Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kisah Clara Part II

Aku pun melanjutkan makanku bersama mama. Mama masih saja terus menceritakan dan memuji pak rt, dia tidak tau apa yang dilakukan pak rt ke anaknya. Tapi aku tetap mendengarkan setiap ucapannya, setidaknya aku bisa mengurangi bebannya sedikit.

Pagi ini adalah hari pertama aku masuk sekolah lagi. Jam 5 pagi aku sudah terbangun, karena jarak kesekolah yang cukup jauh dari rumah dan aku masih harus berjalan kaki untuk bisa sampai kesekolah. Aku memakai seragam dari sekolah lamaku, aku tidak ingin membeli seragam yang baru karena hanya tinggal tiga bulan lagi aku lulus sekolah.

"Eh pagi pagi gini anak mama sudah siap aja" ucap mama yang sedang mencuci piring dibelakang. Aku dari pintu kamar dapat melihat mama didapur, karena rumah yang sekarang aku tinggalin hanya berbentuk kotak, sehingga dari pintu masuk rumah dapat langsung melihat seluruh isi rumah



"Iya ma, kan sekolah clara agak jauh" timpalku

"Iya kemarin mama jalan kaki, 1jam baru sampai" ucap mama menyetujui

"Lumayan jauh juga ya ma" ucapku sedikit kaget

"Iya jauh, tapi clara pelan pelan aja jalannya, pemandangannya bagus kok, masih banyak pohon sama sawah" ucap mama memberiku semangat

"Clara berangkat dulu ya" ucapku sambil mengikat tali sepatu

"Loh gak sarapan dulu clara" ucap mama dari arah dapur

"Gak perlu ma, clara gak lapar" ucapku sembari membuka pintu, berjalan keluar rumah


Disaat langit masih gelap kebiruan, jam 5.50 aku mulai berangkat ke sekolah. Aku melihat sekelilingku belum banyak aktifitas hanya ada beberapa orang yang sudah mulai menyapu halaman rumahnya. Perlahan aku mulai berjalan menjauh dari rumah, mengikuti jalan setapak berbatu yang agak menanjak. Aku ingat arahan dari mama, setelah aku melewati jalan setapak, aku bakal ketemu jalanan beraspal. Aku hanya perlu mengikuti jalan itu karena sekolahku tepat berada diujung jalan

Aku berjalan sambil melihat kanan kiri, ternyata benar kata mama, disepanjang jalan terdapat banyak sawah yang hijau, berbeda dari tempat tinggalku yang dulu, yang hanya ada gedung gedung tinggi saja. Tidak terasa sudah 1 jam lebih aku berjalan, aku baru menyadari ternyata jalanan ini cukup sepi, hanya sesekali ada warga yang membawa rumput dengan sepedanya

"Ah mungkin itu sekolahku" ucapku dalam hati, ketika melihat bangunan putih yang cukup tinggi disebelah kanan jalan

Aku melihat ternyata banyak murid murid sekolah yang datang dari arah berlawanan dengan ku, ternyata banyak murid yang berasal dari desa sana, sedangkan dari desa tempatku tinggal hanya aku seorang, pikirku.

Ketika sudah mendekati gerbang sekolah, aku melihat kalau rok murid perempuan semuanya panjang hingga mata kaki, berbeda dari rokku yang hanya sebatas lutut saja. Dengan percaya diri, aku masuk kedalam pagar sekolah, aku melihat ada beberapa guru yang berdiri dipinggir lapangan, dan semua murid yang baru datang pada menyalami mencium tangan guru guru itu. Ini agak aneh karena sekolahku dulu tidak seperti itu. Aku pun berjalan menuju guru guru itu, aku ikut menyalami mereka menirukan murid murid yang lain

"Eh kamu anak pindahan itu ya" ucap salah satu guru laki laki, ketika aku bersalaman dengan dia

"Ehmmmm iya pak" ucapku ragu

"Iya saya sudah dikabari sama kepala sekolah kalau hari ini ada murid baru, perkenalkan saya bambang yang akan menjadi wali kelas kamu" ucapnya menjelaskan

"Nama kamu siapa" tanyanya sambil terus saja menggenggam tanganku

"Ehmmm clara pak" ucapku sambil tersenyum

"Ehh bambang, itu tangan dilepas jangan digenggam terus, mentang mentang cantik" celetuk guru lain yang melihat

"Eh eh sorry clara, bapak lupa, bapak terlalu bersemangat, soalnya sangat jarang ada murid pindahan dipenghujung semester" ucapnya sambil melepaskan genggaman tangannya

"Yuk ikut bapak ke kelas kamu" ucap pak bambang sambil berjalan membelakangi ku. Aku berjalan mengikuti pak bambang, kami melewati beberapa kelas, ternyata baru aku sadari kalau sekolah ini juga terdapat murid SMP juga walaupun sedikit. Aku mengikuti pak bambang menaiki tangga karena kelas ku terletak dilantai 2

"Masuk aja clara jangan malu" ucap pak bambang menyemangatiku. Dengan perlahan aku masuk kedalam kelas mengikuti pak bambang, ternyata didalam kelas sudah ramai orang

"Pagi anak anak, cepat kembali ketempat duduk masing masing" ucap pak bambang memecah keributan yang ada dikelas

"Kalian ini buat malu aja, ini ada murid baru yang bakal menjadi teman kalian sampe lulus nanti. Coba perkenalkan diri dulu" ucap pak bambang

"Halo, namaku Clara aku pindahan dari sekolah *****" ucapku singkat

"Waahhh pindahan dari kota nih, asik punya temen orang kota, gak kaya temen gua kampungan semua" ucap salah satu murid yang duduk didekat jendela

"Huuuuusss jangan buat malu", "clara kamu duduk disamping bagas ya, karena cuman dia yang duduknya sendirian, yang lain sudah ada pasangan" ucap pak bambang menyarahkanku duduk dikursi bagian depan dekat dengan pintu, akupun duduk dikursi yang dimaksud

Dengan sedikit canggung aku pun duduk disamping anak laki laki itu

"Bagas" ucapnya menyebutkan nama

"Clara" ucapku membalas dengan sedikit senyuman

"Baik anak anak, buka buku ipsnya halaman 345, clara kamu bukunya bagi dua sama bagas ya" ucap pak bambang

"Nih clara" ucap bagas mengeserkan buku nya hingga buku nya terletak diantara kita

"Makasih" ucapku singkat

30 menit sudah pak bambang menjelaskan materi pelajaran, cuman aku tidak begitu memperhatikannya, aku hanya melamun sambil sesekali melihat sekeliling kelas. Yang bikin aku merasa aneh kenapa sering sekali adik kelas lewat didepan pintu sambil sesekali tersenyum kearahku


"Bagas aku mau tanya" ucapku berbisik sambil memiringkan kepalaku

"Iya kenapa clara"

"Itu kok banyak banget adik kelas yang senyum senyum ke arahku ya" ucapku bingung

"Hah perasaan kamu aja kali" ucap bagas sambil mengarahkan matanya melihat kearah pintu. Tiba tiba bagas menurunkan kepalanya kebawah meja melihat kearah rokku. Dengan sigap aku menutup rokku dengan tangan

"Apaan sih bagas" ucapku sambil memukul punggungnya

"Hehehe aku tau kenapa banyak yang senyum senyum" ucapnya sambil tersenyum juga

"Kenapa" ucapku penasaran

"Rok kamu kebuka dari tadi, kalau duduk itu kakinya yang rapat jangan ngangkang, meja disekolahan ini gak ada penutup depannya, jadi orang dari jauh bisa liat celana dalam kamu clara, lagian rok kamu pendek banget sih clara" ucapnya menjelaskan

"Aaaahhhh masa" ucapku kaget sambil merapatkan kedua kaki

"Iya, mau bukti, pasti kolor yang kamu pake warna nya putih" ucapnya sambil tersenyum



"Ehhmmmm iya sih" ucapku malu hingga muka ku agak memerah. Setelah kejadian itu, sepanjang hari kakiku tetap aku rapat kan, hanya sesekali aku lebarkan agar udara dapat masuk kedalam rokku


TENG TENG TENG TENG, jam 3 sore bell pulang pun berbunyi


"Ok anak anak, waktunya sudah habis, silahkan kumpul latihan kalian kedepan" ucap pak bambang

"Clara nanti kamu ikut keruang guru dulu, sekalian bawa buku latihan ini keruang guru" ucap pak bambang pergi keluar kelas, dengan sigap aku mengambil tumpukan buku yang ada diatas meja dan mengikuti pak bambang sampai ke ruang guru

Sesampainya di ruang guru, yang letaknya ada dilantai 1, aku melihat banyak sekali guru yang duduk dimeja nya masing masing

"Oh ini anak baru itu ya pak" ucap salah seorang guru perempuan

"Iya baru masuk hari ini, sini clara duduk disebelah saya" ucap pak bambang sambil menarik satu kursi untukku. Aku pun duduk di sebelahnya sambil meletakkan buku latihan yang aku bawa dari kelas

"Ada apa ya pak saya dipanggil kesini" ucapku bingung

"Gini clara, kamu tau kan kalau kamu masuk kesini menggunakan jalur subsidi bantuan sekolah" ucap pak bambang menjelaskan

"Ah kurang tau saya pak" ucapku

"Loh ibu kamu gak kasih tau ya, kamu itu disini pake subsidi sekolah, saya yang bantu ibu kamu untuk menjelaskan kepada kepala sekolah" ucapnya bangga

"Gak pak, saya belum dikasih tau soal itu" ucapku yang masih bingung

"Nah maka dari itu clara, sesuai peraturan yang ada, murid yang dapat subsidi harus membantu wali kelasnya, salah satunya membantu mengecek jawaban latihan ini clara" ucapnya

"Oh gitu ya pak" ucapku baru paham

"Iya clara, ini kunci jawabnya tolong kamu periksa"

"Baik pak" ucapku yang mulai mengkoreksi setiap jawaban
___________________________________

"Clara kamu ini dulu tinggal dikota apa sih" ucap pak bambang memecahkan konsentrasiku

"Dari kota ******* pak" ucapku sambil terus fokus mengkoreksi jawaban

"Ohhh pantes kamu putih banget, disitukan ceweknya putih putih semua" ucap pak bambang heran

"Ah gak juga kok pak, perasaan bapak aja kali" ucapku seenaknya sambil terus melanjutkan aktifitasku


"Clara kamu cantik banget, mau gak jadi istri bapak nanti setelah lulus" bisik pak bambang ditelingaku

"Ha maksudnya gimana pak" ucapku kaget

"Iya clara, bapak ini sudah umur 40 tahun tapi belum ketemu jodoh yang pas, sejak tadi pagi ketemu kamu bapak jadi suka" ucapnya sambil memegang tanganku yang masih menggenggam pena

"Sadar pak, clara masih umur 18 tahun" ucapku kaget sambil menepis tangannya

"Didesa ini wajar kok, malah banyak anak gadis yang baru lulus SMA langsung nikah, biar mereka tidak membebani orang tua mereka" ucap pak bambang sambil mengelus ngelus pahaku yang masih tertutup rok

"Lepas pak jangan kayak gitu, malu kalau diliat guru lain" ucapku memelankan suara

"Makanya kamu harus mau nikah sama bapak, kan beberapa bulan lagi kamu lulus, ingat bapak yang sudah bantu mamamu agar kamu bisa bersekolah disini" ucap yang masih saja terus meraba raba pahaku ini

"Iya pak saya tahu, tapi tolong jangan seperti ini, clara belum mau nikah, masih banyak impian yang mau clara kejar" ucapku sambil menahan tangannya

"Kalau kamu gak mau, ya sudah besok gak usah datang sekolah lagi, kamu gak tau sesusah apa saya ngomong mengusahakan kamu agar bisa dapat subsidi disini" ucap pak bambang mengancamku

"Ehmmm iya pak, tapi clara belum bisa jawab sekarang" ucapku seenaknya setidaknya agar pak bambang lebih tenang

"Ya sudah bapak terima, tapi sebagai ganti dari jawaban kamu, bapak mau lihat daleman yang hari ini kamu pakai" ucapnya tanpa basa basi

"Ha maksudnya pak"

"Iya sebagai bukti keseriusan kamu sama bapak, bapak mau lihat bh sama kolor yang sekarang lagi kamu pakai clara"

"Jangan aneh aneh pak, disini banyak guru lain, malu kalau dilihat orang" ucapku berusaha menyadarkan pak bambang

"Ya kamu jangan berisik, cukup kamu menghadap ke saya, angkat rok kamu sampai kolor yang kamu pakai kelihatan" ucapnya sambil mencoba menarik rokku keatas

"Tapi pak, jangan seperti ini juga" ucapku sekali lagi dengan suara berbisik

"Atau mau bapak minta yang lebih aneh lagi, buruan buka sebelum guru yang lain lihat" ancamnya. Akhirnya mau tak mau aku menggeserkan kursiku menghadap pak bambang, dengan perlahan aku menaikkan rokku hingga seluruh celana dalamku dapat terlihat dengan jelas



"Sudah kan pak" ucapku ingin cepat cepat menutup kembali rokku

"Eh tunggu dulu, bapak belum selesai melihatnya" ucapnya sambil terus memandangi celana dalamku dengan seksama

"Ternyata memang benar sesuai dugaan bapak, seksi sekali bagian bawah kamu ini clara" ucapnya sambil menyelus nyelus bagian depan celana dalam ku

"Loh pak kok di pegang kan permintaan bapak tadi bukan itu" ucapku sambil menepis tangannya

"Aduh maaf clara bapak kelepasan, maafin bapak ya" ucapnya sambil mencium tanganku

"Sekarang buka kancing baju kamu, bapak mau lihat bh kamu"

"Tapi sebentar aja ya pak, sama jangan pegang pegang lagi" ucapku

"Iya bapak janji", perlahan aku membuka 3 buah kancing bajuku, yang setidaknya dapat memperlihatkan bh yang sedang ku pakai sekarang



"Wah, kencang banget clara, bapak yang lihatnya masih terbungkus bh aja sudah kagum" ucap pak bambang memuji bentuk badanku

"Sudah ya pak clara tutup lagi" ucapku yang dengan cepat mengancingkan kembali baju ku

"Iya boleh kamu tutup lagi, sebagai jaminan keseriusan kamu dengan bapak, bapak mau kamu setiap hari memperlihatkan daleman yang kamu pakai" ucap pak bambang

"Loh kok jadi berubah pak" ucapku yang masih bingung ini

"Ya terserah kamu clara, kalau kamu nolak berarti kamu keluar dari sekolah ini" ucapnya mengancamku lagi sambil tangannya terus saja mengelus ngelus pahaku

"Baik pak" ucapku mengiyakan

"Bagus itu baru murid yang pintar" ucapnya sambil mengelus rambutku

"Kalau gitu clara ijin pulang dulu, sekarang sudah jam 4 sore" ucapku sembari meninggalkan pak bambang dimejanya

________________________________________



Sepanjang perjalanan pulang, mataku hanya bisa berkaca kaca membayangkan kejadian yang baru saja aku alami. Aku pikir dengan aku pindah sekolah, hidupku bakal jauh lebih tenang, tetapi ternyata aku salah.

Perlahan aku berjalan pulang, walaupun masih sedikit syok sama kejadian tadi disekolah. Di pertengah perjalanan pulang, tiba tiba aku merasa kebelet pipis. Aku kebelet pipis mungkin karena tadi ketika pak bambang melecehkanku, aku agak sedikit terangsang yang membuat aku harus menahan cairan vaginaku agar tidak keluar lebih banyak membasahi celana dalamku.

Aku melihat sekeliling, mencari tempat dimana aku bisa mengeluarkan air kencing ku. Yang terlihat hanya hamparan luas sawah yang mengelilingiku, tiba tiba tanpa sengaja aku melihat sebuah gubuk di tengah sawah. Awalnya aku ragu, karena tempatnya yang cukup jauh dari jalan yang sedang aku lalui, tetapi karena aku benar benar kebelet dari pada aku kencing dipinggir jalan mending aku kencing di gubuk itu saja, pikirku.

Dengan perlahan aku melewati jalan setapak yang terdapat ditengah sawah, beberapa kali kakiku hampir tergelincir karena tekstur tanahnya yang lembut. Akhirnya setelah berjalan kira kira 5menit lamanya, aku sampai digubuk. Gubuk ini sudah terlihat agak terbengkalai, atapnya yang terdiri dari dedaunan kering sudah banyak yang berlubang, serta disekeliling gubuk ditumbuhi rumput rumput liar berbulu yang membuat kakiku merasa gatal.

Aku mengelilingi gubuk itu, mencari tempat yang pas untuk kencing. Akhirnya aku memilih untuk kencing dibelakang gubuk itu, karena dibelakang gubuk langsung menghadap kehutan sehingga kemungkinan kecil ada orang yang bisa melihatku

Sambil menoleh kanan kiri memperhatikan sekeliling, dengan ragu aku mulai menaikkan rokku sampai kepinggang. Perlahan aku mulai jongkok sembari menurunkan celana dalamku



Dengan kedua tanganku, aku lebarkan lubang vaginaku, agar air kencingku dapat mengalir dengan lancar



"Aahhhhhhhh" rintihku kaget, ketika bibir vaginaku tertusuk oleh beberapa helai rumput yang ada disekitar gubuk. Dengan posisi setengah perjongkok, aku berusaha menyingkirkan rumput tadi.

"Sssssshhhhhhhhhhhhhhhh, aaaah lega juga akhirnya bisa kencing" ucapku sambil jongkok sembari menunggu air kencing ku selesai menetes

Perlahan aku merasakan kulit disekitar vaginaku agak sedikit terasa gatal. Dengan posisi masih jongkok, aku mencoba menggaruk bagian yang terasa gatal. Awalnya aku berpikir, mungkin digigit nyamuk makanya terasa gatal, tetapi setelah 5menit aku mencoba menggaruknya. Rasa gatal itu bukan semakin menghilang, tetapi semakin jadi hingga rasa gatal itu masuk kedalam lubang vaginaku. Sesekali jariku aku masukkan kedalam lubang vaginaku, agar rasa gatal ini sedikit berkurang

Karena gatal yang tak kunjung hilang, aku mencoba melihat kearah vaginaku.

"Aaahhhhhhhh" teriakku tertahan, aku kaget melihat vaginaku, yang sekarang berwarna merah mudah dan sedikit agak bengkak. Aku bingung apa yang harus aku lakukan, aku tidak mungkin bisa berjalan pulang dalam kondisi seperti ini, karena setiap kali aku mencoba merapatkan kedua kaki ku, rasa gatal itu semakin bertambah parah


Srrrreeeeeeekkkk, tiba tiba aku mendengar rumput yang diinjak. Badanku terdiam, mataku pun langsung tertuju kearah sumber suara itu, ternyata ada seorang laki laki yang berjalan menuju gubuk tempat aku bersembunyi. Aku panik, jantungku berdetak semakin kencang, aku tidak tau apa yang harus di lakukan. Tidak mungkin aku lari kehutan itu, apalagi sekarang hari sudah semakin gelap.

Laki laki itu semakin mendekati gubuk, aku hanya diam mematung dibelakang gubuk berharap orang itu tidak memeriksa kebelakang gubuk

Kreeeeeekkkkkkk, gubuk itu agak bergerak. Ternyata laki laki tadi duduk di dalam gubuk itu. Detak jantungku semakin kencang, aku mematung tidak bergerak sama sekali, karena jika aku bergerak, akan langsung terdengar karena suasana di tengah sawah yang sangat sepi.

Sudah hampir 10menit aku diam tak bergerak, tetapi laki laki itu tidak kunjung pergi. Aku merasakan gatal yang semakin menjadi didalam vaginaku, aku melihat cairan vaginaku mulai mengalir menetes keluar, tanda kalau vaginaku ingin dimasukkan sesuatu agar rasa gatal ini dapat terpuaskan

Karena rasa gatal yang begitu besar, perlahan aku mencoba memasukkan satu jariku kedalam lubang vaginaku

"Sssshhhhhhhhhh" desahku yang tertahan ketika jariku mulai menyentuh bibir vaginaku. Ternyata karena rasa gatal vaginaku menjadi sangat sensitif dengan sentuhan

"SIAPA ITU" teriak laki laki itu dengan suara seraknya. Aku pun kaget dan dengan tangan aku menutup mulutku erat erat. Aku mendengar laki laki itu mulai berjalan mengelilingi gubuk

"Siapa kamu" ucap bapak itu melihat kearahku

"Eeeehhhh anu, gini pak" ucapku terbatah batah, sambil tanganku menarik rokku agar menutupi pahaku

"Ngapain kamu disini" ucap bapak itu yang kutafsir seumuran guruku disekolah

"Eeehhmmm cuman numpang pipis pak" ucapku ketakutan

"Bohong kamu ya, kalau cuman pipis kenapa kaki kamu ngangkang kayak gitu" ucap bapak itu sambil menunjukku. Dengan cepat akupun merapatkan kedua kakiku

"Aaarkkkkkk" tiba tiba suaraku keluar ketika kedua kakiku merapat, aku merasa seperti vaginaku tersetrum aliran listrik

"Enngggak paaakkk saya beneran cuman pipis" ucapku terbata bata karena badanku sedikit bergetar menahan rasa gatal

"Diam kamu disitu" ucap bapak itu sambil menjalan semakin dekat kearahku

"Beneran pak" ucapku kearah bapak itu yang sekarang sedang berdiri tepat didepanku

"Halah gak usah bohong kamu, masih pakai seragam sekolah, pasti mau buat mesum kamu disini" ucap bapak itu membentakku

"Serius pak, ngak pak, tadi saya hanya kebelet pipis saja" ucapku sambil merapatkan kedua tanganku

"Apa buktinya, saya gak percaya sama kamu, buka kakimu kasih liat kesaya kalau kamu habis kencing" ucap bapak itu sambil menedang salah satu kakiku

"Jangan dong pak please, saya gak bohong" ucapku semakin takut

"Terserah kamu, kalau kamu gak mau, saya panggilin warga, kalau kamu sudah mengotori sawah dengan air kencingmu" ucap bapak itu mengancamku

"Ampun pak jangan" ucapku memohon

"Jadi kamu mau buka, atau saya panggilkan warga, biar malu kamu" ucapnya menantangku

"Bbbbuuukkkkaaa aja" ucapku terbata bata

"Cepat!!!!!" Teriaknya semakin kencang. Perlahan aku melebarkan kedua kaki ku. Memperlihatkan lubang vaginaku yang memerah dan agak sedikit bengkak ini

"Liat lubang memek kamu aja banyak cairan lengket gitu, pasti kamu tadi habis mainin memek kamu kan!!" ucap bapak itu sambil matanya menatap kearah vaginaku

"Enggak pak, ini air kencing ku" ucapku meyakinkan

"Diam kamu!!!! Sini saya pegang, kalau itu air kencing, harusnya tidak lengket" ucap bapak itu sambil tangannya berusaha menjamah vaginaku

"Eeehhhmmmmm paaakkk jangaaannn" ucapku menahan bibirku

"Diam kamu!!! Jangan sampai kamu tutup, kalau tidak saya panggil warga kesini, aku buat malu kamu" ucapnya

"Aaaaarkkkkkkk sakit pak" teriakku ketika tangannya mencoba masuk kedalam lubang vaginaku

"Apa ini, mana ada air kencing lengket kayak gini, habis colmek kamu ya" ucap bapak itu sambil memainkan lendir vaginaku yang ada ditangannya

"Ammmpun pak, itu keluar sendiri pak, tadi saya cuman kencing" ucapku memelas

"Sudah berapa kali kamu kayak gini disini" tanya bapak itu

"Baru kali ini pak, ampuun" ucapku

"Jadi apa sanksinya kalau kamu sudah colmek di sini" ucap bapak itu

"Ampun pak, saya belum colmek sama sekali pak" ucapku lagi

"Kalau memang belum boleh saya periksa" ucap bapak itu menantangku

"Jangan dong pak" ucapku memohon

"Apa jangan jangan, diam kamu biar saya periksa memekmu, atau saya panggil warga kesini" ucapnya

"Ehmmmm bapak" ucapku menahan bibirku ketika tangan bapak itu mulai mengelus ngelus vaginaku yang berlendir ini. Perlahan jari bapak itu mulai masuk kedalam vaginaku, dia mulai mengorek ngorek lubang vaginaku agar cairannya keluar semua. Tubuhku bergetar nikmat, merasakan permainan jari bapak itu. Rasa gatalku pun sedikit berkurang, akibat dari garukan jari jarinya



"Apa ini, memek kendor kayak gini, bilang belum pernah colmek, pasti kamu sering colmek ya" ucapnya menyudutkanku lagi

"Sudah ya pak, aku ngaku tapi tolong suara bapak jangan teriak teriak, aku takut ada warga yang dengar" ucapku memohon sambil melihat keliling sawah takut ada seseorang yang melihat , sambil tetap membiarkan lubang vaginaku terbuka lebar

"Oke bapak akan ngomong pelan, tapi bapak minta imbalan" ucapnya dengan memelankan suaranya

"Apa itu pak" ucapku

"Bapak mau cicip memek kamu sekarang" ucapnya tanpa basa basi

"Tapi pak, memek aku lagi gatel banget kena bulu bulu rumput" ucapku sambil memperlihatkan vaginaku yang memerah

"Oh pantes memek kamu warnanya merah begitu" ucap bapak itu

"Cocok berarti, kalau kamu mau hilang rasa gatalnya, memek kamu harus disodok dengan keras, agar bulu bulunya lepas" ucap bapak itu

"Ehmmmm gak ada cara lain pak"

"Ya terserah sih, kalau mau ke puskesmas bisa, cuman puskesmas jauh dari sini, kecuali kamu mau jalan kaki selama 2jam" jelas bapak itu

"Jangan bengong aja, jadi mau gak bapak sodok" ucap bapak itu kasar

"Ehmmm iya deh pak, tapi jangan keras keras" ucapku mengiyakan, karena sudah tidak ada pilihan lain

"Iya apa?" Tanya bapak itu menggodaku

"Iya aku mau disodok sama bapak" ucapku malu malu

"Iya iya, ayo sini naik keatas gubuk" ucap bapak itu. Aku mencoba berdiri, tetapi tidak bisa kaki ku terasa lemas, mungkin karena aku terlalu syok menghadapi bapak ini

"Pak tolong pegangin tangan aku, aku gak bisa berdiri" ucapku sambil menjulurkan tanganku kearah bapak itu

"Ngerepotin aja" ucapnya sambil membantuku berdiri. Aku berjalan sambil memegang tangan bapak itu. Ketika berjalan aku renggangkan kedua kaki agar kedua kaki ku tidak menutup, karena dapat membuat vaginaku gatal lagi. Selama berjalan cairan dari vaginaku terus saja menetes membasahi rumput rumput yang ada disitu

________________________________________________

"Nama kamu siapa" tanya bapak itu

"Clara pak" ucapku singkat

"Kamu sekolah dimana" ucapnya sambil melihat lihat lambang seragamku

"Kami sekolah di ********* pak" ucapku

"Oh sekolah yang ada diujung jalan itu" ucapnya, aku pun hanya mengangguk

"Ok kalau gitu, gak usah banyak cerita, cepat telanjang sana" ucap bapak itu memerintahku. Dalam posisi duduk didalam gubuk aku mulai membuka baju sekolahku serta rokku

"Sudah BH kamu gak usah dibuka, kamu kelihatan cantik kalau cuman pake bh aja hahahhaha" ucap bapak itu tertawa puas

"Pak tolong gantungin baju clara disitu, soalnya besok clara masih mau pakai untuk kesekolah lagi" ucapku meminta karena aku tidak mau bajuku jadi kotor

"Ok sudah siap ya" ucap bapak itu sambil memperlihatkan alat kemaluan yang sudah sangat tegang

"Buka kaki mu yang lebar, jangan salahkan bapak kalau nanti sakit" ucapnya sambil menarik kakiku kesamping



"Eehhhmmmmm iya pak, tolong pelan pelan" ucapku, dia perlahan mulai menggesekkan kepala kemaluannya dibibir vaginaku hingga batang kemaluan nya basah terkena lendir dari vaginaku

"Sssssshhhhhhhhhhhh" desahku nikmat, karena vaginaku yang masih sangat sensitif karena rasa gatal

"Aaaakkkkkrrrhhhhh pelan pelan pak" ucapku saat bapak itu menekan batang kemaluannya

Creeeett creeeett creeeeetttt, baru kepala kemaluan nya yang mencoba masuk tubuhku langsung mengalami orgasme yang hebat. Tubuhku bergetar kencang yang membuat gubuk tua ini pun ikut bergerak

"Hahahaha baru aja aku tusuk sudah keenakan" ucap bapak itu bangga

"Sssshhhhhhhh iya pak memek clara lagi sensitif banget" ucapku sambil menikmati sisa sisa orgasmeku. Bapak itu mulai menciumi perut datarku, memberikan waktu agar lubang vaginaku dapat beradaptasi dengan batang kemaluan nya. Melihat aku sudah agak tenang bapak itu pun mulai memompa batang kemaluan nya maju mundur.

PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK, karena kondisi sawah yang sangat sepi, suara setiap sodokan yang bapak itu berikan, terdengar sangat keras dan jelas serta suara dejit dari kayu gubuk yang ikut meramaikan

Aku hanya bisa diam menerima setiap tusukan yang bapak itu berikan. Aku menutup mulut dengan tangan agar suaraku tidak begitu keluar. Dengan mata yang berbinar nikmat, aku menatap bapak yang sedang menggarap tubuhku ini, rasa gatal yang tadi aku rasakan berangsur angsur menghilang, tergantikan oleh rasa nikmat diseluruh tubuhku. Entah sudah berapa kali aku keluar, tetap saja bapak itu terus mengenjotku dengan santai

"Ahhhh enak sekali badanmu clara, indah seperti bidadari yang jatuh kesawah" ucap bapak itu tersenyum nikmat sambil terus menggoyangkan badannya

"Ehmmmm bapak bisa saja" ucapku sambil terus menikmati rasa nikmat ini

"Aaaarkkkkhhhhh enak nya, bapak sudah mau keluar, bapak keluar didalam ya" ucapnya sambil menekan nekan perutku

"Diluar saja pak" ucapku, sebenarnya aku mau bapak itu keluar didalam saja karena itu lebih nikmat, tapi karena aku tidak mau dianggap cewek murahan, aku harus mengurungkan niatku

"Ya sudah tarik BH kamu kebawah, bapak mau keluar didalam BH kamu" ucap bapak itu. Aku pun menarik BH aku kebawah agar cekungan BHku dapat menampung semua sperma bapak itu

"Wah indah sekali susu kamu clara, rasakan ini peju bapak" ucapnya sambil menyemprotkan sperma nya di kedua lengkukan BH ku


"Aaaaahhhh enaknya memek kamu clara, sudah gak gatal lagi kan" tanyanya kepadaku sambil memperhatikan lubang vaginaku dengan seksama

"Ehmmmm sudah gak lagi pak, makasih sudah garukin memek clara" ucapku sambil tersenyum genit

"Ya sudah tutup lagi BH ny"

"Jorok ah pak, ada peju bapak"

"Terserah clara, mau pulang gak pake BH atau biarin peju bapak menempel di susu clara" ucapnya sambil tertawa puas

Mau tak mau, aku pun memakai BH itu, membiarkan peju bapak itu menempel dengan payudaraku. Karena sperma bapak itu terlalu banyak, ada beberapa yang mengalir keluar dari BHku kearah perut

Akupun melebarkan kedua kaki ku, membersihkan lubang vaginaku dari cairan cairan lendir yang ada



Perlahan aku bangkit, dan mulai memakai seragam sekolah ku kembali. Aku melihat bapak itu menungguku, dia duduk disudut gubuk sambil menghisap rokoknya

"Sudah ya pak, clara pamit dulu" ucapku sambil menepuk bahunya

"Makasih ya" ucap bapak itu sambil membelai pipi ku

"Iya makasih juga pak" ucapku sambil tersenyum, karena sudah membuat vaginaku tidak terasa gatal lagi

"Iya, kamu setiap hari, pulang sekolah lewat sini" ucap bapak itu

"Ehmmm iya sih pak"

"Hehehehe bagus deh, nanti kalau pulang sekolah mampir kesini lagi ya, bapak tungguin" ucapnya, aku pun hanya tersenyum tipis sambil berjalan menjauh membiarkan bapak itu digubuk sendirian
 
Bimabet
Tengs hu update nyaa akhirnya liat clara lonte balik lagi ga sabar sampe dia digangbang dan minum kencing banyak org
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd