Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah Dokter Cantik dan Pria Tua

PART 3 “CINTA TAK MENGENAL USIA”

dr. Fifi saat mendatangi Pesta Pernikahan dr. Irma

dr. Fifi saat mendatangi Pesta Pernikahan dr. Irma


Hingar-bingar kemeriahan pernikahan dr. Irma berlangsung meriah. Bukan hanya teman sejawat dr. Irma sendiri, melainkan pejabat yang berhubungan dengan Orangtua Irma. Meski dibalik kemeriahan yang ada mayoritas tamu masih mengunjingkan status dari Suami Irma. Pak Jufri yang cukup berumur dan hitam ditambah codet pada wajah.

Sedangkan profesinya sebagai pemulung semakin membuat orang tidak bisa mencerna keputusan dr. Irma dengan baik. Banyak pria muda merasa iri dengan Pak Jufri, sekaligus menyayangkan keputusan Irma. Namun itu bukan semuanya, selain dr. Nadya adapula dr. Fifi yang berpikiran postif atas keputusan dr. Irma, karena baginya Fifi adalah kebahagiaan Irma adalah yang terpeting bukan kondisi fisik Pak Jufri.

Fifi Yuhanisa Alinasari demikian nama panjang dari Dokter Fifi. Perempuan muda dengan usia 25 tahun, dengan tinggi badan 170 cm. Disamping menjadi dokter dia adalah model hijan dari salahsatu merk fashion ternama. Sebagai Dokter umum, dia tinggal diapartemen di kota ini. dr. Fifi juga merupakan lulusan terbaik dari sebuah fakultas kedokteran dari sebuah universitas ternama dan terbaik di negeri ini.

Meski memiliki status sosial, kekayaan, kecerdasan, dan kecantikan yang diatas rata-rata. Dia adalah pribadi yang baik dan ramah. Fifi adalah pribadi yang supel dari pergaulan. Bahkan dia dikenal sebagai dokter muda yang ramah dan tidak membeda-bedakan posisi dan pekerjaan.

Salahsatu diantaranya adalah Pak Diman lelaki berusia 60 tahun. Lelaki yang biasa dengan profesi sebagai juru parkir Rumah Sakit tempat dirinya bekerja. Demikian Pak Diman juga baik kepada Fifi, meski dalam kebaikan itu memiliki kesuatu.

Pak Diman sangat mencintai dan tergila-gila oleh Fifi, kebaikan juga senyum yang diberikan Fifi mulai dirasa berbeda oleh Pak Diman. Padahal senyuman itu adalah senyuman bisa oleh Fifi dianggap kebaikan juga salahsatu sikap ramah dan murah senyum. Maka sebenarnya Pak Diman harusnya berkaca dulu sebelum menaruh perasaannya untuk Fifi. Disamping itu, satu yang memberatkan Fifi adalah anak pengusaha terpandang, maka tidak mungkin dara cantik, sexy, model hijab masa kini memiliki cinta untuknya.



Pak Diman

Hampir dua bulan berlalu sejak pernikahan Irma dan Pak Jufri. Pak Diman semakin gaman atas perasaannya dengan dr. Fifi. Disamping itu dia sudah lama tidak merasakan sentuhan dari seorang wanita. Karena sebuah masalah dimasa lalu Pak Diman, membuatnya menjadi orang yang cukup sulit bergaul pada lawan jenis. Lebih dari 30 tahun silam, Pak Diman adalah pelaku perkosaan dengan jumlah korban 5 Orang Perempuan waktu program KKN di kampunganya. Untuk menyelematkan diri, dia memilih ke Ibukota dan menjadi pekerja serabutan. Kini sudah 15 tahun dia menjadi Tukang Parkir dengan sistem shift.

Hari itu, senin. Ketika hari sudah beranjak sore cukup teduh untuk dia menyandarkan kepala di belakang Post Satpam. Disana dia sedikit bertidur, dia membanyangkan Fifi memakai Kebaya Pernikahan dan sedang bersamanya didalam kamar. Namun satu suara membangunkannya.

“Bayar utang loe. Loe ngaso aja.” ucap seorang menepuk Bahunya cukup keras. Pak Diman kejut dan tidak menyangka orang yang yang mengagetkannya adalah Jarwo, seorang rentenir tempatnya berutang.

Tampang Jarwo yang menyeramkan dan wajah jeleknya menambah keseraman wajahnya.



Pak Jarwo

“Maaf, gue belum ada duit. Minta waktu untuk bayar.” kata Pak Diman sedikit ketakutan karena dia tidak memilik daya untuk membayarnya. Bahkan setelah lama menyicil, toh hutang juga bertumpuk dengan hutang yang lain.

“Mana ada uang, jika Cuma melamun. Tambah kerja kek.” ucap Jarwo menyindir. Ia sudah bosan dengan ucapan Pak Diman hanya terus berulang selalu itu-itu saja. Ia menarik Baju dan Rompi Pak Diman dan berusaha mengacamnya.

“Ampun, bang, saya niat bayar, kok”, kata Pak Diman. Meminta belas kasihan dari orang yang berkerja sebagai tukang pukul, renternir kelas bawah juga preman pejabat.

“Hah, bosan ama janji loe. Makan ini.” Pak Jarwo kemudian menonjok dan memukuli Pak Diman. Untungnya disela keributan itu dr.Fifi melihat dan memanggil satpam rumah sakit untuk melerai,mereka.

Melihat wajah Pak Diman yang babak belur, dr.Fifi kemudian bergegas merawat Pak Diman. Ke Rumah Sakit.

“Aduh Pak, kenapa kok dipukul sama orang itu?” ucap Dr Fifi dibantu seorang perawat merawat luka dari Pak Diman.

“Maaf, dok. Ini urusan saya. Saya punya banyak hutang soalnya.”

“Masa hutang kaya gitu. Emang besar ya Pak?” tanya Perawat.

“Iya Mbak,saya belum ada uang cukup buat bayar utang.” ucap Pak Diman menjawab pertanyaan.



dr. Fifi saat Praktek

Sesaat, Fifi diam. Dia iba dengan apa yang terjadi dengan Pak Diman. “Emang Bapak Diman punya utang berapa?” tanya Dokter Fifi dengan hati-hati. “40 juta, dok. Itu sudah termasuk bunganya akhir bulan ini. Dulu saya punya anak angkat anak jalanan terus dioperasi, biayanyan mahal dok, akhirnya ngutang ke rentenir” kata Pak Diman bercerita.

“Saya sudah pernah bayar dan lunas. Tapi bertambah dengan hutang untuk sekolahin anak angkat.” ucap Pak Diman melanjutkan.

Cerita dari Pak Diman ternyata memunculkan rasa iba dari Dokter Fifi dan perawat. Terlebih Pak Diman juga menceritakan dengan wajahnya yang memelas.

Mendengar hal itu muncul rasa iba dari dr.Fifi, memang dokter Fifi merupakan dokter yang berhati mulia dan baik hati. Suka menolong orang, bahkan menggratiskan biaya pengobatan pasien yang tidak mampu, sungguh wanita yang langka sudah cantik wajahnya, akhlaknya baik, hatinya juga baik. Jika dikatakan dari mana uang? Maka jawaban dia masih diberikan sejumlah uang dari ayahya untuk niatnya juga uang saku.



dr. Fifi dalam mimpi Pak Diman

Maka selain cantik bagaikan bidadari dari surga yang turun ke bumi, dia orang yang baik. maka mendengarkan cerita dari itu timbul niat dari sang dokter untuk membantu Pak Diman.Pukul 17.00, dr.Fifi mengantar Pak Diman pulang hingga rumah kontrakannya. Setelah tiba pak Diman mengucapkan banyak terima kasih atas segala apa yang telah dibantu oleh dr.Fifi.

Satu hal tanpa mereka sadari dari kejauhan seseorang memantau mereka dari kejauhan. Senyum pria misterius itu memancarkan suatu niat jahat bahkan dapat dikatakan juga niat mesum. Malam harinya, Pak Diman mendengar suara ketukan pintu rumahnya, dan bergegas membukakan pintu rumahnya dan terkejut jika yang datang ternyata adalah Pak Jarwo. Hampir saja Pak Diman naik pitam. Tetapi masih dapat dia tahan.

“Mau apa datang kemari, minggu depan akan gue lunasi semuanya.” bentak Pak Dirman walaupun dia juga ketakutan dengan sosok Pak Jarwo.

“Santai saja dulu, gue ada tawaran bisnis. ujar Pak Jarwo sambil menampilkan senyum dalam arti.

“Tawaran bisnis apa?” kata Pak Dirman masih belum mengerti arti senyuman. “Kita bicara saja di dalam bagaimana?” Pak Jarwo berkata. Sambil bermain mata, Pak Dirman sebetulnya sedikit curiga, namun mempersilakan orang itu masuk.

Pak Jarwo membawa sebuah rencana gila yaitu memperkosa dr. Fifi. Rencana itu tentu ditentang Pak Dirman, karena selain gila namun juga memertimbangan kebaikan dan kedermawanan Dokter Fifi pada orang lain. Selain itu dia juga mencintai juga menyayangi Dokter Cantik itu. Tapi bukan Jarwo yang seorang pekerja lapangan, jika dia tidak memiliki sesuatu untuk mengancam Pak Dirman. Rahasia Pak Dirman yaitu kasus lamanya akan bocor.

Pak Dirman mengalami gundah-gulana. Ia seperti memakan buah simalakama karena tekanan dari Pak Jarwo. Perdebatan berjalan alot, hingga mereka menemui kata sepakat.

Kesepakatan itu adalah; Pak Jarwo hanya boleh melakukannya 1 kali. Dokter Fifi idak boleh menjadi budak seks dari Pak Jarwo. Sedangkan Pak Dirman boleh melakukannya dengan Dokter setelah Dokter itu diperawani Pak Jarwo. Selain itu Pak Jarwo meminta Pak Dirman untuk merekam persetubuhannya dengan Dokter Fifi sebagai koleksi. Meski ada perasaan tidak nyamana, karena tidak tega dari harinya. Ia terpaksa menyetujuinya asal Dokter Fifi tidak menjadi milik Pak Jarwo.

Untuk memuluskan ini, besoknya Pak Jarwo membawa surat perjanjian dan surat penyelesaian hutang untuk meyakinkan keduanya. Pak Jarwo memang tidak ingin menjadikan Dokter Fifi ia hanya ingin mencobanya, bahkan dia kan memberikan Fifi pada Pak Dirman dengan alasan sebagai tanda jasanya pada Pak Dirman.

2 Minggu kemudian, adalah dijanjikan. Untuk para kekekasih adalah hari yang penting untuk melukiskan perasaan mereka. Namun bagai Jarwo dan Pak Dirman ini adalah hari Spesial bagimana seorang gadis akan menjadi pemuas hasrat mereka.

Hari itu, Fifi akan menyiapkan uang untuk membayar hutang Pak Dirman. Maka sesuai dengan janji Pak Diman menuju Apartemen Dokter Fifi tetapi Pak Dirman tidak datang sendirian. Dia datang dengan Pak Jarwo. Saat itu semua rencana pemerkosaan terhadap dokter Fifi telah tersusun dengan rapi. Mereka yakin bahwa recana ini akan sukses besar dan menguntungkan mereka. Setelah tiba di Apartemen mewah dokter Fifi. Pak Diman sangat kagum dengan kemewahan tempat tinggal sang dokter.

Alangkah bahagia dan terjamin hidupnya jika dapat memperistri Dokter Fifi. “Ting tong” bel di depan Flat apartemen milik Dokter Fifi ditekan. Bunyi Bel berbunyi untuk memanggil sang Pemilik Flat. Tidak lama, terdengar suara pintu terbuka. Alangkah terkejutnya juga kekaguman dari keindahan dan cantiknya penampilan Dokter Fifi saat membukakan pintu masuk.



dr. Fifi saat menyambut Pak Jarwo dan Pak Diman


Jilbab lebar cokelat tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang cantik dan manis. Pak Jarwo dan Pak Diman hanya bisa terbengong dan mulut menganga lebar, air liur Pak Jarwo menetes melihat sang calon mangsa begitu anggun menyambut sang predator tua.

Jika saja dr.Fifi tahu bahwa sebentar lagi dia akan mengucapkan selamat tinggal kepada Kesuciannya Keperawannya yang selama ini telah dia jaga.

“Silahkan masuk.” ujar dr.Fifi memberikan ruang untuk keduanya masuk kedalam Flatnya. Dia memang yang meminta keduanya datang ke Appartemennya. Setelah Pak Diman dan Pak Jarwo masuk dan menuju Ruang Tamu.

Fifi kembali meminta kedua duduk. Silahkan duduk.”Silakan duduk dimana saja.” ucap Fifi memberikan tepat keduanya duduk. “Makasih, dok.” ujar Pak Diman berterimakasih atas keramahtamahan dr. Fifi. Keduanya duduk senyaman mungkin. “Mohon maaf sebelumnya dok ini saya sama Pak Jarwo, beliau ingin meminta maaf atas keributan yang terjadi di rumah sakit beberapa hari yang lalu” kata Pak Diman lanjutnya. Pak Diman melirik ke arah Pak Jarwo meminta orang itu ikut berbicara.

“Iya, bu dokter, saya mohon maaf atas apa yang terjadi minggu lalu, saya khilaf saya lagi perlu banget uang itu, jadi saya merasa menyesal apalagi dokter-dokter di rumah sakit sudah sering menolong saya”ucapan Pak Jarwo tetapi dengan tatapan mesum seakan ingin menerkam tubuh Dokter Fifi.

“Iya, nggak apa-apa, yang terpenting kejadian itu tidak terulang lagi, saya juga berharap bapak semua dapat mengerti satu sama lain. Bapak berapa nomor rekeningnya utang pak Diman akan saya transfer sekarang” ujar dokter Fifi kemudian melakukan aktivitas Transfer dan memastikan Nomor Rekening Pak Jarwo lewat kertas yang diberikan.

Setelah transfer uang ke nomor rekening Pak Jarwo selesai, “Bapak mau minum apa, akan saya buatkan”ujar dokter Fifi lagi.

“Nggak usah dok, repot repot banget, biar bapak yang buatkan minumannya , anggap saja sebagai bentuk permintaan maaf saya, tunjukkan saja dapurnya dok.”ujar Pak Jarwo menolak dan meminta dia sendiri yang membuat minuman.

“Itu pun, jika Bu Dokter tidak keberatan sih.” ucap Jarwo melanjutkan.

Fifi memikirkannya sejenak, dan “sini, Pak, saya antar.” ucap Fifi dan beranjak dari Sofa dan kemudian menuju dapur. Pak Jarwo dan Dokter Fifi beranjak ke dapur. Dengan singkat Fifi menjelaskan serta memperlihatkan bahan pembuat minumannya ada disebelah mana.

Saat meninggalkan Pak Jarwo sendirian, Pak Jarwo mengunakan kesempatan itu untuk melaksanakan rencananya. Dia sudah mempersiapkan obat dan Dokter Fifi kemudian meninggalkan Pak Jarwo sendirian di dapur menuju ruang tamu dan melakukan obrolan ringan dengan Pak Diman.

Pak Jarwo kemudian melaksanakan rencananya, dia menaruh sesuatu yang sudah dipersiapkan. Sesuatu yang dipersiapkan itu adalah obat perangsang dosis tinggi dan madu kesuburan ke dalam minuman untuk Dokter Fifi. Sesuai dengan rencana yang telah mereka siapkan Pak Diman akan menghamili dokter Fifi. Memperkosa dokter Fifi tanpa diberi obat perangsang terlebih dahulu memiliki resiko besar, apalagi Pak Jarwo berniat merekamnya menjadi koleksi pribadi.

Disamping itu, Jarwo memiliki alasan pribadi, sudah lama Pak Jarwo memperhatikan dokter muda di rumah sakit tempat dr.Fifi bekerja.Disana banyak perempuan yang cantik dan lebih lagi memiliki dada besar, tinggi semampai, dan badan langsing lagi seksi. Disana ada Banyak Perawat dan Dokter Perempuan yang cukup disukai banyak orang.

Hal ini dapat dimaklumi karena ada berberapa dokter yang bertugas di rumah sakit tersebut juga pernah mengikuti kontes kecantikan, selainnya memiliki job sampingan sebagai model.

Setelah selesai membuat minuman di dapur Pak Jarwo kemudian menuju ruang tamu di mana dr.Fifi dan Pak Diman telah menunggu. “Makasih Pak Jarwo” Ucap dr. Fifi sambil meneguk air sirup yang telah bercampur obat perangsang dosis tinggi dan madu penyubur kandungan. Fifi tanpa curiga menikmati minuman itu terlebih cuaca siang itu cukup panas.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan ngobrol ringan, selang beberapa menit. dr. Fifi mulai merasakan ada aneh dari tubuhnya. Ada hawa panas di tubuhnya, ada gejolak birahi yang tiba-tiba muncul rasa hangat ingin dibelai, pikirannya telah ke mana-mana, melihat dua kakek tua di hadapannya membuatnya bingung, rasa ingin dicumbu oleh dua pejantan buruk rupa.

Makin lama gelombang birahi terus datang, hingga akhirnya mencapai batas kemampuan sang dokter cantik, pertahanannya jebol, ekspresi birahi tampak di wajahnya, badannya sudah menggelinjang. Mungkin saja, dosis obat perangsang yang diberikan oleh Pak Jarwo memang kelewat tinggi. Karena mereka, baik Pak Jarwo dan Pak Diman adalah Lulusan SMP. Tanpa disadari, Fifi mulai bertidak tidak jelas.

Ibarat gerakan striptis sambil duduk di sofa tidak terasa olehnya telah dia pertontonkan di depan dua orang yang berusia setengah baya yang hanya tersenyum penuh arti. Mata yang terpenjam dengan suara desahan yang membangkitkan birahi kudua kakek mesum yang air liurnya sudah menetes. Segera kemudian Pak Jarwo mengeluarkan sebuah handycam miliknya dan mulai merekam dr.Fifi.

Tersadar dirinya telah direkam dokter Fifi dalam hatinya merasa malu tetapi hati dan pikirannya sedang tidak sinkron. Hatinya menolak, bagaimanapun juga, bersentuhan dengan non-muhrim saja dia tidak mau. karena tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan sejak kecil kepada dirinya, tetapi pikirannya telah dikuasai oleh obat. Meskipun ada kalanya menolerir berberapa hal termasuk yang berkenaan dengan profesinya.

Namun situasinya berbeda, pikirannya telah dikuasai oleh obat perangsang yang ada sekarang hanyalah haus akan belaian lelaki bahkan tidak peduli bagaimana bentuk rupa dari sang pejantan. Pikiran mulai terbayang adegan-adegan seks yang sering dia lihat saat ada situs lain terbuka dan membuatnya kesal. Dia hanya ingin dipuaskan dengan hubungan seks. Entah akan berakibat fatal, membuahi Rahimnya.

Melihat sang dara itu menunjukan gairah yang menggoda, dua orang pejantan buruk rupa langsung menhampiri makanan mereka. Pak Jarwo meraba payudara yang masih terselimut baju gamis hitam dan jilbab lebar berwarna cokelat.

“Arggghhhhh” desahan muncul dari mulut dokter Fifi ini untuk pertama kalinya ada laki-laki non-mahram menyentuhnya. Selama ini dr.Fifi sangat berhati-hati dalam menjaga auratnya dan sangat menghindari sentuhan dengan lelaki kecuali memang hal darurat seperti dalam menangani pasiennya.

Untuk kondisi biasa dr.Fifi akan menolak jika harus bersentuhan dengan pria, bahkan untuk bersalaman saja dirinya banyak berpikir, sekarang keadaan sungguh sangat berbeda. Dua orang pria tua yang seumuran dengan kakeknya sedang meraba tanpa adanya penolakan dari dr.Fifi. Melihat keadaan ini sudah dimenangkan oleh kedua pria tua itu.

Pak Jarwo berinisiatif lebih dahulu melumat bibir dr.Fifi merah merekah, mungkin masih perawan reaksi dari dr.Fifi yang belum terbiasa dan bahkan hanya untuk pertama kali ini berciuman. Selama ini bahkan pacaran saja dia tidak pernah. Hal itu, membuat dr. Fifi sangat bersifat pasif dalam sentuhan pertama Jarwo.

Tetapi rangsangan yang diberikan Pak Jarwo membuat desahan dr.Fifi tertahan di mulutnya.
"MMmmhhhhh...mmmhhh."desahan dr.Fifi penuh dengan kegelisahaan.

Pro-kontra semakin meruncing di dalam tubuhnya, hatinya menolak tetapi pikirannya meminta dirinya menikmati. Dilain pihakm Pak Jarwo pun berusaha membuka mulut dr.Fifi yang masih menolak. Remasan payudara yang agak keras dari Pak Jarwo membuat dr.Fifi mendesah keras dan langsung dimanfaatkan oleh Pak Jarwo untuk membelit lidah Dokter muda yang cantik dalam dekapannya.

Frenchkiss terjadi antara seorang dokter cantik lulusan terbaik universitas ternama berciuman panas dengan pria tua jelek yang bahkan hanya Lulusan SMP. Dalam hal ini, Jarwo bisa mengendalikannya.

Sang predator itu Jarwo sudah mulai menguasai sang gadis yang ada dihadapannya. Pejantan bak menjadi menjadi raja sedangkan sang gadis menjadi betina yang haruslah pasrah dan menurut apa saja yang ingin dilakukan oleh pejantan.

Pada lain pihakm Pak Diman ingin menangis, hatinya perih melihat wanita sebaik dr.Fifi dijebak dan diperkosa di depannya, meskipun dia tidak memungkiri bahwa ia sebenar nafsunya meninggi melihat pemandangan yang ada di depannya. Apalagi dr.Fifi terlihat ikut menikmati tanpa perlawanan sama sekali.

Tetapi bagaimanapun juga Pak Diman adalah pria normal yang memiliki hawa nafsu, tidak tahan melihat Pak Jarwo dan dr.Fifi berciuman panas Pak Diman melangkah ke kursi depan. Dengan perkahan membuka celana kain panjang dan celana dalamnya Pak Diman meraih tangan dr.Fifi. Tangan halus mulus dan putih bak pualam menyentuh penis besar hitam legam Pak Dirman membuat yang punya mengeluh inilah surga dunia yang didambakan oleh setiap pria di muka bumi ini. Pak Dirman merebahkan diri di sandaran kursi sofa.

Nikmatnya kocokan dan sentuhan dari tangan dokter cantik membuat Pak Dirman memejamkan mata dalam hatinya tangannya aja senikmat ini. Dia mebayangkan bagimana Vagina, Bibirnya dan Payudaranya. Pemandangan yang sangat erotis dan menggairahkan dua pria tua mengapit seorang Dokter muda cantik.

Dokter yang sebentar lagi akan melayani atau lebih tepatnya memuaskan dua orang pria tua di apartemen mewahnya sendiri. Padahal mereka adalah tamu yang salahsatunya dibantu oleh Fifi sendiri Setelah kedua pria ini puas akan aksi sex di ruang tamu. Mereka berdua mencoba menelanjangi sang dokter cantik. Baju Gamis Hitam dr.Fifi diturunkan, tampaklah Bra dan Celana Dalam berwarna Ungu dan berenda. Ukuran Payudara dr.Fifi ternyata lumayan besar berukuran 34C.

Tubuh halus mulus dan putih ramping tersaji di depan mereka, apalagi jilbab lebar dr.Fifi tidak mereka lepaskan hanya mereka singkap ke belakang. Mereka berdua membopong dr.Fifi masuk ke kamar dan menidurkan di ranjangnya. Sang bidadari betina kini siap dimangsa dan dinikmati hingga puas.

Karena ingin dr.Fifi lebih hot dalam berhubunan sex. Jarwo menghentiakn permainannya sejenak kemudian ia pergi ke dapur mengambil segelas air minum kemudian dia campurkan dengan obat perangsang dan madu untuk diminumkan lagi ke dokter Fifi. Kali ini mucul penolakan dari dokter Fifi bagaimanapun juga dia akan mencoba melawan sekuat tenaga kesadarannya mulai berangsur pulih.

Melihat itu, Diman langsung memberikan ide. “Jarwo, suntik aja, obatnya kan bisa dimasukin pakai suntikan.” Ucap Diman, sebagai seorang dokter,di kamar dr.Fifi terdapat suntik steril. Alat itu ditaruh pada tempat yang sejuk dan minim debu. Saat Jarwo menemukan cukup mudah karena ada diatas meja dalam Lemari kecil sebelah Laptop.

Dia kembali mengambil satu Suntikan yang masih terbungkus dan membukannya. Dia mengambil sesuatu di Tas. Itu adalah Obat Perangsang untuk disuntikan. Dia mendapatkannya dipasar gelap, untuk sebagai kondisi tak diinginkan seperti sekarang. Entah kenapa, Jarwo memasukan cairan itu, sperti seorang dokter.

Pak Jarwo kemudian menyuntikkan di lengan dr.Fifi padahal sebenarnya menyuntik haruslah menyentuh pembuluh darah tidak asal suntik tetapi memang mungkin dr.Fifi telah ditakdirkan harus menyerahkan keperwanannya kepada dua pria tua jelek ini. Suntikan obat perangsang dosis tinggi tepat di pembuluh darah di lengannya.

5 menit Dokter Fifi kembali dikuasai obat perangsang, dengan sebuah tepukan di pantatnya saja sudah dapat membuatnya mendesah. Celana dalamnya pun mulai basah padahal belum menerima sentuhan apapun.

Tanpa ragu Jarwo mendekati Dokter Fifi dan berbisik. "Dokter cantik… dokter cabul... dokter lonte.... jika ingin disodok, telanjanglah..." ucap Jarwo. Bagai perintah sang pejantan ke betinanya, tanpa sadar dr.Fifi melepas sendiri bra dan celana dalamnya. Pak Diman kemudian memiliki ide, dicekokinnya dr.Fifi madu penyubur kandungan sebanyak satu botol sedang. Botol itu entah kenapa dia bawa dan kini bisa digunakan.

“Wah, loe emang niat buntingin nih dokter,” kata Pak Jarwo saat melihat tingkah Diman.

“Iya, wo. Buat perbaiki keturunan dan hidup, gue harus buntingin nih dokter biar gue juga bisa nikahin.’ujar Diman penuh keyakinan.

“Ide loe bagus banget, Man.”puji Pak Jarwo kembali.

Setelah mencekokin dr. Fifi, mereka berdua telanjang bulat siap mengeksekusi dr.Fifi. tak tahan melihat payudara berukuran 34C yang putih dan pentilnya merah jambu dan berbentuk bulat sempurna. Mereka saling berbagi, payudara kanan milik Pak Jarwo sedangkan payudara kiri milik Pak Diman. Keduanya meraba dan meremas payudara montok milik sang dokter. Desahan demi desahan keluar dari mulut dr.Fifi.

“Hhhhhh… nikmat, terus mang”desahan dr.Fifi mendapat perlakukan yang membuat kenikmatan dari Diman.

“Enakkan bu dokter? bagaimana kalau jadi istri kita aja?”ucap Pak Dirman bertanya ia yang telah lama menaruh hati pada dr.Fifi.

“Ngak mau, Mang, nggak mau” kata dokter Fifi yang mulai melawan pikirannya yang telah dikuasai obat perangsang.

“Wah, hu dokter belum nyoba kontol kita, loe buntingin aja, Man, kalau ini dokter bunting, mau nggak mau pasti merengek minta dinikahin.”ujar mesum Pak Jarwo memberikan perkataan yang akan diamani oleh Fifi.

“Udah basah juga, tuh, memeknya, Wo, udah siap loe perawanin”kata pak Diman menimpali.

“Ntar aja, Man, kita nyusu dulu habis itu gue mau nyipi memek dokter cantik seperti apa rasanya pasti gurih beda ama bini gue dahulu”kata Pak Jarwo yang membuat dr.Fifi ketakutan, akan nasibnya akan jebolnya keperawanannya.

Sensasi yang sangat nikmat dan geli dirasakan oleh dokter Fifi ketika kedua pria tua buruk rupa menyusu ke kedua payudaranya dan mempermainkan putingnya dengan hisapan dan permainan lidah.

Seorang gadis cantik menyusui dua orang kakek sekaligus merupakan pemandangan yang sangat erotis yang sulit diterima oleh akal sehat. Namun semua tidak dirasa asing dan janggal, mungkin saja karena Flat adalah tempat pribadi atau karena ketiga sudah hanyut dalam kenikmatan persetubuhan yang berada disekitar mereka.

Sekitar 15 menit mereka menyusu ke Dokter Fifi, Tiba saat Pak Jarwo turun ke Vagina dr Vivi. Kemudian memasang Kondom setelah membuka Celananya. Penis Jarwo pun siap melakukan keinginannya. Dia membiarkan Diman terus meyusui Payudara dr. Fifi.

Pak Jarwo merentangkan Kedua Kaki dr. Fifi, hingga dan membenamkan kepalanya ke liang surga dunia milik dr.Fifi. Sungguh pemandangan yang indah, dr.Fifi selalu menjaga kebersihan organ intimnya, Vagina yang bersih tanpa bulu berwarna putih dan klitoris yang masih dapat berwarna pink yang nantinya siap diperawani oleh Pak Jarwo.

Permainan lidah dan jari Pak Jarwo membuat dr.Fifi menggelinjang tidak karuan ditambah di atas di payudaranya tangan Pak Diman meremas payudara kanannya dan mulutnya menghisap payudara sebelah kiri, mendapat serangan birahi atas bawah membuat dr.Fifi mendesah dan meneriakkan kata-kata yang seharusnya tidak terucap oleh seorang yang berhijab lebar.

“Teruss… oh… enak… “ desah Dokter Fifi.

“Oh....Oh....ah.....” desah Dokter Fifi melanjutkan desahannya.

“Maukah kau menjadi istriku bu dokter” ucap Pak Diman bertanya disela aksinya memainkan Payudara dr. Fifi.

Kini secara perlahan namun pasti, cupangan Pak Jarwo dan Pak Diman menutupi Tubuh Putih dr. Fifi.

“Mau banget Pak… saya bersedia jadi istri sah, siri atau simpanan, terserah bapak mau jadikan saya apa, saya patuh, Pak.” ucap Fifi merancau karena terhipnotis akibat permainan keduannya.

Jika dalam kondisi normal tentu dr.Fifi akan menolak dan mungkin marah jika diberi pertanyaan seperti itu tetapi dalam keadaan birahi tinggi seperti ini hati dan pikirannya sudah tidak lagi kompak dan dikuasai oleh birahinya yang tengah mendominasi pikirannya.

Dokter. Fifi tiba-tiba merasakan ada gelombang yang ada dari dalam dirinya. Rangsangan di payudara dan vagina secara bersamaan membuat orgasme pertama dr.Fifi datang.

“Akkkkkhhhhhh….” ucap dr.Fifi berteriak ketika orgasme pertamanya datang. Nafasnya tersenggal bola matanya berputar hingga yang terlihat bola mata putihnya mendominasi. Pak Jarwo dan Pak Diman menghentikan aksinya.

Memberikan kesempatan dokter Fifi beristirahat sebelum diperawani dan melayani nafsu dua orang pria tua. Pak Diman memberikan air minum yang tadi ditolak oleh dokter Fifi, minuman yang telah diberi obat perangsang dan madu penyubur diminum hingga habis karena dokter Fifi sangat kehausan. Tetapi tentunya efek obat dan madunya langsung beraksi.

Dokter Fifi kembali menggelinjang, Pak Jarwo dan pak Dirman telah minum obat kuat, Penis besar kedua pria tua sudah ereksi dengan maksimal siap menghujam liang surga kenikmatan sang dokter.

Pak Jarwo mengambil giliran dahulu memposisikan Penisnya ke Vagina Dokter Fifi. Perlahan-lahan memasukkan penisnya yang berukuran besar ke lubang Vagina Dokter Fifi yang masih sempit meskipun telah orgasme dan sudah basah. Dengan ukuran penis seperti itu tetap akan kesulitan masuk ke liang vaginanya. Rasa sakit bercampur nikmat dirasakan oleh sang dokter.

“Agghh, sakit.” teriak Dokter Fifi mendesah saat Jarwo melakukan penetrasi dalam Vaginannya.

“Sabar, dok, bentar lagi, kejebol nikmat tuh dok.” kata Pak Jarwo membujuk Fifi yang sudah penuh nafsu.


“Hhhhh… hentikannnn…sakit….”teriak Dokter Fifi lagi ketika Pak Jarwo mencoba memasukkan penisnya lebih dalam. Usaha menjebol keperawanan sang dokter ternyata nggak semudah yang Pak Jarwo bayangkan tetapi disinilah tantangannya dan juga kenikmatannya. Desahan dan teriakan dokter Fifi yang terdengar tetap tidak diindahkan.

Semua demi kenikmatan, untuk Dokter Fifi Pak Jarwo sudah bersiap-siap mencoblos vagina dr.Fifi dengan maksimal. Jarwo pun memompa Vagina Dokter Fifi, dimana Pak Diman kini lelaki itu bertugas untuk merekam. Dimana Dokter Fifi kini hanya meracau karena Vagina dimasuki Pak Jarwo.

Kepala penis Pak Jarwo sudah siap merobek selaput dara sang dokter. Dengan hentakan, Jarwo memompaPenisnya menembus Selaput Dara yang menjadi pertahanan akhir.
“Jlebbs...” Penis itu masuk dan menembus Selaput Dara Fifi.

”Tidaakk!!” teriak dr.Fifi dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata dr.Fifi mengalir dari kedua matanya karena dalam hatinya dia sudah kehilangan keperawanan tanpa ada perlawanan. Dengan sekali hentakan. ”UUgghh...sempithh…” celoteh Pak Jarwo sambil menekan penisnya ke dalam vagina dr.Fifi yang sangat kuat menjepit Penis Pak Jarwo karena vagina dr. Fifi masih sempit dan rapat.

Selamat tinggal keperawanan dan selamat datang surga nafsu birahi. dr. Fifi merasakan ada yang robek di dalam vaginanya. Saat itu selaput daranyapun robek dan resmi dr.Fifi kehilangan keperawanan.

“Kita main pelan aja bu dokter.” kata Pak Jarwo sambil tertawa. Pak Jarwo kemudian mulai menggenjot secara perlahan agar dr.Fifi beradapatasi dengan ukuran penis pak Jarwo yang lumayan besar. Penis Pak Jarwo maju-mundur di dalam vagina dokter cantik.

Sensasi kenikmatan benar-benar terasa bagi pria tua itu, sesekali sambil menggenjot Dokter Fifi, Pak Jarwo juga melumat payudara dan bibir sang dokter. Desahan karena rasa sakit kini berganti desahan kenikmatan.

“Aahhhhh… ahhhh….”suara desahan dr.Fifi yang kenikmati Pak Jarwo menyetubuhinya.


“Bagaimana enakkan…. dientot bu dokter?” kata Pak Jarwo bertanya pada Fifi.

“Enak banget Pak….ahhh...Ter....uss… genjot saya…ah…ah....entot saya...” ucap dr.Fifi masih mendesah mulai tidak karuan karena pengaruh kenikmatan dan birahi tubuhnya.

Sering waktu, tempo sodokan Pak Jarwo makin dipercepat menyebabkan suara desahan dr. Fifi membahana di seluruh ruangan kamar pribadinya. Setelah sekitar 20 menit, Jarwo menggenjot dr. Fifi.

"Arrgggrkkhhhh....nikmat...terussssss....enakkk...." desahan dr.Fifi makin membahana membuat syahdu persetubuhan. Saat itu, Pak Jarwo meminta Pak Diman menaruh Kamera diatas Meja sebelah Sofa. Kemudian mengajak Diman ikut serta.

“Man, boolnya nganggur, nih, jebol saja...”ucap Jarwo memberikan tawaran menarik langsung disambut dengan senang hati oleh Pak Diman. Pak Jarwo segera mengganti posisi genjotnya dengan mimiringkan Tubuh dr.Fifi.

Pak Diman segera mengambil posisi dibelakang bokong semok bulat sempurna dokter Fifi, lalu membuka Celana dan Telanjang. Dengan sedikit treatmen agar lubang sempit bokong sang dokter dapat dengan mudah dianal. Tidak lama, Fifi merasakan ada sesuatu yang ingin menyodok lubang bokongnya. dr. Fifi agak panik, bayangan kesakitan melanda perasaannya.

"Pak.... jangan di situ.... arkkkkhhhh" ujar dr.Fifi, namun permintaan itu tidak digubris oleh Pak Diman. Sekali dorongan kini kepala penis Pak Diman menancap di lubang pantat dokter cantik. "arkkhhhhh.... arkhhhh...." desahan dr.Fifi ketika dua lubangnya diperawani dan disodok oleh dua orang kakek tua buruk rupa.

"arrggghhhhh.... ohhhhhh....." ucap dr.Fifi mendesah lagi makin menggema dan suara desahannya makin keras, kini dr.Fifi berada di tengah dua pria tua yang sudah sangat sange terhadapnya. Digenjot depan belakang memberikan sensasi penuh kenikmatan, tidak dapat dipungkiri sensasi nikmat genjotan itu membuat tidak dapat berpikir.

Kedua pria ini memberikan rasa nikmat yang membuat ketagihan ditambah kepasrahannya, menanamkan doktrin pada dirinya sebagai betina hanya bisa pasrah terhadap penis dari sang pejantan dan seorang betina harus patuh diapakan saja oleh pejantannya.

Sungguh ironis balasan dari kebaikan dan kedermawanan dr.Fifi dibalas dengan diperawaninya dua lubang di tubuhnya. Kali ini posisi berganti Pak Jarwo ingin menggenjot dr.Fifi dengan Gaya Doggystyle, memposisikan sang dokter menungging, di depan wajah dr.Fifi juga penis Pak Diman siap masuk dan minta dioral bersamaan dengan digenjotnya vagina dr.Fifi dari belakang. Desahan kali ini tertutup oleh Penis Pak Dirman yang berada di dalam mulutnya, baru kali ini pak Dirman merasakan penisnya dioral oleh seorang dokter cantik.

Sekitar 20 menitan di posisi ini dan beberapa kali orgasme yang dr.Fifi rasakan, pak Jarwo staminanya kedodoran. Mendadak klimaks, pak Jarwo segera mencabut Penisnya kemudian menarik kondom dan menyemprotkannya ke bokong dan punggung dr.Fifi. Sperma yang cukup banyak mengingat telah lama tidak dikeluarkan.

“Payah loe, Wo, gue aja belum keluar, nih.” ledek Pak Diman pada Pak Jarwo yang sudah klimaks dalam persetubuhan ini.

Pak Jarwo hanya tersenyum, dan berkata. “Loe aja terusin, Man. Nanti gue bisa perawanin dokter lain di rumah sakit.” ucap Jarwo sambil meminum Air Minum dari Kulkas kemudian berbicara. “Loe bawa dulu lah ke kamar mandi dokter Fifi biar bisa lanjutin lagi, katanya mau loe buntingin tuh dokter perek?” kata Pak Jarwo merasa tidak membutuhkan lagi karena sudah mengambil Perawan dari Fifi.

“Okay, sesuai perjanjian.” ucap Diman kemudian bersiap untuk membersihkan Fifi untuk kembali menyetubuhinya.
Sesaat setelah itu pak Diman membopong tubuh dr.Fifi ke kamar mandi. Pak Jarwo kemudian membersihkan diri di kamar mandi yang lain. Setelah membersihkan diri dan berpakaian. Pak Jarwo mengecek rekaman dari Diman yang hasil sangat bagus.

Sambil tersenyum bahwa rencananya telah berhasil dari kamar pribadi sang dokter suara desahan kembali membahana. Pak Diman kali ini menggenjot vagina sang dokter. Genjotannya makin kencang berbagai posisi telah Pak Diman coba, berbagai posisi sex dicoba untuk memuaskan dr.Fifi. Tidak terasa, 2 jam berlalu; kala itu Pak Jarwo sudah pulang.

Flat meninggalkan 2 insan sedang bersetubuh dengan penuh kenikmatan. Merasa sudah klimaks Pak Diman mempercepat tempo pompaan pada Vagina dr. Fifi. Vagina dr. Fifi terasa sekali menekan ke urat dan syaraf Penis Diman.

Sedangkan Fifi merasa jauh lebih dimanjakan, dia merasa Diman sangat ahli dibandingkan Jarwo yang mengandalkan momennya terbius obat dan madu. Diman terus memancing kenikmatan dan membuat oleh memek dr fifi yg sedang mendesah-desah kenikmatan disetubuhi tukang parkir.

"Ohhh....phaakkh….ohhh...." desahan Fifi memanggil Pak Diman dalam kenikmatannya.

"Ooh.....ya....ohBu Dokter, Pak Diman apanya Bu Dokter?" ujar Pak Diman bertanya.

"OOuughhh...iyaaahh... Bapak Suami saya Pak....akhh..." kata dr.Fifi

"Ohhh…jadi bolehkan saya buntingin ya dok…kontol saya udah ga kuat. Eenghhhmmm..." kata Pak Diman menahan semburan Spermanya untuk meminta kesediaan dr. Fifi.


"Ohh...iyaahh…terserah...h...bapaak…ah...ah...saya sebagai istri terima saja." ucap Fifi menegaskan bahwa dia sudah menganggap Diman adalah suaminya.

Diman yang mendengarnya bersemangat pun Memompa Penisnya dalam-dalam hingga mencium mulut Rahim Fifi sambil memeluk erat betina yang dibuahinya.

"Terima pejuhku sayang! Hamil kamu istriku....aaakkhh!!" ujar Pak Diman sambil mendesah dan penuh harap.

Paham dengan pejantan yang akan menyemprotkan benih, refleks Fifi membalas pelukan Diman kemudian melingkarkan kedua kakinya dipinggang Diman degan erat.


"Arrgggh….ah...ah....iyaaahh…Fifi terima paaaaakk!! Sirami Spermq...bapaak...bikin Fifi hamil... arrggghhhhh!" ucap Fifi mendesah sambil meminta.


Kedua orang itu mendelik keatas atas kenikmatan itu.

“Croott…Crroooott... Crrootttt...” Sperma Diman menderas masuk dalam Rahim Fifi.


Sejurus kemudian, “Sseerrrr...Srrrrhhh...Serrrr...”

Vagina Fifi juga memuncratkan cairan nikmatnya, sementara diman menyemprotkan pejuh suburnya mengisi penuh Rahim Fifi.


"Ohh... hangat pejuh bapaaak... makasih suamiku." Ucap dr. Fifi bisik lirih sang dokter yang sel telurnya kini sedang dibuahi Sperma Pak Diman si tukang parkir. Penantian panjang Diman hingga akhirnya menumpahkan semua benihnya ke dalam rahim dr.Fifi.

Rasa hangat terasa dari rahimnya sangat terasa oleh sang dokter cantik. Pak Diman juga tersenyum sangat puas. Keduanya tidur dalam 1 ranjang hingga Tengah Malam. Tanpa memikirkan semua yang terjadi seharusnya tidak terjadi.

Fifi bangun tengah malam, dan menyadari Vagina dan Pantat terasa nyeri, dan dirinya telanjang. Perlahan hatinya mulai sinkron dengan pikirannya.Tangisannya meledak kini dia sudah tidak perawan lagi. Kesucian yang mati-matian dia jaga untuk suaminya kelak telah direnggut oleh dua orang yang secara mereka seusia dengan kakeknya.

Terlebih mereka hanya lulus SMP, Melihat dr.Fifi tangisannya meledak ledak,.Pak Diman kemudian berinisiatif memeluk dr.Fifi ada rasa penyesalan telah mengiyakan ajakan Pak Jarwo untuk memperkosa dr.Fifi. Berbagai kata-kata dia ucapkan untuk menenangkan hati sang dokter. Usaha pak Diman kurang membuahkan hasil, dr.Fifi masih saja menangis hingga akhirnya Pak Diman menuju dapur memberikan segelas air minum. Setelah minum, dr.Fifi dapat lebih tenang.

Pak Diman membisikkan sebuah kata,”Maafkan saya Bu. Saya melakukannya karena saya mencintai Ibu Dokter.”

Fifi pun menoleh dengan marah dan kemudian berteriak mengusir Pak Diman. “Pergi dasar kurang ajar...” ucap Fifi marah. Membuat Pak Diman terkejut dan mengambil semua barang. Fifi memaki Pak Diman hingga orang itu benar-benar pergi dari Flatnya.

Padahal Pak Jarwo pulang dengan senyum mesum dan kemenangan. Nasib para dokter muda cantik dan perawan di rumah sakit dalam keadaan bahaya predator-predator tua telah mengincar tubuh dan keperawanan mereka. Siap menjadikan para dokter tersebut sebagai target pendamping hidup para pria tua dan juga menjadikan para dokter cantik sebagai benih unggul untuk memperbaiki keturunan mereka.

1 Minggu Kemudian

Pagi hari, jatah Fifi libur dan sudah 1 minggu dia melewati kejadian itu. Ruang Tamu sampai Ruangan Santai cukup sepi, padahal hari ini adalah Hari Valentine.

Fifi memang belum memiliki pacar dimata masyarakat umum. Dia mengatakan akan menikmati Valentine di Luar Kota, namun ternyata itu bukanlah kenyataan. Didalam Kamar, pun terbuka lebar.

Suara dari kamar mandi terdengar suara percikan air dan beberapa saat setelah itu terdengar suara desahan wanita dan pria yang menyatu. Apakah yang terjadi di Siang itu.Untung Gorden Fifi tertutup, tidak memperlihatkan apakah yang terjadi? Namun toh, Pintu Kamar Mandi terlentak pada posisi tidak memanjakan mata, dan orang sulit melihatnya.

Tampak Fifi sedang melakukan pelayanan dengan Pak Diman, mereka tampak penuh nafsu dan cinta dalam menikmati persetubuhan ini. Dokter Fifi tidak kembali diperkosa, keduanya berbaikan 3 hari yang lalu, dan kini kembali memadu kasih. Hari ini Fifi meminta Pak Diman tinggal di Flatnya, yang tidak disangka adalah Jilbab dr.Fifi tergeletak di depan kamar mandi.



Bersambung...
 
Terakhir diubah:
mohon maaf suhu,,, part 3 nya mana ya ??
dr extra part 2 kok langsung part 4 ??
tpi di index nya ditulis part 3
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd