu ia pun menyingkapkan rok nya sampe alat kelaminnya yang berbulu lebat terlihat.

Tanpa banyak basa basi, kita langsung melakukan petting. Mitha gosokin permukaan meki nya di atas monster shukaku. Anjiir!! Ane ngerasa keenakan lagi, apalagi pas bagian selangkangan.

Tak cuma petting, kita juga berciuman mesra. Kali ini Mitha udah agak jago memainkan perasaan ane. Dia gak langsung goyangin pantatnya dengan cepat, sehingga menunda rasa orgasme buat ane.

"Do, aku udah gila Do, aku udah gak inget apa-apa lagi sekarang, aku pengen cuma sama kamu, aku pengen menyatu sama kamu"

"Aku cinta kamu Mit"

Mitha mulai merasa kegerahan karena gudang itu sangat pengap. Dia membuka baju seragamnya lalu mengeluarkan aset berharganya di depan ane.

"Kamu kegerahan Mit?"

"Iya Do, apa kamu sama?"

"Iya, buka baju aja atuh, nanti bisa kena keringat"

"Hayuk!"

Kita menghentikan sementara aksi petting untuk buka baju. Kita berusaha agar baju seragam tetap bersih dan rapi. Mitha gantungin bajunya di gagang pintu, sementara ane menyimpan baju di atas rak bola basket.

Setelah kita sama sama bugil, kita lanjutin aksi petting di atas matras. Mitha meminta ane buat jilatin lagi mekinya. Ane dengan senang hati menuruti kemauannya. Mitha pun berteriak lepas dan bahagia ketika klitorisnya ane emut-emut.

Abis gairah Mitha semakin memuncak, kita lanjut lagi main petting. Mitha semakin agresif, ia menggoyangkan pantatnya dengan cepat. Anjir! Goyangan Mitha sangat luar biasa, pemukaan mekinya yang udah becekparah bergesekan dengan monster shukaku. Toketnya yang kolosal, bergoyang maju-mundur mengikuti arah gerk tubuhnya. NAne langsung meremas kedua toket tu, lalu ane hosap sekencangnya.

"Aaaahhh....ahhh...Dodo... ahhh... kenyot Do susuku!"

Putingnya yang berwarna merah muda tampak sangat keras. Ane terus menghisapnya. Kerigat pun mulai bercucuran. Mitah ngajak ane ciuman. Kedua bibir kuta udah saling berpagut. lidah kita saling menari nari keindahan dan air liur kita udah banjir kemana mana.

"Ah, aku mau keluar Mit?"

"Aku juga Do"

Dan akhirnya, alat kelamin kita ngeluarin cairan dalam jumlah banyak. Kalo ane ngeluarin cairan putih kental sedangkan Mitha ngeluarin cairan bening dan encer. Tubuh Mitha melenting sambil mekinya menyemburkan cairan cinta. Dia kemudian rubuh di atas tubuh ane. Kita pelukan dan lanjut ciuman di atas matras. Rasanya sangat melelahkan Gan/ Sis. Kita bermandikan keringat dicampur cairan cinta yang keluar dari alat kelamin kita masing-masing.

"Do, apa kita bisa kayak gini terus?"

"Tergantung kamu sih"

"Kenapa tergantung aku?"

"Ya, kalo kamu mau kayak gini terus berarti kita harus sering bertemu, tapi kan sekarang keadaannya beda, aku gak mau petting di tempat kayak gini"

"Iya Do, kamu ke rumahku aja"

"Aku masih takut Mit, sama adikmu"

"Alah, kamu mah dasar! Yaudah di rumah kamu gimana?"

"Susah Mit rumah aku mah, mamahku dan adikku pasti tau"

"Bingung deh, kao ke hotel mana sanggup aku nyewanya, paling satu satunya tempat aman ya di sini"

"Jangan disini Mit, kotor banyak debu"

"Terus gimana atuh?"

"Nanti kita pikirin bareng bareng Mit"

Kita gak langsung keluar dari gudang itu. Ane dan Mitha masih terus bermesraan sampe azan ashar terdengar. Udah saatnya bagi kita untuk pulang. Kita pake baju kembali, lalu keluar dari gudang.

Kita berpisah di gerbang sekolah, Mitha jalan lebih dulu ke halte angkot, sedangkan ane belakangan. Kita gak mau ada orang yang liat kita jalan bareng.

...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd