Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KISAH DESI, SI PRIMADONA KAMPUNG

disayang sama orang yang salah jadinya si desi gelisah.......kalau inget konti suami yang ED ...gelisahnya ngga dihiraukan hehehhe
 
Hanya Sepi

***

Suatu siang datang seorang tamu yang ingin menemui Rohman. Tetapi sayangnya Rohman tidak ada di rumah. Ia sedang pergi bersama Sapto. Di rumah tidak ada siapa-siapa. Hanya ada Desi. Pak Burhan sendiri sudah kembali ke rumah sakit. Akhirnya Desilah yang menemui tamu suaminya itu.

“Saya Abdul.” jawab tamu itu saat Desi bertanya siapa.

Ternyata dia adalah teman bisnis Rohman yang pernah diceritakannya dulu. Abdul dari perawakannya sepertinya adalah keturunan Arab. Badannya tinggi dan besar. Banyak tumbuh jambang di wajahnya. Khas orang Arab pada umumnya.

“Mari silakan masuk.” Desi mempersilakan.

“Mau minum apa?”

“Tidak usah repot-repot. Saya ke sini cuma sebentar. Lagian Rohman juga tidak ada.”

Desi urung membuatkan minuman untuk tamunya itu.

“Mbak ini istrinya Rohman ya?” tanya Abdul.

“Iya. Saya istrinya.”

“Wah, pinter juga Rohman cari istri cantik ya.” Goda Abdul diselingi tawa kecilnya. Desi pun hanya tersenyum sebagai balasannya.

“Ada perlu apa sama Mas Rohman? Mungkin nanti saya bisa sampaikan.”

“Sebenernya ke sini saya mau menawarkan bisnis baru untuk Rohman. Jadi sebetulnya saya butuh bicara banyak. Tapi karena Rohman tidak ada, ya mungkin lain waktu saja.”

“Oh begitu. Baik nanti saya sampaikan ke Mas Rohman terkait rencana itu.”

“Satu lagi” kata Abdul sambil menyerahkan bungkusan pada Desi. “Ini pesanan Rohman. Tolong nanti disampaikan.”

“Ini apa ya?” tanya Desi.

“Jamu.” jawan Abdul.

Jamu? Jamu apa? Jamu kuat maksudnya? Astaga. Desi benar-benar malu pada Abdul karena menerima barang seperti itu. Ternyata Rohman memesan pada Abdul jamu kuat itu. Desi pun hanya mengangguk pelan tak menjawab apa-apa.

“Tidak usah malu, mbak. Santai aja.” kata Abdul. Mungkin Desi terlalu menampakkan rasa malunya sehingga Abdul jadi tahu.

“Banyak kok orang-orang yang pesen gitu ke saya. Bahkan justru istrinya yang memesankan buat suaminya.”

“Oh, gitu ya. Ini Anda sendiri yang buat?”

“Ngga, mbak. Itu saya pesan langsung dari Arab. Jadi agak mahal. Tapi manjur kan, mbak?” goda Abdul.

“Apaan sih.” Desi tersipu malu.

“Hehehe. Bercanda kok, mbak.”

“Iya. Santai aja.”

“Kalo gitu saya pamit dulu ya, mbak. Tolong sampaikan sana ke Rohman nanti.”

“Baik. Akan saya sampaikan pesannya.”

***

Rohman sudah meminum jamu dari Abdul. Malam itu dia bersiap untuk bercinta dengan Desi. Barangkali itu ia lakukan agar Desi tak mencurigainya lantaran jarang menyentuh istrinya itu. Sudah lama sekali dia tidak bercinta dengan Desi semenjak berada di rumah sakit.

“Aku kangen, dek....” kata Rohman sambil memeluk Desi.

“Sama, Mas.”

Rohman dan Desi pun langsung terlibat dalam ciuman yang panas. Desi tidak yakin dia rindu pada suaminya. Sebab selama dia tidak bercinta dengan suaminya, dia diberi kehangatan oleh bapak mertuanya. Yang sialnya mampu melebihi kepuasan dari suaminya. Desi menerima permintaan suaminya itu karena ia takut suaminya curiga apabila ia menolaknya. Selain itu, biar bagaimanapun, ia masih istri yang wajib mematuhi suaminya.

Rohman melepaskan daster yang dikenakan Desi. Desi menolak karena alasan keamanan. Mereka berdua sedang berada di ruang tengah.

“Mas, ada Sapto di rumah.”

“Dia lagi ke luar.”

Memang sebelumnya Sapto sudah ijin ke rumah tetangga pada Rohman. Tapi Desi tetap saja khawatir Sapto akan datang. Meski Desi awalnya menolak, tapi lama kelamaan dia ikut saja permainan suaminya. Rupanya Desi sudah tak mengenakan apa pun di balik dasternya itu. Langsunglah dia telanjang di hadapan Rohman. Desi tak tinggal diam, dia juga melepaskan pakaian suaminya. Mulai dari kaos, sarung, dan celana dalam. Keduanya pun bertelanjang bulat.

Rohman membaringkan Desi di karpet. Ia lalu menindih Desi dan mendaratkan ciuman di bibirnya. Desi langsung merespon ciuman suaminya itu. Sementara Rohman mulai bermain dengan payudara dengan menggunakan tangan. Begitu puas dengan bibir, ciuman itu turun ke dada. Rohman langsung melumat payudara Desi secara bergantian. Rupanya itu membuat Desi makin terangsang.

“Aaahhh....aaahh.....”

Sapto saat itu baru saja datang dan langsung pergi ke dapur. Ia lalu mendengar suara desahan dari ruang tengah.

“Aaahhh....Massss....”

Karena penasaran Sapto mendekatinya dan terkejut dengan apa yang ia saksikan: Rohman dan Desi tengah bercinta. Betapa pemandangan yang begitu indah. Sementara sejoli yang sedang bercinta itu tak tahu bahwa kini ada yang mengintip mereka.

Rohman kini tengah menggesek-gesek kontolnya ke memek Desi. Desi hanya bisa mendesah mendapat perlakuan seperti itu. Apalagi ketika batang kontol Rohman menyentuh bagian klitorisnya.

“Aahh....maass.....” desah Desi.

Sapto yang sedang mengintip percintaan itu, birahinya juga mulai ikut naik. Kontolnya yang ada di balik celananya langsung perlahan menegang. Sapto melihat Rohman mulai memasukkan kontolnya ke memek Desi. Sekilas Sapto melihat kontol Rohman tak sebesar miliknya. Meskipun tak terlalu tampak.

Rohman mulai menggenjot Desi perlahan. Kontolnya mulai keluar masuk di memek Desi. Desi hanya memejamkan mata merasakan nikmat yang diberikan suaminya itu. Desi tak mau berpikir apakah suaminya akan merasakan perbedaan pada lubang memeknya gara-gara ia sering berhubungan badan dengan beberapa laki-laki. Ia hanya diam saja dan terus menikmati.

Rohman mencium bibir Desi. Desi membalasnya. Mereka berciuman dalam posisi tindih-menindih. Rohman menggunakan kedua sikunya untuk menopang tubuhnya. Sementara pantatnya masih turun naik di selangkangan Desi. Genjotannya kian lama kian cepat menghasilkan bunyi plok plok plok karena benturan kedua selangkangan.

Sapto sudah mengeluarkan kontolnya dari balik celana. Ia mulai mengocok sambil menyaksikan kedua majikannya sedang asyik masyuk. Meski dirinya baru beberapa hari yang lalu bercinta dengan Desi, tapi nafsunya tak pernah surut melihat majikannya itu. Apalagi dengan kondisi bercinta seperti ini.

Sapto melihat Rohman semakin cepat menggenjot Desi. Pantatnya semakin cepat naik turun di selangkangan istrinya. Desahan Desi makin keras saja.

“Aahhh...aahhh....ahh...Masss..ee...nakkk..”

Tangan Desi memeluk badan Rohman. Kakinya juga melingkar di pinggang Rohman. Bahkan pantatnya mulai mengikuti irama genjotan Rohman.

“Maass....leee..biiiihhh....ceeppeett....aahhh....”

Mendengar itu Rohman makin mempercepat gerakanya. Napasnya sendiri juga mulai memburu. Sampai akhirnya Desi melenguh panjang.

“Mmaass.....aaahh.....” lenguhnya dibarengi oleh getaran pahanya.

Desi sampai pada puncaknya. Ia meraih orgasmenya. Dia mendekap erat suaminya. Rohman merasakan kontolnya seperti disedot oleh memek Desi pada saat orgasme. Desi sudah lupa kapan terakhir ia bisa meraih orgasme bersama suaminya. Rohman sendiri masih belum menunjukkan tanda-tanda akan orgasme.

Rohman meminta untuk mengubah posisi. Ia ingin Desi berada di atas. Desi pun menuruti. Meski agak lemas karena baru sampai pada puncak, ia tetap dengan semangat mengikuti perintah suaminya. Saat berada di atas, ia langsung memasukkan kontol Rohman ke memeknya. Bles. Lalu ia pun mulai melakukan gerakan naik turun.

“Aahh....aahh.....” desah Desi. Rohman juga mulai terdengar ikut mendesah.

Sapto sendiri masih asik melihat adegan panas majikannya itu. Kontolnya masih dia kocok perlahan. Ia sendiri sudah sangat ingin menikmati majikan perempuannya itu. Apalagi saat melihatnya sedang orgasme tadi.

Rohman meraih payudara Desi dengan kedua tangannya. Ia remas keduanya dan kadang juga memainkan puting susunya. Ia pelintir puting susu itu sampai Desi memejamkan mata merasakan kenikmatannya.

“Aahh.....aahhhsss....” desah Desi saat gerakan naik turunnya makin cepat.

Rohman bangun dari posisi tidurnya dan memilih setengah duduk sehingga ia bisa melahap payudara Desi. Mendapat perlakuan itu, Desi makin mendesah nikmat.

“Aahh....mass....aahh.....” desahnya sambil terus melakukan gerakan naik turun.

Lama kelamaam gerakannya itu berubah menjadi goyangan di kontol Rohman. Ia menggoyang kontol Rohman dengan pantatnya. Rohman yang mendapat perlakuan itu seketika langsung mendesah.

“Aahh...saa...yaangg....aaahh....”

Desi terus saja menggoyang bahkan Rohman juga sedikit memberikan respon untuk goyangan istrinya itu. Desi tampak lihai melakukan goyangan.

“Aahh...saa....yanggg....masss.....”

Pantat Rohman terangkat naik seiring kontolnya yang menyemprotkan sperma ke dalam memek Desi. Desi sendiri juga meraih orgasmenya yang kedua kalinya. Mereka berdua lalu ambruk bersama dengan tetap saling berpelukan. Kontol Rohman dengan sendirinya keluar dari memek Desi. Dari memek Desi tampak sperma Rohman mengalir perlahan.

Keduanya lalu tertidur. Dalam tidur yang lelap, keduanya merasakan kesepian masing-masing meskipun sudah melakukan persenggamaan yang panas. Meski secara nafsu ia telah dipuaskan, tapi ada satu ruang dihatinya yang kosong dan sepi. Begitu juga Desi, meski telah meraih orgasme dua kali, hatinya tetap merasa sepi.

Meski telah melihat kedua majikannya meraih nikmatnya masing-masing, Sapto masih belum memuncratkan spermanya. Kontolnya masih tegang. Ia berpikir hanya Desi yang bisa membuat spermanya mmuncrat.

Kedua majikannya itu terlelap dengan tetap bertelanjang. Sapto yang tetap mengawasi bahagia melihat kondisi itu. Perlahan ia mendekati Desi. Saat itu Desi tengah tidur berbaring dan menampakkan selangkangannya yang indah. Sapto pun memberanikan diri untuk meraih memeknya dan mulai melakukan gerakan meraba-raba. Rabaan bergerak ke area sensitif Desi dan membuat Desi terbangun.

“Sapp....” katanya langsung terhenti saat sadar bahwa masih ada suaminya di sampingnya.

Sapto memberikan isyarat untuk diam. Tiba-tiba saja Sapto membuka celana pendeknya dan mengeluarkan kontolnya.

“Mau ngapain?” kata Desi pelan dan kaget.

“Sssttt..”

Desi sempat memberontak. Untungnya suaminya tak mendengarnya. Tetapi sayangnya, ia tak kuat melawan Sapto. Sapto pun dengan sekejap bisa memasukkan kontolnya ke dalam memek Desi dan mulai menggenjot.

Sungguh percintaan yang penuh kekhawatiran. Ia takut suaminya tiba-tiba bangun dan memergokinya. Tapi untungnya suaminya tetap tertidur pulas. Mereka berdua tetap asik saling memacu birahi. Sampai akhirnya keduanya mencapai puncaknya masing-masing. Sapto masih belum berani mengeluarkan spermanya di dalam memek Desi.

Pagi harinya wajah Desi tampak berbinar. Entah karena habis bercinta dengan Rohman atau Sapto atau justru keduanya. Ia pun bertanya pada suaminya soal jamu yang dibelinya dari Abdul.

“Mas, makasih ya yang semalem. Puas banget.” kata Desi.

“Kalo ga minum jamu, ga mungkin gitu kali ya.”

“Ah, Mas. Desi kan udah bilang, Desi terima apa adanya kok.”

“Makasih, sayang.”

“Oh ya, jamu itu semua milikmu, Mas?”

“Bukan. Itu ada temen yang pesen.”

“Siapa?

“Ada. Kamu ga kenal.”

“Banyak banget ya.”

“Mungkin mau dijual lagi,” jawab Rohman. “Khasiatnya memang terbukti kan? Kamu tahu sendiri. Tapi mas tidak terlalu suka minum jamu gitu saat kamu bilang terima mas apa adanya. Jadi buat apa mas minum jamu gitu kalo kamu udah terima mas yang begini. Iya kan?

Dengan sambil tersenyum, Desi menjawab, “Iya, Mas.”

Tapi dalam hatinya ia ingin suaminya kuat pada setiap kali percintaan. Ia ingin kepuasan seperti tadi malam. Ia ingin meraih orgasme yang berkali-kali dengan suaminya. Tentu saja, ia tak mengutarakan isi hatinya itu.

***

Pak Burhan sudah tiga hari berada di rumah sakit. Ia kembali menjaga istrinya bersama Jumi. Tentu saja itu mengganggu pikiran Pak Burhan. Ia rindu dengan Desi. Ia ingin sekali bercinta dengan Desi. Pak Burhan pun mencari cara. Ia beralasan agar Jumi pulang saja dulu digantikan oleh Desi. Supaya Jumi bisa beristirahat juga. Ia mengutarakan keinginannya itu pada Rohman.

“Boleh, Pak. Saya coba tanya Desi dulu.”

Rohman menanyakan pada istrinya. Desi menolak usulan itu karena ia tahu itu hanyalah alasan mertuanya saja. Tapi Rohman membujuk istrinya bahwa kasihan pada Jumi.

“Dia kan juga punya anak. Mungkin juga kangen.”

Sebenarnya Desi curiga pada sikap Rohman. Kenapa dia jadi begitu perhatian pada Jumi. Padahal sebelumnya ia tidak pernah bersikap seperti itu. Tapi Desi pikir-pikir alasannya juga masuk akal. Desi hanya takut saat di rumah sakit nanti Pak Burhan mengajak bercinta lagi.

Akhirnya Desi bersama Pak Burhan pun berada di rumah sakit. Betapa senangnya Pak Burhan, dambaan hatinya datang. Ah, dia membayangkan bahwa nanti bisa bersamaan dengan Desi. Sementara itu di rumah Rohman juga tampak senang karena bisa punya waktu dengan Jumi.

Seperti suatu malam saat di rumah hanya ada Jumi, Rohman, dan Sapto. Tengah malam sekitar pukul 01.00, Rohman bangun dan pergi mengendap-endap ke kamar Jumi. Entah beruntung atau apa, saat itu pintu kamar Jumi tidak dikunci. Rohman pun dengan leluasa masuk ke dalam kamar pembantunya itu. Dengan perlahan pula ia kembali menutup pintu itu. Rupanya Jumi sedang tertidur pulas. Rohman begitu bahagia menyaksikan Jumi yang tertidur pulas bagian bahwanya hanya mengenakan CD. Selimut yang Jumi pakai melorot hingga tak menutupi bagian bawah tubuhnya. Rupanya pantat Jumi seksi juga, pikir Rohman.

Rohman mendekati Jumi dan duduk di sampingnya. Ia lalu mulai meraba-raba pantat Jumi yang hanya dibalut CD. Rabaan itu terus turun sampai ke bagian selangkangan dan membuat Jumi terkaget. Jumi langsung berbalik.

“Mas Rohman?!”

Rohman memberi isyarat untuk diam pada Jumi. Jumi menurutinya. Rohman tak membuang-buang waktu, ia langsung membaringkan Jumi dan menindihnya. Bibirnya langsung meraih bibir Jumi. Jumi pun juga tak banyak bicara. Ia langsung saja membalas ciuman bibir Rohman. Keduanya kini sudah saling melumat dalam ciuman panas.

“Mmmmppphhh....mmmpphhhh....”

Keduanya saling berpagutan. Lidah mereka saling beradu. Mereka bagai sejoli yang haus akan percumbuan. Rohman lalu menurunkan ciumannya ke dada Jumi. Karena masih terbungkus baju, ia pun melepas baju Jumi. Jumi membantu Rohman untuk melepas baju itu. Ternyata Jumi sudah tak mengenakan BH. Payudaranya langsung terpampang di hadapan Rohman. Rohman pun langsung melahap payudara Jumi.

“Aaahhhsss....” Jumi mulai mendesah.

Rohman memainkan kedua puting susu milik Jumi. Ia jilati dan itu memberikan sensasi yang luar biasa pada Jumi. Jumi hanya bisa mendesah dan memejamkan mata sambil memegangi kepala Rohman.

“Mass...aahhhsss....”

Puas dengan payudaranya, tiba-tiba Rohman membuka seluruh pakaian yang ia kenakan. Kini Rohman pun telanjang bulat di hadapan Jumi. Jumi melihat kontol Rohman sudah tegak berdiri. Rohman membangunkan Jumi untuk duduk. Sedangkan Rohman sendiri berdiri di tepi meja.

“Diemut ya.” pinta Rohman pada Jumi. Jumi langsung mengiyakan.

Selama ini, Desi tak pernah sekali pun mau jika Rohman meminta untuk mengoral kontolnya. Alasan Desi adalah jijik. Tapi kini, Jumi mau melakukannya. Rohman pun tampak bahagia.

Jumi mulai melakukan jilatan-jilatan pada kontol Rohman. Ia jilati seluruh batang kontol itu. Bahkan tak luput juga kantong pelirnya. Lalu setelah itu Jumi memasukkan kontol Rohman ke dalam mulutnya dan mulai melakukan oral. Ia masuk dan keluarkan kontol itu di dalam mulut. Karena kontol Rohman tak terlalu besar maka mulut Jumi tak terasa penuh.

“Aahhh.....ahhh....” Rohman pun mulai mendesah. Apalagi saat Jumi mempercepat kulumannya. Jumi juga sesekali melakukan sedotan pada kontol Rohman.

Entah dari siapa Jumi bisa melakukan oral seks selihai itu. Kemungkinan saat bersuami dulu, ia sering melakukannya. Bahkan Rohman pun dibuat merem melek dengan oral seks yang dilakukan oleh Jumi. Sampai-sampai ia merasa akan segera sampai.

Rohman segera menghentikan oral seks yang dilakukan oleh Jumi. Ia lalu menurunkan CD yang dikenakan Jumi dan membuatnya juga bertelanjang bulat. Rohman lalu membaringkan Jumi dan kemudian ia membuka pahanya lebar-lebar. Sepertinya Rohman sudah tidak tahan untuk segera melakukan penetrasi pada memek Jumi. Rohman memang cenderung tak melakukan 'foreplay' terlebih dahulu.

Dengan perlahan, Rohman mulai memasukkan kontolnya ke memek Jumi. Memek Jumi rupanya sudah agak basah sehingga kontolnya tak terlalu susah saat akan masuk. Dengan sekali dorongan kontol Rohman langsung amblas ke dalam memek Jumi.

“Aaahhhhssss....” desah Jumi.

Rohman menundukkan badannya dan mulai mencium bibir Jumi. Keduanya kembali terlibat dalam ciuman yang panas. Bibir mereka saling berpagutan. Puas dengan ciuman di bibir, Rohman menciumi leher Jumi. Ia telusuri seluruh bagian leher Jumi hingga membuat Jumi mendesah nikmat.

“Aaahh....mass....aahhhss.....”

Bahkan Rohman juga melakukan cupang di leher Jumi. Entah kenapa Jumi tidak melarangnya. Mungkin karena nikmat yang sudah telanjur ia rasakan. Kontol Rohman terus keluar masuk di memek Jumi seiring genjotannya. Jumi pun makin mendesah saat Rohman mempercepat genjotan itu.

“Aahh...masss...eeen...nnaakk...ahhhhss....”

Rohman mengubah genjotannya menjadi sedikit goyangan pada memek Jumi. Jumi pun juga merespon dengan sedikit melakukan goyangan pantatnya. Perlakuan itu membuat keduanya semakin mendesah. Bahkan lama kelamaan gerakan mereka semakin cepat.

“Aahhh...mass....tterruuss....eennaak.....”

Jumi hanya memejamkan matanya merasakan nikmat yang ia peroleh dari percintaan itu. Sampai akhirnya Jumi melenguh panjang.

“Masss......” lenguh Jumi dibarengi dengan getaran pada pahanya dan pelukan erat pada tubuh Rohman.

Rohman tahu bahwa Jumi sudah sampai pada puncaknya. Apalagi ia mendapati memek Jumi seperti menyedot-nyedot kontolnya. Karena itu pula tak lama kemudian Rohman pun mengalami orgasme. Tapi ia buru-buru menarik kontolnya keluar dan mucratlah spermanya ke bagian luar selangkangan Jumi.

Rohman lalu terbaring di samping Jumi. Jumi sendiri masih memejamkan mata karena mengalami kelelahan. Dalam pikiran Rohman, untungnya sebelum ke sini ia minum jamu terlebih dahulu. Sehingga ia bisa meraih orgasme bersamaan. Mereka lalu membersihkan kemaluan mereka masing-masing dengan kain seadanya.

“Pindah ke kamarku yuk.” ajak Rohman pada Jumi.

“Mau ngapain, Mas?”

“Kita tidur di sana.”

“Ngga, Mas. Saya merasa bersalah sama Mbak Desi.”

“Ngga apa-apa kok. Itu kan kamarku juga.”

“Itu kamar kalian berdua. Saya ga pantas di sana.”

“Kan ada saya.”

“Mas, kita ini udah salah. Jangan dibuat semakin salah,” jelas Jumi. “Kalau Mas Rohman mau, di sini saja tidurnya. Toh sama aja kan?”

Entah kenapa saat Jumi mengatakan itu Rohman merasa tenang. Setiap apa yang disampaikan oleh Jumi seolah masuk dengan pas di hati Rohman. Rohman pun mengiyakan permintaan Jumi. Ia tidur di kamar Jumi sampai pagi dengan tetap saling bertelanjang.

Jumi pun menyadari kini mulai tumbuh rasa di hatinya. Tapi ia tak mau menerima perasaan itu begitu saja. Biar bagaimanapun itu salah. Bisa jadi perasaan itu karena ia hanya merasa kesepian saja dan tiba-tiba ada Rohman. Meskipun ia tahu kehadiran Rohman bisa mengusir kesepiannya itu.

Bersambung
 
Terakhir diubah:
Saat berada di atas, ia langsung memasukkan kontol Sapto ke memeknya.
Terima kasih updatenya suhu cuma ada sedikit typo di atas... masa berubah posisi... alih2 sapto yg di bawah desi... hehhee mantaps... maaf ye suhu koreksi sedikit....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd